Tugas Ortopet Individu
-
Upload
aris-ainur-rohman -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Tugas Ortopet Individu
NAMA :Totok Kurniawan
KELAS : 2013 B
NIM :13010014055
MATAKULIAH :ORTOPEDAGOGIK
Hambatan- hambatan yang di miliki anak berkrbutuhan khusus
1. Tuna netra
Tuna netra tidak hanya bagi mereka yang mengalami kebutaan saja tetapi mencakup
mereka yang kemampuan daya lihatnya terbatas dan kurang sehingga tidak dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan sehari – hari. Dalam melakukan aktivitas anak tuna
netra biasanya menggunakan bantuan tongkat ataupun meraba- raba lumgkungan
yang ada di sekitarnya.
2. Tuna Rungu
Adalah mereka yang keadaannya kehilangan pendengaran sehingga mengakibatkan
seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan , terutama melalui indera
pendengarannya. Menangkap informasi dari orang lain berupa melihat dari pegucapan
ataupun melalui gambaran.
3. Tuna Grahita
Adalah kondisi anak yang kecerdasan dibawah rata – rata yang ditandai oleh
keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial ( debil ; mampu
didik, embisil ;mampu latih dan idiot ; mampu rawat). Kesuliat yang terdapat pada
anak tuna grahita ini terdapat pada kesulitan berkomunikasi dengan orang lain dan
cara beraktivitas nya dengan orang lain yang agak lamban, selain itu keterlambatan
berfikir juga merupakan hambatan nya.
4. Tuna Daksa
Adalah keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan
pada tulang ,otot, atau sendi dalam fungsi normal ,yang bisa disebabkan oleh
penyakit, kecelakaan, atau bawaan sejak lahir. Gangguan ini biasanya mengakibatkan
anak susah intuk bergerak dan beraktivitas seperti anak-anak pada umumnyan namun
untuk kesulitan yang lain tidak mengalami hambatan.
5. Tuna Laras
Seseorang yang didentifikasi mengalami gangguan atau kelainan perilaku adalah
individu yang tidak mampu mengukur emosin dan perilakunya sendiri serta
mengalami kesulitan dalam menjalankan fungsi sosialnya. Pada umumnya anak ABK
jenis ini cenderung di jauhi karena ia kurang dapat mengontrol emosinya dan
melampiaskan pada orang lain.
6. Kesulitan Belajar (Learning disabilities)
Anak dengan kesulitan belajar adalah individu yang memiliki gangguan pada satu
atau lebih kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan
bahasa, berbicara dan menulis yang dapat memengaruhi kemampuan berfikir,
membaca, berhitung, berbicara yang disebabkan karena gangguan persepsi, brain
injury, disfungsi minimal otak, dislexia, dan afasia perkembangan. individu kesulitan
belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata, mengalami gangguan motorik
persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang dan
keterlambatan perkembangan konsep.
7. Anak-anak dengan kelainan kurang perhatian dan hyperaktifitas (ADHD)
Merupakan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif. Hyperactivity
berasal dari dua kata yaitu hyper dan activity Hyper berarti banyak, diatas,
tinggi.Activity berarti keadaan yang selalu bergerak, eksplorasi serta respon terhadap
rangsangan dari luar. Dengandemikian berdasarkan pengertian tersebut
hyperactivity / hiperaktif adalahgerakan atau aktifitas yang berlebih.
Hambatan ADHD adalah adanya ketidakmampuan anak untuk memusatkan
perhatian.Perhatiannya sangat singkat dibandingkan anak lain yang seusia
dengannya, juga disertai hiperaktif dan tingkah laku yang impulsif
8. Autisme
Autism Syndrome merupakan kelainan yang disebabkan adanya hambatan pada
ketidakmampuan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak. Secara
umum anak autis mengalami kelainan dalam berbicara, kelainan fungsi saraf dan
intelektual, Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya keganjilan perilaku dan
ketidakmampuan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. hambatan yang
terlihat jelas pada ank autis adalah, kurang dapat berkomunikasi dan berinteraksi
dengan baik terhadap lingkungan nya. Ia seperti memiliki dunia sendiri terhadap
apa yang dia lakukan.
9. Cerdas istimewa berbakat istimewa( CIBI)
Adalah anak yang memiliki kecerdasan yang lebih tinggi daripada anak normal,
sebagaimana diukur oleh alat ukur kecerdasan yang sudah baku.
hambatsn yang dimiliki ank jenis ini cenderung berbeda denagn ABK pada umumnya,
karena jenis yang lain lebih pada kekurangan sedangkan anak cibi lebih kepada
kelebihan. Hambatan yang di miliki anak CI BI terletak pada kemampuannya yang di
atas rata-rata sehingga terkadang ia berbuat sesuatu di luar kemampuan anak pada
umumnya.
Jenis bantuan yang dapat di berikan pada anak ABK
1. Tuna netra
Bantuan tentang proses komunikas verbal, mengembangkan semangat dan konsep
diri yang positif, mengenal gambaran lingkungansekitarnya dengan sejelas-
jelasnya. Membantu mengenalkan lingkungan sekitar dengan suatu benda yang
dapat di raba sehingga anak mengetahui bentuknya. Mengajarkan membaca
dengan menggunakan huruf breile.
2. Tuna rungu
Bimbingan dapat berupai, pribadi bimbingan komunikasi dan sosial untuk
memperlancar komunikasi. Membantu menyadari kemampuan dan
kekurangannya, memiliki sikap positif terhadap keadaan dirinya, membantu
mengembangkan kemampuan anak agar dapat bergaul dengan wajar.
3. Tuna grahita
Pemberian bantuan kepada anak tuna grahita bimbingan agar anak dapat
mengatasi kesulitan mengurus diri sendiri, menyesuaikan diri dan menggunakan
kemampuan untuk mendapatkan ketrampilan. Sedangkan untuk orang tua
diberikan bimbingan tentang cara menghilangkan perasaan kecewa memiliki anak
tuna grahita, mengembangkan sikap respek pada anak.
4. Tuna daksa
Alternatif bantuan yang dapat diberikan mengebangkan self –respect,menghargai
anak dengan cara menerima apa adanya sehingga anak merasamenjadi anak yang
berharga.
5. Anak tuna laras
Upaya pemberian bantuan dengan ; memperhatikan kebutuhan anak, melatih
kedisiplinan, memberikan kesibukan sebagai pengisi waktu luang, membantu
mengembangkan konsep diri yang positif.
6. Kesulitan belajar
Pahami bahwa anak membutuhkan lebih banyak pengulangan, 3 sampai 5 kali,
untuk memahami suatu materi daripada anak lain dengan kemampuan rata-rata.
Maka, dibutuhkan penguatan kembali melalui aktivitas praktek dan yang familiar,
yang dapat membantu proses generalisasi.
7. Anak- anak dengan kelainan kurang perhatian dan hyperaktifitas
Untuk mengatasi anak hiperaktif guru harus melihat faktor penyebabnya, bila
faktor penyebab itu berkaitan dengan keluarga maka guru harus bekerjasama
dengan orang tua anak untuk membantu mengatasinya dan bila faktor
penyebabnya dari fisik anak maka kita sebagai seorang guru harus bisa
memberikan tugas-tugas belajar kepada anak agar anak bisa memusatkan
perhatian dalam belajar sehingga anak bisa tenang dan berkonsentrasi dalam
belajar.
8. Autisme
Secara khusus layanan bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan agar anak
dapat:
1. Memahami dirinya dengan baik, yaitu mengenal segala kelebihan dan kelemahan
yang dimiliki berkenaan dengan baka, minat, sikap, perasaan dan kemampuan
anak.
2. Memahami lingkungannya dengan baik mencakup lingkungan pendidikan di
sekolah, lingkungan di rumah, lingkungan di asrama, dan lingkungan social
dimasyarakat.
3. Menentukan pilihan dan keputusan yang bijaksana, yaitu pilihan dan keputusan
yang didasarkan kepada pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri, dan
lingkungannya.
4. Mengatasi masalah-masalah yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik
di rumah, sekolah maupun masyarakat.
9. Anak berbakat
Menyediakan kesempatan dan pengalaman khusus untuk memenuhi kebutuhan
anak berbakat sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya secara
berkesinambungan, selain itu memberi esempatan pada anak berbakat untuk
berinteraksi dengan sesamanya dan orang dewasa dari berbagai ragam kecakapan
yang memungkinkan ereka menemukan keunikan dan keterkaitan dirinya
Membuat sebuah program yang dapat dilakukan konselor untuk membantu
anak berkebutuhan khusus
A. Anak- anak dengan kelainan kurang perhatian dan hyperaktifitas(ADHD)
ADHD merupakan singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, yaitu
sebuah gangguan pada perkembangan otak yang menyebabkan penderitanya
menjadi hiperaktif, impulsif, serta susah memusatkan perhatian. Kondisi ini
dulunya sikenal dengan ADD atau Attention Deficit Disorder. ADHD adalah
kondisi yang bisa terdapat pada anak-anak, remaja bahkan pada orang dewasa. Namun
gejalanya biasanya mulai berkembang pada masa kanak-kanak dan berlanjut hingga
dewasa. Diperkirakan terdapat 3-5 persen anak-anak atau anak usia sekolah yang
mengalami kondisi ini. Tanpa penanganan yang tepat, ADHD dapat menimbulkan
konsekuensi yang serius seperti mal-prestasi (under-achievement), kegagalan di sekolah
atau pekerjaan, susah menjalin hubungan atau interaksi sosial, rasa tidak percaya diri
yang parah, dan juga depresi kronis.
Macam-macam anak ADHD dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian.
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau Impulsif. Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada pada anak perempuan. Mereka seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti sedang berada “di awang-awang”.
2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive.
Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi bisa memusatkan perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak- anak kecil.
3.Tipe gabungan.
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif. Kebanyakan anak anak termasuk tipe seperti ini. Jadi yang dimaksud dengan hiperaktif adalah suatu pola perilaku pada seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak menaruh perhatian dan impulsif (bertindak sekehendak hatinya). Anak hiperaktif selalu bergerak dan tidak pernah merasakan asyiknya permainan atau mainan yang disukai oleh anak-anak lain seusia mereka, dikarenakan perhatian mereka suka beralih dari satu fokus ke fokus yang lain. Mereka seakan-akan tanpa henti mencari sesuatu yang menarik dan mengasikkan namun tidak kunjung datang.
Ada tiga tanda utama anak yang menderita ADHD, yaitu :
a. Inatensi (tidak ada perhatian)
Inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan
seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu. Anak
tidak mampu mempertahankan konsentrasinya terhadap sesuatu, sehingga mudah
sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain.Ketidak-mampuan
memusatkan perhatian pada beberapa hal seperti membaca, menyimak pelajaran.
b. Hiperaktif
Mempunyai terlalu banyak energi. Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku
anak yang tidak bisa diam. Duduk dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit
dilakukan. Ia akan bangkit dan berlari-lari, berjalan ke sana kemari, bahkan
memanjat-manjat. Di samping itu, ia cenderung banyak bicara dan menimbulkan
suara berisik.
c. Impulsif
Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada
semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali.
Dorongan tersebut mendesak untuk diekspresikan dengan segera dan tanpa
pertimbangan. Contoh nyata dari gejala impulsif adalah perilaku tidak sabar.
Anak tidak akan sabar untuk menunggu orang menyelesaikan pembicaraan. Anak
akan menyela pembicaraan atau buru-buru menjawab sebelum pertanyaan selesai
diajukan. Bertindak tanpa dipikir, misalnya mengejar bola yang lari ke jalan raya,
menabrak pot bunga pada waktu berlari di ruangan, atau berbicara tanpa
dipikirkan terlebih dahulu akibatnya. Anak juga tidak bisa untuk menunggu
giliran, seperti antri misalnya. Sisi lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi
tinggi untuk melakukan aktivitas yang membahayakan, baik bagi dirinya sendiri
maupun orang lain.
Penyebab terjadinya ADHD
Faktor genetik/keturunan
Sebagian besar penderita ADHD mendapatkan kondisi ini dari orang tuanya. ADHD
memiliki kecenderungan besar terjadi pada keluarga/keturunan.
Ketidakseimbangan kimia
Para ahli meyakini bahwa ketidakseimbangan kimiawi pada otak (neurotransmitter)
merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala ADHD.
Kinerja otak
Pada anak yang menderita ADHD, didapati bahwa area otak yang mengontrol
perhatian tampak tidak terlalu aktif, dibandingkan dengan anak-anak lainnya yang
tidak menderita ADHD.
B. Identivikasi masalah yang sering di hadapi oleh anak dengan kebutuhan
khusus ADHD
Problem di Sekolah
Anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik.
Konsentrasi yang mudah terganggu membuat anak tidak dapat menyerap materi
pelajaran secara keseluruhan. Rentang perhatian yang pendek membuat anak ingin
cepat selesai bila mengerjakan tugas-tugas sekolah. Kecenderungan berbicara yang
tinggi akan mengganggu anak dan teman yang diajak berbicara sehingga guru akan
menyangka bahwa anak tidak memperhatikan pelajaran. Banyak dijumpai bahwa anak
hiperaktif banyak mengalami kesulitan membaca, menulis, bahasa, dan matematika.
Khusus untuk menulis, anak hiperaktif memiliki ketrampilan motorik halus yang
secara umum tidak sebaik anak biasa.
Problem di Rumah
Dibandingkan dengan anak yang lain, anak hiperaktif biasanya lebih mudah cemas
dan kecil hati. Selain itu, ia mudah mengalami gangguan psikosomatik (gangguan
kesehatan yang disebabkan faktor psikologis) seperti sakit kepala dan sakit perut. Hal
ini berkaitan dengan rendahnya toleransi terhadap frustasi, sehingga bila mengalami
kekecewaan, ia gampang emosional.
Selain itu anak hiperaktif cenderung keras kepala dan mudah marah bila keinginannya
tidak segera dipenuhi. Hambatan-hambatan tersbut membuat anak menjadi kurang
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Anak dipandang nakal dan tidak
jarang mengalami penolakan baik dari keluarga maupun teman-temannya. Karena
sering dibuat jengkel, orang tua sering memperlakukan anak secara kurang hangat.
Orang tua kemudian banyak mengontrol anak, penuh pengawasan, banyak
mengkritik, bahkan memberi hukuman. Reaksi anakpun menolak dan berontak.
Akibatnya terjadi ketegangan antara orang tua dengan anak. Baik anak maupun orang
tua menjadi stress, dan situasi rumahpun menjadi kurang nyaman. Akibatnya anak
menjadi lebih mudah frustrasi. Kegagalan bersosialisasi di mana-mana menumbuhkan
konsep diri yang negatif. Anak akan merasa bahwa dirinya buruk, selalu gagal, tidak
mampu, dan ditolak.
Problem berbicara
Anak hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia banyak berbicara, namun sesungguhnya
kurang efisien dalam berkomunikasi. Gangguan pemusatan perhatian membuat dia
sulit melakukan komunikasi yang timbal balik. Anak hiperaktif cenderung sibuk
dengan diri sendiri dan kurang mampu merespon lawan bicara secara tepat.
Problemfisik
Secara umum anak hiperaktif memiliki tingkat kesehatan fisik yang tidak sebaik anak
lain. Beberapa gangguan seperti asma, alergi, dan infeksi tenggorokan sering
dijumpai. Pada saat tidur biasanya juga tidak setenang anak-anak lain. Banyak anak
hiperaktif yang sulit tidur dan sering terbangun pada malam hari. Selain itu, tingginya
tingkat aktivitas fisik anak juga beresiko tinggi untuk mengalami kecelakaan seperti
terjatuh, terkilir, dan sebagainya.
C. Analisis masalah berdasarkan fakta tentang anak ADHD
Berdasarkan kasus yang telah di paparkan diatas, hal tersebut memang sering
terjadi pada anak hyperactif. Pada dasarnya anak ADHD sama dengan anak pada
umumnya, hanya saja mereka memiliki keunikan tersendiri. Banyak faktor yang
mempengaruhi hal ini.
Masalah yang sering saya jumpai ketika anak hyperactif di sekolah reguler yang di
gabungkan dengan anak-anak pada umumnya. Banyak orang tua kurang sadar akan
hal ini sehingga menganggap anak yang hyperactif itu biasa saja dan lumrah adanya.
Hal ini yang menjadi permasalahan adalah pada guru yang menanganinya di sekolah.
Kecakapan guru di sekolah reguler berbeda dengan guru di sekolah khusus. Sehingga
anak hyperactif terkadang di abaikan karna susah untuk menerima pelajaran seperti
halnya anak pada umumnya. Tingkat konsentrasi anak hyperactif memang sangat
rendah ia mudah bosan dalam menjalani sesuatu dan iamudah memanlingkan
perhatian kepada suatu hal yang di anggapnya lebih menarik. Sikapnya yang susah
untuk duduk diam membut terkadang guru membiarkannya bertingkah semaunya.
Oleh karena itu perlu deteksi sejak dini terhadap anak dengan ciri seperti ini agar
mendapatnka sekolah yang khusus dan penanganan yang khusus sehingga anak
hyperactif dapat belajar dengan berprestasi seperti halnya anak pada umumnya.
Sedangkan mengenai kondisi fisik ABK jenis ini cenderung t idak sesuai
dengan kegiatanya, karena ia melakukan banyak kegiatan namun kekebalan tubuih
nya sangat rentan, karena anak ABK jenis ini kurang bisa mengendalikan kejenuhan
nya dan hal tersebut berimbas pada keluhan sakit perut,gigi, pusing dan lain-lain. saat
di rumah terkadang orang tua yang jengkel terhadapprilaku anak yang terlalu aktif
membuat mereka sering di pukul dan di marahi, hal ini tanpa disadari oleh orang tua
sangat berimbas besar pada tingkat kesetresan anak sehingga membuat anak sering
sakit.
D. Rencana program yang akan dibrrikan untuk mengatasi masalah
tersebut.
Berdasarkan kasus yang telah di paparkan di atas saya membuat rancangan program
khususnya untuk anak hyperactif di sekolah agar setiap bulan diberikan cek kesehatan
secara berkala serta memberikan pelatihan kepada orangtua yang anaknya mengalami
hyperactif, karena hyperactif tidak bisa di sembuhkan namun setidaknya ada cara
untuk mengendalikan nya, disinilah peran penting orang tua. Orangtua diharapkan
lebih meluangkan waktu bersama untuk sekedar bermain dengan anaknya, den orang
tua hendaknya tidak terlalu menuntut anak untuk yang macam-macam, karena akan
membuat anak semakin tertekan.
Tindakan yang dilakukanj duru di sekolah tidak akan maksimal jika tidak di tunjang
denga peran serta orang tua. Bisa dibilang progrem ini merupakan pelatihan terhadap
orangtua(parenting school).
E. Bekerjasama dengan pihak terkait
Untuk melakukan program yang telah di rencanakan di atas, pihak terkait yang akan
diajak bekerja sama adalah teiner yang ahli dalam bidangnya yang akan memberikan
pengarahan dan ilmu kepada orang tua dan dokter sebagai petugas kesehatan yang
akan memeriksa kesehatan anak secara berkala, agar program yang dilaksanakan
dapat berjalan dan mendapatkan hasil yang maksimal, di perlukan pula kerja sama
denga guru di sekolah tersebut agar ama-sama mendapatkan ilmu untuk meningkatkan
kualitas pengajaran.
F. Bagaimana cara mengevaluasi program tersebut
Untuk mengevaluasi program yang telah di rencanakan dengan cara melihat sejauh
mana kecakapan guru dalam mengajar, serta sejauh mana perubahan yang tampak
pada anak / peserta didik. Apabila tidak ada perubahan maka evaluasi pada semua
pihak harus dilakukan.