Tugas Pak War
-
Upload
utami-wijaya -
Category
Documents
-
view
9 -
download
1
description
Transcript of Tugas Pak War
Nama: Utami Wijaya
NPM: 1114111056
Bagaimana Peran Manajemen Kesehatan Ikan dalam kegiatan budidaya di bidang
perikanan dalam upaya untuk meningkatkan Produksi budidaya?
Jawab:
Manajemen kesehatan ikan merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk
mencegah dan mengantisipasi serangan penyakit pada ikan. Manajemen ikan
sangat berkaitan dalam kegiatan budidaya di bidang perikanan dan akan
mempengaruhi produksi budidaya. Dimana proses manajemen kesehatan dalam
budidaya adalah menjaga kesehatan ikan yang dibudidayakan sehingga ikan yang
dibudidayakan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta mengurangi
kerugian yang besar dalam budidaya. Penyakit pada ikan terjadi karena adanya
interaksi antara lingkungan, patogen dan inang (ikan) sehingga pada tahapan
budidaya seperti pemilihan lokasi budidaya, pemilihan ikan budidaya, budidaya
dan pemanenan perlu adanya perhatian khusus agar produksi budidaya yang
diperoleh tinggi. Melalui manajemen kesehatan ikan dilakukannya pemantauan
terhadap lingkungan, populasi ikan budidaya serta patogen pada budidaya. Dapat
dicontohkan apabila suatu kolam memiliki padat tebar yang melebihi kapasitas
kolam maka ikan yang dibudidayakan akan mudah setres. Selain itu, dari kasus
tersebut penyebaran patogen akan lebih cepat karena adanya transisi baik secara
langsung maupun tidak langsung antar ikan yang dibudidayakan dalam kolam
tersebut. Contoh kasus lain yaitu pada air yang digunakan untuk budidaya
mengandung patogen seperti larva Copepoda, Saprolegnis sp., Pseudomonas sp., dan
Vibrio sp. sehingga mempermudah ikan untuk terjangkit penyakit.
Kualitas ikan yang akan dibudidayakan sangat penting diperhatikan dimana
ketahanan ikan akan penyakit dapat diketahui. Ikan yang akan dibudidayakan
sebaiknya telah disertifikasi dengan kategori SPR (Specific Patoghen Resistent)
ataupun SPF (Specific Pathogen Free). Patogen memiliki interaksi terhadap inang
yang dapat terlihat dengan adanya patogen pada lingkungan maupun dalam tubuh
inang. Serangan patogen sangat memungkinkan apabila kondisi baik inang
maupun lingkungan buruk. Perubahan lingkungan yang terjadi akibat cuaca, daya
dukung lingkungan serta pencemaran sehingga menyebabkan menurunnya
kualitas air dapat menjadi pembatas keberhasilan produksi budidaya ikan
dikarenakan peluang serangan patogen yang tinggi. Sedangkan apabila kondisi
inang yang dibudidayakan sedang dalam kondisi kesehatan yang buruk maka
inang akan mudah terserang patogen.
Pengobatan dilakukan apabila inang telah terserang penyakit. Tetapi saat ini
penggunaan bahan kimia sebagai obat-obatan ditentang akibat kemungkinan
residu yang ditinggalkan sehingga dapat dimungkinkan akan membahayakan
konsumen. Melalui manajemen kesehatan ikan diharapkan dapat dilakukan
pencegahan sehingga dapat menghindari penggunaan bahan kimia sebagai obat.
Salah satu sistem budidaya yang dapat diterapkan adalah sistem budidaya dengan
menerapkan sistem biosecurity dimana dalam lingkungan budidaya dijaga
kesterilannya dengan mencegah kontaminasi dari organisme asing.
Nama: Utami Wijaya
NPM: 1114111056
Buat rangkuman perkembangan tentang aplikasi rekayasa teknologi dalam
kegiatan budidaya di bidang perikanan dalam upaya untuk meningkatkan
Produksi budidaya!
Jawab:
Penerapan aplikasi rekayasa teknologi dalam kegiatan budidaya perikanan
semakin berkembang sampai saat ini. Pengaplikasian rekayasa teknologi bertujuan
agar budidaya semakin lebih baik sehingga hasil produksi budidaya meningkat
sehingga dapat memenuhi kebutuhan yang meningkat. Selain itu, pengaplikasian
ini juga mengikuti perkembangan teknologi yang ada serta mencoba memecahkan
masalah yang timbul pada saat ini. Contohnya keterbatasan lahan, keterbatasan
sumberdaya air bersih, penyakit serta penanganan limbah.
Dalam budidaya, lahan sangat diperlukan untuk menentukan berapa banyak ikan
yang akan yang dibudidayakan. Saat ini akibat pertambahan jumlah penduduk
yang semakin meningkat mengakibatkan ketersediaan lahan yang semakin sedikit.
Selain itu, daya dukung lahan yang semakin menurun membuat lahan semakin
sedikit yang dapat digunakan untuk kegiatan budidaya. Dengan mengikuti
perkembangan teknologi yang ada saat ini, lahan sempit yang ada seperti atap
apartemen dapat dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya. Contoh rekayasa
teknologi dalam budidaya yang memanfaatkan lahan sempit adalah akuaponik.
Dalam sistem budidaya akuaponik, pada suatu lahan sempit dengan
menggabungkan antara akuakultur dan hidroponik. Pada sistem ini limbah
budidaya yang biasanya dibuang, dimanfaatkan kembali untuk nutrisi tumbuhan
sehingga hasil yang diperoleh bukan hanya hasil budidaya perikanan tetapi juga
hasil pertanian. Selain itu, sistem ini tidak terlalu membutuhkan air yang terlalu
banyak.
Berikut beberapa contoh rekayasa teknologi yang diterapkan di BBAP Situbondo
dalam budidaya udang:
a. Rekayasa aplikasi imunostimulan dan probiotik untuk budidaya udang.
Air baku yang akan digunakan sebagai media pemeliharaan udang di
tambak banyak terkontaminasi oleh patogen. Dan pengaruh buruk dari
hasil proses pembusukan dari kotoran (bahan organik) juga akan
berdampak pada kesehatan udang. Namun pengaruh buruk itu dapat
diantisipasi dengan penggunaan probiotik secara tepat baik jenis maupun
aplikasinya. Namun demikian faktor lain yang juga berpengaruh terhadap
kesehatan udang adalah kondisi cuaca yang bisa mempengaruhi kualitas air
dan bisa menyebabkan udang stress dan terganggu kesehatannya. Untuk itu
dilakukan percobaan untuk mendapatkan teknik yang efektif untuk
menanggulangi udang yang stress pada masa perubahan musim atau masa
kritis. Hasil perekayasaan menunjukkan bahwa aplikasi pemberian
imunostimulan seperti vitamin C dosis tinggi 150 mg/kg pakan dan ekstrak
bawang putih sebanyak 5%/kg pakan serta pemberian probiotik 5 - 10 ppm
secara rutin dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah udang
stress dalam masa kritis dalam menghadapi fluktuasi suhu dan parameter
kualitas air yang tinggi akibat perubahan musim.
b. Teknologi Close System pada bak raceway untuk pemeliharaan calon induk
udang vaname Nusantara-1.
Sistem resirkulasi tertutup memiliki beberapa manfaat antara lain:
biosekuriti dan mengurangi resiko kontaminasi air dari penyakit dan
organisme pembawa penyakit dan kestabilan kualitas air lebih terjaga.
Sistem ini sangat bergantung kepada penggunaan probiotik untuk
mempertahankan kestabilan parameter kualitas airnya. Probiotik
diharapkan bisa menekan pertumbuhan bakteri baik dari lingkungan
maupun dalam saluran pencernaan yang akan membantu dalam proses
pencernaan dan penyerapan dalam usus sehingga diharapkan semua nutrisi
bisa terserap dan akan mempercepat pertumbuhan.
c. Pemeliharaan calon induk dilakukan pada bak raceway (volume 60 m3)
dimana pergantian airnya dilakukan dengan cara mengalirkan air buangan
dari bak pemeliharaan ke sump tank 1. Selanjutnya dari sump tank 1 air
dilewatkan melalui protein skimmer kemudian melalui biofilter masuk ke
sump tank 2 dan kemudian dipompa masuk ke bak pemeliharaan. Air media
pemeliharaan sebelumnya disterilisasikan dengan menggunaan ozon.
Pemberian probiotik dilakukan setiap minggu atau apabila kepadatan
bakteri vibryo di bak pemeliharaan telah melebihi 102 cfu/ml. Dari hasil
pemeliharaan calon induk diperoleh calon induk dengan berat 40-45 gram.
Kelulusan hidup calon induk adalah 95 - 100 % dengan laju pertumbuhan
(ADG) sebesar 0.16 g/hr dan FCR 1.5-2.00 selama 6 bulan. Kualitas air (DO,
suhu, salinitas, pH, alkalinitas, TOM, ammonia) selama masa pemeliharaan
calon induk adalah : 4.8-6.8, 30-31ºC, 25-28 ppt, 6.8-7, 82-100 mg/l, 96.06-
166.85 mg/l, 0.0015-0.0147 mg/l. Jumlah bakteri (TBC : 5x103-9x104 dan
VBC : 1.0x101-3.6x102), tidak dijumpai adanya serangan penyakit baik
penyakit bakterial maupun viral (TSV, WSSV, IMNV dan IHHNV). Calon
induk inilah yang nantinya siap untuk didistribusikan ke masyarakat di
daerah minapolitan di Indonesia.
d. Ikan nila sebagi penstabil kualitas air, menekan Vibrio harveyi dan
menurunkan bahan organik terlarut.
Pengelolaan air pada prinsipnya adalah usaha manusia untuk
mempertahankan atau meningkatkan daya dukung lingkungan agar udang
yang dipelihara dapat tumbuh maksimal dengan energi dan input nutrisi
yang minimal. Udang yang dipelihara dalam tambak akan melepaskan
metabolitnya ke kolom air yang juga akan dicemari oleh sisa pakan yang
tidak terkonsumsi. Seluruh bahan pakan udang ini akan menimbulkan
polusi yang akhirnya dapat menghambat proses metabolisme yang
dicirikan dengan stress, pertumbuhan yang lambat, kehilangan nafsu
makan, serangan penyakit dan bahkan kematian sebagian atau kematian
masal. Udang hanya mampu menyerap sekitar 30% protein yang diberikan
dan mengekskresikan 70% sisanya, sehingga diperlukan biota lain untuk
memanfaatkan protein yang trekskresi tersebut. Tim Perekayasa BBAP
Situbondo telah berhasil mengkombinasikan ikan nila untuk dipelihara di
tambak pembesaran udang vanname. Pemilihan ikan nila sebagai biota
pendamping untuk budidaya udang vaname karena nila sebagai ikan
omnivora diharapkan bisa memanfaatkan sisa pakan dan hasil matabolit
udang sehingga bisa mengurangi unsur N yang terakumulasi dalam
perairan. Keuntungan lain, ikan nila memproduksi lendir (mucus), karena
dalam mucus ikan nila terdapat glicoprotein, lizozum, immunoglubolin,
anhydrase carbonat, lectins, crinotoxins, kalmodulin, C-reaktif protein dan
enzim proteolitic yang mampu menekan populasi Vibrio harveyi yang
membahayakan udang dan menurunkan total organik matter (TOM)
sehingga parameter kualitas air menjadi stabil. Hasil akhir pengamatan
didapatkan bahwa rata-rata SR di tambak yang diberi ikan nila adalah rata
90 + 3 %, size 40 - 45 selama pemelihraan 110 hari. (sumber:
bbapsitubondo.com, 2011).
Rekayasa teknologi diaplikasikan diterapkan untuk mengatasi masalah yang
muncul dalam budidaya perikanan, baik masalah penyakit, kebutuhan modal,
lahan serta pemanfaatan sumberdaya sehingga dapat mendukung budidaya
perikanan yang dilakukan. Dengan begitu hasil produksi budidaya akan meningkat
dan dapat memenuhi permintaan pasar baik secara kualitas maupun kuantitas.