Tugas Pak Anang New

17
Tugas Mata Kuliah Layanan Klinik Tanaman IDENTIFIKASI GEJALA DEFISIENSI UNSUR HARA K (KALIUM) PADA TANAMAN TEMBAKAU Tanaman Perkebunan Oleh: Devy Cristiana (121510501020)

Transcript of Tugas Pak Anang New

Page 1: Tugas Pak Anang New

Tugas Mata Kuliah Layanan Klinik Tanaman

IDENTIFIKASI GEJALA DEFISIENSI UNSUR HARA K (KALIUM)

PADA TANAMAN TEMBAKAU

Tanaman Perkebunan

Oleh:

Devy Cristiana (121510501020)

AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: Tugas Pak Anang New

BAB 1. PENDAHULUAN

Tembakau merupakan salah satu tanaman yang telah lama dikenal oleh

masyarakat petani di Indonesia salah satunya di Jember, yang terkenal sebagai

kota tembakau. Tembakau merupakan komoditi yang dapat menjadi sumber dari

pendapatan bagi petani dan juga bagi negara. Hal tersebut dikarenakan pangsa

pasar untuk tanaman tembakau dari tahun ke tahun semakin meningkat, maka dari

itu hasil tanaman ini masih menjanjikan bagi petani tembakau. Selain itu, di sisi

lain yang menjadi pendukung untuk penanaman tembakau adalah produksi rokok

yaitu dengan meningkatnya jumlah perokok yang juga menjadi faktor peningkatan

pendapatan negara dari bea cukai rokok tersebut. Di samping itu, walaupun di

negara Indonesia banyak yang membudidayakan tembakau tetapi kebutuhan akan

tanaman tersebut belum tercukupi. Maka dari itu, timbullah suatu dorongan bagi

petani untuk budidaya tembakau agar mendapatkan produksi yang optimal dan

pendapatan yang menjanjikan.

Budidaya yang dilakukan petani tembakau tersebut sebaiknya sesuai

dengan prosedur teknik penanaman tembakau. Hal pertama yang dilakukan

sebelum melakukan penanaman tembakau yaitu melihat kondisi lahan dan juga

iklim. Jika lahan cocok untuk ditanami maka ditanamai, jika lahan sekiranya tidak

cocok berarti perlu adanya pengolahan lahan tersebut agar dapat ditanami

tembakau. Pengolahan lahan biasanya berhubungan dengan kondisi tanah akan

unsur hara. Apabila tanah tersebut sudah sering ditanami secara terus menerus

maka dapat dipastikan kalau tanah tersebut mengalami keletihan sehingga hara

pada tanah tersebut akan berkurang. Yang mana kita ketahui bahwa unsur hara

merupakan zat makanan utama bagi tanaman termasuk juga tembakau dan

diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan tanaman tersebut.

Seperti yang kita ketahui bahwa unsur hara itu terdiri dari 2 macam yaitu

unsur hara essensial dan unsur hara beneficial. Unsur hara essensial yaitu unsur

hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan fungsinya tidak dapat tergantikan oleh

unsur lain. Unsur hara ini terdiri dari unsur hara makro (N,P,K ) dan unsur hara

mikro. Sedangkan unsur hara beneficial yaitu unsur hara yang dibutuhkan

Page 3: Tugas Pak Anang New

tanaman jika perlu untuk dikonsumsi misalnya Si, Na dan Al. Pada tanaman

tembakau unsur-unsur tersebut juga dibutuhkan baik dalam jumlah yang banyak

maupun sedikit sesuai dengan kebutuhannya. Jika unsur hara tersebut diberikan

berlebihan pada tanaman tembakau maka tanaman tersebut akan mengalami

keracunan, begitupun sebaliknya jika tanaman tembakau kekurangan unsur hara

maka akan mengakibatkan terjadinya gejala defisiensi pada tanaman tersebut.

Berdasarkan unsur hara tersebut baik berlebihan maupun kekurangan, maka akan

mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tanaman

tembakau. Apalagi hal utama yang menjadi tolok ukur tanaman tembakau tersebut

adalah daunnya, sehingga mutu daun perlu diperhatikan dengan pemberian pupuk

unsur N sebagai perkembangbiakan vegetatif, unsur P sebagai perkembangbiakan

generatif sedangkan yang mempengaruhi kualitas dari tanaman tersebut adalah

dengan penambahan unsur K. Sehingga, pada makalah ini mengambil identifikasi

dari salah satu unsur hara utama yang bersifat makro yaitu berupa unsur K, karena

unsur ini memberikan pengaruh terhadap kualitas tanaman tembakau itu nantinya

terutama dalam kualitas baik rasa, warna maupun bobotnya. Berdasarkan hal

tersebut maka diulas tentang identifikasi defisiensi hara K pada tanaman

tembakau dan bagaimana pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan

tanaman tersebut.

Page 4: Tugas Pak Anang New

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tembakau merupakan salah satu tanaman yang terkenal dan banyak

diproduksi seiring meningktanya jumlah pengonsumsi rokok. Produksi dan mutu

tembakau dipengaruhi oleh banyak faktor meliputi faktor genetik, lingkungan

khususnya iklim dan tanah, serta teknik budidaya yang diterapkan untuk tanaman

tersebut. Salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap produksi

dan mutu tembakau adalah ketersediaan unsur hara, baik itu yang terkandung

dalam tanah maupun yang ditambahkan berupa pupuk. Pengaruh unsur hara

tersebut terhadap komposisi kimia daun tembakau dapat terjadi baik secara

langsung ataupun tidak. Sumber nutrisi berupa unsur hara pada tanaman tembakau

tersebut dapat diberikan melalui pemupukan kimia karena hal tersebut merupakan

salah satu faktor yang utama dan efektif untuk pertumbuhan tanaman tembakau.

Salah satu unsur hara yang dibutuhkan dalam pemupukan tanaman tembakau

adalah unsur hara K (kalium). Unsur K sangat penting dalam memperbaiki

kualitas fisik dan kimia daun tembakau. Selain itu, kalium juga mempengaruhi

warna daun, tekstur, daya bakar dan sifat higroskopis daun tembakau (Hawks dan

Collins, 1983 dan Choateu dan Fauconnier, 1998 dalam Wiroatmodjo dan

M.Najib, 1995).

Hutapea et al.,2014 di dalam penelitiannya memperoleh hasil bahwa

pemupukan dengan unsur hara dengan berbagai dosis pupuk K tidak memberikan

pengaruh yang signifikan pada bobot basah daun tembakau, seperti pada tabel

berikut:

Berdasarkan tabel tersebut maka diketahui bahwa pemberian unsur hara K tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap berat basah daun tembakau karena

pemberian pemupukan KNO3 yang tidak hanya memberikan pupuk K tetapi juga

Page 5: Tugas Pak Anang New

N. Seperti yang diungkapkan Munir et al dalam Hutapea (2014) bahwa Kalium

Nitrat (KNO3) memberikan 44 % unsur K juga menyumbang N sebesar 11 %.

Menurut “Hukum Liebig” bahwa produksi tanaman ditentukan oleh kadar N

(sangat renda) sehingga N merupakan faktor pembatas, apabila tanah dipupuk

dengan P dan K tanpa pupuk N, maka produksi tanaman tidak akna naik. Maka

dari itu, dapat diketahui bahwa kandungan kadar N dalam tanah yang digunakan

tinggi sehingga rata-rata berat basahnya tidak memberikan pengaruh yang nyata

terhadap kadar K.

Unsur hara K pada tanaman tembakau lebih memberikan pengaruh kepada

berat keringnya dibandingkan dengan berat basah, seperti pada tabel berikut

Berdasarkan tabel tersebut diketahui tentang kualitas hasil dari pemupukan N dan

K dengan berbagai perlakuan dan juga dengan berbagai parameter pengamatan.

Hal yang perlu diperhatikan pada tabel tersebut adalah pemberian pupuk K

terhadap berat kering dari tanaman tembakau. Diketahui bahwa pemupukan K

yang lebih banyak menghasilkan berat basah yang mempunyai nilai lebih tinggi

dibandingkan dengan pemupukan K yang lebih sedikit. Hal tersebut karena bobot

kering tanaman tersebut merupakan akumulasi dari karbohidrat sehingga akan

berpengaruh terhadap kadar gula yang dihasilkan. Kalium yang lebih banyak

berarti kadar gulanya juga lebih banyak dan bobot keringnya juga lebih besar

begitupun sebaliknya (Farokh et al., 2011).

Peningkatan kadar gula tersebut lebih diperjelas dengan penelitian yang

dilakukan oleh Haghighi et al. (2011) dengan pemberian unsur yang memberikan

pengaruh terhadap peningkatan presentase gula dari tanaman tembakau seperti

yang digambarkan pada grafik berikut,

Page 6: Tugas Pak Anang New

Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa presentase gula maksimum

yaitu 13,72 % dengan pemupukan Kalium 350 kg per hektar dan presentase

terendah yaitu 12,7 % dengan pemupukan Kalium 250 kg per hektar. Jadi dapat

disimpulkan bahwa presentase gula akan meningkat seiring dengan peningkatan

pemberian unsur hara Kalium. Hal tersebut karena di kondisi lingkungan alam

membutuhkan ketersediannya unsur hara Kalium, yang mana dari penambahan

kalium tersebut stomata akan membuka dan dari itu maka sejumlah

karbondioksida akan dioksidasi untuk dirubah menjadi glukosa, sehingga

terbentuklah gula.

Pada kenyataannya Kalium membantu tanaman dalam mengedarkan hasil

fotosintesis, kemudian memindahkan Nitrogen dan menggantinya menjadi

protein. Kalium ini diserap tanaman dalam bentuk K+ dan ditemukan melimpah di

sel tetapi tidak mempunyai peran yang struktural. Konsentrasi K di floem sangat

tinggi. Biasanya Ion K ini digunakan sebagai aktivator berbagai enzim khususnya

dalam proses fotosintesis dan respirasi. Konsentrasi Kalium yang lebih tinggi

terdapat pada organ yang lebih muda dan juga akar. Maka dari itu, kalium ini

memberika peran yang sangat penting bagi tanaman termasuk tembakau, jadi

apabila unsur Kalium ini rendah maka akan terjadi kekurangan unsur hara Kalium

yang menyebabkan gejala defisiensi berupa menurunkan laju fotosintesis neto dan

Page 7: Tugas Pak Anang New

translokasinya, sebaliknya meningkatkan respirasi gelap yang menyebabkan

pertumbuhan tanaman terhambat (Farrokh et al., 2012).

Tujuan

1. Untuk mengetahui dosis Kalium yang tepat pada tanaman tembakau

2. Untuk mengetahui gejala defisiensi unsur hara Kalium pada tanaman tembakau

Page 8: Tugas Pak Anang New

BAB 3. PEMBAHASAN

Kalium merupakan unsur hara essensial yang termasuk dalam golongan

hara makro. Sehingga tanaman tembakaupun juga membutuhkan unsur hara

tersebut dengan dosis yang tepat. Kalium dalam tembakau ini merupakan

penyususn utama dari abu rokok. Sehingga pemupukan K dapat meningkatkan

atau memperbaiki warna, tekstur, daya bakar, dan sifat higroskopis tembakau.

Selain itu, tanaman tembakaui ini menyerap K dalam jumlah yang lebih banyak

dibandingkan unsur hara yang lain dan ditimbunkan mulai dari fase awal

pertumbuhan. Mutu tembakau juga dapat ditingkatkan dengan penambahan unsur

hara K di atas jumlah yang dibutuhkan untuk hasil yang maksimum. Kadar kalium

yang baik pada tanaman tembakau yaitu berkisar antara 3,0-3,3 %. Rekomendasi

minimum penerapan K adalah 90 kg/ha. Namun, penelitian di NCSU

menunjukkan bahwa tingkat K dapat dikurangi hingga 75 kg/ha pada jenis tanah

tertentu tanpa mengurangi hasil dn kualitas. Sementara itu, rata-rata rekomendasi

K kurang dari yang dibutuhkan (<90%), para produsen harus menyadari bahwa K

dalam jumlah yang cukup sering dtemukan di tanah. Subsoil K dapat juga

dimanfaatkan untuk melengkapi kebutuhan nutrisi ketika kedalaman tanah liat

kurang dari 10 inci.

Kalium bergerak melewati tanah, dari pusat aplikasi pemupukan ke zona

akar, melalui difusi dan banyak kondisi yang dapat memperlambat difusi sehingga

menyebabkan terjadinya kekurangan hara K. Gejala akibat defisiensi unsur hara K

pada tanaman tembakau yaitu seperti berikut:

Pada gambar berikut terlihat gejala

kekurangan unsur hara K yaitu berupa

hilangnya warna pada daun tembakau di

bagian ujung dan tepi seperti tersobek-

sobek. Pada gambar tersebut juga diketahu

bahwa gejala defisiensi unsur hara K lebih

terlihat pada daun yang tua, hal tersebut

karena unsur hara K mudah bergerak dari

Page 9: Tugas Pak Anang New

daun-daun tua menju daun-daun yang muda. Gejala yang ditimbulkan pada daun

itu dikenal sebagai gejala klorosis di bagian ujung dan tepi daun, kemudian

menjadi coklat dan terjadi nekrosis, sehingga daun tersebut nampak tersobek-

sobek. Setelah gejala kekurangan defisiensi tersebut memuncak maka dapat

digambarkan sebagai berikut,

Pada gambar tersebut terlihat bahwa

tanaman tembakau mengalami gejala

klorosis yang sudah sangat parah. Hal itu

dilihat dari warna daun yang sebagian besar

sudah menguning bahkan ada yang telah

mengalami nekrosis. Sehingga jika

diketahui gejala defisiensi yang demikian

sudah dipastikan bahwa tanaman tembakau

tersebut sudah tidak dapat dipanen, jika

tidak segera diatasi maka gagal panen akan

menimpa petani tembakau.

Di sisi lain, gejala defisiensi juga dapat meningkatkan serangan intensitas

penyakit pada tanaman tembakau, terutama TMV. Berikut data rata-rata intensitas

serangan TMV dengan penambahan unsur hara K dengan berbagai perlakuan,

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa dengan peningkatan unsur hara

K 250 kg/ha, maka intensitas serangan TMV lebih rendah dibandingkan dengan

pemberian unsur hara K yang sedikit bahkan tanpa unsur hara K dengan intensitas

serangan yang lebih tinggi. Maka dari itu, dapat diketahui bahwa defisiensi hara

Kalium menyebabkan komponen ketahanan tanaman tembakau terganggu,

Page 10: Tugas Pak Anang New

sehingga akan memudahkan penetrasi patogen pada daun, dan kualitas tanaman

menjadi menurun (Hutapea, 2014).

Selain itu, kita ketahui bahwa unsur kalium ini sangat membantu dalam

pembentukan protein dan juga karbohidrat dalam sistem fotosintesis. Sehingga

apabila tanaman tembakau mengalami kekurangan unsur hara K maka dapat

dipastikan bahwa proses fisiologi tanaman akan terhambat. Akibatnya

pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut terganggu, sehingga tanaman

menjadi kerdil, layu dan lemah karena tidak adanya energi (karbohidrat hasil

fotosinetsis) yang dihasilkan. Maka dari itu, terjadi penurunan baik kualitas

maupun kuantitasnya dan produktivitas menurun.

Berdasarkan identifikasi gejala unsur hara K tersebut maka dapat diketahui

bahwa unsur hara K tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman tembakau dalam jumlah yang cukup banyak. Selain itu,

tanaman tembakau ini merupakan konsumen kemewahan K. Sehingga, untuk hasil

yang maksimum perlu adanya pengaplikasian secara historis terjadi pada tingkat

2-3 kali yang dibutuhkan. Agar tidak terjadi defisiensi gejala unsur hara K dan

juga mendapatkan produksi tanaman tembakau yang unggul dan berkualitas

tinggi.

Page 11: Tugas Pak Anang New

BAB 4. KESIMPULAN

Berdasarkan identifikasi gejala defisiensi unsur hara K pada tanaman

tembakau tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Kadar kalium yang baik pada tanaman tembakau yaitu berkisar antara 3,0-3,3

%. Sehingga, dosis yang direkomendasikan yaitu dengan penambahan K

kurang dari rekomendasi minimum atau < 90 kg/ha karena sudah ditambah

dengan tanah yang memiliki jumlah unsur hara K yang cukup.

2. Gejala yang ditimbulkan akibat defisiensi unsur hara K pada tembakau yaitu

terhambatnya proses fisiologis tanaman sehingga menyebabkan terjadinya

klorosis dan nekrosis. Selain itu, tanaman tembakau juga mudah terkena

serangan penyakit.

Page 12: Tugas Pak Anang New

DAFTAR PUSTAKA

A.R., Farokh, Azivoz, I., Farrokh, A., Esfahani, M., Ranjabar, C.M., dan Kavoosi, M. 2011. The Effect of Nitrogen and Pottasium Fertilizers on The Wet and Dry Weights of The Flue Cured Tobacco Components, Cultivar Coker 347. Agriscience, 1(5): 275-282.

Farrokh, A.R., Ibrahim, A., Atoosa, F., Masoud, E., Mehdi, R.C., dan Masoud, K. 2012. Effect of Nitrogen and Potassium Fertilizer on Yield, Quality and Some Quantitative Parameters of Flue-Cured Tobacco Cv. K326. Agricultural Research, 7(17): 2601-2608.

Haghighi, H., Morteza, S.D., Hamid, R.M dan Amir, A.M. Effect of Different Nitrogen and Potassium Fertilizer Levels on Quality and Quantity Yield of Flue-Cured Tobacco (Coker 347). World Apllied Sciences, 15(7): 941-946.

Hutapea, A.S., Tutung, H., dan Mintarto, M. 2014. Pengaruh Pemberian Pupuk Kalium (KNO3) terhadap Infeksi Tobacco Mosaic Virus (TMV) pada Beberapa Varietas Tembakau Virginia (Nicotiana tabacum L.). HPT, 2(1): 102-109.

Wiroatmodjo, J dan M.Najib. 1995. Pengaruh Dosis Nitrogen dan Kalium terhadap Produksi dan Mutu Tembakau Temanggung pada Tumpang Sisip Kubis-Tembakau di Pujon Malang. Agronomi, 23(2): 17-25.