Tugas Mata Kuliah Dosen Pembimbing

37
TUGAS MATA KULIAH DOSEN PEMBIMBING PENGETAHUAN LINGKUNGAN HADI PURWANTO,S.Pd LAPORAN HASIL OBSERVASI HUTAN DATARAN RENDAH BULUH CINA DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 1. 6. 2. 7. 3. 8. 4. 9. 5. 10. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

Transcript of Tugas Mata Kuliah Dosen Pembimbing

TUGAS MATA KULIAH DOSEN PEMBIMBING

PENGETAHUAN LINGKUNGAN HADI PURWANTO,S.Pd

LAPORAN HASIL OBSERVASI HUTAN DATARAN RENDAH BULUH CINA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6

1. 6. 2. 7. 3. 8. 4. 9.5. 10.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil

menyelesaikan Jurnal tentang hutan wisata Bulucina.

Jurnal ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu

tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggung jawabkan

hasilnya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah

membantu dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah

ini.

Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar

pada Jurnal ini. Oleh karna itu penulis mengundang pembaca untuk

memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu

pengetahuan ini.

Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif

bagi kita semua.

Pekanbaru , Juni 2013

Kelompok 6

HUTAN DATARAN RENDAH BULUH CINA

Abstrack

Ecosystem is a pattern of interaction between abiotic and biotic components in it are

related to each other. There are various types of these ecosystems which, taken

together, it forms the biosphere. One type of ecosystem is very important is the

existence of forest ecosystems. He is a natural ecosystem land group has been dubbed

the "lungs of the earth". One easy parameter to measure the health of the earth is to

examine the state of the forest. And, if the sample is taken today, can we conclude the

earth is "sick" because the forest ecosystem is increasingly restricted to certain areas

only.

Keyword: Ecosystem, Forest

PENDAHULUAN

Ekosistem adalah suatu tatanan dan kesatuan yang secara utuh dan

menyeluruh di antara segenap komponen lingkungan hidup. Komponen ini saling

berinteraksi dan pada akhirnya membentuk kesatuan yang teratur dan dinamis.

Dengan demikian, dalam ekosistem bisa saja terjadi suatu perubahan, suatu

ketidakseimbangan baik itu besar maupun kecil yang faktor pemicunya bisa saja

oleh manusia atau alam.

Wilayar riparian adalah mintakat peralihan antara sungai dengan daratan.

Wilayah ini memiliki karakter yang khas, karena perpaduan lingkungan perairan

dan daratan. Salah satunya, komunitas tumbuhan pada mintakat ini dicirikan oleh

tetumbuhan yang beradaptasi dengan perairan, yakni jenis-jenis tumbuh hidrofilik

yang di kenal sebagai vegetasi riparian. Perkataan riparian berasal dari bahasa

latin ripa yang berarti “tepian sungai”. (Wikipedia,2011)

Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti

penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan

peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global.

Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan

yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya

berjuta tanaman.

Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat

menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di

dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar.

Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama

pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.

Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam

berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil

manfaatnya oleh masyarakat melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan

hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti

penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan

peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global.

Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan

yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya

berjuta tanaman. (Wikipedia 2013)

Hutan dataran rendah merupakan hutan yang tumbuh di daerah dataran rendah

dengan ketinggian 0 - 1200 m. Hutan hujan tropis yang ada wilayah Dangkalan

Sunda seperti di Pulau Sumatera, dan Pulau Kalimantan termasuk hutan dataran

rendah. Hutan dataran rendah Sumatera memiliki keanekaragaman hayati yang

terkaya di dunia. Sebanyak 425 jenis atau 2/3 dari 626 jenis burung yang ada di

Sumatera hidup di hutan dataran rendah bersama dengan harimau Sumatera,

gajah, tapir, beruang madu dan satwa lainnya. Selain itu, di hutan dataran rendah

Sumatera juga ditemukan bunga tertinggi di dunia (Amorphophallus tittanum) dan

bunga terbesar di dunia (Rafflesia arnoldi).

BAB I

HUTAN DATARAN RENDAH

1.1 Defenisi Riparian

Riparian berasal dari bahasa Latin riparius. Menurut Kamus Webster, riparia

artinya “milik tepi sungai”. Istilah riparia secara umum menggantikan bahasa

Latin tersebut. Riparia biasanya menggambarkan komunitas biotik yang

menghuni tepian sungai, kolam, danau dan lahan basah lainnya (Naiman et al.

2000; Naiman et al. 2005). Naiman et al. (2005) menggunakan istilah “riparian”

sebagai kata sifat dan istilah “riparia” sebagai kata benda tunggal atau majemuk.

Istilah riparia untuk menekankan pada perpaduan biotik dari zona transisi akuatik-

teresterial yang berasosiasi dengan air mengalir.

Mitsch dan gosselink (1993) mendefinisikan ekosistem riparian adalah daratan

yang berada didekat sungai atau badan air lainnya yang paling tidak secara

periodic dipengaruhi oleh banjir.

Ekosistem riparian memiliki karakter khas yang membedakan dengan

ekosistem dataran atas ( upland). Karakteristik riparian yaitu menurut Brinson et

al (1981) memiliki tiga karakter umum yang membedakannya dengan ekosistem

yaitu:

a. Ekosistem riparian secara umum memiliki suatu bentuk linear sebagai

akibat dari proksimitasnya ke sungai.

b. Energy dan materi yang berasal dari sekitar lansekap bergabung dan

menuju ekosistem riparian dalam jumlah yang jauh lebih banyak

daripada ekosistem lahan basah lainnya. Oleh karena itu, system

riparian adalah sisem terbuka.

c. Ekosistem riparian secara fungsional berhubungan dengan sungai

bagian hulu dan bagian hilir dan secara lateral berhubungan dengan

ekosistem lereng atas(daratan) dan lereng bawah(akuatik).

Menurut kepres No.32/1990 tentang pengelolaan kawasan

lindung,sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kanan kiri sungai termasuk

sungai buatan yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan fungsi

sungai. Lebar sempadan sungai besar di luar pemikiman (>100m), anak sungai

besar (>50m) dan di daerah permukiman berupa jalan inspeksi (10-15m) (anonym

1990)

Fungsi dan Nilai Riparia

Riparia memiliki karakteristik fungsional ganda sebagai akibat lingkungan

fisik yang unik.Secara umum mudah dikenali bahwa produktivitas ekosistem

riparian tinggi akibat konvergensi energi dan materi yang melintasi riparian dalam

jumlah yang besar (Mitsch dan Gosselink 1993).

Gordon et al. (2004) menyebutkan bahwa sungai memiliki 2 nilai.Nilai yang

dimiliki ekosistem sungai juga dimiliki oleh ekosistem riparian. Nilai riparia

tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu:

1. Nilai ulitarian

Nilai pemanfataan konsumtif

Nilai pemanfaatan produktif

Nilai jasa

Nilai pendidikan dan penelitian

Nilai budaya, spiritual, eksperensial dan eksistensi

Nilai estetika, rekreasi dan wisata

2. Nilai intrinsik

Etika ekosentris

Etika biosentris

Nilai intrinsik ditekankan pada nilai dari spesies dan komunitas yang tidak

tergantung pada perspektif manusia.Nilai ulitarian tergantung pada pendapat dan

kebutuhan manusia.Nilai ekosentris mengacu pada keutuhan komunitas biologis

misalnya keterwakilan, keanekaragaman, kelangkaan dan kealamian. Nilai

biosentris menekankan akan adanya nilai pada setiap individu organisma.

Manusia perlu menghargai setiap bentuk kehidupan di lingkungan alami (Gordon

et al. 2004). FAO (1998) menyebutkan bahwa riparia memiliki empat (4) fungsi

utama yaitu mengendalikan kualitas air, melindungi habitat sungai, memberikan

naungan dan serasah organik, konservasi alami dan sebagai tempat rekreasi.

Malanson (1995) menyebutkan bahwa riparian memiliki nilai ekonomi baik

langsung maupun tidak langsung yaitu sumber kayu, mencegah banjir, mengisi

kembali akuifer, sumber air permukaan dan produktivitas perikanan.Nilai sosial

yang dimiliki riparian yaitu tempat rekreasi, penelitian, pendidikan dan

estetika/keindahan.Fungsi vegetasi riparian sangat besar bagi keberlangsungan

kehidupan organisma teresterial dan akuatik.Vegetasi riparian penting sebagai

habitat ikan, pendukung rantai makanan, habitat hidupan liar, mempertahankan

suhu, stabilisasi tepian sungai, perlindungan kualitas air, mempertahankan

morfologi sungai dan mengendalikan banjir (Chang 2006).Gangguan terhadap

riparian menjadi penyebab utama terjadinya penurunan struktur dan fungsi sungai

(Gordon et al. 2004).

Struktur dan karakteristik hutan dataran rendah

Vegetasi hutan dataran rendah memiliki keunikan tersendiri. Dua karakteristik

utama yang membedakanhutan dataran rendah dengan bioma terestrial

lainnyaadalah tingginya kerapatan jenis pohon dan statuskonservasi tumbuhannya

yang hampir sebagian besar dikategorikan jarang secara lokal (Clarket al.,

1999).Komposisi jenis dan keanekaragaman tumbuhan di hutantergantung pada

beberapa faktor lingkungan sepertikelembaban, nutrisi, cahaya matahari,

topografi, batuaninduk, karateristik tanah, struktur kanopi dan sejarahtataguna

lahan (Hutchincsonet al ., 1999).

Suatu vegetasi terbentuk oleh adanya kehadiran daninteraksi dari beberapa

jenis tumbuhan di dalamnya. Salahsatu bentuk interaksi antar jenis ini adalah

asosiasi. Asosiasi adalah suatu tipe komunitas yang khas, ditemukandengan

kondisi yang sama dan berulang di beberapalokasi. Asosiasi dicirikan dengan

adanya komposisi floristikyang mirip, memiliki fisiognomi yang seragam

dansebarannya memiliki habitat yang khas (Daubenmire, 1968;Mueller-Dombois

dan Ellenberg, 1974; Barbour et al., 1999).

Asosiasi terbagi menjadi asosiasi positif dan asosiasinegatif. Asosiasi positif

terjadi apabila suatu jenis tumbuhanhadir secara bersamaan dengan jenis

tumbuhan lainnyadan tidak akan terbentuk tanpa adanya jenis tumbuhanlainnya

tersebut. Asosiasi negatif terjadi apabila suatu jenistumbuhan tidak hadir secara

bersamaan (McNaughton danWolf, 1992)

Karakteristik hutan dataran rendah yaitu sesaknya pepohonan dalan satu area.

Kita dengan mudah menjumai bagian-bagian pohon banyak bertebaran di dalam

hutan. Dari bagian-bagian tumbuhan ini memberikan kontribusi yang besar untuk

bahan anorganik di dalam hutan siklus hara. Hal ini menciptakan variasi tipe-tipe

hutan berdasarkan bahan anorganiknya. Karakteristik hutan dataran rendah yang

sering basah membuat mudah di jumpai tumbuhan pemanhat, pohon penahan.

Akar-akar pepohonan harus bersaing dengan organism lain seperti pancang ,

tiang , batang , sandling , mendapatkan senyawa karbon organic dan nutrisi hara.

Faktor Edaphis dan Klimatologis Ekosistem Hutan Dataran Rendah

Klimatologi merupakan ilmu tentang atmosfer. Mirip dengan meteorologi, tapi

berbeda dalam kajiannya, meteorologi lebih mengkaji proses di atmosfer

sedangkan klimatologi pada hasil akhir dari proses-proses atmosfer.

Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim,

mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara

iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi

dari data-data yang banyak dehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya,

orang2 sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statistik

(Tjasyono, 2004).

Edaphis (Penyeimbang Alam) merupakan pembentukan tempat-tempat hidup

alami bagi satwa yang hidup di sekitarnya. Manfaat Edaphis adalah manfaat

dalam kaitan dengan tempat hidup binatang. Di lingkungan yang penuh dengan

pohon-pohon, secara alami satwa dapat hidup dengan tenang karena lingkungan

demikian memang sangat mendukung.

Ketinggian tempat merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kondisi

iklim, baik dari segi suhu, kelembaban udara maupun curah hujan, yang

selanjutnya mempengaruhi vegetasi yang ada. Masing-masing zona ketinggian

tempat memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari segi floristik,

komposisi maupun struktur.

Faktor- faktor pendukung Klimatologis dan Edaphis Ekosistem Rawa Air

tawar antara lain :

1) Iklim dengan unsur-unsurnya, seperti suhu udara, tekanan udara,

kelambapan udara, angin dan curah hujan merupakan faktor utama yang

mempengaruhi perseberan tumbuhan (flora) di permukaan bumi.

Curah Hujan

Hutan ini, banyak dipengaruhi oleh curah hujan yang sedang atau berkisar

antara 2000 – 3000 mm / tahun, karena pohon yang ditemui pada

umumnya tidak terlalu tinggi dan besar. Hal ini berbeda dengan hutan

hujan tropis.

Suhu

Pada Hutan dataran rendah, kadar oksigen rata-rata tiap bulannya

mencapai (0 – kurang dari 800 m dpl.). Suhu ini juga mempengaruhi

keanekaragaman dan jenis fauna yang terdapat didalamnya.

Udara

Selain berperan dalam menentukan kelembaban, angin juga berperan

sebagai penyebaran biji tumbuhan tertentu. angin diturunkan oleh  pola

tekanan yang luas dalam atmosfir yang berhubungan dengan sumber

panas  atau daerah panas dan dingin  pada atmosfir. Kecepatan angin 

selalu diukur pada ketinggian tempat ternak berada. Hal ini penting karena

transfer panas melalui konveksi dan evaporasi di antara ternak dan

lingkungannya dipengaruhi oleh kecepatan angin. Udara di atmosfer

tersusun atas nitrogen (N2, 78 %), oksigen (O2, 21 %), karbon dioksida

(CO2,0,03 %), dan gas lainnya. Jadi gas nitrogen merupakan penyusun

udara terbesar di atmosfer bumi (Wirakusuma, 2003).

Sinar / Cahaya Matahari

Sinar matahari mempengaruhi sistem secara global, karena sinar matahari

menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang

dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis

(Chantalakhana, 2002).

Angin dan kelembaban

Angin berperan membantu penyerbukan tumbuhan, menyebarkan spora

dan biji tumbuhan. Beberapa serangga hama tumbuhan dapat diterbangkan

oleh angin ke tempat lain yang jauh. Kelembaban berperan menjaga

organisme agar tidak kehilangan air karena penguapan. Beberapa

mikroorganisme seperti jamur dan bakteri hidup di tempat-tempat yang

lembab. Mikroorganisme tersebut tidak dapat hidup ditempat-tempat

kering. Kelembaban adalah jumlah uap air dalam udara. Kelembaban

udara penting, karena mempengaruhi kecepatan kehilangan panas dari

ternak. Kelembaban dapat menjadi kontrol dari evaporasi kehilangan

panas melalui kulit dan saluran pernafasan (Chantalakhana, 2002).

Selanjutnya Chantalakhana, 2002 menyatakan Kelembaban biasanya

diekspresikan sebagai kelembaban relatif (Relative Humidity = RH) dalam

persentase yaitu ratio dari mol persen fraksi uap air dalam volume udara

terhadap mol persen fraksi kejenuhan udara pada temperatur dan tekanan

yang sama (Yousef, 1984). Pada saat kelembaban tinggi, evaporasi terjadi

secara lambat, kehilangan panas terbatas dan dengan demikian

mempengaruhi keseimbangan termal ternak.

Air

Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk

kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam

pertumbuhan, per-kecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan

manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya

transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik

lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan

pelapuk (Chantalakhana, 2002).

2) Faktor-faktor Edhapis

Topografi

Topografi artinya keadaan naik turunnya permukaan bumi di suatu daerah.

Topografi berkaitan dengan kelembaban, cahaya, suhu, serta keadaan

tanah disuatu daerah. Interaksi berbagai faktor itu membentuk lingkungan

yang khas. Sebagai contoh keanekaragaman hayati di daerah perbukitan

berbeda dengan di daerah datar. Organisme yang hidup di daerah berbukit

berbeda dengan daerah datar. Topografi juga mempengaruhi penyebaran

mahkluk hidup. Kawasan ini memiliki topografi landai hingga berbukit.

Keadaan tanah

Hutan dataran rendah memiliki ketinggian 2 – 100 mdpl. Hutan dataran

rendah ini didominasi oleh pepohonan besar yang membentuk tajuk

berlapis-lapis (layering), sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-rata

adalah 45 m (paling tinggi dibandingkan rata-rata hutan lainnya), rapat,

dan hijau sepanjang tahun. Ada tiga lapisan tajuk atas di hutan ini:

a. Lapisan pohon-pohon yang lebih tinggi, muncul di sana-sini dan menonjol

di atas atap tajuk (kanopi hutan) sehingga dikenal sebagai “sembulan”

(emergent). Sembulan ini bisa sendiri-sendiri atau kadang-kadang

menggerombol, namun tak banyak. Pohon-pohon tertinggi ini bisa

memiliki batang bebas cabang lebih dari 30 m, dan dengan lingkar batang

hingga 4,5 m.

b. Lapisan kanopi hutan rata-rata, yang tingginya antara 24–36 m.

c. Lapisan tajuk bawah, yang tidak selalu menyambung. Lapisan ini tersusun

oleh pohon-pohon muda, pohon-pohon yang tertekan pertumbuhannya,

atau jenis-jenis pohon yang tahan naungan.Kanopi hutan banyak

mendukung kehidupan lainnya, semisal berbagai jenis epifit (termasuk

anggrek), bromeliad, lumut, serta lumut kerak, yang hidup melekat di

cabang dan rerantingan. Tajuk atas ini demikian padat dan rapat,

membawa konsekuensi bagi kehidupan di lapis bawahnya. Tetumbuhan di

lapis bawah umumnya terbatas keberadaannya oleh sebab kurangnya

cahaya matahari yang bisa mencapai lantai hutan, sehingga orang dan

hewan cukup leluasa berjalan di dasar hutan.

Ada dua lapisan tajuk lagi di aras lantai hutan, yakni lapisan semak dan

lapisan vegetasi penutup tanah. Lantai hutan sangat kurang cahaya,

sehingga hanya jenis-jenis tumbuhan yang toleran terhadap naungan yang

bertahan hidup di sini; di samping jenis-jenis pemanjat (liana) yang melilit

batang atau mengait cabang untuk mencapai atap tajuk. Akan tetapi

kehidupan yang tidak begitu memerlukan cahaya, seperti halnya aneka

kapang dan organisme pengurai (dekomposer) lainnya tumbuh berlimpah

ruah.

Dedaunan, buah-buahan, ranting, dan bahkan batang kayu yang rebah,

segera menjadi busuk diuraikan oleh aneka organisme tadi. Pemakan

semut raksasa juga hidup di sini. Pada saat-saat tertentu ketika tajuk

tersibak atau terbuka karena sesuatu sebab (pohon yang tumbang,

misalnya), lantai hutan yang kini kaya sinar matahari segera diinvasi oleh

berbagai jenis terna, semak dan anakan pohon; membentuk sejenis rimba

yang rapat.

Flora dan Fauna

Pengaruh faktor-faktor lingkungan dan kisarannya untuk suatu tumbuh-

tumbuhan berbeda-beda, karena satu jenis tumbuhan mempunyai kisaran

toleransi yang berbeda-beda menurut habitat dan waktu yang berlainan.

Tetapi pada dasarnya secara alami kehidupannya dibatasi oleh: jumlah dan

variabilitas unsur-unsur faktor lingkungan tertentu (seperti nutrien dan

faktor fisik, misalnya suhu udara) sebagai kebutuhan minimum, dan batas

toleransi tumbuhan terhadap faktor atau sejumlah faktor lingkungan

tersebut.

Hubungan tumbuh-tumbuhan dengan udara atmosfir pada umumnya

berkaitan dengan gas CO2, O2, dan angin. Tumbuh-tumbuhan berperanan

penting dalam siklus karbon yang berhubungan dengan ketersediaan CO2

dan O2 dalam proses fotosintesis dan respirasi makhluk hidup. Gerakan

udara sebagai angin mempunyai peranan ekologis dapat menguntungkan

maupun merugikan, misalnya terhadap penyebaran serbuk sari, spora atau

biji-bijian. Sebaliknya jika kecepatan angin terlalu besar dapat

menyebabkan penurunan berbagai proses metabolisme, tumbuhan menjadi

layu atau mati (Kartasapoetra).

Flora maupun fauna pada hutan ini terpengaruh iklim, namun kaya akan

keanekaragaman jenis baik flora maupun fauna, memiliki strata tajuk yang

lengkap serta memiliki variasi yang tinggi berdasarkan perbedaan tempat

tumbu.

BAB II

EKOSISTEM HUTAN DATARAN RENDAH BULUH CINA

Lokasi pelaksanaan observasi

Desa Wisata Buluh cina adalah sebuah Desa yang berada di Kabupaten kampar,

Untuk sampai ke desa tersebut, tentunya tak memakan waktu lama. Jaraknya dari

ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru hanya sekitar 25 kilometer jalan darat.

Warga Desa Buluhcina memiliki kebudayaan kearifan lokal  untuk tidak merusak

lingkungan dan hutan.  Di Desa Buluhcina terdapat Hutan Wisata Buluhcina. Hutan

Wisata Buluhcina ini luasnya 1.000 hektare. Hutan ini sangat asri dan sangat alami

dan sudah terpelihara semenjak ratusan tahun yang lalu, di hutan ini dapat kita jumpai

flora dan fauna, seperti rotan, anggrek, monyet,burung,kupu-kupu,harimau dan juga

pepohonan yang sangat besar dan tinggi, dikawasan hutan ini terdapat tujuh danau

yaitu : Danau Pinang Luar, Danau Pinang Dalam, Danau Tanjung Putus, Danau Baru,

Danau Lubuk Siam, Danau Atehutan, dan Danau Tatangah, masing-masing danau

memiliki keunikan tersendiri.

Selain dapat menikmati pesona alam dengan pepohonan dan sungai serta

suasana perkampungan dengan penduduknya yang ramah, Anda juga bisa

memancing ikan. Kalau lagi untung, bisa saja Anda mendapat ikan besar. Seperti

ikan Patin, ikan Baung, dan jenis ikan khas Sungai Kampar lainnya.

Desa Wisata Buluh Cina merupakan lokasi atau tempat wisata yang

mengasyikkan. Jangan takut, budaya menghargai dan menghormati pendatang

sudah menjadi bahagian kehidupan warga di sana.

Desa Buluh Cina sendiri terdiri dari dua bagian. Keduanya dibelah oleh aliran

sungai Kampar. Nah untuk menghubungkan kedua belahan desa ini, ada “kapal

roro” mini bernama Tilan. Kapal inilah yang bolak balik mengantar orang dan

barangmenyeberangisungai.

Untuk pengganti biaya operasional, setiap orang dipungut biaya Rp 2.000 sekali

menyeberang. Tapi jika orang tersebut membawa sepeda motor, ongkosnya Rp

3.000sekalimenyeberang.

Aktivitas keseharian warga desa Bulu Cina sendiri beragam. Mulai dari bertani,

berkebun, pencari hasil hutan, pencari ikan alias nelayan sungai hingga peternak

ikan sungai. Makanya, di sana Anda juga akan menjumpai kerambah ikan yang

banyak mengapung di tepian sungai Kampar

 

Hutan wisata Buluhcina awalnya berasal dari tanah dan lahan warga Desa

Buluhcina yang mereka ikhlaskan untuk dijadikan kawasan hutan wisata alam tanpa

diganti-rugi. Maret 2004 lalu, ninik mamak, pemerintahan desa dan ketua Lembaga

Musyawarah Besar ( LMB ) Buluh Cina menyerahkan lahan ulayat seluas 1.000 ha

kepada Gubernur Riau. 1500 penduduk Desa Buluhcina memberikan dengan ikhlas

lahan yang mereka miliki tanpa kompensasi materi, mereka cuma mengharapkan

bantuan berupa perbaikan dan peningkatan infrastruktur, pengembangan dan

peningkatan ekonomi desa seperti pemberdayaan pemuda dan masyarakat sekitar,

namun sampai saat ini apa yang mereka harapkan belum dapat terwujud. Hutan

Wisata Buluhcina ini dikelola oleh masyarakat dan adat secara bersama di bawah

koordinasi ninik mamak Desa Buluhcina. dan LMB (Lembaga Musyawarah Besar)

yang diketuai oleh Bapak Makmur Hendrik. 

Harapan ini pun disambut oleh pemerintah provinsi Riau dengan menjadikan

kawasan tersebut menjadi taman wisata alam. Hutan Buluh Cina merupakan Hutan

Produksi Terbatas yang sebagian kawasan hutan ini telah diubah dan ditunjuk

menjadi Kawasan Taman Wisata Alam dengan Keputusan Gubernur Riau Nomor

468/IX/2006 tanggal 6 September 2006 tentang penunjukan kelompok hutan Buluh

Cina di Kabupaten Kampar Provinsi Riau seluas 1.000 Ha sebagai kawasan taman

wisata alam. 

Sebagai lembaga yang bergerak di bidang konservasi, maka WWF Indonesia

sangat mendukung langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Lembaga Musyawarah

Besar tersebut. Awal mula keterlibatan WWF dalam mendukung upaya yang

dilakukan oleh masyarakat di desa Buluh Cina dimulai sekitar tahun 2004-2005,

ketika bpk. Makmur Hendrik (Ketua Lembaga Musyawarah Adat Nuluh Cina)

bertemu dengan manajemen yayasan WWF Indonesia. Dalam kesempatan itu, bp

Makmur Hendrik mengutarakan niatnya meminta dukungan lembaga konservasi

dalam upaya pelestarian hutan ulayat masyarakat. Langkah in kemudian dilanjutkan

oleh WWF Program Riau pada September 2006 dengan melakukan pertemuan

dengan ketua dan para pemuka adat Buluh Cina Kenegerian Enam Tanjung beserta

masyarakat di desa Buluh Cina.

Guna menunjang pengelolaan kawsan taman wisata alam tersebut diperlukan

pengamanan dan pembangunan sarana dan prasarana. Pengelolaan kawasan yang

efektif dilakukan bertujuan untuk menjamin dan memelihara keutuhan keberadaan

kawasan dan ekosistemnya, potensi dan nilai-nilai keanekaragaman tumbuhan, satwa,

komunitas, ekosistem penyusun kawasan, pemanfaatan kawasan secara optimal,

lestari dan bijaksana untuk kepentingan kegiatan penelitian, pendidikan dan

pariwisata alam bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

Kerjasama yang bergulir kemudian antara WWF dan masyarakat Buluh Cina

adalah berupa bantuan operasional dan infrasrtuktur yang mendukung upaya

perlindungan kawasan hutan tersebut. selain itu, WWF dan pihak masyarakat Buluh

Cina bersepakat untuk membentuk gugus tugas pengamanan kawasan hutan ulayat di

kawasan hutan wisata tersebut sesuai tugas pokok dan fungsi lembaga yang terlibat.

Satuan tugas akan melibatkan masyarakat desa terutama kaum pemuda dibawah

bimbingan lembaga adatnya.

Desa wisata Buluhcina memiliki potensi wisata yang luar biasa, selain hutan

wisata yang menjadi andalan utama, kawasan desa Buluhcina ini juga dapat menjadi

pilihan yang terbaik untuk memancing dan menjala ikan, pemandangan yang indah

dan alami di hutan buluhcina juga dapat dijadikan sebagai tempat hiking, kemah atau

kemping. Masyarakat ataupun pemuda disini sangat welcome terhadap siapapun,

mereka akan meyambut kedatangan siapapun dengan ramah, mereka membantu

pengunjung sebagai pemandu wisata dan jika kita ingin menikmati kuliner mereka

bersedia untuk memasakkan ikan baung yang segar yang langsung diambil dari

sungai, asam pedas baung yang khas menjadi kuliner andalan dan juga ada embut

rotan beserta belacan ala buluhcina. Selain itu juga di Desa Wisata Buluhcina juga

sering diadakan lomba pacu sampan dan biasanya dilakukan pada saat menjelang

Bulan Ramdahan dan pada saat setelah lebaran idhul fitri, dulunya tiap tahun ada

agenda Pacu Sampan Piala Presiden di Desa Buluhcina,kini agenda pacu sampan

Piala Presiden sudah tidak pernah diadakan lagi.

A.

TRANSPORTASI PENYEBERANGAN WARGA

RUMAH PENDUDUK DI SEKITAR HUTAN WISATA BULUHCINA

DESA BULUHCINA KE HUTAN WISATA BULUHCINA

PENGUKURAN IKLIM PERIODE APRIL-DESEMBER 2013

JANUARI – MARET 2013

(Berdasarkan rekapitulasi data klimatologis sekunder dari stasiun Mini Meteorologi Balai Penelitian Tanaman Serat Departemen Kehutanan untuk data Iklim seputar hutan dataran rendah Kampar)

A. Rata-rata intensitas radiasi matahari (Watt/m2)

No BulanRadiasi harian ( Watt/m2/menit )

9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00

1. April 103,9522

103,3915

103,3522

102,0316

103,6935 103,0290

103,0290

2. Mei 142,0522

142,6222

142,2296

102,2292

142,2322 142,0220

142,0220

3. Juni 188,0558

185,0665

185,1641

155,5561

158,8465 156,8551

156,8551

4. Juli 88,8851

115,8851

155,6551

155,6458

154,6656 155,6655

155,6655

5. Agustus

102,9660

103,9922

103,6623

102,1052

103,3105 103,0222

103,0222

6. September

102,2252

102,2322

103,6623

100,5391

103,2222 102,6622

102,6622

7. Oktober

102,2662

102,9921

103,0222

102,6225

102,9920 103,6692

103,6692

8. Nove 102,6 102,22 103,669 103,92 103,6623 103,96 103,96

mber 666 51 2 10 35 35

9. Desember

102,9660

103,9922

103,0150

102,1052

103,3105 103,0222

103,0222

10. Januari

102,2252

102,2322

103,6623

100,5291

103,2222 102,6622

102,6622

11. Februari

102,2662

102,9921

103,0222

102,6225

102,9920 103,6692

103,6692

12. Maret 102,6666

102,2251

103,6692

103,9210

103,6623 103,9635

103,9635

B. Rata-rata suhu udara (ºC)

No Bulan Suhu udara harian (ºC)

9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00

1. April 26,1 26,0 26,0 26,5 26,2 26,1 26,1

2. Mei 28,1 26,1 26,5 29,1 29,1 26,2 26,2

3. Juni 26,1 26,4 29,0 28,0 28,1 29,1 29,1

4. Juli 26,4 26,2 29,2 28,5 28,4 28,1 29,1

5. Agustus 26,5 29,1 26,2 28,0 28,1 29,1 29,1

6. September 28,1 26,1 26,1 28,4 29,2 29,1 26,1

7. Oktober 28,4 26,1 26,1 28,1 29,1 29,1 26,0

8. November 28,1 26,1 26,4 29,0 29,1 26,5 26,2

9. Desember 26,5 26,1 26,2 28,0 28,1 29,1 26,1

10. Januari 28,1 26,1 26,1 28,4 29,2 29,1 26,0

11. Februari 28,4 26,1 26,1 28,1 29,1 29,1 26,1

12. maret 28,1 26,1 26,4 29,0 29,1 26,5 26,2

C. Rata-rata kelembaban udara (%)

No Bulan Suhu udara harian (ºC)

9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00

1. April 66 64 64 64 66 65 65

2. Mei 65 61 64 63 64 64 64

3. Juni 69 66 65 64 64 65 64

4. Juli 62 64 65 61 61 64 64

5. Agustus 66 64 63 65 66 64 65

6. September 63 62 65 65 65 66 64

7. Oktober 64 62 65 64 64 66 69

8. November 65 64 62 69 66 66 69

9. Desember 62 64 65 61 61 64 64

10. Januari 66 64 63 65 66 64 65

11. Februari 63 62 65 65 65 66 64

12. maret 64 65 65 64 64 66 69

Kriteria Penilaian Tanah Menururt Pusat Penelitian Tanah

( Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimakt, 1993)

Ciri-ciri Tanah TingkatanSangat Rendah Sedang Tinggi Sangat

Rendah Tinggi

C-Organik (%) < 1,00 1,00-2,00 2,01-3,00 3,01-5,00 >5,00

N-total (%)

a. Mineral <0,10 0,10-0,20 0,21-0,50 0,51-0,75 >0,75

b. Gambut

< 0,80 0,80-2,50 >2,50

Rasio C/N < 5 5-10 11-15 16-25 >25

P2O5 Bray 1 (ppm)

< 5 10-15 16-25 26-35 >35

K (me/100 g) < 0,10 0,10 – 0,30

0,30 – 0,50 0,60 – 1,00 >1,00

Na (me/100 g) < 0,10 0,40 – 0,30

0,40 – 0,70 0,80 – 1,00 >1,00

Mg (me/100 g) < 0,40 0,40 – 1,00

1,00 – 2,00 2,10 – 8,00 >8,0

Ca (me/100 g) < 2 2 – 5 6 – 10 11 – 20 >20

KTK (me/100 g)

< 5 5 – 16 17 – 24 25 – 40 >40

Kejenuhan Basa (%)

< 20 20 – 35 36 - 50 51 – 70 >70

Kadar Abu (%) < 5 5 – 10 >10

Sangat Masam

Masam Agak Masam

Netral Agak Alkalis

Alkalis

pH (H2O)

a. Mineral

< 4,5 4,5 – 5,5

5,6 – 6,5 6,6 – 7,5 7,6 – 8,5 >8,5

Sangat Asam Sedang Tinggi

pH (H2O)

b. gambu <4,0 4 – 5 >5

t

Kisaran nilai dan tingkat penilaian analisis agregat kimia tanah hutan dataran rendah desa Buluh Cina Kabupaten Kampar

sifat kimia tanahkedalaman lapisan contoh (cm)0 – 30 30 – 60Nilai Peringkat Nilai Peringkat

Ph (H2O) 6,4 - 6,8 S 6,4 - 6,9 SC-organik (%) 5,62 - 5,77 S 5,58 - 5,89 SN-total (%) 12,78 - 13,45 S 12,47 - 13,84 SP2O5 Bray 1 (ppm) 18,2 - 20,8 S 20,0 - 22,7 SCa (me/100 g) 6,01 - 6,41 S 6,37 - 6,69 SMg (me/100 g) 1,12 - 1,24 S 1,31 - 1,41 SK (me/100 g ) 0,39 - 0,41 S 0,37 - 0,45 SNa (me/ 100 g ) 0,38 - 0,41 S 0,37 - 0,45 STotal Basa (me/100 g) 9,12 - 9,18   9,03 - 9,24  KTK (me/100 g) 21,6 - 22,6 S 23,6 - 24,7 SKejenuhan Basa (%) 37,8 - 41,8   43,9 - 47,7  Kadar Abu (%) 8,06 - 8,81   8,66 - 8,77  Kadar Air Lapang (%) 78,6 - 79,6   77,6 - 67,7  Kadar Air Tanah (%) 79,6 - 81,9   75,7 - 88,7           Keterangan :        SM = Sangat Masam T = Tinggi R = RendahST = Sangat Tinggi S = Sedang SR = Sangat Rendah

Keanekaragaman Hayati Ekosistem Hutan Dataran Rendah Buluh Cina

Keanekaragaman hayati yang kami temukan di buluh cina

Berdasarkan transek jalur dan sub plot 5x5m

Transek Nama tumbuhan Dominasi frekuensi

PC Kanan Kiri 1

PC Kanan kiri 2

PC kanan Kiri 3

Dari hasil observasi kami memasuki hutan buluh cina sepanjang 1km ke dalam , di

dominasi dari beberapa tumbuhan yang sama.

Dan masi banyak sandling, tiang dan batang terus bersaing untuk terus bertahan

hidup , mendapatkan sinar matahari , unsure hara.

Foto-foto pepohonan yang terdapat dalam hutan wisata buluh cina

Daftar pustaka

Wikipedia.com

Soerianegara, I dan A. Indrawan. 1983. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor:

Departemen Kehutanan-IPB.

http://www.anakkendari.co.cc/2009/01/hutan-jenis-dan-manfaatannya/

Sugiharyoanto. 2007. Geografi dan Sosiologi 1 SMP Kelas VII. Jakarta:

YudhistiraMackinnon, Kathy.1986. Alam Asli Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia

Farb, Peter.1982. HUTAN. Jakarta: Tri Pustaka

http://www.e-dukasi.net/

http://e-ducation-center.blogspot.com/2009/06/hutan-dan-pemanfaatannya-geografi-

smp.html

http://bimaindonesia.blogspot.com/2008/08/hutan-pegunungan-baturaden.html