Tugas Pengelolaan Limbah b3

9
TUGAS PENGELOLAAN LIMBAH B3 “IDENTIFIKASI LIMBAH B3 YANG DIHASILKAN PERUSAHAAN PT. TEKINDO ENERGI BESERTA PENGKATEGORIANNYA” DISUSUN OLEH : 1. SITTI HARIYATI (13513032) 2. INDAH PUSPITASARI (13513092) KELAS : D JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

description

berisi limbah b3 yang dihasilkan, serta kategorinya

Transcript of Tugas Pengelolaan Limbah b3

TUGAS PENGELOLAAN LIMBAH B3

“IDENTIFIKASI LIMBAH B3 YANG DIHASILKAN PERUSAHAAN PT. TEKINDO ENERGI BESERTA PENGKATEGORIANNYA”

DISUSUN OLEH :

1. SITTI HARIYATI (13513032)2. INDAH PUSPITASARI (13513092)

KELAS : D

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2015/2016

PENGIDENTIFIKASIAN PERUSAHAAN BESERTA JENIS LIMBAH YANG DIHASILKAN SERTA PENGKATEGORIAN LIMBAH B3

1. Profil Perusahaan

LOGO PERUSAHAAN

PT. Tekindo energi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang

pertambangan nikel berkedudukan di Jakarta dan melakukan kegiatan

pertambangan nikel di wilayah Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi

Maluku Utara.

Perusahaan ini melakukan kegiatan eksplorasi dan penambangan nikel,

kegiatan eksplorasi dimulai pada tahun 2006 dan pada tahun 2010

kegiatan ekploitasi dimulai. Luas blok penambangan PT Tekindo Energi

yaitu 4000 Ha. Secara administrasi lokasi kegiatan pertambangan bijih

nikel oleh PT. Tekindo Energi berlokasi di Desa Lelilef Waibulen,

Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi

Maluku Utara. Letak geografis lokasi ini berada pada titik koordinat terluar

yaitu 127°56 ‘00” BT serta 0°33’ ’30.0” LU - 0°36 ’24.4” LU yang

menempati lahan masing-masing blok 2000 Ha.

Kegiatan penambangan bijih nikel PT. Tekindo Energi Kabupaten

Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara bertujuan untuk memenuhi

permintaan bijih nikel di pasar dunia yang meningkat sebesar 16 % pada

tahun 2007 dibandingkan permintaan pada tahun 2006. Permintaan nikel

akan terus meningkat pada tahun – tahun mendatang. Disisi lain, pasokan

nikel di pasar dunia hanya meningkat 5% pada tahun 2006 karena

hambatan produksi pada beberapa produsen utama bijih nikel.

Manfaat dari kegiatan penambangan bijih nikel di PT. Tekindo Energi

Kecamatan Weda Tengah Kabupaten Halmahera Tengah adalah:

1. Mengeksploitasi bijih nikel yang ada di Kabupaten Halmahera

Tengah yang termuat dalam izin kuasa pertambangan PT. Tekindo

Energi

2. Memenuhi permintaan bijih nikel dunia yang saat ini mengalami

defisit sebesar 30.000 ton per tahun

3. Meningkatkan penerimaan devisa negara utamanya Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Halmahera Tengah dari sektor pertambangan

4. Memberikan kontribusi yang lebih besar kepada negara dan

khususnya daerah Halmahera Tengah melalui peningkatan ekspor,

pajak, serta royalti

5. Memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pengembangan

wilayah dan ekonomi daerah.

Tahap Penambangan

Tahapan operasional penambangan bijih nikel PT. Tekindo Energi

dibagi menjadi 8 kegiatan, yaitu : (1) rekrutmen tenaga kerja, (2) kegiatan

pembersihan lahan, (3) kegiatan pengupasan overburden, (4) kegiatan

penggalian bijih nikel, (5) kegiatan pemuatan dan pengangkutan, (6)

kegiatan penyaringan (grizzly), (7) kegiatan penumpukan (stock pile), dan

(8) kegiatan pengapalan bijih nikel.

2. Jenis Limbah B3 yang dihasilkan PT. TEKINDO ENERGI

Dalam hal ini limbah B3 PT. Tekindo Energi adalah limbah yang berasal sebagian

besar bersumber dari kegiatan perbengkelan, antara lain oli bekas, aki bekas, oil filter, fuel

filter, kemasan bekas B3 (drum), yang memerlukan perlakuan khusus.

a. Oli Bekas

Volume limbah B3 oli bekas yang dihasilkan mencapai 1350

liter/bulan dan ditempatkan dalam tangki berkapasitas 16.000

Liter pada TPS (Tempat Penyimpanan Sementara). Pada saat

pengamatan di lokasi, tangki yang disediakan belum digunakan

dengan alasan baru selesai dibangun fasilitasnya sehingga butuh

persiapan yang lebih untuk pengoperasiannya. Sebelum tangki

penyimpanan sementara beroperasi, PT Tekindo Energi

memanfaatkan drum berkapasitas 200 L untuk menampung oli

bekas yang dihasilkan.

b. Aki/Baterai Bekas

Limbah B3 aki bekas yang dihasilkan di tempat dan disimpan

dalam rak bersusun pada TPS aki bekas. Namun tindakan

pengelolaan tersebut masih belum beroperasi penuh. Sebelum

ditempatkan pada TPS, PT Tekindo Energi memanfaatkan drum

untuk menampung aki bekas. Sebelum ditempatkan dalam TPS

aki bekas, PT. Tekindo Energi mengggunakan ruangan dalam

bengkel untuk menampung aki bekas, hal ini sangat berbahaya

karena sifat aki bekas yang korosif dan reaktif sehingga

membutuhkan penanganan khusus.

c. Filter Bekas

Limbah B3 filter bekas yang dihasilkan ditempatkan dan

disimpan dalam boks/kontainer pada TPS filter bekas.

d. Drum bekas B3

Drum bekas limbah oli bekas tidak berkondisi baik seperti bocor,

berkarat atau rusak dibiarkan tanpa ada penanganan khusus.

Kegiatan perbengkelan yang

menghasilkan limbah B3

Aki bekas yang dihasilkan dari kegiatan

perbengkelan

Drum limbah oli bekas

Ceceran oli bekas yang berasal dari

potongan drum kecil

3. Inventarisasi dan Identifikasi Sumber Limbah B3 PT.

TEKINDO ENERGI

Berdasarkan sasaran mutu lingkungan PT. Tekindo Energi produksi limbah B3 dapat

dikategorikan berdasarkan sumbernya sebagai limbah yang berasal dari sumber tidak

spesifik.

Sumber tidak spesifik adalah limbah B3 yang pada umumnya berasal bukan dari

proses utamanya. Dalam hal ini limbah B3 PT. Tekindo Energi bersumber dari kegiatan

perbengkelan, antara lain oli bekas, aki bekas, oil filter, fuel filter, kemasan bekas B3 (drum),

dan ban bekas yang memerlukan perlakuan khusus.

Konsep Pengelolaan limbah B3 yang dilaksanakan di PT. Tekindo Energi adalah

belum menggunakan konsep Cradle to Grave (pemusnahan atau landfill sebagai jalan akhir

dari siklus dari produksi atau limbah), melainkan dikelola dengan cara menyimpan sementara

limbah B3 yang dihasilkan di tempat yang telah disediakan dan dijual ke pihak ke – 3.

Berdasarkan karakteristiknya, limbah B3 yang dihasilkan oleh PT. Tekindo Energi

terbagi menjadi:

1. Mudah terbakar Oli bekas termasuk dalam limbah B3 yang mudah terbakar sehingga bila tidak

ditangani pengelolaan dan pembuangannya akan membahayakan kesehatan mausia dan lingkungan sekitar.Limbah ini berbahaya apabila terjadi kontak dengan buangan (gas) yang panas dari kendaraan, rokok atau sumber api lain karena dapat menimbulkan kebakaran yang tidak terkendalikan baik didalam kendaraan pengangkut maupun dilokasi penanaman limbah (landfill). Limbah mudah menyala/terbakar ini didefinisikan sebagai: Limbah yang apabila didekatkan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah

menyala/terbakar dan apabila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu yang lama

Filter oli bekas juga termaksud dalam kategori limbah yang mudah terbakar

2. Limbah B3 bersifat korosif Cairan asam H2SO4 yang dihasilkan dari baterai bekas/aki bekas masuk dalam

katergori limbah B3 yang bersifat korosif karena punya karakteristik Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam. 

Drum bekas yang digunakan untuk pewadahan limbah oli bekas kondisinya sudah tua dan berkarat dapat menimbulkan korosif.

3. Limbah B3 beracun

Oli bekas yang tidak ditampung dengan benar, selain mudah terbakar tentu saja jika dibiarkan begitu saja dapat mencemari lingkungan dan mengurangi unsur hara dalam tanah.

aki bekas menghasilkan limbah cair yang beracun, karena menggunakan H2SO4 sebagai cairan elektrolit. 

Penanganan limbah B3 yang ada di PT. Tekindo Energi menganut pada peraturan

nasional di Indonesia yang telah diatur oleh Kementrian Lingkungan Hidup melalui

kebijakan yang tertuang pada Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang Perubahan

atas Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya

dan Beracun. Serta Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan

Berbahaya dan Beracun sebab kegiatan pertambangan ini berpotensi menghasilkan limbah

yang tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun (B3) sehingga melakukan

pengangkutan, penyimpanan dan pemanfaatan bahan-bahan yang tergolong sebagai bahan

berbahaya dan beracun (B3) dan penanganannya perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan

yang tercantum dalam peraturan ini.