Tugas Pabrik (A6-B3)

78
Laporan Kunjungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Ukrida ke PT Panasonic Disusun oleh: Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Semester VII Tahun Ajaran 2011/2012 Kelompok A6-B3

description

bbbbbb

Transcript of Tugas Pabrik (A6-B3)

Page 1: Tugas Pabrik (A6-B3)

Laporan Kunjungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Ukrida ke PT

Panasonic

Disusun oleh:

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Semester VII Tahun Ajaran 2011/2012

Kelompok A6-B3

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara no. 6, Jakarta

2011

Page 2: Tugas Pabrik (A6-B3)

Kata Sambutan

Page 3: Tugas Pabrik (A6-B3)

Daftar Isi

Kata Sambutan

Kata Pengatar Penysun

Daftar Isi

Bab I. Pendahuluan

I.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan Pengamatan

I.2.1. Tujuan Umum

1.2.2. Tujuan Khusus

1.3. Manfaat Pengamatan

Bab II. Tinjauan Kepustakaan

II.1. Definisi

II.2. Etiologi

II.3. Klasifikasi

II.4. Dampak

Bab III. Hasil Plant Survey

III.1. Pendahulan

III.2. Materi

III.2.1. Obsevasi

III.2.2.Pengukuran

III.2.3. Data Sekunder

Bab IV. Kesimpulan dan Saran

IV.1. Kesimpulan

IV.2. Saran

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 4: Tugas Pabrik (A6-B3)

Bab I

Pendahuluan

I.1. Latar Belakang

Di era globalisasi ini, perdagangan bebas di selruh dunia semakin maju pesat. Sektor

industrialisai sudah semakin berkembang termasuk di Indonesia. Hal ini menyebabkan semakin

banyaknya tenaga kerja yang berkiprah di sektor industri. Dengan pertambahan tersebut, maka

konsekuensi permasalah industri semakin kompleks, termasuk masalah Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan kerja merupakan program kesehatan yang sanagat penting. Kelselamatan kerja

merupakan salah satu fokus tujuan untuk meningkatkan program K3 di samping biaya, mutu, dan

waktu. Saat ini kesehatan dan keselamata kerja para pekerja merupakan salah satu hal yang

harus diperhatikan oleh setiap perusahaan. Kecelakaan yang sering terjadi di lingkungan para

pekerja dikarenakan oleh beberapa faktyor yaitu, faktgor fisik seperti: bising, suhu, pencahayaan,

dan getaran. Faktor-faktor kimia seperti berbagai bahan kima yang berbahaya yang digunakan

dalam suatu proses produksi atau di lingkungan sekitar parta pekerja. Selain itu, faktor-faktor

lainnya meliputi faktor fisiologi, psikologi, dan ergonomi.

Kesehatan suatu lingkungan kerja dapat meberikan pengaruh yang positif terhadap

kesehatan para pekerjanya, seperti peningkatan moral kerja, penurunan absensi, dan peningkatan

produkti\vitas kerja. Sebaliknya apabila lingkungan kerja kurang sehat atau kurang diperhatikan

maka akan meningkatkan kesakitan dan kecelakaan, dan meningkatkan angka absensi karyawan.

Oleh karena itu, sudah seharunya setiap perusahaan memperhatikan kesehatan dan keselamatan

kerja para pekerjanga. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelayanan kesehatan yang

optimal, memberi penyuluhan kepada setiap karyawan mengenai pentingnya penggunaan alat

pelindung diri, mematau lingkungan kerja, dan memberikan gizi yang cukup dan sesuai dengan

kebutuhan setiap karyawannya.

Page 5: Tugas Pabrik (A6-B3)

I.2. Tujuan Pengamatan

I.2.1. Tujuan umum

Tujuan penelitian kami secara umum antara lain:

Mengetahui prevalensi timbulnya penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang mungkin terjadi

pada pekerja industri PT. Panasonic

Mengidentifikasikan kemungkinan adanya faktor-faktor resiko yang memungkinkan

timbulnya penurunsn produktifitas kerja para karyawan serta memberikan masukan bagi

manajemen PT. Panasonic terutama berkaitan dengan bidang kesehatan dan keselamatan kerja

untuk perbaikan yang akan datang

Meningkatkan kenyaman dan kesehatan di kalangan para pekerja

I.2.2. Tujuan khusus

Mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja para

karyawan PT. Panasonic terutama yang berkaitan dengan resiko kecelakaan kerja bagi para

karyawan serta mengevaluasi dan memberikan masukan bagi pihak manajemen PT. Panasonic

untuk keperluan pengembangan di masa yang akan datang.

Menjelaskan lebih detail mengenai apa saja yang termasuk pajanan fisik, kimia, biologi, dan

gizi kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Mengetahui proses penggunaan mesin dan peralatan/instalasi yang berbahaya atau dapat

menimbulkan kecekaan, kebakaran, atau peledakan.

Mengetahui bahan-bahan yang mempunyai faktor risiko seperti dapat meledak, mudah

terbakar, beracun, menimbulkan infeksi, dan bersuhu tinggi.

Mengetahui proses pembuangan sampah dan limbah yang tidak merugikan lingkungan kerja

dan sekitarnya.

Mengetahui faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja seperti

penyebaran suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, air, uap, gas, hembusan angin, cuaca,

sinar/radiasi, serta suara dan getaran.

Mengetahui pentingnya penyelidikan menggunakan alat teknis untuk mengurangi faktor

resiko terjadinya kecelkaan kerja.

Mengetahui tingkat kesadaran perusahaan terhadap keesehatan dan keselamatan para pekerja.

Page 6: Tugas Pabrik (A6-B3)

I.3. Manfaat Pengamatan

1. Manfaat bagi perusahaan:

Mengidentifikasikan dan menentukan faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja

pada karyawan.

Mengamati faktor resiko terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja PT. Panasonic serta

memberi masukan bagi manajemen PT. Panasonic untuk meningkatkan produktivitas tenaga

kerja.

Memaparkan informasi kesehatan dan meminimalisasi terjadinya kecelakaan yang

dimungkinkan untuk meningkatkan hasi produksi, kualitas produksi, dan produktivitas

pekerja.

Memonitor dan memberikan masukan tentang pengaturan lingkungan kerja.

Memberikan masukan terhadap masalah kesehatan, beban kerja, beban tambahan kepada

pekerja dan pemecahan permasalahan yang ada.

Membina kesehatan tenaga kerja dan mencegah terjadinya penyakit dan kecelakaan akibat

kerja.

Dapat memeperluas dan mempererat hubungan antara PT. Panasonic dan Universitas Kristen

Krida Wacana.

2. Manfaat bagi perguruan tinggi:

Realisasi tridarma perguruan tinggi dalam melaksanakan fungsi/ tugas perguruan tinggi

sebagai lembaga yang menyelengarakan pendidikan penelitian dan pengabdian bagi

masyarakat.

Berperan serta dalam pengembangan riset Universitas Kristen Krida Wacana untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dapat memperluas dan mempererat hubungan antara Universitas Kristen Krida Wacana

dengan PT. Panasonic.

3. Manfaat bagi mahasiswa:

Memahami tugas dokter perusahaan.

Dapat mengetahui proses pengelolaan bahan baku, pembuatan, cakupan pemasaran di PT.

Panasonic.

Dapat memperluas pengetahuan yang dapat bermanfaat di kemudian hari.

Page 7: Tugas Pabrik (A6-B3)

Bab II

Tinjauan Kepustakaan

II.1. Definisi

Kesehatan kerja ialah upaya kesehatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk

mepersiapkan, memelihara serta tindakan lainnya dalam rangka pengadaan serta penggunaan

tenaga kerja dengan kesehatan baik fisik, mental maupun sosial yang maksimal, sehingga dapat

berproduksi maksimal.1

Keselamatan kerja ialah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,

bahan. Dan proses pengelolaannya, landasan tempat kerja dan lingkunagnnya serta cara-cara

melakukan pekerjaan.1

Kecelakaan kerja ialah suatu kejadian yang terjadi secara tidak diduga dan tidak

diharapkan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor

pekerja dan lingkungan kerja sehingga mengakibatkan kerugian bagi pekerja dan perusahaan dari

yang paling ringan sampai yang paling berat.1

II.2. Etiologi

Penyebab kecelakaan kerja antara lain:1

1. Alat kerja

Keadaan alat kerja yang unsafe condition

2. Lingkungan kerja

Kondisi lingkungan kerja yang tidak atau kurang memenuhi persayaratan kesehatan dan

keselamatan kerja.

Keadaan lingkungan kerja yang unsafe condition seperti ventilasi udara yang kurang,

penerangan yang kurang, intensitas bising yang melebihi ambang batas tanpa adanya

usaha untuk pengurangan intensitas seperti peredam bunyi dan APD (Alat Pelindung

Diri)

3. Faktor manusia, yang meliputi:

Kecenderungan untuk celaka

Pendidikan dan pengalaman

Keterampilan

Sikap terhadap keselamatan/komunikasi seperti menggunakan APD sesuai dengan

standar yang berlaku, apabila terjadi sesuatu terhadap alat kerja dapat berkomunikasi

dengan supervisor untuk mendapat tindakan lebih lanjut.

Page 8: Tugas Pabrik (A6-B3)

II.3. Klasifikasi

Penyakit akibat kerja digolongkan menjadi dua yakni:1

1. Penyakit akibat kerja tibul akibat terpajan faktor fisik, kimiawi, biologis, atau psikososial di

temapt kerja.

2. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Penyakit ini adalah penyakit dengan faktor

tempat kerja yang dapat dikaitkan sebagai penyebab timbulnya penyakit namun tidak

merupakan faktor resiko setiap kasus. Penyakit ini sering ditemukan di masyarakat umum.

II.4. Pajanan Potensial dan Dampaknya

Pajanan yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja antara lain:

Fisika

Pajanan fisika dibagi menjadi 4 yakni:

o Penerangan

Penerangan merupakan salah satu faktor utama dalam kesehatan dan keselamatan kerja.

Tanpa penerangan yang cukup, seseorang kan mudah terjadi kecelakaan dalam

pekerjaanya. Berdasarkan teori, standar penerangan untuk kerja kasar,rutin,detil

besar,bahan kontras jelas : 100-200 lux ;kerja sedang tanpa konsentrasi besar : 200-500 lux

; detil semakin halus,kontras kurang,pekerjaan makin luas,menyangkut inspeksi dan bahan

baku : 500-1000 lux ;sangat halus, tepat dan teliti : 1000-2000 lux. Penerangan diperlukan

pada kerja bangunan,gedung,penerangan darurat,tempat berbahaya dan mesin-mesin

pabrik.2

o Suhu

Temperatur lingkungan kerja merupakan salah satu faktor fisik yang berpotensi untuk

menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja bila berada pada kondisi yang ekstrim.

Pada paparan suhu panas terus menerus dapat menyebabakan heat fatique, heat rash, heat

syncope, heat cramps, heat exhaustion, hingga heat stroke.2,3

o Getaran

Getaran merupakan salah satu pajanan yang tidak dapat dihidari apabila seseorang bekerja

di suatu pabrik. Sumber dari pada suatu pabrik dapat berupa mesin yang digunakan itu

sendiri. Efek yang dapat timbul dari paparan vibrasi terus meneurs yakni motion sickness,

penglihatan kabur, kelelahan dan ketidaknyamanan, dan hand-arm viration.2

o Bising

Page 9: Tugas Pabrik (A6-B3)

Bising merupakan suara yang tidak dikehendaki. Intensitas bunyi yang dijadikan standar

paparan maksimal yakni 85DB(A) selama 8 jam. Ketika melebihi ambang tersebut, maka

semakin lama seseorang kana mengalami ketulian sementara yang pada akhirnya menjadi

tuli permanen (NIHL (Noise Induced Hearing Loss).2,3

Kimia

Contoh pajanan kimia yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja antara lain las (welding),

benzen, timbal, mangan,arsen, fluor, alkohol, kromium, dan berbagai bahan kmia lainnya.efek

yang dapat terjadi pada kesehatan seperti pada pajanan benzene seseorang akan mangalami

iritasi pada mata dan membrana mukosa saluran nafas, supresi sumsum tulang.4

Biologis

Contoh faktor biologis yakni berupa jamur, virus dan bakteri yang mungkin dapat menjadi

salah satu sumber infeksi atau alergi bagi para pekerja.2,3

Ergonomi

Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari kemampuan dan karakteristik manusia yang

mempengaruhi rancangan peralatan,sistim kerja dan pekerjaan yang bertujuan untuk

meningkatkan efisiensi,keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja. Posisi tubuh dalam suatu

pekerjaan ditentuakn sesuai dengan jenis pekerjaan yang ada. Berbagai dapak yang dapat

terjadi pada pelaksanaan ergonomi yang tidak benar seperti penyakit neuromuskuloskeletal

yakni low back pain.2

Psikologis

Psikologis seseorang juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja seseorang. Seseorang

memiliki banyak tekanan akan menurunkan produktivitas kerjanya.

Page 10: Tugas Pabrik (A6-B3)

Bab III

Hasil Plant Survey

I. Pendahuluan1. Nama perusahaan : PT Panasonic Manufacturing Indonesia

2. Alamat : Jalan Raya Bogor km 29 Gandaria Jakarta 13710, Indonesia

Telp: 62-21-8710221, Fax: 62-21-8710-850

3. Berdiri pada tanggal : 27 Juli 1970

4. Lingkungan sekitar perusahaan :

Lingkungan sekitar perusahaan sebenarnya dahulu merupakan lingkungan industri, namun

saat ini sudah banyak dijumpai rumah warga dan juga banyak angkutan kota yang

melewati daerah sekitar perusahaan.

5. Jumlah karyawan : 60% pria (sebagian besar di bagian mesin terutama di pompa)

40% wanita (sebagian besar di bagian audio)

Jumlah seluruh karyawan 1896 orang yang terdiri dari:

Bagian direct 956 orang

Bagian indirect 511 orang

KWT (karyawan waktu tertentu) yang terdiri dari lulusan

SMA dan orang-orang yang sudah pensiun yang masih

ingin bekerja 418 orang

Karyawan dari Jepang 11 orang

6. Bidang / jenis usaha : Manufacturing (produksi) barang-barang elektronik, di mana pada

pabrik yang kami kunjungi, terdapat 6 bagian produksi (Business Unit) yaitu kipas angin, pompa

air, AC, kulkas, audio, dan mesin cuci.

Sejarah singkat PT Panasonic

PT Panasonic Manufacturing Indonesia dengan alamat di Jalan Raya Bogor km 29

Gnadaria Jakarta 13710, Indonesia. Berdiri sejak 27 Juli 1971. Saat ini sudah memiliki 11

tempat usaha yang terdiri dari 9 usaha manufacture dan 2 penjualan. Dimana total karyawan

saat ini sudah mencapai 10.154 orang di bagian manufacturing dan 256 orang di bagian

penjualan.

Pendiri PT. Panasonic adalah Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel dengan Mr. Konosuke

Matsushita. Berawal dari tahun 1954 terinspirasi oleh semangat nasionalisme untuk membuat

Page 11: Tugas Pabrik (A6-B3)

sebuah alat komunikasi bagi sebuah negara baru, Indonesia, Drs. H. Thayeb Moh. Gobel

mendirikan PT Transistor Radio Manufacturing di Cawang, Jakarta, yang menjadi pelopor

dari pabrik transistor radio yang disebut dengan “Tjawang”. Tahun 1957, Drs. Thayeb Moh.

Gobel menerima beasiswa Colombo Plan. Saat itu ia sedang melanjutkan studi di Jepang

dimana ia bertemu dengan Mr. Konosuke Matsushita, pendiri dari Matsushita Electric

Industrial Co., Ltd. Tahun 1960 penandatanganan perjanjian kerjasama teknikal antara PT

Transistor Radio Manufacturing dan Matsushita Electric Industrial Co., Ltd. (Jepang).

Selain memberikan banyak kontribusi terhadap kemajuan industri barang-barang

elektronik dan kemajuan bidang teknologi di Indonesia, perusahaan ini juga kerap

memberikan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan, misalnya, para korban bencana

alam yang kehilangan harta bendanya, diberi bantuan barang-barang elektronik seperti senter,

televisi, radio, dsb. PT. Panasonic juga memberikan sumbangsih untuk pengembangan

sumber daya manusia melalui Beasiswa Panasonic dan National Gobel yang dibagi menjadi

dua kategori: untuk mahasiswa S1 di Indonesia dan mahasiswa S2/S3 di Jepang. Tahun 2003

Kunio Nakamura, direktur MEI, menerima “Bintang Jasa Pratama”, Keberhasilan Pemerintah

Indonesia yang tertinggi untuk Industri Swasta Jepang atas usahanya mengembangkan

industri Indonesia

II. MATERI

A. OBSERVASI

a. Businees Unit POMPA AIR

i. Bahan baku :

Besi Tuang

Secara umum Besi Tuang (Cast Iron) adalah Besi yang mempunyai Carbon content

2.5% – 4.0%. Oleh karena itu Besi Tuang yang kandungan karbonnya 2.5% – 4.0%

akan mempunyai sifat mampu lasnya (weldability) rendah. Karbon dalam Besi Tuang

dapat berupa sementit (Fe3C) atau biasa disebut dengan Karbon Bebas (grafit). Perlu

di ketahui juga kandungan fosfor dan sulfur dari material ini sangat tinggi

dibandingkan baja.5

Ada beberapa jenis Besi Tuang (Cast Iron) yaitu:5

Besi Tuang Putih (White Cast Iron)

Dimana Besi Tuang ini seluruh karbonnya berupa Sementit sehingga mempunyai

sifat sangat keras dan getas. Mikrostrukturnya terdiri dari Karbida yang

menyebabkan berwarna Putih.

Page 12: Tugas Pabrik (A6-B3)

Besi Tuang Mampu Tempa (Malleable Cast Iron)

Besi Tuang jenis ini dibuat dari Besi Tuang Putih dengan melakukan heat

treatment kembali yang tujuannya menguraikan seluruh gumpalan graphit (Fe3C)

akan terurai menjadi matriks Ferrite, Pearlite dan Martensite. Mempunyai sifat

yang mirip dengab Baja.

Besi Tuang Kelabu (Grey Cast Iron).

Jenis Besi Tuang ini sering dijumpai (sekitar 70% besi tuang berwarna abu-abu).

Mempunyai grafit yang berbentuk flake. Sifat dari Besi Tuang ini kekuatan

tariknya tidak begitu tinggi dan keuletannya rendah sekali (Nil Ductility).

Besi Tuang Nodular (Nodular Cast Iron)

Nodular Cast Iron adalah perpaduan Besi Tuang Kelabu. Ciri Besi tuang ini

bentuk graphite flake dimana ujung – ujung flake berbentuk takikan yang

mempunyai pengaruh terhadap ketangguhan, keuletan & kekuatan oleh karena

untuk menjadi lebih baik, maka graphite tersebut berbentuk bola (spheroid)

dengan menambahkan sedikit inoculating agent, seperti Magnesium atau Calcium

Silicide. Karena Besi Tuang mempunyai keuletan yang tinggi maka besi tuang ini

di kategorikan ductile cast iron.

ii. Hasil Akhir: pompa air sumur dangkal, pompa air shallow non auto, Panasonic auto

jet-pump, dan Panasonic non auto jet-pump

Page 13: Tugas Pabrik (A6-B3)

Hasil akhir berbagai model pompa Panasonic:6

Informasi produkKode PO198 PO191 PO003 PO008 PO102Nama Pompa Air

Jet PumpPanasonic Pompa Air Sumur Dangkal

Tipe GN-130H GA110JBE GP200JA GA130JAK GP129JXVBerat kirim 18 kg 8 kg 9 kg 9 kg 8.5 kgSpesifikasi ProdukDaya listrik /arus

125 Watt 100 Watt 200 Watt 125 Watt 125 Watt / 1,55 ampere

Self-Priming

Ya Ya Ya Ya

Ototmatis Tidak Ya Tidak Ya Tidak Daya hisap 15 meter

(Optimal di 12 meter)

9 meter 9 meter 9 meter 9 meter

Daya dorong

18 meter 13 meter 21 meter 18 meter 21 meter

Kapasitas 33 meter 24 liter/menit 45 liter/menit

32 liter/menit 30 liter/menit (maks) / 16 liter/menit (Head: 12 m)

Total head 30 liter/menit

22 meter 30 meter 27 meter 30 meter

Fiutr lain Thermal Protec-tor, Pressure Tank dari Metal, Cover Impeller dari Plastik

Thermal Protector

Thermal Protec-tor, Pressure Tank dari Plastik, Cover Impeller dari Plastik.

Thermal Protector

Dimensi 275 X 212 X 275 mm

256 x 206 x 238 mm

200 x 156 x 214 mm

Page 14: Tugas Pabrik (A6-B3)

Nama Panasonic Auto Jet-PumpTipe GF 255 HCX GF 205 HCX GA 200 JBX GA 129 JBX GA 110 JBE

Kapasitas max 30 Lt/ m 25 Lt/ m 45 Lt/ m 30 Lt/ m 24 Lt/ m

daya hisap 30 meter 27 meter 9 meter 9 meter 9 meter

total head max 70 meter 50 meter 27 meter 27 meter 22 meter

Daya motor 250 watt 200 watt 200 watt 125 watt 100 watt

pipa hisap 1 ¼ 1 ¼ 1 inch 1 inch 1 inch

Nama Panasonic Auto Jet-Pump

Panasonic Non Auto Jet-Pump

Tipe GA 125 JBCN GN 205 HX GN 125 H GP 129 JXV GP 200 JA

kapasitas max 30 Lt/ m 27 Lt/ m 30 Lt/ m 30 Lt/ m 45 Lt/ m

daya hisap 9 meter 27 meter 15 meter 9 meter 9 meter

total head max 27 meter 50 meter 33 meter 30 meter 30 meter

Daya motor 125 watt 200 watt 125 watt 125 watt 200 watt

pipa hisap 1 inch 1 ¼ inci 1 ¼ inci 1 inci 1 inci

iii. Alur Produksi

Alur Produksi pada bagian Pompa air adalah dengan sistem pemecahan pembuatan

setiap bagian, dan kemudian baru akan dirakit menjadi suatu pompa air di bagian

Assembling. Adapun bagian-bagiannya adalah :

1. Material infaler

2. Casing Dinish

3. Motor Cashing

4. Jet Pump

5. Casing Cover

6. Motor Frame Process

7. Pump Casing Process

Page 15: Tugas Pabrik (A6-B3)

8. Proces aid Pac

9. Rotor Pac

10. Assembling Rotor Process

11. Punching Die Casting

Skema Produksi :

Gambar 1. Skema Produksi Pompa Air

Gudang

Marketing

Page 16: Tugas Pabrik (A6-B3)

Packing

ManufacturingPacking

Asembling

D

A

E

R

A

H

U

N

T

U

K

J

A

L

A

N

Manufacturing

Bagan Pabrik:

Gambar 2. Bagan Pabrik

J

A

L

A

N

J

A

L

A

N

J

A

L

A

N

J

A

L

A

N

J

A

L

A

N

J

A

L

A

N

J

A

L

A

N

J

A

L

A

N

J A L A NJ A L A N

J A L A NJ A L A N

J A L A N J A L A N

J A L A NJ A L A N

J

A

L

A

N

Page 17: Tugas Pabrik (A6-B3)

iv. Pajanan potensial

v. dan faktor resiko pada pekerjaan

Tabel 1. Pajanan Potensial dan Faktor Resiko pada Pekerjaan di Pabrik Pompa Air

No Bagian Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikologi

Gangguan

kesehatan dan

kecelakaan

kerja

1 Manufac-

turing

Kebisingan,

panas,

penerangan &

vibrasi

bagian dari

silikon stell

tajam bisa

melukai tangan

Benzene

Varnish

- Posisi

berdiri

Target

pencapai

an

produksi

produk

-Muscle

fatigue

- Low back

pain

2 Assem-

bling

Noise/

Bising

Panas

Las

(welding)

Soldier

(timah)

Bakteri

apabila air

sudah lama

tidak

dibersihkan

Posisi

berdiri

Target

pencapai

an

produksi

produk

-Sarung tangan

terlilit saat

memasang

skrup

-low back pain

3 Packing Noise/bising,

debu

panas

- Posisi

berdiri

pada saat

angkat

barang

Target

penca-

paian

produksi

produk

- Low back

pain

Page 18: Tugas Pabrik (A6-B3)

vi. Lingkungan di dalam pabrik

♪ Ventilasi : di dalam pabrik pompa ini terdapat ventilasi yang cukup baik, sebagian

besar ventilasi udara melalui pintu yang terbuka lebar sekitar 1 meter lebih, lalu

pada bagian atap pabrik terdapat beberapa jendela yang dilapisi lapisan plastik

kuning gading sehingga sinar matahari dapat masuk.

♪ Kebersihan lantai : kebersihan pabrik pompa ini cukup baik. Kebersihannya

terjaga dimulai dari depan pabrik saat kami turun dari bus hingga kami masuk ke

dalam menuju lobi, kebersihannya cukup terjaga. Begitu kami masuk ke dalam

menuju lobi tempat pertemuan, kami mendapati halaman hijau yang cukup luas

ditengah-tengah pabrik ini dan kebersihan halaman ini pun terjaga dengan baik.

Sepanjang mata, kami cukup sulit menemukan sampah. Di dalam pabriknya pun

kebersihan terjaga baik. Hal ini disebabkan karena hampir di tiap bagian produksi

disediakan sapu, pengki, tong sampah atau keranjang sampah. Bila kotoran

produksi sudah menumpuk lumanyan banyak seperti potongan logam atau

potongan kawat, maka tidak lama kemudian pekerja di area sananya akan

mengambil sapu dan pengki untuk membersihkannya dan dibuang ke keranjang

sampah yang sudah ada plastik sampah.

♪ Tata letak barang : tata letak barang di pabrik pompa ini cukup teratur. Mungkin

hal ini dikarenakan adanya alur garis putih yang sudah ditetapkan oleh pabrik ini

dimana ada alur garis putih yang memisahkan bagian untuk dipakai jalan dengan

bagian petak yang dipakai untuk tempat kerja produksi bagian-bagian tertentu

sehingga alurn bagian produksinya juga sudah diatur urutannya, dimulai dari

bagian yang mengurus bahan mentah dari dekat pintu masuk dilanjutkan ke

bagiaan produksi lainnya hingga ke bagian pembungkusan produknya ke dalam

kardus dan siap diangkut untuk dibawa ke pembeli yang sudah memesan. Ini

semua sudah diatur alurnya. Lalu pada tiap bagian produksi memang sudah ada

rak atau tempat untuk menaruh hasil pekerjaanya dengan rapi agar nanti bisa

dibawa ke bagian proses produksi selanjutnya.

♪ Kotak P3K : Kami sempat mencari kotak P3K ini, namun tidak kami temukan.

Setelah kami tanyakan ternyata kotak P3K disediakan di tempat leader atau ketua

dari masing-masing bagian produksi. Hal ini diberlakukan seperti ini untuk

menghindari tindakan-tindakan dari para pekerja yang sering mengambil plester

dan barang-barang di P3k lainnya dengan seenaknya saja.

Page 19: Tugas Pabrik (A6-B3)

♪ Alat pemadam kebakaran : Di dalam pabrik X ini disediakan alat pemadam

kebakaran berupa tabung gas. Selain di dalam pabriknya, dibagian luar pabrik

juga ada.

♪ MSDS : kami tidak menemukan adanya MSDS di sekitar pabrik. Mungkin data

tersebut ada di tempat tertentu yang memudahkan penolong memberikan

pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan.

vii. Lain-lain

♪ Bak penampungan hasil limbah produksi : Kami sempat melihat adanya bak

penampungan yang cukup besar sekitar 1 meter lebih panjang dan lebarnya 1

meter kurang yang dipakai untuk menampungan sisa-sisa potongan logam bahan

untuk mesin pompa. Dan setelah ditampung disana, limbah produksi ini akan

dibawa ke bagian pendaur ulangan logam yang sudah diajak kerja sama oleh

pihak pabrik ini.

♪ Ada ruangan untuk B3 (Bahan Bahaya Beracun) : ruangan khusus ini terletak

bersamaan dengan oven-oven tempat pemanggangan bahan produksi pompa.

Letaknya terpisah di bagian pinggir cukup jauh dari para pekerja lainnya.

♪ Halaman : Halaman di tengah-tengah pabrik X ini cukup luas dan dipenuhi

dengan rumput hijau serta beragam pohon ditanami. Uniknya adalah pohon-pohon

yang ada di halaman ini merupakan sumbangan dari orang-orang yang telah

berjasa besar bagi pabrik ini. Ibaratnya pohon-pohon ini menjadi kenang-

kenangan dari orang-orang tersebut. Dilihat dari papan nama yang diletakan di

depan pohon-pohon ini banyak nama dari orang jepang yang telah bekerja sama

dengan pihak pabrik X ini.

♪ Toilet : Toilet di pabrik ini tersedia cukup banyak. Ada di dekat lobi, ada di dekat

poliklinik, ada juga di dalam setiap bagian produksi di pabriknya. Kebersihan

toiletnya cukup terjaga. Mereka memakai toilet duduk, semprotan dan tersedia

juga tissue toilet, dan tempat sampah di dalam toilet. Ada juga bagian khusus di

toilet yang bisa dipakai untuk orang muslim yang mau wuduh sebelum sholat.

♪ Kantin : Sayangnya kami tidak dapat mendatangi kantin di dalam pabrik X ini

karena waktunya sudah sedikit. Dikatakan oleh pihak pabrik ini mereka memilik

kantin sendiri yang berada di tengah-tengah dan makananya pun dibuat sendiri

oleh pihak kantin mereka.

♪ Mesjid : di dekat pabrik X ini ada mesjid yang cukup besar.

Page 20: Tugas Pabrik (A6-B3)

♪ Mobil Ambulance : Ada ambulance yang siap bilamana dibutuhkan untuk

membawa pekerja yang terluka selama di dalam pabrik.

♪ Poliklinik : Letak poliklinik ini tidak terlalu jauh dari pabrik. Di dalam poliklinik

ini terdapat beberapa ruang, ada untuk ruang dokter umum, ruang emergency,

ruang pengambilan dan penyimpanan obat, dan ruang dokter gigi.

♪ Tempat evakuasi : Dikatakan oleh pihak pabrik, mereka memeliki 2 tempat yang

bisa menjadi lokasi evakuasi para pekera bilamana ada bencana seperti gempa dan

sebagainya.

♪ Kipas : Di dalam pabrik, hampir di setiap bagian produksi memiliki kipas yang

digunakan baik untuk memnberikan kesejukan untuk pekerjanya ataupun untuk

mengipasi mesin yang sedang bekerja.

♪ Papan pengumuman : Terdapat papan pengumuman yang ditenpeli dengan

berbagai macam hal seperti tentang pajanan pabrik yang dapat menyebabkan

kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja, ada juga pemberitahuan tentang jumlah

orang yang absensi dan sakit, jumlah kasus kejadian PAK setiap bulannya. Ada

juga tentang pemberitahuan pemakaian alat pelindung diri (APD), dan tentang 5 S

yang merupakan simbol komitmen keselamatan dan pertanggung jawaban mereka

dalam bekerja yang diucapkan oleh para pekerja setiap paginya (5 S =

Seri/Quality, Seiton/Cost, Seisou/Productivity, Seiketsu/Productivity, dan

Shitsuke/Safety).

♪ Rambu-rambu : Tanda atau rambu-rambu ini ada juga baik di dalam pabrik

ataupun di luar. Di luar pabrik ada tanda zebra cross tempat untuk pejalan kaki,

ada juga tanda mengenai APD. Di dalam pabrik ada berbagai rambu baik

mengenai mesin yang sedang berproduksi, tanda adanya ruang B3, tanda Exit, dan

sebagainya.

Page 21: Tugas Pabrik (A6-B3)

b. Business unit FAN (kipas angin)

i. Bahan baku :

Plastik

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik yang

terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri

dari zat lain untuk meningkatkan mutunya. Ada beberapa polimer alami yang

termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film/pelapis atau fiber sintetik.

Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak misalnya dalam properti yang

dapat menoleransi panas, yang keras, dan lain-lain. Sekarang ini utamanya ada

enam komoditas polimer yang banyak digunakan, mereka adalah polyethylene,

polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene terephthalate, polystyrene, dan

polycarbonate. Mereka membentuk 98% dari seluruh polimer dan plastik yang

ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Masing-masing dari polimer tersebut

memiliki sifat degradasi dan ketahanan panas, cahaya, dan kimia. Digabungkan

dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan

membuat plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.

Logam seperti:

o Alumunium

Aluminium merupakan logam ringan dan mudah dibentuk dan diproses. Sifat-sifat

kimia dan fisiknya membuatnya ideal untuk berbagai jenis pemakaian, misalnya

pada peralatan otomotif, pesawat udara, militer, peralatan dapur, konstruksi

bangunan, dll, di mana dibutuhkan logam yang mudah dibuat, kuat, dan ringan.

Logam alumunium diproduksi melalui pemurnian bijih besi dan reduksi

elektrolitik. Kaleng dan wadah alumunium yang didaur ulang saat ini merupakan

sumber utama alumunium untuk industri. Pada manusia, alumunium merupakan

bahan yang tidak esensial. Walau konduktivitas listriknya hanya 60% dari

tembaga, alumunium tetap digunakan sebagai bahan transmisi karena ringan.

Alumunium murni sangat lunak dan tidak kuat, oleh karena itu, sering kali

dicampur dengan tembaga, magnesium, silikon, mangan, dan unsur-unsur lainnya

untuk membentuk sifat-sifat yang menguntungkan. Akhir-akhir ini publik dan

media telah memperhatikan efek buruk yang mungkin dari aluminium terhadap

kesehatan, termasuk perannya dalam penyakit Alzheimer, penyakit Parkison dan

Sclerosis lateral amiotropik (Lou Gehrings disease), juga mengenai resiko

potensial terhadap bayi yang minum susu formula bayi yang mengandung

Page 22: Tugas Pabrik (A6-B3)

aluminium. Sasaran organ untuk aluminium adalah sistem saraf pusat, ginjal, dan

sistem pencernaan. Pekerja di Industri manufaktur mobil juga memiliki resiko

besar terhadap paparan jangka pangang untuk aluminium (yang terkandung dalam

cairan logam aktif) di tempat kerja7

o Timah

Timah merupakan logam yang lunak, dapat ditempa, berwarna biru keabu-abuan,

dicirikan dengan densitasnya yang tinggi dan tahan terhadap karat. Timah banyak

digunakan dalam bahan plastik dan material pada pipa dan pembungkus kabel.

Inhalasi asap timah selama pembakaran atau pengendapaan merupakan sumber

paling umum dari keracunan akut karena pekerjaan. Pajanan timah yang kronik

biasanya merupakan kombinasi dari inhalasi dan ingesti (tertelan) debu timah.

o Tembaga

Logam tembaga digunakan secara luas dalam industri peralatan listrik. Kawat

tembaga dan paduan tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik,

generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan

bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial, tabung microwave, sakelar,

reaktifier transistor, bidang telekomunikasi, dan bidang-bidang yang

membutuhkan sifat konduktivitas listrik dan panas yang tinggi, seperti untuk

pembuatan tabung-tabung dan klep di pabrik penyulingan.

ii. Hasil akhir: kipas angin berbagai model dan ukuran antara lain

Nama model Gambar Deskripsi

Auto Fan - High Technology Motor yang dilengkapi dengan ‘thermal fuse’ yang menghentikan kerja motor bila suhu mencapai batas maksimal sehingga menghindari kebakaran- High Quality Blade- Double Oscillation

Box Fan - High Technology Motor yang dilengkapi dengan ‘thermal fuse’- High Quality Blade

Page 23: Tugas Pabrik (A6-B3)

Ceiling Fan - Diameter baling-baling 150 cm- Cell motor tahan panas sampai 230° C- Baling-baling kuat terbuat dari metal- Mengatur 3 kecepatan angin dan off

Desk Fan - High Technology Motor yang dilengkapi dengan ‘thermal fuse’- High Quality Blade- Double Oscillation

Stand Fan - High technology motor dan baling-baling sehingga tidak berisik

- Freely adjustable neck

- Double oscillation

- Tersedia jenis yang menggunakan timer/tidak, dan yang menggunakan remote

- Height adjustable

- Jari-jari dibuat rapat sehingga jari tidak dapat masuk

Wall Fan - High technology motor dan baling-baling sehingga tidak berisik

- Freely adjustable neck

- Double oscillation

- Tersedia jenis yang menggunakan timer/tidak, dan yang menggunakan remote, dan ada yang diatur

Page 24: Tugas Pabrik (A6-B3)

iii. Alur produksi:

Pembuatan kipas angin secara garis besar

Pembuatan casing, pembuatan mesin (rotor dan stator)

Perakitan

Pengemasan barang

Pengangkutan hasil produksi

Diagram alir pembuatan motor

Pembuatan Core Pac (motor)

Drive Shaft

Assembling

Winding

Insert coil

Stator

Pengujian

Varnish/oven

Page 25: Tugas Pabrik (A6-B3)

iv. Pajanan potensial dan faktor resiko kesehatan pada pekerja

v. (lihat tabel 1)

Tabel 2. Pajanan Potensial dan Faktor Resiko Kesehatan pada Pekerja Pabrik Fan

Bagian Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psiko-logi

Gangguan kesehatan/ kecelakaan kerja

FormingPembuatan Core Pac (motor) dan injeksi alumunium

Pembuatan mesin

Pembuatan casing

Varnish

- Bising- Vibrasi seluruh tubuh- Suhu tinggi

Cahaya

Suhu tinggi

Alumu-nium

Timah dan tembaga

Bahan varnish

Posisi kerja

Posisi kerja

Posisi kerja

Pengangkatan barang

Kejar target

Kejar target

Kejar target

Kejar target

NIHL dangangguan vaskular

Gangguan muskulo-skeletal

Gangguan mata dan muskulo-skeletal

Gangguan muskulo-skeletal dan homeostasis (regulasi suhu yang tidak normal)

Perakitan Timah Posisi kerja berdiri

Kejar target

Gangguan muskulo-skeletal

Pengemasan Posisi kerja berdiri

Kejar target

Gangguan muskulo-skeletal

Pengangkutan Mengangkat, mendorong barang.

Gangguan muskulo-skeletal

Page 26: Tugas Pabrik (A6-B3)

vi. Lingkungan pabrik:

Lantai bersih, terdapat garis-garis pembatas untuk memisahkan tiap-tiap bagian

proses produksi, menandai bagian untuk berlalu-lalang, dan menandai tempat

pengumpulan barang hasil produksi.

Tata letak barang, memudahkan pekerja baik bahan baku maupun alat yang

digunakan oleh para pekerja.

Kotak P3K, menurut keterangan narasumber ada di setiap business unit.

Alat pemadam kebakaran, ada, terlihat di tempat-tempat yang mudah dijangkau.

Slogan-slogan peringatan banyak ditemukan di lingkungan pabrik yang senantiasa

mengingatkan pekerja akan hal-hal penting seperti tata tertib di lingkungan pabrik

(mis, dilarang merokok, dll), dan juga peringatan pentingnya menggunakan alat

pelindung diri dan bekerja sesuai aturan yang sudah ditentukan agar keselamatan

dan kesehatan terjaga. Peringatan juga diberikan dalam bentuk suara yang

diperdengarkan setiap akan mulai bekerja untuk membuat pekerja lebih

memperhatikan keselamatan kerjanya.

vii. Lain-lain

Jam kerja : mulai dari jam 7 pagi hingga jam 4 sore

Istirahat sehari 3 x yaitu pukul 09.30 selama 5 menit; pukul 12.00 selama 45 menit

(makan siang); dan pukul 14.30 selama 5 menit.

Pada pagi hari diadakan senam pagi jasmani 5 menit setiap hari. Apel pagi diadakan

3x dalam setahun di mana seluruh karyawan harus hadir agar mengetahui hal-hal

baru yang akan diterapkan atau informasi lainnya sehubungan dengan perusahaan.

Setiap Jumat pagi diadakan senam poco-poco sebelum bekerja.

Pada hari pertama masuk kerja setelah libur Lebaran, para karyawan yang masuk

bekerja disambut oleh jajaran komisaris, direksi, dan managemen staff dan saling

mengucapkan selamat hari raya.

Perusahaan juga mengadakan rekreasi setiap tahunnya secara bervariasi, baik

rekreasi bersama seluruh karyawan dan keluarga maupun rekreasi per business unit.

Selain rekreasi, perusahaan juga kerap terlibat dalam program bantuan terhadap

korban bencana alam yang sedang memulihkan keadaan tempat tinggal mereka

pasca bencana dengan menyumbangkan barang-barang elektronik yang akan

dibutuhkan para korban yang kehilangan harta bendanya.

Page 27: Tugas Pabrik (A6-B3)

Pemeriksaan kesehatan (medical check-up/MCU) berkala setiap tahun sesuai

workplace, usia, hazard yang terpajan. Hasil pemeriksaan akan dikelola dan

ditindaklanjuti yang disebut Program Disease Management. Penyakit degeneratif

seperti hipertensi dan DM dipantau setiap bulan. Setiap BU ada First Aidernya,

yaitu karyawan yang terlatih untuk memberikan P3K pada karyawan yang

mengalami kecelakaan kerja agar mengurangi kefatalan sebelum karyawan tersebut

dapat dibawa ke poliklinik. Ada ambulans yang disediakan untuk membawa

karyawan yang sakit dari business unitnya ke poliklinik jika ia tidak dapat pergi ke

poliklinik karena keadaannya. Dokter umum siaga 24 jam. Dokter gigi ada setiap

sore.

Untuk karyawan baru ada pelatihan. Setiap BU pun ada Trainingnya sendiri-sendiri.

Tempat sampah

o Tempat sampah umum, debu-debu, bekas benang

o Tempat sampah plastik, steroform

o Tempat sampah B3 : bahan berbahaya dan beracun seperti sarung tangan, kain

lap, tinner

o Tempat sampah kayu, kertas, karton

Kantin terdapat di tengah area pabrik yang memuat 2000 karyawan, jam istirahat

dibedakan 10 menit tiap business fan untuk antisipasi antrian.

Makan pagi 06.00-07.00, makan siang 11.40 -13.00, makan malam 18.00, untuk

karyawan yang lembur/shift malam ada waktu makan pada pukul 02.00-03.00 dan

diberikan makanan tambahan. Makanan sudah disediakan oleh perusahaan dan

tidak memakai sistem pemberian uang makan.

Setiap tanggal 20 akan dikirim menu makanan dari cathering industri sehubungan

dengan menu makanan yang akan disediakan untuk bulan berikutnya. Perusahaan

memiliki ahli gizi yang akan menganalisa menu yang diberikan untuk

menyesuaikannya dengan standard gizi yang dibutuhkan karyawan dan selera para

karyawan secara umum. Terdapat juga menu khusus untuk karyawan dengan

penyakit degeneratif. Tiap bulan disupervisi untuk mengetahui pengaruh dari menu

makanan. Diadakan evaluasi proses penyiapan makanan untuk mencegah terjadinya

outbreak seperti keracuan makanan. Dengan adanya pengaturan dalam penyediaan

makanan produktivitas pekerja juga diharapkan tetap baik.

Apabila karyawan tidak menggunakan alat pelindung diri (ADP) akan mendapat

teguran pertama secara lisan, kedua mendapat surat peringatan. Apabila masih

Page 28: Tugas Pabrik (A6-B3)

dilanggar akan mendapat surat peringatan lagi sampai mendapat surat peringatan

sebanyak 3 x.

B. PENGUKURAN

a. Pengukuran suhu di Business Water Pump:

i. Pengukuran suhu diambil di ruangan “quality control room” dimana tempat

pemeriksaan barang- barang pompa air yang telah lengkap dipasang diteliti

hasilnya sama ada kualiti pompa air berkenaan dapat bagus atau tidak. Ketika

itu, terdapat 2 pekerja berada di dalam ruangan itu. Keadaan ruangan itu

adalah tertutup (tidak terpapar dengan cahaya matahari). Terdapat saluran air

yang bertujuan untuk memeriksa pompa air yang dihasilkan. Di dalam

ruangan juga terdapat alat pendingin (AC). Lampu adalah sebagai sumber

pencahayaan mereka.

Hasil:

Tabel 3. Hasil Pengukuran Suhu di Pabrik Pompa Air

Suhu Globe 31.4 oC

WBGTi 30.0 oC

WBGto 29.6 oC

RH 56 %

HI 34 oC

BAT 8.6 V

Wet 27.6 oC

Dry 31.2 oC

Hasil ini diambil oleh dosen yang mengiringi bersama-sama kami sambil

diperhatikan oleh salah seorang wakil dari industri Panasonic. Pengukuran ini

dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari pihak industri Panasonic itu

sendiri. Hasil ini diambil supaya dapat memberikan praktikum kepada

mahasiswa cara-cara penggunaan untuk pengambilan Index Suhu Bola Basah

dan akan dilihat bersesuaian atau tidak dengan Nilai Ambang Batas yang telah

ditetapkan. Ini penting diperhatikan supaya suhu di nilai untuk keamanan

untuk lingkungan yang berada di dalam industri Panasonic tersebut.

ii. Data pengkuran sebelumnya: tidak kami dapatkan dikarenakan tidak diijinkan

oleh PT. Panasonic.

Page 29: Tugas Pabrik (A6-B3)

b. Pencahayaan di Business Unit Fan (kira-kira 1 meter dari sumber cahaya)

Dari pintu masuk : 200 lux

Pembuatan Core Pac (motor) 245 lux

Drive Shaft 240 lux

Assembling 290 lux

Winding 130 lux

Insert coil 90 lux

Stator 90 lux

Pengujian 120 lux

Varnish/oven

C. Data Sekunder1. Angka kesakitan atau dugaan PAK pertahun?

Untuk tahun 2011/2012 belum dijumpai adanya kasus kesakitan/PAK pada bagian produksi

pompa air.

Sepuluh penyakit utama yang terdapat di PT.Panasonic manufacturing Indonesia adalah:

1. Hipertensi

2. Nasofaringitis

3. Faringitis

4. Diare

5. Dispepsia

6. NIDDM

7. Myalgia

Page 30: Tugas Pabrik (A6-B3)

8. ISPA

9. Low Back Pain

10. Vertigo Paroksisimal

Penyakit-penyakit yang sering dirujuk dari poliklinik di perusahaan ini adalah :

1. Penyakit infeksi (faringitis,diare,dsb) (47%)

2. Penyakit degeneratif (hipertensi, NIDDM,dsb) (32 %)

3. Penyakit neuromuskuloskletal (11%)

4. Lain-lain (10%)

Gambar 3. Penyakit-Penyakit yang Sering Dirujuk

2. Angka kecelakaan kerja pertahun?

Pada tahun 2010 terdapat 17 kasus kecelakaan kerja, paling banyak terjadi pada bussines unit

pompa. Pada tahun 2011 periode bulan april – September terdapat 2 kasus pada business unit

fan yang terjadi di bagian winding dan mesin press.

Tabel 4. Angka Kecelakaan Kerja pada Pabrik Pompa Air

Bagian produksi

Tahun Pump

casing

Motor

casing

Cutting

finish

Rotor

assembly

Stator

winding

Final

assembly

2007/2008 2 0 0 0 0 0

2008/2009 2 0 0 0 0 1

2009/2010 2 2 0 0 0 0

2010/2011 3 1 0 0 1 0

2011/2012 0 0 0 0 0 0

3. Angka absensi karyawan perbulan? Tidak diketahui

Page 31: Tugas Pabrik (A6-B3)

4. Adakah SMK3, termasuk P2K3? Ada, dalam bentuk peraturan-peraturan

5. Adakah penyuluhan/seminar/pelatihan bidang K3? ada

TUGAS

1. Tetapkan 3 prioritas masalah di perusahaan ini

A. Pompa Air:

1. Masalah bising

2. Masalah penguapan zat kimia yang mungkin berbahaya untuk jangka waktu yang

panjang dan bau yang tidak menyenangkan seperti aluminium.

3. Waktu pengangkatan pompa air ke troli, dilakukan secara manual. Berat pompa air

kira-kira 3kg. Mungkin akan menimbulkan low back pain/LBP jika tidak benar cara

mengangkatnya(ergonominya)

B. Fan

Tiga masalah utama yang menurut kami paling berpengaruh adalah masalah bising,

ergonomi, dan suhu panas.

2. Tetapkan penatalaksanaan selanjutnya untuk masalah-masalah tersebut

Hal-hal pengendalian pajanan kami perhatikan sudah diambil oleh perusahaan. Misalnya,

sumber bising utama sudah diisolasi sehingga cukup banyak mengurangi tingkat bisingnya.

Pekerja di sekitar sumber bising juga diperlengkapi dengan pelindung telinga seperti earplug

maupun earmuff.4,5

Untuk masalah ergonomi, ada pekerja yang bekerja pada posisi duduk, ada yang berdiri,

disesuaikan dengan tempat/bagian kerjanya. Ada juga istirahat 5 menit yang disediakan di

antara waktu istirahat makan sehingga pekerja bisa santai sejenak dan lebih siap melanjutkan

pekerjaannya. Foto-foto dan penyuluhan ergonomic disediakan di luar gedung(papan

pernyataan/notice board).

Penggunaan sarung tangan di bagian tertentu berbeda-beda tergantung apa yang dikerjakan

seperti bagian nmanufacturing, ada yang menggunakan sarung tangan hanya bagian kanan

sementara tangan kiri untuk memutar skrup. Hal ini dilakukan agar sarung tangan tidak

terlilit ketika tangan memutar skrup.4

3. Saran-saran perbaikan

Pelaksanaan K3 di pabrik PT. Panasonic ini menurut kami sudah sangat baik karena tidak

sekadar memastikan keselamatan dan kesehatan kerja tetapi juga memperhatikan

kesejahteraan karyawan lebih jauh, dari segi gizi, kesehatan pribadi, kenyamanan bekerja,

seraya tetap menuntut produktivitas dan kinerja yang baik dari karyawannya. Oleh karena

Page 32: Tugas Pabrik (A6-B3)

itu, saran yang ingin kami sampaikan ialah untuk terus mengupayakan pelaksanaan K3 yang,

tidak hanya memenuhi standard yang ditentukan, tetapi juga memberikan kesejahteraan dan

perlindungan bagi pekerja. Hal ini dapat dilakukan dengan terus melakukan supervisi K3

pada seluruh karyawan saat mereka bekerja dan memberikan peringatan kepada karyawan

yang tidak mengikuti prosedur keselamatan kerja yang dapat membahayakan dirinya sendiri

maupun lingkungannya, baik itu merugikan bagi rekan kerjanya atau mungkin bisa merusak

peralatan dan barang-barang milik perusahaan. Perbaikan juga dapat terus dilakukan seraya

waktu berjalan, dengan mengutamakan prinsip-prinsip kesehatan kerja yang walaupun

terlihat sepele, namun akan berdampak besar bagi produktivitas kerja serta kinerja

perusahaan secara keseluruhan.

Page 33: Tugas Pabrik (A6-B3)

Bab IV

Pembahasan Hasil Observasi

IV.1. Pajanan

IV.1.1. Pajanan Fisik

Bising

Berdasarkan hasil yang kami amati ketika kami melakukan plant survey di PT X di

pabrik pompa dan fan pajanan utamanya adalah bising. Bising sangat nyata, sumber bising sudah

diisolasi, mayoritas pekerja sudah mengenakan APD.

Kebisingan adalah suara atau bunyi yang tidak dikehendaki. Sumber kebisingan di

bagian ini adalah dari mesin-mesin yang digunakan. Nilai ambang batas untuk kebisingan adalah

85dB(A)/8 jam sehari3 tetapi kami tidak dapat mengukur intesitas bunyi dikarenakan kami

mendapat pengukuran pada suhu. Akan tetapi, mungkin intensitas bunyi yang terdapat di pabrik

tersebut melebihi 85 dB(A). hal ini dikarenakan kami tidak dapat mendengar suara orang

dengan volume yang biasa pada jarak 100 meter. Intensitas > 85dB dapat merusak reseptor

pendengaran Corti di telinga dalam iaitu bunyi dengan frekuensi 3000Hz-6000Hz terutama

4000Hz.3 Namun, kami melihat hampir semua pekerja di sana memakai alat pelindung diri yaitu

ear plug tetapi ada juga pekerja yang tidak memakai ear plug. Dampak pajanan bising pada

kesehatan terbagi kepada auditori dan non auditori. Untuk auditori,kemungkinan yang akan

terjadi ialah trauma akustik,ketulian sementara (temporary threshold shift) dan ketulian menetap

(permanent temporary shift).Untuk non auditori,akan terjadi gangguan komunikasi,fisiologis dan

perilaku.1,4,5

Untuk pekerjaan yang terpajan bising melebihi 90 dB(A),semua pegawai dikehendaki memakai

alat pelindung diri.Untuk mencegah pajanan bising yang melebihi 90 Db(A) ,pengendalian

industri harus dilakukan oleh insinyur atau administratif.Insinyur harus memikirkan cara untuk

mengurangkan derajat kebisingan,manakala pihak administratif harus memonitor jumlah jam

pajanan setiap pegawai dengan mengadakan rotasi kerja dengan pekerjaan yang pajanan

bisingnya rendah.4,5

Pegawai yang terpajan bising yang melebihi TWA harus dimasukkan ke dalam program

konservasi pendengaran(HCP) .Tujuan dari program ini ialah untuk mengetahui adakah pegawai

merasakan mereka bekerja melebihi lama pajanan yang diperbolehkan menurut tingkat pajanan

yang diperbolehkan.1,4,5

Pengendalian industri:1

Page 34: Tugas Pabrik (A6-B3)

Mengurangkan bunyi dari sumber bising seperti memodifikasi mesin atau menutup sumber

bunyi dengan pelindung akustik.

Membatasi jumlah bising secara spesifik untuk mesin yang baru atau mengganti dengan

mesin yang baru.

Jika semua langkah di atas tidak bisa dilakukan,pekerja atau pegawai wajib menggunakan

APD.

Memasang penyerap bunyi pada dinding atau langit-langit berguna sekiranya pekerja yang

terpajan tidak berada dekat dengan sumber bising.

Memasang barrier parsial di antara sumber bising dan pekerja harus dilakukan walaupun

tindakan ini kurang efektif berbanding dengan menutup sumber bunyi. Langkah ini bisa

mengurangkan intensitas bunyi kepada tingkat pajanan yang tidak berbahaya kepada

pekerja.

Mendapatkan bantuan dan nasehat dari pihak yang berkelayakan.

Suhu panas

Suhu secara umum terasa sedikit panas, dan di beberapa tempat terasa lebih tinggi, oleh

karena itu disediakan kipas angin di tempat-tempat tertentu. Pajanan suhu panas sekitar 150°C

di tempat oven. Untuk kegiatan industri rutin 30-40%,VO2 maksimum pada suhu 37,4°C.Batas

anjuran WHO adalah bila meningkat jadi 50% maka suhu core akan naik jadi 38° C. suhu yang

paling panas di bagian pompa terdapat di bagian pump die casting suhu air untuk proses

produksi mencapai 7000 C. Dampak kesehatan adalah heat fatigue,heat rash,heat suncope,heat

cramps,heat exhaustion dan heat stroke.2

Temperatur lingkungan kerja merupakan salah satu faktor fisik yang berpotensi untuk

menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja bila berada pada kondisi yang ekstrim. Kondisi

temperatur lingkungan kerja yang ekstrim meliputi panas dan dingin yang berada di luar batas

kemampuan manusia untuk beradaptasi. 2

Kemampuan manusia beradaptasi dengan temperatur lingkungan secara umum dilihat dari

perubahan suhu tubuh. Sebagaimana diketahui bahwa suhu tubuh (suhu inti tubuh) atau core

body temperature harus berkisar antara 370 – 380 C. Apabila suhu lingkungan tinggi (lebih tinggi

daripada suhu tubuh normal), maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan suhu tubuh

karena tubuh menerima panas dari lingkungan. Sedangkan hal yang sebaliknya terjadi, yaitu bila

suhu lingkungan rendah (lebih rendah daripada suhu tubuh normal), maka panas tubuh akan

keluar melalui evaporasi dan ekspirasi sehingga tubuh dapat mengalami kehilangan panas.2

Page 35: Tugas Pabrik (A6-B3)

Proses interaksi antara temperatur tubuh manusia dengan temperatur lingkungan dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. Heat flow through the body, beginning with heating the body core by metabolism, the

transfer of heat by blood flow to the skin, heat gain or loss to the skin from the environment by

radiation and convection, heat loss by sweat evaporation, and cooler blood returning to the

core. Skin blood flow (sbf) to promote heat transfer is proportional to metabolic rate (M) divided

by the difference between core and skin temperatures (ΔTc-s).

Sumber (Fundamental of Industrial Hygiene 5th edition, Chapter 12, Thermal Stress)

Fenomena interaksi tubuh manusia dengan temperatur lingkungan seperti pada gambar 1

dikenal juga dengan istilah tekanan panas (heat stress). Namun demikian terjadinya tekanan

panas juga dipengaruhi oleh faktor lain yaitu beban kerja, pakaian kerja, dan karakteristik

pekerja. Respon normal tubuh terhadap temperatur lingkungan dapat dilihat pada gambar

berikut.3

Gambar 5. Normal responses to heat stress exposures and how they can lead to heat-related

disorders

Pengukuran Pajanan suhu yang kami lakukan

Page 36: Tugas Pabrik (A6-B3)

Konsep Pengukuran

Pengukuran temperatur lingkungan dilakukan dengan mengukur komponen temperatur

yang terdiri dari suhu kering, suhu basah alami, dan suhu radiant. Disamping itu juga perlu

dilakukan pengukuran terhdap kelembaban udara relatif dan kecepatan angin. Temperatur

lingkungan umumnya dinyatakan dengan indeks Wet Bulb Globe Temperature (WBGT)

atau dikenal juga dengan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB).3

Pengukuran temperatur lingkungan bertujuan untuk:3

a. Mengetahui besaran temperatur lingkungan. Umumnya dalam satuan derajat Celcius.

b. Mengetahui sumber panas dan area kerja yang berisiko terhadap pajanan panas.

c. Mengetahui pekerja yang berisiko terhadap pajanan panas.

Jenis Alat Ukur

Pada umumnya alat yang digunakan untuk pengukuran temperatur lingkungan kerja

dan pajanan panas personal bersifat langsung baca (direct reading instrument).

Pengukuran temperatur lingkungan

Pengukuran untuk setiap komponen temperatur lingkungan dilakukan dengan

menggunakan alat sebagai berikut:3

1. Suhu kering (dry bulb/air temperature) – Ta

Pengukuran suhu kering dilakukan dengan menggunakan termometer yang terdiri dari

termometer yang berisi cairan (liquid-in-glass thermometer), thermocouples, termometer

resisten (resistance thermometer).

2. Suhu basah alami dan bola (Natural wet bulb temperature) – Tnwb

Pengukuran suhu basah alami dilakukan dengan menggunakan termometer yang

dilengkapi dengan kain katun yang basah. Untuk mendapatkan pengukuran yang akurat,

maka sebaiknya menggunakan kain katun yang bersih serta air yang sudah disuling

(distilasi).

3. Suhu Radian (Radiant/globe temperature)

Suhu radian diukur dengan menggunakan black globe thermometer. Termometer

dilengkapi dengan bola tembaga diameter 15 cm yang dicat berwarna hitam untuk

menyerap radiasi infra merah. Jenis termometer untuk mengukur suhu radian yang

paling sering digunakan adalah Vernon Globe Thermometer yang mendapat rekomendasi

dari NIOSH. Dalam pengukuran diperlukan waktu untuk adaptasi bergantung pada

ukuran bola tembaga yang digunakan. Untuk termometer yang menggunakan bola

tembaga dengan ukuran 15 cm diperlukan waktu adaptasi selama 15 – 20 menit.

Page 37: Tugas Pabrik (A6-B3)

Sedangkan untuk alat ukur yang banyak menggunakan ukuran bola tembaga sebesar 4,2

cm diperlukan waktu adaptasi selama 5 menit.

4. Kelembaban relatif (Relative humidity)

5. Pengukuran kelembaban udara penting dilakukan karena merupakan salah satu faktor

kunci dari iklim yang mempengaruhi proses perpindahan panas dari tubuh dengan

lingkungan melalui evaporasi. Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan evaporasi

menjadi rendah. Alat yang umum digunakan untuk mengukur kelembaban udara adalah

hygrometer atau psychrometer yang bersifat direct reading. Alat ini mempunyai

sensitivitas yang rendah khususnya pada suhu diatas 500 C dan kelembaban relatif di

bawah 20%.

5. Kecepatan Angin

Kecepatan angin sangat penting perannya dalam proses pertukaran panas antara tubuh

dan lingkungan khususnya melalui proses konveksi dan evaporasi. Kecepatan angin

umumnya dinyatakan dalam feet per minute (fpm) atau meter per second (m/sec).

Kecepatan angin diukur dengan menggunakan anemometer. Terdapat dua jenis

anemometer yaitu: a) vane anemometer dan b) thermoanemometer

Pada saat ini peralatan untuk mengukur temperatur di lingkungan kerja sudah sangat modern

dan mampu mengukur berbagai indikator dalam satu alat.

Gambar 6. alat ukur temperatur lingkungan kerja

Cara pengukuran temperatur lingkungan:

1. Penentuan titik pengukuran

Untuk menentukan apakah suatu area atau lokasi kerja merupakan titik pengukuran

temperatur lingkungan, maka beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:3

Pada area yang dijadikan titik sampling diduga secara kualitatif atau penilaian secara

profesional (professional judgment) mengindikasikan adanya kemungkinan

terjadinya tekanan panas karena adanya sumber panas atau terpajan panas.

Adanya keluhan subyektif yang terkait dengan kondisi panas di tempat kerja.

Page 38: Tugas Pabrik (A6-B3)

Pada area tersebut terdapat pekerja yang melaksanakan pekerjaan dan berpotensi

mengalami tekanan panas.

Aspek lain yang harus diperhatikan adalah jumlah titik pengukuran. Secara umum jumlah

titik pengukuran dipengaruhi oleh jumlah sumber panas dan luas area yang terpajan panas

yang mana terdapat aktivitas pekerja di area tersebut. Pendekatan yang umum digunakan

untuk menentukan suatu titik pengukuran adalah area yang panas yang merupakan zona

aktivitas dan pergerakan pekerja selama bekerja di area tersebut.

2. Lama pengukuran

Menurut OSHA Technical Manual lama pengukuran indeks WBGT dapat dilakukan

secara kontinyu (selama 8 jam kerja) atau hanya pada waktu-waktu paparan tertentu.

Pengukuran seharusnya dilakukan dengan periode waktu minimal 60 menit. Sedangkan

untuk pajanan yang terputus-putus minimal selama 120 menit.3,5

3. Tahap pengukuran

• Letakkan alat pada titik pengukuran dan sesuaikan ketinggian sensor dengan kondisi

pekerja.

• Buka tutup termometer suhu basah alami dan tutup ujung thermometer dengan kain

katun yang sudah disediakan. Basahi kain katun dengan aquadest secukupnya sampai

pada wadah tersedia cukup aquadest untuk menjamin agar termometer tetap basah

selama pengukuran.

• Nyalakan alat dan biarkan alat selama beberapa menit untuk proses adaptasi dengan

kondisi titik pengukuran. Waktu untuk adaptasi terdapat pada manual.

• Setelah melewati masa adaptasi, aktifkan tombol untuk logging atau proses

penyimpanan data dan data temperatur lingkungan akan disimpan di dalam memori alat

berdasarkan kelipatan waktu yang digunakan (logging rate). Waktu pengukuran mulai

dihitung sejak proses logging berjalan.

• Biarkan alat di titik pengukuran sesuai dengan waktu pengukuran yang diinginkan.

• Bila telah selesai, non aktifkan fungsi logging dan kemudian alat bisa pindah ke titik

pengukuran yang lain atau data yang ada sudah bisa dipindahkan ke komputer atau di

cetak/print.

• Bila pengukuran dilanjutkan ke titik pengukuran yang lain tanpa harus melakukan

pemindahan data, maka langkah pengukuran diulang dari langkah ketiga. Beberapa hal

yang harus diperhatikan selama proses pengukuran di tempat kerja adalah sebagai

berikut:

Page 39: Tugas Pabrik (A6-B3)

o Peletakan alat harus pada posisi yang aman, waspadai alat jangan sampai bergetar,

bergoyang, atau kondisi lain yang membahayakan.

o Letakkan alat pada titik pengukuran yang tidak mengganggu aktivitas pekerja.

oOperator harus memperhatikan aspek keselamatan diri saat melakukan pengukuran.

Bila diperlukan gunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan kondisi bahaya di

lingkungan kerja.

o Berkoordinasi dengan pekerja dan penanggung jawab area untuk kelancaran proses

pengukuran.

oUntuk mendapatkan jumlah data yang diinginkan, maka sebaiknya operator

melebihkan waktu pengukuran

4. Tahap setelah pengukuran

Setelah melakukan pengukuran maka data hasil pengukuran dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:3,5

Untuk lingkungan kerja yang terpajan oleh cahaya matahari (outdoor)

WBGT = 0,7 Tnwb + 0,2 Tg + 0,1 Ta

Untuk lingkungan kerja yang tidak terpajan cahaya matahari (indoor)

WBGT = 0,7 Tnwb + 0,3 Tg

Untuk pengukuran yang dilakukan secara intermitten, maka dihitung rata-rata WBGT

dengan menggunakan rumus:

WBGTrata-rata = WBGT1t1+WBGT2t2+…+WBGT2tn

t1+t2+…+tn

5. Interpretasi hasil pengukuran

Setelah diperoleh hasil pengukuran temperatur lingkungan, maka langkah selanjutnya

adalah melakukan analisis dengan membandingkan hasil pengukuran dengan standar dan

peraturan yang berlaku.

Standar Pengukuran

Standar pajanan temperatur di tempat kerja mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja,

Nomor KEP.51/MEN/1999, Tanggal 16 April 1999. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 40: Tugas Pabrik (A6-B3)

Tabel 4 Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah Dan Bola (ISBB) Yang

Diperkenankan

Disamping itu standar temperatur lingkungan berdasarkan TLVs-ACGIH (2007) adalah sebagai

berikut.

Tabel 5. Paparan panas WBGT yang diperkenankan sebagai NAB (dalam oC WBGT)

Alokasi

waktu untuk

siklus kerja

Dan

pemulihan

WBGT (Nilai WBGT dalam ○C)

Batas tindakan

(Nilai WBGT dalam oC)

Ringan Sedang Berat Sangat

berat

Ringan Sedang Berat Sangat

berat

75-100 % 31.0 28.0 - - 28.0 25.0 - -

50-75% 32.0 29.0 27.5 - 28.5 26.0 24.0 -

25-50% 32.0 30.0 29.0 28.0 29.5 27.0 25.5 24.5

0-25% 32.5 31.5 30.0 30.0 30.0 29.0 28.0 27.0

Penerangan

Pada observasi kami di pabrik fan dan pompa, cahaya ditempatkan di dekat meja pekerja,

jadi walaupun secara umum tidak terlalu terang, di tempat pekerja justru mendapat cahaya yang

cukup. Namun, ada juga pencahayaan alamiah dengan menggunakan sinae matahari yang dibuat

dari kaca-kaca pada atap yang secara sengaja didesain, untuk mendapatkan cahaya matahario

secara langsung dan mengurangi penggunaan energi listrik. Pemakaian lampu dilakukan hanya

pada tenpat-tempat yang membutuhkan ketelitian khusus.

Pencahayaan merupakan faktor yang berperan dalam menciptakan ruangan kerja yang

baik. Penerangan juga berpengaruh langsung pada suhu, persepsi arsitektural dan keselamatan

kerja. Penerangan dikatakan baik bila pekerja dapat melihat objek-objek yang dikerjakan secara

Page 41: Tugas Pabrik (A6-B3)

jelas, cepat, dan tanpa upaya yang tak perlu. Juga harus dapat melihat dengan jelas pula

benda/alat disekitarnya yang mungkin mengakibatkan kecelakaan.2

Menurut armstrong bila intensitas penerangan kurang maka akan menimbulkan gangguan

visibilitas dan eyestrain. Kalau berlebihan maka akan menyebabkan glare, reflection, excessive

shadows, visibility dan eyestrain. Jadi penerangan yang buruk menyebabkan kelelahan mata,

kelelahan mental, pegal di daerah mata dan kerusakan penglihatan2

Standar penerangan di tempat kerja:3

Penerangan untuk halaman dan jalan-jalan dilingkungan perusahaan harus mempunyai

intensitas penerangan sedikitnya 20 luks

Penerangan untuk pekerjaan-pekerjaan yang hanya membedakan barang kasar dan besar

paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 50 luks

Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil secara

sepintas lalu paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 100 luks

Penerangan untuk pekerjaan membeda-bedakan barang kecil agak teliti, paling sedikit

mempunyai intensitas penerangan 200 luks

Penerangan untuk pekerjaan yang membedakan dengan teliti barang-barang yang kecil dan

halus, paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 300 luks

Penerangan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang halus dengan kontras

yang sedang dalam waktu yang lama, harus mempunyai intensitas penerangan paling sedikit

500-1000 luks

Penerangan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang yang sangat halus

dengan kontras yang kurang dan dalam waktu yang lama, harus mempunyai intensitas

penerangan paling sedikt 2000 luks

Berdasarkan PMP no 7 tahun 964 tentang syarat di tempat kerja (Lampiran I), menjelaskan

bahwa Penerangan yang cukup untuk pekerjaan-pekerjaan yang membedakan barang-barang

kecil secara sepintas lalu seperti : mengerjakan barang-barang besi dan baja yang setengah

selesai (semi-finished), harus mempunyai kekuatan 100 lux (10 ft. candles). Dan Penerangan

yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang-barang kecil yang agak teliti seperti :

pemasangan alat-alat yang sedang (tidak besar) harus mempunyai pencahayaan 200 lux (20ft

candles), Sehingga berdasarkan hasil pengukuran diatas didapatkan penerangan atau intensitas

cahaya yang baik di tempat kerja.

Page 42: Tugas Pabrik (A6-B3)

Pengukuran Cahaya yang kami lakukan

Pengukuran dengan Lux meter (intensitas cahaya) di tempat kerja.

Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan (tingkat

penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Alat ini didalam memperlihatkan hasil

pengukurannya menggunakan format digital. Alat ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan

sel foto dan layar panel. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur

intenstasnya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto

menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun

semakin besar.2

Cara pengukuran :

Gambar 7. Lux Meter

Fungsi bagian- bagian alat ukur :

Layar panel : Menampilkan hasil pengukuran

Tombol Off/On : Sebagai tombol untuk menyalakan atau mematikan alat

Tombol Range : Tombol kisaran ukuran

Zero Adjust VR : Sebagai pengkalibrasi alat (bila terjadi error)

Sensor cahaya : Alat untuk mengkoreksi/mengukur cahaya.

Prosedur Penggunanaan Alat

Dalam mengoperasikan atau menjalankan lux meter amat sederhana. Tidak serumit

alat ukur lainnya, dalam penggunaannya yang harus benar- benar diperhatikan adalah alat

sensornya,karena sensornyalah yang kan mengukur kekuatan penerangan suatu cahaya. Oleh

karena itu sensor harus ditempatkan pada daerah yang akan diukur tingkat kekuatan

cahayanya (iluminasi) secara tepat agar hasil yang ditampilkan pun akuarat. Adapun

prosedur penggunaan alat ini adalah sebagai berikut :

Geser tombol ”off/on” kearah On.

Page 43: Tugas Pabrik (A6-B3)

Pilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000 lux) pada

tombol Range.

Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada permukaan daerah yang akan

diukur kuat penerangannya.

Lihat hasil pengukuran pada layar panel.

Hal- hal yang harus diperhatikan dalam perawatan alat ini adalah sensor cahaya yang

bersifat amat sensitif. Dalam perawatannya sensor ini harus diamankan pada tempat

yang aman sehingga sensor ini dapat terus berfungsi dengan baik karena sensor ini

merupakan komponen paling vital pada alat ini.

Selain dari sensor, yang harus diperhatikan pada alat ini pun adalah baterainya. Jikalau

pada layar panel menunjukan kata ” LO BAT” berarti baterai yang digunakan harus diganti

dengan yang baru. Untuk mengganti baterai dapat dilakukan dengan membuka bagian

belakang alat ini (lux meter) kemudian mencopot baterai yang habis ini, lalu menggantinya

dengan yang dapat digunakan. Baterai yang digunakan pada alat ini adalah baterai dengan

tegangan 9 volt, tetapi untuk tegangan beterai ini tergantung pada spesifikasi alatnya.

Apabila hasil pengukuran tidak seharusnya terjadi, sebagai contoh diruangan yang

dengan kekuatan cahaya normal setelah dilakukan pengukuran ternyata hasilnya tidak normal

maka dapat dilakukan pengkalibrasian ulang dengan menggunakan tombol Zero Adjust.

Cara Pembacaan

Pada tombol range ada yang dinamakan kisaran pengukuran. Terdapat 3 kisaran

pengukuran yaitu 2000, 20.000, 50.000 (lux). Hal tersebut menunjukan kisaran angka

(batasan pengukuran) yang digunakan pada pengukuran. Memilih 2000 lux, hanya dapat

dilakukan pengukuran pada kisaran cahaya kurang dari 2000 lux. Memilih 20.000 lux, berarti

pengukuran hanya dapat dilakukan pada kisaran 2000 sampai 19990 (lux). Memilih 50.000

lux, berarti pengukuran dapat dilakukan pada kisaran 20.000 sampai dengan 50.000 lux. Jika

Ingin mengukur tingkat kekuatan cahaya alami lebih baik baik menggunakan pilihan 2000 lux

agar hasil pengukuran yang terbaca lebih akurat. Spesifikasi ini, tergantung kecangihan alat.

Apabila dalam pengukuran menggunakan range 0-1999 maka dalam pembacaan pada

layar panel di kalikan 1 lux. Bila menggunakan range 2000-19990 dalam membaca hasil pada

layar panel dikalikan 10 lux. Bila menggunakan range 20.000 sampai 50.000 dalam membaca

hasil dikalikan 100 lux.

Vibrasi

Page 44: Tugas Pabrik (A6-B3)

Vibrasi hanya terasa di tempat-tempat tertentu, disebabkan oleh alat yang juga menjadi

sumber bising, pekerja tidak terus berada di ruangan tersebut. Vibrasi yang dihasilkan oleh mesin

dapat memberi dampak kepada kesehatan pekerja.Vibrasi dibagi menjadi dua iaitu : whole body

vibration dan segmental vibration. Dampak vibrasi ialah hand arm vibration,vibration induced

white finger dan Raynaud syndrome.2

IV.1.2. Ergonomi

Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari kemampuan dan karakteristik manusia yang

mempengaruhi rancangan peralatan,sistim kerja dan pekerjaan yang bertujuan untuk

meningkatkan efisiensi,keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja.3 Di pabrik X, kami dapati

bahawa kebanyakan pekerja baik di pabrik fan maupun pompa air, mereka banyak dalam posisi

berdiri saat bekerja. Hanya sedikit saja yang dalam posisi duduk. Selain itu, Posisi pekerja ada

yang berdiri sepanjang bekerja dan ada yang harus mengangkat beban berat sehingga resiko

gangguan musculoskeletal cukup besar.

Pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi berdiri menurut Pulat 1992 & Clark

1996 ialah tak tersedia tempat untuk kaki dan lutut,harus memegang obyek yang berat,sering

menjangkau ke atas,ke bawah dan ke samping,sering melakukan pekerjaan menekan ke bawah

dan diperlukan mobilitas tinggi.2

IV.1.3. Kimia

Pajanan kimia kami amati ditempat tersebut yakni benzene dan varnish (pernish) yang

terdapat di bagian manufacturing. Sementara pada bagian asembling yakni berupa las (welding)

dan timah yang terdapat pada soldier. Pada tempat ini pekerja telah diperlengkapi dengan masker

biasa maupun masker khusus bagi yang mendapat pajanan lebih besar sesuai dengan jenis bahan

kimianya.

Benzen

Benzen terdapat pada pelarut untuk lilin, resin, lem, karet, plastik, cat, plastik, dan lain-

lain. efek uap dari benzen yang tinggi menyebabkan efek narkotik dan iritasi pada saluran nafas.

Paparan jangka panjang terhadap kadar yang lebih rendah dapat berakibat supresi sumsum tulang

dan juga dihubungkan dengan peningkatan insidens leukimia. Benzen cair memiliki efek

defatting (menghilangkan lapisan lemak) pada kulit, oleh karena itu, kontak dengannya dapat

menyebabkan dermatitis.4

Welding

Page 45: Tugas Pabrik (A6-B3)

Welding asap adalah asap yang dihasilkan dari operasi pengelasan berbagai. Komponen

utama adalah oksida dari logam yang terlibat seperti seng, besi, kromium, aluminium, atau nikel.

Asap las biasanya memiliki bau logam, dan komposisi spesifik mereka bervariasi.10

Konferensi Amerika Pemerintah Hiegenis Industri (ACGIH) telah ditugaskan asap las

(bukan sebaliknya diklasifikasikan) nilai ambang batas (TLV) dari 5 miligram per meter kubik

(mg/m (3)) sebagai TWA untuk hari kerja 8-jam yang normal dan pekan kerja 40-jam

Paparan asap pengelasan dapat terjadi melalui inhalasi dan kontak mata.10

Paparan asap las dari baja ringan dikaitkan dengan pengembangan pneumokoniosis jinak,

"siderosis tukang las busur itu". Kondisi ini adalah pneumokoniosis reversibel dan tidak ada

tanda-tanda pernapasan yang terkait dapat hadir pada saat pneumokoniosis tersebut ditemukan.

Paparan asap pengelasan dapat mengakibatkan demam uap logam; kondisi ini menyerupai

influenza dan ditandai dengan demam, menggigil, sakit kepala, mual, sesak napas, nyeri otot,

dan rasa logam di mulut. Efek pernapasan tampaknya diperkuat oleh merokok. Ada kelebihan

infertilitas di antara tukang las yang menyebabkan studi tentang kualitas sperma dan eksposur

pengelasan. Tampaknya ada peningkatan frekuensi kelainan pada kualitas air mani yang terkait

dengan durasi paparan. Selian itu, paparan asap las juga bersifat karsinogenik.10

Prosedur higiene individu pada pekerja di bagian welding yakni pekerja tidak boleh

makan, minum, menggunakan produk tembakau, menerapkan kosmetik, atau minum obat di

daerah di mana asap las yang dihasilkan. Pemilihan peralatan perlindungan pribadi yang layak

(APD) (misalnya, sarung tangan, lengan, baju encapsulating) harus didasarkan pada sejauh mana

paparan potensi pekerja untuk asap las.10

IV.1.4. Biologis

Sementara itu, pada pajanan biologi, pada bagian asembling di pabrik pompa terdapat

penanmpungan air yang apabila tidak dibersihkan, maka akan banyak bakteri yang tumbuh.

Selain itu, lingkungan yang panas dan lembab juga dapat menjadi salah satu sara pertumbuhan

bakteri dan virus, terutama apabila ada orang menderita penyakit yang penularannya lewat udara

seperti flu, maka akan mempermudah penularan antara sesama pekerja terutama pekerja sehat

yang berdekatan dengan pekerja yang sedang sakit tersebut.10

IV.1.5.Psikologis

Page 46: Tugas Pabrik (A6-B3)

kami tidak sempat bertanya pada para karyawan secara langsung, dari pengamatan kami,

bisa jadi ada tekanan karena ada batasan waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya membuat

satu produk karena ada target yang harus dipenuhi dalam setiap jam.

Aspek psikososial yang kami temukan di kedua pabrik ini antara lain:

Jadwal Shift

Pabrik pompa

- Shift 1 : 7.05 – 15.45

- Shift 2 : 15.45-23.15

- Shift 3 : 23.15 – 7.00

Pabrik tipas angi (fan)

- Shift 1 : 7.00 – 16.00

- Shift 2: 16.00 – 24.00

Jadwal istirahat

Dalam setiap shift pada bagian pompa ada waktu 5 menit sebanyak 3 kali untuk

meregangkan otot

Istirahat untuk makan siang setiap pabrik selama 45 menit yakni 11.40 – 13.00. setiap

pabrik meiliki perbedaan waktu istirahat 10 menit untuk membatasi jumlah orang yang

makan di kantin.

Target yang harus dipenuhi untuk menghasilkan setiap produk dalam waktu tertentu

Karyawan bekerja sesuai dengan keahliaannya, sehingga sebagian besar tidak terdapat rotasi

ke bagian pekerjaan tertentu.

Para pekerja akan diberi kelonggan untuk pergi ke toilet walaupun diluar jam istirehat ini

kerana ia akan membantu pekerja untuk lebih fokus semasa bekerja agar tidak dibebani oleh

masalah untuk tidak bisa pergi ke toilet. Pihak perusahaan memberi kelonggaran untuk

pekerja untuk ke toilet dengan syarat post atau stasiun yang ditempati oleh pekerja tersebut

akan diganti oleh pekerja lain. 5 menit diberikan untuk pekerja ke toilet.

Bagi pekerja yang sakit ada orang cadangan yang mampu mengganti pekerjaan orang

tersebut.

Setiap 1 tahun sekali ada rekreasi untuk para pekerja dengan keluarganya.

Setiap pagi sebleum mulai kerja ada apel bersama selama 5 menit untuk senam pagi dan

biasanya pada hari jumat dilakukan senam poco-poco.

Tiga kali dalam satu tahun setiap pekerja wajib hadir dalam apel untuk memberitahukan

kebijakan baru yang diambil oleh perusahaan. Hal ini membuat adanya kerekatan hubungan

Page 47: Tugas Pabrik (A6-B3)

antara pemimpin dengan karyawannya dan setiap orang mengetahui secara jelas setiap

peraturan yang ada.

IV.2. Gizi

Pihak perusahaan memberikan kafeteria untuk para pekerja dan pihak perusahaan telah

memberikan makanan secara gratis kepada pekerja dan pekerja tidak perlu membayar untuk

makanan tersebut, di kafeteria disediakan dua jenis menu, yaitu menu umum dan menu khusus.

Menu umum adalah untuk para pekerja yang tidak mempunyai masalah penyakit degenarif

seperti gout dan lain- lain dan menu khusus pula di berikan untuk para pekerja yang mempunyai

masalah degeratif.

Keperluan gizi pekerja amat dititik beratkan oleh perusahan , pemberian makanan sesuai

dengan kebutuhan gizi pekerja dan beban kerja yang diberikan oleh pekerja agar pekerja bisa

bekerja dengan lebih optimum. Pemilihan menu sesuai dengan standar gizi dan seusai dengan

selera para pekarja. Untuk mengelakan para pekarja tidak bosan dengan menu makanan pihak

perusahaan memvariasikan menu makanan pekerja dimana satu kerjasama dengan perusahaan

catering telah dilakukan. Disamping itu pihak perusahaan akan memantau menu yang diberikan

dari pihak katering secara per bulan. Pada pekerja yang bekerja pada shift malam pula pemberian

makanan tambahan akan diberikan kepada pekerja agar pekerja lebih segar dan bertenaga semasa

melakukan tugas .

Kapasitas kafeteria adalah seramai 2000 orang perwaktu tetapi waktu atau jam istirehat

pada setiap bagaian adalah sehingga tidak menyebabkan kafeteria terlalu penuh, agar kafeteria

bisa menampung jumlah pekerja yang ramai.

IV.3. Kecelakaan Kerja

Beberapa usaha yang sudah dilakukan perusahaan ini dalam upaya meningkatkan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja antara lain:

Setiap hari selalu diberi peringatan untuk menggunakan alat pelindung diri secara benar terutama

setelah 5 menit istirahat meregangkan otot.

Terdapat poster-poster yang ditempel di setiap pabrik dan di lingkungan depan sebelum masuk

dalam pabrik untuk mengingatkan kembali pentingan alat pelindung diri.

Setiap pabrik memiliki first aider yang di sudah dilatih terlebih dahulu untuk memebrikan

pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan.

Terdapat area evakuasi

Pemantauan keselamatan amat di titik beratkan dimana supervisor akan melakukan roun up

dan check kepada pekerja dan melihat kedisplinan para pekerja , kalau berlakunya ada

Page 48: Tugas Pabrik (A6-B3)

perkerja yang tidak mematuhi aturan keselamatan yang ditetapkan para supervisor akan

menegur secara lisan secara 3 kali dan jika tidak mematuhi aturan juga pekerja terbabit akan

diberikan surat peringatan tertulis.

Memiliki poliklinik yang terdapat di depan pabrik dekat masjid yang di dalamnya terdapat 12 orang

dokter jaga 24 jam, 1 orang dokter gigi.

Melakukan medical cek up satu kali dalam satu tahun

V.5. Amdal

PT. X memiliki area khusus untuk pengelolaan amdal untuk mencegah terjadinya

pencemaran lingkungan. Hasil limbah yang dihasilkan di kirim ke tempat pembunagan

sementara (TPS) yang kemudian diolah agar tidak mencemari lingkungan.

Page 49: Tugas Pabrik (A6-B3)

Bab V

Kesimpulan dan Saran

V.1. Kesimpulan

Secara umum sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di PT Panasonic sudah

cukup baik. Di setiap pabrik sudah terdapat berbagai poster mengenai pentingnya penggunaan

APD (alat pelindung diri) sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka lakukan, dan memiliki first

aider yang berfungsi untuk memberikan pertolongan pertama ketika ada pekerja yang mengalami

kecelakaan ketika bekerja. Namun, kami tidak melihat adanya kotak P3K di daerah yang mudah

di jangkau di sekitar pabrik.

Pada kebisingan 85 dB seseorang hanya boleh terpapar selama 8 jam per hari. Dalam hal

ini PT. Panasonic sudah menerapkan penggunaan APD ynag baik dan benar sesuai dengan

derajat kebisingan pada setiap bagian. Selain itu, pembagian shift menjadi 3 kali menunjukan

bahwa PT. Panasonic mengetahui berapa jam kerja yang diperbolehkan dalam waktu satu hari,

yakni 8 jam. Penggunaan APD sseperti sarung tangan juga sudah baik dan disesuaikan dengan

bagian yang mereka kerjakan.

Pelaksanaan ergonomi mungkin harus lebih diperhatikan, meskipun sudah ada petunjuk

yang benar mengenai pekerjaan dengan posisi berdiri yang baik dan benar dan mengangkat

barang berat, namun penyakit low back pain masih banyak ditemukan pada pekerja. Selain itu,

juga ditemukan banyaknya rujukan mengenai penyakit neuromuskuloskeletal. Pelaksanakan

ergonomi yang baik dan benar di tempat kerja dapat mengurangi sakit, nyeri, dan stres di tempat

kerja. Hal ini akan berdampak mengurangnya penyakit yang mengenai sistem

neuromusculoskeletal.

Pada penerangan, PT Panasonic sudah cukup baik. Menggunakan prinsip mengurangi

cahaya dengan menggunakan sinar dari luar dan bagian tertentu yang membutuhkan penerangan

yang lebih diberikan lampu.

Dalam gizi para pekerja, PT Panasonic memiliki kantin di tengah-tengah pabrik yang dapat

memuat 2000 orang. Makan yang disediakan di kantin juga telah diperhatian sesuai dengan

kebutuhan kalori tiap pekerja. Selain itu, mereka juga memperhatikan gizi para pekerja yang

memiliki penyakit degeneratif seperti hipertensi dan tekanan darah tinggi dengan menyediakan

makanan khusus sesuai dengan gizi yang mereka harus peroleh.

Setelah pembahasan di atas, diharapkan untuk setiap pekerja di PT Panasonic agar dapat

lebih patuh dan memperhatikan mengenai aturan-aturan yang berkaitan dengan kesehatan dan

Page 50: Tugas Pabrik (A6-B3)

keselamatan kerja saat melakukan tugasnya demi terciptanya keamanan saat bekerja. Sementara

untuk PT Panasonic, diharapkan agar dapat memfasilitasi dan melakukan pengontrolan secara

berkala kepada setiap pekerjanya agar terjadi penurunan terhadap angka kesakitan dan

meningkatnya angka produktivitas serta tercapainya kesejahteraan para pekerja yang pada

akhirnya akan memberikan keuntungan kepada PT Panasonic sendiri.

V.2. Saran

Hal yang mungkin dapat kami sarankan untuk PT. Panasonic:

1. Supervisor sebaiknya lebih sering melakukan inspeksi karena ada pekerja yang tidak

memakai APD dan kurang memperhatikan langkah-langkah ergonomis ketika melakukan

pekerjaannya dalam pabrik.

2. MSDS, harus diletakan di tempat yang stategis yang mudah dijangkau oleh para pekerja.

3. Diadakan medical cek up secara rutin kepada setiap pekerja

Page 51: Tugas Pabrik (A6-B3)

Daftar Pustaka

1. Jeyaratnam J, Koh D. Buku ajar praktik kedoteran kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2009.h.1-5.

2. Levy SB, Wegman DH, Baron SL, Sokas RK. Occupational and environmental

health,recognizing and preventing disease and injury,5th Ed, Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins; 2006.p.312-9

3. Suma’mur. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes). Jakarta: Sagung Seto;

2009.h.116-50.

4. World Health Organization. Deteksi dini penyakit akibat kerja. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran; EGC.h.125-30, 169, 174-8.

5. Johnson J, Robinson ST. Hearing lost. In: Joseph Ladou, editor. Current occupational &

environmental medicine. 4th ed. North America: McGraw-Hill; 2007.p.113-21.

6. Pompa. Diunduh dari: www. perkakasku.com/detailprod. 24 Oktober 2011.

7. Apakah besi iron casting itu? Diunduh dari: http://cepiar.wordpress.com/2007/11/13/apakah-

besi-tuang-cast-iron-itu/. 24 Oktober 2011.

8. Timah, tembaga, alumuniumhttp://www.chem-is-try.org/

9. Homan CS, Brogan GX, Lead Toxicity, in : Viccellio P, (Editor ). Handbook of Medical

Toxicology, First edition, Little, Brown and Co. Boston. 1993, 271 - 284.

10. Welding health hazard. Diunduh dari:

http://www.osha.gov/doc/outreachtraining/htmlfiles/weldhlth.html. 28 Oktober 2011.

Page 52: Tugas Pabrik (A6-B3)

Lampiran

Fan:

Kelompok A6:

Rocky Giamto 10.2007.202

Wendy Purnama 10.2008.032

Adhi Pasha Dwitama. 10.2008.064

Juan Avila Johannes.  10.2008.093

Dandy Citra 10.2008.131

Egy Bora. 10.2008.158

Iriawan Indra Putra. 10.2008.203

Atikah Binti AB.Rahim. 10.2008.235

Afiqah Binti Ibrahim. 10.2008.268

Badiuzzaman Bin Abd Kadir 10.2008.295

Kelompok A7:

Vicilia 10.2008.001

Riadi 10.2008.037

Airin Utami 10.2008.066

Angellina Wiyanda 10.2008.097

Ria Angela 10.2008.132

Antonius Dicky Harlan 10.2008.162

Anasthasia Christine 10.2008.204

Nor Zaialif bin Zainudin 10.2008.239

Muhammad Naufal bin Nordin 10.2008.270

Nor Fazillah bt Adam 10.2008.297

Kelompok B1:

Arian Fardin Ignatiua Wawolumaja

10.2007.005

Charles Boru 10.2007.016

Meidyani Ruth 10.2008.067

Erwin Tanady 10.2008.015

Theresia Helena 10.2008.147

Pompa Air:

Kelompok B1:

Maria Yosepha Pramithasari Jo 10.2008.179

Mario Alfonson Lolek Widoen 10.2008.206

Nor Amirah Nor Azman 10.2008.240

Farhana bimti Khidzri 10.2008.269

aslina binto Alias 10.2008.298

Kelompok B2 :

Wahyu Herlambang 10.2007.040

Purna Adi Putra 10.2008.024

Willy Pelano 10.2008.068

Yoserizal Ezra 10.2008.110

Rosalita 10.2008.153

Frenky Johan 10.2008.184

Wayan Heri Susante 10.2008.212

Mohd Fahmi Bin Mohd Hani 10.2008.242

Nur Athirah Binti Khamirulamir 10.2008.274

Hazrena Binti Hassim 10.2008299

Kelompok B3:

Elsye E. Tanama 10.2007.088

Steffi 10.2008.039

Eunike Gracea Ristiana 10.2008.074

Susyanti 10.2008.116

Sukarmi Gani 10.2008.157

Wenny Tandirura 10.2008.185

Andreas Dhymas Marta Kelana 10.2008.223

Nor Asyikin binti Moh Razali 10.2008.247

Shamalah Kandayah 10.2008.276

Nuraihan binti Mohd Jalaludin 10.2008.309

Pembimbing:

dr. Josephine Sri Sutanti, MS, SpOK

dr. JudinPurba Tanjung MSc

Page 53: Tugas Pabrik (A6-B3)