Tugas Mandiri PBL Skenario 2 Histo
-
Upload
iez-fatihah -
Category
Documents
-
view
80 -
download
13
description
Transcript of Tugas Mandiri PBL Skenario 2 Histo
Tugas mandiri PBL skenario 2 “Batuk Berdarah” blok RespirasiNama : Fatihah Iswatun Sahara NPM: 1102009109
Lo I Memahami dan Menjelaskan Makroskopik dan Mikroskopik Saluran Napas BawahLi I.1 Makroskopis
Bagian respirasi sistem pernapasan :Trakea bifurcatio trachea bronchus primer bronchus sekunder beronchus tersier bronchiolus terminalis bronchiolus respiratoris ductus alveolaris alvelus
A. Bronchus ⌨ Dimulai dari percabangan trakea setigg vertebra thorakal IV (Vth IV)
Bifurcatio Trachea⌨ Setelah dari bifurcatio trachea, bronchus bercabang 2 disebut bronchus
primer, terdiri dari bronchus dextra dan sinistra ⌨ Bronchus dextra lebih sering terkena infeksi karena :
Lumen bronchus dextra jauh lebih besar daripada lumen bronchus sinstra
Bronchus dextra lebih pendek daripada bronchus sinistra, dimana panjang bronchus dextra hanya 2,5cm dengan 6-8 buah cincin sementara bronchus sinstra memiliki panjang 5 cm dengan cincin 9-12 buah
Bronchus dextra memiliki sudut lengkung yang lebih kecil 250 dari bronchus sinistra 450 bronchus dextra lebih curam dari bronchus sinistra
⌨ Setelah dari bronchus primer lalu bercabang lagi menjadi brochus secunderius yang masing-masing bagian memiliki cabang (lobaris)♣ Pada bronchus bagian dextra dibagi menjadi 3 lobaris
Bronchus lobaris superior dextra bercabang menjadi 3 buah segmen bronchiolus atau broncho pulmonalis segmen :¤ Bronchus segmentalis apical¤ Bronchus segmentalis anterior¤ Brochus segmentalis posterior
Bronchus lobaris media dextra bercabang menjadi 3 cabang :¤ Bronchus segmentalis lateralis¤ Bronchus segmentalis medialis (letak dekat dengan permukaan)
Bronchus lobaris inferior dextra bercabang menjadi 5 cabang :¤ Bronchus segmentalis superior¤ Bronchus segmentalis basalis medialis¤ Bronchus segementalis basalis posterior¤ Bronchus segmentalis basalis lateral¤ Bronchus segmentalis basalis anterior
♣ Pada bronchus bagian sinistra dibagi 2:
Bronchus lobaris superior sinistra dibagi menjadi 5 cabang :¤ bronchus segmentalis apicoposterior ¤ bronchus segmentalis anterior¤ bronchus segmentalis lingula superior¤ bronchus segmentalis lingula inferior
broncus lobaris inferior sinistra dibagi menjadi 5 cabang :¤ bronchus segmentalis superior¤ bronchus segmentalis basalis posterior¤ bronchus segmentalis basalis medial¤ bronchus segmentalis basalis lateralis¤ bronchus segmentalis basalis anterior
B. Pulmo (Paru) berbentuk kerucut bagian apex terdapat di atas dan bagian basal di bagian bawah di lindungi oleh jaringan ikat pleura pleura parietal (bagian luar
yang melapisis dada terletak di bawah fasia mediastinum) dan pleura viseralis (bagian yang melekat pada paru)
cavum pelura merupkan ruangan antara pelura pareital dan viseralis yang mengandung sedikit cairan sebagai pelumas untuk menguragi friksi (gesekan) antar kedua pleura
pleura parietalis dibagia berdasarkan letaknya : pleura cervicalis (cupula pleura) melapisi apex paru pleura thoracalis melapisis iga pleura mediastinum melapisi mediastinum pleura diafragmatica melapisi diafragma
hilus pulmonalis daerah lipatan pleura pada fasies mediatinalis, merupakan tempat peralihan pleura preitalis menjdai pelura viseralis
Pada hilus pulmonalis terdapat lapisan penggantung paru ligamentum pulmonalis
Apex pulmonalis mejorok keluar apertura thoracalis superior mencapai ujung costae 1 dibawah cupula pleura / ppleura cervicalis daerah ini lebih sering terkena tuberkulosis paru sebab pergerakan paru ke daerah lain kurang.
Alat-alat yang masuk dan keluar dari hilus pulmonalis Yang masuk arteri pulmonalis, arteri bronchialis, nronchus
primer, dan syaraf Yang keluar vena pulmonalis, vena bronchialis (masuk ke vena
azygos) dan vena limpatisi
Pada jaringan paru posterior terdapat jejas dari alat yang menekan paru ; Impresio cardiaca jantung Sulcus vena cava vena cava inferior dan superior Sulcus aorta thoracalis aorta thoracalis Sulcus oesophagis oesephagus
Persarafan paru : Simpatis truncus symphaticus (th 3, 4, 5) untuk
merelaksasikan tunica muscularis dan menghambat skresi bronnchus berguna untuk pengobata asma bronchial (krena penyempitan lumen bronchus)
Parasimpatis nervus vagus kontraksi tunica muskularis lumen bronchus menyempit sekresi bronchus
(
Li. I.2 Mikroskopis Bronchus
Mukosa bronchus secara struktural mirip dengan mukosa trakea, dengan lamina propia mengandung kelenjar serosa, serat elastin limfosit dan otot polos, selain itu juga teradapat tulang rawan mengelilingi lumen, semakin kecil bronchus, tulang rawan digantikan olh pulau tulang rawan hialin.
Bronchus sebelum kmasuk ke paru dinamakan bronchus ekstrapulmonal sementara masuk ke paru dinakan bronchus intrapulmonal (masih ada tulang rawan) lumen pada bronchus intrapulmonal di tutupi oleh epitel bertingkat torak bersilia denga sel goblet.
Selain itu terdapat kelenjar campur pada lamina propia dengan otot polos mengelilingi bronkusBronkiolus Tidak terdapat tulang rawan dan kelenjar Ada otot polos dan serat elastin pada lamina propianya Epitelnya selapis torak bersilia dengan sedikit sel goblet makin kecil
bronchiolus sel goblet tidak ada epitelnya selapis kubis bersilia tanpa sel goblet
Bronkiolus Terminalis
Tidak ditemuka tulang rawan dan kelenjar campur pada lamina propia Epitelnya selapis kubis tanpa silia dan sel goblet Terdapat SEL CLARA tidak punya silia, tapi punya mikrovili, dan
memiliki granula kasar pada sitoplasmanya, menghasilkan protein (bersifat protektif), terdapat badan neuroepitel (sebagai kemoreseptor), dan mempunyai fungsi sekresi SURFAKTAN
Fungsi Surfaktan mengurangi ketegangan sel epitel alveoli mengurangi tenaga untuk mengisi udara waktu inspirasi
terdapat pada akhir kehamilan Penyakit hialin membran Pada bayi prematur, bayi
akan mengalami sesak nafas jika terdapat kelainan atau defisiensi surfaktan kesulitan mengembangkan alveoli
Contoh epinefrin untuk mengendurkn otot-otot polos bronkiolus
Bronkiolus Respiratorius Dilapisis oleh epitel selapis kubis bersilia dan terapat sel clara Sudah terlihat alveolus terdapat serat kolagen, elastin dan otot polos yg
terputus-putus
Ductus alveolaris no 3
Keterangan :1. Bronchiolus terminalis2. Bronchiolus respiratorius3. Ductus alveolaris4. Saccus terminalis5. Alveolus
Ductus alveolaris merupakan saluran berdinding tipis dan terputus-putus
Terdapat anyaman sel otot polos pada lamina propianya makin ke distalmakin sedikit digantikan oleh serat elastin dan kolagen
Dinding alveolaris dikelilingi oleh saccus alveolaris ATRIA ruang yang menghubungkan beberapa sakus alveolaris Serat elastin dan retikular sekitar alveoli melebar waktu inspirasi dan
menciut waktu ekspirasi Serat kolagen mencegah peregangan berlebih dan mencegah
kerusakan kapiler
Sakus Alveolaris Kantung udara yang dibentuk oleh 2 atau lebih alveolus (no.4)
Alveolus Kantung kecil yang dibentuk oleh selapis sel Merupakan tempat terjadinya pertukaran udara Melekat satu sama lain, dipisahkan oleh septum interalveolaris Septum interalveolaris terdiri atas 2 lapis epitel gepeng di dalamnya
terdapat kapiler, serat elastin, kolagen, fibroblas, serat retikulin. Selain itu juga mengandung pori untuk menyeimbangkan tekanan dalam alveoli
Pada septum interalveolaris terdapat macam sel yang hanya dibedakan dengan mikroskop elektron : Sel pneumosit tipe 1 untuk membentuk sawar dengen ketebalan yang
masih bisa dilalui gas, sitoplasmanya mengandung banyak vesikel pinositotik pengganti surfaktan
inti gepeng
Sel pneumosit tipe 2 mengandung badan lamela yang berfungsi menghasilkan surfaktan paru yang menurunkan tegangan alveolus paru.
Berkelompok 2-3 sel Bentuk kubis, inti bulat
Sel alveolar fagosit / dust cell berasal dari monosit yang dihasilkan dari sumsum tulang
Sel agak besar, bulat dengan inti bulat jugaSitoplasma bervakuol (dari sel darah yang telah
memfagosit lipid atau kolesterol) / yg tidak bervakuola bergranula(dari sel darah yang memfagosit debu waktu inspirasi)
Pleura o Terdiri atas serat kolagen, elastin, fibroblast, makrofag
1. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks & Atlas. 10th ed. Jakarta: EGC; 2007. p. 335-54.
2. Kuehnel. Color Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic Anatomy. 4th ed Stuttgart: Thieme; 2003. p. 340-51.
LO. II . Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Pernafasan ParuL.I. Difusi Alveolus
Difusi merupkan suatu proses perpindahan partikel dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi lebih rendah, dalam pernafasan suatu proses difusi merupakan suatu perpindahan O2 dari alveoli ke darah serta CO2 dari darah ke alveoli.
Yang mempengaruhi difusi : Luas area Jarak Berat molekul makin berat lambat Kelarutan dalam air mudah larut cepat Suhu suhu tinggi cpat Tekanan/konsentrasi gas makin besar beda tekanan makin
cepat(http://www.acbrown.com/lung/Lectures/RsAlvl/RsAlvlExch.htm)
Proses difusi :a Fase gas b Fase membran membran tebal lambatc Fase cairan / darah daya larut CO2 lebih besar dari O2 CO2 lebih
cpat
Kapasitas difusi kemampuan paru menghantarkan gas dari alveol ke kapiler paru atau sebaliknya. Jumlah gas yg di pindahkan dari alveol ke kapiler paru atau sebaliknya per unit waktu dibagi beda tek partial rata-rata kedua sisi membran difusi
Li. II.2 Volume dan Kapasitas Paru
Volume Paru Volume paru sangat dipengaruhi oleh ukuran dada dan jenis kelamin,
dimana pria memiliki volume paru lebih besar dari wanita . Pada saat gerak badan, ambilan oksigen mencapai 4-6 liter permenit dan volume udara permenit dapat meningkat 20x, hal ini dipengaruhi oleh frekuensi napas dan volume tidal / TV (volume udara yang masuk dan keluar saat bernafas, nilai pada keadaan istirahat 500ml). (Horisson, 1997)
Volume paru dibagi menjadi 4 bagian :1. Volume tidal (TD) volume yang masuk dan keluar saat bernafas
nilai pada keadaan istirahat 500ml pada orang dewasa2. Volume cadangan inspirasi (VCI) volume tambahan yang dapat
secara maksimal dihirup melebihi tidal volume istirahat 3000ml 3. Volume cadangan eksprasi (VCE) volume tambhan udara yang
dapat secara aktif dikeluarkan oleh kontraksi maksimum melebihi udara yang dikeluarkan secara pasif pada akhir tidal volume biasa 1000ml
4. Volume residu (VR) volume minimum udara yang tersisa di paru bahkan setelah ekspirasi maksimum 1200ml
Kapasitas Paru Kapasitas Inspirasi VT+VCI jumlah udra yg dpt dhirup seseorang
mulai pd tgkt ekspirasi normal & mengembangkn paru smpai jumlah max
Kapasitas residual fungsional (KRF) volume udara di paru pada akhir ekspirasi normal
KRF = VCE +VR 2200ml
Kapasitas vital (KV) volume maksimum udara yang dapat dikeluarkan selama 1x brnafas stlah inspirasi max
Subyek mula-mula melakukan inspirasi maksimum kemudian melakukan ekspirasi maksimum
KV = VCI+TV+VCE 4500ml Volume ini jarang dipakai karena menimbulkan
kelelahn tapi bmanfaat untuk menilai kapasitas fgsional paru
Kapasitas Paru Total (KPT) volume udara maksimum yg dpat
dtampung oleh paru KPT = KV + VR 5700 ml
Volume ekspirasi paksa dalam 1detik (FEV1) volume udara yang dpt
diekspirasi slma detik prtama ekspirasi pd penntuan KV sekitar 80% udara yg dpt dpksa kluar pd saat paru mengmbang max dlm 1detik prtama
Manfaat pengukuran volume dan kapasitas paru y/ mmbri pptujuk bg dokter yg mrawat brbagai pyakit saluran pnafasan y/ obstruksi(a) dan retriksi (b) yg d nilai dri hasil spirometri yg abnormal .
Sherwood, Lauralee. (2001). “ Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem” . edisi 2. EGC : Jakarta. 431-432
LO.III Memahami dan Menjalani Bakteri Tahan Asam (BTA) mycobacterium Li III.1 Klasifikasi
Mycobacterium tuberculosis Mycobacterium leprae Mycobacterium scrofulaceum Mycobacterium avium Mycobacterium kansasii
Li. III.2 MorfologiMycobacterium tuberculosis bakteri berbentuk basil tipis lurus berukuran sekitar 0,4x3m, tidak dapat diklasifikasikan termasuk gram positif atau negatif.
Li. III.3 Struktur
Komponen di bwh ini ditemukn pada dinding sel mycobacterium Lipid
Terdiri dari asam mikolat, lilin, dan fosfat. Lipid bertanggung jawab pada sifat tahan asamnya. Penghilangan tahan asam dapat dilakukan dengan menggunakan asam yang panas dan di sonikasi (merusak bakteri dengan menggunakan gelobang suara yang tinggi)
ProteinProtein berikatan dengan wax fraction can, setelah injeksi akan menginduksi sensitivitas tuberkulin. Protein ini juga dapat merangsang pembentukan antibodi
PolisakaridaMenginduksi hipersensitifitas tipe cepat (1) dan berperan sebagai antigen dalam reaksi serum pasien yg terinfeksi.
Jawetz, Melnick & Adelberg. 2008. “Mikrobiologi Kedokteran”. Edisi 23. EGC : Jakarta. 325-328
LO. IV. Memahami dan Menjelaskan TB ParuLi. IV. 1 Definisi dan Etiologi
Tuberculosis paru a/ pykit menular pada manusia yg disebbkan krna Mycobacterium tuberculosis dan ditandai dengan pembentukan tuberkel dan nekrosis kaseosa pada jringn stp orgn
Li. IV.2 EpidemiologiSumber penularannya adalah pasien TB BTA positif. Tb cenderung
menjadi penyakit pada lansia, penderita HIV, imigran, orang dengan kehidupan peendidikan sosial ekonomi rendah. Penyebaran TB melalui droplet, inhalasi dari penderita mmelalui batuk, bersin maupun bicara.
Faktor resiko : Faktor pnyerta HIV, Diabet, silikosis, imunosupresan, gastrectomy Malnutrisi Adanya lesi fibrotik
Usaha preventif thd TB :o Vaksinasi BCGo Kenoprofilaksis isoniazid byk dpkai krna murah dan efek smping
sdkitFauci, Anthony S. 2008. “Harrison’s Manual of Medicine” edisi 17. The McGraw-Hill Company : America. 583-584
Li. IV.3 Pathogenesis dan Morfologi
Tuberkulosis primer
Pasien TB(+) Bicara, bersin, batuk bersarang di paru pneumoni
Menularkan mllui
Restitution ad integrum1 limfadenitis Limfangitis
Sembuh dengan bekas2
menyebar
hematogen perikontinuitatum4 bronkogen danlimfogen3 penekanan bronchus komplikasi
obstruksi jalur napas Sembuh dengan sekuele Meninggal menjalar
Peradangan
epituberkulosisketerangan :
1. Sembuh tanpa cacat2. sarang Ghon, garis fibrotik, sarang perkapuran di hilus3. berkaitan dengan daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi kuman, dapat
menyebar ke organ lain sperti tulang, ginjal4. epituberkulosis a/ penekanan bronchus lobus medius oleh kelenjar hilus
yg mbsr, shingga mnimbulkan obstruksi jln npas dgn akbat atelektasis dn menimbulkn pradangan
Tuberculosis PostprimerMuncul bertahun-tahun setelah TB prmer, biasanya tjdi pd usia 15-40th.
Yang diawali oleh sarang dini, yang umumnya terletak di segmen apikal lobus superior maupun lobus inferior
1. diresorpsi kmbli sembuh tnp cacat2. meluas dan ada proses pnyembuhan dgn jar. Fibrosis3. sarang pneumoni meluas jaringan keju (jar. Kaseosa) kaviti kluar
bsama batuk Li. IV.4 Diagnosa
Manifestasi Demam biasanya subfebril (tidak terlalu tinggi) kadang bisa mencapai 40-410, biasanya serangan demam pertama muncul lalu hilang dan kemudia muncul begituseterusnya, hal tersebut tergantung Imunitas penderita
Batuk / batuk darah Batuk terjadi karena adanya iritasi bronkus , batuk ini bermanfaat untuk mmbuang prod. Radang kluar tubuh. Batuk bru mncul pd bmnggu” atau bbulan” kmudian. Sifat btuk dmulai dri batu non produktif stlh tmbul prdangan mjdi btuk prodktif. Pada btuk darah tjdi krna ada pecahnuya pmbulu drah.
Sesak nafasPd pykt rngan blom dtmukn, ssk nfas tmbul jka sdh d tmukn infiltrat pd sbgian paru
Nyeri dadaTmbul bila rdang sdh smpai k pleura, tjdi gsekan kedua pleura saat inspirasi / ekspirasi
MalaiseGjla malaise spt anoreksia tdk mau mkan, nfsu mkn menurun, bdan mkin kurus, BB trun, skit kpla, nyeri otot
Pemeriksaaan
Fisiko Konjungtiva mata pucat, demam subfaebril, bdan kurus, bb turun.
o Bila ada infiltrat pada bgian pleura perkusi redup dan auskultasi suara nafas brnn
o Bila infiltrat diikuti okeh penebalan pleura suara nfas melemaho Bila tdpt kavitas perkusi heipersonor, timpani dan auskulatasi
memebrikan suara amfiorik (suara sprti suara pda btol)
o Pd TB paru lnjut atrofi dn retraksi otot-otot interrkostal, bagian paru yg skit akn mciut
Radiologi
o Foto dilakukan scra foto lateral, oblik, tomografi dan foto top lordotiko Temukan lesi TB, umumnya lokasi tdpt d daerah apeks paru, jg dpt
mngenai lobus inferior.o Gambaran radiologi berupa bercak awan tnp btas tegaso Bila lesi diikuti jaringn ikat bygan brupa bulatan btas y tegas
(tuberkuloma)o Pada atelakasis spti fibrosis, dsertai pnciutan paru
Labo Darah kurang karna tidak sensitif, tkadang leukositosi, LED
menigkto PAP-TB (Peroksida Anti Peoksid) menentukan adanya antibodi IgG
spesifik M.tbo Mycodot dipakai Ag LAM (Lipoarabinomannan) alat ini brbntk sisir
Sputum Dianjurkn pda 1 hri sblm mlkukn pmriksaan sputum psien d njurkn minum air putih slama 2-3mnit dan memberikn tmbhn obt mukolitik ekspktoran atau inhalasi larutan garam 20-30 mnit
Tes tuberkulin ? MantouxBiasanya pada anak atau balita, tes ini hny mnytakn psien tsb pernah , sdg menglami infksi ddengan menyuntikan 0,1 cc tuberkulin PPD (Purified Protein Derrivate).Yg mnybbkn ngtif palsu :o Pasien baru 2-10 mggu tpjan tbo Pykt ekssantematous pada cacar airo Pderita Hodgkin rx hpersnsitivitas mnuruno Pemberian kortikostroid lamao Usia tua, malnutrisi, uremia dan psien kganasan
Li. IV. 5 Terapi♪ Rifampisin snnti bakterisid, dosis 600mg/dl pda org dwasa
Menyebabkan warna keoranye pada cairan tubuh (urine, liur dna air mata)
Byk mybabkn gangguan GI, rash, anemia, trombopeni
♪ INH (isoniazid) dosis 300mg/d atau 900 md ♪ Etambutol (E) 15-20 mg/ kg tiap hari ♪ Pyrazinamide 15-30mg/kg perhari (max 2gr/d)
Kemoterapi Betujuan u/ :
☮ Mengobati pasien ddengan meminimalissir mengganggu aktivitas shari”
☮ Mecgah kmatian ato komplikasi☮ Mcgah kambuh, mnculnya resistensi obat dan penularan lingkungan
DOTS (Directly Observe Treatment Short Course strategy)
Pengobatan TBC pada orang dewasa
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).Diberikan kepada:
o Penderita baru TBC paru BTA positif.o Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3Diberikan kepada:
o Penderita kambuh.o Penderita gagal terapi.o Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3Diberikan kepada:
o Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.
Pengobatan TBC pada anak
Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek selama 6 atau 9 bulan, yaitu:
1. 2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH +Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).
2. 2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).
Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan, dosis maksimal perhari INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb.
Dosis anak INH dan rifampisin yang diberikan untuk kasus:
TB tidak berat
INH : 5 mg/kgbb/hari
Rifampisin : 10 mg/kgbb/hari
TB berat (milier dan meningitis TBC)
INH : 10 mg/kgbb/hari
Rifampisin : 15 mg/kgbb/hari
Dosis prednison
: 1-2 mg/kgbb/hari (maks. 60 mg)
(http://medicastore.com/tbc/pengobatan_tbc.htm)
MDR (Multiple Drugs Resistent)Dapat terjadi karena :☹ Pasien tidak mengeikuti prosedur pngobatan hingga slsai☹ Pasien malas untuk minum obat☹ Dokter salah memberikan pengobatan dan dosis☹ Kualitas obat buruk☹ Pasien tidak minum obat secara teratur☹ TB aktif kembali setelah minum obat di masa lalu
(http://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/drtb/mdrtb.htm)
bk