Tugas Pabrik (A6-B3)
-
Upload
charles-julian-boru -
Category
Documents
-
view
175 -
download
21
description
Transcript of Tugas Pabrik (A6-B3)
Laporan Kunjungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Ukrida ke PT
Panasonic
Disusun oleh:
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Semester VII Tahun Ajaran 2011/2012
Kelompok A6-B3
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara no. 6, Jakarta
2011
Kata Sambutan
Daftar Isi
Kata Sambutan
Kata Pengatar Penysun
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Pengamatan
I.2.1. Tujuan Umum
1.2.2. Tujuan Khusus
1.3. Manfaat Pengamatan
Bab II. Tinjauan Kepustakaan
II.1. Definisi
II.2. Etiologi
II.3. Klasifikasi
II.4. Dampak
Bab III. Hasil Plant Survey
III.1. Pendahulan
III.2. Materi
III.2.1. Obsevasi
III.2.2.Pengukuran
III.2.3. Data Sekunder
Bab IV. Kesimpulan dan Saran
IV.1. Kesimpulan
IV.2. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
Bab I
Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, perdagangan bebas di selruh dunia semakin maju pesat. Sektor
industrialisai sudah semakin berkembang termasuk di Indonesia. Hal ini menyebabkan semakin
banyaknya tenaga kerja yang berkiprah di sektor industri. Dengan pertambahan tersebut, maka
konsekuensi permasalah industri semakin kompleks, termasuk masalah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan kerja merupakan program kesehatan yang sanagat penting. Kelselamatan kerja
merupakan salah satu fokus tujuan untuk meningkatkan program K3 di samping biaya, mutu, dan
waktu. Saat ini kesehatan dan keselamata kerja para pekerja merupakan salah satu hal yang
harus diperhatikan oleh setiap perusahaan. Kecelakaan yang sering terjadi di lingkungan para
pekerja dikarenakan oleh beberapa faktyor yaitu, faktgor fisik seperti: bising, suhu, pencahayaan,
dan getaran. Faktor-faktor kimia seperti berbagai bahan kima yang berbahaya yang digunakan
dalam suatu proses produksi atau di lingkungan sekitar parta pekerja. Selain itu, faktor-faktor
lainnya meliputi faktor fisiologi, psikologi, dan ergonomi.
Kesehatan suatu lingkungan kerja dapat meberikan pengaruh yang positif terhadap
kesehatan para pekerjanya, seperti peningkatan moral kerja, penurunan absensi, dan peningkatan
produkti\vitas kerja. Sebaliknya apabila lingkungan kerja kurang sehat atau kurang diperhatikan
maka akan meningkatkan kesakitan dan kecelakaan, dan meningkatkan angka absensi karyawan.
Oleh karena itu, sudah seharunya setiap perusahaan memperhatikan kesehatan dan keselamatan
kerja para pekerjanga. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelayanan kesehatan yang
optimal, memberi penyuluhan kepada setiap karyawan mengenai pentingnya penggunaan alat
pelindung diri, mematau lingkungan kerja, dan memberikan gizi yang cukup dan sesuai dengan
kebutuhan setiap karyawannya.
I.2. Tujuan Pengamatan
I.2.1. Tujuan umum
Tujuan penelitian kami secara umum antara lain:
Mengetahui prevalensi timbulnya penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang mungkin terjadi
pada pekerja industri PT. Panasonic
Mengidentifikasikan kemungkinan adanya faktor-faktor resiko yang memungkinkan
timbulnya penurunsn produktifitas kerja para karyawan serta memberikan masukan bagi
manajemen PT. Panasonic terutama berkaitan dengan bidang kesehatan dan keselamatan kerja
untuk perbaikan yang akan datang
Meningkatkan kenyaman dan kesehatan di kalangan para pekerja
I.2.2. Tujuan khusus
Mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja para
karyawan PT. Panasonic terutama yang berkaitan dengan resiko kecelakaan kerja bagi para
karyawan serta mengevaluasi dan memberikan masukan bagi pihak manajemen PT. Panasonic
untuk keperluan pengembangan di masa yang akan datang.
Menjelaskan lebih detail mengenai apa saja yang termasuk pajanan fisik, kimia, biologi, dan
gizi kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Mengetahui proses penggunaan mesin dan peralatan/instalasi yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecekaan, kebakaran, atau peledakan.
Mengetahui bahan-bahan yang mempunyai faktor risiko seperti dapat meledak, mudah
terbakar, beracun, menimbulkan infeksi, dan bersuhu tinggi.
Mengetahui proses pembuangan sampah dan limbah yang tidak merugikan lingkungan kerja
dan sekitarnya.
Mengetahui faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja seperti
penyebaran suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, air, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar/radiasi, serta suara dan getaran.
Mengetahui pentingnya penyelidikan menggunakan alat teknis untuk mengurangi faktor
resiko terjadinya kecelkaan kerja.
Mengetahui tingkat kesadaran perusahaan terhadap keesehatan dan keselamatan para pekerja.
I.3. Manfaat Pengamatan
1. Manfaat bagi perusahaan:
Mengidentifikasikan dan menentukan faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja
pada karyawan.
Mengamati faktor resiko terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja PT. Panasonic serta
memberi masukan bagi manajemen PT. Panasonic untuk meningkatkan produktivitas tenaga
kerja.
Memaparkan informasi kesehatan dan meminimalisasi terjadinya kecelakaan yang
dimungkinkan untuk meningkatkan hasi produksi, kualitas produksi, dan produktivitas
pekerja.
Memonitor dan memberikan masukan tentang pengaturan lingkungan kerja.
Memberikan masukan terhadap masalah kesehatan, beban kerja, beban tambahan kepada
pekerja dan pemecahan permasalahan yang ada.
Membina kesehatan tenaga kerja dan mencegah terjadinya penyakit dan kecelakaan akibat
kerja.
Dapat memeperluas dan mempererat hubungan antara PT. Panasonic dan Universitas Kristen
Krida Wacana.
2. Manfaat bagi perguruan tinggi:
Realisasi tridarma perguruan tinggi dalam melaksanakan fungsi/ tugas perguruan tinggi
sebagai lembaga yang menyelengarakan pendidikan penelitian dan pengabdian bagi
masyarakat.
Berperan serta dalam pengembangan riset Universitas Kristen Krida Wacana untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dapat memperluas dan mempererat hubungan antara Universitas Kristen Krida Wacana
dengan PT. Panasonic.
3. Manfaat bagi mahasiswa:
Memahami tugas dokter perusahaan.
Dapat mengetahui proses pengelolaan bahan baku, pembuatan, cakupan pemasaran di PT.
Panasonic.
Dapat memperluas pengetahuan yang dapat bermanfaat di kemudian hari.
Bab II
Tinjauan Kepustakaan
II.1. Definisi
Kesehatan kerja ialah upaya kesehatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mepersiapkan, memelihara serta tindakan lainnya dalam rangka pengadaan serta penggunaan
tenaga kerja dengan kesehatan baik fisik, mental maupun sosial yang maksimal, sehingga dapat
berproduksi maksimal.1
Keselamatan kerja ialah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan. Dan proses pengelolaannya, landasan tempat kerja dan lingkunagnnya serta cara-cara
melakukan pekerjaan.1
Kecelakaan kerja ialah suatu kejadian yang terjadi secara tidak diduga dan tidak
diharapkan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor
pekerja dan lingkungan kerja sehingga mengakibatkan kerugian bagi pekerja dan perusahaan dari
yang paling ringan sampai yang paling berat.1
II.2. Etiologi
Penyebab kecelakaan kerja antara lain:1
1. Alat kerja
Keadaan alat kerja yang unsafe condition
2. Lingkungan kerja
Kondisi lingkungan kerja yang tidak atau kurang memenuhi persayaratan kesehatan dan
keselamatan kerja.
Keadaan lingkungan kerja yang unsafe condition seperti ventilasi udara yang kurang,
penerangan yang kurang, intensitas bising yang melebihi ambang batas tanpa adanya
usaha untuk pengurangan intensitas seperti peredam bunyi dan APD (Alat Pelindung
Diri)
3. Faktor manusia, yang meliputi:
Kecenderungan untuk celaka
Pendidikan dan pengalaman
Keterampilan
Sikap terhadap keselamatan/komunikasi seperti menggunakan APD sesuai dengan
standar yang berlaku, apabila terjadi sesuatu terhadap alat kerja dapat berkomunikasi
dengan supervisor untuk mendapat tindakan lebih lanjut.
II.3. Klasifikasi
Penyakit akibat kerja digolongkan menjadi dua yakni:1
1. Penyakit akibat kerja tibul akibat terpajan faktor fisik, kimiawi, biologis, atau psikososial di
temapt kerja.
2. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Penyakit ini adalah penyakit dengan faktor
tempat kerja yang dapat dikaitkan sebagai penyebab timbulnya penyakit namun tidak
merupakan faktor resiko setiap kasus. Penyakit ini sering ditemukan di masyarakat umum.
II.4. Pajanan Potensial dan Dampaknya
Pajanan yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja antara lain:
Fisika
Pajanan fisika dibagi menjadi 4 yakni:
o Penerangan
Penerangan merupakan salah satu faktor utama dalam kesehatan dan keselamatan kerja.
Tanpa penerangan yang cukup, seseorang kan mudah terjadi kecelakaan dalam
pekerjaanya. Berdasarkan teori, standar penerangan untuk kerja kasar,rutin,detil
besar,bahan kontras jelas : 100-200 lux ;kerja sedang tanpa konsentrasi besar : 200-500 lux
; detil semakin halus,kontras kurang,pekerjaan makin luas,menyangkut inspeksi dan bahan
baku : 500-1000 lux ;sangat halus, tepat dan teliti : 1000-2000 lux. Penerangan diperlukan
pada kerja bangunan,gedung,penerangan darurat,tempat berbahaya dan mesin-mesin
pabrik.2
o Suhu
Temperatur lingkungan kerja merupakan salah satu faktor fisik yang berpotensi untuk
menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja bila berada pada kondisi yang ekstrim.
Pada paparan suhu panas terus menerus dapat menyebabakan heat fatique, heat rash, heat
syncope, heat cramps, heat exhaustion, hingga heat stroke.2,3
o Getaran
Getaran merupakan salah satu pajanan yang tidak dapat dihidari apabila seseorang bekerja
di suatu pabrik. Sumber dari pada suatu pabrik dapat berupa mesin yang digunakan itu
sendiri. Efek yang dapat timbul dari paparan vibrasi terus meneurs yakni motion sickness,
penglihatan kabur, kelelahan dan ketidaknyamanan, dan hand-arm viration.2
o Bising
Bising merupakan suara yang tidak dikehendaki. Intensitas bunyi yang dijadikan standar
paparan maksimal yakni 85DB(A) selama 8 jam. Ketika melebihi ambang tersebut, maka
semakin lama seseorang kana mengalami ketulian sementara yang pada akhirnya menjadi
tuli permanen (NIHL (Noise Induced Hearing Loss).2,3
Kimia
Contoh pajanan kimia yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja antara lain las (welding),
benzen, timbal, mangan,arsen, fluor, alkohol, kromium, dan berbagai bahan kmia lainnya.efek
yang dapat terjadi pada kesehatan seperti pada pajanan benzene seseorang akan mangalami
iritasi pada mata dan membrana mukosa saluran nafas, supresi sumsum tulang.4
Biologis
Contoh faktor biologis yakni berupa jamur, virus dan bakteri yang mungkin dapat menjadi
salah satu sumber infeksi atau alergi bagi para pekerja.2,3
Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari kemampuan dan karakteristik manusia yang
mempengaruhi rancangan peralatan,sistim kerja dan pekerjaan yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi,keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja. Posisi tubuh dalam suatu
pekerjaan ditentuakn sesuai dengan jenis pekerjaan yang ada. Berbagai dapak yang dapat
terjadi pada pelaksanaan ergonomi yang tidak benar seperti penyakit neuromuskuloskeletal
yakni low back pain.2
Psikologis
Psikologis seseorang juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja seseorang. Seseorang
memiliki banyak tekanan akan menurunkan produktivitas kerjanya.
Bab III
Hasil Plant Survey
I. Pendahuluan1. Nama perusahaan : PT Panasonic Manufacturing Indonesia
2. Alamat : Jalan Raya Bogor km 29 Gandaria Jakarta 13710, Indonesia
Telp: 62-21-8710221, Fax: 62-21-8710-850
3. Berdiri pada tanggal : 27 Juli 1970
4. Lingkungan sekitar perusahaan :
Lingkungan sekitar perusahaan sebenarnya dahulu merupakan lingkungan industri, namun
saat ini sudah banyak dijumpai rumah warga dan juga banyak angkutan kota yang
melewati daerah sekitar perusahaan.
5. Jumlah karyawan : 60% pria (sebagian besar di bagian mesin terutama di pompa)
40% wanita (sebagian besar di bagian audio)
Jumlah seluruh karyawan 1896 orang yang terdiri dari:
Bagian direct 956 orang
Bagian indirect 511 orang
KWT (karyawan waktu tertentu) yang terdiri dari lulusan
SMA dan orang-orang yang sudah pensiun yang masih
ingin bekerja 418 orang
Karyawan dari Jepang 11 orang
6. Bidang / jenis usaha : Manufacturing (produksi) barang-barang elektronik, di mana pada
pabrik yang kami kunjungi, terdapat 6 bagian produksi (Business Unit) yaitu kipas angin, pompa
air, AC, kulkas, audio, dan mesin cuci.
Sejarah singkat PT Panasonic
PT Panasonic Manufacturing Indonesia dengan alamat di Jalan Raya Bogor km 29
Gnadaria Jakarta 13710, Indonesia. Berdiri sejak 27 Juli 1971. Saat ini sudah memiliki 11
tempat usaha yang terdiri dari 9 usaha manufacture dan 2 penjualan. Dimana total karyawan
saat ini sudah mencapai 10.154 orang di bagian manufacturing dan 256 orang di bagian
penjualan.
Pendiri PT. Panasonic adalah Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel dengan Mr. Konosuke
Matsushita. Berawal dari tahun 1954 terinspirasi oleh semangat nasionalisme untuk membuat
sebuah alat komunikasi bagi sebuah negara baru, Indonesia, Drs. H. Thayeb Moh. Gobel
mendirikan PT Transistor Radio Manufacturing di Cawang, Jakarta, yang menjadi pelopor
dari pabrik transistor radio yang disebut dengan “Tjawang”. Tahun 1957, Drs. Thayeb Moh.
Gobel menerima beasiswa Colombo Plan. Saat itu ia sedang melanjutkan studi di Jepang
dimana ia bertemu dengan Mr. Konosuke Matsushita, pendiri dari Matsushita Electric
Industrial Co., Ltd. Tahun 1960 penandatanganan perjanjian kerjasama teknikal antara PT
Transistor Radio Manufacturing dan Matsushita Electric Industrial Co., Ltd. (Jepang).
Selain memberikan banyak kontribusi terhadap kemajuan industri barang-barang
elektronik dan kemajuan bidang teknologi di Indonesia, perusahaan ini juga kerap
memberikan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan, misalnya, para korban bencana
alam yang kehilangan harta bendanya, diberi bantuan barang-barang elektronik seperti senter,
televisi, radio, dsb. PT. Panasonic juga memberikan sumbangsih untuk pengembangan
sumber daya manusia melalui Beasiswa Panasonic dan National Gobel yang dibagi menjadi
dua kategori: untuk mahasiswa S1 di Indonesia dan mahasiswa S2/S3 di Jepang. Tahun 2003
Kunio Nakamura, direktur MEI, menerima “Bintang Jasa Pratama”, Keberhasilan Pemerintah
Indonesia yang tertinggi untuk Industri Swasta Jepang atas usahanya mengembangkan
industri Indonesia
II. MATERI
A. OBSERVASI
a. Businees Unit POMPA AIR
i. Bahan baku :
Besi Tuang
Secara umum Besi Tuang (Cast Iron) adalah Besi yang mempunyai Carbon content
2.5% – 4.0%. Oleh karena itu Besi Tuang yang kandungan karbonnya 2.5% – 4.0%
akan mempunyai sifat mampu lasnya (weldability) rendah. Karbon dalam Besi Tuang
dapat berupa sementit (Fe3C) atau biasa disebut dengan Karbon Bebas (grafit). Perlu
di ketahui juga kandungan fosfor dan sulfur dari material ini sangat tinggi
dibandingkan baja.5
Ada beberapa jenis Besi Tuang (Cast Iron) yaitu:5
Besi Tuang Putih (White Cast Iron)
Dimana Besi Tuang ini seluruh karbonnya berupa Sementit sehingga mempunyai
sifat sangat keras dan getas. Mikrostrukturnya terdiri dari Karbida yang
menyebabkan berwarna Putih.
Besi Tuang Mampu Tempa (Malleable Cast Iron)
Besi Tuang jenis ini dibuat dari Besi Tuang Putih dengan melakukan heat
treatment kembali yang tujuannya menguraikan seluruh gumpalan graphit (Fe3C)
akan terurai menjadi matriks Ferrite, Pearlite dan Martensite. Mempunyai sifat
yang mirip dengab Baja.
Besi Tuang Kelabu (Grey Cast Iron).
Jenis Besi Tuang ini sering dijumpai (sekitar 70% besi tuang berwarna abu-abu).
Mempunyai grafit yang berbentuk flake. Sifat dari Besi Tuang ini kekuatan
tariknya tidak begitu tinggi dan keuletannya rendah sekali (Nil Ductility).
Besi Tuang Nodular (Nodular Cast Iron)
Nodular Cast Iron adalah perpaduan Besi Tuang Kelabu. Ciri Besi tuang ini
bentuk graphite flake dimana ujung – ujung flake berbentuk takikan yang
mempunyai pengaruh terhadap ketangguhan, keuletan & kekuatan oleh karena
untuk menjadi lebih baik, maka graphite tersebut berbentuk bola (spheroid)
dengan menambahkan sedikit inoculating agent, seperti Magnesium atau Calcium
Silicide. Karena Besi Tuang mempunyai keuletan yang tinggi maka besi tuang ini
di kategorikan ductile cast iron.
ii. Hasil Akhir: pompa air sumur dangkal, pompa air shallow non auto, Panasonic auto
jet-pump, dan Panasonic non auto jet-pump
Hasil akhir berbagai model pompa Panasonic:6
Informasi produkKode PO198 PO191 PO003 PO008 PO102Nama Pompa Air
Jet PumpPanasonic Pompa Air Sumur Dangkal
Tipe GN-130H GA110JBE GP200JA GA130JAK GP129JXVBerat kirim 18 kg 8 kg 9 kg 9 kg 8.5 kgSpesifikasi ProdukDaya listrik /arus
125 Watt 100 Watt 200 Watt 125 Watt 125 Watt / 1,55 ampere
Self-Priming
Ya Ya Ya Ya
Ototmatis Tidak Ya Tidak Ya Tidak Daya hisap 15 meter
(Optimal di 12 meter)
9 meter 9 meter 9 meter 9 meter
Daya dorong
18 meter 13 meter 21 meter 18 meter 21 meter
Kapasitas 33 meter 24 liter/menit 45 liter/menit
32 liter/menit 30 liter/menit (maks) / 16 liter/menit (Head: 12 m)
Total head 30 liter/menit
22 meter 30 meter 27 meter 30 meter
Fiutr lain Thermal Protec-tor, Pressure Tank dari Metal, Cover Impeller dari Plastik
Thermal Protector
Thermal Protec-tor, Pressure Tank dari Plastik, Cover Impeller dari Plastik.
Thermal Protector
Dimensi 275 X 212 X 275 mm
256 x 206 x 238 mm
200 x 156 x 214 mm
Nama Panasonic Auto Jet-PumpTipe GF 255 HCX GF 205 HCX GA 200 JBX GA 129 JBX GA 110 JBE
Kapasitas max 30 Lt/ m 25 Lt/ m 45 Lt/ m 30 Lt/ m 24 Lt/ m
daya hisap 30 meter 27 meter 9 meter 9 meter 9 meter
total head max 70 meter 50 meter 27 meter 27 meter 22 meter
Daya motor 250 watt 200 watt 200 watt 125 watt 100 watt
pipa hisap 1 ¼ 1 ¼ 1 inch 1 inch 1 inch
Nama Panasonic Auto Jet-Pump
Panasonic Non Auto Jet-Pump
Tipe GA 125 JBCN GN 205 HX GN 125 H GP 129 JXV GP 200 JA
kapasitas max 30 Lt/ m 27 Lt/ m 30 Lt/ m 30 Lt/ m 45 Lt/ m
daya hisap 9 meter 27 meter 15 meter 9 meter 9 meter
total head max 27 meter 50 meter 33 meter 30 meter 30 meter
Daya motor 125 watt 200 watt 125 watt 125 watt 200 watt
pipa hisap 1 inch 1 ¼ inci 1 ¼ inci 1 inci 1 inci
iii. Alur Produksi
Alur Produksi pada bagian Pompa air adalah dengan sistem pemecahan pembuatan
setiap bagian, dan kemudian baru akan dirakit menjadi suatu pompa air di bagian
Assembling. Adapun bagian-bagiannya adalah :
1. Material infaler
2. Casing Dinish
3. Motor Cashing
4. Jet Pump
5. Casing Cover
6. Motor Frame Process
7. Pump Casing Process
8. Proces aid Pac
9. Rotor Pac
10. Assembling Rotor Process
11. Punching Die Casting
Skema Produksi :
Gambar 1. Skema Produksi Pompa Air
Gudang
Marketing
Packing
ManufacturingPacking
Asembling
D
A
E
R
A
H
U
N
T
U
K
J
A
L
A
N
Manufacturing
Bagan Pabrik:
Gambar 2. Bagan Pabrik
J
A
L
A
N
J
A
L
A
N
J
A
L
A
N
J
A
L
A
N
J
A
L
A
N
J
A
L
A
N
J
A
L
A
N
J
A
L
A
N
J A L A NJ A L A N
J A L A NJ A L A N
J A L A N J A L A N
J A L A NJ A L A N
J
A
L
A
N
iv. Pajanan potensial
v. dan faktor resiko pada pekerjaan
Tabel 1. Pajanan Potensial dan Faktor Resiko pada Pekerjaan di Pabrik Pompa Air
No Bagian Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikologi
Gangguan
kesehatan dan
kecelakaan
kerja
1 Manufac-
turing
Kebisingan,
panas,
penerangan &
vibrasi
bagian dari
silikon stell
tajam bisa
melukai tangan
Benzene
Varnish
- Posisi
berdiri
Target
pencapai
an
produksi
produk
-Muscle
fatigue
- Low back
pain
2 Assem-
bling
Noise/
Bising
Panas
Las
(welding)
Soldier
(timah)
Bakteri
apabila air
sudah lama
tidak
dibersihkan
Posisi
berdiri
Target
pencapai
an
produksi
produk
-Sarung tangan
terlilit saat
memasang
skrup
-low back pain
3 Packing Noise/bising,
debu
panas
- Posisi
berdiri
pada saat
angkat
barang
Target
penca-
paian
produksi
produk
- Low back
pain
vi. Lingkungan di dalam pabrik
♪ Ventilasi : di dalam pabrik pompa ini terdapat ventilasi yang cukup baik, sebagian
besar ventilasi udara melalui pintu yang terbuka lebar sekitar 1 meter lebih, lalu
pada bagian atap pabrik terdapat beberapa jendela yang dilapisi lapisan plastik
kuning gading sehingga sinar matahari dapat masuk.
♪ Kebersihan lantai : kebersihan pabrik pompa ini cukup baik. Kebersihannya
terjaga dimulai dari depan pabrik saat kami turun dari bus hingga kami masuk ke
dalam menuju lobi, kebersihannya cukup terjaga. Begitu kami masuk ke dalam
menuju lobi tempat pertemuan, kami mendapati halaman hijau yang cukup luas
ditengah-tengah pabrik ini dan kebersihan halaman ini pun terjaga dengan baik.
Sepanjang mata, kami cukup sulit menemukan sampah. Di dalam pabriknya pun
kebersihan terjaga baik. Hal ini disebabkan karena hampir di tiap bagian produksi
disediakan sapu, pengki, tong sampah atau keranjang sampah. Bila kotoran
produksi sudah menumpuk lumanyan banyak seperti potongan logam atau
potongan kawat, maka tidak lama kemudian pekerja di area sananya akan
mengambil sapu dan pengki untuk membersihkannya dan dibuang ke keranjang
sampah yang sudah ada plastik sampah.
♪ Tata letak barang : tata letak barang di pabrik pompa ini cukup teratur. Mungkin
hal ini dikarenakan adanya alur garis putih yang sudah ditetapkan oleh pabrik ini
dimana ada alur garis putih yang memisahkan bagian untuk dipakai jalan dengan
bagian petak yang dipakai untuk tempat kerja produksi bagian-bagian tertentu
sehingga alurn bagian produksinya juga sudah diatur urutannya, dimulai dari
bagian yang mengurus bahan mentah dari dekat pintu masuk dilanjutkan ke
bagiaan produksi lainnya hingga ke bagian pembungkusan produknya ke dalam
kardus dan siap diangkut untuk dibawa ke pembeli yang sudah memesan. Ini
semua sudah diatur alurnya. Lalu pada tiap bagian produksi memang sudah ada
rak atau tempat untuk menaruh hasil pekerjaanya dengan rapi agar nanti bisa
dibawa ke bagian proses produksi selanjutnya.
♪ Kotak P3K : Kami sempat mencari kotak P3K ini, namun tidak kami temukan.
Setelah kami tanyakan ternyata kotak P3K disediakan di tempat leader atau ketua
dari masing-masing bagian produksi. Hal ini diberlakukan seperti ini untuk
menghindari tindakan-tindakan dari para pekerja yang sering mengambil plester
dan barang-barang di P3k lainnya dengan seenaknya saja.
♪ Alat pemadam kebakaran : Di dalam pabrik X ini disediakan alat pemadam
kebakaran berupa tabung gas. Selain di dalam pabriknya, dibagian luar pabrik
juga ada.
♪ MSDS : kami tidak menemukan adanya MSDS di sekitar pabrik. Mungkin data
tersebut ada di tempat tertentu yang memudahkan penolong memberikan
pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan.
vii. Lain-lain
♪ Bak penampungan hasil limbah produksi : Kami sempat melihat adanya bak
penampungan yang cukup besar sekitar 1 meter lebih panjang dan lebarnya 1
meter kurang yang dipakai untuk menampungan sisa-sisa potongan logam bahan
untuk mesin pompa. Dan setelah ditampung disana, limbah produksi ini akan
dibawa ke bagian pendaur ulangan logam yang sudah diajak kerja sama oleh
pihak pabrik ini.
♪ Ada ruangan untuk B3 (Bahan Bahaya Beracun) : ruangan khusus ini terletak
bersamaan dengan oven-oven tempat pemanggangan bahan produksi pompa.
Letaknya terpisah di bagian pinggir cukup jauh dari para pekerja lainnya.
♪ Halaman : Halaman di tengah-tengah pabrik X ini cukup luas dan dipenuhi
dengan rumput hijau serta beragam pohon ditanami. Uniknya adalah pohon-pohon
yang ada di halaman ini merupakan sumbangan dari orang-orang yang telah
berjasa besar bagi pabrik ini. Ibaratnya pohon-pohon ini menjadi kenang-
kenangan dari orang-orang tersebut. Dilihat dari papan nama yang diletakan di
depan pohon-pohon ini banyak nama dari orang jepang yang telah bekerja sama
dengan pihak pabrik X ini.
♪ Toilet : Toilet di pabrik ini tersedia cukup banyak. Ada di dekat lobi, ada di dekat
poliklinik, ada juga di dalam setiap bagian produksi di pabriknya. Kebersihan
toiletnya cukup terjaga. Mereka memakai toilet duduk, semprotan dan tersedia
juga tissue toilet, dan tempat sampah di dalam toilet. Ada juga bagian khusus di
toilet yang bisa dipakai untuk orang muslim yang mau wuduh sebelum sholat.
♪ Kantin : Sayangnya kami tidak dapat mendatangi kantin di dalam pabrik X ini
karena waktunya sudah sedikit. Dikatakan oleh pihak pabrik ini mereka memilik
kantin sendiri yang berada di tengah-tengah dan makananya pun dibuat sendiri
oleh pihak kantin mereka.
♪ Mesjid : di dekat pabrik X ini ada mesjid yang cukup besar.
♪ Mobil Ambulance : Ada ambulance yang siap bilamana dibutuhkan untuk
membawa pekerja yang terluka selama di dalam pabrik.
♪ Poliklinik : Letak poliklinik ini tidak terlalu jauh dari pabrik. Di dalam poliklinik
ini terdapat beberapa ruang, ada untuk ruang dokter umum, ruang emergency,
ruang pengambilan dan penyimpanan obat, dan ruang dokter gigi.
♪ Tempat evakuasi : Dikatakan oleh pihak pabrik, mereka memeliki 2 tempat yang
bisa menjadi lokasi evakuasi para pekera bilamana ada bencana seperti gempa dan
sebagainya.
♪ Kipas : Di dalam pabrik, hampir di setiap bagian produksi memiliki kipas yang
digunakan baik untuk memnberikan kesejukan untuk pekerjanya ataupun untuk
mengipasi mesin yang sedang bekerja.
♪ Papan pengumuman : Terdapat papan pengumuman yang ditenpeli dengan
berbagai macam hal seperti tentang pajanan pabrik yang dapat menyebabkan
kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja, ada juga pemberitahuan tentang jumlah
orang yang absensi dan sakit, jumlah kasus kejadian PAK setiap bulannya. Ada
juga tentang pemberitahuan pemakaian alat pelindung diri (APD), dan tentang 5 S
yang merupakan simbol komitmen keselamatan dan pertanggung jawaban mereka
dalam bekerja yang diucapkan oleh para pekerja setiap paginya (5 S =
Seri/Quality, Seiton/Cost, Seisou/Productivity, Seiketsu/Productivity, dan
Shitsuke/Safety).
♪ Rambu-rambu : Tanda atau rambu-rambu ini ada juga baik di dalam pabrik
ataupun di luar. Di luar pabrik ada tanda zebra cross tempat untuk pejalan kaki,
ada juga tanda mengenai APD. Di dalam pabrik ada berbagai rambu baik
mengenai mesin yang sedang berproduksi, tanda adanya ruang B3, tanda Exit, dan
sebagainya.
b. Business unit FAN (kipas angin)
i. Bahan baku :
Plastik
Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik yang
terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri
dari zat lain untuk meningkatkan mutunya. Ada beberapa polimer alami yang
termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film/pelapis atau fiber sintetik.
Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak misalnya dalam properti yang
dapat menoleransi panas, yang keras, dan lain-lain. Sekarang ini utamanya ada
enam komoditas polimer yang banyak digunakan, mereka adalah polyethylene,
polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene terephthalate, polystyrene, dan
polycarbonate. Mereka membentuk 98% dari seluruh polimer dan plastik yang
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Masing-masing dari polimer tersebut
memiliki sifat degradasi dan ketahanan panas, cahaya, dan kimia. Digabungkan
dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan
membuat plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.
Logam seperti:
o Alumunium
Aluminium merupakan logam ringan dan mudah dibentuk dan diproses. Sifat-sifat
kimia dan fisiknya membuatnya ideal untuk berbagai jenis pemakaian, misalnya
pada peralatan otomotif, pesawat udara, militer, peralatan dapur, konstruksi
bangunan, dll, di mana dibutuhkan logam yang mudah dibuat, kuat, dan ringan.
Logam alumunium diproduksi melalui pemurnian bijih besi dan reduksi
elektrolitik. Kaleng dan wadah alumunium yang didaur ulang saat ini merupakan
sumber utama alumunium untuk industri. Pada manusia, alumunium merupakan
bahan yang tidak esensial. Walau konduktivitas listriknya hanya 60% dari
tembaga, alumunium tetap digunakan sebagai bahan transmisi karena ringan.
Alumunium murni sangat lunak dan tidak kuat, oleh karena itu, sering kali
dicampur dengan tembaga, magnesium, silikon, mangan, dan unsur-unsur lainnya
untuk membentuk sifat-sifat yang menguntungkan. Akhir-akhir ini publik dan
media telah memperhatikan efek buruk yang mungkin dari aluminium terhadap
kesehatan, termasuk perannya dalam penyakit Alzheimer, penyakit Parkison dan
Sclerosis lateral amiotropik (Lou Gehrings disease), juga mengenai resiko
potensial terhadap bayi yang minum susu formula bayi yang mengandung
aluminium. Sasaran organ untuk aluminium adalah sistem saraf pusat, ginjal, dan
sistem pencernaan. Pekerja di Industri manufaktur mobil juga memiliki resiko
besar terhadap paparan jangka pangang untuk aluminium (yang terkandung dalam
cairan logam aktif) di tempat kerja7
o Timah
Timah merupakan logam yang lunak, dapat ditempa, berwarna biru keabu-abuan,
dicirikan dengan densitasnya yang tinggi dan tahan terhadap karat. Timah banyak
digunakan dalam bahan plastik dan material pada pipa dan pembungkus kabel.
Inhalasi asap timah selama pembakaran atau pengendapaan merupakan sumber
paling umum dari keracunan akut karena pekerjaan. Pajanan timah yang kronik
biasanya merupakan kombinasi dari inhalasi dan ingesti (tertelan) debu timah.
o Tembaga
Logam tembaga digunakan secara luas dalam industri peralatan listrik. Kawat
tembaga dan paduan tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik,
generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan
bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial, tabung microwave, sakelar,
reaktifier transistor, bidang telekomunikasi, dan bidang-bidang yang
membutuhkan sifat konduktivitas listrik dan panas yang tinggi, seperti untuk
pembuatan tabung-tabung dan klep di pabrik penyulingan.
ii. Hasil akhir: kipas angin berbagai model dan ukuran antara lain
Nama model Gambar Deskripsi
Auto Fan - High Technology Motor yang dilengkapi dengan ‘thermal fuse’ yang menghentikan kerja motor bila suhu mencapai batas maksimal sehingga menghindari kebakaran- High Quality Blade- Double Oscillation
Box Fan - High Technology Motor yang dilengkapi dengan ‘thermal fuse’- High Quality Blade
Ceiling Fan - Diameter baling-baling 150 cm- Cell motor tahan panas sampai 230° C- Baling-baling kuat terbuat dari metal- Mengatur 3 kecepatan angin dan off
Desk Fan - High Technology Motor yang dilengkapi dengan ‘thermal fuse’- High Quality Blade- Double Oscillation
Stand Fan - High technology motor dan baling-baling sehingga tidak berisik
- Freely adjustable neck
- Double oscillation
- Tersedia jenis yang menggunakan timer/tidak, dan yang menggunakan remote
- Height adjustable
- Jari-jari dibuat rapat sehingga jari tidak dapat masuk
Wall Fan - High technology motor dan baling-baling sehingga tidak berisik
- Freely adjustable neck
- Double oscillation
- Tersedia jenis yang menggunakan timer/tidak, dan yang menggunakan remote, dan ada yang diatur
iii. Alur produksi:
Pembuatan kipas angin secara garis besar
Pembuatan casing, pembuatan mesin (rotor dan stator)
↓
Perakitan
↓
Pengemasan barang
↓
Pengangkutan hasil produksi
Diagram alir pembuatan motor
Pembuatan Core Pac (motor)
↓
Drive Shaft
↓
Assembling
↓
Winding
↓
Insert coil
↓
Stator
↓
Pengujian
↓
Varnish/oven
iv. Pajanan potensial dan faktor resiko kesehatan pada pekerja
v. (lihat tabel 1)
Tabel 2. Pajanan Potensial dan Faktor Resiko Kesehatan pada Pekerja Pabrik Fan
Bagian Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psiko-logi
Gangguan kesehatan/ kecelakaan kerja
FormingPembuatan Core Pac (motor) dan injeksi alumunium
Pembuatan mesin
Pembuatan casing
Varnish
- Bising- Vibrasi seluruh tubuh- Suhu tinggi
Cahaya
Suhu tinggi
Alumu-nium
Timah dan tembaga
Bahan varnish
Posisi kerja
Posisi kerja
Posisi kerja
Pengangkatan barang
Kejar target
Kejar target
Kejar target
Kejar target
NIHL dangangguan vaskular
Gangguan muskulo-skeletal
Gangguan mata dan muskulo-skeletal
Gangguan muskulo-skeletal dan homeostasis (regulasi suhu yang tidak normal)
Perakitan Timah Posisi kerja berdiri
Kejar target
Gangguan muskulo-skeletal
Pengemasan Posisi kerja berdiri
Kejar target
Gangguan muskulo-skeletal
Pengangkutan Mengangkat, mendorong barang.
Gangguan muskulo-skeletal
vi. Lingkungan pabrik:
Lantai bersih, terdapat garis-garis pembatas untuk memisahkan tiap-tiap bagian
proses produksi, menandai bagian untuk berlalu-lalang, dan menandai tempat
pengumpulan barang hasil produksi.
Tata letak barang, memudahkan pekerja baik bahan baku maupun alat yang
digunakan oleh para pekerja.
Kotak P3K, menurut keterangan narasumber ada di setiap business unit.
Alat pemadam kebakaran, ada, terlihat di tempat-tempat yang mudah dijangkau.
Slogan-slogan peringatan banyak ditemukan di lingkungan pabrik yang senantiasa
mengingatkan pekerja akan hal-hal penting seperti tata tertib di lingkungan pabrik
(mis, dilarang merokok, dll), dan juga peringatan pentingnya menggunakan alat
pelindung diri dan bekerja sesuai aturan yang sudah ditentukan agar keselamatan
dan kesehatan terjaga. Peringatan juga diberikan dalam bentuk suara yang
diperdengarkan setiap akan mulai bekerja untuk membuat pekerja lebih
memperhatikan keselamatan kerjanya.
vii. Lain-lain
Jam kerja : mulai dari jam 7 pagi hingga jam 4 sore
Istirahat sehari 3 x yaitu pukul 09.30 selama 5 menit; pukul 12.00 selama 45 menit
(makan siang); dan pukul 14.30 selama 5 menit.
Pada pagi hari diadakan senam pagi jasmani 5 menit setiap hari. Apel pagi diadakan
3x dalam setahun di mana seluruh karyawan harus hadir agar mengetahui hal-hal
baru yang akan diterapkan atau informasi lainnya sehubungan dengan perusahaan.
Setiap Jumat pagi diadakan senam poco-poco sebelum bekerja.
Pada hari pertama masuk kerja setelah libur Lebaran, para karyawan yang masuk
bekerja disambut oleh jajaran komisaris, direksi, dan managemen staff dan saling
mengucapkan selamat hari raya.
Perusahaan juga mengadakan rekreasi setiap tahunnya secara bervariasi, baik
rekreasi bersama seluruh karyawan dan keluarga maupun rekreasi per business unit.
Selain rekreasi, perusahaan juga kerap terlibat dalam program bantuan terhadap
korban bencana alam yang sedang memulihkan keadaan tempat tinggal mereka
pasca bencana dengan menyumbangkan barang-barang elektronik yang akan
dibutuhkan para korban yang kehilangan harta bendanya.
Pemeriksaan kesehatan (medical check-up/MCU) berkala setiap tahun sesuai
workplace, usia, hazard yang terpajan. Hasil pemeriksaan akan dikelola dan
ditindaklanjuti yang disebut Program Disease Management. Penyakit degeneratif
seperti hipertensi dan DM dipantau setiap bulan. Setiap BU ada First Aidernya,
yaitu karyawan yang terlatih untuk memberikan P3K pada karyawan yang
mengalami kecelakaan kerja agar mengurangi kefatalan sebelum karyawan tersebut
dapat dibawa ke poliklinik. Ada ambulans yang disediakan untuk membawa
karyawan yang sakit dari business unitnya ke poliklinik jika ia tidak dapat pergi ke
poliklinik karena keadaannya. Dokter umum siaga 24 jam. Dokter gigi ada setiap
sore.
Untuk karyawan baru ada pelatihan. Setiap BU pun ada Trainingnya sendiri-sendiri.
Tempat sampah
o Tempat sampah umum, debu-debu, bekas benang
o Tempat sampah plastik, steroform
o Tempat sampah B3 : bahan berbahaya dan beracun seperti sarung tangan, kain
lap, tinner
o Tempat sampah kayu, kertas, karton
Kantin terdapat di tengah area pabrik yang memuat 2000 karyawan, jam istirahat
dibedakan 10 menit tiap business fan untuk antisipasi antrian.
Makan pagi 06.00-07.00, makan siang 11.40 -13.00, makan malam 18.00, untuk
karyawan yang lembur/shift malam ada waktu makan pada pukul 02.00-03.00 dan
diberikan makanan tambahan. Makanan sudah disediakan oleh perusahaan dan
tidak memakai sistem pemberian uang makan.
Setiap tanggal 20 akan dikirim menu makanan dari cathering industri sehubungan
dengan menu makanan yang akan disediakan untuk bulan berikutnya. Perusahaan
memiliki ahli gizi yang akan menganalisa menu yang diberikan untuk
menyesuaikannya dengan standard gizi yang dibutuhkan karyawan dan selera para
karyawan secara umum. Terdapat juga menu khusus untuk karyawan dengan
penyakit degeneratif. Tiap bulan disupervisi untuk mengetahui pengaruh dari menu
makanan. Diadakan evaluasi proses penyiapan makanan untuk mencegah terjadinya
outbreak seperti keracuan makanan. Dengan adanya pengaturan dalam penyediaan
makanan produktivitas pekerja juga diharapkan tetap baik.
Apabila karyawan tidak menggunakan alat pelindung diri (ADP) akan mendapat
teguran pertama secara lisan, kedua mendapat surat peringatan. Apabila masih
dilanggar akan mendapat surat peringatan lagi sampai mendapat surat peringatan
sebanyak 3 x.
B. PENGUKURAN
a. Pengukuran suhu di Business Water Pump:
i. Pengukuran suhu diambil di ruangan “quality control room” dimana tempat
pemeriksaan barang- barang pompa air yang telah lengkap dipasang diteliti
hasilnya sama ada kualiti pompa air berkenaan dapat bagus atau tidak. Ketika
itu, terdapat 2 pekerja berada di dalam ruangan itu. Keadaan ruangan itu
adalah tertutup (tidak terpapar dengan cahaya matahari). Terdapat saluran air
yang bertujuan untuk memeriksa pompa air yang dihasilkan. Di dalam
ruangan juga terdapat alat pendingin (AC). Lampu adalah sebagai sumber
pencahayaan mereka.
Hasil:
Tabel 3. Hasil Pengukuran Suhu di Pabrik Pompa Air
Suhu Globe 31.4 oC
WBGTi 30.0 oC
WBGto 29.6 oC
RH 56 %
HI 34 oC
BAT 8.6 V
Wet 27.6 oC
Dry 31.2 oC
Hasil ini diambil oleh dosen yang mengiringi bersama-sama kami sambil
diperhatikan oleh salah seorang wakil dari industri Panasonic. Pengukuran ini
dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari pihak industri Panasonic itu
sendiri. Hasil ini diambil supaya dapat memberikan praktikum kepada
mahasiswa cara-cara penggunaan untuk pengambilan Index Suhu Bola Basah
dan akan dilihat bersesuaian atau tidak dengan Nilai Ambang Batas yang telah
ditetapkan. Ini penting diperhatikan supaya suhu di nilai untuk keamanan
untuk lingkungan yang berada di dalam industri Panasonic tersebut.
ii. Data pengkuran sebelumnya: tidak kami dapatkan dikarenakan tidak diijinkan
oleh PT. Panasonic.
b. Pencahayaan di Business Unit Fan (kira-kira 1 meter dari sumber cahaya)
Dari pintu masuk : 200 lux
Pembuatan Core Pac (motor) 245 lux
↓
Drive Shaft 240 lux
↓
Assembling 290 lux
↓
Winding 130 lux
↓
Insert coil 90 lux
↓
Stator 90 lux
↓
Pengujian 120 lux
↓
Varnish/oven
C. Data Sekunder1. Angka kesakitan atau dugaan PAK pertahun?
Untuk tahun 2011/2012 belum dijumpai adanya kasus kesakitan/PAK pada bagian produksi
pompa air.
Sepuluh penyakit utama yang terdapat di PT.Panasonic manufacturing Indonesia adalah:
1. Hipertensi
2. Nasofaringitis
3. Faringitis
4. Diare
5. Dispepsia
6. NIDDM
7. Myalgia
8. ISPA
9. Low Back Pain
10. Vertigo Paroksisimal
Penyakit-penyakit yang sering dirujuk dari poliklinik di perusahaan ini adalah :
1. Penyakit infeksi (faringitis,diare,dsb) (47%)
2. Penyakit degeneratif (hipertensi, NIDDM,dsb) (32 %)
3. Penyakit neuromuskuloskletal (11%)
4. Lain-lain (10%)
Gambar 3. Penyakit-Penyakit yang Sering Dirujuk
2. Angka kecelakaan kerja pertahun?
Pada tahun 2010 terdapat 17 kasus kecelakaan kerja, paling banyak terjadi pada bussines unit
pompa. Pada tahun 2011 periode bulan april – September terdapat 2 kasus pada business unit
fan yang terjadi di bagian winding dan mesin press.
Tabel 4. Angka Kecelakaan Kerja pada Pabrik Pompa Air
Bagian produksi
Tahun Pump
casing
Motor
casing
Cutting
finish
Rotor
assembly
Stator
winding
Final
assembly
2007/2008 2 0 0 0 0 0
2008/2009 2 0 0 0 0 1
2009/2010 2 2 0 0 0 0
2010/2011 3 1 0 0 1 0
2011/2012 0 0 0 0 0 0
3. Angka absensi karyawan perbulan? Tidak diketahui
4. Adakah SMK3, termasuk P2K3? Ada, dalam bentuk peraturan-peraturan
5. Adakah penyuluhan/seminar/pelatihan bidang K3? ada
TUGAS
1. Tetapkan 3 prioritas masalah di perusahaan ini
A. Pompa Air:
1. Masalah bising
2. Masalah penguapan zat kimia yang mungkin berbahaya untuk jangka waktu yang
panjang dan bau yang tidak menyenangkan seperti aluminium.
3. Waktu pengangkatan pompa air ke troli, dilakukan secara manual. Berat pompa air
kira-kira 3kg. Mungkin akan menimbulkan low back pain/LBP jika tidak benar cara
mengangkatnya(ergonominya)
B. Fan
Tiga masalah utama yang menurut kami paling berpengaruh adalah masalah bising,
ergonomi, dan suhu panas.
2. Tetapkan penatalaksanaan selanjutnya untuk masalah-masalah tersebut
Hal-hal pengendalian pajanan kami perhatikan sudah diambil oleh perusahaan. Misalnya,
sumber bising utama sudah diisolasi sehingga cukup banyak mengurangi tingkat bisingnya.
Pekerja di sekitar sumber bising juga diperlengkapi dengan pelindung telinga seperti earplug
maupun earmuff.4,5
Untuk masalah ergonomi, ada pekerja yang bekerja pada posisi duduk, ada yang berdiri,
disesuaikan dengan tempat/bagian kerjanya. Ada juga istirahat 5 menit yang disediakan di
antara waktu istirahat makan sehingga pekerja bisa santai sejenak dan lebih siap melanjutkan
pekerjaannya. Foto-foto dan penyuluhan ergonomic disediakan di luar gedung(papan
pernyataan/notice board).
Penggunaan sarung tangan di bagian tertentu berbeda-beda tergantung apa yang dikerjakan
seperti bagian nmanufacturing, ada yang menggunakan sarung tangan hanya bagian kanan
sementara tangan kiri untuk memutar skrup. Hal ini dilakukan agar sarung tangan tidak
terlilit ketika tangan memutar skrup.4
3. Saran-saran perbaikan
Pelaksanaan K3 di pabrik PT. Panasonic ini menurut kami sudah sangat baik karena tidak
sekadar memastikan keselamatan dan kesehatan kerja tetapi juga memperhatikan
kesejahteraan karyawan lebih jauh, dari segi gizi, kesehatan pribadi, kenyamanan bekerja,
seraya tetap menuntut produktivitas dan kinerja yang baik dari karyawannya. Oleh karena
itu, saran yang ingin kami sampaikan ialah untuk terus mengupayakan pelaksanaan K3 yang,
tidak hanya memenuhi standard yang ditentukan, tetapi juga memberikan kesejahteraan dan
perlindungan bagi pekerja. Hal ini dapat dilakukan dengan terus melakukan supervisi K3
pada seluruh karyawan saat mereka bekerja dan memberikan peringatan kepada karyawan
yang tidak mengikuti prosedur keselamatan kerja yang dapat membahayakan dirinya sendiri
maupun lingkungannya, baik itu merugikan bagi rekan kerjanya atau mungkin bisa merusak
peralatan dan barang-barang milik perusahaan. Perbaikan juga dapat terus dilakukan seraya
waktu berjalan, dengan mengutamakan prinsip-prinsip kesehatan kerja yang walaupun
terlihat sepele, namun akan berdampak besar bagi produktivitas kerja serta kinerja
perusahaan secara keseluruhan.
Bab IV
Pembahasan Hasil Observasi
IV.1. Pajanan
IV.1.1. Pajanan Fisik
Bising
Berdasarkan hasil yang kami amati ketika kami melakukan plant survey di PT X di
pabrik pompa dan fan pajanan utamanya adalah bising. Bising sangat nyata, sumber bising sudah
diisolasi, mayoritas pekerja sudah mengenakan APD.
Kebisingan adalah suara atau bunyi yang tidak dikehendaki. Sumber kebisingan di
bagian ini adalah dari mesin-mesin yang digunakan. Nilai ambang batas untuk kebisingan adalah
85dB(A)/8 jam sehari3 tetapi kami tidak dapat mengukur intesitas bunyi dikarenakan kami
mendapat pengukuran pada suhu. Akan tetapi, mungkin intensitas bunyi yang terdapat di pabrik
tersebut melebihi 85 dB(A). hal ini dikarenakan kami tidak dapat mendengar suara orang
dengan volume yang biasa pada jarak 100 meter. Intensitas > 85dB dapat merusak reseptor
pendengaran Corti di telinga dalam iaitu bunyi dengan frekuensi 3000Hz-6000Hz terutama
4000Hz.3 Namun, kami melihat hampir semua pekerja di sana memakai alat pelindung diri yaitu
ear plug tetapi ada juga pekerja yang tidak memakai ear plug. Dampak pajanan bising pada
kesehatan terbagi kepada auditori dan non auditori. Untuk auditori,kemungkinan yang akan
terjadi ialah trauma akustik,ketulian sementara (temporary threshold shift) dan ketulian menetap
(permanent temporary shift).Untuk non auditori,akan terjadi gangguan komunikasi,fisiologis dan
perilaku.1,4,5
Untuk pekerjaan yang terpajan bising melebihi 90 dB(A),semua pegawai dikehendaki memakai
alat pelindung diri.Untuk mencegah pajanan bising yang melebihi 90 Db(A) ,pengendalian
industri harus dilakukan oleh insinyur atau administratif.Insinyur harus memikirkan cara untuk
mengurangkan derajat kebisingan,manakala pihak administratif harus memonitor jumlah jam
pajanan setiap pegawai dengan mengadakan rotasi kerja dengan pekerjaan yang pajanan
bisingnya rendah.4,5
Pegawai yang terpajan bising yang melebihi TWA harus dimasukkan ke dalam program
konservasi pendengaran(HCP) .Tujuan dari program ini ialah untuk mengetahui adakah pegawai
merasakan mereka bekerja melebihi lama pajanan yang diperbolehkan menurut tingkat pajanan
yang diperbolehkan.1,4,5
Pengendalian industri:1
Mengurangkan bunyi dari sumber bising seperti memodifikasi mesin atau menutup sumber
bunyi dengan pelindung akustik.
Membatasi jumlah bising secara spesifik untuk mesin yang baru atau mengganti dengan
mesin yang baru.
Jika semua langkah di atas tidak bisa dilakukan,pekerja atau pegawai wajib menggunakan
APD.
Memasang penyerap bunyi pada dinding atau langit-langit berguna sekiranya pekerja yang
terpajan tidak berada dekat dengan sumber bising.
Memasang barrier parsial di antara sumber bising dan pekerja harus dilakukan walaupun
tindakan ini kurang efektif berbanding dengan menutup sumber bunyi. Langkah ini bisa
mengurangkan intensitas bunyi kepada tingkat pajanan yang tidak berbahaya kepada
pekerja.
Mendapatkan bantuan dan nasehat dari pihak yang berkelayakan.
Suhu panas
Suhu secara umum terasa sedikit panas, dan di beberapa tempat terasa lebih tinggi, oleh
karena itu disediakan kipas angin di tempat-tempat tertentu. Pajanan suhu panas sekitar 150°C
di tempat oven. Untuk kegiatan industri rutin 30-40%,VO2 maksimum pada suhu 37,4°C.Batas
anjuran WHO adalah bila meningkat jadi 50% maka suhu core akan naik jadi 38° C. suhu yang
paling panas di bagian pompa terdapat di bagian pump die casting suhu air untuk proses
produksi mencapai 7000 C. Dampak kesehatan adalah heat fatigue,heat rash,heat suncope,heat
cramps,heat exhaustion dan heat stroke.2
Temperatur lingkungan kerja merupakan salah satu faktor fisik yang berpotensi untuk
menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja bila berada pada kondisi yang ekstrim. Kondisi
temperatur lingkungan kerja yang ekstrim meliputi panas dan dingin yang berada di luar batas
kemampuan manusia untuk beradaptasi. 2
Kemampuan manusia beradaptasi dengan temperatur lingkungan secara umum dilihat dari
perubahan suhu tubuh. Sebagaimana diketahui bahwa suhu tubuh (suhu inti tubuh) atau core
body temperature harus berkisar antara 370 – 380 C. Apabila suhu lingkungan tinggi (lebih tinggi
daripada suhu tubuh normal), maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan suhu tubuh
karena tubuh menerima panas dari lingkungan. Sedangkan hal yang sebaliknya terjadi, yaitu bila
suhu lingkungan rendah (lebih rendah daripada suhu tubuh normal), maka panas tubuh akan
keluar melalui evaporasi dan ekspirasi sehingga tubuh dapat mengalami kehilangan panas.2
Proses interaksi antara temperatur tubuh manusia dengan temperatur lingkungan dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4. Heat flow through the body, beginning with heating the body core by metabolism, the
transfer of heat by blood flow to the skin, heat gain or loss to the skin from the environment by
radiation and convection, heat loss by sweat evaporation, and cooler blood returning to the
core. Skin blood flow (sbf) to promote heat transfer is proportional to metabolic rate (M) divided
by the difference between core and skin temperatures (ΔTc-s).
Sumber (Fundamental of Industrial Hygiene 5th edition, Chapter 12, Thermal Stress)
Fenomena interaksi tubuh manusia dengan temperatur lingkungan seperti pada gambar 1
dikenal juga dengan istilah tekanan panas (heat stress). Namun demikian terjadinya tekanan
panas juga dipengaruhi oleh faktor lain yaitu beban kerja, pakaian kerja, dan karakteristik
pekerja. Respon normal tubuh terhadap temperatur lingkungan dapat dilihat pada gambar
berikut.3
Gambar 5. Normal responses to heat stress exposures and how they can lead to heat-related
disorders
Pengukuran Pajanan suhu yang kami lakukan
Konsep Pengukuran
Pengukuran temperatur lingkungan dilakukan dengan mengukur komponen temperatur
yang terdiri dari suhu kering, suhu basah alami, dan suhu radiant. Disamping itu juga perlu
dilakukan pengukuran terhdap kelembaban udara relatif dan kecepatan angin. Temperatur
lingkungan umumnya dinyatakan dengan indeks Wet Bulb Globe Temperature (WBGT)
atau dikenal juga dengan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB).3
Pengukuran temperatur lingkungan bertujuan untuk:3
a. Mengetahui besaran temperatur lingkungan. Umumnya dalam satuan derajat Celcius.
b. Mengetahui sumber panas dan area kerja yang berisiko terhadap pajanan panas.
c. Mengetahui pekerja yang berisiko terhadap pajanan panas.
Jenis Alat Ukur
Pada umumnya alat yang digunakan untuk pengukuran temperatur lingkungan kerja
dan pajanan panas personal bersifat langsung baca (direct reading instrument).
Pengukuran temperatur lingkungan
Pengukuran untuk setiap komponen temperatur lingkungan dilakukan dengan
menggunakan alat sebagai berikut:3
1. Suhu kering (dry bulb/air temperature) – Ta
Pengukuran suhu kering dilakukan dengan menggunakan termometer yang terdiri dari
termometer yang berisi cairan (liquid-in-glass thermometer), thermocouples, termometer
resisten (resistance thermometer).
2. Suhu basah alami dan bola (Natural wet bulb temperature) – Tnwb
Pengukuran suhu basah alami dilakukan dengan menggunakan termometer yang
dilengkapi dengan kain katun yang basah. Untuk mendapatkan pengukuran yang akurat,
maka sebaiknya menggunakan kain katun yang bersih serta air yang sudah disuling
(distilasi).
3. Suhu Radian (Radiant/globe temperature)
Suhu radian diukur dengan menggunakan black globe thermometer. Termometer
dilengkapi dengan bola tembaga diameter 15 cm yang dicat berwarna hitam untuk
menyerap radiasi infra merah. Jenis termometer untuk mengukur suhu radian yang
paling sering digunakan adalah Vernon Globe Thermometer yang mendapat rekomendasi
dari NIOSH. Dalam pengukuran diperlukan waktu untuk adaptasi bergantung pada
ukuran bola tembaga yang digunakan. Untuk termometer yang menggunakan bola
tembaga dengan ukuran 15 cm diperlukan waktu adaptasi selama 15 – 20 menit.
Sedangkan untuk alat ukur yang banyak menggunakan ukuran bola tembaga sebesar 4,2
cm diperlukan waktu adaptasi selama 5 menit.
4. Kelembaban relatif (Relative humidity)
5. Pengukuran kelembaban udara penting dilakukan karena merupakan salah satu faktor
kunci dari iklim yang mempengaruhi proses perpindahan panas dari tubuh dengan
lingkungan melalui evaporasi. Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan evaporasi
menjadi rendah. Alat yang umum digunakan untuk mengukur kelembaban udara adalah
hygrometer atau psychrometer yang bersifat direct reading. Alat ini mempunyai
sensitivitas yang rendah khususnya pada suhu diatas 500 C dan kelembaban relatif di
bawah 20%.
5. Kecepatan Angin
Kecepatan angin sangat penting perannya dalam proses pertukaran panas antara tubuh
dan lingkungan khususnya melalui proses konveksi dan evaporasi. Kecepatan angin
umumnya dinyatakan dalam feet per minute (fpm) atau meter per second (m/sec).
Kecepatan angin diukur dengan menggunakan anemometer. Terdapat dua jenis
anemometer yaitu: a) vane anemometer dan b) thermoanemometer
Pada saat ini peralatan untuk mengukur temperatur di lingkungan kerja sudah sangat modern
dan mampu mengukur berbagai indikator dalam satu alat.
Gambar 6. alat ukur temperatur lingkungan kerja
Cara pengukuran temperatur lingkungan:
1. Penentuan titik pengukuran
Untuk menentukan apakah suatu area atau lokasi kerja merupakan titik pengukuran
temperatur lingkungan, maka beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:3
Pada area yang dijadikan titik sampling diduga secara kualitatif atau penilaian secara
profesional (professional judgment) mengindikasikan adanya kemungkinan
terjadinya tekanan panas karena adanya sumber panas atau terpajan panas.
Adanya keluhan subyektif yang terkait dengan kondisi panas di tempat kerja.
Pada area tersebut terdapat pekerja yang melaksanakan pekerjaan dan berpotensi
mengalami tekanan panas.
Aspek lain yang harus diperhatikan adalah jumlah titik pengukuran. Secara umum jumlah
titik pengukuran dipengaruhi oleh jumlah sumber panas dan luas area yang terpajan panas
yang mana terdapat aktivitas pekerja di area tersebut. Pendekatan yang umum digunakan
untuk menentukan suatu titik pengukuran adalah area yang panas yang merupakan zona
aktivitas dan pergerakan pekerja selama bekerja di area tersebut.
2. Lama pengukuran
Menurut OSHA Technical Manual lama pengukuran indeks WBGT dapat dilakukan
secara kontinyu (selama 8 jam kerja) atau hanya pada waktu-waktu paparan tertentu.
Pengukuran seharusnya dilakukan dengan periode waktu minimal 60 menit. Sedangkan
untuk pajanan yang terputus-putus minimal selama 120 menit.3,5
3. Tahap pengukuran
• Letakkan alat pada titik pengukuran dan sesuaikan ketinggian sensor dengan kondisi
pekerja.
• Buka tutup termometer suhu basah alami dan tutup ujung thermometer dengan kain
katun yang sudah disediakan. Basahi kain katun dengan aquadest secukupnya sampai
pada wadah tersedia cukup aquadest untuk menjamin agar termometer tetap basah
selama pengukuran.
• Nyalakan alat dan biarkan alat selama beberapa menit untuk proses adaptasi dengan
kondisi titik pengukuran. Waktu untuk adaptasi terdapat pada manual.
• Setelah melewati masa adaptasi, aktifkan tombol untuk logging atau proses
penyimpanan data dan data temperatur lingkungan akan disimpan di dalam memori alat
berdasarkan kelipatan waktu yang digunakan (logging rate). Waktu pengukuran mulai
dihitung sejak proses logging berjalan.
• Biarkan alat di titik pengukuran sesuai dengan waktu pengukuran yang diinginkan.
• Bila telah selesai, non aktifkan fungsi logging dan kemudian alat bisa pindah ke titik
pengukuran yang lain atau data yang ada sudah bisa dipindahkan ke komputer atau di
cetak/print.
• Bila pengukuran dilanjutkan ke titik pengukuran yang lain tanpa harus melakukan
pemindahan data, maka langkah pengukuran diulang dari langkah ketiga. Beberapa hal
yang harus diperhatikan selama proses pengukuran di tempat kerja adalah sebagai
berikut:
o Peletakan alat harus pada posisi yang aman, waspadai alat jangan sampai bergetar,
bergoyang, atau kondisi lain yang membahayakan.
o Letakkan alat pada titik pengukuran yang tidak mengganggu aktivitas pekerja.
oOperator harus memperhatikan aspek keselamatan diri saat melakukan pengukuran.
Bila diperlukan gunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan kondisi bahaya di
lingkungan kerja.
o Berkoordinasi dengan pekerja dan penanggung jawab area untuk kelancaran proses
pengukuran.
oUntuk mendapatkan jumlah data yang diinginkan, maka sebaiknya operator
melebihkan waktu pengukuran
4. Tahap setelah pengukuran
Setelah melakukan pengukuran maka data hasil pengukuran dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:3,5
Untuk lingkungan kerja yang terpajan oleh cahaya matahari (outdoor)
WBGT = 0,7 Tnwb + 0,2 Tg + 0,1 Ta
Untuk lingkungan kerja yang tidak terpajan cahaya matahari (indoor)
WBGT = 0,7 Tnwb + 0,3 Tg
Untuk pengukuran yang dilakukan secara intermitten, maka dihitung rata-rata WBGT
dengan menggunakan rumus:
WBGTrata-rata = WBGT1t1+WBGT2t2+…+WBGT2tn
t1+t2+…+tn
5. Interpretasi hasil pengukuran
Setelah diperoleh hasil pengukuran temperatur lingkungan, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan analisis dengan membandingkan hasil pengukuran dengan standar dan
peraturan yang berlaku.
Standar Pengukuran
Standar pajanan temperatur di tempat kerja mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja,
Nomor KEP.51/MEN/1999, Tanggal 16 April 1999. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4 Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah Dan Bola (ISBB) Yang
Diperkenankan
Disamping itu standar temperatur lingkungan berdasarkan TLVs-ACGIH (2007) adalah sebagai
berikut.
Tabel 5. Paparan panas WBGT yang diperkenankan sebagai NAB (dalam oC WBGT)
Alokasi
waktu untuk
siklus kerja
Dan
pemulihan
WBGT (Nilai WBGT dalam ○C)
Batas tindakan
(Nilai WBGT dalam oC)
Ringan Sedang Berat Sangat
berat
Ringan Sedang Berat Sangat
berat
75-100 % 31.0 28.0 - - 28.0 25.0 - -
50-75% 32.0 29.0 27.5 - 28.5 26.0 24.0 -
25-50% 32.0 30.0 29.0 28.0 29.5 27.0 25.5 24.5
0-25% 32.5 31.5 30.0 30.0 30.0 29.0 28.0 27.0
Penerangan
Pada observasi kami di pabrik fan dan pompa, cahaya ditempatkan di dekat meja pekerja,
jadi walaupun secara umum tidak terlalu terang, di tempat pekerja justru mendapat cahaya yang
cukup. Namun, ada juga pencahayaan alamiah dengan menggunakan sinae matahari yang dibuat
dari kaca-kaca pada atap yang secara sengaja didesain, untuk mendapatkan cahaya matahario
secara langsung dan mengurangi penggunaan energi listrik. Pemakaian lampu dilakukan hanya
pada tenpat-tempat yang membutuhkan ketelitian khusus.
Pencahayaan merupakan faktor yang berperan dalam menciptakan ruangan kerja yang
baik. Penerangan juga berpengaruh langsung pada suhu, persepsi arsitektural dan keselamatan
kerja. Penerangan dikatakan baik bila pekerja dapat melihat objek-objek yang dikerjakan secara
jelas, cepat, dan tanpa upaya yang tak perlu. Juga harus dapat melihat dengan jelas pula
benda/alat disekitarnya yang mungkin mengakibatkan kecelakaan.2
Menurut armstrong bila intensitas penerangan kurang maka akan menimbulkan gangguan
visibilitas dan eyestrain. Kalau berlebihan maka akan menyebabkan glare, reflection, excessive
shadows, visibility dan eyestrain. Jadi penerangan yang buruk menyebabkan kelelahan mata,
kelelahan mental, pegal di daerah mata dan kerusakan penglihatan2
Standar penerangan di tempat kerja:3
Penerangan untuk halaman dan jalan-jalan dilingkungan perusahaan harus mempunyai
intensitas penerangan sedikitnya 20 luks
Penerangan untuk pekerjaan-pekerjaan yang hanya membedakan barang kasar dan besar
paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 50 luks
Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil secara
sepintas lalu paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 100 luks
Penerangan untuk pekerjaan membeda-bedakan barang kecil agak teliti, paling sedikit
mempunyai intensitas penerangan 200 luks
Penerangan untuk pekerjaan yang membedakan dengan teliti barang-barang yang kecil dan
halus, paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 300 luks
Penerangan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang halus dengan kontras
yang sedang dalam waktu yang lama, harus mempunyai intensitas penerangan paling sedikit
500-1000 luks
Penerangan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang yang sangat halus
dengan kontras yang kurang dan dalam waktu yang lama, harus mempunyai intensitas
penerangan paling sedikt 2000 luks
Berdasarkan PMP no 7 tahun 964 tentang syarat di tempat kerja (Lampiran I), menjelaskan
bahwa Penerangan yang cukup untuk pekerjaan-pekerjaan yang membedakan barang-barang
kecil secara sepintas lalu seperti : mengerjakan barang-barang besi dan baja yang setengah
selesai (semi-finished), harus mempunyai kekuatan 100 lux (10 ft. candles). Dan Penerangan
yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang-barang kecil yang agak teliti seperti :
pemasangan alat-alat yang sedang (tidak besar) harus mempunyai pencahayaan 200 lux (20ft
candles), Sehingga berdasarkan hasil pengukuran diatas didapatkan penerangan atau intensitas
cahaya yang baik di tempat kerja.
Pengukuran Cahaya yang kami lakukan
Pengukuran dengan Lux meter (intensitas cahaya) di tempat kerja.
Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan (tingkat
penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Alat ini didalam memperlihatkan hasil
pengukurannya menggunakan format digital. Alat ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan
sel foto dan layar panel. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur
intenstasnya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto
menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun
semakin besar.2
Cara pengukuran :
Gambar 7. Lux Meter
Fungsi bagian- bagian alat ukur :
Layar panel : Menampilkan hasil pengukuran
Tombol Off/On : Sebagai tombol untuk menyalakan atau mematikan alat
Tombol Range : Tombol kisaran ukuran
Zero Adjust VR : Sebagai pengkalibrasi alat (bila terjadi error)
Sensor cahaya : Alat untuk mengkoreksi/mengukur cahaya.
Prosedur Penggunanaan Alat
Dalam mengoperasikan atau menjalankan lux meter amat sederhana. Tidak serumit
alat ukur lainnya, dalam penggunaannya yang harus benar- benar diperhatikan adalah alat
sensornya,karena sensornyalah yang kan mengukur kekuatan penerangan suatu cahaya. Oleh
karena itu sensor harus ditempatkan pada daerah yang akan diukur tingkat kekuatan
cahayanya (iluminasi) secara tepat agar hasil yang ditampilkan pun akuarat. Adapun
prosedur penggunaan alat ini adalah sebagai berikut :
Geser tombol ”off/on” kearah On.
Pilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000 lux) pada
tombol Range.
Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada permukaan daerah yang akan
diukur kuat penerangannya.
Lihat hasil pengukuran pada layar panel.
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam perawatan alat ini adalah sensor cahaya yang
bersifat amat sensitif. Dalam perawatannya sensor ini harus diamankan pada tempat
yang aman sehingga sensor ini dapat terus berfungsi dengan baik karena sensor ini
merupakan komponen paling vital pada alat ini.
Selain dari sensor, yang harus diperhatikan pada alat ini pun adalah baterainya. Jikalau
pada layar panel menunjukan kata ” LO BAT” berarti baterai yang digunakan harus diganti
dengan yang baru. Untuk mengganti baterai dapat dilakukan dengan membuka bagian
belakang alat ini (lux meter) kemudian mencopot baterai yang habis ini, lalu menggantinya
dengan yang dapat digunakan. Baterai yang digunakan pada alat ini adalah baterai dengan
tegangan 9 volt, tetapi untuk tegangan beterai ini tergantung pada spesifikasi alatnya.
Apabila hasil pengukuran tidak seharusnya terjadi, sebagai contoh diruangan yang
dengan kekuatan cahaya normal setelah dilakukan pengukuran ternyata hasilnya tidak normal
maka dapat dilakukan pengkalibrasian ulang dengan menggunakan tombol Zero Adjust.
Cara Pembacaan
Pada tombol range ada yang dinamakan kisaran pengukuran. Terdapat 3 kisaran
pengukuran yaitu 2000, 20.000, 50.000 (lux). Hal tersebut menunjukan kisaran angka
(batasan pengukuran) yang digunakan pada pengukuran. Memilih 2000 lux, hanya dapat
dilakukan pengukuran pada kisaran cahaya kurang dari 2000 lux. Memilih 20.000 lux, berarti
pengukuran hanya dapat dilakukan pada kisaran 2000 sampai 19990 (lux). Memilih 50.000
lux, berarti pengukuran dapat dilakukan pada kisaran 20.000 sampai dengan 50.000 lux. Jika
Ingin mengukur tingkat kekuatan cahaya alami lebih baik baik menggunakan pilihan 2000 lux
agar hasil pengukuran yang terbaca lebih akurat. Spesifikasi ini, tergantung kecangihan alat.
Apabila dalam pengukuran menggunakan range 0-1999 maka dalam pembacaan pada
layar panel di kalikan 1 lux. Bila menggunakan range 2000-19990 dalam membaca hasil pada
layar panel dikalikan 10 lux. Bila menggunakan range 20.000 sampai 50.000 dalam membaca
hasil dikalikan 100 lux.
Vibrasi
Vibrasi hanya terasa di tempat-tempat tertentu, disebabkan oleh alat yang juga menjadi
sumber bising, pekerja tidak terus berada di ruangan tersebut. Vibrasi yang dihasilkan oleh mesin
dapat memberi dampak kepada kesehatan pekerja.Vibrasi dibagi menjadi dua iaitu : whole body
vibration dan segmental vibration. Dampak vibrasi ialah hand arm vibration,vibration induced
white finger dan Raynaud syndrome.2
IV.1.2. Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari kemampuan dan karakteristik manusia yang
mempengaruhi rancangan peralatan,sistim kerja dan pekerjaan yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi,keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja.3 Di pabrik X, kami dapati
bahawa kebanyakan pekerja baik di pabrik fan maupun pompa air, mereka banyak dalam posisi
berdiri saat bekerja. Hanya sedikit saja yang dalam posisi duduk. Selain itu, Posisi pekerja ada
yang berdiri sepanjang bekerja dan ada yang harus mengangkat beban berat sehingga resiko
gangguan musculoskeletal cukup besar.
Pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi berdiri menurut Pulat 1992 & Clark
1996 ialah tak tersedia tempat untuk kaki dan lutut,harus memegang obyek yang berat,sering
menjangkau ke atas,ke bawah dan ke samping,sering melakukan pekerjaan menekan ke bawah
dan diperlukan mobilitas tinggi.2
IV.1.3. Kimia
Pajanan kimia kami amati ditempat tersebut yakni benzene dan varnish (pernish) yang
terdapat di bagian manufacturing. Sementara pada bagian asembling yakni berupa las (welding)
dan timah yang terdapat pada soldier. Pada tempat ini pekerja telah diperlengkapi dengan masker
biasa maupun masker khusus bagi yang mendapat pajanan lebih besar sesuai dengan jenis bahan
kimianya.
Benzen
Benzen terdapat pada pelarut untuk lilin, resin, lem, karet, plastik, cat, plastik, dan lain-
lain. efek uap dari benzen yang tinggi menyebabkan efek narkotik dan iritasi pada saluran nafas.
Paparan jangka panjang terhadap kadar yang lebih rendah dapat berakibat supresi sumsum tulang
dan juga dihubungkan dengan peningkatan insidens leukimia. Benzen cair memiliki efek
defatting (menghilangkan lapisan lemak) pada kulit, oleh karena itu, kontak dengannya dapat
menyebabkan dermatitis.4
Welding
Welding asap adalah asap yang dihasilkan dari operasi pengelasan berbagai. Komponen
utama adalah oksida dari logam yang terlibat seperti seng, besi, kromium, aluminium, atau nikel.
Asap las biasanya memiliki bau logam, dan komposisi spesifik mereka bervariasi.10
Konferensi Amerika Pemerintah Hiegenis Industri (ACGIH) telah ditugaskan asap las
(bukan sebaliknya diklasifikasikan) nilai ambang batas (TLV) dari 5 miligram per meter kubik
(mg/m (3)) sebagai TWA untuk hari kerja 8-jam yang normal dan pekan kerja 40-jam
Paparan asap pengelasan dapat terjadi melalui inhalasi dan kontak mata.10
Paparan asap las dari baja ringan dikaitkan dengan pengembangan pneumokoniosis jinak,
"siderosis tukang las busur itu". Kondisi ini adalah pneumokoniosis reversibel dan tidak ada
tanda-tanda pernapasan yang terkait dapat hadir pada saat pneumokoniosis tersebut ditemukan.
Paparan asap pengelasan dapat mengakibatkan demam uap logam; kondisi ini menyerupai
influenza dan ditandai dengan demam, menggigil, sakit kepala, mual, sesak napas, nyeri otot,
dan rasa logam di mulut. Efek pernapasan tampaknya diperkuat oleh merokok. Ada kelebihan
infertilitas di antara tukang las yang menyebabkan studi tentang kualitas sperma dan eksposur
pengelasan. Tampaknya ada peningkatan frekuensi kelainan pada kualitas air mani yang terkait
dengan durasi paparan. Selian itu, paparan asap las juga bersifat karsinogenik.10
Prosedur higiene individu pada pekerja di bagian welding yakni pekerja tidak boleh
makan, minum, menggunakan produk tembakau, menerapkan kosmetik, atau minum obat di
daerah di mana asap las yang dihasilkan. Pemilihan peralatan perlindungan pribadi yang layak
(APD) (misalnya, sarung tangan, lengan, baju encapsulating) harus didasarkan pada sejauh mana
paparan potensi pekerja untuk asap las.10
IV.1.4. Biologis
Sementara itu, pada pajanan biologi, pada bagian asembling di pabrik pompa terdapat
penanmpungan air yang apabila tidak dibersihkan, maka akan banyak bakteri yang tumbuh.
Selain itu, lingkungan yang panas dan lembab juga dapat menjadi salah satu sara pertumbuhan
bakteri dan virus, terutama apabila ada orang menderita penyakit yang penularannya lewat udara
seperti flu, maka akan mempermudah penularan antara sesama pekerja terutama pekerja sehat
yang berdekatan dengan pekerja yang sedang sakit tersebut.10
IV.1.5.Psikologis
kami tidak sempat bertanya pada para karyawan secara langsung, dari pengamatan kami,
bisa jadi ada tekanan karena ada batasan waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya membuat
satu produk karena ada target yang harus dipenuhi dalam setiap jam.
Aspek psikososial yang kami temukan di kedua pabrik ini antara lain:
Jadwal Shift
Pabrik pompa
- Shift 1 : 7.05 – 15.45
- Shift 2 : 15.45-23.15
- Shift 3 : 23.15 – 7.00
Pabrik tipas angi (fan)
- Shift 1 : 7.00 – 16.00
- Shift 2: 16.00 – 24.00
Jadwal istirahat
Dalam setiap shift pada bagian pompa ada waktu 5 menit sebanyak 3 kali untuk
meregangkan otot
Istirahat untuk makan siang setiap pabrik selama 45 menit yakni 11.40 – 13.00. setiap
pabrik meiliki perbedaan waktu istirahat 10 menit untuk membatasi jumlah orang yang
makan di kantin.
Target yang harus dipenuhi untuk menghasilkan setiap produk dalam waktu tertentu
Karyawan bekerja sesuai dengan keahliaannya, sehingga sebagian besar tidak terdapat rotasi
ke bagian pekerjaan tertentu.
Para pekerja akan diberi kelonggan untuk pergi ke toilet walaupun diluar jam istirehat ini
kerana ia akan membantu pekerja untuk lebih fokus semasa bekerja agar tidak dibebani oleh
masalah untuk tidak bisa pergi ke toilet. Pihak perusahaan memberi kelonggaran untuk
pekerja untuk ke toilet dengan syarat post atau stasiun yang ditempati oleh pekerja tersebut
akan diganti oleh pekerja lain. 5 menit diberikan untuk pekerja ke toilet.
Bagi pekerja yang sakit ada orang cadangan yang mampu mengganti pekerjaan orang
tersebut.
Setiap 1 tahun sekali ada rekreasi untuk para pekerja dengan keluarganya.
Setiap pagi sebleum mulai kerja ada apel bersama selama 5 menit untuk senam pagi dan
biasanya pada hari jumat dilakukan senam poco-poco.
Tiga kali dalam satu tahun setiap pekerja wajib hadir dalam apel untuk memberitahukan
kebijakan baru yang diambil oleh perusahaan. Hal ini membuat adanya kerekatan hubungan
antara pemimpin dengan karyawannya dan setiap orang mengetahui secara jelas setiap
peraturan yang ada.
IV.2. Gizi
Pihak perusahaan memberikan kafeteria untuk para pekerja dan pihak perusahaan telah
memberikan makanan secara gratis kepada pekerja dan pekerja tidak perlu membayar untuk
makanan tersebut, di kafeteria disediakan dua jenis menu, yaitu menu umum dan menu khusus.
Menu umum adalah untuk para pekerja yang tidak mempunyai masalah penyakit degenarif
seperti gout dan lain- lain dan menu khusus pula di berikan untuk para pekerja yang mempunyai
masalah degeratif.
Keperluan gizi pekerja amat dititik beratkan oleh perusahan , pemberian makanan sesuai
dengan kebutuhan gizi pekerja dan beban kerja yang diberikan oleh pekerja agar pekerja bisa
bekerja dengan lebih optimum. Pemilihan menu sesuai dengan standar gizi dan seusai dengan
selera para pekarja. Untuk mengelakan para pekarja tidak bosan dengan menu makanan pihak
perusahaan memvariasikan menu makanan pekerja dimana satu kerjasama dengan perusahaan
catering telah dilakukan. Disamping itu pihak perusahaan akan memantau menu yang diberikan
dari pihak katering secara per bulan. Pada pekerja yang bekerja pada shift malam pula pemberian
makanan tambahan akan diberikan kepada pekerja agar pekerja lebih segar dan bertenaga semasa
melakukan tugas .
Kapasitas kafeteria adalah seramai 2000 orang perwaktu tetapi waktu atau jam istirehat
pada setiap bagaian adalah sehingga tidak menyebabkan kafeteria terlalu penuh, agar kafeteria
bisa menampung jumlah pekerja yang ramai.
IV.3. Kecelakaan Kerja
Beberapa usaha yang sudah dilakukan perusahaan ini dalam upaya meningkatkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja antara lain:
Setiap hari selalu diberi peringatan untuk menggunakan alat pelindung diri secara benar terutama
setelah 5 menit istirahat meregangkan otot.
Terdapat poster-poster yang ditempel di setiap pabrik dan di lingkungan depan sebelum masuk
dalam pabrik untuk mengingatkan kembali pentingan alat pelindung diri.
Setiap pabrik memiliki first aider yang di sudah dilatih terlebih dahulu untuk memebrikan
pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan.
Terdapat area evakuasi
Pemantauan keselamatan amat di titik beratkan dimana supervisor akan melakukan roun up
dan check kepada pekerja dan melihat kedisplinan para pekerja , kalau berlakunya ada
perkerja yang tidak mematuhi aturan keselamatan yang ditetapkan para supervisor akan
menegur secara lisan secara 3 kali dan jika tidak mematuhi aturan juga pekerja terbabit akan
diberikan surat peringatan tertulis.
Memiliki poliklinik yang terdapat di depan pabrik dekat masjid yang di dalamnya terdapat 12 orang
dokter jaga 24 jam, 1 orang dokter gigi.
Melakukan medical cek up satu kali dalam satu tahun
V.5. Amdal
PT. X memiliki area khusus untuk pengelolaan amdal untuk mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan. Hasil limbah yang dihasilkan di kirim ke tempat pembunagan
sementara (TPS) yang kemudian diolah agar tidak mencemari lingkungan.
Bab V
Kesimpulan dan Saran
V.1. Kesimpulan
Secara umum sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di PT Panasonic sudah
cukup baik. Di setiap pabrik sudah terdapat berbagai poster mengenai pentingnya penggunaan
APD (alat pelindung diri) sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka lakukan, dan memiliki first
aider yang berfungsi untuk memberikan pertolongan pertama ketika ada pekerja yang mengalami
kecelakaan ketika bekerja. Namun, kami tidak melihat adanya kotak P3K di daerah yang mudah
di jangkau di sekitar pabrik.
Pada kebisingan 85 dB seseorang hanya boleh terpapar selama 8 jam per hari. Dalam hal
ini PT. Panasonic sudah menerapkan penggunaan APD ynag baik dan benar sesuai dengan
derajat kebisingan pada setiap bagian. Selain itu, pembagian shift menjadi 3 kali menunjukan
bahwa PT. Panasonic mengetahui berapa jam kerja yang diperbolehkan dalam waktu satu hari,
yakni 8 jam. Penggunaan APD sseperti sarung tangan juga sudah baik dan disesuaikan dengan
bagian yang mereka kerjakan.
Pelaksanaan ergonomi mungkin harus lebih diperhatikan, meskipun sudah ada petunjuk
yang benar mengenai pekerjaan dengan posisi berdiri yang baik dan benar dan mengangkat
barang berat, namun penyakit low back pain masih banyak ditemukan pada pekerja. Selain itu,
juga ditemukan banyaknya rujukan mengenai penyakit neuromuskuloskeletal. Pelaksanakan
ergonomi yang baik dan benar di tempat kerja dapat mengurangi sakit, nyeri, dan stres di tempat
kerja. Hal ini akan berdampak mengurangnya penyakit yang mengenai sistem
neuromusculoskeletal.
Pada penerangan, PT Panasonic sudah cukup baik. Menggunakan prinsip mengurangi
cahaya dengan menggunakan sinar dari luar dan bagian tertentu yang membutuhkan penerangan
yang lebih diberikan lampu.
Dalam gizi para pekerja, PT Panasonic memiliki kantin di tengah-tengah pabrik yang dapat
memuat 2000 orang. Makan yang disediakan di kantin juga telah diperhatian sesuai dengan
kebutuhan kalori tiap pekerja. Selain itu, mereka juga memperhatikan gizi para pekerja yang
memiliki penyakit degeneratif seperti hipertensi dan tekanan darah tinggi dengan menyediakan
makanan khusus sesuai dengan gizi yang mereka harus peroleh.
Setelah pembahasan di atas, diharapkan untuk setiap pekerja di PT Panasonic agar dapat
lebih patuh dan memperhatikan mengenai aturan-aturan yang berkaitan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja saat melakukan tugasnya demi terciptanya keamanan saat bekerja. Sementara
untuk PT Panasonic, diharapkan agar dapat memfasilitasi dan melakukan pengontrolan secara
berkala kepada setiap pekerjanya agar terjadi penurunan terhadap angka kesakitan dan
meningkatnya angka produktivitas serta tercapainya kesejahteraan para pekerja yang pada
akhirnya akan memberikan keuntungan kepada PT Panasonic sendiri.
V.2. Saran
Hal yang mungkin dapat kami sarankan untuk PT. Panasonic:
1. Supervisor sebaiknya lebih sering melakukan inspeksi karena ada pekerja yang tidak
memakai APD dan kurang memperhatikan langkah-langkah ergonomis ketika melakukan
pekerjaannya dalam pabrik.
2. MSDS, harus diletakan di tempat yang stategis yang mudah dijangkau oleh para pekerja.
3. Diadakan medical cek up secara rutin kepada setiap pekerja
Daftar Pustaka
1. Jeyaratnam J, Koh D. Buku ajar praktik kedoteran kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2009.h.1-5.
2. Levy SB, Wegman DH, Baron SL, Sokas RK. Occupational and environmental
health,recognizing and preventing disease and injury,5th Ed, Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2006.p.312-9
3. Suma’mur. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes). Jakarta: Sagung Seto;
2009.h.116-50.
4. World Health Organization. Deteksi dini penyakit akibat kerja. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran; EGC.h.125-30, 169, 174-8.
5. Johnson J, Robinson ST. Hearing lost. In: Joseph Ladou, editor. Current occupational &
environmental medicine. 4th ed. North America: McGraw-Hill; 2007.p.113-21.
6. Pompa. Diunduh dari: www. perkakasku.com/detailprod. 24 Oktober 2011.
7. Apakah besi iron casting itu? Diunduh dari: http://cepiar.wordpress.com/2007/11/13/apakah-
besi-tuang-cast-iron-itu/. 24 Oktober 2011.
8. Timah, tembaga, alumuniumhttp://www.chem-is-try.org/
9. Homan CS, Brogan GX, Lead Toxicity, in : Viccellio P, (Editor ). Handbook of Medical
Toxicology, First edition, Little, Brown and Co. Boston. 1993, 271 - 284.
10. Welding health hazard. Diunduh dari:
http://www.osha.gov/doc/outreachtraining/htmlfiles/weldhlth.html. 28 Oktober 2011.
Lampiran
Fan:
Kelompok A6:
Rocky Giamto 10.2007.202
Wendy Purnama 10.2008.032
Adhi Pasha Dwitama. 10.2008.064
Juan Avila Johannes. 10.2008.093
Dandy Citra 10.2008.131
Egy Bora. 10.2008.158
Iriawan Indra Putra. 10.2008.203
Atikah Binti AB.Rahim. 10.2008.235
Afiqah Binti Ibrahim. 10.2008.268
Badiuzzaman Bin Abd Kadir 10.2008.295
Kelompok A7:
Vicilia 10.2008.001
Riadi 10.2008.037
Airin Utami 10.2008.066
Angellina Wiyanda 10.2008.097
Ria Angela 10.2008.132
Antonius Dicky Harlan 10.2008.162
Anasthasia Christine 10.2008.204
Nor Zaialif bin Zainudin 10.2008.239
Muhammad Naufal bin Nordin 10.2008.270
Nor Fazillah bt Adam 10.2008.297
Kelompok B1:
Arian Fardin Ignatiua Wawolumaja
10.2007.005
Charles Boru 10.2007.016
Meidyani Ruth 10.2008.067
Erwin Tanady 10.2008.015
Theresia Helena 10.2008.147
Pompa Air:
Kelompok B1:
Maria Yosepha Pramithasari Jo 10.2008.179
Mario Alfonson Lolek Widoen 10.2008.206
Nor Amirah Nor Azman 10.2008.240
Farhana bimti Khidzri 10.2008.269
aslina binto Alias 10.2008.298
Kelompok B2 :
Wahyu Herlambang 10.2007.040
Purna Adi Putra 10.2008.024
Willy Pelano 10.2008.068
Yoserizal Ezra 10.2008.110
Rosalita 10.2008.153
Frenky Johan 10.2008.184
Wayan Heri Susante 10.2008.212
Mohd Fahmi Bin Mohd Hani 10.2008.242
Nur Athirah Binti Khamirulamir 10.2008.274
Hazrena Binti Hassim 10.2008299
Kelompok B3:
Elsye E. Tanama 10.2007.088
Steffi 10.2008.039
Eunike Gracea Ristiana 10.2008.074
Susyanti 10.2008.116
Sukarmi Gani 10.2008.157
Wenny Tandirura 10.2008.185
Andreas Dhymas Marta Kelana 10.2008.223
Nor Asyikin binti Moh Razali 10.2008.247
Shamalah Kandayah 10.2008.276
Nuraihan binti Mohd Jalaludin 10.2008.309
Pembimbing:
dr. Josephine Sri Sutanti, MS, SpOK
dr. JudinPurba Tanjung MSc