TUGAS METODOLOGI PENELITIAN KELEMPOK 12€¦ · Web viewSekolah Dasar Negeri 27/1 Ture merupakan...
Transcript of TUGAS METODOLOGI PENELITIAN KELEMPOK 12€¦ · Web viewSekolah Dasar Negeri 27/1 Ture merupakan...
PROPOSAL
Meningkatkan Minat siswa kelas IV SD Negeri No
27 / I Ture , dalam pelajaran IPA Dengan
menggunakan Alat Peraga
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS II
NAMA : HARI GUSTIAN
NIM : A12D 108 021
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI SI TRANSFER
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS JAMBI
BAB I
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekolah Dasar Negeri 27/1 Ture merupakan sekolah yang cukup strategis
letaknya, dekat pemukiman penduduk dan pinggir jalan raya.Sekolah ini
mempunyai 6 (enam) ruang kelas, dan 1 kantor dengan sarana dan prasarana yang
cukup memadai, mereka berasal dari keluarga ekonomi menengah kebawah,
dengan mata pencaharian petani. Sekolah ini memiliki 14 orang guru dan 150
orang siswa dan 19 diantaranya adalah kelas IV yang terdiri dari 10 orang laki-
laki dan 9 orang perempuan yang berusia antara 10-12 tahun.
Dengan sarana dan prasarana yang ada, guru membelajarkan siswa
menjadi siswa yang aktif. Guru mengajar dengan metode yang sudah mendekati
metode professional dan di sesuaikan dengan kurikulum KTSP yang disepakati
gugus masing-masing dalam KKG.
Cara Belajar siswa kelas IV SDN No 27/I Ture Sangat beragam, sepertiga
dari siswa benar – benar memahami pelajaran yang telah dijelaskan. 10 orang
siswa ribut dan suka mengganggu temannya, 4 orang tidak aktif dalam
pembelajaran dan yang lain sibuk dengan dirinya sendiri.
Pada saat proses pembelajaran berlangsung ada beberapa permasalahan
yang timbul misalnya : anak tidak lancar membaca pada kelas tinggi, ribut pada
saat belajar, kurang senang pada satu pelajaran misalnya pelajaran IPA, sering
mengganggu teman, tidak mau bertanya saat diberi kesempatan, sering absen
kurang memperhatikan guru, dan lamban menyerap pelajaran.
2
Dari beberapa permasalahan yang ada dikelas IV, masalah yang paling
utama adalah “ 8 orang siswa kelas IV tidak senang belajar IPA” dengan ciri-ciri
tidak bisa menyerap pelajaran yang diajarkan, malas masuk saat pelajaran
IPA ,tidak serius saat belajar. Hal ini disebabkan karena mata pelajaran tersebut
dianggap sulit dan kurang menyenangkan. Dengan memperhatikan ciri-ciri yang
ada, cara mengatasinya adalah melakukan pendekatan, guru memperbaiki cara
mengajar, mencari metode yang sesuai dengan kebutuhan siswa, dan
menggunakan media yang menarik.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas maka dirumusankan masalah adalah :
Bagaimana Meningkatkan Minat siswa kelas IV SD Negeri No 27 / I Ture ,
dalam pelajaran IPA Dengan menggunakan Alat Peraga ?
1.3. Manfaat Penelitian.
Manfaat penelitian ini adalah :
a. Bagi guru
Sebagai bahan masukan pada bidang studi IPA dalam proses pembelajaran
agar menggunakan alat peraga
b. Bagi siswa
Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
c. Bagi sekolah.
Dapat meningkatkan kualitas sekolah
1.4. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan masalah tersebut , maka tujuan penelitian ini adalah :
Membuat siswa kelas IV SD Negeri No 27 / I Ture lebih mudah memahami
materi IPA yang dijelaskan oleh guru melalui alat peraga / media.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 PROSES BELAJAR IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (sains) merupakan hasil kegiatan manusia berupa
pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisir, tentang alam sekitar yang
diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Hal ini berarti
bahwa fisika harus diajarkan pada siswa secara utuh baik sikap ilmiah, proses
ilmiah, maupun produk ilmiah, sehingga siswa dapat belajar mandiri untuk
mencapai hasil yang optimal. Kemampuan siswa dalam menggunakan metode
ilmiah perlu dikembangkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam
kehidupan nyata.
Beberapa ilmuwan memberikan definisi sains sesuai dengan pengamatan
dan pemahamannya. Carin (1993:3) mendefinisikan science sebagai The activity
of questioning and exploring the universe and finding and expressing it’s hidden
order, yaitu “ Suatu kegiatan berupa pertanyaan dan penyelidikan alam semesta
dan penemuan dan pengungkapan serangkaian rahasia alam.”
Sains mengandung makna pengajuan pertanyaan, pencarian jawaban,
pemahaman jawaban, penyempurnaan jawaban baik tentang gejala maupun
karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis (Depdiknas,2002a: 1).
5
Belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan,pengetahuan dan sikap
(Lester D Crow dan Alice Crowe : 1982). Dalam defenisi ini dikatakan bahwa
seseorang mengalami proses belajar kalau ada perubahan dari tidak tahu menjadi
tahu, dalam menguasai ilmu pengetahuan. Belajar disini merupakan “suatu
proses” dimana guru terutama melihat apa yang terjadi selama murid menjalani
pengalaman edukatif, untuk mencapai suatu tujuan. Yang kita perhatikan ialah
pola perubahan pada pengetahuan selama pengalaman belajar itu berlangsung.
Proses belajar mengajar merupakan proses yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran, guru melaksanakan tugas sebagai
pendidik dan menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada siswa, sedangkan
siswa mengolah informasi yang diterima dari guru dalam proses kegiatan
pembelajaran.
Pembelajaran IPA sebagai salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah
berkembang amat pesat, baik materi maupun kegunaannya.
Dengan demikian maka setiap upaya penyusunan kembali ataupun
penyempurnaan Kurikulum IPA sekolah dasar perlu selalu mempertimbangkan
perkembangan-perkembangan tersebut. Pengalaman masa lalu serta kemungkinan
masa depan.
Agar siswa dapat belajar mandiri dan senang pada IPA, maka urutan
penyajian dimulai dari pemahaman teori dengan dengan memberi
ilustrasi/gambaran yang berhubungan dengan konsep guna menumbuhkan
6
motivasi untuk gemar belajar IPA, kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan
latihan-latihan.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dikelas IV, minat siswa
dalam belajar sangat kurang, terutama pada mata pelajaran IPA . sewaktu guru
menjelaskan materi pelajaran konsentrasi siswa tidak sepenuhnya tertuju pada
pelajaran. Hal tersebut dikarenakan kurangnya minat dalam belajar IPA dan juga
dikarenakan tidak dibiasakan mengerjakan soal-soal pada kelas rendah
sebelumnya.
Tujuan pendidikan IPA disekolah dasar adalah sebagai berikut :
1. Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan dalam kehidupan sehari-
hari
2. Membentuk sikap logis, kritis,cermat dan disiplin
Pemahaman seorang guru terhadap pengertian belajar mengajar akan
mempengaruhi perencanaan dan pelaksanaan PBM. Sedangkan pandangan
tentang belajar mengajar itu sendiri terus berkembang sejalan dengan tuntutan
perkembangan IPTEK. Karena itu penulis akan mengemukakan beberapa
pengertian tentang istilah belajar dan mengajar menurut para ahli pendidikan.
a. Definisi belajar
W.H. Burton, sebagaimana yang dikutip oleh Uzer Usman dalam bukunya
“upaya optimalisasi kegiatan belajar mengajar” mendefinisikan belajar sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu
dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih
mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Ernest R. Hilgord berpendapat bahwa
7
belajar adalah suatu proses dimana di timbulkan atau diubahnya suatu kegiatan
karena mereaksi suatu keadaan. Perubahan itu tidak disebabkan oleh proses
pertumbuhan (kematangan) atau keadaan organisme yang sementara
seperti kelelahan atau karena pengaruh obat – obatan. Sedangkan H.C.
Witherington mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian. Senada dengan
pernyataan Witherington, Crow dan Crow mendefinisikan bahwa belajar adalah
perubahan individu dalam kebiasaan, sikap dan pengetahuan.
Sedangkan Nana Sudjana mendefinisikan bahwa belajar merupakan suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang yang bisa
berupa berubah pengetahuannya, sikappun bertingkah lakunya, ketrampilannya,
kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan aspek –
aspek lain yang ada pada diri individu.
Slameto mendifinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dgnlingkungannya.
Definisi – definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli tersebut selalu
melibatkan perubahan di dalam individu yang belajar. Akan tetapi sebagaimana
pernyataan Hilgard, bahwa tidak setiap perubahan dalam arti belajar. Perubahan
yang semata – mata karena kematangan atau pertumbuhan, dan perubahan –
8
perubahan yang bersifat sementara, misalnya akibat dari penyakit, kelelahan,
kelaparan dan lain – lain tidaklah termasuk perubahan dalam belajar.
b. Definisi mengajar
Mula – mula mengajar diartikan sebagai penyampaian sejumlah
pengetahuan karena pandangan yang seperti ini, maka guru dipandang sebagai
sumber pengetahuan dan siswa dianggap tidak mengerti apa – apa. Pengertian ini
sejalan dengan pandangan Jerome S. Brunner yang berpendapat bahwa mengajar
adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana
sehingga dapat dipahami oleh siswa.
Pandangan seperti ini kini mulai ditinggalkan. Orang mulai beralih ke
pandangan bahwa mengajar tidaklah sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan,
melainkan berusaha membuat suatu situasi lingkungan yang memungkinkan siswa
untuk belajar. Para ahli pendidikan yang sejalan dengan pendapat tersebut antara
lain : Nasution, yang merumuskan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik – baiknya dan menghubungkan
dengan anak, sehingga terjadilahproses belajar mengajar. Berikutnya adalah
Tyson dan Caroll yang menyatakan bahwa mengajar adalah sebuah cara dan
sebuah proses hubungan timbal balik antara guru dengan siswa yang sama – sama
aktif melakukan kegiatan. Sedangkan Tordif berpendapat bahwa mengajar adalah
perbuatan yang dilakukan oleh seseorang (guru) dengan tujuan membantu dan
memudahkan orang lain (siswa) untuk melakukan kegiatan belajar. Adapun
konsep baru tentang mengajar menyatakan bahwa mengajar adalah membina
9
siswa bagaimana belajar, bagaimana berfikir dan bagaimana menyelidiki.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa aktivitas yang sangat menonjol
dalam pengajaran ada pada siswa. Namun, bukan berarti peran guru tersisihkan,
tetapi diubah, kalau guru dianggap sebagai sumber pengetahuan, sehingga guru
selalu aktif dan siswa selalu pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Guru adalah
seorang pemandu dan pendorong agar siswa belajar secara aktif dan kreatif.
c. Definisi proses belajar mengajar
Proses belajar merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah.
Syamsuddin Makmur menyatakan bahwa proses belajar mengajar adalah suatu
interaksi antara siswa dengan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Pernyataan
senada dikemukakan oleh Suryabrata yang mengemukakan bahwa peaksanaan
PBM dapat disimpulkan bahwa pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
pengajaran Sedangkan Muhibbin Syah menyatakan : pada umumnya para ahli
sependapat bahwa yang disebut dengan PBM adalah sebuah kegiatan integral
(utuh terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru
sebagai pengajar yang sedang mengajar.
Adapun definisi PBM pendidikan agama di kemukakan oleh Muhaimin
yang berkesimpulan bahwa PBM pendidikan agama merupakan suatu proses yang
mengakibatkan beberapa perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku
seseorang sesuai dengan taksonomi tujuan pendidikan agama yang meiputi aspek
kognitif, afektif dan prikomotorik.
Menurut penulis, definisi yang dikemukakan oleh Muhaimin diatas belum
lengkap, karena dalam finisnya ia tidak menjelaskan jenis proses kegiatan apakah
10
yang mengakibatkan perubahan itu terjadi ? Dan dilakukan oleh siapa sajakah
kegiatan itu ? Penulis berkesimpulan bahwa yang dimaksud dengan PBM
pendidikan Agama Islam adalah suatu proses kegiatan yang di dalamnya terjadi
interaksi antara guru dengan siswa dan mungkin juga antara siswa dengan siswa
dalam rangka menyampaikan baha pelajaran pendidikan agama Islam kdp siswa
untuk mencapai tujuan pengajaran pendidikan agama Islam yang meliputi aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pembelajaran efektif, bukan membuat Anda pusing, akan tetapi bagaimana
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah dan menyenangkan. – M.
Sobry Sutikno.
Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu
kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”
dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang
dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam
motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi,
ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.
Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar,
11
sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi
sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar,
tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik.
Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri
tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari
luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang
lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau
belajar.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan,
bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi,
yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri
memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi
pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat
mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi
ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini
tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau
melakukan belajar.
12
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru
menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya
kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam
belajar.
2. Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat
mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum
berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3. Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang
telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau
pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5. Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar
13
mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau
merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
9. Menggunakan metode yang bervariasi, dan
10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara sumber pesan dengan
penerima pesan. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran bermanfaat
memper-lancar interaksi antara guru dengan siswa serta dapat mejadikan
pembelajaran lebih bermakna. Dari uraian tersebut maka dirumuskan beberapa
permasalahan yakni 1) bagaimanakah penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran IPA? 2) apakah kendala guru menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran IPA. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah 1) untuk
mengidentifikasi alat peraga yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA, 2)
mendeskripsikan kendala guru menggunakan alat peraga dalam pembelajaran
IPA.
Dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar diperlukan pendekatan-
pendekatan yang melibatkan keaktifan siswa,salah satunya adalah PAKEM. Agar
siswa terlibat aktif dan memperoleh pengalaman nyata maka dalam pembelajaran
14
diperlukan alat peraga. Peranan alat peraga dapat mengaktifkan komunikasi,
membangkitkan motivasi belajar, dan memberikan pengalaman nyata.
Penulisan ini dilakukan dengan pola deskriptif kualitatif.sedangkan
sasaran pengamatan adalah guru yang mengajar di kelas IV SD Negeri 27/1 Ture.
Dalam pengumpulan data pengamatan ini menggunakan metode Angket,
Observasi dan Wawancara, dan dianalisa dengan cara deskriptif kualitatif.
Dari hasil pengamatan dapat diambil kesimpulan: 1) alat peraga yang
digunakan guru kelas IV dalam pembelajaran IPA adalah SEQIP, 2) Kendala yang
dialami guru adalah kurang memiliki keterampilan yang memadai, tidak tepat
menentukan waktu penggunaan alat peraga. Oleh karena itu guru hendaknya lebih
kreatif dan aktif meningkatkan kemampuannya, untuk mengembangkan media
pembelajaran IPA. Sebagai saran perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
tema Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
Alat adalah benda yang dipakai untuk mencapai sesuatu, sedangkan peraga
adalah alat atau media pengajaran untuk memperagakan sajian pelajaran.(Kamus
Besar Bahasa Indonesia 1990:809)
Alat peraga adalah sebagai jenis komponen dalam lingkungan yang dapat
meransang siswa untuk belajar.
Alat peraga model alat peraga tiga dimensi dapat berbentuk benda yang
sebenarnya. Alat peraga model biasanya dibuat lebih sederhana dan tidak rumit
dengan maksud agar konsep-konsep dasar yang ingin dipelajari dapat diamati
dengan seksama oleh siswa.
15
Proses belajar mengajar merupakan sarana informasi antara guru dan
murid, dimana guru menyampaikan ilmu kepada murid-muridnya. Dalam hal ini
akan lebih baik jika penyampaian ilmu tersebut didukung dengan adanya alat
peraga. Diharapkan dengan adanya alat peraga tersebut bisa mengoptimalkan
proses belajar IPA dan diharapkan juga siswa bisa lebih paham dengan tujuan
yang akan disampaikan, serta mempermudah guru dalam menyampaikan materi.
Mungkin dengan hal ini siswa lebih semangat dalam belajar dan diharapkan guru
dapat memahami kondisi siswa yang sering cepat bosan dengan cara pembelajaran
yang begitu begitu saja sehingga bisa lebih sering menggunakan alat peraga dalam
mengajar mata pelajaran IPA
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang relatif. Hasil belajar
mengajar yang dilakukan disekolah dapat diketahui melalui evaluasi yang
diberikan oleh guru kepada siswa, hasil evaluasi ini kemudian dinilai dan
dianalisis oleh guru untuk mengetahui kemampuan siswa dan kendala yang
dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran.
2.1. Kerangka Berfikir
Berdasarkan uraian di atas maka terdapat secara teori hubungan langsung
atau sebab akibat variabel dependen dengan variabel independen .semakin
16
menarik alat peraga maka dapat diperkirakan akan semakin tinggi tingkat
pemahaman siswa dalam belajar.Hubungan antara variabel dependen dan
independen dapat digambarkan dengan skema berikut ini :
Minat siswa rendah
Motivasi
Alat peraga yang menarik
Minat siswa membaik
Fasilitas
Guru
Sumber belajar
Perhatian siswa
2.3 Hipotesis Tindakan.
Berdasarkan uraian teori dan kerangka berfikir diatas maka hipotesis
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Pemahaman siswa akan semakin baik dengan menggunakan alat peraga yang
menarik.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD 27/1 Ture. Subjek penelitian adalah
siswa kelas 4. Kelas empat berjumlah 19 orang; sembilan orang siswa perempuan
dan Sepuluh siswa laki-laki. Siswa kelas empat berumur rata-rata antara 8 tahun
sampai 10 tahun. Siswa kelas empat SD 27/Ture memiliki kecerdasan menengah
dengan nilai rata-rata kelas 6 untuk pelajaran IPA. Siswa kelas 4 berasal dari
keluarga prasejahtera.
3.2 Prosedur Penelitian
Penelitian TK ini akan dilaksanakan selama tiga siklus. Setiap siklus
terdiri dari empat fase; perencenaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
3.2.1 Perencanaan
Dalam tahap perencanaan peneliti melakukan 6 kegiatan utama; meneliti
kelas untuk menentukan dan merumuskan masalah penelitian, mentukan tindakan,
membuat Rencana Pelakasanaan Pembelajaran Perbaikan, membuat lembaran
observasi, menentukan jadwal penelitian, dan membuat matrik metodologi
penelitian.
Dalam hal ini dijabarkan dalam bentuk perencanaan (rencana) guru sebelum
melakukan suatu tindakan. Rencana ini Meliputi :
a. Tujuan yang akan dicapai dalam proses kegiatan belajar
IPA
18
b. Kegiatan yang akan dilakukan dalam proses kegiatan
belajar IPA
c. Menentukan metode yang ingin dipakai dengan
mempertimbangkan kondisi siswa
d. Menyiapkan media dan perlengkapan yang diperlukan
dalam kegiatan belajar
e. Menyiapkan materi yang akan diajarkan
a. Meneliti kelas
Dalam tahapan pertama ini, peneliti menemukan beberapa masalah;
- Siswa kurang termotivasi dalam belajar
- Siswa tidak dapat menerima materi yang disampaikan oleh guru
- Siswa mengobrol dikelas sewaktu belajar
- Siswa makan didalam kelas
- Siswa mengganggu teman disaat belajar
Berdasarkan masalah-masalah tersebut peneliti mengambil salah satu masalah
yaitu ; 8 orang siswa kelas 4 dari 20 orang siswa SD 27/1 Ture tidak dapat
menerima materi yang disampaikan guru,
b. Menentukan tindakan
Pelaksanaan tindakan ini terdiri atas 2 siklus, siklus I dilaksanakan satu
kali pertemuan 2 x 35 menit pada pembelajaran alat indera manusia. Siklus ke II
satu kali pertemuan 2 x 35 menit pada pembelajaran operasi jenis-jenis makanan
mahluk hidup.
19
pelaksanaan tindakan yangdilakukan untuk meningkatkan minat siswa dalam
belajar IPA. Upaya-upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi
siswa dengan menggunakan bantuan alat peraga yang menarik.
c. Membuat RPP Tiindakan
Dalam membuat RPP tindakan berlangsung selama 3 siklus (RPP Terlampir)
d. Membuat lembaran observasi
Masalah yang diteliti adalah kemampuan siswa dalam menerima materi
pelajaran IPA. Kemampuan siswa dalam menerima materi IPA akan dilihat dalam
hal factor; (1)menjawab pertanyaan guru, (2)hasil kerja siswa mengerjakan latihan
tertulis, (3) kemampuan siswa dalam melakukan percobaan IPA, (4)kemampuan
siswa dalam menggunakan alat peraga IPA, (5) kemampuan siswa dalam
menyimpulkan hasil percobaan dan hasil ulangan harian. Lembaran observasi
yang disiapkan dapat dilihat pada lampiran 2.
Masalah yang diteliti adalah minat siswa dalam belajar IPA Faktor minat
yang dilihat dalam observasi adalah; 1) perhatian siswa sewaktu guru
menerangkan, 2) keaktifan siswa selama mengerjakan latihan, 3) kehadiran siswa,
4) keaktifan siswa dalam bertanya sewaktu guru menerangkan pelajaran, 5)
keaktifan siswa mengerjakan PR, 6) keberanian siswa dalam menjawab
pertanyaan guru, 7) hasil angket dari siswa
3.2.2 Pelaksanaan tindakan
a) Memberikan apersepsi dan motivasi
b) Membagi kelompok siswa
20
c) Menerangkan materi pelajaran pada pokok bahasan Rangka Manusia dengan
menggunakan media gambar.
d) Memberikan soal-soal latihan
e) Mengadakan ulangan harian
f) Menyimpulkan mata pelajaran
g) Memberikan tugas rumah (PR)
3.2.3 Observasi
Observasi ini dilakukan terhadap proses maupun hasil dari tindakan yang
dilakukan guru terhadap pengaruh yang diperoleh dari hasil / tindakan alat ukur,
baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Dalam penelitian ini, alat ukur
yang digunakan peneliti adalah berupa lembaran observasi Kemampuan siswa
dalam menerima materi IPA akan dilihat dalam beberapa faktor; (1)menjawab
pertanyaan guru, (2)hasil kerja siswa mengerjakan latihan tertulis, (3) kemampuan
siswa dalam melakukan percobaan IPA, (4)kemampuan siswa dalam
menggunakan alat peraga IPA, (5) kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil
percobaan dan hasil ulangan harian.
3.2.4 Refleksi
Refleksi hasil dari tindakan baru dapat diperoleh setelah dilakukan
pengukuran terhadap proses maupun hasil dan tindakan. Dari hasil pengukuran itu
diperoleh suatu gambaran tentang seberapa besar pengaruh tindakan yang
dilakukan untuk meningkatkan minat siswa khususnya dalam belajar IPA. Selain
itu juga akan dapat menemukan suatu kekurangan-kekurangan yang ada dan
memperoleh poin-poin tentang unsur-unsur penting yang perlu diperbaiki atau
21
ditingkatkan. Dengan demikian, dapat dilakukan suatu tindakan yang akan
dilakukan pada siklus kedua, dan selanjutnya sampai benar-benar nanti akan
memperoleh hasil yang maksimal dari tindakan atau usaha untuk meningkatakan
motivasi siswa.
3.2.5 Matriks metode penelitian
Matriks Metode Penelitian
Judul : ……………………………………………..
Nama Peneliti : ……………………………………………..
No Rumusan Masalah
Variabel yang
diamati
Devenisi Operasional
VariabelInstrumen Sumber
Data
Cara Pengambilan
dataAnalisis
3.2.6 Jadwal penelitian
Pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat, perlu disusun agenda kegiatan
sehingga penelitian dapat dilaksanakan secara sistematis dan terjadwal. Penelitian
dilakukan selama 3 bulan (12 minggu) dengan jadwal sebagai berikut :
22
Tabel 1. Jadwal kegiatan Penelitian
No Rencana Kegiatan Waktu (Minggu ke)
1. Persiapan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Menyusun konsep pelaksanaan
Menyusun instrumen
Menyusun LKS
Menyusun strategi penelitian
2. Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan alat
Melakukan tindakanSiklus I
Melakukan tindakansiklus II
3. Penyusunan laporan
Menyusun konsep laporan
mendiskusikan hasilpenelitian
Perbaikan laporan
Penggandaandan pengiriman hasil
23
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama Sekolah : SD Negeri 27/1 Ture
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/I
Alokasi Waktu : 2 x35 Menit
1. Standar Kompetensi
- Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan
fungsinya serta pemeliharaannya.
2. Kompetensi Dasar
- Menerapkan cara merawat kesehatan panca indera.
3. Indikator
- Menjelaskan cara memelihara kesehatan panca indera
- Menjelaskan kelainan alat indera
4. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat :
- Menjelaskan cara marawat kesehatan alat indera
- Menjelaskan kelainan alat indera akibat kebiasaan buruk.
5. Materi Pokok
- Alat Indera
6. Model Pembelajaran
- Ceramah bervariasi
- Diskusi
- Inkuiri
- Demonstrasi
24
7. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan awal
o Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing
o Absensi
o Apersepsi dan motivasi
b. Kegiatan inti
o Guru memberi contoh cara-cara memelihara kesehatan alat indera
o Siswa memperhatikan dan mengerjakan LKS
c. Kegiatan akhir
o Menyimpulkan materi pembelajaran
o Penugasan
8. Sumber / Bahan / Alat
a. Buku : IPA kelas IV
b. Gambar-gambar yang menunjang pembelajaran
9. Penilaian
1) Tehnik : lisan,tulisan,dan sikap
2) Bentuk : Demonstrasi
25
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama Sekolah : SD Negeri 27/1 Ture
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/I
Alokasi Waktu : 2 x35 Menit
1. Standar Kompetensi
- Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan
fungsinya serta pemeliharaannya.
2. Kompetensi Dasar
- Menerapkan cara merawat kesehatan panca indera.
3. Indikator
- Mempraktekkan cara merawat kesehatan panca indera misal
mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D,kalsium,Fosfor
serta sikap tubuh sewaktu duduk, berdiri, tidur, dan berjalan.
4. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat :
- Menjelaskan bagian-bagian, fungsi, dan cara memelihara rangka yang
benar.
5. Materi Pokok
- Penyakit rangka dan cara menanggulanginya
6. Model Pembelajaran
- Ceramah bervariasi
- Diskusi
26
- Inkuiri
- Demonstrasi
7. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan awal
o Untuk membangkitkan motivasi belajar, siswa diminta melakukan
aktivitas yang menunjukan sistem rangka dapat membantu kita
bergerak.
b. Kegiatan inti
o Guru memandu siswa melakukan diskusi bahwa pertumbuhan rangka
dipengaruhi oleh sikap tubuh
o Siswa menerangkan sikap duduk berbagai posisi
o Guru menjelaskan beberapa akibat yang terjadi yang terjadi karena
pengaruh sikap tubuh,seperti gangguan tulang
o Guru memandu siswa melakukan diskusi dengan tema susunan rangka
tubuh manusia banyak ditiru oleh manusia dengan
mengembangkan peralatan yang menggunakan teknologi
c. Kegiatan akhir
o Sebagai upaya menggali kompetensi siswa, guru memberi tugas
melalui kuis
o Dibawah bimbingan guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran
dan mencatat resumenya.
8. Sumber / Bahan / Alat
a. Buku : IPA kelas IV
b. Gambar-gambar yang menunjang pembelajaran
9. Penilaian
a. Tehnik : lisan,tulisan,dan sikap
27
b. Bentuk : Demonstrasi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama Sekolah : SD Negeri 27/1 Ture
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/I
Alokasi Waktu : 4 x35 Menit
1. Standar Kompetensi
- Memahami hubungan antara struktur struktur bagian tumbuhan dengan
fungsinya.
2. Kompetensi Dasar
- Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dangan fungsinya.
3. Indikator
- Menunjukkan bagian – bagian akar dan fungsinya bagi tumbuhan itu
sendiri
- Mengidentifikasikan jenis – jenis akar pada tumbuhan
- Menunjukkan bagian – bagian batang dan fungsinya bagi tumbuhan itu
sendiri.
- Mengidentifikasi jenis batang pada tumbuhan
4. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat menunjukkan dan menjelaskan bagian – bagian tumbuhan dan
fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri.
5. Materi Pokok
- Bagian – bagian akar dan fungsinya.
6. Model Pembelajaran
28
- Tanya jawab
- Diskusi
- Ekspositori
7. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan awal
Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, guru memperhatikan
jenis – jenis tumbuhan kemudian mengajukan beberapa pertanyaan
dengan tumbuhan – tumbuhan yan ditampil.
b. Kegiatan inti
o Siswa diminta melakukan kegiatan untuk mengetahui bentuk dan
kegunaan akar, siswa kelas dibgai menjadi 4 kelompok, satu,
kelompok menyampikan hasil kegiatan secara lisan didepan kelas, tiga
kelompok lainnya memberi tanggapan terhadap hasil praktik.
o Guru meminta siswa untuk membandingkan bentuk akar tumbuhan
yang ada, siswa diminta tanggapan mengenai bentuk akar yang lebih
kuat dalam menegakkan tumbuhan.
o Siswa dibagi kedalam 3 kelompok
o Setiap kelompok mendapat satu topik permasalahan :
a. Mengidentifikasi nama – nama tulang penyusun rangka kepala
b. Mengidentifikasi nama – nama penyusun rangka badan
c. Mengidentifikasi nama – nama penyusun rangka anggota
gerak
o Secara bergiliran ssetiap kelompok menyampaikan laporan hasil
diskusinya dan kelompok lain menanggapinya.
a. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mengerjakan tugas
kegiatan 1.1 dan 1.2
29
b. Guru memberikan penjelasan bahwa tulang satu sama lain di
hubungkan oleh sandi.
c. Kegiatan akhir
1) Bersama guru,siswa menyimpulkan materi pelajaran dan mencatat
intisarinya.
2) Siswa menjawab beberapa pertanyaan guru secara lisan sebagai tes
hasil belajar.
8. Sumber / Bahan / Alat
a. Buku SAINS kelas IV SD Erlangga,hal 27-36
b. Buku Dunia SAINS 2A Kelas 4 Yudistira hal 59-83
c. Tumbuhan – tumbuhan ( Bunga, Bayam, Padi, Ros)
d. LKS
9. Penilaian
1) Tertulis
Tes tertulis dalam bentuk PG hal 39-40 dan LKS
3) Kinerja / perbuatan
- Sikap siswa selama KBM berlangsung
- Sikap ingin menjaga, memelihara dan menggunakan tumbuhan
4) Produksi/hasil
Mengamati mengidentifikasi dan menklarisifikasi tumbuhan
5) Portofolio
- Pemahaman sisiwa terhadap tumbuhan dan bagian – bagiannya
- Sikap siswa dalam pemeliharaan tumbuhan
- Kepedulian sisiwa dalam memanfaatkan tumbuhan untuk
kehidupan sahari – hari.
30
DAFTAR PUSTAKA
Lester D Crow dan Alice Crowe : 1982
Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990:809
31