Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)

32
TUGAS Metodologi Penelitian Hukum “Teori Pengumpulan Data; Analisa Data & Pencatatan Data” Oleh: Ane Nurussyamsiyah (062410045)

Transcript of Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)

TUGAS

Metodologi Penelitian Hukum

“Teori Pengumpulan Data; Analisa Data & Pencatatan Data”

Oleh:

Ane Nurussyamsiyah (062410045)

Ilmu Hukum

Fakultas Hukum

UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO

2010

Pengumpulan Data; Analisa Data & Pencatatan Data

dalam Penelitian Hukum

I. Pengumpulan Data

Data berarti suatu yang dianggap atau diketahui. Dengan demikian ini

berarti data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan.

Pada umumnya data dikumpulkan dengan tujuan:

a) Dasar suatu perencanaan, agar perencanaan sesuai dengan kemampuan

yang ada, sehingga dapat dicegah terjadinya suatu perencanaan yang

ambisius sehingga susah dilaksanakan. Kemampuan yang dimaksudkan

disini adalah kemampuan personil, kemampuan anggaran serta

kemampuan materiil yang lain.

b) Alat kontrol terhadap pelaksanaan atau implementasi daripada

perencanaan tersebut agar supaya bisa diketahui dengan segera kesalahan

atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi untuk segera dilakukan

perbaikan-perbaikan atau koreksi.

c) Dasar evaluasi dari hasil kerja akhir. Apakah hasil kerja akhir yang telah

ditargetkan bisa dicapai 100%, 90% atau kurang. Kalau target tidak

tercapai faktor-faktor apa yang menyebabkannya.

Untuk seluruh kegiatan tersebut diatas diperlukan yang disebut data. Data

yang salah apabila dipergunakan untuk dasar pembuatan keputusan tertentu akan

berakibat fatal, perencanaan menjadi tidak tepat, kontrol tidak efektif dan evaluasi

tidak mengenai sasaran secara obyektif.

Syarat-syarat data yang baik agar berguna antara lain sebagai berikut:

a) Data harus obyektif, maksudnya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Misalnya laporan ASR yang seharusnya turun jangan dilaporkan naik.

b) Data harus bisa mewakili, misalnya data trafik yang dilaporkan hanya data

pada saat trafik tidak overload.

c) Kesalahan baku relatif kecil.

d) Harus tepat waktu, khususnya kalau data akan dipergunakan untuk

melakukan kontrol atau evaluasi, syarat tepat waktu ini penting sekali agar

sempat dilakukan penyesuaian atau koreksi seperlunya kalau ada

kesalahan atau penyimpangan yang terjadi dalam implementasi suatu

perencanaan.

e) Harus relevan, maksudnya data yang dikumpulkan harus ada hubungannya

dengan persoalan yang akan dipecahkan.

Data bisa dibagi antara lain sebagai berikut:

a) Menurut sifatnya

Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka.

Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka.

b) Menurut sumbernya

Data internal, data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam

suatu organisasi.

Data eksternal, data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan di luar

suatu organisasi.

c) Menurut cara memperolehnya

Data primer, data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu

organisasi langsung dari obyeknya. Misalnya data pengukuran trafik.

Data sekunder, data yang deperoleh dalam bentuk sudah jadi dan diolah

oleh pihak lain.

d) Menurut waktu pengumpulannya

Data Cross Section, data yang dikumpulkan pada saat suatu waktu

tertentu yang menggambarkan keadaan atau kondisi pada waktu itu.

(insidensial)

Data berkala, data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk

memberikan gambaran tentang pengembangan suatu kegiatan dari

waktu ke waktu. (periodik)

Data bisa diperoleh melalui suatu kegiatan rutin, misalnya data hasil

pengukuran trafik. Didalam statistik dikenal dua macam cara pengumpulan data,

yaitu sensus dan sampling. Sensus ialah cara pengumpulan data dengan cara

menghitung atau mengukur semua elemen. Data perolehan dari sensus disebut

Populasi, yaitu totalitas semua nilai baik hasil perhitungan maupun penngukuran,

kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekelompok

objek yang lengkap dan jelas. Pada pengukuran trafik, populasi adalah totalitas

semua nilai trafik pada jaringan telekomunikasi sepanjang waktu.

Sampling adalah cara pengumpulan data dengan jalan mengambil

sebagian dari populasi dengan cara-cara tertentu, yaitu:

a) Sampling seadanya. Pengambilan data dilakukan seadanya dari populasi

sehingga data yang diperoleh merupakan sampel yang masih kasar dan

kesimpulan yang ditarikpun masih kasar.

b) Sampling pertimbangan, sampling yang dilakukan berdasarkan

pertimbangan para peneliti. Hanya mereka yang dianggap ahli saja yang

dimintai pertimbangan.

c) Sampling kuota, hampir sama dengan sampling pertimbangan, hanya

pengambilan sampelnya ditentukan oleh petugas sampai dirasakan

mencukupi.

d) Sampling sistematis, jumlah annggota sampel dari populasi diambil pada

jarak interval waktu tertentu, urutan tertentu atau ruang tertentu.

Alat pengumpulan data (instrumen) menentukan kualitas data dan kualitas

data menentukan kualitas penelitian. Karena itu alat pengumpul data harus

mendapat penggarapan yang cermat. Agar data penelitian mempunyai kualitas

yang cukup tinggi, alat pengumpul datanya harus memenuhi syarat:

a) Akurasi (accuracy)

b) Presisi (precision) hal ini berkaitan validitas (kesahihan) instrumen.

Validitas instrumen dapat dikategorikan ke dalam validitas kualitatif dan

validitas kuantitatif. Suatu instrumen dikatakan validitas kualitatif apabila

benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Apabila dikatakan

kuantitatif apabila dapat mengukur dengan cermat sebatas yang hendak

diukur.

Studi dokumen merupakan langkah awal dari setiap penelitian hukum

(baik normatif maupun sosiologis) karena penelitian hukum selalu bertolak dari

premis normatif. Penelitian terhadap bahan hukum yang akan dipergunakan dapat

dilakukan melalui dua cara, yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern

berkenaan dengan jawaban dari pertanyaan apakah isinya dapat diterima sebagai

kenyataan. Semakin tua usia suatu dokumen semakin sulit mengadakan kritik

ekstern, karena memerlukan pengetahuan bahasan.

Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah

angket, observasi dan wawancara.

1) Angket

Angket/kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang

lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam

Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip

pengukuran dan penampilan fisik.

Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain:

- Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan

untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan

jawaban.

- Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan

responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh

istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti

bahasa Inggris, dsb.

- Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika

terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan

jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk

memilih jawaban yang disediakan.

Urutan pertanyaan dimulai dari yang umum sampai ke spesifik, atau dari

yang mudah menuju ke yang sulit, atau di acak.

a) Prinsip Pengukuran memuat seperangkat ujicoba instrumen. Artinya,

sebelum menyebarkan angket, perlu dilakukan beberapa percobaan

sehingga selain diketahui validitas dan reliabilitasnya, juga akan

diperoleh estimasi waktu pengerjaan, tingkat kesulitan dan berbagai

hal lainnya.

b) Penampilan Fisik merupakan salah satu daya tarik dan keseriusan

responden dalam mengisi angket. Namun tentu saja, angket yang

bagus, terkesan resmi tentunya memerlukan biaya yang lebih besar

dibanding angket yang di cetak di atas kertas seadanya.

2) Observasi

Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak

hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun

juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi

(situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk

mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan

dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

Participant Observation

Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam

sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.

Non participant Observation

Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant

merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung

dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.

Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data

yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa

mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa. Alat yang

digunakan dalam teknik observasi ini antara lain: lembar cek list, buku

catatan, kamera photo, dll.

3) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun

peneliti terhadap narasumber atau sumber data. Wawancara pada

penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi

pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000

responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat

diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian

kualitatif).

Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti

apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar

pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat

menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material

lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti

tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang

akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting

masalah yang ingin digali dari responden.

II. Analisa Data

Pengolahan dan analisis data penelitian berpedoman pada rumusan

permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai oleh  peneliti. Semakin jelas dan

jernih tujuan yang menjadi sasaran, maka semakin mudah peneliti menentukan

analisis yang akan digunakan. Dengan istilah lain adalah bahwa rumit tidaknya

penelitian yang akan  dilakukan bergantung pada kebutuhan akan hasil penelitian

yang diinginkan, semakin banyak kebutuhannya tentu saja penelitian akan

menjadi semakin rumit termasuk pengolahan dan analisis data penelitiannya.

Data yang terkumpul dari kegiatan pengumpulan data kemudian diolah,

setelah diolah, kemudian dilakukan analisis. Hasil analisis dan/atau intepretasi

hasil penelitian merupakan jawaban permasalahan penelitian.

Dengan demikian pengolahan dan analisis data dipengaruhi oleh berbagai

faktor, yakni:

a) Kepentingan atau interest penelitian yang tercantum dalam perumusan

tujuan dan permasalahan yang menjadi ruang lingkup penelitian;

b) Format keinginan sponsor penelitian;

c) Kemampuan peneliti termasuk di dalamnya keterbatasan waktu, tenaga,

dan biaya penelitian.

Pengolahan data merupakan kegiatan pendahuluan dari analisis.

Pengolahan data pustaka/dokumen/literatur berbeda dengan data yang diperoleh

melalui wawancara dan pengamatan. Karena bagaimanapun data

pustaka/dokumen adalah data yang siap pakai atau data yang sudah jadi.

Sedangkan data hasil wawancara dalam hal ini melalui daftar pertanyaan

(kuesioner) baik terstruktur maupun tidak terstruktur dan pedoman wawancara

serta data hasil pengamatan harus diolah sedemikian rupa terlebih dahulu melalui

berbagai tahap pengolahan data.

Tahap Pengolahan Data

1) Pemeriksaan/validasi data lapangan dan editing

Data yang diperoleh dari kegiaan pengumpulan data, perlu

diperiksa dan dijaga konsistensi antara data yang satu dengan data yang

lainnya dalam sebuah kuesioner. Kegiatan memeriksa dan menjaga

konsistensi disebut sebagai kegiatan editing yang memeriksa apakah

data tersebut layak atau valid untuk dilanjutkan kemudian.

Validasi harus dilakukan dengan memperhatikan dengan seksama

secara ajeg, misalnya permasalahan perbedaan intepretasi dari

pertanyaan dan jawaban responden

2) Pemberian kode (coding)

Tahap pemberian kode atau disebut dengan ”coding”, adalah tahap

selanjutnya setelah validasi dan editing dilaksanakan. Dari setiap

jawaban (variabel) yang terdapat dalam daftar pertanyaan (kuesioner,

pedoman wawancara, lembar observasi dan sebagainya) perlu

dikategorisasikan terlebih dahulu dengan melakukan pemberian kode

dengan simbol angka. Untuk jawaban tidak tahu, atau tidak memberi

jawaban perlu diberikan simbol-simbol angka yang khusus. Dengan

angka-angka tersebut maka data lebih mudah diolah, dihitung dan

dianalisis.

Berdasarkan data lapangan peneliti menyusun pedoman

pengkodean (book code). Pedoman ini memuat semua variabel yang

dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian. Hal ini memudahkan

peneliti atau petugas lain untuk memberikan kode sesuai dengan

ketentuan yang terdapat dalam book code tersebut. Misalnya untuk

jawaban ”tidak tahu” diberikan angka ”8”, ”88”, atau ”888”; untuk

jawaban yang dilewati ”tidak berlaku”/ pertanyaanyang ”dilewati” 

bagi  responden tersebut, maka diberikan kode ”9”, ”99”, atau ”999”.

Dan untuk pertanyaan yang tidak ada jawabannya diberikan angka ”o”.

Pemberian kode dilakukan dapat langsung pada kuesioner di sisi kanan

dan atau dengan lembar kode (code sheet).

3) Pemasukan data (data entry)

Berdasarkan kuesioner yang sudah diedit dan divalidasi, atau

dengan lembar kode (code sheet), langkah berikutnya adalah

pemasukan data. Pemasukan data dapat dilakukan secara manual, atau

secara komputerisasi karena jumlah variabel dan respondennya yang

banyak.

4) Pengolahan

Dengan berkembangnya teknologi pengolahan data  dapat

dilakukan dengan menggunakan program SPSS atau SAS.

Pendekatan yang Mempengaruhi Metode Pengolahan dan Analisis Data

Berkenaan dengan metode pengolahan data penelitian, dalam ilmu-

ilmu sosial pada umumnya dipengaruhi oleh dua perspektif yaitu aliran

positivisme dan aliran fenomenologi. Hal ini mengindikasikan bahwa pada

dasarnya pengolahan data, dapat dilakukan dengan pendekatan kuantitatif

atau kualitatif. Berikut ini matriks yang secara ringkas menggambarkan

perbedaaan dari dua aliran perspektif tersebut.

Aliran Perspektif

Substansi

Positivisme Pendekatan

Kuantitatif

Fenomenologi

Pendekatan Kualitatif

Fokus penelitian Meneliti fakta atau sebab terjadinya

gejala sosial tertentu.

Memahami perilaku manusia dari

sudut pandangan orang itu sendiri

Deduktif – hipotesa Induktif – asumsi - sensing

Identifikasi variabel Pengamatan terlibat -

melahirkan variable

Teknik pengambilan

sampling

Sampiling populasi (makro)

Responden

Probability/random

Sampling populasi (mikro)

Informan (key responden)

Non Probability/non random

Cara pengumpulan data Melalui kuesioner/daftar pertanyaan

yang berstruktur dan alat-alat

pengumpulan data lainnya

Mempergunakan pengamatan

terlibat, pedoman pertanyaan, dan

mungkin meneliti dokumen

pribadi

Instrumen penelitian Kuesioner (pertanyaan tertutup)  Pengamatan, pedoman

wawancacara, kuesioner

(pertanyaan terbuka dan tertutup)

Materi instrumen

penelitian

Identifikasi variabel Pengamatan terlibat

melahirkan variabel

Pencatatan Pada umumnya dilaksanakan setelah

pengumpulan data

Dapat berlangsung selama proses

pengumpulan data

 Pendekatan pengolahan

data

Pengolahan data kuantitatif

(memungkinkan melakukan korelasi

antara gejala dengan data statistik)

Pengolahan data kualitatif,

bertujuan untuk mengerti atau

memahami gejala yang diteliti

Tahap pengolahan Mengedit, koding, tabulasi,

perhitungan statistic

Memeriksa, inventarisasi (list)

koding- klasifikasi – kuantifikasi

hasil secara terbatas – apabila

lebih dari 25 responden

Analisis Operasionalisasi konsep Pendataan memunculkan konsep

Analisis Induktif – statistik Interpretasi

Diskusi Implikasi dari temuan Hasil  penelitian

Kesimpulan -        Temuan

-        Generalisasi

-        Eksplanasi

-        Kecenderungan

-        Terbatas

-        Deskripsi

Analisis data dibedakan menjadi analisis kuantitatif dan kualitatif.

Dalam menganalisis kuantitatif, data yang berbentuk angka dihitung untuk

mengetahui jawaban masalah yang diteliti. Sebaliknya data kualitatif

merupakan data yang tidak berbentuk angka, seperti penegakan hukum

yang menggembirakan, marak dimana-mana; Ketertiban mantap, sistem

hukum baik, semangat meneliti dosen menggembirakan.

Dengan melihat sifat data yang diolah, maka analisis dapat dilakukan

dengan dua pendekatan yakni: pendekatan kuantitatif dan pendekatan

kualitatif.

1) Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan  kuantitatif pada dasarnya berarti penyorotan terhadap

masalah serta usaha pemecahannya yang dilakukan dengan upaya yang

banyak didasarkan pada pengukuran. Dalam hal ini, obyek penelitian

dipecah ke dalam unsur-unsur tertentu yang dapat dikuantifikasi

sedemikian rupa. Kemudian ditarik suatu generalisasi yang seluas

mungkin ruang lingkupnya. Penelitian kuantitatif menggunakan alat-

alat matematika dan statistika yang rumit sehingga terkesan canggih.

Pendekatan kuantitatif ini memulai pekerjaan dengan membuat

berbagai tabulasi, dimulai dari tabulasi sederhana, tabulasi frekuensi

sampai dengan tabulasi silang yang berisi hubungan dari variabel yang

banyak (multi-variable). Penerapan pendekatan kuantitatif ini,

mempunyai fungsi yang sekaligus membatasi keuntungan yang dapat

diperoleh dari penggunaan metode tersebut, antara lain:

a. Secara efisien menghimpun, mengolah dan menganalisa data

penelitian terutama didalam penerapan perencanaan penelitian

survey.

b. Dengan mengadakan kuantifikasi, secara relatif lebih mudah untuk

mengadakan studi perbandingan dan menarik generalisasi.

c. Lebih mudah menerapkan metode induksi, terhadap hasil-hasil

penelitian.

d. Metode kuantitatif lebih tepat diterapkan untuk menguji hipotesis,

terutama di dalam penelitian yang bersifat eksplanatoris.

Dengan demikian cirri-ciri pendekaan kuantitatif, sebagai berikut:

- Deskriptif dan eksplanatoris

- Penentuan sampel harus cermat

- Deduktif-induktif berpijak pada teori konsep yang baku

- Mengandalkan pada pengukurang menekankan pada angka-angka

- Variabel sejak awal sudah ada

- Dapat digeneralisir

- Menggunakan kuesioner lebih tertutup

Analisis data dengan pendekatan kuantitaif dapat disebut juga sebagai

analisis statistika, yakni statistik sebagai alat bantu untuk menjelaskan

fakta/data. Secara garis besar analisis statistika dibedakan atas dua

macam, yaitu analisis statistika deskriptif dan analisis statistika

induktif.

2) Pendekatan Kualitatif

Pendekatan kualitatif merupakan tata cara penelitian yang

menghasilkan data deskriptif analitis, yaitu apa yang dinyatakan oleh

sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan, dan

perilaku nyata. Yang diteliti dan dipelajari adalah obyek penelitian yang

utuh. Adapun ciri-ciri pendekatan kualitatif adalah sebagai berikut:

- Eksploratoris dan deskriptif

- Induktif-deduktif

- Penggunaan teori  terbatas

- Variable ditemukan setelah berjalannya pengolahan data

- Lebih terhadap kasus tertentu

- Panduan/pedoman wawancara

Analisis dengan pendekatan kualitatif ini dilakukan pada data yang

tidak bisa dihitung bersifat monografis atau berwujud kasus-kasus yang

tidak dapat disusun ke dalam struktur klasifikasi. Obyek penelitiannya

dipelajari secara utuh dan sepanjang itu mengenai manusia maka hal

tersebut menyangkut sejarah hidup manusia. Penelitian kualitatif

mencoba menjelaskan ”sepotong episode kehidupan yang

didokumentasikan dalam bahasa aslinya secara cermat bagaimana

manusia merasa, apa yang mereka tahu, bagaimana cara mereka tahu,

serta kepercayaan, persepsi dan pengertian mereka. Data yang

dikumpulkan dan dicatat/direkam bersifat deskriptif dalam bentuk kata-

kata atau gambar. Data tersebut diperoleh dari hasil pengamatan,

wawancara, potret, dokumen perorangan, memorandum, dokumen

resmi dsb. Sehingga analisis ini dapat dilakukan untuk dokumen yang

jumlahnya sedikit. Karena itu analisis kualitatif tidak menggunakan alat

bantu statistika.

Analisis Data Penelitian Hukum

Analisis data merupakan kegiatan mengurai sesuatu sampai ke

komponen-komponennya dan kemudian menelaah hubungan masing-

masing komponen dengan keseluruhan konteks dari berbagai sudut

pandang. Penelaahan dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah

ditetapkan.

Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang senantiasa harus

dikaitkan dengan arti-arti yang diberikan pada hukum yang merupakan

patokan atau pedornan mengenai perilaku manusia. Penelitian dan

ilmu-ilmu hukum, merupakan suatu sarana untuk mengembangkan

ilmu-ilmu hukum khususnya dan disiplin hukum pada umumnya. Masalah

pokok dalam penelitian hukum adalah:

a) Apakah yang menjadi elemen/unsur sistem hukum?

b) Apakah yang menjadi bidang dari suatu sistem hukum?

c) Sampai seberapa jauhkah konsistensi sistem hukum tersebut?

d) Bagaimana pengertian dasar dari suatu sistem hukum?

e) Sampai sejauh manakah sistem hukum tersebut lenngkap?

1. Penelitian Hukum Normatif

Dalam penelitian hukum normatif, pengolahan data pada hakikatnya

berarti kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan

hukum tertulis. Sistematisasi berarti, membuat klasifikasi terhadap

bahan-bahan hukum tertulis tersebut, untuk memudahkan pekerjaan

analisa dan konstruksi. Penelitian hukum normatif, terdiri dari:

a. Menarik asas-asas hokum

Peneitian ini bertujuan mendapatkan asas-asas hukum dari hukum

positif tertulis dan rasa susila warga masyarakat.

b. Menelaah sistematika peraturan perundang-undangan

Dalam penelitian ini yang dianalisis adalah sistematika dari

perangkat kaidah-kaidah yang terhimpun di dalam suatu kodifikasi

atau peraturan perundang-undangan tertentu.  Kecuali 

sistematikanya, juga diteliti taraf konsistensinya.

c. Menilai taraf sinkhronisasi  peraturan per-undang-undangan

Penelitian terhadap araf sinkronisasi peraturan perundang-undngan

dapat dilakukan baik secara vertikal mauppun horizontal dari

peraturan-peraturan hukum yang tertulis. Hal ini dapat dilakukan

terhadap bidang-bidang tertentu yang diatur oleh hukum, dalam

kaitannya dengan bidang-bidang lain  yang mungkin mempunyai

hubungan timbal balik.

d. Perbandingan hokum

Dalam penelitian perbandingan hukum fokus utama adalah melihat

perbedaan dan persamaan  pada yang terdapat di dalam aneka

macam sistem hukum.

e. Sejarah hukum

Penelitian sejarah hukum menitikberatkan kajian pada 

perkembangan hukum.

Penelitian dengan tujuan untuk menarik asas-asas hukum, dapat

dilakukan terhadap hukum positif tertulis dan tidak tertulis.

Permasalahan yang muncul berkisar pada dari manakah asas-asas

hukum tersebut berasal, atau hal-hal apa yang mempengaruhi adanya

asas-asas hukum tersebut. Sebagai contoh dalam hukum pidana,

secara explisit dikenal suatu asas, yakni asas tanpa kesalahan, tidak

ada hukum atau tidak ada pertanggungan jawab pidana, tanpa

kesalahan. Masuk dalam kategori ini adalah Penelitian yang menelaah

asas-asas hukum di dalam suatu undang-undang, mempergunakan

metode dogmatik hukum, yang didasarkan pada hukum logika, dengan

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memilih pasal-pasal yang berisikan kaidah hukum yang mengatur

masalah tertentu sesuai dengan subyek penelitian;

b. Membuat sistematika dari pasal-pasal tersebut, agar dapat dibuat

klasifikasi;

c. Menganalisas pasal-pasal, dengan mempergunakan asas-asas

hukum yang ada;

d. Menyusun konstruksi, dengan ketentuan.

Untuk pengolahan data penelitian menelaah sistematika peraturan

perundang-undangan, yang dilakukan adalah mengumpulkan 

peraturan di bidang tertentu, atau beberapa bidang yang saling

berkaitan yang menjadi pusat perhatian penelitian. Selanjutnya

diadakan analisis dengan menggunakan, pengertian dasar dari sistem

hukum, yang mencakup: a. Subyek hukum, b. Hak dan kewajiban, c.

Peristiwa hukum, d. Hubungan hukum, dan e. Obyek hukum.

Penelitian taraf sinkronisasi peraturan perundang-undangan dapat

dilakukan dengan dua titik tolak, yaitu taraf sinkronisasi vertikal

(berdasarkan hierarki perundang-undangan) dan horisontal (peraturan

setara yang mempunyai hubungan fungsional, adalah konsisten).

Untuk menganalisis taraf sinkronisasi peraturan dipergunakan asas

perundang-undangan, yaitu:

a. Undang-undang tidak berlaku surut;

b. Undang-undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi,

mempunyai kedudukan yang lebih tinggi;

c. Undang-undang yang bersifat khusus mengenyampingkan undang-

undang yang bersifat umum, jika pembuatnya sama;

d. Undang-undang yang berlaku belakangan, membatalkan undang-

undang yang berlaku terdahulu;

e. Undang-undang tidak dapat diganggu gugat;

f. Undang-undang merupakan sarana untuk agar masyarakat dapat

mencapai kesejahteraan materiil dan spirituil semakimal mungkin.

Untuk penelitian perbandingan hukum, mula-mula dilakukan

identifikasi atas ciri-ciri khas dari sistem hukum atau bidang hukum

tertentu yang akan diperbandingkan. Setelah ciri khas tersebut

diidentifikasi kemudian dianalisis persamaan-persamaan yang

dijumpai dalam peneltian.

Pada penelitian tentang sejarah hukum, analisis dilakukan dengan cara

menelaah hubungan antara hukum dan gejala sosial lainnya secara

khronologis. Telaah meliputi hal-hal yang terjadi di masa lampau dan

akibatnya pada masa kini.

2. Penelitian Hukum Empiris

Penelitian Hukum Empiris, terdiri dari:

1) Identifikasi terhadap hukum tidak tertulis atau hukum kebiasaan

(adat);

2) Efektivitas dari hukum tertulis maupun hukum kebiasaan yang

tercatat.

Pencatatan hasil pengumpulan data secara kuantitaif, melalui proses

editing, yaitu dengan memeriksa kembali kelengkapan jawaban yang

diterima, kejelasannya, konsistensi  jawaban/informasi, relevansi bagi

penelitian, dan keseragaman data yang diterima oleh peneliti. Juga

dilakukan proses prakoding, yaitu mengklasifikasikan jawaban dengan

memberikan kode-kode tertentu agar nantinya mempermudah kegiatan

analisa, dan pewawancara dalam memasukkan jawaban responden ke

dalam kategori yang relatif tepat.

1) Pencatatan hasil pengumpulan data secara kuantitatif;

2) Analisa dan konstruksi data secara kuantitatif (nilai rata-rata, nilai

tengah, nilai terbesar, korelasi, dan sebagainya). Untuk

melaksanakan analisis secara kuantitatif, perlu mengerti dan

memahami istilah-istilah berikut ini.

a. Variabel;

b. Skala pengukuran (Skala Nominal, Skala Ordinal, Skala

Interval, Skala Ratio), dengan penjelasan sebagai berikut.

- Skala Nominal adalah angka yang berfungsi hanya untuk

membedakan sebagai simbol atau lambang. Urutan dan

operasi matematika tidak berlaku. Misalnya ”3” tidak harus

lebih besar dari ”2” atu lebih kecil dari ”5”. Contoh: Suku,

agama, alamat, nomor KTP. Klasifikasi, pengelompokan dan

kategori termasuk nominal;

- Skala Ordinal adalah angka yang selain berfungsi sebagai

skala nominal juga menunjukkan urutan, bahwa sesuatu lebih

baik, lebih bagus, dari pada. Berguna untuk membuat

peringkat (ranking). Contoh Amir lebih senang terhadap

pelayanan hukum di kantor pengadilan A daripda B.

Pelayanan kantor kejaksaan di A lebih baik daripada di B.

Pengelompokan dimana urutan berlaku, termasuk skala

ordinal;

- Skala Interval adalah skala yang selain berfungsi sebagai

nominal dan ordinal juga menunjukkan interval atau jarak

yang sama, tetapi tidak sampai berapa kali. Skala ini berguna

untuk membuat penilaian (rating). Contoh angka indeks

kriminal. Skala interval sering digunakan untuk mengukur

tingka kepentingan (level of importance), tingkat kepuasan

(level of satisfaction), sikap, tingkat kesadaran hokum,

ketaatan/kepatuhan pada agama. Misalnya: tingkat sangat

puas bernilai = 6 s.d. tingkat tidak puas yang bernilai =1;

- Skala Rasio dalah skala yang selain berfungsi sebagai skala

nominal, ordinal, dan interval juga menunjukkan berapa kali.

Di dalam skal rasion angka nol (0) mempunyai arti. Seperti

Budi tidak mempunyai uang = 0, Berat badan Citra 45 kg,

berat badan Deny 60 kg, maka bisa disimpulkan berat badan

Deny 1,5 kali berat badan Citra;

c. Tipe skala (Skala Likert, Skala Guttman, Semantic Differential,

Rating Scale)

d. Instrumen penelitian

e. Validitas dan realibilitas instrumen

III. Pencatatan Data

Dalam suatu penelitian, pencatatan data yang telah diperoleh merupakan

hal penting agar peneliti mampu menelaah dengan seksama setiap hasil dan

perkembangan data dari variabel yang didapat. Pencatatan data dapat dilakukan

setelah peneliti mendapatkan data yang diinginkan sesuai dengan metode/teknik

pengumpulan data yang digunakan.

Studi dokumen

Dalam studi dokumen yang dimana peneliti melakukan kritik ekstern

ataupun intern terhadap bahan/dokumen yang akan diteliti, pencatatn data

hasil penelitian dapat berupa check list terhadap lembar observasi ataupun

bentuk tulisan deskriptif. Dapat pula ditambahkan dengan rekaman media

elektronik melalui perekam ataupun kamera.

Angket

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan

seperangkat pertanyaan atau pernyataan dapat dilakukan pencatatan data

dengan secara deskriptif dan dalam hal ini peneliti dapat juga langsung

masuk dalam tahap editing pada pengolahan data agar lebih

mempersingkat waktu.

Wawancara

Pencatatan data dengan tekhnik ini harus mendapatkan ijin dan atas

sepengetahuan responden. Pada teknik ini, pencatatan data dapat dilakukan

dengan tulisan deskriptif atau dengan merekamnya menggunakan alat

perekam/recorder. Sebagai tambahan, dapat pula menggunakan kamera

baik dengan hasil gambar/foto ataupun dalam bentuk video.

Observasi

Pencatatan data dengan teknik pengumpulan data ini dapat menggunakan

check list sesuai lembar observasi yang digunakan serta dilengkapi dengan

keterangan deskriptif dan juga dalam bentuk gambar hasil dari observasi.

Daftar Pustaka

Nasir, Mohammad. (1988). Metode penelitian. Cet.3. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rianto, Adi. (2004). Metodologi penelitian sosial dan hukum. Jakarta: Granit.

Rojib, 2009, Metode Penelitian Hukum, http://blog.beswandjarum.com/soikhurojib/2009/11/20/metode-penelitian-hukum/. Diperoleh tanggal 29 Agustus, 2010.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. (1987). Metode penelitian survai. Jakarta: LP3ES.

Soekanto, Soerjono. (1986). Pengantar penelitian hukum. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Surakhmad, Winarno. (1980). Pengantar penelitian ilmiah: dasar metoda teknik. Bandung: Tarsito.

Teorionline, 2010, Teknik Pengumpulan Data, http://en.wordpress.com/tag/metodologi-penelitian/. Diperoleh tanggal 29 Agustus, 2010.