Tugas Pendahuluan 2

4
Nama : Wilda Sholihaturrabiah NPM / Kelompok : 260110130159/ 5 Hari, waktu praktikum : Selasa, 10.00 -13.00 WIB. TUGAS PENDAHULUAN PERCOBAAN II Pertanyaan 1. Apa perbedaan obat analgetika narkotika dan analgetika nonnarkotika ? Jawab : Analgetika narkotik Merupaka kelompok obat yang memiliki sifat seperti opium. Digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri sedang sampai hebat. Tempat kerja hingga di system saraf pusat (daerah otak). Bila dosisnya tidak tepat dapat menyebabkan ketergantungan. Analgetika non narkotika Berasal dari golongan anti inflamasi non steroid (AINS). Menghilangkan rasa nyeri ringan hingga sedang Tempat kerja obat di bagian perifer (penghambat prostagladin). Ada yang bersifat hepatotoksik maupun nefrotoksik. (Gunawan, 2007)

description

tugas

Transcript of Tugas Pendahuluan 2

Nama: Wilda Sholihaturrabiah

NPM / Kelompok: 260110130159/ 5

Hari, waktu praktikum: Selasa, 10.00 -13.00 WIB.

TUGAS PENDAHULUAN PERCOBAAN II

Pertanyaan

1. Apa perbedaan obat analgetika narkotika dan analgetika nonnarkotika ?

Jawab :

Analgetika narkotik

Merupaka kelompok obat yang memiliki sifat seperti opium.

Digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri sedang sampai hebat.

Tempat kerja hingga di system saraf pusat (daerah otak).

Bila dosisnya tidak tepat dapat menyebabkan ketergantungan.

Analgetika non narkotika

Berasal dari golongan anti inflamasi non steroid (AINS).

Menghilangkan rasa nyeri ringan hingga sedang

Tempat kerja obat di bagian perifer (penghambat prostagladin).

Ada yang bersifat hepatotoksik maupun nefrotoksik.

(Gunawan, 2007)

0. Bagaimana mekanisme kerja obat analgetika nonnarkotika ?

Jawab :

Mekanisme kerja analgesik non narkotika adalah menghambat biosintesis prostaglandin dengan penghambatan terhadap kerja enzim siklooksigenase. Prostaglandin berfungsi sebagai penghantar sensasi nyeri dan juga faktor proteksi pada keseimbangan sekresi saluran cerna. Kemajuan penelitian dalam dasawarsa terakhir memberikan banyak penjelasan mengapa kelompok heterogen tersebut memiliki kesamaan efek terapi dan efek samping. Ternyata sebagian besar efek yang ditimbulkan berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin (PG). Golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu. Karena adanya penghambatan sintesis prostaglandin sebagai penghantar rasa nyeri, biasanya diikuti dengan adanya efek samping seperti tukak lambung (ulcus pepticum). Prostaglandin dalam keadaan normal dalam tubuh berfungsi sebagai faktor proteksi bersama asam lambung. Jika prostaglandin dihambat maka akan terjadi ketidakseimbangan pada saluran gastrointestinal yang menyebabkan sekresi asam lambung meningkat dan terjadilah tukak lambung (Mutchler, 1991).

0. Bagaimana mekanisme kerja obat analgetika-antipiretika dalam menurunkan suhu tubuh?

Jawab :

Mekanisme antipiretik yaitudengan cara menekan efek zat pirogen endogen dengan menghambat prostaglandin. Dimana peningkatan suhu tubuh pada keadaan patologik diawali dengan pelepasan suatu zat pirogen endogen atau sitokin yang memacu pelepasan prostaglandin yang berlebihan di daerah hipotalamus. Yang mana alat pengatur suhu tubuh adalah hipotalamus. Sehingga dengan ditekannya produksi prostaglandin, maka suhu tubuh bisa kembali turun menjadi normal (Gunawan, 2007).

0. Terangkan mengapa asam asetat dapat menginduksi rasa nyeri (geliat) ?

Jawab :

Asam asetat dapat menginduksi rasa nyeri karena pemberian asam lemah pada jaringan akan menimbulkan iritasi (merusak jaringan) sehingga memicu keluarnya atau terlepasnya mediator-mediator nyeri seperti bradikinin, prostaglandin dari jaringan yang rusak, sehingga merangsang reseptor nyeri di ujung-ujung saraf perifer yang selanjutnya diteruskan ke pusat nyeri di korteks serebi oleh saraf sensoris melalui sumsum tulang belakang dan thalamus yang pada akhhirnya menghasilkan rasa nyeri pada daerah jaringan yang rusak tersebut (Diphalma, 1989).

Daftar Pustaka

Diphalma, J.R., Digregorio, G.J. 1986. Basic Pharmacology in Medicine 3th edition. New York : Megraw-hill Publishing Company.

Gunawan, Gan Sulistia., dkk. 2007 Farmakologi dan terapi edisi 5. Jakarta : Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.

Mutchler, Ernst. 1991. Dinamika Obat. Bandung: Penerbit ITB.