Tugas makalah
-
Upload
gita-andini -
Category
Documents
-
view
3.156 -
download
1
Transcript of Tugas makalah
Kata Pengantar
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Pendapatan
Nasional.
Makalah ini dibuat dengan berbagai buku dan informasi-informasi digital dan
beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Jakarta, 10 April 2014
Penulis
Page 1
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................2
Bab I: Pendahuluan..................................................................................................3
Bab II : Pembahasan
Pengertian.....................................................................................................4
Konsep pendapatan nasional........................................................................4
Metode perhitungan .....................................................................................8
Faktor pengaruh komponen pendapatan nasional .....................................11
Pendapatan perkapita....................................................................................13
Tujuan perhitungan pendapatan nasional..................................................14
Usaha meningkatkan pendapatan nasional...............................................15
Daftar Pustaka...........................................................................................................16
Page 2
BAB I
Pendahuluan
Ilmu ekonomi makro mengandalkan data, banyak di antaranya yang dikumpulkan
oleh pemerintah. Untuk mempelajari perekonomian, kita butuh data output total,
pendapatan total, konsumsi total dan semacamnya. Kebanyakan data ekonomi makro
berasal dari laporan data produk dan pendapatan nasional, yang mendeskripsikan
komponen pendapatan nasional dalam perekonomian. Di AS, laporan data ini dihasilkan
oleh Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS.
Laporan data proruk dan pendapatan nasional lebih dari sekedar menyampaikan data
tentang kinerja perekonomian. Laporan-laporan data itu juga memberikan kerangka
konseptual yang digunakan oleh para ekonom makro untuk memikirkan tentang
bagaimana bagian-bagian perekonomian saling menyesuaikan. Ketika para ekonom
memikirkan ekonomi makro, kategori dan kosa kata yang mereka gunakan berasal dari
laporan data pendapatan dan produk nasional.
Laporan data pendapatan dan produk nasional bisa dianalogikan dengan diagram
mekanis atau kabel-kabel pada suatu mesin mobil. Diagram ini tidak menerangkan cara
kerja mesin tersebut melainkan mengidentifikasi bagian-bagian penting dari suatu mesin
dan menunjukkan hubungan-hubungannya. Mencoba memahami ekonomi makro tanpa
memahami akuntansi pendapatan nasional seperti mencoba memperbaiki mesin tanpa
diagram mekanis dan tanpa mengetahui nama bagian mesin tersebut.
Mengingat pentingnya pemahaman atas permasalahan dalam ekonomi makro tersebut
tersebut kami tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dalam suatu makalah
dengan judul “Pendapatan Nasional”. Harpan kami agar makalah ini dapat menjadi
memberikan pengetahuan mengenai pengukuran pendapatan nasional yang merupakan
salah satu bagian penting dalam perekonomian.
Page 3
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian dan Konsep Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional adalah Pendapatan yang diterima oleh golongan-golongan
masyarakat sebagai bentuk balas jasa sehubungan dengan produksi barang-barang dan
jasa tersebut. Besarnya pendapatan nasional akan sama dengan produk nasional. Dan
besarnya pendapatan nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Tersedianya faktor produksi
2. Ketrampilan dan keahlian tenaga kerjanya
3. Kemajuan Teknologi produksi yang digunakan
4. Stabilitas nasional
Dalam menjelaskan konsep pendapatan nasional akan ditemukan beberapa istilah
yang dianggap sama meskipun sebenarnya tidak demikian. Istilah yang paling dominan
tentang pendapatan nasional antara lain istilah PDB, GNP dan NNI.
Selain istilah di atas, ada istilah lain yang merupakan penggambaran konsep
pendapatan nasional, antara lain NNP, PI dan DI. Ada perbedaan yang mendasar dari
istilah-istilah tersebut di atas. Di bawah ini akan kita kupas tentang perbedaan diantara
istilah-istilah pendapatan nasional, sebagai berikut :
1. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas
wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini,
termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang
asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang
dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya,
karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor. (misal
untuk Negara Indonesia Mac Donald, PT Freeport, PT Caltex, Carrefour, PT Nutrisia
dan sebagainya), tetapi tidak termasuk hasil barang dan jasa yang dihasilkan oleh
masyarakat Negara tersebut yang bekerja di luar negeri (misal untuk Indonesia TKI
Page 4
atau TKW yang bekerja di Luar negeri). Ada sembilan lapangan usaha yang masuk
dalam perhitungan Product Domestic Bruto (PDB), antara lain:
a. pertanian
b. pertambangan dan penggalian
c. industri
d. listrik, gas dan air bersih
e. bangunan atau konstruksi
f. perdagangan, hotel dan restoran
g. pengangkutan dan komunikasi
h. keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
i. jasa-jasa lainnya, misalkan jasa konsultan, pengacara dll
2. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional)
selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut. Jika dirumuskan sebagai
berikut :
Ada tingkat perbandingan yang bisa dilakukan antara GDP dan GNP untuk
mengetahui kondisi perekonomian suatu negara, antara lain :
a. Bila GDP lebih besar dari GNP menunjukkan bahwa perekonomian Negara
tersebut belum maju, karena akan terjadi Net Factor Income to Abroud
(Pendapatan Neto ke luar negeri) artinya Investasi Negara tersebut di luar negeri
lebih kecil dari pada investasi asing di dalam negeri.
b. Bila GDP lebih kecil dari pada GNP menunjukkan bahwa perekonomian Negara
tersebut sudah maju, karena Negara tersebut mampu menanamkan investasinya di
luar negeri lebih besar dibandingkan investasi asing di dalam negeri.
GNP = GDP - Pendapatan Neto terhadap luar negeri
Page 5
3. NNP ( Net National Product )
Produksi nasional neto (NNP) adalah produksi nasional kotor (GNP) dikurangi
penyusutan barang barang modal. NNP ini sama dengan Pendapatan Nasional (PN)
atau National Income (NI). NNP dan NI ini dihitung berdasarkan harga pasar yang
sering dirumuskan :
4. Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang
dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik
faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak
langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat
dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dan lain-lain.
5. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh
tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung
pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-
penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil
dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan,
tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah,
dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus
dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha
kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di
dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
NNP = GNP – Penyusutan Barang –barang Modal
NNI = NNP - Pajak Tidak Langsung
Page 6
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan
setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja
tersebut tidak lagi bekerja).
6. Dispoaible Income (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap
untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari
personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax)
adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Pendapatan ini dirumuskan sebagai berikut:
Contoh Perhitungan Pendapatan Nasional (Dinyatakan dalam jutaan rupiah)
I. Produk Domestik Bruto (PDB) ........................................ Rp. 22.500,00
Dikurangi : Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri ................. Rp. 2.500,00
II. Produk Nasional Bruto (GNP) ........................................ Rp. 20.000,00
Dikurangi : Penyusutan Barang modal ................................... ..Rp. 5.000,00
III. Produk Nasional Neto (NNP) ........................................ Rp. 15.000,00
Dikurang : Pajak Tidak Langsung ........................................ Rp. 4.000,00
IV. Pendapatan Nasional Neto (NNI) .................................... Rp. 11.000,00
Ditambah : Transfer Payment ........................................ Rp. 500,00
Dikurangi :
a. Laba yang tahan ............Rp. 500,00
b. Pajak perseroan ............ Rp. 2.000,00
c. Jaminan social ............ Rp. 500,00
Rp. 3.000,00
V. Personal Income (PI) ........................................ Rp. 8.500,00
Dikurangi : Pajak Langsung ........................................ Rp. 2.000,00
VI. Pendapatan Bebas (DI) ........................................ Rp. 6.500,00
PI = NNI + Transfer Payment – (Laba yang tidak dibagikan +Pajak Perseroan+Asuransi + Jaminan Sosial )
DI = PI - Pajak Langsung
Page 7
2.2 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Berdasarkan arus kegiatan ekonomi negara, penghitungan pendapatan nasional dapat
dilakukan dengan tiga (3) metode pendekatan, antara lain:
1. Metode Pendapatan
Dalam metode ini cara yang dilakukan adalah dengan menjumlahkan seluruh
pendapatan yang diterima masyarakat sebagai pemilik faktor produksi atas
penyerahan faktor produksinya kepada perusahaan.
Faktor Produksi Pendapatan
Faktor Produksi Pendapatan Symbol
Tanah Sewa r (rent)
Tenaga Kerja Upah W (wedges)
Modal Bunga I (interest)
Skill Laba P (profit)
Untuk mencari besarnya pendapatan nasional dirumuskan sebagai berikut :
2. Metode Pendekatan Produksi
Perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi dilakukan dengan
cara menjumlahkan nilai tambah (value added) yang diwujudkan oleh berbagai sektor
dalam perekonomian, antara lain:
a. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
b. Pertambangan dan penggalian
c. industri pengolahan
d. listrik, gas dan air bersih
e. Bangunan
Y = r + w + i + p
Page 8
f. Perdagangan, restoran dan hotel
g. pengangkutan dan komunikasi
h. Keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan serta
i. Jasa-jasa
perhatikan contoh perhitungan nilai tambah berikut ini :
Komoditas Nilai Produksi Nilai Tambah
Kapas Rp.10.000 Rp.10.000
Benang Rp.15.000 Rp. 5.000
Kain Rp. 17500 Rp. 2.500
Kemeja Rp.25.000 Rp. 7.500
Jumlah Rp. 67.500 Rp.25.000
Keterangan :
Untuk masing-masing komoditas penghitungan nilai tambahnya didasarkan pada selisih
nilai produksi perubahan tiap komoditas dari kapas sampai dengan kemeja.
Misalkan:
a. Nilai tambah kapas besarnya tetap Rp10.000,00 (karena nilai produksinya belum
mengalami perubahan menjadi komoditas lain)
b. Nilai tambah benang Rp5.000,00 → merupakan selisih antara nilai produksi kapas
dengan benang
c. Nilai tambah kain Rp2.500,00→ selisih antara nilai produksi benang dan kain
d. Nilai tambah kemeja Rp7.500,00 → selisih antara nilai produksi kain dengan kemeja
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai tambah yang diperoleh dari perubahan
komoditas kapas menjadi kemeja sebesarRp 25.000,00.
Dengan adanya perhitungan nilai tambah tersebut maka akan terhindar dari
adanya perhitungan ganda. Dengan demikian metode ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Y = NTB1 + NTB2 + NTB3 + ……… NTBn
Page 9
Keterangan:
Y = Pendapatan nasional
NTB = Nilai tambah dari tiap-tiap sektor ekonomi
3. Metode Pengeluaran
Untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional dengan metode ini maka
dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran masyarakat dari tiap-tiap
rumah tangga yang ada. Adapun pengeluaran yang dihitung bukan berasal dari nilai
transaksi barang jadi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari perhitungan ganda.
Empat sektor Rumah tangga sebagai pelaku ekonomi yang digunakan sebagai acuan
dalam menghitung pengeluaran adalah :
a. Rumah tangga konsumen
Pada sektor rumah tangga ini pengeluaran yang dilakukan berupa pembelian
barang atau jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang biasa di sebut
dengan konsumsi (C)
b. Rumah tangga produsen atau perusahaan
Pengeluaran pada rumah tangga ini dilakukan sebagai pembentukan barang
dan jasa yang digunakan untuk menghasilkan barang/jasa lebih lanjut atau yang
diistilahkan dengan Investasi (I)
c. Rumah tangga pemerintah
Pengeluaran pemerintah ini terdiri dari:
a.a Pengeluaran konsumsi pemerintah, misalnya pembayaran gaji pegawai dan
pembelian alat-alat kantor
a.b Pengeluaran pemerintah untuk investasi, misalnya pembuatan jalan, jembatan,
saluran irigasi, pelabuhan dan lain-lain
Pengeluaran investasi oleh pemerintah maupun swasta nantinya oleh pemerintah
dimasukkan dalam komponen pembentukan modal tetap domestik bruto dan
komponen perubahan stok yang diistilahkan Goverment Expenditure (G)
d. Rumah tangga luar negeri / ekspor bersih (X-M).
Pengeluaran untuk rumah tangga ini merupakan selisih dari nilai ekspor terhadap
nilai impor yang dilakukan oleh suatu negara dalam kegiatan perdagangan
internasional. Pengeluaran-pengeluaran dari keempat sektor perekonomian itulah
Page 10
yang merupakan komponen pendapatan nasional. Sehingga perhitungan pendapatan
nasional ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan: Y = pendapatan nasional
C = konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran pemerintah (Government Expenditure)
X = ekspor
M = impor
2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Komponen Pendapatan Nasional
a. Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap
barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah
suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor
ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan
hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan
nasional Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan
tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat
pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan
pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan
output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat
pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan
harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan
menambah pengangguran.
Y = C + I + G + ( X - M )
Page 11
b. Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa
dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun),
sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan
untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat
hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan
psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi
jika dihubungkan dengan pendapatan.
Komponen Konsumsi dipengaruhi oleh:
a. Besarnya pendapatan bersih/neto
b. Tingkat komposisi rumah tangga (usia dan jumlah)
c. Tuntutan lingkungan (geografis dan sosial)
d. Dugaan untuk masa depan (naik turunnya harga)
Komponen tabungan dipengaruhi oleh:
a. Tingkat pendapatan dan tingkat konsumsi masyarakat
b. Motif berjaga-jaga dari masyarakat untuk waktu yang akan datang.
c. Tingkat suku bunga bank untuk tabungan
c. Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari
pengeluaran agregat.
Komponen investasi dipengaruhi oleh:
a. Tingkat suku bunga bank untuk modal
b. Kekuatan permintaan di pasar terhadap barang dan jasa
c. Tingkat perkembangan teknologi yang mampu menjamin efisiensi produksi.
Page 12
2.4 Hubungan Pendapatan Nasional, Jumlah Penduduk dan Pendapatan Perkapita
Sebelum melakukan perbandingan tingkat perkapita Negara kita dengan
Negara lain maka sebaiknya harus kita ketahui dahulu hubungan antara Pendapatan
nasional, jumlah penduduk dan pendapatan perkapita.
Telah kita ketahui bersama bahwa pendapatan perkapita merupakan salah
satu komponen penting dalam penentuan tingkat kemakmuran masyarakat suatu
bangsa, dan sekarang tentunya telah paham bahwa pendapatan perkapita diperoleh
dari pendapatan nasional suatu Negara pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah
penduduk suatu negara pada tahun tersebut. Namun seperti yang telah kita bahas
sebelumnya pendapatan nasional dapat dilihat dari beberapa pendekatan. Definisi
manakah yang mau dipakai tergantung dari Negara masing-masing. Untuk Indonesia
dan beberapa negara lain pada umumnya konsep pendapatan nasional yang biasa
dipakai adalah dengan pendekatan produksi. Dan dalam menghitung pendapatan
perkapita konsep pendekatan produksi diwujudkan dengan jumlah produksi barang
dan jasa yang dihasilkan masyarakat yang diistilahkan Produk Domestik Bruto
(PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB). Perhitungan pendapatan perkapita oleh
negara-negara di dunia pada umumnya ada dua (2) macam, yaitu :
a. Dilihat dari komponen Produk Domestik Bruto (PDB)
Rumus :
b. Dilihat dari komponen Produk nasional bruto (PNB)
Rumus :
PDB perkapita = PDB tahun n Jumlah penduduk tahun n
PNB perkapita= PNB tahun n Jumlah Penduduk tahun n
Page 13
Contoh perhitungan pendapatan perkapita tahun 2003
Negara PNB pertahun
(Juta $)
Penduduk
(Juta)
Pendapatan Perkapita
(Juta $)
Indonesia 130.600 204
India 427. 407 980
Malaysia 81.311 22
Singapura 95.453 3
Korea 398.825 46
Meksiko 358. 059 96
Kesimpulan bahwa berdasarkan rumus perhitungannya maka pendapatan
nasional (PDB) dan jumlah penduduk merupakan dua hal yang saling mempengaruhi
pendapatan perkapita, naik turunnya PDB atau jumlah penduduk akan mengakibatkan
naik turunnya pendapatan perkapita. Sehingga kita tidak bisa mengandalkan
komponen pendapatan nasional semata untuk bisa mengetahui kesejahteraan rata-rata
penduduk suatu negara . Meskipun pertambahan pendapatan nasional besar tetapi
pertambahan penduduknya juga besar maka pendapatan perkapitanya tetap kecil.
Oleh karena itu agar pendapatan perkapita besar maka kita harus mampu
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.
2.5 Tujuan Mempelajari Pendapatan Nasional dan Usaha Meningkatkan
Pendapatan Nasional
2.5.1 Tujuan
Tujuan utama dari mempelajari pendapatan nasional adalah untuk
mengetahui seberapa jauh suatu negara dapat memakmurkan kondisi
masyarakatnya. Selain dari tujuan utama tersebut ada tujuan yang lainnya
antara lain:
a. mengetahui tingkat kemakmuran
b. untuk melihat kemajuan perekonomian suatu negara
c. Untuk merumuskan kebijakan pemerintah
Page 14
d. Untuk membandingkan tingkat perkembangan ekonomi dari waktu ke
waktu.
e. Untuk mengetahui sejauh mana penggunaan pendapatan masyarakat
f. Untuk membandingkan perekonomian antar negara atau antar daerah
sehingga dapat diketahui tingkat perkembangannya.
2.5.2 Usaha Meningkatkan Pendapatan Nasional
Setelah kita memahami tentang manfaat dan tujuan mempelajari pendapatan
nasional maka tentunya kita memiliki gambaran bagaimana kiat atau usaha
yang sesuai untuk meningkatkan pendapatan nasional, untuk itu ada beberapa
cara yang dianggap cocok antara lain sebagai berikut :
1. Kita tingkatkan pembangunan nasional di segala bidang, khususnya sektor
ekonomi tanpa harus meninggalkan aspek-aspek kepribadian bangsa.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan mutu
pendidikan nasional dan pemberian pelatihan-pelatihan.
3. Memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan swasta untuk bisa
mengembangkan usahanya bagi terciptanya kemajuan ekonomi
4. mendorong dan meningkatkan perkembangan industri kecil dan rumah
tangga sebagai penopang sekaligus mitra bagi pergerakan industri
menengah dan industri besar.
5. membuka dan meningkatkan kesempatan untuk berinvesatasi bagi para
pemilik modal baik lewat PMDN maupun lewat PMA.
Page 15
DAFTAR PUSTAKA
1. Case, Karl. Fair, Ray. 2006. Prinsip-Prinsip Ekonomi. Jakarta : Erlangga
2. Sudiyono. (1992). Ekonomi Makro (Pengantar Analisa Pendapatan Nasional).
Yogyakarta: Liberty
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional diakses pada 10 April 2014
4. http://ekmakro.blogspot.com/2011/09/pendapatan-nasional.html diakses pada 10
April 2014
Page 16