Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

61
BAB I PENDAHULUAN Pusat-pusat perbelanjaan dan hotel-hotel yang ada di manado pada saat ini sudah semakin banyak. Hal ini merupakan salah satu syarat dalam mendukung manado menjadi kota pariwisata yang akan banyak di kunjungi oleh para wisatawan asing. Selain itu juga, akses untuk dapat menunjang semua hal tersebut adalah dengan system transportasi yang baik. Segala fasilitas-fasilitas yang memungkinkan Kota Manado menjadi kota pariwisata dunia ini satu sama lain saling berhubungan satu sama lain. Transporatasi udara adalah permulaan yang menjadi gerbang masuk bagi wisatawan untuk melangkahkan kaki di Kota Manado, jika saja system penerbangan yang buruk, terjadi pada fasilitas yang satu ini, maka akses utama bagi wisatawan asing untuk dapat sampai ke Kota Manado akan terganggu dan akan berdampak pada berkurangnya wisatawan yang datang. Namun jika masalah teknis tersebut dapat teratasi, maka akses bagi para wisatawan untuk masuk ke Kota Manado akan berjalan dengan baik. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada tempat-tempat penginapan atau hotel yang akan ditempati para wisatawan selama mereka berada di Kota Manado baik untuk waktu yang lama maupun untuk waktu yang singkat. Pelayanan- pelayanan yang diberikan dari tempat-tempat penginapan ini berpengaruh

Transcript of Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

Page 1: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

BAB I

PENDAHULUAN

Pusat-pusat perbelanjaan dan hotel-hotel yang ada di manado pada saat ini sudah

semakin banyak. Hal ini merupakan salah satu syarat dalam mendukung manado menjadi

kota pariwisata yang akan banyak di kunjungi oleh para wisatawan asing. Selain itu juga,

akses untuk dapat menunjang semua hal tersebut adalah dengan system transportasi yang

baik.

Segala fasilitas-fasilitas yang memungkinkan Kota Manado menjadi kota

pariwisata dunia ini satu sama lain saling berhubungan satu sama lain. Transporatasi

udara adalah permulaan yang menjadi gerbang masuk bagi wisatawan untuk

melangkahkan kaki di Kota Manado, jika saja system penerbangan yang buruk, terjadi

pada fasilitas yang satu ini, maka akses utama bagi wisatawan asing untuk dapat sampai

ke Kota Manado akan terganggu dan akan berdampak pada berkurangnya wisatawan

yang datang. Namun jika masalah teknis tersebut dapat teratasi, maka akses bagi para

wisatawan untuk masuk ke Kota Manado akan berjalan dengan baik. Hal ini tentunya

akan berpengaruh pada tempat-tempat penginapan atau hotel yang akan ditempati para

wisatawan selama mereka berada di Kota Manado baik untuk waktu yang lama maupun

untuk waktu yang singkat. Pelayanan- pelayanan yang diberikan dari tempat-tempat

penginapan ini berpengaruh juga terhadap kunjungan para wisatawan di Kota Manado.

Pelayanan yang kurang memuaskan dapat membuat suasana para wisatawan yang

menginap di hotel menjadi tidak nyaman sehingga wisatawan lebih memilih untuk

berlibur di Kota-Kota lain dan mencari tempat penginapan yang dapat memberikan

kenyamanan. Namun bila pelayanan hotel yang baik,prima, dan memuaskan maka para

wisatawan tidak segan-segan untuk dapat tinggal di hotel tersebut dalam waktu yang

lama, dan tentunya berdasarkan pengalaman tersebut , informasi mengenai hotel tersebut

akan tersebar di mana-mana sehingga akan banyak para wisatawan asing yang lain datang

untuk menginap di hotel tersebut. Salah satu aspek yang pada akhirnya akan terkena

dampak dari system transportasi udara yang baik, dan pelayanan-pelayanan dari tempat-

tempat penginapan yang maksimal dan memuaskan yaitu pusat-pusat perbelanjaan

Page 2: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

Para wisatawan yang selalu berkunjung di daerah-daerah tertentu akan sangat

senang bila dapat berkunjung pada pusat-pusat perbelanjaan baik, tradisional maupun

modern yang ada pada daerah tersebut. Biasanya para wisatawan menghabiskan waktu

mereka di pusat-pusat perbelanjaan agar dapat memuaskan kebutuhan primer maupun

sekunder mereka. Ada juga yang berbelanja agar dapat mencari cinderamata dari daerah

tersebut. Namun ada juga yang sekedar jalan-jalan dan menikmati pemandangan ataupun

budaya-budaya setempat.

Berangkat dari aspek-aspek sebelumnya pusat-pusat perbelanjaan juga memegang

peranana penting dalam mendukung Kota Manado menjadi Kota Pariwisata dunia.

Keramahan dalam menjajakan sesuatu sangat penting, senyuman, serta tutur kata yang

baik dalam menjajakan sesuatau akan membuat hati setiap orang merasa senang,

sehingga walaupun orang tersebut tidak ada keinginan untuk membeli barang tersebut,

namun dengan keramahan dari si penjual, dengan sendirinya para pembelipun

memutuskan untuk membeli barang tersebut. Sehingga apa yang telah didipatkan oleh si

pembeli dari tempat dimana ia telah membeli sebuah barang yang tadinya tidak di

inginkannya namun akhirnya dibeli juga oleh karena pelayanan yang baik, keramahan,

serta tutur kata yang baik dari si penjual barang maka melalui pengalaman tersebut si

pembeli pun menceritakan apa yang telah dia alami pada saat membeli barang tersebut

pada orang lain yang nantinya juga akan menjadi calon pembeli dari tempat penjualan

tersebut.

Dengan terlakasananya system pelayanan yang baik dari aspek-aspek tersebut

akses yang di perlukan oleh para wisatawan untuk dapat masuk ke kota manado, bukan

hanya sekedar datang,menginap melihat-lihat pemandangan kota manado tapi juga dapat

merasarakn pengalaman yang tak akan terlupakan setelah berkunjung di Kota manado.

Dengan begitu Kota Manado akan menjadi Kota Pariwisata dunia yang akan banyak di

kunjungi oleh para wisatawawn asing dan Kota yang tidak hanya nyaman untuk di

kunjungi tapi juga kota yang menyajikan keramahan bagi setiap wisatawan yang

mengunjunginya.

Page 3: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

Berdasarakan latara belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang diberi judul : Pengaruh Pusat-Pusat Perbelanjaan, hotel, dan transportasi

udara terhadap wisatawan asing yang berkunjung di Manado.

1.2 Rumusan masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu : “ Apakah Pusat

perbelanjaan, Hotel, dan Transportasi Udara Berpengaruh Terhadap Wisatawan Yang

Berkunjung di Manado?

1.3 Tujuan Penelitia

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah pusat perbelanjaan, hotel,

dan transportasi udara berpengaruh terhadap wisatawan yang berkunjung di Manado.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat dan keuntungan sebagai

berikut :

1. Bagi Penulis

Salah satu bentuk riset dalam menerapkan ilmu pengetahuan berkaitan dengan

pengaruah pusat perbelanjaan, hotel, dan transportasi udara terhadap wistawan

yang berkunjung di Manado.

2. Bagi Praktisi

Merupakan bentuk uraian dan masukan terhadap Pusat Perbelanjaan, Hotel, dan

Transportasi Udara Terhadap Wisatawan Yang Berkunjung di Manado.

3. Bagi Akademis

Penelitian ini merupakan sumbangan untuk ilmu manajemen serta sebagai tujuan

pustaka bagi peneliti selanjutnya.

Page 4: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Manajemen

Menurut Hasibuan (2006 : 2), Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif untuk

Page 5: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

mencapai suatu tujuan tertentu. Robins and Coulter (2004:6), Manajemen adalah proses

mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut

terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Daft (2003:6),

mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi denan cara yang

efektif melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan sumber daya manusia.

Sikula (2006:2), manajemen in general refers to planning, organizing, controlling,

staffing, leading, motivating, communicating, and deli on making resource of the inter

price so as to bring an efficient creation of some product of service (manajemen pada

umumnya berkaitan dengan aktivitas-aktivitas, perencanaan, perngorganisasian,

pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan

keputusan yang dilakukan. Oleh sebag organisasi dengan tujuan untuk mngkoordinasikan

berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu

produk atau jasa secara efisien. Koontz (2006:3), manajemen adalah usaha mencapai

suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain mengadakan koordinasi atas sejumlah

aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan,

pengarahan dan pengendalian.

Dari definisi yang dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan manajemen

adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi

tenaga kerja manusia untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

2.1.2. Pengertian dan Konsep Pusat Perbelanjaan

.1.Pengenalan Perbelanjaan,

I.1.1.Pusat Perbelanjaan

I.1.1.1 Pengertian

(Nadine Bednington 1982)

Menurut (Nadine Bednington 1982) Pusata Perbelanjaan Adalah sebagai suatu kelompok

perbelanjaan (pertokoan) terencana yang dikelola oleh suatu manajemen pusat, yang

Page 6: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

menyewakan unit-unit kepada pedagang dan mengenai hal-hal tertentu pengawasannya

dilakukan oleh manajer yang sepenuhnya bertanggungjawab kepada pusat perbelanjaan

tersebut.

I.1.1.2. Klasifikasi Pusat Perbelanjaan

a. Dilihat dari luas areal pelayanan berdasarkan U.L.I. standar (Shopping Centers,

Planning, Development & Administration, Edgar Lion P.Eng )

Regional Shopping Centers :

Luas areal antara 27.870 – 92.900 m2, terdiri dari 2 atau lebih yang seukuran dengan

department store. Skala pelayanan antara 150.000 – 400.000 penduduk, terletak pada

lokasi yang strategis, tergabung dengan lokasi perkantoran, rekreasi dan seni.

Community Shopping Centre :

Luas areal antara 9.290 – 23.225 m2, terdiri atas junior departmen store, supermarket

dengan jangkauan pelayanan antara 40.000-150.000 penduduk, terletak pada lokasi

mendekati pusat-pusat kota (wilayah).

Neigbourhood Shopping Centre :

Luas areal antara 2.720 – 9.290 m2. Jangkauan pelayanan antara 5.000-40.000 penduduk.

Unit terbesar berbentuk supermarket, berada pada suatu lingkungan tertentu.

b. Dilihat dari jenis barang yang dijual ( Design for Shopping Centers, Nadine

Beddington ).

Demand (permintaan), yaitu yang menjual kebutuhan sehari-hari yang juga merupakan

kebutuhan pokok.

Semi Demand (setengah permintaan), yaitu yang menjual barang-barang untuk kebutuhan

tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

Page 7: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

Impuls (barang yang menarik), yaitu yang menjual barang-barang mewah yang

menggerakkan hati konsumen pada waktu tertentu untuk membelinya.

Drugery, yaitu yang menjual barang-barang higienis seperti sabun, parfum dan lain-lain.

c. Sistem Sirkulasi Pusat Perbelanjaan

1. Sistem Banyak Koridor

Terdapat banyak koridor tanpa penjelasan orientasi, tanpa ada penekanan,

sehingga semua dianggap sama, yang strategis hanya bagian depan / yang dekat

dengan enterance saja.

Efektifitas pemakaian ruangnya sangat tinggi.

Terdapat pada pertokoan yang dibangun sekitar tahun 1960-an di

Indonesia.

2. Sistem Plaza

Terdapat plaza / ruang berskala besar yang menjadi pusat orientasi

kegiatan dalam ruang dan masih menggunakan pola koridor untuk

efisiensi ruang.

3. Sistem Mall

Dikonsentrasikan pada sebuah jalur utama yang menghadap dua atau

lebih magnet pertokoan dapat menjadi poros massa, dan dalam ukuran

besar dapat berkembang menjadi sebuah atrium. Jalur itu akan menjadi

sirkulasi utama, karena menghubungkan dua titik magnet atau anchor

yang membentuk sirkulasi utama.I

dilihat dari Sistem Sirkulasi Pusat Perbelanjaan dengan jelas dapat disimpulkan:

Page 8: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

1. Sistem dengan banyak koridor lebih mengarah ke pertokoan tempoe doloe

dan ukuran ruang/kios kecil mulai dari 4-6 m2 dan juga lebar jalur sirkulasi

lebih kecil. Unit retail/ kios menggunakan sistem jual.

2. Sistem Plaza pada era 90an telah menetapkan jalurnya yg benar dimana

ukuran kios masih terbagi antara yg besar dan kecil juga sistem unit

retailnya adalah bisa sistem sewa dan sistem jual, hanya saja di era 90an

kecenderungan sistem Plaza ini menjadikan Pusat Perbelanjaan menjadi

lebih elite dengan lebar sirkulasi yg memadai, tampilan Kios telah

diperhatikan (shopping window) (Lihat contoh-contoh yang telah

disebutkan di atas).

Sedang sekarang sistem plaza cenderung dipakai dengan pusat perbelanjaan

yg menamakan diri mereka Trade Center dimana ukuran ruang retail/ kios

kecil dan melakukan sistem jual pada kios yang ada pada Pusat

Perbelanjaan itu.

Tidak ada yang salah dengan sistem jual di atas karena pada dasarnya

sesuai Sistem Sirkulasi Pusat Perbelanjaan Sistem Plaza merupakan

Pengembangan dari sistem sirkulasi Banyak Koridor.

3. Sistem Mall bisa dilihat setiap unit kios akan menghadap ke jalur sirkulasi

utama sehingga tiap unitnya akan menjadi sangat strategis. Ukuran tiap-tiap

unit retail juga besar diatas 24m2 dengan lebar umum minimum 4m tiap

unit sehingga para penyewa dapat menampilkan/ mendisplay barang

dagangan mereka dengan baik.. Dan sistem unit retailnya adalah sistem

sewa.

Page 9: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

(Vibiznews-Property)-Perkembangan properti komersial di kota-kota besar di Indonesia

semakin menjamur terutama untuk pembangunan shooping center (pusat perbelanjaan),

keberadaan pusat perbelanjaan merupakan dorongan dari trend gaya hidup masyarakat

perkotaan yang kian berkembang. Perkembangan pusat perbelanjaan kini semakin a

traktif, banyak hal serta aktivitas yang disajikan di dalam pusat perbelanjaan tersebut,

sehingga tak heran beberapa pusat perbelanjaan memiliki strategi untuk menarik

pengunjung yang berbeda-beda. Sebetulnya banyak hal yang perlu diperhatikan dalam

mengembangkan suatu pusat perbelanjaan, mulai dari konsep hingga penempatan

tenant haruslah menjadi perhatian serius. Banyak hal yang dapat menjadi kunci dalam

menarik pengunjung serta menarik para calon penyewa atau pembeli dari space kios

atau toko yang ditawarkan.

Pengertian Shooping Center (Pusat Perbelanjaan)

Pengertian dari shooping center (pusat perbelanjaan) adalah sebuah kelompok unit-unit

komersial yang secara arsitektual menyatu, yang dibangun diatas sebuah lahan yang

terencana, dikembangkan, dimiliki dan dikelola sebagai suatu unit operasi yang

berhubungan dengan lokasi, ukuran dan tipe toko-toko untuk daerah tempat ia berada.

Beberapa Konsep Pusat Perbelanjaan

Kini semakin banyak pengembang (Developer) yang membangun pusat perbelanjaan

terutama di kota-kota besar di Indonesia. Konsep yang diterapkan pun bermacam-

macam untuk dapat menarik pengunjung, namun sebetulnya apa saja konsep dari suatu

pusat perbelanjaan yang dapat diterapkan ?. Ada beberapa konsep pusat perbelanjaan

yang kiranya perlu kita ketahui, sehingga kita paham mengenai konsep-konsep

tersebut, beberapa diantaranya, yaitu :

1). Konsep Mall

Page 10: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

Konsep ini banyak terlihat sekarang ini dan sering kali dijadikan istilah pada suatu

pusat perbelanjaan, Konsep ini sebetulnya memiliki beberapa karakteristik :

a). Koridor utama dipersiapkan menjadi jalur traffic, karena menghubungkan dua pusat

kegiatan atau magnet yang sering disebut anchor.

b). Untuk bangunan pada umumnya hanya terdiri dari 3 lantai, dengan suasana interior

dengan landscape yang menarik dan menyegarkan suasana namun kini jumlah lantai

bisa lebih dari 3 lantai.

c). Aliran pengunjung harus dapat melewati bagian depan dari toko-toko yang berada di

bangunan tersebut.

d). Pintu masuk dan keluar mall harus terpisah, agar tidak monoton dan agar dapat

mencapai seluruh bagian mall.

e). Harus ada ruangan yang bervariasi dan menarik, antara lain seperti taman dengan

tempat duduk untuk bersantai, patung-patung, air mancur dan lain sebagainya.

f). Penempatan dan pengelompokan penyewa utama dan penyewa lainnya diatur

sedemikian rupa sehingga apa yang diinginkan oleh para penyewa dapat terwujud.

g). Jarak antara penyewa-penyewa utama, maksimum 200 m sampai dengan 250 m,

agar para pengunjung yang datang tidak merasa lelah.

h). Lebar mall utama minimal 15 m, sedangkan pada mall bercabang minimal 6m

sampai dengan 7m.

2). Konsep Plaza

Sebetulnya Plaza sama artinya dengan Piaza, berasal dari bahasa Italia, yang berarti

ruang terbuka sebagai tempat berkumpul, bersosialisasi. Konsep ini banyak diterapkan

di kota-kota lama seperti ; Roma, Paris, Florenz, dan lain sebagainya. Penggunaan

istilah plaza banyak digunakan pada pusat perbelanjaan, karena kesan dari shooping

center yang muncul kini adalah sebagai tempat untuk berkumpul maupun bersosialisasi

masyarakat dan keluarga. Maka istilah ini kerap digunakan pada penamaan suatu

shooping center.

Page 11: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

3). Atrium

Atrium sebenarnya bukanlah suatu istilah dari pusat perbelanjaan, melainkan konsep

arsitektur dari suatu bangunan. Yaitu suatu bangunan yang mempunyai ruangan terbuka

dalam skala besar yang dapat dilihat dari seluruh bagian bangunan tersebut. Dalam

wujud fisik sebetulnya atrium digambarkan sebagai ruang tertutup, beratap transparan,

serta berdimensi besar yang dapat meneruskan udara luar dan sinar matahari ke dalam

ruangan. Kini banyak shooping center yang mendesain bangunannya sesuai dengan

konsep tersebut namun dikombinasikan dengan beberapa konsep arsitektural lain.

Interior Features dalam Shoping Center

Dalam suatu pusat perbelanjaan (shooping center) biasanya ada fitur-fitur yang khas

yang wajib dimiliki, yaitu :

1. Adanya ruang yang disewakan

2. Penampilan bentuk muka toko harus dibuat menarik

3. Tersedianya basement untuk parkir bagi pengunjung

4. Adanya Interior wall yang menarik, bisa berupa fotowalk seperti yang terdapat di

konektor Mal Kelapa Gading dengan La Piazza

Key Sucess Factor Shopping Center / Retail :

Agar suatu pusat perbelanjaan atau retail dapat menjadi daya tarik bagai para

pengunjung dan penyewa (Tenant) ada beberapa kunci utama yang perlu diperhatikan

oleh para pengembang maupun pengelola pusat perbelanjaan ataupun retail, yaitu :

1. Lokasi

Page 12: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

Bila suatu shopping mall diletakan pada lokasi yang tepat, maka akan membantu

keberlangsungan mall tersebut. Membangun mall pada lokasi yang tidak tepat akan

membuat mall menjadi sepi dan dapat menimbulkan kerugian pada pengembang.

2. Luasan

Luas keseluruhan bangunan shooping center dapat menjadi salah satu daya tarik suatu

shooping center, contohnya seperti Mall Taman Anggrek, yang dulu pernah dikatakan

sebagai mall terbesar di Asia Tenggara.pada saat awal pembukaan banyak pengunjung

yang berdatangan.

3.Image (brand)

Image pengembang dan image dari shooping center itu sendiri dapat mempengaruhi

sukses atau tidaknya suatu shooping center. Seperti PS, PI, EX, PIM, dll, sudah

memiliki image tersendiri bagi masyarakat, sehingga kemunculan PIM 2 sangat

tergantung pada respon masyarakat terhadap keberadaan PIM 1.

4. Menambah jenis usaha

Dengan menambah jenis usaha yang terdpaat pada suatu shooping center, dapat

menawarkan berbagai pilihan kepada pengunjung. Penambahan jenis usaha berkaitan

erat dengan luasan dari suatu shooping center. Semakin luas suatu shooping center,

semakin besar pula penambahan jenis usahanya.

5. Suasana

Suasana merupakan suatu kunci yang dapat mempengaruhi sukses atau tidaknya suatu

shooping center. Suasana dapat tercipta dengan sendirinya melalui penataan toko-toko

maupun kios-kios di shooping center. Selain tempat berbelanja, shooping centerdapat

juga menawarkan hiburan, berupa panggung hidup, serta latar yang menarik. Suasana

yang baik serta atraktif dapat mendukung kesuksesan suatu shopping center. Contohnya

: EX, dan Kelapa Gading Mall dengan La Piazza.

Page 13: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

6. Anchor Tenant

Pemilihan anchor tenant yang tepat dapat menjadi kunci kesuksesan suatu shooping

center. anchor tenant dapat membantu menarik pengunjung. Bila anchor tenant yang

ada sesuai dengan target market dari shooping center yang bersangkutan, maka akan

menarik pengunjung, demikian pula sebaliknya, bila anchor tenant yang ada tidak

sesuai dengan target market, maka shooping center yang bersangkutan akan sepi

pengunjung.

Tenant (penyewa) adalah kunci bagi shooping center. Kesalahan pemilihan tenant bisa

menyebabkan shooping center tersebut gagal. Salah satu hal yang menjadikan shooping

center dapat berhasil adalah jika mampu memilih dan menempatkan anchor tenant

maupun tenant dengan tepat. Contoh jika pemilihan dan penempatan anchor

tenant/tenant dapat dilakukan dengan tepat maka akan menghasilkan EFEK

PIMPONG.

Disamping itu pengembang ataupun pengelola pusat perbelanjaan perlu memperhatikan

strategi dalam Tenant Mix (Percampuran penyewa), hal tersebut mencakup strategi

penentuan jumlah tenant, jenis tenant, komposisi, dan penempatan dari tenant-tenant.

7. Fasilitas

Fasilitas yang disediakan pada suatu shopping center berperan dalam menarik

pengunjung. Fasilitas tambahan seperti yang terdapat di Plaza Semanggi dengan Balai

Sarbininya, dapat membantu dalam menarik pengunjung.

8. Pusat perbelanjaan menggunakan konsep “One Stopped Shopping”.

Dari konsep ini diharapkan semua kebutuhan pengunjung dapat terpenuhi di tempat itu,

mulai dari kebutuhan sehari-hari, kebutuhan rumah tangga untuk orang dewasa dan

Page 14: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

anak-anak serta fasilitas makanan, minuman sambil menikmati sarana hiburan dan

rekreasi.

9. Pusat perbelanjaan biasanya menggunakan konsep “Single Corridor”

Dengan konsep ini semua penyewa mendapat kesempatan yang sama untuk dikunjungi

selain itu hubungan dari toko yang satu dengan yang lain mudah untuk dicapai.

Dari beberapa uraian diatas maka kiranya para pengembang maupun pengelola pusat

perbelanjaan modern seperti Mall dapat memperhatikan hal-hal yang menjadi kunci

utama dari kesuksesan suatu pusat perbelanjaan modern. Banyak hal yang dapat

dibenahi dan ditingkatkan dari pengembangan ataupun pengelolaan suatu shooping

center agar dapat menarik pengunjung ataupun penyewa (tenant) yang akan menyewa

ruang dari shooping center tersebut, untuk menjual produknya. semakin tempat itu

menarik dan lokasinya strategis maka semakin banyak pengujung yang akan datang.

2.1.3. Pengertian dan Konsep Hotel

Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi

yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta

fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat

umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya

menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Pengertian hotel ini dapat

disimpulkan dari beberapa definisi hotel seperti tersebut di bawah ini :

a. menurut (Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987) hotel adalah

Page 15: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian

untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya

bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no

Km 94/HK103/MPPT 1987)

b. menurut (Endar Sri,1996:8 hotel adalah Bangunan yang dikelola secara komersil

dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas,Jasa

penginapan,Pelayanan makanan dan minuman,Pelayanan barang bawaan,Pencucian

pakaian,Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya.

c. menurut (Nadine Bednington 1982) Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan

dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta

akomodasi dengan syarat pembayaran .

Karakteristik Hotel

Perbedaan antara hotel dengan industri lainnya adalah :

a. Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang artinya

dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan tenaga pekerja

yang banyak pula.

b. Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi, politik,

sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel tersebut berada.

c. Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana jasa

pelayanannya dihasilkan.

d. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan jasa

terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya.

e. Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan pelanggan

sebagai patner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat tergantung pada

banyaknya pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel tersebut.

Jenis Hotel

Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat khas

yang dimiliki wisatawan (Tarmoezi, 2000) :

Page 16: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

5) Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari lokasi dimana hotel tersebut dibangun,

sehingga dikelompokkan menjadi:

a. City Hotel

Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang

bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut

juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang

memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.

b. Residential Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari keramaian kota,

tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-

daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal

dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas

tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.

c. Resort Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach

hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama diperuntukkan

bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin

berekreasi.

d. Motel (Motor Hotel)

Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan

satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu

gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat

sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan

umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk

mobil.

Segi Jumlah Kamar Hotel

Menurut Tarmoezi (Tarmoezi,2000:3), dari banyaknya kamar yang disediakan, hotel

dapat dibedakan menjadi :

Page 17: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

a. Small Hotel

Jumlah kamar yang tersedia maksimal sebanyak 28 kamar.

b. Medium Hotel

Jumlah kamar yang disediakan antara 28- 299 kamar.

c. Large Hotel

Jumlah kamar yang disediakan sebanyak lebih dari 300 kamar.

Klasifikasi Hotel

Menurut keputusan direktorat Jendral Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi no

22/U/VI/1978 tanggal 12 Juni 1978 (Endar Sri, 1996 : 9), klasifikasi hotel dibedakan

dengan menggunakan simbol bintang antara 1-5. Semakin banyak bintang yang

dimiliki suatu hotel, semakin berkualitas hotel tersebut. Penilaian dilakukan selama 3

tahun sekali dengan tatacara serta penetapannya dilakukan oleh Direktorat Jendral

Pariwisata.

Konsep dan Definisi

WISATAWAN

Definisi wisatawan ini ditetapkan berdasarkan rekomendasi International Union

of Office Travel Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization

(WTO). Wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan

perjalanan ke sebuah atau beberapa negara di luar tempat tinggal biasanya atau

keluar dari lingkungan tempat tinggalnya untuk periode kurang dari 12 (dua

belas) bulan dan memiliki tujuan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata.

Terminologi ini mencakup penumpang kapal pesiar (cruise ship passenger) yang

datang dari negara lain dan kembali dengan catatan bermalam.

HOTEL

Hotel adalah suatu bidang usaha yang menggunakan suatu bangunan atau

sebagian banguna yang disediakan secara khusus, untuk setiap orang yang

menginap, makan, memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya

Page 18: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

dengan pembayaran. Ciri khusus dari hotel adalah mempunyai restoran yang

dikelola langsung di bawah manajemen hotel tersebut. Kelas hotel ditentukan

oleh Dinas Pariwisata Daerah (Diparda).

Hotel Berbintang

suatu bidang usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian banguna

yang disediakan secara khusus, untuk setiap orang yang menginap, makan,

memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran,

dan telah memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang seperti yang

ditentukan oleh Dinas Pariwisata Daerah (Diparda). Persyaratan tersebut antara

lain mencakup:

Persyaratan Fisik, seperti lokasi hotel, kondisi bangunan.

Bentuk pelayanan yang diberikan (service).

Kualifikasi tenaga kerja, seperti pendidikan, dan kesejahteraan karyawan.

Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia, seperti lapangan tenis,

kolam renang, dan diskotik.

Jumlah kamar yang tersedia.

Akomodasi Lainnya

suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang

disedikan secara khusus, di mana setiap orang dapat menginap dengan atau tanpa

makan dan memperoleh pelayanan serta menggunakan fasilitas lainnya dengan

pembayaran. Akomodasi lainnya meliputi: hotel melati yaitu hotel yang belum

memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang seperti yang ditentukan oleh

Diparda, penginapan remaja, pondok wisata, dan jasa akomodasi lainnya.

Hotel Melati/ Losmen/ Penginapan

usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan umum yang dikelola secara

komersial dengan menggunakan sebagian atau seluruh bagian bangunan.

Page 19: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

Penginapan Remaja

usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan yang ditujukan bagi remaja sebagai

akomodasi dalam rangka kegiatan pariwisata dengan tujuan untuk rekreasi,

memperluas pengetahuan/ pengalaman dan perjalanan.

Pondok Wisata

usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan bagi umum dengan pembayaran

harian yang dilakukan secara individual dengan menggunakan sebagian dari

tempat tinggalnya.

Jasa Akomodasi Lainnya

usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan yang tidak termasuk pada hotel

melati, penginapan remaja dan pondok wisata misalnya wisma.

Tingkat Penghunian Kamar Hotel adalah banyaknya malam kamar yang dihuni

dibagi dengan banyaknya malam kamar yang tersedia dikalikan 100%.

Tingkat Penghunian Tempat Tidur adalah banyaknya malam tempat tidur yang

dipakai dibagi dengan banyaknya malam tempat tidur yang tersedia dikalikan

100%.

Rata-rata Lama Tamu Menginap adalah banyaknya malam tempat tidur yang

dipakai dibagi dengan banyaknya tamu yang menginap di akomodasi tersebut.

Rata-rata lama tamu mennginap ini dapat dibedakan antara tamu asing dan

tamu dalam negeri.

HOTEL

Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Prancis kuno. Bangunan

publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira, “tempat

penampungan buat pendatang” atau bisa juga “bangunan penyedia pondokan dan

makanan untuk umum”. Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni

Page 20: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

masyarakat.

Tak aneh kalau di Inggris dan Amerika, yang namanya pegawai hotel dulunya mirip

pegawai negeri alias abdi masyarakat. Tapi, seiring perkembangan zaman dan

bertambahnya pemakai jasa, layanan inap-makan ini mulai meninggalkan misi

sosialnya. Tamu pun dipungut bayaran. Sementara bangunan dan kamar-kamarnya

mulai ditata sedemikian rupa agar membuat tamu betah. Meskipun demikian, bertahun-

tahun standar layanan hotel tak banyak berubah.

Sampai pada tahun 1793, saat City Hotel dibangun di cikal bakal wilayah kota New

York. City Hotel itulah pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang lebih

fashionable. Sebab, dasar pembangunannya tak hanya mementingkan letak yang

strategis. Tapi juga pemikiran bahwa hotel juga tempat istirahat yang mumpuni. Jadi,

tak ada salahnya didirikan di pinggir kota.

Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House (Boston, 1829) yang

selama puluhan tahun dianggap sebagai salah satu tempat paling top di Amerika Serikat

(AS). Tremont bersaing ketat dengan Astor House, yang dibangun di New York, 1836.

Saat itu, hotel modern identik dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat.

Saat pembangunan jaringan kereta api sedang gencar-gencarnya, hampir di tiap

perhentian (stasiun) ada hotel.

Maksudnya jelas, untuk mengakomodasi orang-orang yang baru saja bepergian dengan

kereta api. Karena masa itu naik kereta api sangat melelahkan, hotel-hotel pun

“dipersenjatai” berbagai hiburan pelepas penat. Hotel jenis ini, diembeli-embeli dengan

kata “transit”, karena memang ditujukan buat para musafir.

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan makin luasnya jangkauan angkutan darat

(terlebih setelah ditemukannya kendaraan bermotor), kawasan sekitar rel kereta api tak

lagi menarik minat para investor. Orang kemudian lebih suka jalan-jalan pakai mobil

ketimbang kereta. Kepopuleran hotel transit pun tersaingi oleh kehadiran “motel”,

gabungan kata “motor hotel” alias tempat istirahat para pengendara kendaraan

Page 21: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

bermotor.

Kejayaan motel tak berlangsung lama. Seiring makin pesatnya perkembangan kota,

berakhir pula era motel. Terutama karena letaknya yang agak di pinggir kota dan

fasilitasnya yang kalah bagus dengan hotel di pusat kota. Kalaupun terpaksa bermalam

di kawasan pinggiran, motel harus bersaing dengan hotel resort, yang banyak tumbuh

di tempat-tempat peristirahatan.

Selain hotel, resort, anak-anak kandung hotel yang lahir di era 1990-an tak kalah

hebatnya. Sebut saja berbagai extended-stay hotel, khusus buat tamu yang

membutuhkan tempat menginap minimal lima malam. Sedangkan pelaku bisnis yang

harus bernegosiasi di kampung atau negeri orang, bisa mencari hotel apartment. Di

Amerika, dua jenis hotel ini berkembang sangat pesat.

Di Indonesia, kata hotel selalu dikonotasikan sebagai bangunan penginapan yang cukup

mahal. Umumnya di Indonesia dikenal hotel berbintang, hotel melati yang tarifnya

cukup terjangkau namun hanya menyediakan tempat menginap dan sarapan pagi, serta

guest house baik yang dikelola sebagai usaha swasta (seperti halnya hotel melati)

ataupun mess yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan sebagai tempat menginap bagi

para tamu yang ada kaitannya dengan kegiatan atau urusan perusahaan.

Klasifikasi

Biaya dan kualitas hotel biasanya berdasarkan jangkauan dan tipe pelayanan yang

tersedia. Dikarenakan kenaikan besar-besaran dalam turisme di seluruh dunia, selama

dekade terakhir abad 20, pendirian hotel terutama yang kecil telah meningkat secara

drastis. Untuk pembandingan, sistem penilaian telah diperkenalkan satu sampai lima

bintang dan juga tingkat melati di Indonesia yang lebih murah.

***************

Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa Latin),

artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses

perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion

Page 22: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut

dengan HOSTEL. Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat

umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama menginap para

penginap dikoordinir oleh seorang host, dan semua tamu-tamu yang (selama) menginap

harus tunduk kepada peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host (HOST HOTEL).

Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin mendapatkan

kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang terlalu banyak sebagaimana

dalam hostel, dan kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf “s” pada kata

hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kemudian kata hostel

berubah menjadi Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang.

Hotel didefinisikan sebagai berikut:

Menurut Dirjen Pariwisata:

Depparpostel Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau

seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa

lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial.

Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW – 301/Phb. 77,

tanggal 12 Desember 1977:

Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi

setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum. 

Menurut Webster Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan

kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum.

2.1.4.

sistem transportasi udara - suatu sistem transportasi untuk memindahkan penumpang

atau barang melalui udara

Page 23: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

sistem transportasi udara di bandara lokal yang menawarkan transportasi udara ke

bandara pusat tempat-penerbangan jarak jauh tersedia

sistem transportasi , transit - fasilitas yang terdiri dari sarana dan peralatan yang

diperlukan untuk pergerakan penumpang atau barang

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber data

Data adalah keterangan mengenai sesuatu yang diperlukan dalam sebuah

penelitian. Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini, maka penulis

menggunakan dua sumber data yaitu : Data eksternal dan data internal.

3.1.1 Jenis Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah :

1. Data kualitatif merupakan data yang disajikan secara deskriptif dimana data

berbentuk uraian, seperti :

Page 24: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

a. Sejarah awalnya Wisatawan Yang Bekunjung di Manado

b. Struktur Organisasi Wisatawan Yang Berkunjung di Manado.

c. Pembagian Tugas dari struktur organisasi.

d. Visi dan Misi Wisatawan Yang Berkunjung di Manado.

2. Data kuantitatif merupakan data-data yang disajikan dalam bentuk angka-angka,

seperti Wisatawan Yang Berkunjung di Manado.

3.1.2 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian berasal dari sumber dari :

1. Data Internal

Adalah data yang diperoleh melalui hasil pengamatan langsung dari perusahaan

yang bersangkutan serta hasil wawancara dengan para wisatawan dan juga

merupakan data yang diperoleh melalui penyebaran pertanyaan kepada responden.

2 Data Eksternal

Adalah data yang diperoleh dari luar perusahaan objek penelitian seperti literature-

literatur dan data yang berupa dokumentasi yang ada hubungannya dengan

penelitian ini.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Untuk peneltian ini metode pengumpulan data yang dilakukan adalah cara

penelitian lapangan (Field Research) dan penelitian kepustakaan (Library

Research).

3.2.1 Metode Penelitian Lapangan (Field Research)

Page 25: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

Metode mengadakan penelitian langsung keperusahaan memperoleh data dan

informasi yang di butuhkan. Metode penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

a. Observasi (Observation)

Megamati atau meninjau secara langsung kegiatan di lapangan yang berhubungan

dengan objek yang diteliti.

b. Wawancara (Interview)

Mengadakan wawancara secara langsung dengan pimpinan dan beberapa

karyawan yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

c. Kuesioner (Questioner)

Pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan yang berkaitan dengan

pusat perbelanjaan, hotel, transportasi udara dan wisatawan yang berkunjung di

Manado.

3.2.2. Metode Penelitian Kepustakaan (Research Library)

Penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan bergbagai

literature yang berhubungan dengan pusat perbelanjaan, hotel, dan transportasi udara

terhadap wisatawan yang berkunjung di Manado baik dari perupustakaan maupun luar

perpustakaan.

3.3. Metode Pengambilan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen yang menjadi objek penelitian,

sedangkan sampel adalah bagain atau wakil populasi yang diteliti. Yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah pusat perbelanjaan, hotel, transportasi udara, dan wisatawan

asing yang berkunjung di Manado.

3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Pusat perbelanjaan sebagai variabel X1 adalah

Page 26: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

Sebagai alat pengukur data digunakan model skala richter dimana skala ini menggunakan

ukuran ordinal yaitu angka yang diberikan tersebut mengandung pengertian tingkatan.

Ukuran ini tidak bernilai absolute terhadap objek tetapi hanya memberikan ranking

dimana objek terkecil diberi angka 1 dan seterusnya, misalnya :

a. Sangat setuju = 5

b. Setuju = 4

c. Ragu – ragu = 3

d. Tidak setuju = 2

e. Sangat tidak tidak setuju = 1

Wisatawan sebagai variabel terikat (Y) adalah

Sebagai alat pengukur data digunakan model skala richter, dimana skala ini

menggunakan ukuran ordinal yaitu angka yang diberikan tersebut mengandung

pengertian tingkatan.

Ukuran ini tidak memberikan nilai absolute terhadap objek terkecil diberi angka 1 dan

seterusnya misalnya :

a. Sangat setuju = 5

b. Setuju = 4

c. Ragu – ragu = 3

d. Tidak setuju = 2

e. Sangat tidak tidak setuju = 1

3.5. Metode Analisis

Untuk menganalisis data guna memecahkan masalah yang dihadapi, digunakan

beberapa metode yaitu analisis regresi linear, koefisien korelasi sederhana, koefisien

determinasi dan uji t.

Page 27: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

Dimana r : Koefisien Korelasi

n : Jumlah Responden

: Jumlah Skor Variabel X1

: Jumlah Skor Variabel X2

: Jumlah Skor Variabel X3

: Jumlah Skor Variabel Y

: Jumlah Skor Variabel X1 yang dikuadratkan

: Jumlah Skor Variabel X2 yang dikuadratkan

: Jumlah Skor Variabel X3 yang dikuadratkan

: Jumlah Variabel Y yang dikuadratkan

: Jumlah Hasil Kali Variabel X1 dan variabel Y

: Jumlah Hasil Kali Variabel X2 dan variabel Y

: Jumlah Hasil Kali Variabel X3 dan variabel Y

3.5.3. Analisis Koefisien Determinasi\

Nilai koefisien korelasi merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besar

sumbangan dari variabel penjelas terhadap variabel respon. Koefisien determinasi

menunjukkan ragam variasi naik turunnya Y yang diterapkan olen pengaruhnya nilai X.

Bila nilai koefisien korelasi = 1 berarti garis regresi yang terbentuk cocok secara

sempurna dengan nilai – nilai observasi yang diperoleh. Formula sebagai berikut :

Page 28: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Kota Manado

Sejarah Singkat Kota Manado

Manado adalah kota terbesar di ujung jazirah Sulawesi Utara dalam wadah Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dimana sebelum kedatangan bangsa-bangsa barat,

lokasi yang sekarang disebut Kota Manado sudah ada walaupun belum bernama Manado.

Nama Manado berasal dari bahasa Tombulu tua, yakni Manoir yang sepadan dengan

Maharor, Maerur atau Maherur dalam bahasa yang sama yang berarti berkumpul untuk

berunding. Konon lokasi ini dahulu adalah Pahawinaroran ni Tasikela, yang artinya

tempat berkumpul orang-orang Spanyol. Maksudnya suatu tempat dimana orang

Minahasa dan orang Spanyol bertemu dan berkumpul untuk melangsungkan suatu

perundingan.

Ada pula yang mengatakan bahwa Manado berasal dari kata Manarou atau Wana Rou

yang berarti tempat yang jauh. Manado juga berasal dari rangkaian kata Manadou, Mana

ndou, dan Mana dou dimana artinya juga tempat yang jauh.

Selanjutnya nama Manado dahulu kala dihubungkan dengan nama lokasi Wenang atau

Page 29: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

lengkapnya Wanua Wenang yang menurut legenda didirikan oleh seorang tokoh dari

Walak Ares bernama Dotu Lolonglasut.

Kata Wenang diambil dari nama sejenis kayu, yakni Macaranga Hispida yang pada masa

itu menurut kisah banyak tumbuh. Kayu sejenis ini kulitnya sangat berguna sebagai

bahan penyamak jala nelayan agar tidak lekas lapuk oleh air laut.

Selain itu nama lokasi ini pernah disebut sebagai Mandolang atau lengkapnya Mandolang

Amian (Mandolang Utara) untuk membedakannya dengan Mandolang Talikuran

(Mandolang Barat), yakni lokasi yang sekarang ini terletak di arah barat daya Kota

Manado. Kata Mandolang diambil dari bahasa Tombulu tua, yakni Maodalan yang

artinya kunjung-mengunjungi. Berhubung tempat tersebut sering di kunjungi oleh para

pelaut bukan Minahasa yang datang untuk mengadakan hubungan dagang berupa tukar-

menukar barang dengan orang Minahasa waktu itu.

Tempat tersebut dimasa lalu juga disebut sebagai Tumpuhan Wenang atau Labuan

Wenang. Sebutan pertama berkaitan erat dengan lokasi tempat berdagang orang-orang

Minahasa dari pedalaman dengan orang-orang luar. Sedangkan Labuan Wenang

dimaksudkan sebagai lokasi pesisiran dimana orang-orang luar Minahasa datang dan

berlabuh untuk berdagang dengan orang Minahasa.

Mengingat eratnya penamaan lokasi diatas dengan urusan perdagangan, maka dapatlah

dikatakan bahwa nama Manado mulai dikenal dunia luar sejalan dengan ramainya

kegiatan perdagangan dimasa itu. Bersamaan dengan itu pula masuklah pengaruh bahasa

Melayu yang dibawah oleh pedagang nusantara. Bahasa itu sering digunakan dan disebut

bahasa Melayu Pasar yang sekarang ini telah berkembang menjadi bahasa Melayu

Manado.

Page 30: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

Menurut riwayat perkembangan sejarah Indonesia, Kota Manado telah  dikenal  dan

didatangi oleh orang-orang dari luar negeri sejak abad ke – 16. Akan tetapi momentum

yang lebih banyak memiliki kesan-kesan historis dalam dokumen negara, yakni pada

abad ke – 17 khususnya di tahun 1623.

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Manado merupakan pusat

pemerintahan dari wilayah Keresidenan Manado yang pada waktu itu meliputi pulau

Miangas (pulau paling utara dari Sulawesi Utara) sampai ke Kolonedale di Sulawesi

Tengah.

Oleh karena pengaruh situasi politik dan struktur pemerintahan, maka status Kota

Manado dari masa ke masa mengalami perubahan-perubahan, mulai dari status Gemeente

Manado hingga berstatus daerah Kota Manado.

Manado terletak pada suatu daerah yang oleh penduduk asli Minahasa disebut “Wanua

Wenang”. Wanua Wenang telah ada sekitar abad XII dan didirikan oleh Ruru Ares yang

bergelar Dotu Lolong Lasut bersama keturunannya. Pada abad ke 17 (1623) mulailah

nama Manado digunakan untuk mengganti nama “WENANG”. Kota Manado berasal dari

kata daerah Minahasa asli “Manarou” atau “Manadou”, yang jika kata-kata itu

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sekarang ini mempunyai arti “di jauh”

(dimana: jauh-rou atau dou) dan menunjuk tempat sebagai bandar dan pelabuhan tukar

menukar barang, benteng loji dan lainlain.

Selanjutnya menurut riwayat perkembangan sejarah Indonesia khususnya di

Manado ini, maka Kota Manado telah dikenal bahkan didatangi oleh orang-orang luar

negeri sejak abad ke 16, namun abad yang lebih memilik kesan-kesan historis dalam

dokumen-dokumen Negara adalah abad adalah abad ke 17 yaitu pada tahun 1623.

Pada tahun tersebut tanah Minahasa-Manado sudah lebih dikenal dan populer diantara

orang-orang barat (Eropa), dengan hasil-hasil buminya.

Page 31: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

Kota Manado atau Manarou/Manadou oleh masyarakat dimaksud sesuatu

tempat yang jauh, sebab menurut sejarah Minahasa bahwa pusat pemerintahan

pertama bukan berada di dataran Minahasa tetapi berada di Pulau Manado Tua

sekarang (sekarang kerajaan Babontehu).

Manado dikenal sebagai kota jauh disekitar tahun 1623 dimana bangsa

Spanyol mendirikan benteng di daratan Minahasa khususnya Wanua Wenang. Pada

sekitar tahun tersebut, terjadi wabah penyakit di Pulau Manado Tua sehingga benteng

dialihkan ke daratan Minahasa.

Perkembangan selanjutnya oleh pemerintahan Belanda melalui VOC-nya

pada tahun 1657 mendirikan benteng yang dinamai De Nederlandsche Vatigkoid atas

perintah Gubernur Simon Cos. Di dalam benteng terdapat Loji untuk perkantoran

VOC (pusat pertokoan Pasar 45).

Kemudian dengan beslit Gubernur Jenderal Hindia Belanda maka terhitung

mulai tanggal 1 Juli 1919, gewest Manado ditetapkan sebagai Staats Gemeente yang

kemudian dilengkapi dengan alat-alatnya ialah Dewan Gemeente atau Gemeente Raad

yang dikepalai atau diketuai oleh Walikota (Burgemeester).

4.1.2. Manajemen dan Struktur Organisasi\

SRTUKTUR ORGANISASI

4.1.3. Uraian Tugas

4.1.4. Visi dan Misi Kota Manado

dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan

kemasyarakatan.

V i s i :

“MANADO KOTA MODEL EKOWISATA”

(“Manado Model City For Ecotourism”)

Page 32: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

M i s i :

“MENJADIKAN MANADO SEBAGAI KOTA YANG MENYENANGKAN”

(“To Make Manado As A City Of Happiness”)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada dinas kebudayaan dan

pariwisata, maka penulis mengambil kesimpulan selanjutnya memberi saran. Berdasarkan

hasil analisa data dan pembahasanya maka dapat dikemukakkan beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

5.2. Saran

Page 33: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

DAFTAR PUSTAKA

4.2. Pembahasan

4.2.1.

Page 34: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

4.2. Pembahasan

4.2.1. Gambaran Umum Responden

Penelitian dilakukukan pada Kota Manado. Dinas ke kebudayaan dan pariwisata

dengan objek penelitian wisatawan yang ada berdasarkan data yang diperoleh maka

berikut ini penulis akan menguraikan gambaran umum responden dan penelitian ini.

1. Responden penelitian berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Jenis kelamin responden

No Jenis kelamn Jumlah Presentase

1 Laki – laki orang

2 Perempuan orang

Sumber : Hasil pengolahan data

Table 4.1 menunujukkan bahwa responden adalah laki – laki dengan jumlah ( ) orang

dengan persentase ( ) sedangkan perempuan dengan jumlah ( ) orang jumlah persentase ()

2. Responden Penelitian Berdasarkan Umur

Page 35: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

Table 4.2

Umur responden

No Umur Jumlah Persentase

1 Orang

2 Orang

3 Orang

4 Orang

5 Orang

6 Orang

Jumlah Orang 100 %

Sumber : hasil pengolahan data

Table 4.2 menunjukkan bahwa umur responden sangat beragam yang berumur di bawah

30 tahun sebanyak ( ) orang atau sebesar ( ). Kemudian responden berumur antara 31 –

35 tahun sebanyak ( ) orang atau sebesar ( ) diikuti responden berumur antara 41 – 45

berjumlah ( ) atau sebesar ( ) dan sisanya responden berumur 46 – 50 berjumlah ( ) atau

sebesar ( ).

Table di atas menjunjukkan bahwa tingkat pendidikan berbeda – beda mulai dari sekolah

menengah kejuruan sampai pada tingkat pendidikan universitas. Responden tingkat

sekolah menengah pertama berjumlah ( ) atau sebesar ( ), respondne yang tingkat

pendidikan sekolah menengah umum / sekkolah menengah kejuruan berjumlah ( ) orang

atau sebesar 10 % sisanya responden tingkat pendidikan universitas berjumlah ( ) orang ()

atau ( ) sebesar ().\

No Daftar Pertanyaan Jumlah Persentase

Pusat Perbelanjaan, Hotel, dan

Transportasi Udara merupakan

aspek yang penting dalam

menunjang wisatawan untuk

Page 36: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

berkunjung di Manado

a.sangat tidak setuju

b.tidak setuju

c.ragu-ragu

d.setuju

e.sangat setuju

. Pusat perbelanjaan, Hotel, dan

Transportasi Udara merupakan

fasilitas untuk menjamin

peyelenggaraan satu kegiatan

pariwisata yang tidak

menyimpang dari tujuan serta

rencana yang telah ditetapkan.

a.sangat tidak setuju

b.tidak setuju

c.ragu-ragu

d.setuju

e.sangat setuju

3. Dengan Pusat Perbelanjaan,

Hotel, dan Transportasi Udara

terjalin hubungan yang baik

antara Pusat Perbelanjaan, Hotel,

dan Transportasi Udara.

a.sangat tidak setuju

b.tidak setuju

c.ragu-ragu

d.setuju

e.sangat setuju

Page 37: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

No Daftar Pertanyaan Jumlah Persentase

4. Pusat

Perbelanjaan, Hotel,

dan Transportasi

Udara membantu

anda meningkatkan

kunjungan di Kota

Manado.

a.sangat tidak setuju

b.tidak setuju

c.ragu-ragu

d.setuju

e.sangat setuju

5. Pusat

Perbelanjaan, Hotel,

dan Transportasi

Udara akan

meningkatkan

Pelayanan dalam

melayani anda

a.sangat tidak setuju

b.tidak setuju

c.ragu-ragu

d.setuju

e.sangat setuju

Page 38: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

No Daftar Pertanyaan Jumlah Persentase

6 Pusat

Perbelanjaan,

Hotel,dan

Transportasi Udara

dapat menghasilkan

suatu interaksi

positif wisatawan

dan pengusaha

a.sangat tidak setuju

b.tidak setuju

c.ragu-ragu

d.setuju

e.sangat setuju

7. Apakah anda

merasa puas dengan

pelayanan yang

diberikan

a.sangat tidak setuju

b.tidak setuju

c.ragu-ragu

d.setuju

e.sangat setuju

8. Apakah harga

yang ditetapkan

sesuai dengan

kemampuan anda

Page 39: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

a.sangat tidak setuju

b.tidak setuju

c.ragu-ragu

d.setuju

e.sangat setuju

No Daftar Pertanyaan Jumlah Persentase

9. Apakah sarana

dan prasarana sudah

memadai

a.sangat tidak setuju

b.tidak setuju

c.ragu-ragu

d.setuju

e.sangat setuju

10. Apakaha misi

perusahaan dinilia

sudah bagus untuk

mencapai target

yang ditetapkan saat

ini.

a.sangat tidak setuju

Page 40: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

b.tidak setuju

c.ragu-ragu

d.setuju

e.sangat setuju

11. Memanfaatkan

waktu yang ada

selama anda

berkunjung di

Manado. Agar anda

benar-benar dapat

menikmati

kunjungan anda di

Manado

a.sangat tidak setuju

b.tidak setuju

c.ragu-ragu

d.setuju

e.sangat setuju

12. Anda harus

mendapat pelayanan

yang baik dari

kunjungan anda di

manaado

a.sangat tidak setuju

b.tidak setuju

c.ragu-ragu

d.setuju

e.sangat setuju

Page 41: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

13 Anda

memberikan

masukan, usulan

ataupun saran utuk

kemajuan Kota

Manado.

a.sangat tidak setuju

b.tidak setuju

c.ragu-ragu

d.setuju

e.sangat setuju

14. Dari hasil

kunjungan anda

yang buruk sebagai

wisatawan tidak

melimpahkan

kesalahan

sepenuhnya kepada

Pusat Perbelanjaan,

Hotel, dan

Transportasi Udara.

a.sangat tidak setuju

b.tidak setuju

c.ragu-ragu

d.setuju

e.sangat setuju

15. Anda sebagai

wistawan sudah

melakukan

Page 42: Tugas Metodologi Peneltiian Proposal)

kewajiban anda

sesuai aturan yang

ditetapakn manado

a.sangat tidak setuju

b.tidak setuju

c.ragu-ragu

d.setuju

e.sangat setuju