Tugas Manajemen Tanah Berlanjut

download Tugas Manajemen Tanah Berlanjut

of 17

Transcript of Tugas Manajemen Tanah Berlanjut

TUGAS MANAJEMEN TANAH BERLANJUT PERMASALAHAN DAN PENGELOLAAN TANAH VERTISOL PADA BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG DI DESA SUMBERKEMBAR,KABUPATEN BLITAR

Oleh Kelompok 1 Kelas B

Asri Navis Hamami Ainur Rifqi Abdillah Syahroni Adhytya Cahya D Afrizandhi Ahmad Mundir Ahmad Subhan Akmal Sulthony Andhina R Anggraheni W

(05104300060 (0610430004) (0910480001) (0910480004) (0910480006) (0910480009) (0910480010) (0910480011) (0910480014) (0910480017)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011

Permasalahan Budidaya Tanaman Jagung Pada Tanah Vertisol Pada Desa Sumberkembar, Kabupaten BlitarTanah Vertisols Tanah merupakan salah satu faktor produksi pertanian dan media tumbuh tanaman. Pengembangan sector pertanian melibatkan pengelolaan tanah yang baik agar diperoleh produksi yang optimal. Budidaya komoditas tertentu pada tanah tertentu memiliki perbedaan hasil satu dengan yang lainnya, perbedaan ini disebabkan oleh factor lingkungan seperti tanah. Tiap lokasi pertanian memilki tanah yang berbeda pula, hal ini juga berarti bahwa tiap lokasi juga memilki permasalahannya tersendiri. Vertisols adalah ordo tanah yang memiliki ciri mengandung liat lebih dari 30 % pada tiap horizonnya dan memiliki sifat mengembang dan mengkerut. Jika dalam keadaan kering, tanah akan retak retak dan keras akan tetapi jika basah akan sangat lengket. Vertisol merupakan jenis tanah yang berwarna abu-abu gelap hingga kehitaman, bertekstur liat, mempunyai slickenside, dan rekahan yang secara periodik dapat membuka dan menutup. Komposisi mineral liat Vertisol selalu didominasi oleh mineral liat tipe 2 : 1, terutama montmorilonit. Pembentukan tanah vertisol terjadi melalui dua proses, yaitu terakumulasinya mineral liat 2 : 1 dan proses mengembang dan mengkerut yang terjadi secara periodik, sehingga membentuk slinckenside atau relief mikro gilgai. Lebih lanjut bahwa ketika basah tanah menjadi sangat lekat dan plastis, tetapi kedap air. Namun, saat kering tanah menjadi sangat keras dan masif, atau membentuk pola prisma yang terpisahkan oleh rekahan. Faktor penting dalam pembentukan tanah ini adalah adanya musim kering di setiap tahun, meskipun lama musim kering tersebut bervariasi. Di daerah yang paling kering, tanah hanya basah selama 1-2 bulan. Sedangkan di daerah yang paling basah tanah hanya kering selama beberapa minggu setiap tahun (Hardjowigeno, 1993). Permasalahan tanah vertisols umumnya adalah permasalahan sifat fisik tanah daripada sifat kimia. Masalah fisik tanah vertisols dapt berupa tektur liat yang berat untuk diolah, sifat mengembang dan mengkerut, kecepatan infiltrasi yang rendah dan drainase air yang lambat.

Deskripsi geografis wilayah

Berada di daerah dataran tinggi ,yang terbagi dari tingkat kecekungan dan kelerengan sedang, dengan mendekati kaki lereng Tersusun atas material colluvio-alluvium Drainasinya baik,dan kadar permeabilitasnya rendah,dari kelas dataran tinggi Kemiringan dari 2-45 % Suhu berkisar antara 25 derajad Celsius Curah hujan antara 1870 mm/tahun Drainasenya baik,dan limpasan permukaan rendah sampai sedang Kebanyakan area diolah untuk tanaman pangan seperti jagung, ketela, kedele,tanaman buah-buahan seperti ,seperti belimbing, papaya,pisang ,dan tanaman lain seperti jati,sono, dan bambu

Deskripsi drainase dan permeabilitas Penggunaan dan vegetasi

LOKASI PENGAMATAN ,DESA SUMBERKEMBAR,KAB BLITAR,JAWA TIMUR

Kondisi Lahan did Desa Sumberkembar,Kabupaten Blitar

Permasalahan dengan keadaan lahan

1. Tingkat kelerengan yang cukup tinggi Tingkat kelerengan pada setiap daerah yang berbeda-beda mempengaruhi jenis vegetasi yang dapat ditanami di daerah tersebut , pada daerah sumberkembar ini tingkat kelerengan dari tingkat rendah sampai sedang (tidak terlalu curam), Saat musim hujan dengan curah hujan yang tinggi, selalu terjadi longsor di sepanjang kaki perbukitan. Kelongsoran pada umumnya antara lain disebabkan karena rendahnya kuat geser tanah pembentuk lereng, peningkatan beban luar atau kondisi hidrolis dan tingginya kadar air (Turnbull dan Hvorslev, 1967). Air memberikan kontribusi terhadap ketiga hal tersebut di atas. Air masuk ke dalam tanah tak jenuh melalui infiltrasi air permukaan, rembesan air dalam tanah dan naiknya muka air tanah. 2. Permeabilitas rendah Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan tanah meloloskan air. Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan laju air larian. Pada ilmu tanah, permeabilitas didefenisikan secara kualitatif sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau lewat. Selain itu permeabilitas juga merupakan pengukuran hantaran hidraulik tanah.hantaran hidraulik tanah timbul adanya pori kapiler yang saling bersambungan dengan satu dengan yang lain. Secara kuantitatif hantaran hidraulik jenuh dapat di artikan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam keadaan jenuh. Dalam hal ini sebagai cairan adalah air dan sebagai media pori adalah tanah. 3. Tinkat kemiringan Kemiringan/kelerengan suatu lahan berkaitan dengan kepekaan tanah terhadap erosi tanah, Semakin tinggi/terjal lerengnya maka tanah semakin peka terhadap erosi. 4. Adanya limpasan permukaan Limpasan adalah apabila intensitas hjanyang jatuh di suatu DAS melebihi kapasitas infiltrasi,setelah laju infiltrsi terpenuhi air akan mengisi cekungancekungan pada permukaan tanah.Setelah cekungan-cekungan tersebut penuh,selanjutnya air akan mengalir (melimpas) diatas permukaan tanah Beberapa variable yang ditinjau dalam analisis banjir adalah volme banjir,debit puncak,tinggi genangan,lama genangan dan kecepatan aliran. Komponen-komponen Limpasan:

Limpasan terdiri dari air yang berasal dari tiga sumber : 1. Aliran permukaan 2. aliran antara 3.Aliran air tanah Aliran Permukaan (surface flow) adalah bagian dari air hujan yang mengalir dalam bentuk lapisan tipis di atas permukaan tanah. Aliran permukaan disebut juga aliran langsung (direct runoff).Aliran permukaan dapat terkonsentrasi menuju sungai dalam waktu singkat,sehingga aliran permukaan merupakan penyebab utama terjadinya banjir. Aliran antara (interflow) adalah aliran dalam arah lateral yang terjadi di bawah permukaan tanah.Aliran antara terdiri dari gerakan air dan lengas tanah secara lateral menuju elevasi yang lebih rendah Aliran air tanah adalah aliran yang terjadi di bawah permukaan air tanah ke elevasi yang lebih rendah yang akhirnya menuju sungai atau langsung ke laut. 5. Curah Hujan Presipitasi, khususnya hujan, memiliki dampak dramatis terhadap pertanian. Semua tumbuhan memerlukan air untuk hidup, sehingga hujan (cara mengairi paling efektif) sangat penting bagi pertanian. Pola hujan biasa bersifat vital untuk kesehatan tumbuhan, terlalu banyak atau terlalu sedikit hujan dapat membahayakan, bahkan merusak panen. Kekeringan dapat mematikan panen dan menambah erosi, sementara terlalu basah dapat mendorong pertumbuhan jamur berbahaya. Tumbuhan memerlukan beragam jumlah air hujan untuk hidup. Misalnya, kaktus tertentu memerlukan sedikit air, sementara tanaman tropis memerlukan ratusan inci hujan per tahun untuk hidup.

Karakteristik Tanah Vertisols pada Desa Sumberkembar

Tanah di Sumberkembar termasuk tanah yang sangat dalam, terdrainase dengan baik, memilki kelas permeabilitas yang rendah. Kelerengan berkisar dari 2 sampai 45 %. Laju runoff adalah rendah sampai sedang. Suhu tahunan rata rata adalah 25o C dan rata rata hujan tahunan adalah 1.870 mm. Pada area observasi banyak ditemukan tanaman pangan seperti ubi kayu, jagung, kedelai. Selain itu, banyak dibudidayakan tanman buah seperti nangka, papaya, pisang dan tanaman pepohonan yaitu jati, sonokeling, dan bambu. Berikut ini disajikan karakteristik tanah vertisols desa Sumberkembar pada kedalaman lapisan olah (0 - 30 cm). Karakteristik Tekstur Pasir (%) Debu (%) Liat (%) 10 20 70 Berat isi pH: H2O (1 : 1) 6,6-7,3 Netral 1.3 1.4 Halus Nilai Kriteria

Bahan Organik: C-Organik (%) N (%) C/N Ratio 0.82 0.07 12 Susunan Kation:

Rendah Rendah

Ca-dd (cmol kg-1) Mg-dd (cmol kg-1) K-dd (cmol kg-1) Na-dd (cmol kg-1)

38.18 7.09 0.58 0.31

Sangat tinggi Tinggi Rendah Rendah Sangat Tinggi Sangat Tinggi Lambat

KTK (cmol kg-1) Kejenuhan Basa (%) Infiltrasi

46.15 100 < 0.5

Permeabilitas (cm jam-1) Kemampuan Kembang Kerut Retakan (cm) Kedalaman Pedon (cm)

0.15 0.5

Lambat Tinggi

2- 4 cm, kedalaman 113 cm >150 Dalam

Persyaratan Tumbuh Tanaman Jagung Jagung ini kebanyakan ditanam di dataran rendah, baik sawah tadah hujan maupun sawah irigasi. Sebagian terdapat juga di daerah pegunungan pada ketinggian 1000-1800 m di atas permukaan laut. Tanah Tanah yang dikehendaki adalah gembur dan subur, kerana tanaman jagung memerlukan aerasi dan pengairan yang baik. Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah. Tanah lempung berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya. Tanah-tanah berat masih dapat ditanami jagung dengan pengerjaan tanah lebih sering selama pertumbuhannya, sehingga aerasi dalam tanah berlangsung dengan baik. Air tanah yang berlebihan dibuang melalui saluran pengairan yang dibuat diantara barisan jagung. Kemasaman tanah (pH) yang terbaik untuk jagung adalah sekitar 5,5 7,0. Tanah dengan kemiringan tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah, dengan maksud untuk mencegah erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar. Iklim Faktor-faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari dan curah hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Tempat penanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh pohon-pohonan atau bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran dari matahari, hasilnya akan berkurang. Temperatur optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 23 27 C. dan kelembaban yang cocok untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah 80%. Karakteristik/kualitas lahan

Kapasitas air tersedia juga kadangkala diistilahkan kapasitas tanah memegang air, didefinisikan sebagai volume air yang ditahan tanah antara kapasitas lapang dan titik layu permanen. Kapasitas air tanah yang ideal untuk tanaman jagung adalah 25 60%. Berat isi yang ideal untuk lapisan atas adalah 1,25 g/cm3 atau kurang. Erosi dan berkurangnya kandungan bahan organik meningkatkan kerapatan lapisan atas tanah. Berat isi yang ideal untuk lapisan bawah tanah adalah 1,4 g/cm3 atau kurang. Perakaran jagung sulit melakukan penetrasi pada tanah jika densitas melebihi 1,65 g/cm3. Tingkat kemasaman tanah yang baik untuk tanaman jagung adalah pada pH 6,8. Kemasaman tanah erat kaitannya dengan hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Faktor Pembatas Masalah utama pengelolaan tanah Vertisol lebih dominan pada sifat-sifat fisik dibanding sifat kimia tanah. Permasalahan yang menjadi faktor pembatas ialah: Sifat fisik tanah berupa tekstur liat yang berat Sifat mengembang dan mengkerut Adanya retakan retakan Kecepatan infiltrasi yang rendah dan drainase air yang lambat. Kandungan hara n, k dan c-organik yang tersedia rendah. Hal ini sejalan dengan pernyataan Hardjowigeno (1993) yang menyatakan bahwa adanya kandungan mineral liat mudah mengembang dan mengkerut yang tinggi menjadi masalah utama pengelolaan tanah ini, terutama dalam pengelolaan kesuburan tanah. Dengan adanya hal ini, maka sifat fisik tanah berupa tekstur liat yang berat, mengembang dan mengkerut yang tinggi merupakan faktor pembatas. Tekstur tanah yang berat mengakibatkan tanah sulit untuk diolah, dan tanah menjadi keras saat kering. Pengelolaan kesuburan tanah harus diperhatikan agar tanah dapat menyokong pertumbuhan dan produksi tanaman yang tinggi dalam jangka waktu yang lama. Penyediaan bahan organic dan pemupukan sangat diperlukan dalam menyelesaikan masalah sifat kimaia ini. Tanaman yang dibudidayakan saat ini umumnya membutuhkan unsur hara dari berbagai jenis dan diberikan dalam jumlah relatif banyak, akan tetapi pemupukan dosis tinggi tidak selalu dapat memperbaiki masalah kesuburan lahan, pemupukan dosis tinggi dapat menimbulkan masalah baru seperti pemasaman tanah dan pencemaran air tanah akibat pencucian .

Kriteria kesesuaian lahanJagung (Zea mays) Persyaratan penggunaan/ karakteristik lahan Temperatur (tc) Temperatur rerata (C) Ketersediaan air (wa) Curah hujan tahunan (mm) 500 1.200 > 42 1.200 - 1.600 400 - 500 36 42 > 1.600 300 400 30 - 36 20 - 26 26 30 16 - 20 30 - 32 < 16 > 32 Kelas kesesuaian lahan S1 S2 S3 N

< 300 < 30

Kelembaban (%) Ketersediaan oksigen (oa) Drainase

baik, agak terhambat

agak cepat, sedang

terhambat

sangat terhambat, cepat

Media perakaran (rc) Tekstur halus, agak halus, sedang < 15 > 60 agak kasar 35 - 55 25 - 40 kasar

Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm)

15 35 40 60

> 55 < 25

Gambut: Ketebalan (cm) Ketebalan (cm), jika ada sisipan bahan mineral/ pengkayaan Kematangan Retensi hara (nr) KTK liat (cmol) Kejenuhan basa (%) pH H2O C-organik (%) Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Sodisitas (xn) Alkalinitas/ESP (%) Bahaya sulfidik (xs) Kedalaman sulfidik (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) F0 F1 > F2 30 sangat berat > 100 75 - 100 40 - 75 < 40 < 15 15 - 20 20 - 25 > 25 8 > 16 > 50 5,8 - 7,8 > 0,4 16 35 - 50 5,5 - 5,8 7,8 8,2 0,4 < 35 < 5,5 > 8,2 < 60 < 140 60 140 140 - 200 140 - 200 200 - 400 > 200 > 400

saprik+

saprik, hemik+

hemik, fibrik+

fibrik

Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%)

25

Kesesuaian Persyaratan Tumbuh Jagung Dengan Keadaan Lahan Persyaratan Tumbuh pH Suhu CH Bulanan Berat isi 5,5 7,0 23 27oC 85-200 mm/bulan 1,25-1,4 g/cm3 6,6-7,3 24 26o C 155,8 mm/bulan 1,3 1.4 g/cm3 Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Ideal Keadaan di Lapang Status

Faktor Pembatas Tanah

Karakteristik Tekstur liat

Nilai 70 %

Kriteria

Masalah Pengolahan tanah sulit (tanah berat) Tanah keras saat kering

C-Organik (%) N (%) K-dd (cmol kg-1) Infiltrasi Permeabilitas (cm jam-1) Kemampuan Kerut Retakan Kembang

0.82 0.07 0.58 < 0.5 0.15 0.5

Rendah Tanah keras Rendah Kesuburan rendah Rendah Kesuburan rendah Lambat Mudah terjadi genangan Lambat Mudah terjadi genangan Tinggi Merusak perakaran Merusak perakaran

2- 4 cm,

Tabel diatas menunjukkan berbagai factor pembatas yang mengakibatkan permasalahan dalam usaha tani tanaman jagung. Masalah yang timbul lebih banyak pada aspek fisik tanah daripada aspek kimia tanah. Masalah fisik tanah antara lain adalah tekstur tanah liat yang mengakibatkan tanah menjadi berat, pengolahan tanah menjadi sangat sulit. Selain itu, tanah akan sangat keras pada musim kemarau dan sangat lengket dan berat pada musim hujan. Lambatnya tingkat infiltrasi dan permeabilitas tanah mengakibatkan timbulnya genangan, sehingga menganggu pertumbuhan tanaman. Tingginya kemampuan mengembang dan mengerut akan sangat mengganggu pertumbuhan akar. Retakan retakan yang lebar dan dalam dapat merusak akar dan memutus akar. Ketersediaan hara N, P dan K pada tanah vertisols termasuk rendah. Hara P mudah terfiksasi oleh ion Ca menjadi senyawa fosfat sehingga tidak tersedia bagi tanaman Hara K, di tanah Vertisol, mudah terfiksasi oleh mineral lempung montmorillonit sehingga sulit tersedia bagi tanaman

Tindakan Pengelolaan Ideal Tindakan pengelolaan ideal dan cara alternatif untuk memanipulasi sifat-sifat Vertisol yang tidak dikehendaki yaitu dengan penambahan Polimer Hidroksi Aluminium (PHA) ke dalam tanah. Ion Aluminium akan diikat lebih kuat oleh liat yang dapat mengembang daripada ion lainnya dan jumlahnya di dalam tanah relatif lebih banyak serta PHA mempunyai struktur berupa lempengan sehingga dapat menjadi agen penyemen yang sangat baik. PHA mampu mengurangi dan bahkan menghilangkan daya mengembang dan mengerut mineral liat montmorillonit tersebut. Perlakuan penambahan PHA berpengaruh positif terhadap beberapa sifat fisik tanah yang ditunjukkan oleh menurunnya secara nyata bobot isi tanah, cenderung menurunnya nilai COLE, cenderung meningkatnya stabilitas agregat dan meningkatnya dengan sangat nyata permeabilitas tanah. Namun demikian, perlakuan PHA cenderung menurunkan kadar air tersedia. Pilihan tindakan pengelolaan ini sepertinya sulit dilakukan di tingkat petani. Petani umumnya berpendidikan rendah dan memiliki modal yang kecil, sehingga dikhawatirkan petani sulit untuk mengaplikasikan senyawa kimia tersebut. Sehingga diperlukan bantuan penyuluh untuk membantu petani dalam pengaplikasian. Selain itu, pembelian bahan kimia tersebut akan membebani petani yang kekurangan modal. Tindakan Pengelolaan Riil Dalam pengelolaan tanah vertisol, harus mengedepankan konsep pengelolaan

lahan berkesinambungan. Pengelolaan yang dilakukan harus tidak memunculkan permasalahan yang baru. Sehingga diperlukan kombinasi pengelolaan yang yang dapat saling melengkapi dalam penyelesaian masalah yang ada. . Pemupukan kimia dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan unsure hara N dan K dalam jangka waktu yang singkat. Oleh karena itu, diperlukan penambahan bahan organic untuk menyediakan unsur hara yang dapat dibebaskan secara perlahan .Pupuk organic juga mampu memperbaiki sifat fisik tanah vertisols yaitu menstabilkan agregat tanah, sehingga tanah akan terhindar dari retakan retakan. Dengan penambahan bahan organic, aktivitas organism tanah akan meningkat yang mengakibatkan porositas tanah meningkat, sehingga permasalahan permeabilitas dan infiltrasi tanah yang rendah dapat teratasi.

Pengaplikasian pupuk organic akan sulit dilakukan secara serentak dalam satu area. Kegiatan ini akan membutuhkan waktu dan tenaga kerja yang relative banyak. Oleh karena itu, pengapliksian dapat dilakukan secara bertahap. Strategi yang dapat dilakukan adalah : System tumpang sari lorong Pemberian mulsa Pemanfaatan tanaman penutup tanah System Tumpang Sari Lorong Sistem pertanaman lorong adalah suatu sistem dimana tanaman pangan ditanam pada lorong di antara barisan tanaman pagar . Tanaman pagar yang digunkan adalah tanaman pepohonan. Sistem tumpangsari ini dapat meningkatkan kandungan bahan organic tanah dengan cara memberikan hasil pangkasan tanaman pagar pada tanah di lorong antar pagar. Pemilihan tanaman pagar dari golongan leguminose dapat memberikan manfaat ganda karena dapat membantu tanah dalam penyediaan hara nitrogen. Penggunaan system ini perlu memperhatikan aspek kompetisi tanaman pagar dengan tanaman semusim. Persaingan cahaya dapat diatasi dengan pemangkasan tajuk pohon dengan teratur sekaligus membenamkan hasil pangkasan ke lahan. Persaingan unsur hara diatasi dengan cara pemilihan tanaman pagar yang memiliki perkaran dalam, sehingga tidak bersaing dengan akar tanaman semusim. Pemberian Mulsa Pemberian mulsa residu tanaman dilakukan sebagai strategi untuk meningkatkan bahan organic dalam tanah. Mulsa yang dipakai berasal dari residu panen, dapat diberikan ke lahan dalam bentuk cacahan agar lebih mudah terdekomposisi. Pemanfaatan Tanaman Penutup Tanah Tanaman penutup tanah pada umumnya adalah jenis legum menjalar yang ditanam di antara tanaman tahunan, secara bergilir dengan tanaman semusim atau tanaman tahunan dan sebagai tanaman pemula (pioneer) untuk rehabilitasi lahan kritis. Fungsi tanaman penutup adalah untuk menutupi tanah dari terpaan langsung air hujan, rehabilitasi lahan kritis, menjaga kesuburan tanah, dan menyediakan bahan organik. Macam Tindakan Keuntungan Kelemahan

Pengelolaan Fisika dan Mekanik

Aerasi tanah baik Porositas Tanah meningkat Mencegah air terlalu bnyak masuk ke dalam tanah

Memerlukan peralatan berat Melibatkan banyak tenaga kerja

Pengelolaan Tanah Dalam Pembuatan Bedengan Tinggi Pemberian mulsa

Biologi

Menanam tanaman Legum sebagai cover crop

dapat meningkatkan kandungan cara hasil bahan organic tanah dengan memberikan pangkasan

Memerlukan tambahan luas

biaya untuk

merencanakan secara

System tumpang sari lorong

Perlu yang petani

koordinasi baik dalam antar satu

tanaman pagar pada tanah di lorong antar pagar untuk menutupi tanah dari terpaan langsung air hujan, rehabilitasi kritis, kesuburan dan bahan organik lahan menjaga tanah, menyediakan

skala lansekap

Kimia Penambahan Polimer Hidroksi Aluminium (PHA) tanah ke dalam

PHA mampu mengurangi dan bahkan menghilangkan daya mengembang dan mengerut mineral liat montmorillonit

Ada biaya tambahan

Daftar Pustaka Agus, Fahmuddin dan Widianto.2004. Petunjuk Praktis Konservasi Tanah Pertanian Lahan Kering. WORLD AGROFORESTRY CENTRE ICRAF Southeast Asia, Bogor Anonymous.2011. Macam Macam Ordo Tanah Di Duniahttp://fandicka.wordpress.com/2011/03/31/macam-macam-ordo-tanah-di-dunia/

Anonymous.2011. Tanah Vertisol. http://wahyuaskari.wordpress.com/literatur/tanahvertisol/ Djusa, Desmayanti.1996.Aplikasi Polimer Hidroksi Alumunium Sebagai Alternatif Perbaikan Beberapa Sifat Fisik Tanah Vertisols.(Skripsi).Institut Pertanian Bogor Ispandi, Anwar.2003. Pemupukan P, K Dan Waktu Pemberian Pupuk K Pada Tanaman Ubikayu Di Lahan Kering Vertisol. Ilmu Pertanian (10) 2 Nurdin, dkk.2009. Pertumbuhan dan Hasil Jagung yang Dipupuk N, P, dan K pada Tanah Vertisol Isimu Utara Kabupaten Gorontalo. J. Tanah Trop. (14) 1