Tugas Obgyn Ke-2

3
1. Partus Serotinus Merupakan kehamilan post-aterm di mana kelahiran belum terjadi pada usia kandungan lebih dari 294 hari (42 minggu). Pada kehamilan post-aterm, terjadi gangguan pada produksi prostaglandin yang berperan penting untuk menimbulkan kontraksi uterus, terjadi penurunan fungsi plasenta, dan berkurangnya amnion, yang berakibat pada terganggunya pertumbuhan janin. Ibu dengan kehamilan post- aterm dapat merasakan berkurangnya gerakan-gerakan janin di dalam kandungan (< 7 kali / 20 menit). Tanda-tanda dan masalah yang kerap terjadi pada bayi dengan kelahiran post-aterm antara lain : Penuaan plasenta disertai spasme arteri spiralis menyebabkan menurunnya sirkulasi utero-plasenta hingga 50 % dan berakibat pada kurangnya pasokan O 2 serta nutrisi. Pertumbuhan bayi akan terhambat dan berat badan akan menurun. Bayi post-aterm yang terkait insufisiensi plasenta dapat mempunyai berbagai tanda fisik, antara lain : deskuamasi kulit, kuku panjang, rambut lebat, kulit pucat, lanugo (-), wajah waspada, kulit longgar di sekitar paha dan bokong memberi gambaran mereka baru saja kehilangan berat badan, serta adanya pewarnaan mekonium yang khas. Tanda-tanda bayi yang lahir post-aterm terbagi atas 3 stadium, yaitu : 1) Stad. I : Vernix kaseosa menghilang, kulit mengalami maserasi dan mudah terkelupas. 2) Stad. II : Gejala pada stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit. 3) Stad. III : Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat. Bayi-bayi dengan tanda post-aterm mungkin akan mengalami hipovolemia, hipoksia, acidosis, sindroma gawat napas, hipoglikemia, dan hipofungsi adrenal. Komplikasi lain : suhu tidak stabil, polisitemia, dan kelainan neurologik. FRANGKY SOLANG 04 704 675

description

jmb

Transcript of Tugas Obgyn Ke-2

1

1. Partus SerotinusMerupakan kehamilan post-aterm di mana kelahiran belum terjadi pada usia kandungan lebih dari 294 hari (42 minggu). Pada kehamilan post-aterm, terjadi gangguan pada produksi prostaglandin yang berperan penting untuk menimbulkan kontraksi uterus, terjadi penurunan fungsi plasenta, dan berkurangnya amnion, yang berakibat pada terganggunya pertumbuhan janin. Ibu dengan kehamilan post-aterm dapat merasakan berkurangnya gerakan-gerakan janin di dalam kandungan (< 7 kali / 20 menit).Tanda-tanda dan masalah yang kerap terjadi pada bayi dengan kelahiran post-aterm antara lain :

Penuaan plasenta disertai spasme arteri spiralis menyebabkan menurunnya sirkulasi utero-plasenta hingga 50 % dan berakibat pada kurangnya pasokan O2 serta nutrisi. Pertumbuhan bayi akan terhambat dan berat badan akan menurun. Bayi post-aterm yang terkait insufisiensi plasenta dapat mempunyai berbagai tanda fisik, antara lain : deskuamasi kulit, kuku panjang, rambut lebat, kulit pucat, lanugo (-), wajah waspada, kulit longgar di sekitar paha dan bokong memberi gambaran mereka baru saja kehilangan berat badan, serta adanya pewarnaan mekonium yang khas. Tanda-tanda bayi yang lahir post-aterm terbagi atas 3 stadium, yaitu :1) Stad. I: Vernix kaseosa menghilang, kulit mengalami maserasi dan mudah terkelupas.

2) Stad. II: Gejala pada stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit.

3) Stad. III: Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat.

Bayi-bayi dengan tanda post-aterm mungkin akan mengalami hipovolemia, hipoksia, acidosis, sindroma gawat napas, hipoglikemia, dan hipofungsi adrenal. Komplikasi lain : suhu tidak stabil, polisitemia, dan kelainan neurologik.

Penyebab utama kematian perinatal adalah hipoksia dan aspirasi mekonium.

2. Struktur Anatomi Khusus Dari Sirkulasi FetusKarena paru-paru pada dasarnya tidak berfungsi selama kehidupan fetus dan karena hati hanya berfungsi sebagian, maka jantung fetus tidak perlu memompa darah dalam jumlah yang besar melalui paru-paru atau hati. Sebaliknya, jantung fetus harus memompa sejumlah besar darah melalui plasenta. Oleh karena itu, susunan anatomi khusus menyebabkan kerja sirkulasi fetus yang sangat berbeda dengan orang dewasa.

Pertama, darah yang kembali dan plasenta melalui vena umbilikalis melewati duktus venosus, terutama melalui hati. Kemudian, sebagian besar darah yang memasuki atrium kanan dari vena kava inferior diarahkan dalam suatu jalur yang langsung melewati bagian posterior dan atrium kanan dan kemudian melalui foramen ovale langsung masuk ke atrium kiri. Jadi, darah yang mengandung cukup oksigen dari plasenta ini hanya memasuki ventrikel jantung kiri, dan bukan ventrikel kanan, dan dipompa oleh ventrikel kiri terutama ke dalam pembuluh darah di kepala dan tubuh bagian atas.Darah yang memasuki atrium kanan dari vena kava superior dialirkan langsung ke bawah melalui katup trikuspidalis ke dalam ventrikel kanan. Darah ini terutama adalah darah deoksigenasi dari regio kepala fetus, dan dipompa oleh ventrikel kanan ke dalam arteri pulmonalis, dan kemudian terutama melalui duktus arteriosus masuk ke dalam aorta desenden, dan melalui kedua arteri umbilikalis masuk ke dalam plasenta, di mana darah yang deoksigenasi tersebut mengalami oksigenasi.Catatan:

Pada saat darah dari aorta desenden mengalir melalui arteri umbilikalis, ada sebagian kecil darah yang akan berpindah jalur untuk memperdarahi tubuh bagian bawah. Sejumlah kecil volume darah ini akan terus berputar-putar dalam sirkulasi darah fetus.

Selama kehidupan janin, paru-paru berada dalam keadaan kolaps dan faktor-faktor kompresi elastik paru yang mempertahankan alveoli agar tetap kolaps juga mempertahankan pembuluh darah agar tetap kolaps. Karena itu, tahanan terhadap aliran darah yang melalui paru begitu besarnya sehingga tekanan arteri pulmonal pada janin cukup tinggi. Karena tahanan terhadap aliran darah dari aorta yang melalui pembuluh besar plasenta adalah rendah, maka tekanan dalam aorta lebih rendah daripada dalam arteri pulmonal. Hal ini mengakibatkan hampir seluruh darah arteri pulmonal mengalir melalui arteri khusus yang terdapat dalam janin yang menghubungkan arteri pulmonal dengan aorta, yaitu duktus arteriosus, jadi memintas paru-paru. Keadaan ini memungkinkan resirkulasi darah dengan cepat melalui arteri sistemik janin tanpa darah harus melewati paru-paru.

Kurangnya aliran darah yang melalui paru-paru tidak menimbulkan kerugian bagi janin karena darah dioksigenasi oleh plasenta ibu.3. Pembentukan Segmen Bawah RahimIsthmus ikut mengadakan hipertrofi sejak awal kehamilan. Pada Triwulan I, isthmus menjadi lebih panjang dan lunak (tanda Hegar). Isthmus telah menjadi bagian uterus pada kehamilan 16 minggu, dan saat ini uterus telah dipenuhi ruang amnion.Pada Trimester akhir, isthmus lebih nyata menjadi segmen bawah rahim. Dan pada kehamilan aterm, segmen bawah rahim akan menjadi lebih lebar dan tipis.

FRANGKY SOLANG

04 704 675