TUGAS MAKALAH

31
TUGAS MAKALAH Nama: Tika Sintia Veronika Nim: 10.01.13.0060 Stikes Perdhaki Charitas Palembang

description

makalah salinasi

Transcript of TUGAS MAKALAH

TUGAS MAKALAH

Nama: Tika Sintia VeronikaNim: 10.01.13.0060 Stikes Perdhaki Charitas Palembang

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATANA. Defenisi Pendidikan dalam Keperawatan Untuk mengatahui definisi pendidikan dalam perspektif kebijakan, kita telah memiliki rumusan formal dan operasional, sebagaimana termaktub dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, yakni: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pendidikan dalam keperawatan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan yang dimilikinya sehingga dapat diaplikasikan dalam bentuk pelayanan professional yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pendidik kesehatan adalah : seseorang yang memberi pendidikan maupun bimbingan kepada orang lain dibidang kesehatan, dengan tujuan terjadinya perubahan tingkah laku positif tentang kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Peserta didik adalah : klien (individu,keluarga,masyarakat) yang mendapatkan materi pendidikan atau bimbingan di bidang kesehatan, sehingga klien tersebut secara mandiri mau melakukan perubahan tingkah laku yang positif dan permanen dalam meningkatkan derajat kesehatannya.B. Sejarah dan Perkembanagan Pendidikan Keperawatan 1. Sejarah Pendidikan Keperawatan Zaman purbakala ( Primitif Culture )Manusia percaya bahwa apa yang ada di bumi, mempunyai kekuatan spritual/mistik yang mempengaruhi kehidupan manusia (animisme) Sakit di sebabkan oleh kekuatan alam/kekuatan gaib (batu-batu besar, gunung tinggi & pohon-pohon besar) serta masyarakat masih percaya pada dukun1. Zaman mesirMasyarakat percaya dewa ibis mampu menyembuhkan penyakit di Cina, syetan sebagai penyebab penyakit akibatnya perawat tidak di perkenankan untuk merawat.2. Pertengahan abad VI masehiKeperawatan berkembang di benua asia tepatnya asia barat daya yaitu timur tengah seiring dengan perkembangan agama Islam.3. Abad VIIDi jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti ilmu pasti, ilmu kimia, hygiene dan obat-obatan.Keperawatan mengalami kemajuan dengan prinsip dasar kesehatan pentingnya kebersihan diri (personal hygiene), kebersihan makanan, air & lingkungan. Tokoh yang terkenal dari dunia arab pada masa itu adalah Rafidah.4. Permulaan abad XVIOrientasi masyarakat pada saat terjadi perang dimana rumah ibadah banyak yang tutup yang biasanya di gunakan untuk merawat orang sakit.Perawat di gaji rendah dengan jam kerja yang lama pada kondisi kerja yang buruk. Sisi positif dari perang untuk perkembangan keperawatan korban banyak membutuhkan tenaga sukarela sebagai perawat (orde-orde agama, istri yg mengikuti suami perang & tentara-tentara yang merangkap sebagai perawat) konsep P3K.Rumah sakit yang berperan besar tahap perkembangan keperawatan pada masa kini (zaman pertengahan) yaitu hotel Dieu di Lion awalnya perawat mantan seks yang bertobat, tidak lama kemudian menggunakan perawat yang terdidik dari rumah sakit tersebut.Hotel Dieu di Paris orde agama, setelah revolusi orde agama dihapus di ganti orang-orang bebas yang tidak terikat agama, pelapor perawat terkenal rumah sakit ini yaitu Genevieve Bouquet

St. Thomas Hospital, di dirikan tahun 1123 M Florence Nigtingale memperbaharui keperawatan.5. Pertengahan abad XVIII XIXKeperawatan mulai di percaya orang yaitu Florence Nigthingale.Beliau lahir tahun 1820 dari keluarga kaya, terhormat, tumbuh & berkembang di Inggris, di terima mengikuti kursus pendidikan perawat usia 31 tahun. 2. Perkembangan Keperawatan Di IndonesiaMasa pemerintahan Belanda Perawat berasal dari penduduk pribumi (Velpleger) di bantu penjaga orang sakit (Zieken Oppaser) Bekerja di R.S Binnen Hospital di Jakarta (1799) memelihara kesehatan staf & tentara Belanda Membentuk dinas kesehatan tentara & dinas kesehatan rakyatMasa VOC (Gubenur Inggris Rafles 1812-1816) Kesehatan adalah milik manusia melakukan pencacaran umum. Membenahi cara perawatan pasien dengan gangguann jiwa. Memperhatikan kesehatan & perawatan para tahanan.3. Perkembangan Organisasi Profesi KeperawatanBeberapa organisasi keperawatan1. ICN (International Council of Nurses) organisasi profesional wanita pertama di dunia di dirikan tgl 1 Juli 1899 o/ Mrs.Bedford Fenwick.Tujuannya: Memperkokoh silaturahmi perawat seluruh dunia Memberi kesempatan bertemu bagi perawat di seluruh dunia untuk membicarakan masalah keperawatan. Menjunjung peraturan dlm ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan, pendidikan keperawatan berdasarkan kode etik profesi keperawatan.1. ANA di dirikan tahun 1800 yg anggotanya dari negara- negara bagian, berperan: Menetapkan standar praktek keperawatan. Canadian Nurse Association (CNA) tujuan sama dengan ANA memberikan izin praktek keperawatan mandiri.1. NLN (National League for Nursing) di dirikan tahun 1952, tujuan untuk pengembangan & peningkatan mutu pelayanan keperawatan & pendidikkan keperawatan.2. British Nurse Association di dirikan tahun 1887, tujannya:memperkuat persatuan & kesatuan seluruh perawat di Inggris & berusaha memperoleh pengakuan terhadap profesi keperawatan.

PPNI di dirikan 17 Maret 1974.Tujuan Pendidikan Dalam Keperawatan Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi manusia yang baik, bertanggung jawaab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara, dan sebagainya.Dalam dunia pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan yang sangat umum tersebut. Salah seorang diantaranya adalah Herbert Spencer (1860) yang menganalisis tujuan pendidikan dalam lima bagian, yang berkenaan dengan:1. Kegiatan demi kelangsungan hidup.2. Usaha mencari nafkah.3. Pendidikan anak.4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara.5. Penggunaan waktu senggang.Tujuan pendidikan yang dikemukakan Herbert Spencer tersebut didasarkan atas apa yang dianggapnya paling berharga dan perlu untuk setiap orang bagi kehidupannya dalam masyarakat.Bloom cs mebedakan tiga kategori tujuan pendidikan, yaitu :1. Kognitif (head)Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual atau mental. Tujuan kognitif dibagi dalam 6 bagian, yaitu;a) Knowledge (Pengetahuan)Meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan untuk diingat.b) Comprehension (Pemahaman)Merupakan kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi, rumusan, menafsirkan suatu teori.c) Application (Penerapan)Merupakan kesanggupan menerapkan atau menggunakan suatu pengertian, konsep, prinsip, teori yang memerlukan penguasaan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam.d) Analysis (Analisis)Yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-unsurnya misalnya analisis hubungan antara masyarakat dengan alam dan jagad raya.e) Synthesis (Sintesis)Yaitu kesanggupan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur.f) Evaluation (Penilaian)Penilaian berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu.2. Afektif (heart)Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, dan nilai-nilai atau perkembangan emosional dan moral. Tujuan afektif dibagi dalam 5 bagian, yaitu;a) ReceivingMenerima, menaruh perhatian terhadap nilai tertentu.b) Responding (Merespon)Yaitu memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukan kesediaan dan kerelaan untuk merespon, merasa puas dalam merespon.c) Valuing (Menghargai)Yaitu menerima suatu norma, menghargai suatu norma, dan mengikat diri pada norma tersebut.d) Organization (Organisasi)Membentuk suatu konsep tentang suatu nilai, menyusun suatu sistem nilai-nilai.e) Characterization by Value or Value ComplexMewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak seseorang, norma itu menjadi bagian diri pribadi.3. Psikomotor (hand)Tujuan psikomotor menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung unsur motoris.Peran perawat tidak hanya care giver (pemberi asuhan) saja tetapi juga sebagai concelor, educator dan concultant, sehingga dengan perannya tersebut seorang perawat memerlukan pengetahuan tentang pendidikan agar bisa memberikan pendidikan secara sistematis sesuai cara, metode dan media pendidikan yang benar dan tepat terhadap klien, sehingga hasil dari pendidikan yang diberikan kepada klien bisa tercapai tepat sasaran dan tepat guna.Perawat Harus menguasai bidang pendidikan, karena dengan mempelajari ilmu pendidikan seorang mahasiswa prodi keperawatan diharapkan dapat memberi dan menerima informasi yang akan dibutuhkan dalam menghadapi pasien ( orang lain) sehingga mampu mengarahkan pada pencapaian kompetensi profesional.D. Fungsi Pendidikan Keperawatan 1. Fungsi pendidikanFungsi ini terdiri atas tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :1. Peserta didik dalam hal kaulifikasi/persyaratan, mekanisme seleksi dan penerimaan, serta daya tampung peserta didik.2. Proses pendidikan yang mencakup tujuan pendidikan/rumusan kompetensi, kurikulum pendidikan, proses pembelajaran/evaluasi hasil belajar, fasilitas sumber daya pendidikan, dan rumah sakit pendidikan.3. Lulusan yang mencakup kaulifikasi/persyaratan, mekanisme penilaian akhir/keprofesian, dan jumlah yang diluluskan dan sebaran.4. Fungsi penelitianFungsi ini mencakup :1. Berperan aktif dalam riset dasar dan terapan, pengembangan ilmu pengetahuan ilmu keperawatan, mengembangangkan teknologi keperawatan, meningkatkan mutu, dan memperluas jangkauan pelayanan2. Manfaatkan tekhnologi maju secara tepat dalam rangka meningkatkan mutu dan memperluas jangkauan pelayanan professional3. Melaksanakan berbagai bentuk kegiatan ilmiah yang meliputi ceramah/diskusi ilmiah, forum ilmiah, tulisan ilmiah/majalah ilmiah dan pengawal ilmu keperawatan.4. Fungsi pengabdian masyarakatFungsi ini mencakup :1. Pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai bentuk, sifat dan jenjang pelayanan kepada masyarakat, serta membangun model pelayanan/asuhan keperawatan2. Pendidikan dan bimbingan masyarakat dengan cara membina kemampuan masyarakat mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi.3. Mengarahkan kemampuan masyarakat untuk mengorganisir dan melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan professional4. Memberi konsultasi dalam keperawatan kepada berbagai pihak yang memerlukan.E. Peran Pendidikan Tinggi Keperawatan 1. Membina sikap pandangan dan kemampuan professionalPendidikan tinggi keperawatan sangat berperan dalam membina sikap, pandangan dan kemampuan professional, lulusannya. Diharapkan perawat mampu bersikap dan berpandangan professional, berwawasan keperawatan yang luas, serta mempunyai pengetahuan ilmiah keperawatan yang memadai, dan menguasai keterampilan professional secara baik dan benar (Husin, 1966).Sebagai perawat profesioanal diperoleh kepuasaan kerja yang selanjutnya memacu pencapaian kemampuan melalui penampilan kerja yang lebih baik lagi. Kemampuan berpikir kritis dalam mengambil keputusan serta mampu mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakan yang dilakukan merupakan salah satu factor utama tercapainya kepuasaan kerja (Jones dan Beck, 1996). Kepuasaan kerja perawat akan menghasilkan kepuasaan pada pemakai jasa keperawatan, baik masyarakat maupun intitusi tempat bekerja.1. Meningkatkan mutu pelayanan/ askep dan kesehatanPendidikan keperawatan menghasilkan perawat yang bersikap professional mencakup keterampilan intelektual, interpersonal, dan tekhnikal, mampu mempertanggungjawabkan secara legal, keputusan dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan standar dan kode etik profesi, serta dapat menjadi contoh peran bagi perawat lain.Teori dan model keperawatan dapat dikatakan bermanfaat, jika bisa diterapkan dipelayanan, begitu pula dengan system manajemen keperawatan yang dipelajari selama pendidikan. Fasilitas pelayanan yang dapat digunakan sebagai sumber pendidikan yang diharapkan cukup kondusif untuk proses pembelajaran peserta didik (Hamid, 1997)1. Menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan iptek keperawatan melalui keperawatanKerja sama yang terjalin dengan baik antara institusi pendidikan dan pelayanan memungkinkan terjadinya transformasi IPTEK, termasuk teridentifikasinya masalah kesehatan, khususnya yang terkait dengan masalah keperawatan untuk penelitian keperawatan yang bertujuan menghasilkan jawaban terhadap pertanyaan, menghasilkan solusi masalah, baik melalui produk berupa tekhnologi atau metode baru maupun produk jasa serta menguji teori berdasarkan kondisi atau fakta baru. (Leddy dan Pepper, 1993; Mayer, Medden dan Lawrence, 1990)1. Meningkatkan kehidupan keprofesian melalui organisasi profesiPendididkan tinggi keperawatan akan memfasilitasi perkembangan kehidupan organisasi keperawatan untuk lebih professional. Dengan pendidikan profesioanal, perawat sebagai anggota dari suatu organisasi profesi akan lebih memahami dan menghayati peran, tanggung jawab, dan haknya sebagai anggota organisasi profesi yang memiliki sifat, pandangan, dan kemampuan professional sangat memungkinkan organisasi keperawatan berperan sabagai pengendali mutu pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat melalui pengaturan hak, tanggung jawab, dan kewengan tiap perawat berdasarkan kompetensi yang dimiliki (SCHMALE,1996).Selain itu, organisasi profesi akan lebih berperan dalam proses pengembangan dan pembinaan keterampilan professional dan menerapkan kode etik profesi bagi tiap anggotanya melalui pengaturan dan pengadaan system pendidikan berkelanjutan serta mengendalikan pemanfaatan dan pengembangan IPTEK keperawatan(husin, 1999).F. Penataan Pendidikan Tinggi KeperawatanPenataan pendidikan ini dimulai dengan penataan system pendidikan keperawatan yang dimulai dari:1. Program pendidikan D-III keperawatan program pendidikan ini akan menghasilkan perawat Vokasional (ahli madya keperawatan) yang dikembangkan dengan landasan keilmuan dan keprofesian serta diharapkan memiliki tingkah laku dan kemampuan professional serta akuntabel dalam melaksanakan asuhan keperawatan dasar secara mandiri dibawa sepervisi. Mereka diharapkan mempunyai kemampuan mengelolah peraktek keperawatan yang sesuai dangan kebutuhan klien.2. Program pendidikan nersProgram pendidikan ini menghasilkan sarjana keperawatan dan professional (Ns = first professional degree) dengan sikap, tingkah laku, dan kemampuan professional, serta akuntabel untuk melaksanakan asuhan keperawatan dasar sampai dengan tingkat kerumitan tertentu secara mandiri. Mereka dituntut untuk memiliki kemampuan dalam meningkatkan mutu pelayanan dengan memanfaatkan IPTEK keperawatan yang maju secara tepat guna, serta kemampuan melaksanakan riset keperawatan dasar dan penerapan yang sederhana.1. Program magister keperawatan program ini menghasilkan perawat ilmuan (scintist) dengan sikap tingkah laku dan kemampuan sebagai ilmuan keperawatan yang diharapkan mempunyai kemampuan: meningkatkan pelayanan profesi dengan jalan penelitian dan pengembangan, berpartisipasi dalam pengembangan bidang ilmunya, mengembangkan penampilanya dalam spectrum yang lebih luas dengan mengaitkan ilmu/profesi yang serupa serta merumuskan pendekatan penyelesaian berbagai masalah masyarakat dengan cara penalaran ilmiah (keputusan Mendikbud Nomor.056/U/1994/pasal 2 ayat 3).2. Program pendidikan ners spesialisProgram pendidikan ini menghasilkan perawat ilmuan (magister) dan professional (Ns spesialis = second professional degree) dengan sikap, tingkah laku, dan keterampilan professional serta akuntabel untuk melaksanakan prektik keperawatan spesialistik ners spesialis merupakan ilmuan dalam bidang ilmu keperawatan klinik dengan kemampuan dan tanggung jawab sebagai ilmuan klinik (SK Mendikbud No.056/U/1994).G. Sistem Pendidikan Tinggi KeperawatanKata sistem menjadi populer dengan munculnya pendekatan sistem yang digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekrja bersama sama untuk mencapai suatu tujuan . kata sistem berasal dari bahasa latin (syst dan ema) dan bahasa yunani (sust dan ema ) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu kesatuan yang berintraksi, ketika suatu model matematika sering kali dapat buat.sistem merupakan kesatuan bagian bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. misalnya, negara yang merupakan suatu kumpulan dalam beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dengan rakyat sebagai penggeraknya. sistem sering kali digunakan baik dalam prcakapan sehari-hari , forum diskusi maupun dokumen ilmiah.Landasan pembangunan sistem pendidikan tinggi keperawatan di indonesia merupakan bagian terintegrasi dari sistem pendidikan tinggi nasional karena hakikat pendidikan tinggi keperawatan sebagai pendidikan profesi dan tuntutan kebutuhan masyarakat. Melalui pelaksanaan tiga fungsi pokok pendidikan tinggi keperawatan, yaitu pendidikan keperawatan, riset keperawatan dan pengabdian masyarakat ,di harapkan pendidikan tinggi keperawatan menghasilkan berbagai karakter dan sifat lulusan yang kompoten dalam bidang pelayanan dan konsultasi keperawatan bagi masyarakat. Pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan merupakan pandangan filosifis atau paradigma tentang keperawatan , orientsi pendidikan tinggi , kerangka konsep pendidikan tinggi keperawatan , dan kelompok ilmu keperawatan.H. Pendidikan Profesi KeperawatanPendidikan tinggi keperawatan dikembangkan berdasarkan dan bertolak dari paradigma keperawatan. Orientasi pendidikan tinggi keperawatan yang mantap dan kerangka konsep pendidikan tinggi yang kokoh memungkinkan profesi keperawatan menghadapi masa depan dan tidak tergoyangkan oleh perubahan perubahan pandangan perorangan, terutama yang bersifat menyimpang dari hakikat keperawatan yang sesungguhnya. Kperawatan berkeyakinan dan berpandangan bahwa manusia dan kemanusian merupakan focus utama dari setiap upaya pelayanan keperawatan dengan menjunjung tinggi nilai dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Bertolak dari pandangan ini disusun paradigm keperawatan yang terdiri dari 4 konsep yaitu manusia, lingkungan, sehat, dan Keperawatan.Kelly (1981) dalam Marifin (2003) mengembangkan criteria profesi meliputi :1. Layanan yang diberikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kemanusiaan.2. Adanya body of knowledge yang khusus dipelajari dan dikembangkan melalui proses penelitian.3. Layanan yang diberikan termasuk aktivitas intelektual, tanggung jawab dan tanggung gugat secara individu merupakan suatu tangtangan yang besar dan harus dijawab.4. Perawat praktisi relative bebas dan dapat mengontrol kebijakan dan aktivitas yang mereka perbuat (otonomi).5. Perawat praktisi harus memiliki dasar pendidikan di institusi pendidikan tinggi.6. Pearwat praktisi`memberikan pelayanan dengan motivasi altruistikdan menganggap bahwa pekerjaan yang mereka lakukan merupakan kegiatan terpenting di hidupnya7. Terdapat kode etik yang memberikan panduan dalam mengambil keputusan dan meneruskan praktik yang mereka lakukan8. Terdapat organisasi profesi yang dapat memberikan bantuan dan dorongan dalam menerapkan standar praktek keperawatan.Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi mengarahkan hasil pendidikan menjadi tenaga professional. Melalui sistim pendidikan ini, dihasilkan perawat yang dapat menjalankan peran dan fungsinya sesuai dengan tuntutan profesi untuk memberikan pelayanan professional kepada masyarakat. Peran perawat sebagai :1. Mitra kerjaHubungan perawat-klien merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, mengasihi dan menghargai.1. Sumber informasiPerawat harus mampu memberikan informasi yang akurat, jelas, dan rasional kepada klien dalam suasana yang bersahabat dan akrab.1. PendidikPerawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan dan bimbingan pada klien atau keluarganya terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.1. PemimpinPerawat harus mampu memimpin klien atau keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi klien.1. Wali atau penggantiPerawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhan.1. KonselorPerawat harus dapat memberi bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.Akan tetapi pendidikan profesi keperawatan yang bertujuan mewujudkan pelayanan professional harus dilandasi oleh kemampuan meneliti dari peserta didiknya. Kemampuan ini ditimbulkan melalui keingintahuan yang tinggi selama proses pendidikan yang dipelihara sedemikan rupa sehingga setelah lulus perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan yang berbasis fakta (Evidence based practice).

Pendidikan KeperawatanPendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup:

Pendidikan Vokasional;yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.Pendidikan Akademik;yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentuPendidikan Profesi;yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.Sedangkan jenjang pendidikan keperawatan mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor.

Sesuai dengan amanah UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tersebut Organisasi Profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), bersama dukungan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), telah menyusun dan memperbaharui kelengkapan sebagai suatu profesi.Perkembangan pendidikan keperawatan sungguh sangat panjang dengan berbagai dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia, tetapi sejak tahun 1983 saat deklarasi dan kongres Nasional pendidikan keperawatan indonesia yang dikawal oleh PPNI dan diikuti oleh seluruh komponen keperawatan indonesia, serta dukungan penuh dari pemerintah kemendiknas dan kemkes saat itu serta difasilitasi oleh Konsorsium Pendidikan Ilmu kesehatan saat itu, sepakat bahwa pendidikan keperawatan Indonesia adalah pendidikan profesi dan oleh karena itu harus berada pada pendidikan jenjang Tinggi.dan sejak itu pulalah mulai dikaji dan dirangcang suatu bentuk pendidikan keperawatan Indonesia yang pertama yaitu di Universitas Indonesia yang program pertamannya dibuka tahun 1985.Sejak 2008 PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan Kemendiknas melalui project Health Profession Educational Quality (HPEQ), menperbaharui dan menyusun kembali Standar Kompetensi Perawat Indonesia, Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan Indonesia, Standar Pendidikan Ners, standar borang akreditasi pendidikan ners Indonesia. dan semua standar tersebut mengacu pada Peraturan Presiden Nomor.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan sat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang pendidikan keperawatan Indonesia.Standar-standar yang dimaksud diatas juga mengacu pada perkembangan keilmuan keperawatan, perkembangan dunia kerja yang selalu berubah, dibawah ini sekilas saya sampaikan beberapa hal yang tertulis dalam dokumen Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan, yang berkaitan dengan Jenis, jenjang, Gelar akademik dan Level KKNI;Jenis Pendidikan Keperawatan Indonesia:

Pendidikan Vokasi; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan dan penguasaan keahlian keperawatan tertentu sebagai perawatPendidikan Akademik; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu keperawatan yang mengcakup program sarjana, magister, doktor.Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mencapai kompetensi profesi perawat.

Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia dan sebutan Gelar:

1. Pendidikan jenjang Diploma Tiga keperawatan lulusannya mendapat sebutan Ahli Madya Keperawatan (AMD.Kep)

2. Pendidikan jenjang Ners (Nurse) yaitu (Sarjana+Profesi), lulusannya mendapat sebutan Ners(Nurse),sebutan gelarnya (Ns)3. Pendidikan jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya mendapat gelar (M.Kep)4. Pendidikan jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari:

a) Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya (Sp.KMB)b) Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya (Sp.Kep.Mat)c) Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya (Sp.Kep.Kom)d) Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya (Sp.Kep.Anak)e) Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya (Sp.Kep.Jiwa)5. Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya (Dr.Kep)

Top of FormSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATANA. DEFINISI KEPERAWATANPerawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (UU Kesehatan No. 23, 1992).Menurut Effendy (1995), perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan adalah upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan.Merawat mempunyai suatu posisi sentral. Merawat merupakan suatu kegiatan dalam ruang lingkup yang luas yang dapat menyangkut diri kita sendiri, menyangkut sesuatu yang lain dan menyangkut lingkungan. Jika kita merawat sesuatu, kita menginginkan hasil yang dicapai akan memuaskan. Jadi kita akan selalu berusaha untuk mencapai sesuatu keseimbangan antara keinginan kita dan hasil yang akan diperoleh.B.SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DUNIAMerawat orang sama tuanya dengan keberadaan umat manusia. Oleh karena itu perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia. Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama besar dunia serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.1.Perkembangan Keperawatan Masa Sebelum MasehiPada masa sebelum masehi perawatan belum begitu berkembang, disebabkan masyarakat lebih mempercayai dukun untuk mengobati dan merawat penyakit. Dukun dianggap lebih mampu untuk mencari, mengetahui, dan mengatasi roh yang masuk ke tubuh orang sakit. Demikian juga di Mesir yang bangsanya masih menyembah Dewa Iris agar dapat disembuhkan dari penyakit. Sementara itu bangsa Cina menganggap penyakit disebabkan oleh setan atau makhluk halus dan akan bertambah parah jika orang lain menyentuh orang sakit tersebut.2.Perkembangan Keperawatan Masa Setelah MasehiKemajuan pradaban manusia dimulai ketika manusia mengenal agama. Penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia, sehingga berdampak positif terhadap perkembangan keperawatan.a.Perkembangan Kperawatan Masa Penyebaran kristenPada permulaan Masehi, Agama Kristen mulai berkembang. Pada masa itu, keperawatan mengalami kemajuan yang berarti, seiring dengan kepesatan perkembangan Agama Kristen. Ini dapat di lihat pada masa pemerintahan Lord Constantine, yang mendirikan Xenodhoeum atau hospes (latin), yaitu tempat penampungan orang yang membutuhkan pertolongan terutama bagi orang-orang sakit yang memerlukan pertolongan dan perawatan.b.Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran IslamPada pertengahan Abad VI Masehi, Agama Islam mulai berkembang. Pengaruh Agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak terlepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan Agama Islam. Memasuki Abad VII Masehi Agama Islam tersebar ke berbagai pelosok Negara. Pada masa itu di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti: ilmu pasti, ilmu kimia, hygiene dan obat-obatan. Prinsip-prinsip dasar perawatan kesehatan seperti pentingnya menjaga kebersihan makanan, air dan lingkungan berkembang secara pesat. Tokoh keperawatan yang terkenal dari dunia Arab pada masa tersebut adalah Rafida.c.Perkembangan Keperawatan Masa KekuasaanPada permulaan Abad XVI, struktur dan orientasi masyarakat mengalami perubahan, dari orientasi kepada agama berubah menjadi orientasi kepada kekuasaan, yaitu: perang, eksplorasi kekayaan alam serta semangat kolonialisme. Pada masa itu telah terjadi kemunduran terhadap perkembangan keperawatan, dimana gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, sehingga tenaga perawat sangat jauh berkurang. Untuk memenuhi kekurangan tenaga tersebut maka digunakanlah bekas wanita jalanan (WTS) yang telah bertobat sebagai, sehingga derajat seorang perawat turun sangat drastis dipandangan masyarakat saat itu.3.Perkembangan Keperawatan Di InggrisPerkembangan keperawatan di Inggris sangat penting untuk kita pahami, karena Inggris melalui Florence Nightingle telah membuka jalan bagi kemajuan dan perkembangan keperawatan yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain.Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di Flronce (Italia). Setahun setelah kelahirannya, keluarga Florence kembali ke Inggris. Di Inggris Florence mendapatkan pendidikan sekolah yang baik sehingga ia mampu menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun Florence mengikuti kursus pendidikan perawat di Keiserwerth (Italia) dan Liefdezuster di Paris, dan setelah pendidikan ia kembali ke Inggris.Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence bersama 38 suster lainnya di kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-teman, telah terjadi perubahan pada bidang hygiene dan keperawatan dengan indikator angka kematian turun sampai 2%.Kontribusi Florence Nightingle bagi perkembangan keperawatan adalah menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu bagian penting dari asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi merupakan suatu terapi bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal klien dan peran perawat untuk memenuhinya, menetapkan standar manajemen rumah sakit, mengembangkan suatu standar okupasi bagi klien wanita, mengembangkan pendidikan keperawatan, menetapkan 2 (dua) komponen keperawatan, yaitu: kesehatan dan penyakit. Meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dan berbeda dengan profesi kedokteran dan menekankan kebutuhan pendidikan berlanjut bagi perawat.C. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA1.Sejarah Perkembangan Keperawatan Sebelum KemerdekaanPada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut velpleger dengan dibantu zieken oppaser sebagai penjaga orang sakit. Mereka bekerja pada rumah sakit Binnen Hospital di Jakarta yang didirikan tahun 1799.Pada masa VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-1816), telah memiliki semboyan Kesehatan adalah milik manusia Pada saat itu Raffles telah melakukan pencacaran umum, membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa serta memperhatikan kesehatan dan perawatan tahanan.Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan Belanda, di Jakarta pada tahun 1819 didirikan beberapa rumah sakit. Salah satunya adalah rumah sakit Sadsverband yang berlokasi di Glodok-Jakarta Barat. Pada tahun 1919 rumah sakat tersebut dipindahkan ke Salemba dan sekarang dengan nama RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM).Dalam kurun waktu 1816-1942 telah berdiri beberapa rumah sakit swasta milik misionaris katolik dan zending protestan seperti: RS. Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS. St. Carolos Salemba-Jakarta Pusat. RS. St Bromeus di Bandung dan RS. Elizabeth di Semarang. Bahkan pada tahun 1906 di RS. PGI dan tahun 1912 di RSCM telah menyelenggarakan pendidikan juru rawat. Namun kedatangan Jepang (1942-1945) menyebabkan perkembangan keperawatan mengalami kemunduran.2.Sejarah Perkembangan Keperawatan Setelah kemerdekaana.Periode 1945 -1962Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perkembangan keperawatan pun masih jalan di tempat. Ini dapat dilihat dari pengembanagan tenaga keperawatan yang masih menggunakan system pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO + 3 tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa. Terdapat pula pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang lulusannya disebut mantri juru rawat.Baru kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK, ditambah pendidikan lagi selama satu tahun.Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar umum SMA yang bertempat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat.Walupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan pendidikan keperawatan belum tampak, ini ditinjau dari kelembagaan organisasi di rumah sakit. Kemudian juga ditinjau dari masih berorientasinya perawat pada keterampilan tindakan dan belum dikenalkannya konsep kurikulum keperawatan. Konsep-konsep perkembangan keperawatan belum jelas, dan bentuk kegiatan keperawatan masih berorientasi pada keterampilan prosedural yang lebih dikemas dengan perpanjangan dari pelayanan medis.b.Periode 1963-1983Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang keperawatan. Pada tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah organisasi profesi dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Ini merupakan suatau langkah maju dalam perkembangan keperawatan. Namun baru mulai tahun 1983 organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya.c.Periode 1984 Sampai Dengan SekarangPada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan nama Progran Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi di Jakarta. Sejak saat itulah PSIK-UI telah menghasilkan tenaga keperawatan tingkat sarjana sehingga pada tahun 1992 dikeluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi.Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung. Pada tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disyahkan dan digunakan. Selanjutnya juga pada tahun 1999 kurikulum D-III keperawatan mulai dibenahi dan mulai digunakan pada tahun 2000 sampai dengan sekarang.D.TREND KEPERAWATAN SEKARANG DAN MASA DEPANKemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang termasuk bidang kesehatan, peningkatan status ekonomi masyarakat, peningkatan perhatian terhadap pelaksanaan hak asasi manusia, kesadaran masyarakan akan kebutuhan kesehatan mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat dan melahirkan tuntutan akan pelayanan kesehatan yang berkualitas.Pergeseran akan fenomena tersebut, telah mengubah sifat pelayanan keperawatan dari pelayanan fokasional yang hanya berdasarkan keterampilan belaka kepada pelayanan profesional yang berpijak pada penguasaan iptek keperawatan dan spesialisasi dalam pelayanan keperawatan.Fokus peran dan fungsi perawat bergeser dari penekanan aspek kuratif kepada peran aspek preventif dan promotif tanpa meninggalkan peran kuratif dan rehabilitatif.Kondisi ini menuntut uapaya kongkrit dari profesi keperawatan, yaitu profesionalisme keperawatan. Proses ini meliputi pembenahan pelayanan keperawatan dan mengoptimalkan penggunaan proses keperawatan, pengembangan dan penataan pendidikan keperawatan dan juga antisipasi organisasi profesi (PPNI).1.Pengembangan dan Penataan Pendidikan KeperawatanMeningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang profesional, telah memicu perawat untuk terus mengembangkan dirinya dalam berbagai bidang, terutama penataan sistem pendidikan keperawatan. Oleh karena itu profesi keperawatan dengan landasan yang kokoh perlu memperhatikan wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikana.Wawasan KeilmuanPada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III keperawatan 1999, merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan keperawatan. Wujud ini dapat dilihat dengan adanya:Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu: Pendidikan Agama, Pancasila, Kewiraan dan Etika Umum)Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi dan Biokimia, Mikrobiologi dan Parasitologi, Farmakologi, Ilmu Gizi dan Patologi.Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu: KDK, KDM I dan II, Etika Keperawatan, Komunikasi Dalam Keperawatan, KMB I, II, III, IV dan V, Keperawatan Anak I dan II, Keperawatan Maternitas I dan II, Keperawatan Jiwa I dan II, Keperawatan Komunitas I, II dan III, Keperawatan Keluarga, Keperawatan gawat Darurat, Keperawatan Gerontik, Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Keperawatan Profesional dan Pengantar Riset Keperawatan.Demikian juga halnya dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan, yaitu dengan berlakunya kurikulum Ners pada tahun 1998.Sementara itu di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) telah dibuka S2 Keperawatan untuk Studi Manajemen Keperawatan, Keperawatan Maternitas dan Keperawatan Komunitas. Dan selanjutnya akan dibuka Studi S2 Keperwatan Jiwa dan Keperawatan Medikal Bedah.Dapat disimpulkan bahwa saat ini perkembangan keperawatan diarahkan kepada profesionalisme dengan spesialisasi bidang keperawatan.b.Orientasi PendidikanPendidikan keperawatan bagaimanapun akan tetap berorientasi pada pengembangan pengetahuan dan teknologi, artinya pengalaman belajar baik kelas, laboratorium dan lapangan tetap mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memanfaatkan segala sumber yang memungkinkan penguasaan iptek. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan keperawatan dan persaingan global.c.Kerangka KonsepBerpikir ilmiah, pembinaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif mandiri, pendidikan dilingkungan masyarakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan karakteristik dari pendidikan profesional keperawatan.2.Perkembangan Pelayanan KeperawatanPerubahan sifat pelayanan dari fokasional menjadi profesional dengan fokus asuhan keperawatan dengan peran preventif dan promotif tanpa melupakan peran kuratif dan rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia di bidang keperawatan. Sehingga pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat terjadinya pelayanan yang efisien, efektif serta berkualitas.Selanjutnya, saat ini juga telah berkembang berbagai model prakti keperawatan profesional, seperti:

DAFTAR PUSTAKASimamora Roymond H.,M.Kep, Ns.2009.Pendidikan Dalam Keperawatan.Jakarta:EGC.Alimul, A.H. (2002), Pengantar pendidikan keperawatan. Sagung Seto: Jakartahttp://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/pendidikan-keperawatan.html