Tugas nusan

7
NAMA DOSEN : SITTI TASIA,SPd.MPd MATA KULIAH: Konsep Dasar Ips Tugas KONSEP DASAR IPS NAMA : NURSAN UNIVERSITAS TERBUKA 2014

Transcript of Tugas nusan

Page 1: Tugas nusan

NAMA DOSEN : SITTI TASIA,SPd.MPd

MATA KULIAH : Konsep Dasar Ips

Tugas

KONSEP DASAR

IPS

NAMA : NURSAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2014

Page 2: Tugas nusan

Rahasia Kehidupan Sehari-hari Di Stasiun Luar Angkasa : Shalat dan Suara Adzan Di

Luar Angkasa

Rahasia Kehidupan Sehari-hari Di Stasiun Luar Angkasa

Shalat dan Suara Adzan Di Luar Angkasa

Kehidupan para astronot atau antariksawan di luar negeri seringkali berlangsung lama.

Kehidupan di tempat tersebut jauh berbeda dengan kehidupan normal di bumi. Makan,

mandi, minum, buang air besar, hiburan, internet dan kehidupan lainnya sangat unik. Agar

dapat hidup nyaman dengan waktu cukup lama, para ahli menyiapkan sarana alat canggih

dan khusus bagi kehidupan di luar angkasa.

Misi Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk program Mars500 sebentar lagi bakal terwujud.

Mulai 3 Juni nanti, enam orang dari berbagai negara akan menjalani kehidupan di sebuah

bilik di Planet Mars. Sampai November 2011 nanti, enam astronot ini akan melakukan

aktivitas sehari-hari, seperti makan, tidur dan bekerja seperti biasa di sebuah “bilik”. Uji coba

ini dilakukan untuk mengetahui besarnya tekanan yang dihadapi awak ketika mengikuti

ekspedisi ruang angkasa. “Ini adalah misi yang paling lama,” kata kepala eksperimen yang

juga pejabat di Badan Antariksa Eropa, Martin Zell.

Enam orang yang diutus untuk hidup di planet merah adalah tiga orang warga negara Rusia,

seorang warga Italia-Kolombia, seorang warga Perancis, dan seorang warga Cina. Mereka

nantinya akan dibagi menjadi dua kelompok. Tiga orang di kelompok pertama akan meneliti

permukaan Mars, sementara tiga orang lainnya yang ada di kelompok kedua akan mengamati

benda-benda luar angkasa yang ada di sekitar Mars.

Program Mars 500 ini membutuhkan waktu sekitar 250 hari perjalanan dari Bumi ke Mars.

Adapun operasi di permukaan Mars hanya 30 hari ditambah perjalanan kembali ke Bumi. 

Menurut astronot dari Rusia, Sukhrob Kamolov, terdapat kendala bahasa di antara mereka

karena belum dapat memahami logat masing-masing ketika berbicara dalam bahasa Inggris.

Page 3: Tugas nusan

Namun, Kamalov mengatakan, kendala itu akan diatasi dengan menggunakan bahasa isyarat

agar dapat dimengerti satu sama lain. “Kami akan menggunakan bahasa tubuh,” kata

Kamolov.

Selama 502 hari itu, mereka hanya dapat berkomunikasi dengan Bumi menggunakan surat

elektronik. Tentu saja, sambungannya terkadang putus-nyambung. Kendati demikian, bisa

terbang ke Mars tentunya sangat membanggakan. Tak mudah untuk dapat terbang ke Mars

karena dari 5.680 orang pendaftar, hanya enam orang yang dibutuhkan.

Para astronot ini tidak menyembunyikan kebahagiaan untuk dapat segera sampai di sana.

Astronot dari Cina, Wang Yue, mengatakan perjalanan ini menjadi sejarah dalam kehidupan

manusia. “Eksplorasi luar angkasa adalah kerja yang sulit dan berat,” katanya. “Ini

membutuhkan kerja sama dunia internasional.” Pernyataan Yue tak lepas dari ambisi

pemerintah Cina untuk mengambil bagian dalam penelitian luar angkasa dengan

mengirimkan tim sendiri ke Mars suatu saat nanti. Astronot dari Perancis, Romain Charles

mengatakan sangat bangga dapat mengikuti misi ini. “Saya berharap cucu saya nanti juga

dapat pergi ke Mars dan saya akan mengatakan padanya, “Saya juga dulu pernah ke Mars”.”

Kehidupan di Stasiun Angkasa

Sebuah stasiun ruang angkasa, memiliki sebuah sistem yang sangat komplek dengan

subsistem yang saling terkait Struktur, Listrik,Thermal kendali, Sikap tekad dan kontrol,

Orbital navigasi dan tenaga penggerak, Otomasi dan robotika, Komputasi dan komunikasi,

Dukungan lingkungan dan kehidupan, Fasilitas untuk kru, dan transportasi kargo

(barang/suplai). Hidup di stasiun ruang angkasa memiliki banyak hambatan dan adaptasi

terutama bagi mereka yang di haruskan ‘menetap’ disana dalam waktu panjang, hal hal itu

seperti masalah daur ulang sampah, tingkat radiasi yang tinggi, dan juga menghadapi

gravitasi rendah. Hal hal tersebut tentu bisa menyebabkan efek gangguan kesehatan dan

seperti yang kita ketahui bersama dalam kasus solar flare, semua kehidupan saat ini

Page 4: Tugas nusan

dilindungi oleh medan magnet bumi, dan berada di bawah sabuk Van Allen, so kesimpulan

nya bekerja di atas sana tentu memiliki resiko tersendiri dan hanya orang orang dengan

stamina tinggi lah bisa berangkat ke atas sana.

Untuk kedepan nya, masalah masalah tersebut diatas akan segera diatasi dengan serangkaian

penelitian tentang ketahanan hidup manusia di antariksa, yang mana hasil penelitian tersebut

di harapkan bisa membawa para pekerja dalam jumlah banyak dan bisa bekerja dalam jangka

waktu yang lebih panjang dari sekarang. Kelak konsep yang ada akan berupa sebuah ‘kota

kecil berupa ruang ruang hidup’ di atas, namun sayangnya hingga saat ini, hal itu masih

berupa konsep yang masih sulit di terapkan mengingat ongkos peluncuran yang mahal serta

kemauan politik negara yang bertindak sebagai operator stasiun ruang angkasa tersebut

( dalam hal ini ada dua raksasa negara yang berkuasa di atas sana, Amerika dan Russia). Bisa

dibayangkan untuk sebuah Stasiun kecil saja memerlukan budjet yang sangat sangat besar.

ISS atau International Space Station, adalah sebuah program antariksa dari beberapa negara

besar yang akan melakukan usaha bersama di angkasa. Negara negara tersebut antara lain

Amerika Serikat, Rusia, Kanada, Jepang, Brasil, Belgia, Britania Raya, denmark, Prancis,

Jerman, Italia, Belanda, Norwegia, Spanyol , Swedia, dan Swiss. Karena ISS adalah akan

berwujud sebuah stasiun besar, maka perakitan nya sendiri di lakukan diatas mengingat

komponen komponen sistem ISS tersebut sangat besar dan berat, hanya dengan bantuan

Microgravity (A very low gravity environment, which causes people and objects to be

practically weightless) lah  semua komponen (70 komponen) bisa dirakit menjadi satu bagian

ISS dalam waktu enam tahun. Beberapa nama Stasiun Angkasa yang ada antara lain: DOS 2,

Salyut, Cosmos, Mir, Skylab, Mir 2/Polyus, dan selanjutnya kelak adalah ISS.

Makanan Di Luar Angkasa

Page 5: Tugas nusan

Makanan makanan itu ternyata diciptakan dan diproduksi untuk

para astronot dan kosmonot di Stasiun Luar Angkasa Internasional oleh perusahaan induk

yang bernama SPACEHAB / Johnson Engineering, dan berbentuk dalam kemasan bersegel

siap makan (jadi gak perlu lagi untuk memasak nya). Mengenai Gizi? masalah gizi gak perlu

khawatir, yang jelas makanan ini sudah memenuhi standart makanan khusus para pekerja di

gravitasi rendah. so pasti sehat! dan yang lucu, bahkan es krim khusus astronot pun ada.

Untuk minuman nya, berhubung di atas sana sulit untuk mendapatkan air, maka pemecahan

nya adalah dengan melakukan purifikasi terhadap air urine yang ada untuk di daur ulang

menjadi air layak minum, dan mengenai rasanya menurut beberapa Astronot memiliki rasa

yodium yang tajam, memang tidak ada pilihan lain untuk bisa terus eksis di angkasa luar sana

mengingat keterbatasan Makanan dan Minuman