Tugas mandir1 erp
-
Upload
rima-panjaitan -
Category
Documents
-
view
51 -
download
1
Transcript of Tugas mandir1 erp
TUGAS MANDIRI
Mata Kuliah: ERP (ENTERPISE RESOURCE
PLANNING)
Nama Mahasiswa : Rosmenti Sitinjak (131510066)
Isramawani batubara (131510033)
Putria Rolita Purba (131510070)
Rima Panjaitan (131510203)
Beffy Syilvana Pasaribu ( 131510147)
Kode Kelas : 142-IE004-M1
Dosen : Steffi Adam, S.SI
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas
mandiri mata kuliah ERP (Enterprise Resource Planning) Penulis menyadari
bahwa laporan tugas mandiri ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, kritik dan
saran akan senantiasa penulis terima dengan senang hati.
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari pula bahwa laporan tugas
mandiri ini takkan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari
berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
Ibu Steffi Adam, S.SI selaku dosen mata kuliah Konsep Sistem Informasi
pada Program Studi Sistem Informasi Universitas Putera Batam.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan selalu mencurahkan hidayah
serta taufikNya, Amin.
Batam, Juni 2015
Penulis
(nama mahasiswa)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………………………..………..........i
DAFTAR ISI………………………………………………………………..........ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………..…….
…….iii
BAB II ISI
1. Enterprise Resource Planning (ERP)…………….………………….............1
2. Faktor Penentu Keberhasilan………………………………………………...5
3. Faktor Penyebab Kegagalan Dalam Implementasi ………………………...9
4. Estimasi Biaya Dan Return of Investment………………………………....12
5. Langkah-langkah Implementasi CRM……………..…………………...….16
BAB III PENUTUP………...……………………………………………......…19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Komputer telah digunakan di kalangan bisnis sejak pertengahan tahun
1950-an. Sejak saat itu, teknologi piranti keras maupun piranti lunak mendapatkan
kemajuan yang dramatis. Komputer dan bagaimana teknologi tersebut diterapkan
untuk berbagai masalah bisnis telah mengalami perubahan yang dramatis.
Perubahan terbesar dalam piranti keras adalah adanya tren ke arah sistem yang
lebih kecil sedangkan perubahan piranti lunak (software) ke arah yang lebih
mudah (McLeod dan Schell, 2009). Begitu pula dengan perkembangan ERP ke
arah perluasan integrasi yang dimulai dari EOQ (Economic Order Quantity) pada
awal tahun 1950-an, Kemudian berkembang menjadi MRP (Materials
Requirements Planning), selanjutnya menjadi MRP II yang kemudian menjadi
ERP. Kemudian sejak tahun 2000-an ERP mulai berkembang menjadi ERM
(Enterprise Resource Management) (Indrajit dan Permono, 2005). Menurut
Tarigan (2010), teknologi informasi dapat mengatasi keterbatasan dari para
manajer untuk mengelola sumber daya yang dimiliki dengan lebih cepat. Dalam
melakukan proses implementasi teknologi informasi maka diperlukan peranan
semua komponen yang ada pada perusahaan yakni manajemen puncak, para
manajer sebagai manajemen menengah dan seluruh karyawan. Implementasi ERP
tidak hanya dapat membuahkan keberhasilan bagi manajemen, implementasi ERP
yang tidak tepat dapat menimbulkan kegagalan yang menyebabkan kerugian
perusahaan. Apabila terjadi kegagalan, perusahaan akan mengalami dampak
signifikan terhadap keuangannya. Selain itu, kegagalan implementasi ERP dapat
memberikan pengaruh yang mengganggu kegiatan atau budaya operasional
sehari-hari (Tarigan , 2010).
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menguraikan pengaruh implementasi ERP
bagi perbaikan proses bisnis dan perubahan budaya perusahaan. Uraian 2
dilengkapi dengan studi kasus tentang kegagalan dan keberhasilan implementasi
ERP pada sebuah industri , terkait dengan proses bisnis dan budaya perusahaan.
BAB II
ISI
1. Enterprise Resource Planning (ERP)
1. Pemaparan singkat ERP
Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang diberikan kepada sistem
informasi yang mendukung transaksi atau operasi sehari-hari dalam pengelolaan
sumber daya perusahaan. Sumber daya tersebut meliputi dana, manusia, mesin,
suku cadang, waktu, material dan kapasitas.
Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-Sistem yaitu Sistem Financial, Sistem
Distribusi, Sistem Manufaktur, dan Sistem Human Resource.ERP (Enterprise
Resource Planning) System adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi
perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan
mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi
maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. ERP berkembang dari
Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil
evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang
sebelumnya.
2. Penerapan ERP dalam perusahaan
Konsep Enterprise Resource Planning (ERP) dan bagaimana konsep ERP ini bisa
menjadi infrastruktur penting buat suatu industri. Artikel ini dibagi menjadi 3
bagian:
1) Konsep dasar ERP
2) Bagaimana menentukan ERP yang cocok untuk anda
3) Sistem ERP di masa depan.
ERP Akan Lebih Mendukung Customer Service
Sesuai dengan konsep ‘Customer is King’, maka industri manufaktur tidak cukup
hanya untuk menghasilkan produk-produk dengan harga murah yang bermutu
tinggi. Suatu industri seharusnya juga memberikan nilai tambah dalam bentuk
Customer Service. Meskipun dua produk mempunyai mutu dan harga yang
BAB II
ISI
1. Enterprise Resource Planning (ERP)
1. Pemaparan singkat ERP
Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang diberikan kepada sistem
informasi yang mendukung transaksi atau operasi sehari-hari dalam pengelolaan
sumber daya perusahaan. Sumber daya tersebut meliputi dana, manusia, mesin,
suku cadang, waktu, material dan kapasitas.
Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-Sistem yaitu Sistem Financial, Sistem
Distribusi, Sistem Manufaktur, dan Sistem Human Resource.ERP (Enterprise
Resource Planning) System adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi
perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan
mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi
maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. ERP berkembang dari
Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil
evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang
sebelumnya.
2. Penerapan ERP dalam perusahaan
Konsep Enterprise Resource Planning (ERP) dan bagaimana konsep ERP ini bisa
menjadi infrastruktur penting buat suatu industri. Artikel ini dibagi menjadi 3
bagian:
1) Konsep dasar ERP
2) Bagaimana menentukan ERP yang cocok untuk anda
3) Sistem ERP di masa depan.
ERP Akan Lebih Mendukung Customer Service
Sesuai dengan konsep ‘Customer is King’, maka industri manufaktur tidak cukup
hanya untuk menghasilkan produk-produk dengan harga murah yang bermutu
tinggi. Suatu industri seharusnya juga memberikan nilai tambah dalam bentuk
Customer Service. Meskipun dua produk mempunyai mutu dan harga yang
BAB II
ISI
1. Enterprise Resource Planning (ERP)
1. Pemaparan singkat ERP
Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang diberikan kepada sistem
informasi yang mendukung transaksi atau operasi sehari-hari dalam pengelolaan
sumber daya perusahaan. Sumber daya tersebut meliputi dana, manusia, mesin,
suku cadang, waktu, material dan kapasitas.
Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-Sistem yaitu Sistem Financial, Sistem
Distribusi, Sistem Manufaktur, dan Sistem Human Resource.ERP (Enterprise
Resource Planning) System adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi
perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan
mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi
maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. ERP berkembang dari
Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil
evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang
sebelumnya.
2. Penerapan ERP dalam perusahaan
Konsep Enterprise Resource Planning (ERP) dan bagaimana konsep ERP ini bisa
menjadi infrastruktur penting buat suatu industri. Artikel ini dibagi menjadi 3
bagian:
1) Konsep dasar ERP
2) Bagaimana menentukan ERP yang cocok untuk anda
3) Sistem ERP di masa depan.
ERP Akan Lebih Mendukung Customer Service
Sesuai dengan konsep ‘Customer is King’, maka industri manufaktur tidak cukup
hanya untuk menghasilkan produk-produk dengan harga murah yang bermutu
tinggi. Suatu industri seharusnya juga memberikan nilai tambah dalam bentuk
Customer Service. Meskipun dua produk mempunyai mutu dan harga yang
sama, konsumen akan lebih memilih untuk membeli produk dari
perusahaan yang dapat memberikan customer service yang lebih baik.
Untuk memenuhi tuntutan yang tercantum diatas, ERP tidak hanya harus lebih
bersifat Customer-oriented, tetapi seharusnya juga dapat melakukan perencanaan
produksi berdasarkan supply-chain (jalinan suplai) yang melibatkan input dari
konsumen sekaligus dari pemasok. Dalam hal ini, baik pemasok internal
perusahaan maupun pemasok dari luar.
ERP Akan Bisa Mendukung Industri yang Spesifik
Industri manufaktur tidak lagi menjadi satu-satunya industri yang
memerlukan ERP.Kita telah bisa lihat bahwa industri spesifik seperti
Telekomunikasi, Multi-level Marketing, Perusahaan Listrik atau Pertambangan
dapat menggunakan ERP.Juga semakin sering terlihat adalah industri jasa
(Service) seperti perhotelan, rumah sakit, perbankan, asuransi yang juga
menggunakan ERP.
Tidak mengherankan jika suatu saat, sekolah, departemen kehakiman, departemen
pertahanan, bahkan suatu badan pemerintahaan seperti kantor gubernuran juga
dapat menggunakan
ERP. Dengan segala keterbatasan sumber daya dari ERP vendor, maka feature
yang dirancang untuk sebuah industri spesifik akan terbatas juga. Ada ERP yang
lebih cocok untuk industri A, ada yang untuk industri B, namun tidak mungkin
ada ERP yang cocok untuk semua industri.Akan menjadi seberapa spesifikkah?
ERP vendor akan selalu mencari titik keseimbangan agar produknya tidak
menjadi terlalu spesifik sampai tidak diterima oleh industri secara luas .Industri
sebaiknya berhati-hati dalam memilih ERP
yang cocok.
3. Manfaat Menggunakan ERP
Berikut ini adalah sebagian kecil manfaat dengan diaplikasikannya ERP bagi
perusahaan:
a. Integrasi data keuangan
Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat
dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik.
b. Standarisasi Proses Operasi
Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi
peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk.
c. Standarisasi Data dan Informasi
Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama
untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan
jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda.
4. Faktor pendukung ERP
a)Feature
Seperti yang terbahas di Bagian I, perangkat lunak yang tergolong ERP itu secara
umum dirancang supaya dapat memberikan solusi untuk industri jenis apapun
(horizontal solution).Namun, pada kenyataannya, setiap industri itu punya ciri
khas tersendiri. Hal ini menyebabkan timbulnya fungsi-fungsi atau features di
ERP yang spesifik untuk industri tertentu (vertical solution).
b)Teknologi
Salah satu analis industri ERP terkemuka pernah mengatakan ‘jika memilih ERP,
anda harus melihat teknologi yang digunakan dibaliknya’.Sayangnya, banyak user
yang memilih ERP belum tentu memberikan perhatian cukup pada hal ini.kita bisa
memahami betapa sulitnya jika sebuah aplikasi yang berskala ERP harus didesain
ulang dengan teknologi baru.
c)Sumber Daya Manusia
Secanggih apapun teknologi kita hari ini, ERP tetap saja belum sempurna seperti
yang diharapkan manusia. Oleh karena itu, seberapa sukses pun ERP yang kita
pilih dari luar negeri, di negeri kita ini belum tentu bisa jalan jika tidak didukung
oleh lokal support yang kuat. Kita harus benar-benar teliti memilih vendor yang
bisa komit terhadap apa yang mereka tawarkan sebab menangani paket ERP
sangat lain dibandingkan dengan menangani penjualan PC atau paket perangkat
lunak desktop
d)Infrastruktur
Infrastruktur dalam hal ini termasuk sistem pendukung untuk penerapan suatu
proyek ERP. Contohnya: apakah vendor menyediakan HelpDesk; apakah vendor
mempunyai tata cara (standard operating procedure/methodology) dalam
penerapan sistem ERP; apakah vendor mengetahui langkah apa yang harus
diambil pada saat melakukan customization, apakah vendor bisa menjelaskan
langkah-langkah apa yang harus ditempuh sebelum sistem ‘go-live’, umpamanya.
5. Paparan lain tentang ERP
Berikut ini adalah ringkasan poin-poin yg bisa digunakan sebagai pedoman pada
saat implementasi ERP:
1. ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk
kelangsungan hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh
oleh adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan terhadap jalannya
ERP.
2. ERP ada untuk mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas,
bukan sebaliknya. Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya
saing perusahaan.
3. Pelajari kesuksesan dan kegagalan implementasi ERP, jangan berusaha
membuat sendiri praktek implementasi ERP. Ada metodologi tertentu untuk
implementasi ERP yang lebih terjamin keberhasilannya.
Penyebab Gagalnya ERP
- Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
- Pre-implementation tidak dilakukan dengan baik
- Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan
pengembangannya
- Orang-orang tidak disiapkan untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang
baru.
2. Faktor Penentu Keberhasilan
Faktor-faktor penentu keberhasilan adalah sejumlah factor-faktor utama yang
dianggap oleh para eksekutif sebagai hal penting untuk kesuksesan perusahaan.
Hal ini sangat penting karena keberhasilan kinerja akan mendorong keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuan.Sebagai pedoman untuk menilai atau
menentukan target keberhasilan implementasi system ERP, biasanya kita
menetapkan sekumpulan factor utama yang dianggap sebagai tolak ukur
keberhasilan yang ingin dicapai. Factor-faktor ini disebut dengan critical success
factor (CSF) yang terdiri atas serangkaian status atau keadaan yang harus dicapai
oleh system untuk menunjukkan bahwasistem sudah berhasil menjalankan
fungsinya sesuai dengan harapan. System ERP sesungguhnya sama seperti halny
system informasi lain, maka tiga factor kriti utama pada proyek system informasi
seperti:
1) dukungan menejemen
Manajemen perlu mendukung secara penuh.Hal ini dibutuhkan karena
implementasi ERP skupnya paling besar dari seluruh implementasi sistem
informasi.
2) keterlibatan user
user / pemakai orang yang menghasilkan hasildan bertanggung jawab agar system
dapat terlaksana ssuai dengan yang diharapkan.Partisipasi pengguna dalam
pengembangan sistem dapat meningkatkan pemahaman dan komitmen untuk
kesuksesan implementasi ERP. Keterlibatan pengguna dalam menentukan
kebutuhan sistem ERP menciptakan sikap positif dari pelanggan internal terhadap
sistem ERP karena mereka peserta aktif dalam proses pembangunan dan
perubahan. Pengembangan sistem ERP dikaitkan dengan persyaratan dari sistem
aplikasi ERP. Masalah yang berkaitan dengan implementasi software ERP adalah
ketidakcocokan fitur proses dengan kebutuhan informasi organisasi.
3) Sasaran proyek yang jelas
Perusahaan/organisasi harus mempunyai sasaran yang tepat dan jelas dalam
mencapai tujuan.
Salah satu studi yang menggabungkan berbagai penelitian yang berkaitan dengan
factor penentu kritis keberhasilan system ERP, merumuskan kategori sebagai
berikut :
1. Pemahaman yang jelas
Sebuah pemahaman yang jelas tentang tujuan dan pentingnya implementasi ERP
harus dikomunikasikan ke seluruh organisasi, terutama untuk pengguna yang akan
menggunakan sistem ERP.
2. Komitmen dari seluruh jajaran manajemen.
usaha untuk menumbuhkan suatu kepercayaan dan keinginan untuk mencapai
tujuan dari jajaran manajemen.
3. Manajemen proyek implementasi yang baik.
Menejemen akan memberikan gagasan yang lebih baik terhadap suatu
permasalahan dalam usaha untuk membantu memecahkan masalah.
4. Tim implementasi yang baik.
tim implementasi harus menilai kemampuan sistem dan sistem informasi yang
perusahaan ingin menerapkan. Perusahaan harus menganalisis persyaratan sistem
pertama untuk memastikan apa tujuan atau masalah yang perlu dipecahkan dan
memilih sistem ERP yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dengan kata lain,
mengembangkan fungsi dan sistem user-friendly yang salah dapat menciptakan
risiko kegagalan sistem. Akibatnya, sistem ERP yang tidak tepat dengan
kesalahan dapat berkontribusi ke peningkatan waktu dan biaya, yang dapat
menyebabkan kegagalan proyek.
5. Dapat mengatasi isu-isu teknik.
Dapat mengatasi masalah-masalah yang akan datang pada perusahaan.
6. Rekayasa ulang proses bisnis.
Business Process Re-engineering (BPR) Salah satu faktor utama kegagalan
pengembangan proyek ERP adalah kegagalan untuk merancang ulang proses
bisnis agar sesuai perangkat lunak.
7. Komitmen organisasi untuk berubah.
sebagai suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak organisasi tertentu
serta tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam
organisasi tersebut untuk melakukan suatu perubahan dalam perusahaan.
8. Pendidikan dan pelatihan yang intensif.
Mendapatkan keberhasilan system ERP adalah secara sungguh-sungguh dan terus
menerus mengerjakan sesuatu hingga memperoleh hasil yg optimal.
9. Data yang akurat.
Untuk mendapatkan keberhasilan implementasi system ERP, data pada
perusahaan harus tepat dan benar.
10. Sosialisasi dan komunikasi yang intensif.
komunikasi penting ke seluruh jajaran manajemen dan staf. Terutama yang
kepentingannya terganggu karena penggunaan sistem ERP.Komunikasi
membantu karyawan mengenali bagaimana ERP mempengaruhi operasional
berjalan.
11. Pengukuran kinerja yang jelas fokusnya.
Sistem pengukuran kinerja dibentuk dalam upaya mempermudah dalam
mengidentifikasikan dan memonitoring ukuran-ukuran performans sehingga dapat
mencapai target yang diharapkan.Namun untuk pengukuran kinerja, seringkali
perusahaan tidak menerapkannya secara terintegrasi sehingga hal tersebut dapat
mengakibatkan pihak perusahaan akan melakukan apa saja demi keuntungan yang
akan dicapai serta menyebabkan perusahaan terjebak dalam tujuan jangka pendek
tetapi mengabaikan kelangsungan hidup jangka panjang.
12. Dapat mengatasi isu multi-site.
Multisite adalah kumpulan beberapa situs yang mempunyai situs induk.Misalnya
seperti tekno.geodik.com, pendidikan.geodik.com, shop.geodik.com yang
memiliki induk www.geodik.com. Dapat mengatasi masalah yang akan terjadi
nanti pada perusahaan.
3. Faktor Penyebab Kegagalan Dalam Implementasi ERP
Beberapa penyebab kegagalan implementasi ERP adalah :
1. Manajemen perubahan dan training. Kesulitan terletak pada perubahan
praktek pekerjaan yang dilakukan. Training yang melibatkan banyak
modul harus dilaksanakan seawal mungkin.
2. Perencanaan yang buruk. Perencanaan harus mencakup beberapa area
seperti hal-hal bisnis dan ketersediaan user untuk membuat keputusan
pada konfigurasi sistem.
3. Manajemen proyek yang buruk. Hanya sedikit organisasi yang
mengimplementasi ERP tanpa melibatkan konsultan. Namun sering kali
konsultan melakukan perbuatan yang merugikan kliennya dengan tidak
membagi tanggung jawab.
4. Percobaan - percobaan teknologi. Usaha - usaha untuk membangun
interface, merubah laporan - laporan, menyesuaikan software dan merubah
data biasanya diremehkan.
5. Meremehkan sumber daya. Sebagian besar budget melebihi target
terutama untuk manajemen perubahan dan training user, pengujian
integrasi, proses - proses pengerjaan ulang, kustomisasi laporan dan biaya
konsultan.
6. Evaluasi software yang tidak mencukupi.Organisasi biasanya tidak cukup
memahami apa dan bagaimana software ERP bekerja sampai mereka
sepakat untuk membeli. Untuk mengatasi tersebut ada dua cara yang
disarankan oleh Turbit (2005) yaitu melakukan perubahan budaya dan
manajemen perubahan yang baik.
7. Beberapa perubahan budaya yang harus dilakukan organisasi diantaranya :
a. Karyawan / user harus merubah fokus dari pekerjaan milik saya
menjadi pekerjaan keseluruhan organisasi.
b. Perubahan budaya biasanya memerlukan waktu beberapa
waktu.
c. Perubahan dari sistem lama yang mempunyai fleksibilitas
tinggi (misal dalam pengambilan keputusan) dan tidak menaruh
perhatian pada konsistensi menjadi sistem baru yang menaruh
perhatian pada konsistensi.
Sedangkan literature -literatur yang membahas mengenai manajemen
perubahan dalam implementasi ERP juga sudah cukup banyak diantaranya
Aladwani (2001).Membuat sebuah kerangka konseptual dan model untuk
mengelola perubahan-perubahan dalam implementasi ERP.
Parr and Shanks (2000) mengatakan bahwa alasan mengapa implementasi
ERP gagal yaitu :
1. Strategi operasi tidak mendorong perencanaan dan pengembangan
bisnis proses.
2. Waktu implementasi lebih lama dari yang diharapkan.
3. Aktivitas persiapan pra-implementasi tidak berjalan dengan baik.
4. Orang tidak dipersiapkan dengan baik untuk menerima dan
mengoperasikan sistem baru.
5. Biaya implementasi lebih besar daripada yang diantisipasi.
6. Komitmen manajemen agar implementasi berhasil sehingga yang
dipertimbangkan tidak lagi apakah Software tersebut yang ”The Best”.
7. Perubahan bisnis proses dan implementasi ERP menyebabkan
perubahan - perubahan dalam struktur organisasi berupa bertambahnya
job discription dan unit - unit kerja baru yang berfungsi untuk
mendukung implementasi ERP.
8. Aplikasi ”Change Management” untuk mengelola perubahan-
perubahan yang terjadi dengan adanya implementasi ERP.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam implementasi dikategorikan
menjadi 2aspek :
1. Teknis, Diantaranya masalah bahasa dan perubahan dari model hard
copy menjadi model display.
Penggunaan Software ERP menuntut terminologi istilah
yang sama sehingga istilah-istilah dalam produksi,
penjualan, dll yang digunakan harus dirubah sesuai istilah-
istilah dalam ERP yang berbahasa Inggris.
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak
manajemen secara tradisional dilakukan dengan
menggunakan model hard copy dimana Manajer
menandatangani tumpukan kertas yang dimejanya dipaksa
untuk membuka komputer karena proses Approval
dilakukan melalui media tersebut (model display).
2. Budaya, Implementasi ERP yang berbasis penggunaan teknologi
menuntut perubahan-perubahan yang harus dilakukan karyawan
diantaranya harus aware terhadap penggunaan software tersebut
(sebagai contoh selalu update data).
Menurut Turbit (2005), salah satu penyebab kegagalan implementasi ERP
adalah :
1. Bisnis Proses.
Dengan menerapkan ERP, maka perusahaan harus memilih antara
merubah bisnis proses yang dimilikinya untuk menyesuaikan dengan
sistem ERP atau sebaliknya. Agar dapat memilih, perusahaan yang akan
mengimplementasikan ERP tentunya harus sudah mempunyai bisnis
proses sehingga dapat membandingkan dengan bisnis proses dari sistem
ERP. Dari perbandingan tersebut, jika bisnis proses yang dimiliki
perusahaan sudah matang maka tidak banyak perubahan yang dilakukan.
2. Dengan implementasi ERP maka diperlukan perubahan-perubahan budaya
organisasi terutama dikaitkan dengan cara bekerja.
Misalnya karyawan dituntut terus menerus untuk mengupdate data karena
informasinya diberikan oleh sistem ini harus bersifat real time.Dengan
berjalannya waktu ternyata semua pihak dapat melakukan perubahan
budaya organisasi sehingga user lebih siap dalam mengoperasikan sistem
yang baru.
4.Estimasi Biaya Dan Return of Investment
Salah satu faktor yang paling sulit dalam manajemen proyek implementasi
sistem informasi adalah perhitungan estimasi biaya dan return of investment
(ROI).Sistem ERP membutuhkan estimasi yang besar, mulai dari proses akuisisi
hingga pemeliharaan sistem yang sudah berjalan.
Bagi perusahan kecil dan menengah, biaya akuisisi merupakan satu hal yang
sangat signifikan, sedangkan pada sebagian besar perusahaan, biaya dukungan
operasional, baik biaya langsung maupun tidak langsung, juga merupakan satu
komponen yang sangat besar.
• Salah satu tahapan yang harus diselesaikan dalam pemilihan software
sistem ERP adalah membuat kasus bisnis.
• Kasus bisnis (business case) digunakan untuk menunjukkan sejauh mana
sistem tersebut dapat mendukung dan bermanfaat bagi bisnis.
• Melalui kasus bisnis kita dapat melakukan evaluasi dan memberikan
dukungan atas proyek tersebut.
• Salah satu aspek yang harus dilakukan dalam membuat kasus bisnis adalah
menghitung potensial Return of investment (ROI).
• Dengan ROI dapat menunjukkan seberapa besar peluang manfaat proyek
tersebut dibandingkan dengan investasi yang sudah dikeluarkan.
• Nilai-nilai yang terhitung dan dirinci dengan jelas dapat digunakan untuk
mendapatkan dukungan manajemen atas proyek tersebut, dan dukungan
penuh dari manajemen merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
implementasi sistem.
• ROI, secara konseptual adalah penghematan yang dihasilkan sebagai
akibat adaptasi satu sistem bisnis baru atau proses baru.
• Sebelum mulai menghitung ROI proyek, perusahaan perlu
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut [TGL-2006]:
1. Alasan pemilihan software/sistem tertentu, beberapa alasan yang
mungkin timbul sebagai berikut:
Meningkatkan fungsional sistem yang sudah
ada
Meningkatkan efisiensi siklus waktu
Menambah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen, misalnya EDI, label sertifikasi, Meningkatkan
visibilitas informasi, kebutuhan akan data yang akurat dan
cepat atau pelaporan untuk evaluasi dan diskusi manajemen
Mengurangi biaya operasi
Mendukung perkembangan organisasi
Mempercepat waktu perjalanan produk mencapai pasar
Mengurangi proses manual dan kertas kerja
Mengurangi kesalahan dalam operasi dan efektifitas
lainnya.
fungsional E-commerce, dan sebagainya
2. Anggaran Proyek Keseluruhan
Pada tingkatan atas, biasanya anggaran pemilihan software meliputi:
Pengeluaran selama proses seleksi software
Lisensi software dari pihak ketiga untuk paket tambahan
Biaya komunikasi
Instalasi software
Manajemen proyek
Pelatihan bersifat teknikal
Pelatihan end user
Pembersihan dan Konversi data
Kostumisasi dan modifikasi
Kostumisasi pelaporan
Biaya pemeliharaan dan dukungan teknis
Biaya administrasi sistem
3. Perkiraan Waktu Penyelesaian Proyek
▫ Untuk mengetahui dan mengantisipasi ROI, perlu dilakukan
estimasi yang akurat atas jadwal proyek yang meliputi estimasi
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tahap.
▫ Tahapan-tahapan ini dapat mengacu pada tahapan siklus hidup
pengembangan dan implementasi software secara umum.
4. Manfaat Potensial Proyek
▫ Mengkaji peluang manfaat yang diperoleh dari proyek akan
membantu menghitung perkiraan pendapatan yang digunakan
dalam perumusan ROI.
▫ Memahami apa yang dari proyek sangat penting untuk mengetahui
nilai proyek secara keseluruhan.
▫ Cara paling mudah untuk menyelesaikan tahap ini adalah mengkaji
kembali alasan awal ketika proyek akan diterapkan.
5. Manfaat yang akan didapat dari Proyek di Waktu Mendatang
▫ Untuk beberapa perusahaan, pekerjaan ini mungkin dapat
dilakukan dengan mudah karena sifat lingkungan bisnis perusahaan
tersebut dan kekuatan sasaran proyek.
▫ Akan tetapi, untuk beberapa perusahaan lain, mungkin hal ini sulit
dilakukan karena secara alamiah manfaat proyek tersebut bersifat
tak terhitung.
▫ Jika perusahaan berada pada jenis kedua maka mungkin diperlukan
bantuan konsultan luar untuk membantu mengkaji proyek secara
obyektif dan menentukan tahap awal proses seleksi.
▫ Peningkatan pendapatan diperoleh dari meningkatnya penjualan
maupun pengurangan biaya seperti biaya inventory, biaya
pengiriman, biaya produksi, membaiknya proses secara
keseluruhan dan layanan konsumen semakin baik.
1. Pembelian software baru
Harga paket software bervariasi. Harga untuk software dari vendor
internasional berkisar antara $30.000 untuk paket berukuran kecil hingga
“jutaan dolar” untuk paket yang berukuran besar.
Harga paket biasanya ditentukan oleh jumlah konsumennya, makin sedikit
konsumennya biasanya harganya relative lebih murah.
Untuk perusahaan manufaktur kecil harga paket umumnya berkisar
$50.000 hingga $200.000 [HAM-2005].
2. Pembelian/ Upgrade
Pemilihanditentukan oleh paket software yang akan digunakan.
Vendor software ERP biasanya merekomendasikan jenis dan
konfigurasi yang harus digunakan untuk menjalankan sistem ERP.
Sebagai konsekuensi, mungkin akan terjadi penggantian atau
upgrade yang sudah ada.
Jika perusahaan sudah memiliki infrastuktur jaringan komputer yang
memadai, biasanya paket standar tidak terlalu membutuhkan banyak
hardware baru.
5.Langkah-langkah Implementasi CRM
Pada awalnya ERP hanya diimplementasikan pada organisasi yang besar
dengan organisasi yang mengunakan resources yang sangat luas, namun sekarang
penggunaan ERP sudah mengalami perubahan beberapa tahun terakhir ini, dan
ERP sekarang dapat diimplementasikan pada skala perusahaan menengah dan
berbagai macam industri.
Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan suatu cara untuk
mengelola sumber daya perusahaan dengan menggunakan teknologi informasi.
Penggunaan ERP yang dilengkapi dengan hardware dan software untuk
mengkoordinasi dan mengintegrasikan data informasi pada setiap area business
processes untuk menghasilkan pengambilan keputusan yang cepat karena
menyediakan analisa dan laporan keuangan yang cepat, laporan penjualan yang on
time, laporan produksi dan inventori.
Penelitian Huang dan Palvia (2001) mengajukan 10 faktor mengenai
implementasi ERP dengan membandingkan negara berkembang dengan negara
maju. Mereka juga menambahkan bahwa, kematangan teknologi informasi,
budaya komputer, ukuran bisnis, proses bisnis, pengalaman re-engineering, dan
komitmen manajemen adalah faktor yang mempengaruhi level organisasi.
Namun Huang dan Palvia (2001) tidak mengkategorikan faktor-faktor
mana yang berkontribusi terhadap kesuksesan maupun kegagalan.
Penerapan teknologi ERP pada organisasi umumnya dipandang sebagai suatu hal
yang sangat sulit dan kompleks sehingga menyebabkan manajemen puncak
dan user enggan untuk mengimplementasikannya. Fenomena yang menarik saat
implementasi ERP di organisasi, bahwa keberhasilan ditentukan oleh key user
(tim implementasi proyek) yang didukung oleh manajemen puncak dan user.
Fenomena yang mendukung masalah dapat diringkas sebagai berikut :
1. ERP mempunyai benefit yang besar bagi perusahaan.
2. Adanya implementasi ERP yang sukses dan gagal sehingga dapat memberi
kebimbangan bagi perusahaan khususnya key user sebagai penanggung
jawab implementasi.
3. adanya perbedaan variabel-variabel implementasi penyebab sukses dan
gagal.
4. Sejak tahun 2002 banyaknya pertumbuhan perusahaan di Indonesia yang
menggunakan pengelolaan sumber daya perusahaan didukung oleh
teknologi informasi yang disebut ERP.
5. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa key user adalah penentu
keberhasilan implementasi ERP terhadap kinerja perusahaan dan belum
ada penelitian di Indonesia yang membuktikan peranan key user. Sampai
saat ini sepengetahuan peneliti bahwa di Indonesia belum ada penelitian
terhadap implementasi teknologi ERP (Enterprise Resources Planning).
Pengertian CRM
CRM kependekan dari Customer Relationship Management. Dalam
bahasa indonesia dapat kita artikan sebagai Manajemen Hubungan Pelanggan.
Merupakan strategi pemasaran yang saat ini marak dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan yang menginginkan pelanggan / konsumen mereka tetap membeli
produk / memakai jasa mereka.
Dalam perkembangannya, CRM bisa didefinisikan sebagai berikut :
CRM adalah sebuah istilah industri TI untuk metodologi, strategi, perangkat lunak
(software) dan atau aplikasi berbasis web yang mampu membantu sebuah
perusahaan untuk mengelola hubungannya dengan para pelanggan.
CRM adalah usaha sebuah perusahaan untuk berkonsentrasi menjaga pelanggan
dengan mengumpulkan segala bentuk interaksi pelanggan baik itu lewat telepon,
e-mail, masukan di situs atau hasil pembicaraan dengan staf sales dan marketing.
Bagaimana cara membuat CRM berhasil ?
a. Perencanaan bisnis yang matang
b. Mendefinisikan tujuan dan sasaran dari penerapan CRM
c. Menentukan batasan-batasan dari CRM menurut strategi yang ditetapkan
d. Menentukan parameter dan standar pengukuran keberhasilan penerapan
CRM
e. Menentukan standar aturan penanganan strategi berdasarkan informasi
dari system CRM seperti perubahan, perbaikan dan pemantapan strategi.
Dalam merencanakan penerapan system CRM harus memperhatikan hal-hal
berikut :
a. Sasaran yang ingin dicapai bersifat jangka panjang.
b. Sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan perusahaan.
c. Hasil yang dicapai dapat menjadi sasaran kunci bagi bisnis perusahaan.
d. Penerapan CRM dapat mengurangi biaya perusahaan secara keseluruhan.
e. Nilai resiko akibat penerapan CRM.
Manfaat CRM :
1) Jumlah konsumen bertambah, yaitu mencari konsumen baru disamping
tetap memelihara tingkat kepuasan konsumen yang sudah ada.
2) Mengetahui tingkat kepemilikan perusahaan pada konsumen, yaitu dengan
mengetahui kebutuhan konsumen.
3) Mengetahui kebutuhan konsumen pada masa yang akan datang, yaitu
melalui hasil transaksi yang sudah dilakukan dan dari hasil analisa data-
data transaksi yang sudah terkumpul.
4) Mengetahui ketidaknormalan pada setiap aktivitas transaksi, yaitu
mengetahui tindak kriminal seperti penipuan dan lain sebagainya.
5) Mengetahui perbaiakn yang harus dilakukan pada service yang diberikan
kepada konsuman.
6) Mampu menganalisa pola data transaksi, sebagai contoh mampu
mengetahui kombinasi produk yang akan dijual pada waktu-waktu
tertentu.
7) Mengurangi resiko operasional, yaitu dengan mengetahui prediksi yang
akan terjadi dan kesalahan yang pernah dilakukan melalui customer
history.
BAB III
PENUTUP
ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk
kelangsungan hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh
oleh adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan. ERP ada untuk
mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan sebaliknya.
Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
Tidak semua perusahaan berhasil dalam menerapkan ERP hal ini perlu dimengerti
bahwasanya penerapan aplikasi sistem baru yang didukung perangkat lunak,
selalu menghadapi kesulitan dalam implementasi, khususnya dalam bentuk
kelambatan, melampaui anggaran, dan masalah kinerja. Namun pada umumnya
kegagalan penerapan ERP pada umumnya disebabkan karena faktor manusia
misalnya kebiasaan para key user (manajer) yang tidak terbiasa menggunakan
perangkat lunak, mereka yang kurang komit dan kurang menyisihkan waktu
dalam melakukan analisis dan para manajer yang kurang memperhatikan
pendidikan dan pelatihan karyawan dapat menyebabkan gagalnya ERP. Selain
berdampak pada proses bisnis, implementasi juga berpengaruh secara signifikan
pada perubahan budaya perusahaan. Perubahan budaya perusahaan lebih terfokus
pada berubahnya perilaku, komunikasi dan penambahan beban kerja karyawan.
Siap tidaknya karyawan menerima sistem baru memberikan beban kerja yang
lebih kepada karyawan terutama berhubungan dengan job description dan
kesadaran untuk lebih terkomputerisasi.