Tugas Makalah - Alat Pneumatik Pemindah Barang

35
SISTEM KENDALI PNEUMATIK Aplikasi Sistem Pneumatik Alat Pemindah Barang Ototmatis Berbasis PLC Disusun Oleh : Nama : Hendra Suherman No. Reg : 5115127099 Prodi : Pend. Teknik Elektro Non. Reguler UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

description

Tugas Mata Kuliah Pneumatik.Aplikasi Sistem Pneumatik Alat Pemindah Barang Ototmatis Berbasis PLC

Transcript of Tugas Makalah - Alat Pneumatik Pemindah Barang

SISTEM KENDALI PNEUMATIK

Aplikasi Sistem Pneumatik Alat Pemindah Barang

Ototmatis Berbasis PLC

Disusun Oleh :

Nama : Hendra Suherman

No. Reg : 5115127099

Prodi : Pend. Teknik Elektro Non. Reguler

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,

Hidayah serta Inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul

“Aplikasi Sistem Pneumatik Alat Pemindah Barang Ototmatis Berbasis PLC”. Makalah ini

disusun sebagai tugas mata kuliah Sistem Kendali Pneumatik Program Studi Pend. Teknik

Elektro di Universitas Negeri Jakarta.

Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

baik materi, moral, maupun spiritual. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Syufrijal selaku dosen mata kuliah sistem kendali pneumatik

2. Semua pihak baik yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak

membantu kelancaran penyelesaian makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuk selalu dapat berbuat baik bagi

semua, dan semoga penulisan makalah ini dapat menjadi persembahan yang membawa

manfaat baik bagi penulis secara khusus maupun masyarakat secara umum.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, untuk itu demi kesempurnaan

dari makalah ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun.

Jakarta, 15 September 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Pembatasan Masalah........................................................................................................4

1.3 Rumusan Masalah............................................................................................................5

1.4 Tujuan Penulisan..............................................................................................................5

1.5 Manfaat Penulisan............................................................................................................5

1.6 Sistematika Penulisan.......................................................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................................7

2.1 Pneumatik.........................................................................................................................7

2.2 Alat Penunjang Pneumatik..............................................................................................9

BAB III RANCANGAN PEMBUATAN ALAT...................................................................13

3.1 Proses Perancangan........................................................................................................13

3.2 Analisa Hasil Rancangan................................................................................................15

3.3 Pembuatan Alat..............................................................................................................18

3.4 Hasil Pembuatan Alat.....................................................................................................20

3.5 Pengujian Alat................................................................................................................22

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................24

4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................24

4.2 Saran...............................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi berkembang pesat, agar negara kita tidak tertinggal jauh dengan negara

yang lain maka sumber daya manusia (SDM) Indonesia harusditingkatkan kemampuannya

dan selalu mengikuti perkembangan teknologi dunia sesuai dengan keahliannya masing-

masing. Dengan demikian, merekadapat mengaplikasikan IPTEK untuk kepentingan bangsa

dan Negara.

Akhir-akhir ini sedang dikembangkan sistem pengendalian danpengontrolan berbasis

Programmable Logic Controller (PLC). Seiring dengan lajunya perkembangan zaman yang

terjadi pada saat ini, sistem kendali suatumesin tidak menggunakan sistem pengendali

konvensional dengan kata lain menggunakan saklar magnet (Magnetic Controller), tetapi

sebagian besar industri menggunakan PLC, dan mempunyai keistemewaan dibandingkan

dengan saklar magnet kendali konvensional.

Berdasarkan keistimewaan penggunaan pengendali berbasis PLCdiatas maka penulis

akan mengangkat suatu pola penggunaan PLC sebagaipengendali dalam proses perpindahan

barang dengan menggunakan Konveyor dengan sistem pengendali berbasis PLC. Dengan

judul yang ada penulis akan membuat sebuah miniature sistem pengendali PLC pada mesin

Konveyor yang digunakan untuk memindahkan beban (barang) yang ada dari satu

tempat ke tempat lain dengan Konveyor yang menggunakan penggerak motor

AC(Alternating Current)

1.2 Pembatasan MasalahUntuk memperjelas dari pokok permasalahan yang akan dibahas dalam pembuatan

laporani ini, maka perlu adanya pembatasan masalah:

1. Pembuatan satu program perangkat lunak (software) yang nantinya sebagai

perintah didalam PLC pada khususnya untuk pengendalian pendistribusian hasil

produksi dengan memanfaatkan kerja Konveyor,dimana software ini harus dapat

dibuktikan secara ilmiah dengan alat peraga (miniature) ataupun dengan

pengaplikasian pada sistem control yang riil.

2. Pembuatan miniature suatu mesin Konveyor yang akan dikendalikan dengan

menggunakan PLC sehingga cara kerja dari sistem Konveyor tersebut maupun

cara kerja dari sistem kendali dapat dengan mudah dipahami.

3. Untuk mengetahui pengaruh pembebanan pada Konveyor terhadap laju putaran

Konveyor yang menggunakan penggerak motor AC padapenggerak Konveyor A,

B, dan C yang menggunakan PLC.

1.3 Rumusan MasalahUntuk mengimbangi dan mengikuti persaingan industri yang semakin ketat dan

meningkat, efisiensi produksi sangat penting dan dianggap sebagai kunci sukses dalam

efisiensi dalam dunia industri. Masalah sistem pengendalidan pengontrolan sangatlah

berperan penting di dalamnya, maka dibutuhkan efisiensi dari sistem pengendali tersebut.

Permasalahan yang akan diangkat dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana membuat desain sistem kendali Konveyor berbasis PLC dandesain

miniaturnya?

2. Apakah mesin Konveyor berbasis sistem pengendali PLC dapat memindahkan

beban yang ada ke tempat yang lain?

3. Bagaimanakah pengaruh pembebanan pada mesin Konveyor yang menggunakan

pengendali berbasis sistem PLC terhadap laju mesin Konveyor dengan penggerak

motor AC?

1.4 Tujuan Penulisan Adapun tujuan laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Merancang dan membangun sebuah miniature suatu mesin transfermenggunakan

sistem kendali berbasis PLC (Programmable LogicController )

2. Untuk mengetahui apakah mesin Konveyor berbasis sistem pengendali PLC dapat

memindahkan beban yang ada ke tempat yang lain.

3. Untuk mengetahui hubungan beban terhadap laju pergerakan material Konveyor

pada mesin Konveyor yang menggunakan pengendali berbasis sistem PLC dengan

pemindah barang menggunakan Pneumatik.

1.5 Manfaat PenulisanManfaat yang diharapkan dari laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Memberi alternative setingkat lebih maju dari sebuah sistem pengendalian dengan

menggunakan sistem pengendali berbasis PLC terhadap system pengendalian

konvensional yang masih menggunakan Magnetic Controller.

2. Mempermudah manusia dalam berusaha dengan waktu dan hasil yang cepat dan

mudah.

3. Bagi dunia industri merupakan sumbang saran ataupun sumbangan ide khususnya

pada proses sistem pengendalian agar efisiensi dan optimalisasi hasil produksi

yang menjadi tujuan dari produksi dapat terpenuhi.

4. Bagi pembaca diharapkan dapat dipakai menjadi referensi untuk disiplinilmu yang

ditekuni atau dipelajari.

5. Bagi dunia pendidikan merupakan salah satu aplikasi sistem pengendalian suatu

mesin sehingga menjadi bahan praktikan dan mudah dipahami sekaligus dapat

dipraktekkan oleh khalayak ramai.

1.6 Sistematika PenulisanSystematika penulisan laporan pada tugas kali ini adalah sebagai berikut :

BAB I :Latar belakang, Pembatasan masalah, Permasalahan, Tujuan

permasalahan, Manfaaat laporan, Sistematika penulisan laporan

BAB II :Teori-Teori dasar

BAB III :Berisi tentang pemahaman, prinsip kerja, gambar pada mesin

pemindah barang otomatis, rancangan, pembuatan pengujian dan hasil

BAB IV :Kesimpulan dan saran

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pneumatik2.1.1 Pengertian Pneumatik

Pneumatik adalah sebuah sistem penggerak yang menggunakan tekanan udara sebagai

tenaga penggeraknya. Cara kerja Pneumatik sama saja dengan hidrolik yang membedakannya

hanyalah tenaga penggeraknya.

Jika pneumatik menggunakan udara sebagai tenaga penggeraknya, dan sedangkan

hidrolik menggunakan cairan oli sebagai tenaga penggeraknya. Dalam pneumatik tekanan

udara inilah yang berfungsi untuk menggerakkan sebuah cylinder kerja. Cylinder kerja inilah

yang nantinya mengubah tenaga/tekanan udara tersebut menjadi tenaga mekanik (gerakan

maju mundur pada cylinder).

Sistem pneumatik ini biasa diaplikasikan pada mesin – mesin industri. Dikarenakan

kurangnya daya/kekuatan mekanik dari pneumatik. Maka pneumatik ini hanya bisa

diaplikasikan pada mesin – mesin yang tidak terlalu membutuhkan tenaga mekanik yang kuat

(mesin-mesin bertenaga ringan) dalam pengoperasiannya.

Sedangkan untuk mesin-mesin yang membutuhkan tenaga mekanik yang kuat harus

menggunakan sistem hidrolik. Berikut ini kelebihan dan kekurangan pada sistem pneumatik

dan hidrolik

2.1.2 Kelebihan pada sistem pneumatik:                            

Ramah lingkungan / bersih (jika terjadi kebocoran dalam sistem perpipaan).

Udara sebagai tenaga penggerak memiliki jumlah yang tak terbatas

Lebih cepat dan responsif jika dibandingkan dengan hidrolik

Harganya yang murah

2.1.3 Kekurangan pada sistem pneumatik:

Daya mekanik yang dihasilkan kecil.

Membutuhkan perawatan yang lebih tinggi, karena udara sebagai penggeraknya biasanya

kotor dan mengandung air sehingga gesekan antara piston cylinder dan rumah cylinder

besar dan mempercepat kerusakan pada air cylinder.

2.1.4 Kelebihan pada sistem hidrolik:

Memiliki daya mekanik yang besar

Cylinder hidrolik lebih awet bila dibandingkan dengan cylinder pneumatik (air cylinder).

Oli sebagai tenaga penggeraknya tidak akan habis/berkurang bila tidak terjadi kebocoran.

Sehingga hanya diperlukan investasi diawal.

2.1.5 Kekurangan pada sistem hidrolik:

Tidak ramah lingkungan (jika terjadi kebocoran dalam sistem perpipaan).

Harga oli yang cukup mahal.

Kurang responsif bila dibandingkan dengan pneumatik.

2.1.6 Cara kerja sistem pneumatik

Udara disedot oleh kompresor dan disimpan pada reservoir air ( tabung udara) hingga

mencapai tekanan kira-kira sekitar 6 – 9 bar.

Kenapa harus 6 – 9 bar?? Karena bila tekanan hanya dibawah 6 bar akan menurunkan

daya mekanik dari cylinder kerja pneumatik dan sedangkan bila bertekanan diatas 9 bar akan

berbahaya pada sistem perpipaan atau kompresor.

Baca berapa standar tekanan maksimal yang terdapat pada nameplate reservoir air

dari kompresor. Selanjutnya udara bertekanan itu disalurkan ke sirkuit dari pneumatik dengan

pertama kali harus melewati air dryer (pengering udara) untuk menghilangkan kandungan air

pada udara.

Dan dilanjutkan menuju ke katup udara (shut up valve), regulator, selenoid valve dan

menuju ke cylinder kerja. gerakan air cylinder ini tergantung dari selenoid. Bila selenoid

valve menyalurkan udara bertekanan menuju ke inlet dari air cylinder maka piston akan

bergerak maju sedangkan bila selenoid valve menyalurkan udara bertekanan menuju ke outlet

dari air cylinder maka piston akan bergerak mundur.

Jadi dari selenoid valve inilah penggunaan aplikasi pneumatik bisa juga di

kombinasikan dengan elektrik, seperti PLC ataupun rangkaian kontrol listrik lainnya.

Sehingga mempermudah dalam pengaplikasiannya.

2.2 Alat Penunjang Pneumatik2.2.1 Silinder Pneumatik

Silinder pneumatic merupakan salah satu komponen pneumatik yang banyak dipergunakan sebagai actuator utama dalam suatu rangkaian otomatis, sebab dalam silinder ini dapat difungsikan sebagai pengangkat dan penarik benda, yang mana gaya angkatnya mempunyai perbandingan sebesar tekanan input standar yang dipakai dibagi luas penampang silinder

, dengan persamaan :

   P = F/A 

Silinder Pneumatic

   Dimana : 

        P (tekanan) satuannya N/m2

        F (gaya) satuannya Newton

        A (luas penampang) satuannya m2

   Maksud dari persamaan diatas merupakan perhitungan dari kapasitas gaya benda yang akan diangkat dan ditarik oleh silinder.

   Silinder selain mempunyai kapasitas kekuatan dari gaya angkatnya yang tergantung pada komponen konstruksi bagian dalam silinder. Secara umum

komponen tersebut adalah :

1. Spring atau pegas2. Tube3. Tube seal4. Cylinder head5. Piston6. Piston rod7. Hollow piston rod

a. Single Acting Cylinder

Gambar : Single Acting Cylinder

   Silinder single acting mempunyai spring yang berfungsi sebagai pembalik dari keadaan piston rod yang pada saat tekanan pneumatik tidak aktif akan membalikkan piston pada posisi

awal. Prinsip kerja dari silinder ini berdasarkan perbedaan gaya yang diterima oleh piston dengan gaya dari spring, yang mana pada saat piston rod maju maka gaya yang diterima oleh piston rod lebih besar dari gaya spring dan pada saat piston rod mundur gaya yang diterima oleh spring lebih besar dari gaya yang diterima oleh piston, yang memiliki persamaan :

     1. F = K . X (gaya spring) > F = P . A (gaya silinder) maka silinder mundur

     2. F = K . X (gaya spring) < F = P . A (gaya silinder) maka silinder maju

   b. Double Acting Cylinder

    Silinder double acting memiliki dua saluran input dan setiap inputnya

berfungsi sebagai pengendali dari piston, baik pada saat maju ataupun pada saat mundur. Pada saat piston maju input pertama yang berfungsi dan pada saat piston mundur input kedua yang berfungsi.

    Prinsip kerja utama dari silinder jenis ini tergantung pada gaya yang

diterima oleh piston, yang mana pada saat piston rod maju, tekanan yang masuk badalah supply 1 dan memberikan tekanan pada bagian piston yang ada didalam silinder. Pada saat piston rod mundur, tekanan yang masuk adalah supply 2 dan memberikan tekanan pada bagian piston yang ada dalam silinder dan silinder ini tidak ada perbedaaan gaya dalam prinsip kerjanya.

Gambar : Double Acting Cylinder dan Simbolnya

2.2.2 Katub Selenoid

Solenoid valve merupakan katup yang dikendalikan dengan arus listrik baik AC

maupun DC melalui kumparan / selenoida. Solenoid valve ini merupakan elemen kontrol

yang paling sering digunakan dalam sistem fluida. Seperti pada sistem pneumatik, sistem

hidrolik ataupun pada sistem kontrol mesin yang membutuhkan elemen kontrol otomatis.

Contohnya pada sistem pneumatik, solenoid valve bertugas untuk mengontrol saluran

udara yang bertekanan menuju aktuator pneumatik(cylinder). Atau pada sebuah tandon air

yang membutuhkan solenoid valve sebagai pengatur pengisian air, sehingga tandon tersebut

tidak sampai kosong

Katup Solenoid adalah kombinasi dari dua unit fungsional: solenoida (elektromagnet)

dengan inti atau plungernya dan badan katup (valve) yang berisi lubang mulut pada tempat

piringan atau stop kontak ditempatkan untuk menghalangi atau mengizinkan aliran. Solenoid

Valve berfungsi sebagai pengatur masukan udara dari Compressor menuju kebagian cylinder

Pneumatik sehingga dapat memberikan tekanan pada cylinder Pneumatik

BAB III

RANCANGAN PEMBUATAN ALAT

3.1 Proses PerancanganKarena alat pemindah barang ini otomatis maka harus menggunakan sensor untuk

memberi perintah pada tiap belokan atau perpindahan

a. Pemancar Sensor (transmitter)

Pada pemancar digubakan sinar laser sebagai sumber sinyal yang dioperasikan secara

terus menerus tanpa henti. Hal ini dikarenakan pada proses kerja laser ini berperan sangat

penting sekali, sebab saatsensor bekerja aktif yaitu memberi instruksi kepada perangkat

mesin pemindah barang, sinar laser ini harus bekerja aktif dalam keadaan kondisi ON. Sinar

laser yang digunakan berwarna biru, karena warna biru memilikiintensitas cahaya yang baik

sehingga LDR dapat merespon denganbaik pancaran cahaya dari sinar laser tersebut. Apabila

cahaya terhalang dan menghalangi hubungan cahaya antara sensor dengan LDR maka sinyal

dari sinar laser terhalang, sehingga proses masuknyasinyal menuju sinar laser akan terhalang.

b. Penerima sensor (receiver)

Pada saat sistem peneriman ini digunakan LDR yang akan menghantarkan arus saat

terkena cahaya yang mengenainya. Pada saat tidak terdapat penghalang cahaya yang lewat

anatar pemancar danpenerima, LDR berfungsi sebagai pernghantar arus sehingga kerja

relaiyang digunakan sebagai penyambung arus 24 volt sebagai maukan PLC dalam keadaan

Normally Close (NC) atau tidak terhubung.Sedangkan jika terdapat penghalang cahaya

antara pemancar dan penerima maka relai akan bekerja karena relai dalam kondisi Normally

Open (NO), sehingga daya yang digunakan sebagai masukan PLCtersebut terhubung.

Beberapa bahan penunjang yang sangat penting:

Penggeser

Penggeser yang digunakan untuk menggeser barang yang dipindahkanantara konveyor ini,

menggunakan pneumatic. Rangkaian pneumatic yang digunakan meliput selenoid valve 5/2,

cylinder valve danrangkaian penyalur udara. Fungsi dari pneumatic sendiri

adalahberhubungan langsung dengan selenoid valve yang akan mendorong pneumatic maju

mundur sesuai dengan pr gram PLC yang dijalankan,sehingga udara yang masuk pada

pneumatic dapat diatur oleh selonoid valve . Kendala utam dari selonoid valve yang

digunakan adalahkadang-kadang sulit untuk mundur setelah pneumatic maju,dikarenakan

adanya kebocoran pada selenoid valve

Penggerak

Penggerak yang dimaksudkan disini adalah compressor, yang berfunsiuntuk memasukkan

udara bertekanan ke dalam rangkaian pneumatic.Hal ini dikarenakan penggerak dengan

media udara mudah didapakan dan tidak sulit dalam pengoperasiannya. Compressor yang

digunakan memiliki tekanan sebesar 6 bar setelah masuk melelui receiver, namun yang

digunakan untuk melakuakn penelitian hanya sebesar 4 bar

Motor AC, Motor yang digunakan adalah motor AC 220 volt, 1400 rpm danmemiliki

kekuatan sebesar 0,5 HP. Hal pertama adalah membuat krangka konveyor pada PLC.

Dalam pembuatan Konveyor ini, masing-masing sistem akan dikendalikan oleh PLC

OMRON CPM 1A. Hal ini dapat direalisasikan karena PLC ini memilki fasilitas hardware

maupun software.

Dengan fasilitas tersebut, PLC ini dapat menghasilkan keluaran arus sebesar 12volt.

Untuk dapat mengeluarkan sinyal tersebut diperlukan suatu program yang akan menjalankan

jalannya sinyal keluaran sesuai yang diinginkan.Sebuah mesin Konveyor dapat dijalankan

secara otomatis dengan menggunakan PLC CPM 1 A sesuai variasi dengan mengubah arus

yang terhubung pada masing-masing output. Kombinasi arus yang terhubung kemasing-

masing komponen tersebut dapat dihasilkan oleh PLC dengan cara meberikan program sesuai

pola gerakan atau variasi waktu yangdiinginkan.

Karena sinyal keluaran dari PLC masih terlalu kecil unutk dapat menggerakkan konveyor

secra keseluruhan, sehingga diperlukan suatu interface sebagai penambah tenaga keluaran

PLC.Perencanaan pembuatan program untuk menggerakkan konveyor ini adalah kombinasi

antara waktu untuk menggerakkan motor dan menghentikan motor serta variasi waktu untuk

menggerakkan cylinder Pneumatik untuk melakukan pemindahan barang didalam siklus kerja

konveyor.

Untuk kombinasi kerja antara pemberhentian motor, pergerakanmotor dan juga penggerak

Pneumatiknya diberikan penundaan waktu atau jeda sehingga barang yang digunakan sebagai

objek dalam konveyordalam keadaan diam dahulu sebelum dipindahkan

Diagram alur pengerjaan prosesor PLC

3.2 Analisa Hasil Rancangan

Langkah kerja konveyor :

a. Benda yang dijadikan sebagai beban, pertama-tama bekerja menyentuhsensor

pertama yang diletakkan diujung konveyor A, benda yangmengenai sensor

tersebut akan memberikan input masukan ke PLCuntuk mengerakkan motor

penggerak konveyor A

b. Kemudian benda berjalan menuju kearah sensor barang 2 yangdiletakkan masih

pada jalur konveyor A. Sensor bekerja apabila bendamengenai sensor tersebut,

kerja yang terjadi pada sensor 2 ini akanmengaktifkan empat macam keluaran

PLC.

1. Mengaktifkan timer untuk menonaktifkan kerja motor 1, motor 1akan mati

karena timer yang ada pada prosesor PLC bekerjaberdasar dari masukan

yang diterima oleh PLC. Waktu motor matidi set menjadi 2 detik.

2. Mengaktifkan timer untuk menggerakkan katup majuselenoid

sehinggacylinder Pneumatik akan maju ke depan untuk mendorong benda

berpindah tempat ke konveyor B. Keluaran PLCyang digunakan terletak

pada output no 1

3. Karena menggunakan Double Active Cylinder yang

membutuhkanpergerakan maju dan mundur maka Pneumatik yang sudah

majudiberikan masukan untuk selenoid membuka katup buang Pneumatik

sehingga cylinder akan bergerak menutup balik. Kluaran PLC yang

digunakan terletak pada output no 2

4. Mengaktifkan kerja motor pada konveyor B sehingga motorbergerak

terlebih dahulu sebelum Pneumatik bekerja maju danmundur untuk

memindahkan barang

c. Setelah barang berpindah dari konveyor A ke konveyor B, barang yangada

tersebut juga akan mengaktifkan sensor ketiga yang terletak dikonveyor B. Sensor

tersebut juga akan mengaktifkan 4 keluaran PLC yang ada dalam keluaran no 4, 5

dan 6. dan satu keluaran yang adadalam timer dalam PLC.

1. Mengaktifkan timer untuk menon aktifkan kerja motor 2, motor 2 akan

mati karena timer yang ada pada prosesor PLC bekerjaberdasar dari

masukan yang diterima oleh PLC. Waktu motor matidi set menjadi 2 detik.

2. Mengaktifkan timer untuk menggerakkan katup maju selenoid sehingga

cylinder Pneumatik akan maju ke depan untuk mendorong benda

berpindah tempat ke konveyor C. Keluaran PLCyang digunakan terletak

pada output no 4.

3. Karena menggunakan Double Active Cylinder yang

membutuhkanpergerakan maju dan mundur maka Pneumatik yang sudah

majudiberikan masukan untuk selenoid membuka katup buang Pneumatik

sehingga cylinder akan bergerak menutup bali.Keluaran PLC yang

digunakan terletak pada output no 5.

4. Mengaktifkan kerja motor pada konveyor C sehingga motorbergerak

terlebih dahulu sebelum Pneumatik bekerja maju danmundur untuk

memindahkan barang.

d. Kemudian barang tersebut akan mengaktifkan sensor 4 yang terletak pada bagian

akhir konveyor C.sesnor ini akan menonaktifkan kerjamotor yang menggerakkan

konveyor C

e. Dari semua penundaan waktu yang terjadi pada saat sensor barangbekerja adalah

dengan menggunakan PLC. Penundaan dan program yang ada dalam CPU PLC

ini dibuat dengan menggunakan diagram Ladder

f. Ladder Diagram yang digunakan sebagai masukan perintah PLCdimasukkan ke

daalm memori PLC dengan mengunakan program Syswin 3.2. (Ladder Diagram

terlampir)

3.3 Pembuatan AlatAlur penelitian intinya sama dengan gambar Flowchart. Awal mulasistem pada

konveyor horisontal A dinyalakan lewat pemrograman PLCyang telah dibuat melalui

Diagram Ladder. Konveyor akan berkerjaapabila sensor 1 yang dijadikan sebagai sensor

mula bekerja, kerja yangterjadi berdasarkan prinsip LDR yaitu sensor yang terhalang oleh

bendaakan bekerja karena adanya perubahan tegangan ke bagian receiver sensor.Sensor mula

tersebut akan mengaktifkan motor sehingga barang yangdijadikan beban akan bergerak.

Selanjutnya pergerakan yang terjadi sesuai dengan Flowchart yang telah ditulis di atas.

Sedangkan pengukuran waktu dilakukan dari awal mula sensormenyentuh sensor pertama

yang terletak di konveyor A sampai sensorakhir yang terletak di konveyor C dan berfungsi

sebagai sensor yangmenghentikan motor 3. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan

stopwatch yang dijalankan berdasar sensor yang terpasang pada sensormula dan sensor akhir.

Berikut table mnemoniknya :

3.4 Hasil Pembuatan AlatInilah contoh gambar hasil dari alat yang di buat

3.5 Pengujian AlatDari beberapa ujiaan terdapat kekurangan pada alat ini, yaitu terjadi pada masalah

“beban” yang dapat dilihat pada table berikut ini :

Berdasarkan dari tabel yang didapatkan dari hasil pengujian terhadap kerja konveyor

berbasis PLC dengan pemindah barang menggunakan Pneumatik, maka dapat dilihat bahwa

semakin bebanyang diberikan pada konveyor ditambahkan maka waktu yang ditempuh akan

semakin lama, hasil pengujian yang dilakukan padasetiap bebannya menunjukkan bahwa

rata-rata waktu yang ditempuhakan semakin lama. Pada beban awal 1 kg didapatkan rata-rata

waktutempuh yang lebih lama dibandingkan dengan beban 2 kg, sedangkan pada beban

selanjutnya rata-rata waktu yang ditempuh semakin naik (dibahas dalam bagian

pembahasan). Pada beban 2 kg diperoleh waktuyang tercepat dibandingkan dengan beban

yang lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik berikut ini:

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Sistem konveyor berbasis PLC ini dapat memindahkan barang dari titik pertama

yang terdapat pada konveyor A sampai dengan titik terakhir yang terdapat pada

konveyor C.

2. Pada simulasi alat pemindah barang ini dapat di ginukan pada pabrik-pabrik besar

yang mempunyai jangkauan luas untuk memindahkan barang hasil produksi dengan

effisien.

3. Rangkain ini sangat tergantung pada progam yang ada buat di PLC dan alat bahan

yang mendukung.

4. Jika beban yang mau di pindah tidak terlalu berat dapat menggunakan motor 1 fasa

dan konveyor yang sederhana, tapi jika menggunakan beban yang berat maka kita

dapat merubah motor 1 fasanya denagn 3 fasa dan mengganti konveyor denagn yang

lebih kuat dan bagus.

5. Pada kompresor yang digunakan udara minimal adalah 4 bar agar beban dapat

terdorong dengan baik.

4.2 Saran

Sebaiknya untuk menguji atau mencobanya gunakanlah alat dan bahan yang bagus.

Gunkan PLC CPM1A untuk membuat progamnya.

Katub yang digunakan 5/2 bukan 3/2 maka sesuaikan denagn fungsinya.

Untur sumber suplay yang digunakan adalah sesuai denagn spesifikasi alat dan bahan.

Menggunakan alat dan bahan sesuai fungsinya.

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Ari, “Perancangan Lengan Robot Pneumatik Pemindah Plat Menggunakan

Programmable Logic Controller”, Penelitian Jurusan Teknik Elektro Universitas

Diponegoro, 2004.

Anwari. ----.Kinematika dan Kumpulan Soal-soal ITB: Bandung.

Eko Putra, Agfianto. 2004.PLC Konsep, Pemrograman dan Aplikasi Gava Media:

Yogyakarta.

Factory Automatic Omron. 1997. CPM 1 Training manual. Omron Jakarta.

Irianto Tj, Tri. 2005. Pengenalan Dasar PLC (Programmable Logic Controllers) dan

Dasar Pemrograman Syswin 3.2