Tugas Mandiri Ilmu Faal 1-PEMBAHASAN

download Tugas Mandiri Ilmu Faal 1-PEMBAHASAN

of 21

description

hubungan coklat dan kerja saraf

Transcript of Tugas Mandiri Ilmu Faal 1-PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangannya, cokelat tidak hanya menjadi minuman, tetapi juga menjadi makanan padat ringan yang disukai anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Selain memiliki rasa yang enak, cokelat juga berkhasiat menjaga kesehatan manusia. Cokelat merupakan salah satu jenis makanan yang menjadi makanan favorit banyak orang. Hampir setiap orang di dunia ini pernah menikmati cokelat. Akan tetapi, tidak semua orang mengerti bahwa kandungan di dalam cokelat sebenarnya adalah baik bagi kesehatan manusia, terutama fungsi organ seperti jantung, pembuluh darah, dan sistem saraf, melainkan banyak dari mereka yang berasumsi bahwa cokelat merupakan salah satu faktor risiko penyebab obesitas (kegemukan) yang menjadi pemicu penyakit jantung, sehingga mereka harus berpikir berulang-ulang jika hendak menikmati cokelat. Cokelat yang oleh sebagian orang hanya sekedar makanan junk food dan dikaitkan dengan mitos bahwa mengkonsumsi cokelat dapat menyebabkan gigi rusak,menimbulkan jerawat, kegemukan (obesitas), migren dan diabetes adalah tidak sepenuhnya benar dan justru sebaliknya cokelat ternyata mempunyai khasiat yang bagus untuk kesehatan manusia. Dilihat dari segi kandungannya, coklat mengandung unsur-unsur penting yang dapat membantu fungsi organ tubuh, terutama kandungan dalam coklat hitam (dark chocolate). Memang, rasanya yang pahit menjadi faktor coklat susu (milk chocolate) lebih disukai daripada coklat hitam. Akan tetapi sebenarnya coklat susulah yang menjadi faktor risiko obesitas pada tubuh akibat kandungan gula dan lemak berlebih di dalamnya. Hal inilah yang kurang menjadi perhatian semua penikmat coklat. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis menyusun makalah berjudul Pengaruh Kandungan Cokelat terhadap Sistem Saraf ini dengan harapan agar1

coklat tidak lagi dianggap sebagai makanan yang selalu memberi dampak buruk bagi kesehatan manusia, melainkan menjadi sumber pangan nikmat yang memberi pengaruh positif untuk tubuh manusia. B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan definisi cokelat, kandungan dan manfaat cokelat bagi kesehatan, serta pengaruhnya terhadap sistem saraf manusia. C. Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui definisi cokelat, kandungan dan manfaat cokelat bagi kesehatan, serta pengaruhnya terhadap sistem saraf manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2

A. Definisi Cokelat

Sebelum membahas tentang istilah cokelat, ada baiknya untuk mengetahui definisi dari biji kakao. Biji kakao didefinisikan sebagai biji yang dihasilkan oleh tanaman kakao yang telah difermentasi, dibersihkan, dan dikeringkan. Pengolahan biji kakao menghasilkan cocoa liquor (cocoa mass), cocoa butter, dan cocoa powder. Sedangkan cokelat adalah makanan yang terbuat dari biji (seed) tanaman tropis yang disebut kakao (Theobroma cacao Linn). Teobroma berasal dari bahasa Yunani yang berarti makanan para dewa (foods of Gods). Cokelat merupakan suatu sistem pangan dengan fase diskontinyu berupa lemak kakao, tetapi terkadang bisa juga dicampur dengan jenis-jenis lemak lain, serta fase diskontinyu berupa padatan yang terdiri dari gula, kakao, dan susu bubuk. 2.1 Sejarah Cokelat Cokelat dihasilkan dari kakao yang diperkirakan mula-mula tumbuh di daerah Amazon Utara sampai ke Amerika Tengah. Mungkin sampai ke Chiapas, bagian paling selatan Meksiko. Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon dan mungkin juga membuat cokelat di sepanjang pantai teluk di selatan Meksiko. Dokumentasi paling awal tentang cokelat ditemukan pada penggunaannya di sebuah situs pengolahan cokelat di Puerto Escondido, Honduras, sekitar 1100-1400 tahun SM. Residu yang diperoleh dari tangkitangki pengolahan ini mengindikasikan bahwa awalnya penggunaan kakao tidak diperuntukkan untuk membuat minuman saja, namun selput putih yang terdapat pada biji kokoa lebih condong digunakan sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol. Residu cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku Maya kuno di Ro Azul, Guatemala Utara, menunjukkan bahwa Suku Maya meminum cokelat di sekitar tahun 450-500 SM. Peradaban pertama yang3

mendiami daerah Meso-Amerika itu mengenal pohon kakawa yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman xocoltl yang berarti minuman pahit. Menurut mereka, minuman ini perlu dikonsumsi setiap hari, entah untuk alasan apa. Namun, tampaknya cokelat juga menjadi simbol kemakmuran. Cara menyajikannya pun tak sembarangan. Dengan memegang wadah cairan ini setinggi dada dan menuangkan ke wadah lain di tanah, penyaji yang ahli dapat membuat busa tebal, bagian yang membuat minuman itu begitu bernilai. Busa ini sebenarnya dihasilkan oleh lemak kokoa (cocoa butter). Namun terkadang ditambahkan juga busa tambahan. Orang Meso-Amerika tampaknya memiliki kebiasaan penting minum dan makan bubur yang mengandung cokelat. Biji dari pohon kakao ini sendiri sangat pahit dan harus difermentasi agar rasanya dapat diperolah. Setelah dipanggang dan dibubukkan, hasilnya adalah cokelat atau kokoa. Konon, konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status penting pada masa itu. Suku Maya mengonsumsi cokelat dalam bentuk cairan berbuih ditaburi lada merah, vanila, atau rempah-rempah lain. Minuman xocoltl juga dipercaya sebagai pencegah lelah, sebuah kepercayaan yang mungkin disebabkan dari kandungan teobromin di dalamnya. Ketika peradaban Maya klasik runtuh (sekitar tahun 900) dan digantikan oleh bangsa Toltec, biji kokoa menjadi komoditas utama Meso-Amerika. Pada masa Kerajaan Aztec berkuasa (sampai sekitar tahun 1500 SM) daerah yang meliputi Kota Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah Meso-Amerika yang paling kaya akan biji kokoa.

Gambar 1. Pengolahan kakao sebagai minuman cokelat atau sumber gula minuman beralkohol.

4

Di awal abad ke-17, cokelat menjadi minuman penyegar yang digemari di istana Spanyol. Sepanjang abad itu, cokelat menyebar di antara kaum elit Eropa, kemudian lewat proses yang demokratis harganya menjadi cukup murah, dan pada akhir abad itu menjadi minuman yang dinikmati oleh kelas pedagang. Kira-kira 100 tahun setelah kedatangannya di Eropa, begitu terkenalnya cokelat di London, sampai didirikan rumah cokelat untuk menyimpan persediaan cokelat, dimulai di rumah-rumah kopi. Rumah cokelat pertama dibuka pada 1657. Di tahun 1689 seorang dokter dan kolektor bernama Hans Sloane, mengembangkan sejenis minuman susu cokelat di Jamaika dan awalnya diminum oleh suku Apothekari. Namun minuman ini kemudian dijual oleh Cadbury bersaudara. Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman. Baru pada 1847 ditemukan cokelat padat. Orang Eropa membuang hampir semua rempah-rempah yang ditambahkan oleh orang Meso-Amerika, tetapi sering mempertahankan vanila. Selain itu, mereka juga mengganti banyak bumbu sehingga sesuai dengan selera mereka sendiri, mulai dari resep khusus yang memerlukan ambergris, zat warna keunguan berlilin yang diambil dari dalam usus ikan paus, hingga bahan lebih umum seperti kayu manis atau cengkeh. Namun, yang paling sering ditambahkan adalah gula. Sebaliknya, cokelat Meso-Amerika tampaknya tidak dibuat manis. Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang digunakan suku Maya dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara MesoAmerika kuno masih dipertahankan, tetapi di dalam mesin industri. Biji kokoa masih sedikit difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan digiling. Namun, serangkaian teknik lebih rumit pun dimainkan. Bubuk cokelat diemulsikan dengan karbonasi kalium atau natrium agar lebih mudah bercampur dengan air (dutched, metode emulsifikasi yang ditemukan orang Belanda), lemaknya dikurangi dengan membuang banyak lemak kokoa

5

(defatted), digiling sebagai cairan dalam gentong khusus (conched), atau dicampur dengan susu sehingga menjadi cokelat susu (milk chocolate). 2.2 Jenis-jenis Cokelat Terdapat tiga jenis cokelat yang biasa ditemukan di pasaran, yaitu cokelat susu, cokelat hitam, dan cokelat putih.1.) Cokelat susu (milk chocolate)

Cokelat susu merupakan campuran kakao dengan susu dan ditambah gula. Cokelat jenis ini juga sangat digemari karena rasanya yang nikmat. Jika dibandingkan dengan jenis cokelat yang lain, cokelat susu mempunyai nilai gizi yang lebih baik. Cokelat susu mempunyai kandungan energi, protein, kalsium, vitamin A, dan vitamin B yang lebih tinggi. Kandungan protein, kalsium, dan vitamin sebagian besar diperoleh dari susu yang merupakan salah satu bahan utama dalam cokelat susu. Cokelat susu seberat 100 gram mengandung 18 persen energi, 11 persen protein, 8 persen zat besi, 47 persen kalsium, 19 persen riboflavin, dan 11 persen vitamin A yang diperlukan oleh tubuh per hari.

Gambar 2. Cokelat susu (milk chocolate)

2.) Cokelat hitam (dark chocolate)

Cokelat hitam atau coklat pahit atau cokelat kosong memiliki kandungan biji cokelat (kakao) terbanyak, yaitu minimal sekitar 70 persen, tanpa banyak gula dan tanpa lemak jenuh atau minyak sayur terhidrogenasi (HVO).6

Gambar 3. Cokelat hitam (dark chocolate)

Cokelat hitam juga mengandung lemak dan zat besi yang tinggi. Zat besi yang terkandung dalam 100 gram cokelat hitam mengandung 23 persen zat besi yang diperlukan oleh tubuh manusia per hari. Akan tetapi, kandungan zat-zat lain dalam cokelat hitam lebih rendah jika dibandingkan dengan jenis cokelat lainnya karena cokelat hitam tidak mempunyai campuran susu. Kandungan gizi cokelat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Perbandingan kandungan gizi antara cokelat susu dan cokelat hitam (AliKhomsan:2002)

Zat Gizi Energi (kal) Protein (g) Lemak (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Vit. A (SI)3.) Cokelat putih (white chocolate)

Cokelat Susu 381 9 35,9 200 200 30

Cokelat Hitam 504 5,5 52,9 98 446 60

Cokelat putih hanya memiliki 33 persen kandungan cokelat atau kakao, sisanya adalah gula, susu, dan vanila. Kandungan gula inilah yang dapat memberikan efek negatif, seperti kerusakan gigi dan penyakit diabetes.7

Cokelat putih juga mempunyai kandungan energi yang tinggi. Cokelat putih seberat 100 gram mengandung 18 persen energi yang diperlukan oleh tubuh per hari. Di samping itu, cokelat putih juga mengandung kalsium dan vitamin yang tinggi. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan cokelat susu, cokelat putih memiliki kandungan protein yang lebih rendah karena tidak mengandung cocoa liquor dan cocoa powder.

Gambar 4. Cokelat putih (white chocolate)

B. Kandungan dalam Cokelat dan Manfaat bagi Tubuh

Cokelat merupakan sumber pangan dengan komponen penyusun antara lain lemak (30%), karbohidrat (60%), protein nabati, vitamin A, vitamin B1 (thiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin C, vitamin D, vitamin E, mineral, seperti magnesium, kalium, natrium, kalsium, zat besi, tembaga, dan fosfor, berbagai jenis flavanoid, seperti epikatekin, epigalokatekin, dan prosianidin, dan alkaloid-alkaloid, seperti teobromin, feniletilamina, anandamida, dan kafein, yang memiliki efek fisiologis untuk tubuh, berfungsi sebagai zat antidepresan, stimulan, dan aprodisiak, serta komponen bioaktif lainnya. Kandungankandungan ini banyak dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam otak. Serotonin adalah hormon, juga disebut 5-hydroxytryptamine (5HT), di kelenjar pineal, keping darah, pencernaan, dan otak. Reseptor serotonin terletak di serotonergik sel tubuh dalam batang otak dan mengatur sintesis serotonin. Serotonin bertindak baik sebagai pembawa pesan kimia yang mengirimkan sinyal saraf antara sel-sel saraf dan yang menyebabkan pembuluh darah sempit.

8

Gambar 5. Serotonin mengirimkan impuls saraf dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya

Perubahan tingkat serotonin dalam otak dapat mengubah mood. Misalnya, obat yang mempengaruhi serotonin digunakan untuk mengobati depresi. Depresi adalah perubahan reaksi emosional, terjadi secara alami, yang mungkin tidak sepenuhnya disadari oleh penderita dan jarang menjadi perhatian medis. Serotonin sebagai antidepresan alamiah otak, mengatur pola tidur, perasaan, dan nafsu makan. Otak mengubah tryptophan menjadi serotonin selama siklus tidur. Jika kadarnya rendah, tubuh tidak mendapatkan sinyal yang diperlukan untuk berhenti dan memulihkan energi untuk keesokan harinya. Ini membuat otak lelah dan memicu pelepasan hormon ghrelin yang menstimulir nafsu makan untuk meningkatkan energi. Oleh sebab itu, perempuan dengan kadar serotonin rendah sering ingin makan karbohidrat dan garam yang mengakibatkan kecenderungan untuk makan berlebihan yang dapat menyebabkan berat badan naik. Selain itu, riset menunjukkan bahwa kadar rendah serotonin dalam otak juga dapat menyebabkan simpton psikologis, seperti depresi, impulsivitas, curiga, rabun dekat, dan agresif. rasionalitas, dan meningkatkan rasa bahagia.Seizure activity Increased BDNF mRNA 9

Meningkatnya kadar

serotonin dapat dengan cepat meningkatkan rasa percaya diri, memulihkan

and protein Sprouting of serotonergic fibers Agoinst-mediated downregulation of 5HT1A receptors Serotonin-mediated increase in neurogenesis

DepressionGambar 6. Increased serotonin release might also be responsible for decreased 5HT1A receptors via agonist-mediated downregulation. (Heyes et al, 1990)

Serotonin terutama diproduksi oleh occipital lobe, area otak yang mengatur penglihatan. Serotonin dikaitkan dengan perasaan, ambisi, membuat keputusan, dan kemampuan merasakan senang. Menurut ilmuwan, cokelat yang dimakan dalam jumlah normal secara teratur dapat menurunkan tekanan darah, termasuk kandungan antioksidannya yang dapat mengurangi pembentukan radikal bebas dalam tubuh. Cokelat memiliki kandungan flavanoid, epikatekin, dan gallic acid yang memberikan perlindungan pada sistem kardiovaskular manusia. Biji cokelat mengandung banyak monomer epikatekin atau flavanol dan bentuk polimernya yaitu molekul prosianidin. Fungsi flavanoid pada cokelat adalah sebagai sumber antioksidan polifenol yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung dengan cara mencegah oksidasi Low Density Lipoproteins (LDL) atau yang sering disebut lemak jahat, sehingga dapat mencegah sumbatan pada dinding pembuluh darah arteri melalui mekanisme penangkapan senyawa radikal bebas penyebab kanker dan menghambat oksidasi enzim-enzim, seperti lipoxygenase. Dalam hal ini, prosianidin adalah penangkap radikal bebas yang efektif. Selain memiliki efek antioksidan, cokelat juga mampu merangsang sistem kekebalan tubuh dengan memproduksi lebih banyak sitokin atau protein yang diproduksi sebagai bagian10

dari sistem imun tubuh. Akan tetapi, manfaat ini baru bisa diperoleh jika cokelat dikonsumsi tanpa susu. Katekin adalah antioksidan kuat yang terkandung dalam cokelat. Salah satu fungsi antioksidan adalah mencegah penuaan dini yang bisa terjadi karena polusi ataupun radiasi. Katekin juga dijumpai pada teh meski jumlahnya tidak setinggi pada cokelat. Berikut kandungan antioksidan polifenol dalam beberapa produk.Tabel 2. Perbandingan kandungan antioksidan polifenol pada beberapa produk

Produk Milk chocolate Dark chocolate Red wine Tea Cocoa powder

Massa 50 gram 50 gram 140 ml 240 ml 16 gram

Kandungan Antioksidan 100 mg 300 mg 170 mg 400 mg 200 mg

Cokelat juga mengandung beberapa vitamin yang berguna bagi tubuh, seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin C, vitamin D, dan vitamin E. Cokelat juga mengandung nutrisi penting tubuh, seperti zat besi, kalium, dan kalsium. Kakao sendiri merupakan sumber magnesium alami tertinggi. Jika seseorang kekurangan magnesium, dapat menyebabkan hipertensi, penyakit jantung, diabetes, sakit persendian, dan masalah bulanan wanita, yaitu pramenstruasi (PMS). Dengan mengonsumsi cokelat akan menambah magnesium dalam asupan gizi harian yang menyebabkan meningkatnya kadar progesteron pada wanita, sehingga mengurangi efek negatif dari PMS. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kris Etherton dan Mustad (1994), di samping sebagai sumber pangan, penggunaan kakao untuk pengobatan telah dipraktikkan sejak abad ke-15. Misalnya untuk meredakan demam, sesak napas, dan lemah jantung. Pada abad ke-16 sampai awal abad ke-20, telah tercatat lebih dari tiga ratus resep obat yang dibuat dengan menggunakan bahan kakao (cokelat). Dari pengobatan tersebut setidaknya memiliki tiga peranan yang konsisten, yaitu; 1) untuk menguruskan/melangsingkan berat tubuh, 2)11

menstimulasi sistem saraf pasien yang lemah dan sangat letih, dan 3) memperbaiki pencernaan di perut, menstimulasi fungsi ginjal, dan memperbaiki fungsi usus besar. C. Manfaat Cokelat bagi Kesehatan Fenol, sebagai antioksidan tinggi yang terkandung dalam cokelat, dinyatakan mampu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar ultraviolet, mengurangi kolesterol dalam darah, sehingga dapat mengurangi risiko terkena serangan jantung, dan juga berguna untuk mencegah timbulnya kanker dalam tubuh, mencegah stroke, dan hipertensi. Cokelat memiliki efektivitas menurunkan tekanan darah cukup efektif. Misalnya jenis cokelat hitam (dark chocolate) memiliki potensi menurunkan tekanan sistolik hingga 5 mmHg. Walaupun terkesan kecil, tetapi penurunan sebesar itu telah mampu menurunkan risiko stroke hingga 30 persen dan serangan jantung hampir 16 persen.Semua manfaat cokelat ini dapat diperoleh dari dark chocolate karena mempunyai kandungan bubuk cokelat padat yang lebih tinggi. Cokelat juga bisa digunakan sebagai ekspektoran, bahan alami pereda batuk, pelancar urin, dan perangsang birahi. Cokelat juga digunakan untuk mengobati permasalahan psikis. Efek psikologis yang terjadi saat menikmati cokelat dikarenakan titik leleh lemak kokoa ini terletak sedikit di bawah suhu normal tubuh manusia. Ketika menikmati cokelat, lemak dari cokelat tersebut akan lumer di dalam mulut. Lumernya lemak kokoa menimbulkan rasa lembut yang khas di mulut. Riset terakhir dari BBC mengindikasikan bahwa lelehnya cokelat di dalam mulut meningkatkan aktivitas otak dan debaran jantung yang lebih kuat daripada aktivitas yang dihasilkan dari ciuman mulut ke mulut, dan juga akan terasa empat kali lebih lama bahkan setelah aktivitas ini berhenti.D. Definisi Sistem Saraf

12

Sistem saraf merupakan pusat koordinasi keseimbangan fisiologi dalam tubuh (homeostatis). Sistem saraf dibangun oleh sel-sel saraf. Sel saraf (neuron) adalah sel khusus yang berfungsi menyampaikan rangsangan-rangsangan saraf (impuls saraf) di antara bagian-bagian dari sistem saraf. (Bagod Sudjadi, 2007:86).

Gambar 7. Sistem saraf dan bagian-bagiannya

Sel saraf memiliki dua sifat utama, yaitu pertama sel saraf mudah dirangsang dan mampu merespon setiap stimulus. Stimulus atau rangsangan adalah perubahan-perubahan di lingkungan yang dapat dideteksi oleh indera. Kedua, sel saraf mampu menghantarkan sebuah pesan, yaitu berupa impulsimpuls saraf. Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf, dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. (Sudarmono, 2005:52). Otak merupakan pusat kontrol dari sistem saraf.

Gambar 8. Otak sebagai pusat pengendali semua aktivitas manusia

13

Sistem saraf, bersama-sama dengan sistem endokrin, mengurus sebagian besar pengaturan fungsi tubuh. Pada umumnya, sistem saraf ini mengatur aktivitas tubuh yang cepat, seperti kontraksi otot, perubahan visceral yang berlangsung dengan cepat, dan bahkan juga kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin. Sejak pertumbuhannya, sistem saraf mempunyai sifat-sifat mengatur yang sangat kompleks dan khusus. Sistem ini menerima berjuta-juta rangsangan informasi yang berasal dari bermacam-macam organ sensorik dan semuanya bersatu untuk dapat menentukan respon apa yang akan diberikan oleh tubuh. E. Hubungan Kandungan Cokelat dengan Sistem Saraf Hubungan antara kandungan cokelat dengan sistem saraf dapat dilihat dari peta konsep di bawah ini.

14

Alkaloid Kandungan

Theobromin Feniletilamina Anandamida Tryptophan neuromodulator

Flavanoid Epikatekin COKELAT Gallic Acid Vitamin B2 (Riboflavin)

Kafein

Serotonin

Guna

Antidepresan Stimulan Aprodisiak

Membangkitkan mood

Membuat perasaan gembira

Kulit bercahaya

Awet muda

15

Gambar 9. Kerangka Konsep tentang Hubungan antara Kandungan Cokelat dengan Sistem Saraf

16

Eksplorasi potensi cokelat akhir-akhir ini juga dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja otak. Selain mengandung komponenkomponen penyusun sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, cokelat juga mengandung zat-zat farmakologis yang dapat memberikan sensasi fisiologis dan psikologis. Beberapa zat itu adalah senyawa amin biogenik, metilxantin, dan asam-asam lemak yang menyerupai kanaboid. Beberapa senyawa amin biogenik yang terdapat pada cokelat adalah tiramin dan feniletilamina (FEA). FEA merupakan neuromodulator yang secara struktural dan farmakologis sama dengan katekolamin dan amfetamin. Keduanya merupakan stimulan otak. Secara alami, FEA terdapat di otak terdistribusi di dalam sistem saraf pusat. Senyawa tersebut berfungsi untuk menguatkan neurotransmisi dopaminergis dan noradrenalin, serta sebagai modulator mood yang penting. Cokelat mengandung ratusan zat yang memungkinkan terjadinya reaksi kimia di otak. Zat-zat inilah yang merangsang aktifnya serotonin di otak yang selanjutnya akan memicu perasaan nyaman seseorang. Senyawa alkaloid metilxantin yang terdapat dalam cokelat di antaranya adalah kafein dan teobromin. Kafein dan teobromin bekerja pada sistem saraf pusat dan jantung. Jantung akan terstimulasi, sehingga meningkatkan aliran darah dan pernapasan. Efek psikologis yang didapat biasanya meningkatnya aktivitas mental dan tetap terjaga. Teobromin merupakan zat terbanyak yang terkandung dalam cokelat. Akan tetapi, dari hasil studi tentang pengaruh teobromin dengan menggunakan hewan percobaan, mengindikasikan bahwa teobromin memiliki efek stimulasi lebih rendah dan memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai puncak efek farmakologis dibandingkan dengan kafein. Namun, keduanya dapat menimbulkan sifat ketagihan (addictive). Cokelat juga dapat meningkatkan daya fungsi otak. Kandungan teobromin, feniletilamina, dan kafein dalam cokelat bersifat meningkatkan tingkat kesadaran dan kemampuan berkonsentrasi. Hasil penelitian

17

menunjukkan, dengan mengkonsumsi cokelat dapat memperoleh efek stimulasi yang akan membuat peningkatan performa mental. Kakao dan cokelat mengandung senyawa N-asiletanolamin tak jenuh yang secara kimiawi dan farmakologis berkaitan dengan senyawa anandamida. Anandamida yang berarti kebahagiaan internal, merupakan lipoprotein otak yang mengikat dan mengaktifkan reseptor kanaboid di dalam otak. Anandamida bekerja seperti obat kanaboid, yaitu memberi efek psikoaktif seperti sensitivitas dan euforia yang memuncak. Dampak cokelat terhadap perilaku dan suasana hati (mood) terkait erat dengan chocolate craving. Rindu cokelat bisa karena aromanya, teksturnya, manis-pahitnya, dan sebagainya. Hal ini juga dikaitkan dengan kandungan feniletilamina. Feniletilamina merupakan suatu substansi mirip amphetanin yang dapat meningkatkan serapan tryptophan ke dalam otak yang kemudian pada gilirannya menghasilkan dopamine. Dampak dopamine adalah muncul perasaan senang dan perbaikan suasana hati, serta juga memiliki pengaruh terapeutik potensial dalam beberapa penyakit kardiovaskular. Feniletilamina juga dianggap mempunyai khasiat aprodisiak yang memunculkan perasaan seperti orang sedang jatuh cinta (hati berbunga).

BAB III18

PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas antara lain: 1. Bila dikonsumsi secara baik dan benar, cokelat memiliki manfaat bagi tubuh. Tidak sebatas persoalan fisik, tetapi cokelat juga mampu menangani persoalan psikis.2. Cokelat hitam (dark chocolate) memberikan efek lebih menguntungkan

untuk pemulihan kesehatan selama istirahat setelah bekerja daripada jenis cokelat lainnya. B. Saran Adapun saran yang dapat diberikan mengenai pembahasan di atas antara lain:1. Penggunaan cokelat sebagai agen terapi juga dapat menimbulkan efek

samping bahkan kontradiksi. Oleh karena itu, tidak dianjurkan bagi penderita diabetes, obesitas, hiperlipidemik, gangguan migraine, dan sering gelisah (anxious) untuk mengonsumsi cokelat.

DAFTAR PUSTAKA

19

A. M. Moffett, M. Swash, and D. F. Scott. 1974. Effect of Chocolate in Migraine: A Double-blind Study. Journal of Neurology, Neurosurgery, and Psychiatry with Practical Neurology. 37 (4): 445. A. Yunanto. Rahasia Kehebatan Cokelat. Available from: http://draysay.blogspot.com/2009/04/rahasia-kehebatan-cokelat.html. Accesced April 3, 2009. Diane C. Chugani and Harry T. Chugani. 2003. Does Serotonin have Trophic Effects in Temporal Lobe Epilepsy? Neurology. 60 (5): 736-737. Guyton, Arthur C. 1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 7 Bagian II. Jakarta: EGC. Hlm. 249. Heyes MP, Wyler AR, Devinsky O, et al. 1990. Quinolinic Acid Concentrations in Brain and Cerebrospinal Fluid of Patients with Intractable Complex Partial Seizures. Epilepsia. 31:172-177. J. L. Montastruc, C. Damase-Michel, G. Durrieu, et al. 1993. Effects of Dopamine Agonists on Sympathetic Nervous System. Advances in the Biosciences. 88:99. Khomsan, Ali. Cokelat Baik untuk Jantung dan Suasana Hati. Available from: http://kolom.pacific.net.id/. Accesced May 1, 2002. Sehat dengan Cokelat. Available from: http://btcocoa.com. Accesced April 3, 2008. Sudarmono dan Sumarjito. 2005. Panduan Belajar SMP Kelas 3 Biologi. Yogyakarta : Primagama. Hlm. 52. Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. 2007. Biologi Sains dalam Kehidupan 2B SMA Kelas XI. Surabaya : Percetakan Ghalia Indonesia Printing. Hlm. 85-86 dan 130. Tarigan, Ikarowano. Dark Chocolate Berkhasiat Obat. Available from: www.mediaindonesia.com. Accesced March 27, 2010. Yulianto, Wisnu Adi. Cokelat: Makanan dari Dewa, Obat bagi Manusia. Available from: www.gizi.net. Accesced May 29, 2004. Wanti. Cokelat Bermanfaat buat Kesehatan. Available from: http://coklatchocolate.blogspot.com. Accesced March 12, 2008. 1985. Principle of Neurology. Pp. 378. www.keluargasehat.com. Accesced February 12, 2008.20

www.medicinenet.com. Accesced May 11, 2003. www.wikipedia.org. Accesced June 8, 2007.

21