TUGAS M P S

35
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Perkembangan Media Komunikasi dewasa ini semakin luas, terlebih lagi di Indonesia pada era reformasi. Seperti euphoria pers, setelah lama terkekang pada pemerintahan orde baru. Tak ada yang bisa menyangkal bahwa media cetak dan elektronik , telah membangun sebuah kesadaran kolektif rakyat untuk mensikapi relitas politik yang telah berkembang. Seperti orang-orang yang menikmati status quo bisa berobah pandangan akibat tanyangan-tanyangan yang menggugah untuk membangkang dan berjuang, di sini dapat kita lihat betapa besarnya peran Media Massa dalam pempengaruhi kehidupan perpolitikan. Komunikasi massa dapat di defenisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya di kirim dari sumber yang melembaga pada khalayak banyak, yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti Radio, Televisi , Surat kabar dan Film.

Transcript of TUGAS M P S

Page 1: TUGAS M P S

BAB I

PENDAHULUAN

I.             Latar Belakang

            Perkembangan Media Komunikasi dewasa ini semakin luas, terlebih lagi di

Indonesia pada era reformasi. Seperti euphoria pers, setelah lama terkekang pada

pemerintahan orde baru. Tak ada yang bisa menyangkal bahwa media cetak dan

elektronik , telah membangun sebuah kesadaran kolektif rakyat untuk mensikapi relitas

politik yang telah berkembang. Seperti orang-orang yang menikmati status quo bisa

berobah pandangan akibat tanyangan-tanyangan yang menggugah untuk membangkang

dan berjuang, di sini dapat kita lihat betapa besarnya peran Media Massa dalam

pempengaruhi kehidupan perpolitikan.

            Komunikasi massa dapat di defenisikan sebagai proses komunikasi yang

berlangsung di mana pesannya di kirim dari sumber yang melembaga pada khalayak

banyak, yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti Radio,

Televisi , Surat kabar dan Film.

            Pada saat sekarang kita mengenal konsep Demokratisasi Komunikasi, dimana

sistim media masa diharapkan untuk dapat adil dan demoktratis sesuai dengan tuntutan

reformasi. Dengan kian berkembangnya Komunikasi massa di indonesia mengakibatkan

tumbuhnya berbagai media massa di tengah tengah masyarakat. Seperti pertumbuhan

Stasiun Televisi Nasional yang bersifat Swasta, dan tumbuhnya berbagai Stasiun Televisi

yang bersifat kedaerahan.

            Semua peristiwa komunikasi baik itu komunikasi antar individu maupun

komunikasi massa secara terencana mempunyai tujuan, yakni mempengaruhi khalayak.

Page 2: TUGAS M P S

Khalayak di sini disebut sebagai penerima saluran, pembaca, pendengar, pemirsa,

audiens, dekorder atau komunikan.khalayak dalam komunikasi bisa berupa induvidu,

kelompok dan masyarakat.  Pengaruh merupakan sesuatu yang sangat penting dalam

proses komunikasi. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap,

dan prilaku. Pada tingkat pengetahuan pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan

persepsi dan perubahan pendapat.

 

            Dalam persoalan kekuasaan dan integrasi media massa mampunyai pengaruh

yang besar. Ada asumsi dasar yang mempengaruhi hal tersebut di antaranya , pertama :

media memproduksi, reproduksi dan mendistribusikan pengetahuan dengan symbol yang

berarti, di mana maknanya di tafsirkan atau di konstruksikan secara sosial. Kedua :media

massa mempunyai peranan mediasi antra realitas sosial  objektif dengan pangalaman

pribadi (subjektif), antara realitas empiris dengan realitas simbolis. Distribusi

pengetahuan melalui media dapat merubah struktur sosial tradisional, melemahkan

kekuatan elit, penyebaran kekuasaan dan mendorong munculnya demokratisasi. Dalam

hal ini media massa dapat merekonstruksi pengetahuan masyarakat terhadap sesuatu,

demikian halnya Pemerintahan dan Perpolitikan. Hal ini di sebabkan oleh karena Media

Massa menjadi pembentuk Opini dan Realitas Simbolik. Realitas Simbolik jadi lebih

penting di bandingkan Realitas Empiris, Opini lebih penting jika di bandingkan dengan

data. Media juga mempunyai kekuatan untuk mengintegrasikan masyarakat ke dalam

suatu pandangan umum misalnya tentang gaya hidup modern, yang dapat membentuk

masyarakat yang mengenyampingkan Etnis, Agama, Bangsa dan Pembedaan lainnya.

Page 3: TUGAS M P S

            Media Pertelevisian merupakan Media Massa Audio Visual yang paling banyak di

minati oleh masyarakat , di mana hampir seluruh masyarakat menghabiskan waktu luang

dengan menonton televisi. Televisi juga menjadi salah satu media yang di gunakan untuk

berbagai macam kepentingan khususnya yang berhubungan dengan kekuasaan, dan

perpolitikan. Dalam sosialisasi politik, berbagai macam acara telah di tayangkan seperti

dialog interaktif, siaran langsung pemilu dan berbagai macam acara lainnya. Akan tetapi

dalam beberapa tahun terahir perpolitikan menjadi hal yang kurang menarik bagi

masyarakan, terutama Wartaberita. Ini di buktikan oleh penelitian Efendi Gazali, yaitu

peneliti sosial Amerika Serikat yang mendapatkan data bahwa jumlah pemirsa acara

berita formal di TV setiap tahun menurun 20-40 persen. Terutama, remaja usia 19 tahun-

29 tahun. Mereka cenderung menghindari acara berita formal, khususnya masalah politik.

Penelitian selanjutnya memperoleh data bahwa remaja di Amerika mendapatkan

informasi politik berkat tiga jenis acara. Yaitu, Late Show with David Letterman (CBS),

The Tonight Show with Jay Leno (NBC), dan The Daily Show with Jon Stewart (CNN).

Ketiga program tersebut memiliki sisi komedi dalam penyampaiannya. Karena dianggap

sukses menjadi sarana sosialisasi kebijakan negara secara ringan, Effendi berusaha

mengadaptasi. Lahirlah acara Republik Mimpi (Metro TV)   Acara ini di anggap sukses

dalam memberikan pengetahuan politik secara ringan kepada pemirsanya. Seperti yang di

beritakan Warta Kota tanggal 19 juli 2006, bahwa acara republik Mimpi merupakan

salah satu acara yang mendapat rating iklan tertinggi untuk acara yang baru.dan sampai

saat ini acara repoblik mimpi masih di tunggu oleh pemirsanya yang sampai menyentuh

lapisan anak sederajat SMP.

 

Page 4: TUGAS M P S

II.                Permasalahan

            Media massa Pertelevisian saat sekarang ini menjadi alat yang penting untuk

bebagai kegiatan perpolitikan, baik bagi pemerintah yang berkuasa ataupun berbagai

kekuatan lain yang juga menggunakan media televisi untuk menggoyahkan pemerintahan

sekarang ini. Berbagai macam makna simbolik di sebar luaskan ke seluruh negri. 

Menurut McQual (1987) operasionalisasi dan fungsi media massa di suatu negara di

tentukan oleh beberapa pihak seperti pihak pemerintah menggunakan media massa

sebagai alat untuk mempertahankan Integritas Bangsa dan Negara, dan bagi pengusaha

media massa di gunakan untuk peluang bisnis, dan bagi yang lain sesuai dengan

kepentingan mereka

            Yang menjadi permasalahan di sini adalah pengaruh penayangan komedi politik

(political Parody) dalam kehidupan sosial masyarakat. Karena kita mengetahui bahwa

kekurangan minat masyarakat untuk menonton berita formal dapat mengakibatkan

kedangkalan pengetahuan masyarakat terhadap pemerintahan dan perpolitikan.

Sedangkan masyarakat harus bisa menjadi lembaga kontrol terhadap jalannya roda

pemerintahan.

 

III. TUJUAN PENELITIAN

IV. MANFAAT PENELITIAN

.

 

Page 5: TUGAS M P S

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I.                   TEORI / KONSEP MASALAH YANG DIBAHAS

            Komunikasi massa dapat di defenisikan sebagai proses komunikasi yang

berlangsung dimana pesannya di kirim dari sumber yang melembanga kepada khalayak

yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti Radio, Televisi, Surat

kabar dan Film. Dari defenisi di atas kita dapat melihat bahwa komunikasi merupakan

komunikasi satu arah di mana komunikasi hanya berlangsung dari komunikator melalui

media dan sampai kepada komunikant (pemirsa/audiens ). Kalaupun ada umpan balik

tetapi terbatas dan memalui waktu yang lama. Oleh karena itu sifat pesannya terbuka

untuk khalayak banyak yang fariatif, baik dari segi Usia, Agama, Suku, Pekerjaan

maupun di segi kebutuhan. Dan salah satu yang terpenting dari komunikasi massa adalah

media. Media berfungsi sebagai perantara komunikasi antara komunikator dan

komunikant. Media massa adalah alat yang di gunakan dalam penyampaian pesan dari

sumber kepada khalayak, dengan menggunakan alat komunikasi mekanis seperti

Suratlkabar , Radio, Televisi, dan Film.

            Media massa memiliki beberapa karakter ;  pertama; Bersifat melembaga, artinya

pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan,

pengelolaan, sampai pada penyampaian informasi. Kedua: Bersifat satu arah, artinya

komunikasi yang di lakukan kurang mungkin terjadinya dialog antara pengirim dan

penerima. Ketiga: Meluas dan serempak artinya dapat mengatasi rintangan waktu, jarak,

Page 6: TUGAS M P S

kerena ia memiliki kecepatan.  Keempat : Memakai peralatan teknis atau mekanis seperti

Televisi, Radio, Surat kabar.  Kelima :  Bersifat terbuka , artinya pesan dapat di terima

oleh siapa saja tanpa mengenal usia dan jenis kelamin ataupun suku bangsa/ Ras.

 

                Dilema Media massa dan Politik

            Secara makro , Media Massa di Indonesia termasuk surat  kabar merupakan

bagian atau sub-sistem dari sosial politik yang berlaku. Oleh kerena itu dalam pengkajian

media massa tidak dapat terlepas dari permasalahan Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya

yang berlaku. Jika di lihat menurut teori struktural fungsional maka kita dapat memahami

bahwa permasalahan yang terjadi pada media massa merupakan produk hasil

permasalahan sosial politik yang ada. Menurut McQuail (1987), Operasionalisasi fungsi

dan tujuan dari media massa di suatu negara di tentukan oleh beberapa pihak

Dominant Class

Mass Communicators

Volces In society

Media Audiens

Subordionate Class

Media Owners

Society/ Nation

Mass Media

 

atau unsur sebagai berikut :

            Gambaran konseptual dari McQuail dapat di jelaskan sebagai berikut :

 

            Sebagai bagian dari sistem kenegaraan, maka kepentingan Nasional/ Negara/

bangsa yang di rumuskan oleh kalangan pembuat kebijakan akan menentukan mekanisme

Page 7: TUGAS M P S

operasionalisme media massa dalam menjalankan fungsi dan tujuan. Misalnya pihak

pemerintah menginginkan agar media massa berfungsi sebagai sarana pemeliharaan

integritas bangsa dan negara, sarana pemeliharaan kestabilan politik, dan lain-lain.

Sementara itu pihak khalayak mengharapkan media massa berfungsi sebagai sumber

informasi yang terpercaya, sarana pengetahuan dan budaya. Bagi para pengusaha/

pemiliknya , Media Massa merupakan sarana bisnis, sedangkan bagi para komunikator

massa khusunya kalangan wartawan dan karyawan media massa lainnya, yang di

utamakan adalah kepuasan profesi. Bagi kalangan tertentu khususnya tokoh pemuka

pendapat, media massa merupakan infrastruktur kekuasaan (power). Adapun kebijakan

kebijakan undang-undang, peraturan-peraturan dan lain-lain merupakan refleksi dari

keterlibatan kalangan “dominand class”. Di lain pihak di kalangan masyarakat umum

(subordinat Class) mengharapkan media massa sebagai alat kontrol sosial dan perobahan.

Dari gambaran tersebut dapat terlihat bahwa media massa berada dalam suatu dilema,

yakni menghadapi benturan-benturan kepentingan.

            Kelansungan hidup dari media massa adalah sejauh mana media massa

menyelaraskan beberapa kepentingan yang ada. Misalkan media massa mementingkan

pemerintah, seperti yang di lakukan Televisi Nasional TVRI pada pemerintahan

Ordebaru. Pada saat itu kita merasakan media massa hanya sebagai alat propaganda

pemerintah untuk menjaga integritas bangsa. Kerena itu media massa mengabaikan

kepentingan masyarakat yaitunya fungsi kontrol sosial dari media, khususnya untuk

menyampaikan kritikan serta pandangan yang berbeda mengenai realitas pembangunan

cenderung menurun dan bahkan tidak ada sama sekali. Akibatnya kridibilitas media

massa di hadapan khalayak menjadi semakin menurun. Menurut Dedy N Hidayat (1996)

Page 8: TUGAS M P S

mengatakan bahwa melemahnya kredibilitas Media Massa pada masa Orde Baru adalah

kerena sistem komunikasi politik dan kebijakan politik media massa yang berlaku. Hal

ini di sebabkan oleh dua faktor. Pertama ; Ketidak berdayaan para mengelola media

massa menghadapai tekanan politik eksternal dalam mendefenisikan dan menggambarkan

“Realitas Sosial”.Tekanan eksternal ini tentu saja tidak hanya mempengaruhi

“objektivitas intra-media” tetapi juga objektivitas ekstra –media. Dan hasilnya media

massa tidak mampu menyajikan pemberitaan tentang pluralitas sikap dan opini yang

dapat memperkaya wawasan pemikiran Khalayak. Kedua; Secara struktural politik media

yang berlaku di masa Orde Baru di asumsikan telah semakain memperkokoh integrasi

vertikal dalam sistim komunikasi politik kita. Hal ini tercermin dengan di milikinya

berbagai media massa oleh unsur-unsur bagian elit politik yang di perkirakan memiliki

keseragaman konsepsi mengenai realitas sosial. Dengan pola tersebut di nilai khalayak

kurang memiliki spektrum realitas sosial secara komprehensif dan objektif, karena tidak

menyertakan versi-versi alternatif yang berada di luar horison pemikiran pihak-pihak

pengendali media massa.

 

 

 

 

 

 

Page 9: TUGAS M P S

 

Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa dan Tinjauan Dampak Sosial 

            Televisi sekarang ini mendominasi hampir seluruh waktu luang seseorang.

Televisi begitu menyita perhatian seseorang tanpa mengenal usia. Hal ini d sebabkan oleh

kemampuan dari media televisi untuk memadukan fungsi Audio dengan fungsi Visual,

dan keampuan dalam memainkan warna sehingga memiliki tampilan yang menarik.

Sekarang ini penonton bisa mengakses berbagai siaran televisi sehingga penonton

(audien) bisa memilih saluran yang mereka sukai. Selain itu Pertelevisian sekarang ini

dapat mencapai daerah terpencil sekalipun sehingga televisi mampu untuk mengatasi

jarak dan waktu. Di Indonesia televisi diperkenalkan pertama kali pada tahun 1962,

ketika di langsungkan pekan olahraga sea games di jakarta. Pada saat itu waktu siar

masih terbatas kira kira 3 jam sehari. Seiring dengan perkembangan teknologi

pertelevisian kian berkembang sampai pada penggunaan satelit palapa pada tahun 1976,

pemilikan dan perkembangan pertelevisian semakin merebak di perkirakan sekitar 26 juta

pesawat televisi ada di Indonesia. Sampai sekarang siaran televisi sudah bisa di terima di

daerah pelosok sekalipun.

             Dalam teori Dependensi Efek Komunikasi Massa yang di kembangkan oleh

Sandra Bal-Rokeach dan melvin L. Defeur (1976, senjaja, 9002;5,26) memfokuskan

perhatiannya pada kondisi struktural suatu mayarakat yang mengatur kecendrungan

terjadinya suatu efek Media Massa. Di sini Media Massa di anggap sebagai sistim

informasi yang memiliki peran penting dalam pemeliharaan, perubahan, dan konflik pada

tataran masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas sosial. Pemikiran dalam teori

ini adalah bahwa masyarakat modern , audience menjadi tergantung pada media massa

Page 10: TUGAS M P S

sebagai sumber informasi bagi pengetahuan tentang, dan orientasi kepada, apa yang

terjadi dalam masyarakatnya. Dalam teori ini menjelasakan bahwa tingkat

ketergantungan ini di pengeruhi oleh jumlah kondisi struktural dan apa yang di lakukan

oleh media massa sebagai pelayanan berbagai fungsi informasi. Ada tiga komponen yang

saling berhubungan dalam teori ini yaitunya   Audien, sistem media dan sistem sosial.

Menurut sajaja(2002;5, 27), dari hubungan ketiga komponen tersebut kita dapat melihat

efek tersebut dalam rumusan;

a.       Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan

sikap, agenda setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat,

penegasan/penjelasan nilai nilai.

b.      Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan , dan meningkatkan

atau menurunkan dukungan moral.

c.       Behafiorial,  menggaktifkan atau menggerakkan atau meredakan ,

pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau

menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan prilaku

dermawan.

            Secara teoritis media massa memiliki fungsi sebagai saluran informasi, saluran

pendidikan dan saluran hiburan, namun kenyataannya mediamssa memberikan efektif

yang lain di samping fungsinya tersebut. Efek tersebut tidak hanya mempengaruhi secara

fisik tetapi juga perilaku audiennya, tetapi pada tahap yang lebih luas maka media massa

dapat mempengaruhi sistem sosial dan sistem budaya masyarakat. Dennis Mc Quail

menjelaskan tipologi efek meddia massa. Pertama: efek media massa merupakan efek

yang terencana, merupakan efek yang di harapkan baik oleh media massa ataupun oleh

Page 11: TUGAS M P S

masyarakat umum.Kedua: efek media yang tidak terencana, di mana merupakan efek

media yang tidak di harapkan terjadi.  Ketiga:  efek media yang terjadi dalam waktu

pendek, merupakan efek media yang dapat di lihat atau di ketahui dalam waktu yang

relatif singkat, dan yang ke empat:  efek media yang terjadi dalam jangka watu panjang,

di mana terjadi dan dapat di lihat dalam waktu yang lama.

 

Komedi Politik  Sebagai Pendidikan Politik Media Massa

            Komedi politik merupakan pemberitaan politik yang di beritakan melalui komedi,

atau dengan bawaan santai dan tidak formal. Komedi politik ini pertama kali di

tayangkan di stasiun televisi indosiar dengan nama program Republik Benar Benar

Mabok (BBM). Dan sekarang ini di tanyangkan di metro TV dengan nama Republik

Mimpi (News Dot Com). Acara yang di tayangkan pada setiap hari senin, pada awalnya

di latarbelakangi oleh hasil penelitian para peneliti sosial Amerika Serikat. Effendi

Gazali, salah seorang penggagas acara Republik Mimpi, mendapatkan data bahwa jumlah

pemirsa acara berita formal di TV setiap tahun menurun 20-40 persen. Terutama, remaja

usia 19 tahun-29 tahun. Mereka cenderung menghindari acara berita formal, khususnya

masalah politik.(Jawa post, 12 nov 2006). Penelitian selanjutnya memperoleh data bahwa

remaja di Amerika mendapatkan informasi politik berkat tiga jenis acara. Yaitu, Late

Show with David Letterman (CBS), The Tonight Show with Jay Leno (NBC), dan The

Daily Show with Jon Stewart (CNN). Ketiga program tersebut memiliki sisi komedi

dalam penyampaian. Dianggap sukses menjadi sarana sosialisasi kebijakan negara secara

ringan, Effendi berusaha mengadaptasi. Lahirlah acara Republik BBM (Benar-Benar

Mabok) di Indosiar. Dalam acara ini konsep di dasarkan pada news update, ini di

Page 12: TUGAS M P S

harapkan bahwa acara ini dapat menjadi pemberitaan kepada audien tentang berita

terbaru, seperti yang di beritakan kompas  5 november 2006, “begitulah News Dot Com di

kemas di antara berita dan banyolan. Acara berjenis parodi berita itu menjadi bagian dari

program metro TV yang 70 persen berupa berita.”

            Efek dari penayangan komedi politik ini dapat kita lihat melalui beberapa teori di

antaranya Dependensi. Di mana dasar dari acara ini adalah kebutuhan audiens akan

berita. Belakangan telah menimbulkan penurunan audiens yang mengutamakan berita

politik hal ini di sebabkan karena pemberitaan yang bersifat formal tidak begitu memberi

perhatian dari audiens, maka di kembangkan pemberitaan itu dengan menggabungkan

dengan komedi, di mana pemberitaan di tampilkan dengan suasana nonformal. Dari

pemberitaan ini menimbulkan berbagai efek, diantaranya;  pertama; menjadi sebuah

pendidikan politik bagi audien. Di mana seperti yang diberitakan kompas, 5 november

2006,  bahwa dengan tayangan itu bisa membuat audiens tahu apa yang sedang terjadi di

negeri nya, terutama pada permasalahan perpolitikan. Di sini para pelaku akan di didik

untuk lebih dewasa dalam menyikapi persoalan yang terjadi.kedua; tayangan ini bisa

menjadi media kontrol sosial. Thomatsu Shibutani mengarahkan control sosial pada arti

yang sangat umum sepertimengarahkan (direct), menahan(resistance), mengatur

(regulate) atau menguasai ( dominate) perilaku orang lain atau kejadian-kejadian.di sini

media massa berperan sebagai media bagi masyarakat untuk melakuakan pengawasan

sosial, dengan memunculkan peran kognitif masyarakat akan sesuatu, ini juga dapat

menimbulkan afektif berupa dorongan untuk melakukan tindakan, seperti tindakan untuk

melakuan demonstrasi dan lain sebagainya.ketiga :  sarana hiburan bagi Audiens.

Page 13: TUGAS M P S

            Dalam penanyangan acara news dot com,  ini di harapkan lebih objektif dalam

penyampaian berita, seperti yang di alami oleh acara republik BBM. Seperti yang di

beritakan warta kora,19 juli 2006.” Persoalan dasar BBM bukan karena himbauan Jusuf

Kalla, Wakil Presiden RI, untuk menghentikan tayangan itu, melainkan karena BBM

sudah terlalu disetir oleh penguasa program.” "Waktu itu misalnya, kami usul untuk bikin

episode siapa ketua PSSI untuk menyambut Piala Dunia atau membahas apakah perlu

kita punya Menteri Penanggulangan Bencana, tapi yang berkuasa minta kami

membicarakan soal Kopi Panas (komisi kereta api penumpang nasional). Tidak

kontekstual dan tidak ada urgensinya. Sejak itu kami mundur," tegas Effendi.

            Memang media massa selalu berada dalam dilema, seperti yang di jelaskan di

awal, karena itu media massa akan bisa bertahan apabila media massa tersebut mampu

menyelaraskan kepentingan kepentingan yang selalu menekan media massa. Dan tetap

pada keobjektifan dari media.

 2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara faktor intrinsik dan ekstrinsik individu dengan motivasi menonton televisi lokal.

2. Ada hubungan antara motivasi menonton televisi dengan pola menonton televisi lokal.

3. Ada hubungan antara pola menonton televisi dengan kepuasan yang dirasakan oleh masyarakat terhadap televisi lokal.

 

Page 14: TUGAS M P S

 2.2 Kerangka Pemikiran

Motivasi menonton program televisi lokal diduga dipengaruhi oleh faktor dari

dalam diri individu (intrinsik) dan faktor yang datang dari luar diri individu (ekstrinsik).

Variabel faktor intrinsik yang diduga berpengaruh terdiri atas beberapa variabel, yaitu

usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan etnis.

Sedangkan faktor ekstrinsik yang diduga berpengaruh yaitu adanya informasi acara dan

pola pengambilan keputusan. Pola pengambilan keputusan dalam memilih acara televisi

yang akan ditonton menurut Rogers seperti yang dikutip oleh Camelia (2003) terbagi

menjadi: a) pola pengambilan otoritas, b) pola pengambilan individual, yang dibagi

menjadi pola pengambilan keputusan opsional dan pola pengambilan koletif, dan c) pola

pengambilan kontingensi.

Setiap individu memiliki perilaku tertentu dalam menggunakan media massa.

Perilaku menonton televisi adalah suatu tindakan menonton televisi karena adanya

dorongan dalam diri seseorang untuk menonton televisi. Dorongan ini dapat dikatakan

sebagai motif. Menurut Defleur (1983), ada 3 hal yang dapat dijadikan sebagai alat ukur

untuk melihat perilaku penggunaan televisi, yaitu: 1) total waktu rata-rata yang

digunakan untuk menonton televisi dalam sehari, 2) pilihan acara yang ditonton dalam

sehari, 3) frekuensi menonton acara tertentu. Berbagai pola penggunaan televisi tersebut

dapat menghasilkan pemuasan kebutuhan atau konsekuensi lain yang tidak diinginkan

sebagai dampak dari perbandingan antara harapan khalayak sebelum menonton televisi

dengan yang sesungguhnya diperoleh khalayak setelah menonton televisi.

Page 15: TUGAS M P S

 

Page 16: TUGAS M P S

 

BAB III

METODE PENELITIAN

 2.4 Definisi Operasional

1. Usia adalah satuan umur responden dalam tahun yang dihitung sejak lahir sampai

penelitian ini dilakukan.

2. Jenis kelamin responden adalah struktur biologis responden yang terbagi 2 yaitu:

1. Laki-laki

2. Perempuan.

2. Tingkat pendapatan adalah jumlah rupiah yang diperoleh responden per bulan. Setelah

memperoleh data pendapatan responden dari lapangan, data tersebut diolah untuk

memperoleh rata-rata dan simpangan baku, kemudian dibagi menjadi 3 kategori yaitu

pendapatan rendah, sedang, dan tinggi.

3. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir dari responden. Dikategorikan

menjadi jenjang pendidikan rendah, sedang, dan tinggi.

4. Jenis pekerjaan adalah penggolongan pekerjaan yang langsung memperoleh

penghasilan berupa uang.

5. Etnis adalah suku bangsa yang melekat pada diri individu.

Page 17: TUGAS M P S

6. Informasi acara adalah pedoman responden untuk mengetahui tinjauan acara televisi

yang disiarkan televisi lokal.

7. Pola pengambilan keputusan adalah adanya pengambilan keputusan menonton yang

dijalankan responden. Dibagi menjadi:

a. Pola pengambilan keputusan otoritas

Acara televisi yang ditonton merupakan pilihan acara orang yang berkuasa.

Responden tidak dapat berbuat apa-apa untuk memilih acara televisi lainnya.

b. Pola pengambilan keputusan individual

Responden yang bersangkutan mengambil peranan dalam memilih acara televisi

yang akan ditonton.

c. Pola pengambilan keputusan kontingensi

Acara televisi yang ditonton merupakan pilihan acara berdasarkan keputusan lain

yang ada sebelumnya.

8. Motivasi menonton adalah keinginan dalam diri responden yang merangsangnya untuk

menonton acara televisi lokal. Dibagi menjadi: informasi, identitas pribadi, integrasi

dan interaksi sosial, dan hiburan. Motivasi ini dihitung dengan menggunakan skala

likert dari 1 sampai 4, yaitu:

1 = Sangat tidak setuju

Page 18: TUGAS M P S

2 = Tidak setuju

3 = Setuju

4 = Sangat setuju

9. Pilihan acara televisi lokal adalah acara televisi yang ditonton oleh responden. Dibagi

menjadi 3 kategori siaran, yaitu:

a) Acara pendidikan adalah acara televisi yang ditujukan untuk menambah

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Berupa acara sekolah maupun luar

sekolah.

b) Acara informasi adalah acara televisi yang bertujuan untuk menyampaikan berita

dan informasi, berupa dialog, liputan dan wawancara.

c) Acara hiburan adalah acara televisi yang ditujukan untuk memberikan hiburan

kepada pemirsa. Berupa film, sinetron, acara anak-anak, kuis, musik, olahraga,

dan komedi.

10. Durasi menonton adalah rata-rata total waktu yang dipakai untuk menonton televisi

lokal perhari yang diukur dalam menit.

11. Kepuasan adalah dampak dari perbandingan antara harapan responden sebelum

menonton televisi lokal dengan yang sesungguhnya diperoleh responden setelah

menonton televisi lokal. Kepuasan ini dihitung dengan menggunakan skala likert dari

1 sampai 4, yaitu:

Page 19: TUGAS M P S

1 = Sangat tidak puas

2 = Tidak puas

3 = Puas

4 = Sangat puas

 3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer dan sekunder.

Data primer diperoleh dari hasil penggalian informasi dari responden yang dilakukan

melalui pengisian kuesioner dan wawancara. Selain itu akan dilakukan wawancara

dengan pihak stasiun televisi untuk mengkaji lebih dalam tentang program siaran televisi

lokal.

Data primer yang dikumpulkan terdiri dari data variabel karakteristik individu

(intrinsik dan ekstrinsik), motivasi menonton televisi, pola menonton televisi, dan

kepuasan menonton televisi. Data variabel faktor intrinsik individu diolah berdasarkan

faktor-faktor yang diteliti, yaitu usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan pekerjaan, tingkat

pendapatan, tingkat pendidikan, dan etnis. Faktor ekstrisik meliputi informasi acara dan

pola pengambilan keputusan menonton. Data motivasi, pola menonton televisi, dan

kepuasan menonton diperoleh dari analisis kuesioner tentang kegiatan menonton yang

Page 20: TUGAS M P S

dilakukan oleh responden. Data sekunder yang akan diambil adalah data mengenai profil

televisi lokal, tayangan program acara televisi lokal, data tantang jumlah penonton acara

televisi lokal, potensi daerah, dan data lain yang menunjang penelitian.

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Hubungan antara variabel-variabel akan dilihat dengan menggunakan beberapa teknik

analisis data yaitu sebagai berikut:

1. Uji Korelasi Jaspen’s M dan tabulasi silang

Uji ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel umur, tingkat pendidikan,

tingkat pendapatan, etnis, informasi acara televisi dengan motivasi responden

menonton televisi. Adapun rumus koefisien korelasi Jaspen’s M adalah sebagai

berikut:

Uji Korelasi Eta, The Correlation Ratio η dan tabulasi silang

Page 21: TUGAS M P S

       Kesimpulan

      Perkembangan media massa sekarang ini di dukung oleh perkembangan ilmu

pengetahuan, berbagai teknologi komunikasi tercipta untuk mendukung dan

memudahkan menyampaikan pesan dari individu ke individu lain dan dari kelompok

ke kelompok lain atau dari individu ke kelompok ataupun sebaliknya.

      Begitu juga dengan Pertelevisian Indonesia, kita di hadapkan pada berbagai

pilihan untuk acara televisi. Di sini kita harus bisa memilih acara dan layanan yang

sesusai dengan kebutuhan kita. Seperti contoh kebutuhan akan berita perpolitkan, kita

di hadapkan pada berbagai macam pilihan yang memliki ciri masing masing, dengan

ciri yang beerbeda tentu saja menimbulkan dampak yang berbeda pula. Mengenai

pertanyaan apakah kebutuhan kita akan terpenuhi ? jadi dalam memilih acara televisi

kita juga harus selektif karena berbagai macam  simbol simbol, di siarkan yang

memiliki makna yang beragam pula. Ada mekna yang manifes dan ada juga makna

laten dari simbol tersebut.

      Untuk menuju Komunikasi massa yang objektif sangat di harapkan oleh

masyarakat luas, kerena kepercayaan akan berita dan informasi yang tinggi oleh

masuarakat kepada media massa membuat media massa ke dalam rating perhatian

yang sangat tinggi, seperti berbagai gerakan yang membudayakan baca koran di pagi

hari. Dengan memasyarakatnya Media Massa akan sangat berbahaya jika terjadi

berbagai macam manipulasi data dan tentunya berdampak buruk dalam  kehidupan

sosial budaya.

Page 22: TUGAS M P S

DAFTAR PUSTAKA

 

 

      Bungin,Burhan,          Sosiologi komunikasi, Kencana,Jakarta, 2006

      Cangara,Hafioeld,      Pengantar ilmu komunikasi, Rajawali Pers, 2002

G.Saverin Warner dan James W Tankard, teori Komunikasi, kencana, Jakarta,

2005

Mc Quarl                    Teori komunikasi media massa, Kencana ,Jakarta, 1994

S.Susanto Sunario Astrid DR.  Komunikasi Pengendaliandan Komunikasi

Pengawasan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1989

Sartono, Frans            Nonton Komedi Politik Indonesia, Harian Kompas, 5

November 2006

Gen                             Sampaikan Politik Dengan Komedi, harian Jawa post, 12

November 2006

Sra                              Republik BBM Turun Ke Jalan , harian Warta Kota, 19 juli

2006

Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, Komunikasi dan Demokratisasi,

tren Komunikasi, Vol.I/juli 1998

                         

 

           

    

Page 23: TUGAS M P S

  

PROPOSAL  

DAYA TARIK PROGRAM ACARA “ REPUBLIK MIMPI”TERHADAP MINAT PENONTON BAGI MASYARAKAT

    OLEH :

SomantriTri SusantoIka Fitriani 

        

   

    

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA

RAYA 2010