Tugas No.6 - Pengaruh Kebudayaan Terhadap Pembelian Dan Konsumsi
-
Upload
firda-annisa -
Category
Documents
-
view
9 -
download
2
description
Transcript of Tugas No.6 - Pengaruh Kebudayaan Terhadap Pembelian Dan Konsumsi
Pengaruh Kebudayaan terhadap Pembelian dan Konsumsi
(SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN)
Dosen : Bapak Tomy Adi Sumarso, SE
Disusun Oleh :
Firda Annisa : 12211885
Kelas : 3EA27
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Pengaruh Kebudayaan terhadap Pembelian dan Konsumsi
1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata LatinColere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan
dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
2. PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai upaya konsumen
untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi. Konsumen
mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar
meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai
apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka
membeli, serta mengapa mereka membeli.
a. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.
Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, sub budaya dan kelas
social pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku
seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku
yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub budaya – sub budaya yang lebih kecil yang memberikan
identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub budaya dapat
dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok
ras, area geografis. Banyak sub budaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar
seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen.
b. Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan
Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam
suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan
menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan
sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai kapan
waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan. Begitu
juga hal yang sama yang akan dilakukan konsumen misalnya sewaktu mengkonsumsi makanan
olahan dan suatu obat.
c. Pengaruh Budaya dapat Dipelajari
Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan
seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang kemudian
membentuk budaya seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang
diketahui secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua
mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku. Ada juga misalnya
seorang anak belajar dengan meniru perilaku keluarganya, teman atau pahlawan di televisi.
Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan periklanan cenderung memilih cara pembelajaran
secara informal dengan memberikan model untuk ditiru masyarakat. Misalnya dengan adanya
pengulangan iklan akan dapat membuat nilai suatu produk dan pembentukan kepercayaan dalam
diri masyarakat. Seperti biasanya iklan sebuah produk akan berupaya mengulang kembali akan
iklan suatu produk yang dapat menjadi keuntungan dan kelebihan dari produk itu sendiri. Iklan
itu tidak hanya mampu mempengaruhi persepsi sesaat konsumen mengenai keuntungan dari
suatu produk, namun dapat juga mempengaruhi persepsi generasi mendatang mengenai
keuntungan yang akan didapat dari suatu kategori produk tertentu.
Ciri-ciri pembentukan nilai-nilai sosial yang di anut :
Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antar warga masyarakat.
Disebarkan di antara warga masyarakat (bukan bawaan lahir).
Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)
Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
· Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain. Dapat
memengaruhi pengembangan diri sosial
Memiliki pengaruh yang berbeda antar warga masyarakat.
Cenderung berkaitan satu sama lain.
Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai dominan dan
nilai mendarah daging (internalized value).
3. DAMPAK NILAI – NILAI INTI TERHADAP PEMASAR
Kebutuhan
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia
adalah pernyataan dari rasa kehilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang
kompleks. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas,
konsumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
Keinginan
Keinginan digambarkan dalam bentuk objek yang akan memuaskan kebutuhan mereka
atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang
semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana,
waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan
keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menebus keterbatasan
tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya.
Permintaan
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya
manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling
memuaskan. sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan manusia akan
produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
4. VARIASI NILAI PERUBAHAN DALAM NILAI BUDAYA TERHADAP
PEMBELIAN DAN KONSUMSI
Nilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku konsumen dimana dalam hal
ini dimasukkan ke dalam kategori-kategori umum yaitu berupa orientasi nilai-nilai lainnya yaitu
merefleksi gambaran masyarakat dari hubungan yang tepat anatar individu dan kelompok dalam
masyarakat. Hubungan ini mempunyai pengaruh yang utama dalam praktek pemasaran. sebagai
contoh, jika masyarakat menilai aktifitas kolektif, konsumen akan melihat ke arah lain pada
pedoman dalam keputusan pembelanjaan dan tidak akan merespon keuntungan pada seruan
promosi untuk "menjadi seorang individual". Dan begitu juga pada budaya yang individualistik.
Sifat dasar dari nilai yang terkait ini termasuk individual/kolektif, kaum muda/tua, meluas/batas
keluarga, maskulin/feminim, persaingan/kerjasama dan perbedaan/keseragaman.