Tugas Luka Bakar Auto Saved)

53
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah, tempat kerja bahkan di jalan atau di temapt-tempat lain. Penyebab luka bakarpun bermacam-macam bisa berupa api, cairan panas, uap panas bahkan kimia, aliran listrik dan lain-lain. Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga dapat mempengeruhi berbagai sistem tubuh. Cedera luka bakar terutama pada luka bakar yang dalam dan luas masih merupakan penyebab utama kematian dan disfungsi berat jangka panjang. Dua puluh tahun yang lalu, orang dewasa yang mengalami 50% luka bakar mempunyai kesempatan untuk bertahan hidup kurang dari 50%. Pada saat ini orang dewasa dengan luka bakar seluas 75% mempunyai kesempatan untuk hidup 50% dan ini bukan halo yang luar biasa jika pasien mendapatkan perawatan yang serius di unit perawatan khusus luka bakar (Feller & Jones, 1987). Pendapat di atas tidak akan terwujud tampa adanya penanganan yang cepat dan tepat serta kerjasama yang baik antara anggota tim kesehatan yang terkait. Penderita luka bakar memerlukan perawatan secara khusus karena luka bakar berbeda dengan luka tubuh lain (seperti luka tusuk, tembak, 1

Transcript of Tugas Luka Bakar Auto Saved)

Page 1: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi dimana saja baik

dirumah, tempat kerja bahkan di jalan atau di temapt-tempat lain. Penyebab luka

bakarpun bermacam-macam bisa berupa api, cairan panas, uap panas bahkan kimia, aliran

listrik dan lain-lain.

Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga

dapat mempengeruhi berbagai sistem tubuh. Cedera luka bakar terutama pada luka bakar

yang dalam dan luas masih merupakan penyebab utama kematian dan disfungsi berat

jangka panjang.

Dua puluh tahun yang lalu, orang dewasa yang mengalami 50% luka bakar

mempunyai kesempatan untuk bertahan hidup kurang dari 50%. Pada saat ini orang

dewasa dengan luka bakar seluas 75% mempunyai kesempatan untuk hidup 50% dan ini

bukan halo yang luar biasa jika pasien mendapatkan perawatan yang serius di unit

perawatan khusus luka bakar (Feller & Jones, 1987).

Pendapat di atas tidak akan terwujud tampa adanya penanganan yang cepat dan

tepat serta kerjasama yang baik antara anggota tim kesehatan yang terkait. Penderita luka

bakar memerlukan perawatan secara khusus karena luka bakar berbeda dengan luka tubuh

lain (seperti luka tusuk, tembak, sayatan dan lain-lain). Hal ini disebabkan karena pada

luka bakar terdapat keadaan seperti :

1. Ditempati kuman dengan patogenitas tinggi

2. Terdapat banyak jaringan mati

3. Mengeluarkan banyak air, serum dan darah

4. Terbuka untuk waktu yang lama ( mudah terinfeksi dan terkena trauma )

5. Memerlukan jaringan untuk menutup

1

Page 2: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

Berbagai karakteristik unik dari luka bakar membutuhkan intervensi khusus yang

berbeda. Perbedaan karakteristik tersebut dipengaruhi oleh penyebab luka bakar dan

bagian tubuh yang terkena. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memrlukan

perawatan/intervensi lebih intensif dibandingkan luka bakar yang hanya sedikit dan

superfisisal. Luka bakar yang terjadi karena tersiram air panas dengan luka bakar yang

disebabkan karena terkena zat kimia atau radiasi atau listrik mebutuhkan penanganan

yang berbeda meskipun luas luka bakarnya sama. Luka bakar yang mengenai daerah

genetalia mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadinya infeksi dibandingkan

dengan luka bakar yang ukuran/luasnya sama pada bagian tubuh yang lain. Luka bakar

yang mengenai tangan dan kaki dapat mempengaruhi kapasitas fungsi pasien

(produktifitas/kemampuan kerja) sehingga memerlukan teknik penanganan yang berbeda

dengan bagian tubuh lain ( Sherif & Sato, 1989).

1.2 Tujuan

a. Umum

Mengetahui masalah asuhan keperawatan pada penyakit luka bakar atau

combustio.

Mahsiswa dapat mengetahui dan menerapkan perawatan kegawatdaruratan

pada klien dengan luka bakar

b. Khusus

Mahasiswa mengetahui tentang tinjauan teoritis mengenai luka bakar.

Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada

klien dengan luka bakar

Mengetahui penyebab penyakit luka bakar atau combustio.

Mengetahui manifestasi klinis penyakit luka bakar atau combustio.

Mengetahui perjalanan penyakit luka bakar atau combustio.

Mengetahui penatalaksanaan medis penyakit luka bakar atau combustio.

Mengetahui diagnosa keperawatan penyakit luka bakar atau combustio.

Mengetahui intervensi keperawatan penyakit luka bakar atau combustio.

Mengetahui implementasi keperawatan penyakit luka bakar atau combustio.

Mengetahui evaluasi keperawatan penyakit luka bakar atau combustio.

2

Page 3: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS LUKA BAKAR

2.1 Defenisi

Luka bakar dapat terjadi karena api, air panas, minyak panas, aliran listrik, atau

zat kimia. Berat ringannya luka bakar itu tergantung dari lamanya dan banyaknya kulit

badan yang terbakar.

Kerusakan paling ringan akibat terbakar yang timbul pada kulit adalah warna

merah pada kulit. Bila lebih berat, timbul gelembung. Pada yang lebih berat lagi seluruh

kulit terbakar sehingga dagingnya tampak, sedangkan yang terberat ialah bila otot-otot

ikut terbakar.

Makin luas kulit terbakar makin berat pula luka bakr itu. Luka bakar yang

membakar kulit oarang dewasa lebih dari 15% dan pada anak-anak lebih dari 10% bisa

menimbulkan syok, sehingga perlu mendapat perawatan di rumah sakit.

Luka bakar (combustio/burn) adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas,

arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih

dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).

Luka bakar merusak integritas kulit, mencetuskan individu pada masalah-masalah

berat, khususnya bila luka bakr luas. Asosiasi luka bakar Amerika menganjurkan

pengobatan pasien rawat jalan untuk semua luka bakar kecuali :

Luka bakar superfisial

Dewasa dengan luka bakar ketebalan persial kurang dari 15% keterlibatan area

permukaan tubuh (APT)

Anak-anak dan lansia dengan luka bakar ketebalan parsial kurang dari 5% ketertiban

ATP

Individu dennga luka bakar ketebalan penuh kurang dari 2% ketertiban ATP

Luka bakar api terhadap kepala, leher, dan toraks selalu diatasi dengan dasar rawat

jalan tampa mengecualikan keterlibatan APT karena resiko cedera inhalasi

3

Page 4: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

Komplikasi utama berkenaan dengan cidera luka bakar luas adalah septikemia,

kontraktur, raringan perut hipertonik, defisit kalori-protein dan kegagalan kardiopulmonal

dan ginjal.

2.2 Etiologi

Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme injurinya meliputi :

a. Luka Bakar Termal

Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak

dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya.

b. Luka Bakar Kimia

Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan

asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan

yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia

dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering

dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan

dalam bidang industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia

diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia.

c. Luka Bakar Elektrik

Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi

listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh

lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai

tubuh.

d. Luka Bakar Radiasi

Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe

injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau

dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh

sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka

bakar radiasi.

4

Page 5: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

Pada anak-anak air panas paling sering menyebabkan luka bakar yg menyiram

luka atau badannya, karena itu bila mempunyai anak yang masih kecil, semua yang dapat

menyebabkan luka bakar harus di jauhkan dari jangkauan anak.

2.3 Manifestasi Klinis

Riwayat terpaparnya

Lihat derajat luka bakar

Status pernapasan; tachypnea, tekanan nadi lemah, hipotensi, menurunnya

pengeluaran urine atau anuri.

Perubahan suhu tubuh dari demam ke hipotermi.

Gejala Klinis

1. Luka bakar derajat I:

a. Kerusakan terbakar pada lapisan epidermis (superficial).

b. Kulit kering, hiperemik berupa eritema.

c. Tidak dijumpai bullae.

d. Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.

e. Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-10 hari.

f. Contohnya adalah luka bakar akibat sengantan matahari

2. Luka bakar derajat II

a. Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi

disertai proses eksudasi.

b. Dijumpai bullae.

c. Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.

d. Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit

normal.

Derajat II dangkal (superficial).

- Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.

- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar

sebasea masih utuh.

5

Page 6: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

- Penyembuhan spontan dalam waktu 10-14 hari, tanpa skin graft

Derajat II dalam (deep).

- Kerusakan hampir seluruh bagian dermis.

- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar

sebasea sebagian besar masih utuh.

- Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung biji epitel yang tersisa.

Biasanya penyembuhan lebih dari satu bulan. Bahkan perlu dengan

operasi penambalan kulit (skin graft).

3. Luka bakar derajat III

a. Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam.

b. Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea

mengalami kerusakan.

c. Tidak dijumpai bulae.

d. Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat, karena kering lebih rendah

dibanding kulit sekitar.

e. Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar.

f. Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf

sensorik mengalami kerusakan/kematian.

g. Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar

luka.

(Sumber: smeltzer(2001),keperawatan medikal bedah)

2.4 Klasifikasi

Tingkat keparahan luka bakar diklasifikasikan berdasarkan pada resikomortalitas

dan resiko kecacatan fungsi. Faktor-faktor yang mempengaruhikeparahan cedera tersebut:

1) Kedalaman luka bakar.

Pengklasifikasian ini menurut jarinag yang rusak; luka bakar superfisial

thickness, luka bakar deep parsial thickness dan luka bakar full thickness. Istilah

6

Page 7: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

deskriptifyang sesuai adalah luka bakar derajat satu, dua, dan tiga. Responlokal

terhadap luka bakar tergantung pada dalamnya kerusakan kulit, berikut iniadalah tabel

karakteristik luka bakar menurut kedalamannya.

Tabel karakteristik luka bakar berdasarkan keadalaman.

7

Page 8: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

2) Agent penyebab luka bakar

Agent penyebab luka bakar dapat berupa; termal (terbakar, kontak dengan

kobaran api), listrik, kimia dan radiasi.

3) Keparahan luka bakar

Dikembangkan oleh Asosiasi Luka Bakar Amerika untuk menentukanbesarnya

luka bakar dan untuk memberikan kriteria yang optimal dari sumber-sumber rumah

sakit untuk perawatan pasien.

a. Luka bakar minor

Luka bakar minor merupakan cedera dengan ketebalan parsial dengan

luaspermukaan total tubuh (LPTT) lebih kecil dari 15 % pada orang dewasa

atauLPTT 10 % pada anak-anak, atau cedera ketebalan penuh dengan LPTT

kurang dari 2 % yang tidak disertai dengan komplikasi apapun. Pasien

dengancedera ini mungkin ditangani diruang gawat darurat RS, diikuti

denganberoabat jalan akan tetapi mereka harus diperhatikan setiap 48 jam

sampairesiko infeksinya menurun dan penyembuhan sampai berobat jalan.

b. Luka bakar sedang tak terkomplikasi

LPTT15%-25% pada orang dewasa, LPTT dari 10%-20% pada anak,atau

cedera ketebalan penuh dengan LPTT kurang dari 10% yang tanpadisertai

komplikasi lain. Diobati di RS dengan kondisi rata-rata yang memilikifasilitas dan

pegawai yang sesuai.

c. Luka bakar mayor.

Cedera ketebalan parsial dengan LPTT lebih besar dari 25% pada

orangdewasa dan LPTT lebih dari 20% pada anak-anak. Cedera ketebalan

penuhdengan LPTT sama dengan 10% atau lebih besar. Luka bakar

mengenaitangan, wajah, mata, telinga, dan kaki. Cedera inhalasi, luka bakar

yangberkaitan dengan masalah ringan seperti cedera pada jaringan lunak,,

fraktur,trauma lain atau masalah kesehatan lain yang sudah ada sebelumnya.

8

Page 9: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

4) Lokasi luka bakar

Lokasi luka bakar pada daerah kepala, leher dan dada sering terjadikomplikasi

pulmonal. Pada daerah telinga mudah terserang kondritis aurikula darentan terhadap

infeksi serta kehilangan jaringan lebih lanjut. Pada tangan danpersendian terapi fisik

dan okupasi yang lama mengakibatkan resiko kecacatandan kehilangan pekerjaan.

Perineal resiko terserang infeksi.

5) Ukuran luas luka bakar

Beberapa aturan dapat digunakan untuk memperkirakan luasnya luka

bakardalam presentase total luas permukaan tubuh , diantaranya; The Rule of

Nine(rumusan sembilan) dan diagram bagan Lund dan Browder yang

spesifiknyadengan ketentuan usia. Masing-masing memiliki kelebihan dan

kekuranangan.

6) Usia korban luka bakar

Usia korban sangat mempengaruhi keparahan luka dan keberhasilan

dalamperawatan luka bakar. Angka kematian lebih tinggi terutama pada usia

anakdibawah empat tahun (0-1 tahun) dan pasien berusia diatas 65 tahun.

2.5 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala luka bakar tergantung dari klasifikasi luka bakar sepertiterlihat

pada tabel. Untuk luka bakar listrik mungkin tampak sebagai dearahkeperakan yang

gembung. Luka bakar listrik biasanya timbul dititik kontak listrik.Kerusakan internal

akibat luka bakar listrik mungkin jauh lebih parah dari padaluka yang tampak dibagian

luar.

2.6 Patofisiologi

Berat ringannya luka bakar tergantung pada faktor, agent, lamanya terpapar, area yang

terkena, kedalamannya, bersamaan dengan trauma, usia dan kondisi penyakit

sebelumnya.

Derajat luka bakar terbagi menjadi tiga bagian; derajat satu (superficial) yaitu hanya

mengenai epidermis dengan ditandai eritema, nyeri, fungsi fisiologi masih utuh, dapat

terjadi pelepuhan, serupa dengan terbakar mata hari ringan. Tampak 24 jam setelah

9

Page 10: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

terpapar dan fase penyembuhan 3-5 hari. Derajat dua (partial) adalah mengenai

dermis dan epidermis dengan ditandai lepuh atau terbentuknya vesikula dan bula,

nyeri yang sangat, hilangnya fungsi fisiologis. Fase penyembuhan tanpa infeksi 7-21

hari. Derajat tiga atau ketebalan penuh yaitu mengenai seluruh lapisan epidermis dan

dermis, tanpa meninggalkan sisa-sisa sel epidermis untuk mengisi kembali daerah

yang rusak, hilangnya rasa nyeri, warnanya dapat hitam, coklat dan putih, mengenai

jaringan termasuk (fascia, otot, tendon dan tulang).

Fisiologi syok pada luka bakar akibat dari lolosnya cairan dalam sirkulasi kapiler

secara massive dan berpengaruh pada sistem kardiovaskular karena hilangnya atau

rusaknya kapiler, yang menyebabkan cairan akan lolos atau hilang dari compartment

intravaskuler kedalam jaringan interstisial. Eritrosit dan leukosit tetap dalam sirkulasi

dan menyebabkan peningkatan hematokrit dan leukosit. Darah dan cairan akan hilang

melalui evaporasi sehingga terjadi kekurangan cairan.

Kompensasi terhadap syok dengan kehilangan cairan maka tubuh mengadakan respon

dengan menurunkan sirkulasi sistem gastrointestinal yang mana dapat terjadi ilius

paralitik, tachycardia dan tachypnea merupakan kompensasi untuk menurunkan

volume vaskuler dengan meningkatkan kebutuhan oksigen terhadap injury jaringan

dan perubahan sistem. Kemudian menurunkan perfusi pada ginjal, dan terjadi

vasokontriksi yang akan berakibat pada depresi filtrasi glomerulus dan oliguri.

Repon luka bakar akan meningkatkan aliran darah ke organ vital dan menurunkan

aliran darah ke perifer dan organ yang tidak vital.

Respon metabolik pada luka bakar adalah hipermetabolisme yang merupakan hasil

dari peningkatan sejumlah energi, peningkatan katekolamin; dimana terjadi

peningkatan temperatur dan metabolisme, hiperglikemi karena meningkatnya

pengeluaran glukosa untuk kebutuhan metabolik yang kemudian terjadi penipisan

glukosa, ketidakseimbangan nitrogen oleh karena status hipermetabolisme dan injury

jaringan.

Kerusakan pada sel daerah merah dan hemolisis menimbulkan anemia, yang

kemudian akan meningkatkan curah jantung untuk mempertahankan perfusi.

Pertumbuhan dapat terhambat oleh depresi hormon pertumbuhan karena terfokus pada

penyembuhan jaringan yang rusak.

Pembentukan edema karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan pada saat

yang sama terjadi vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik

10

Page 11: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

dalam kapiler. Terjadi pertukaran elektrolit yang abnormal antara sel dan cairan

interstisial dimana secara khusus natrium masuk kedalam sel dan kalium keluar dari

dalam sel. Dengan demikian mengakibatkan kekurangan sodium dalam intravaskuler.

Skema berikut menyajikan mekanisme respon luka bakar terhadap injury pada

anak/orang dewasa dan perpindahan cairan setelah injury thermal.

Dalam 24 jam pertama

Luka Bakar

Meningkatnya permeabilitas kapiler

Hilangnya plasma, protein, cairan dan elektrolit dari volume sirkulasi

ke dalam rongga interstisial :

hypoproteinemia, hyponatremia, hyperkalemia

Hipovolemi

Syok

Mobilisasi kembali cairan setelah 24 jam

Edema jaringan yang terkena luka bakar

Compartment intravaskular

Hypervolemia, hypokalemia, hypernatremia

11

Page 12: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

2.7 Pemeriksaan

2.7.1 Pemeriksaan Diagnostik

1. LED: mengkaji hemokonsentrasi.

2. Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini

terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam 24 jam

pertama karena peningkatan kalium dapat menyebabkan henti jantung.

3. Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal,

khususnya pada cedera inhalasi asap.

4. BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.

5. Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan kerusakan

otot pada luka bakar ketebalan penuh luas.

6. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.

7. Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada luka

bakar masif.

8. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap

2.7.2 Pemeriksaan Penunjang

Hitung darah lengkap : peningkatan Ht awal menunjukkan hemokonsentrasi

sehubungan dengan perpindahan/kehilangan cairan.

Elektrolit serum : kalium meningkat karena cedera jaringan /kerusakan SDM

dan penurunan fungsi ginjal. Natrium awalnya menurun pada kehilangan air.

Alkalin fosfat : peningkatan sehubungan dengan perpindahan cairan

interstitiil/ganguan pompa natrium.

Urine : adanya albumin, Hb, dan mioglobulin menunjukkan kerusakan jaringan

dalam dan kehilangan protein.

Foto rontgen dada : untuk memastikan cedera inhalasi

Skan paru : untuk menentukan luasnya cedera inhalasi

EKG untuk mengetahui adanya iskemik miokard/disritmia pada luka bakar

listrik.

BUN dan kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.

Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi.

Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.

Albumin serum dapat menurun karena kehilangan protein pada edema cairan.

12

Page 13: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

Fotografi luka bakar : memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar

selanjutnya. (Doenges, 2000, 804

2.8 Komplikasi

1) Infeksi.

Infeksi merupakan masalah utama. Bila infeksi berat, maka penderita dapat

mengalami sepsis. Berikan antibiotika berspektrum luas, bila perlu dalam bentuk

kombinasi. Kortikosteroid jangan diberikan karena bersifat imunosupresif (menekan

daya tahan), kecuali pada keadaan tertentu, misalnya pda edema larings berat demi

kepentingan penyelamatan jiwa penderita.

2) Curling’s ulcer (ulkus Curling).

Ini merupakan komplikasi serius, biasanya muncul pada hari ke 5–10. Terjadi

ulkus pada duodenum atau lambung, kadang-kadang dijumpai hematemesis. Antasida

harus diberikan secara rutin pada penderita luka bakar sedang hingga berat. Pada

endoskopi 75% penderita luka bakar menunjukkan ulkus di duodenum.

3) Gangguan Jalan nafas. 

Paling dini muncul dibandingkan komplikasi lainnya, muncul pada hari

pertama. Terjadi karena inhalasi, aspirasi, edema paru dan infeksi. Penanganan

dengan jalan membersihkan jalan nafas, memberikan oksigen, trakeostomi, pemberian

kortikosteroid dosis tinggi dan antibiotika.

4) Konvulsi. 

Komplikasi yang sering terjadi pada anak-anak adalah konvulsi. Hal ini

disebabkan oleh ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia, infeksi, obat-obatan

(penisilin, aminofilin, difenhidramin) dan 33% oleh sebab yang tak diketahui.

5) Kontraktur

6) Ganguan Kosmetik akibat jaringan parut

13

Page 14: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

Berat ringannya luka bakar dari American Burn Association dalam Whaley and Wong,

(1999) adalah sebagai berikut :

a. Luka bakar minor adalah luka bakar kurang dari 10% luas permukaan tubuh.

b. Luka bakar moderate adalah luka bakar 10-20 % luas permukaan tubuh.

c. Luka bakar mayor adalah luka bakar lebih dari 20 % luas permukaan tubuh.

14

Page 15: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

BAB III

TINJAUAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

a) Aktifitas/istirahat:

Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit; gangguan

massa otot, perubahan tonus.

b) Sirkulasi:

Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok); penurunan nadi perifer

distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit

putih dan dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik);

pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).

c) Integritas ego:

Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan. Tanda: ansietas, menangis,

ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah.

d) Eliminasi:

Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam kemerahan bila

terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan

mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada; khususnya pada luka bakar

kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik.

e) Makanan/cairan:

Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.

f) Neurosensori:

Gejala: area batas; kesemutan.

Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon dalam (RTD) pada cedera

ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik); laserasi korneal; kerusakan retinal; penurunan

ketajaman penglihatan (syok listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera

listrik pada aliran saraf).

15

Page 16: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

g) Nyeri/kenyamanan:

Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif untuk

disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat

kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada

keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.

h) Pernafasan:

Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan cedera inhalasi).

Tanda: serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan menelan sekresi

oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi.

Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan nafas atau

stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema laringeal); bunyi nafas:

gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).

i) Keamanan:

Tanda: 

Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari sehubungan

dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka.

Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat pada

adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok.

Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase intensitas

panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong; mukosa hidung dan mulut

kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.

Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.

Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus; lepuh; ulkus;

nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum ebih dalam dari tampaknya secara

perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.

Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah nekrosis.

Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosif), luka bakar

dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan

pakaian terbakar.

Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot tetanik sehubungan

dengan syok listrik).

16

Page 17: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

j) Pemeriksaan diagnostik

1. LED: mengkaji hemokonsentrasi.

2. Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini terutama penting

untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam 24 jam pertama karena peningkatan

kalium dapat menyebabkan henti jantung.

3. Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal, khususnya pada

cedera inhalasi asap.

4. BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.

5. Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan kerusakan otot pada

luka bakar ketebalan penuh luas.

6. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.

7. Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada luka bakar masif.

8. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap.

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif b/d kebutuhan oksigen meningkat

2. Bersihan jalan napas b/d Obstruksi trakeobronkial.

3. Nyeri akut b/d kerusakan ujung-ujung saraf karena luka bakar

4. Defisit volume cairan b/d output yang berlebihan

5. Gangguan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit

6. Kerusakan mobilitas fisik b/d edema, nyeri, kontraktur persendian, penurunan

ketahanan dan kekuatan otot, terapi pembatasan.

3.3 Intervensi Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif b/d kebutuhan oksigen meningkat

Intervensi Rasional

- Perhatikan adanya pucat atau warna buah

ceri merah pada kulit yang cedera.

- Tinggikan kepala tempat tidur dan hindari

penggunaan bantal dibawah kepala sesuai

indikasi.

- Dugaan adanya hipoksemia atau karbon

monoksida

- meningkatkan ekspansi paru optimal/fungsi

pernafasan. Bila kepala/leher terbakar,

bantal dapat menghambat pernafasan,

menyebabkan nekrosis pada kartilago

telinga yang terbakar dan meningkatkan

17

Page 18: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

- Berikan pelembab oksigen melalui cara yang tepat, seperti masker wajah.

- Kaji ulang seri ronsen

- Siapkan/bantu intubasi atau trakeostomi sesuai indikasi

kontriktur leher.

- oksigen memperbaiki hipoksemia/asidosis.

Pelembab merupakan pengeringan saluran

pernafasan dan menurunkan visikositas

sputum.

- perubahan menunjukkan atelektasis/edema

paru tidak dapat terjadi selama 2-3 hari

setelah terbakar.

- intubasi atau dukungan mekanikal

dibutuhkan bila jalan nafas edema atau

luka bakar mempengaruhi fungsi paru atau

oksigenasi.

2. Nyeri akut b/d kerusakan ujung-ujung saraf karena luka bakar

Intervensi Rasional

- Tutup luka sesegera mungkin kecuali

perawatan luka bakar metode pemajanan

pada udara terbuka

- Tinggikan ekstremitas luka bakar secara

periodik

- Berikan tempat tidur ayunan sesuai indikasi

- Ubah posisi dengan sering dan rentang

gerak pasif dan aktif sesuai indikasi

- Pertahankan suhu linhkungan nyaman,

berikan lampu penghangat, penutup tubuh

hangat.

- suhu berubah dan gerakan udara dapat

menybabkan nyeri hebat pada pemajanan

ujung saraf

- peninggian mungkin diperlukan pada awal

untuk menurunkan pembentukan edema;

setelah perubahan posisi dan peninggian

menurunkan ketidaknyamanan serta risiko

kontraktur sendi.

- peninggian linen dari luka membantu

menurunkan nyeri

- gerakan dan latihan menurunkan kekakuan

sendi dan kelelahan otot tetapi tipe latihan

tergantung pada lokasi dan luas cedera

- pengaturan suhu dapat hilang karena luka

bakat mayor. Sumber panas eksternal

untuk mencegah menggigil

18

Page 19: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

- Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau

karakter (skala 0-10)

- Dorong ekpresi perasaan tentang nyeri.

- Libatkan pasien dalam penentuan jadwal

aktivitas, pengobatan, pemberian obat.

- Berikan tindakan kenyamanan dasar

contoh pijatan pada area yang tidak sakit,

perubahan posisi dengan sering.

- Dorong penggunaan teknik manajemen

stres, contoh relaksasi progresif, nafas

dalam, bimbingan imajinasi, dan

visualisasi.

- Berikan analgesik sesuai indikasi.

- nyeri hampir selalu ada pada beberapa

derajat beratnya keterlibatan jaringan atau

kerusakan tetapi paling berat selama

penggantian balutan dan debridemen.

Perubahan lokasi/ karakter/ intensitas

nyeri dapat mengindikasikan terjadinya

komplikasi atau perbaikan kembalinya

fungsi saraf.

- pertanyaan memungkinkan pengungkapan

emosi dan dapat meningkatkan mekanisme

koping.

- meningkatkan rasa kontrol pasien dan

kekuatan mekanisme koping.

- dukungan empati dapat membantu

menghilangkan nyeri atau meningkatkan

relaksasi.

- memfokuskan kembali perhatian,

meningkatkan relaksasi dan meningkatkan

rasa kontrol yang dapat menurunkan

ketergantungan farmakologis

- metode IV sering digunakan pada awal

untuk memaksimalkan efek

3. Kekurangan volume cairan b/d output yang berlebihan

19

Page 20: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

20

Intervensi Rasional

- Auskultasi bising usus, perhatikan

hipoaktif/tak ada bunyi.

- Perhatikan jumlah kalori, kaji ulang

persen area permukaan tubuh

terbuka/luka tiap minggu.

- Berikan makan dan makanan kecil

sedikit dan sering.

- Dorong pasien untuk memandang diet

sebagai pengobatan dan membuat pilihan

makanan/ minuman tinggi kalori/protein.

- Berikan bersihan oral sebelum makan.

R/ : mulut/palatum bersih meningkatkan

rasa dan napsu makan yang baik.

- Lakukan pemeriksaan glukosa strip jari,

klinites/asetes sesuai indikasi.

- Pasang/pertahankan makanan sedikit

melalui selang enterik/tambahan bila

dibutuhkan.

- Awasi pemeriksaan laboraturium, contoh

albumin serum,kreatinin, transferin,

nitrogen urea urine..

- Ileus sering berhubungan dengan periode

pasca luka bakar tetapi biasanya dalam

36-48 jam dimana makanan oral dapat

dijumpai

- pedoman tepat ntuk pemasukan kalori

tepat. Sesuai penyembuhan luka,

persentase area luka bakar dievaluasi

untuk menghitung bentuk diet yang

diberikan dan penilaian yang tepat

dibuat.

- membantu mencegah distensi

gaster/ketidaknyamanan dan

meningkatkan pemasukan.

- kalori dan protein diperlukan untuk

mempertahankan berat badan,kebutuhan

memenuhi metabolik, dan meningkatkan

penyembuhan.

- mengawasi terjadinya hiperglikemia

sehubungan dengan perubahan

hormonal/kebutuhan atau penggunaan

hiperalimentasi untuk memenuhi

kebutuhan kalori.

- memberikan makanan kontinu/tambahan

bila pasien tidak mampu untuk

menkonsumsi kebutuhan kalori total

harian.

- indikator kebutuhan nutrisi dan

keadekuatan diet/terapi

- peningkatan kadar glukosa serum dapat

terjadi sehungan dengan respon stres

terhadap cedera, pemasukan tinggi

kalori, kelelahan pankreas.

Page 21: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

4. Perfusi jaringan tidak efektif b/d penurunan atau interupsi aliran darah arteri / vena

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d katabolisme protein dan

lemak ditandai dengan penurunan berat badan, mual dan muntah

21

Intervensi Rasional

- Kaji warna, sensasi, gerakan, dan nadi

perifer.

- Tinggikan ekstremitas yang sakit.

- Ukur TD pada ektremitas yang

mengalami luka bakar

(untuk mengetahui kekuatan aliran darah

ke daerah yang mengalami luka bakar)

- Dorong latihan gerak aktif

Pertahankan penggantian cairan

- Awasi elektrolit terutama natrium,

kalium, dan kalsium

- Hindari injeksi IM Atau SC

- pembentukan edema dapat terjadi secara

cepat menekan PD sehingga

mempengaruhi sirkulasi PD ke jaringan

perifer

- untuk meningkatkan aliran balik vena

dan dapat menurunkan edema

- untuk meningkatkan sirkulasi darah lokal

dan sistemik

- untuk meningkatkan volume sirkulasi dan

perfusi jaringan

- mengawasi terjadinya penurunan curah

jantung

- perubahan perfusi jaringan dan

pembentukan edema mengganggu

absorpsi obat

Page 22: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

6. Kerusakan mobilitas fisik b/d edema, nyeri, kontraktur persendian, penurunan ketahanan

dan kekuatan otot, terapi pembatasan.

22

Intervensi Rasional

Mandiri:

- Pertahankan jumlah kalori tetap dan

timbang BB tiap hari, kaji ulang persen

area permukaan tubuh terbuka /luka tiap

minggu.

- Berikan makanan sedikit tapi sering

- Dorong pasien untuk memandang diet

sebagai pengobatan dan untuk membuat

pilihan makanan/minuman tinggi

kalori/protein

- Menciptakan lingkungan yang nyaman

saat makan

- Anjurkan kebersihan oral sebelum makan

Kolaborasi :

- Rujuk kepada ahli gizi

- Berikandiet TKTP

- Pasang NGT

- Pedoman tepat untuk pemasukan kalori

tepat. Sesuai penyembuhan luka,

persentase area luka bakar di evaluasi

untuk menghitung bentuk diet yang

diberikan dan penilaian yang tepat dibuat.

- Membantu mencegah distensi gaster/

ketidaknyamanan dan meningkatkan

pemasukan nutrisi

- Kalori dan protein diperlukan untuk

mempertahankan berat badan, kebutuhan

metabolik, dan meningkatkan

penyembuhan.

- Lingkungan yang kondusif dapat

meningkatkan nafsu makan

- Meningkatkan rasa dan nafsu makan

- Berguna dalam membuat kebutuhan

nutrisi individu

- Membantu mempercepat proses

penyembuhan luka

- Memberikan makan melalui selang agar

kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi jika

pasien tidak bisa mengkonsumsi secara

oral

Page 23: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

Intervensi Rasional

Mandiri :

- kaji adanya edema dan perhatikan sirkulasi,

gerakan dan sensansi jari secara sering.

- beri obat sebelum beraktivitas /latihan

- dorong partisipasi pasien sehari-hari sesuai

kemampuan individu

- edema dapat mempengaruhi sirkulasi pada

ekstremitas mempotensialkan nekrosis

jaringan / terjadinya kontraktur

- menurunkan kekuatan otot/jaringan dan

tegangan sehingga memampukan pasien

lebih aktif dan mampu partisipasi

- meningkatkan kemandirian,

meningkatkan harga diri dan membantu

proses perbaikan .

BAB IV

TINJAUAN KASUS

23

Page 24: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

An. P/12 Thn, masuk UGD 7 Mei 2011 jam 21.00 wib, data pengkajian diperoleh, luka bakar

karena tersiram air panas, terdapat luka pada daerah tangan kiri dan kanan dan pada daerah

punggung, terdapat bulla pada daerah luka, pasien tampak merintih kesakitan, skala nyeri 8,

pasien tidak mampu menggerakkan tanganya, pasien tampak membatasi pergerakannya, hasil

pemeriksaan TTV: TD.110/80 mmHg, N:100, S: 38,70C, RR: 25x/mnt. Terapi terpasang RL

30 tts/mnt, asam mefenamat 3x500mg. salep Burnazim 3x1.

4.1 Data Fokus

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

- Keluarga pasien mengatakan pasien

mengalami luka bakar kerena tersiram air

panas

- Pasien mengatakan nyeri

- Terdapat luka pd daerah tangan kiri n

kanan , dan pada daerah punggung

- Terdapat bulla pada luka

- Pasien tampak meringis kesakitan

- Skala nyeri 8

- Pasien tmpak membatasi pergerakannya

- TTV : N : 100x/m

S : 38,7

RRv : 25x/m

- Terpasang terapi IV, RL 30 tts/m

- Asam mefenamat 3x500mg

- Salep burnazim 3x1

4.2 ANALISA DATA

24

Page 25: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

Symtom Etiologi ProblemDS :

- Pasien mengatakan nyeri

DO : - Pasien tmpak meringis

kesakitan- Skala nyeri 8- TTV

N : 100x/m\RR : 25x/mS : 38,7

- Terapi IV, RL 30 tts/m- Asam mefenamat

3x500mg

Kerusakan kulit / jaringan kerena luka bakar

Nyeri

DS : - Keluarga pasien

mengatakan pasien mengalami luka bakar krena tersiram air panas

DO : - terdapat luka bakar pda

tangan kiri dan kanan dan daerah punggung

- Terdapat bulla pda luka- Salep burnazim 3x1

Adanya luka bakar Kerusakan integritas kulit

DO : - Pasien tidak mampu

menggerakkan tangannya- Pasien tmpak membatasi

pergerakannya

Nyeri luka bakar Kerusakan mobilitas fisik

4.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri b/d kerusakan kulit/jaringan krena luka bakar2. Kerusakan integritas kulit b/d adanya luka bakar3. Kerusakan mobilitas fisik b/d nyeri luka bakar

25

Page 26: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

No Diagnosa TujuanRencana keperawatan Tgl/

jam Implementasi EvaluasiIntervensi rasional

1 Nyeri b/d kerusakan kulit/jaringan karena luka bakar

Ds: - Pasien mngatakan nyeri

Do:- pasien tmpak

meringis kesakitan

- Skala nyeri 8- TTV :

N : 100x/m S : 38,7 RR : 25x/m- Terpasang terapi

IV, RL 30 tts/m- Asam mefenamat

3x500mg

setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan nyeri b/d kerusakan kulit/jaringan karena luka bakar dapat teratasi dengan kriteria hasil : Pasien dpt

mengontrol nyeri yg dialami (skala nyeri↓)

Ekspresi wajah tampak rileks

Frekuensi nadi dan pernapasan dlm batas normal

Mandiri- Kaji keluhan nyeri,

perhatikan lokasi/karakter/intensitas (skala 0-10)

- ukur TTV pasien-u

- Nyeri hampir selalu ada pada beberapa derajat beratnya keterlibatan jaringan/kerusakan tetapi biasanya paling berat selama penggantian balutan dan debridement. Perubahan lokasi/karaktr/intensitas nyeri dpt mengindikasikan tjdnya komplikasi (contoh iskemia tungkai)/perbaikan/kembalinya fungsi saraf/sensasi

- untuk memastikan tidak terjadinya takikardi, bradikardi maupun hipotermi.

8 mei / 07.00

07.20

Mengkaji keluhan nyeri pasien, memperhatikan lokasi/karakteristik/ intensitas (skala 0-10) P : nyeri karena luka bakarQ : nyeri terasa tajamR : nyeri terasa di darah kanan kiri dan daerah punggung, dan nyeri menyebarS : nyeri mengganggu aktivitas, skala nyeri 7T : nyeri di rasakan ketika menggerakkan daerah yg terkena luka bakar.

-Mengukur TTV pasienN : 80x/mS : 37,5 CRR : 22x/m

SOAP tanggal 8 mei 2011

S = - Pasien

mengatakn nyeri berkurang,

O = - pasien masih

tampak meringis- skala nyeri

berkurang, skala 7

- TTV:N= 84x/mS= 36,8 0 CRR= 21x/m

- masih terpasang infuse IV, RL 30 tetes

A= Masalah Tratasi sebagian

P= Intervensi dilanjutkan

26

Page 27: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

- Tinggikan ekstremitas luka bakar secara periodic

- Dorong penggunaan teknik stress, contoh teknik relaksasi progresif, napas dalam, bimbingan imajinasi dan visualisasi

- Peninggian mungkin diperlukan pada awal utk menurunkan pembentukan edema, setelah perubahan posisi dan peninggian menurunkan ketidaknyamanan serta resko kontraktur sendi

- Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, meningkatkan rasa control yg dpr menurunkan ketergantungan farmakologis.

08.00

08.00

14.00

14-20

16.00

18.00

-Meninggikan ekstremitas luka bakar.

- Kolaborasi : Memberikan analgesic, Asam mefenamat 500mg

-Mengukur TTVN : 80x/mS : 37 CRR : 20x/m

-Mengajarkan pasien teknik relaksasi dan nafas dalam.

-Kolaborasi : memberikan analgesic, Asam mefenamat 500mg

-Mengkaji keluhan nyeri pasien, memperhatikan lokasi/karakteristik/ intensitas (skala 0-10)

P : nyeri karena luka bakarQ : nyeri terasa tajamR : nyeri terasa di darah kanan kiri dan daerah punggung, dan nyeri menyebar

27

Page 28: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

- Jelaskan prosedur/berikan informasi seiring dgn tepat, khususnya selama debridement luka

kolaborasi- Berikan analgesic:

Asam mefenamat

- Dukungan empati dpt membantu menghilangkan nyeri/meningkatkan relaksasi. Mengetahui apa yg diharapkan memberi kesempatan pada pasien untuk menyiapkan diri dan meningkatkan rasa control

- Untuk mengurangi rasa nyeri

21.30

22.00

9 mei

07.30

S : nyeri mengganggu aktivitas, skala nyeri 7T : nyeri di rasakan ketika menggerakkan daerah yg terkena luka bakar.

- Mengukur TTV pasienN : 84x/mS : 36,8 CRR : 21x/m

Kolaborasi : memberikan analgesic, Asam mefenamat 500mg.

-Mengukur TTV pasienN : 80x/mS : 37 CRR : 22X/m

-Kolaborasi : memberikan analgesic , Asam mefenamat 500mg.

-Mengkaji keluhan nyeri pasien, memperhatikan lokasi/karakteristik/ intensitas (skala 0-10)

SOAP tanggal 9 mei 2011

S = - Pasien

mengatakn nyeri berkurang,

O = - pasien masih

tampak meringis- skala nyeri

berkurang, skala 6

28

Page 29: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

15.00

15.30

18.00

P : nyeri karena luka bakarQ : nyeri terasa tajamR : nyeri terasa di darah kanan kiri dan daerah punggung, dan nyeri menyebarS : nyeri mengganggu aktivitas, skala nyeri 6T : nyeri di rasakan ketika menggerakkan daerah yg terkena luka bakar.

-Mengukur TTV pasienN : 80 x/mS : 37 CRR : 22 x/m

-Kolaborasi : memberikan analgesic, Asam mefenama 500mg.

-Mengajarkan pasien tknik relaksasi.

-Mengkaji keluhan nyeri pasien, memperhatikan lokasi/karakteristik/ intensitas (skala 0-10)

- TTV:N : 78x/mS : 37 CRR : 21 x/m

- masih terpasang infuse IV, RL 30 tetes

A= Masalah Teratasi sebagian

P= Intervensi dilanjutkan

29

Page 30: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

22.00

P : nyeri karena luka bakarQ : nyeri terasa tajamR : nyeri terasa di darah kanan kiri dan daerah punggung, dan nyeri menyebarS : nyeri mengganggu aktivitas, skala nyeri 6T : nyeri di rasakan ketika menggerakkan daerah yg terkena luka bakar.

-Pantau TTV pasienN : 78x/mS : 37 CRR : 21 x/m

-Kolaborasi : memberikan analgesic, Asam mefenama 500mg.

-

2. Kerusakan integritas kulit/jaringan b/d adanya luka bakar, di tandai dengan :

DS : - Keluarga pasien

mengatakan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan kerusakan integritas

- Kaji / catat ukuran warna luka, perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka

- Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan penanaman kulit dan kemungkinan petunjuk tentang sirkulasi pada area

30

Page 31: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

pasien mengalami luka bakar krena tersiram air panas

DO : - terdapat luka

bakar pda tangan kiri dan kanan dan daerah punggung

- Terdapat bulla pda luka

- Salep burnazim 3x1

kulit/jaringan b/d adanya luka bakar dapat teratasi dengan kriteria hasil :- Luka bakar

mongering- Tidak ada bulla

pada luka bakar- Tumbuh

jaringan baru

- berikan perawatan luka bakar yang tepatdan tindakan control infeksi, serta menutup luka secepat mungkin,

- pertahankan penutupan luka sesuai indikasi.

- Tinggikan area graft bila mungkin. Pertahankan posisi yang di inginkan.

graft.

- Menyiapkan jaringan untuk penanaman dan menurunkan resiko infeksi / kegagalan graft.

- Menurunkan resiko infeksi

- Menurunkan pembengkakan / membatasi resiko pemisahan graft. Gerakan jaringan di bawah graft dapat mengubah posisi yang mempengaruhi penyembuhan optimal

3. Kerusakan mobilitas fisik b/d nyeri luka bakar (ketidaknyamanan), di tandai dengan :

Do : - Pasien tidak

mampu menggerakkan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan gangguan mobilitas fisik b/d nyeri luka bakar dapat teratasi dengan kriteria

Mandiri- Pertahankan posisi

tubuh tepat dengan dukungan, khususnya untuk luka bakar diatas sendi

- ajarkan pasien

- Meningkatkan posisi fungional pd ekstremitas dan mencegah kontraktur yang lebih mungkin diatas sendi

- untuk mencegah

14.20

21.30

-Mengajarkan pasien aktivasi ROM dengan menggerakkan tangannya perlahan-lahan.

-Mempertahankan posisi tubuh dengan tepat

-Mengajarkan pasien aktivasi ROM, dengan

SOAP tanggal 8 Mei 2011

S= -

O=- Pasien mampu untuk

31

Page 32: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

tangannya- Pasien tmpak

membatasi pergerakannya

hasil:

- mobilitas pasien optimal

- pasien mampu menggerakkan tangannya

- pergerakan pasien tidak terbatas.

-

aktivasi ROM

- Lakukan rehabilitasi pada penerimaan

- Masukkan aktifitas sehari-hari dalam terapi fisik, hidro terapi dan asuhan keperawatan

- Dorong partisipasi pasien dalam semua aktivitas sesuai kemampuan individual

kolaborasi- Bersihkan tutup

luka bakar dengan cepat

- Pertahankan tekanan baju bila menggunakan.

kekakuan sendi

- Akan lebih mudah untuk membuat partisipasi bila pasien menyadari kemungkinan

adanya penyembuhan

- Komunikasi aktivitas yang menghasilkan perbaikan hasil dengan meningkatkan efek masing-masing.

- Meningkatkan kemandirian, meningkatkan harga diri dan membantu proses perbaikan

- Eksisi dini diketahui untuk menurunkan jaringan parut serta resiko infeksi. Sehingga membantu penyembuhan

- Jaringan parut hipertrofik dapat terjadi sekitar area

9 mei

07.30

22.00

menggerakkan tangannya perlahan-lahan

-Mengajarkan pasien aktivasi ROM dengan menggerakkan tanganya perlahan-lahan

-Mengajarkan pasien aktivasi ROM dengan menggerakkan tanganya perlahan-lahan

menggerakkan tangannya perlahan.

- Pasien masih membatasi pergerakannya

A= masalah teratasi sebagian

P= intervensi dilanjutkan

SOAP tanggal 9 mei 2011

S= -

O=- Pasien mampu untuk menggerakkan tangannya perlahan.

- Pasien masih membatasi

32

Page 33: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

- Berikan tempat tidur busa, udara/tempat tidur terapi kinetic sesuai indikasi

graft atau sisi dalam. Luka ketebalan parsial. Tekanan balutan meminimalkan jaringan parut dengan mempertahakannya datar, lembut dan lunak.

- Mencegah tekanan lama pada jaringan, menurunkan potensial iskemia jaringan/nekrosis dan pembentukan dekubitus

pergerakannya

A= masalah teratasi sebagian

P= intervensi dilanjutkan

33

Page 34: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

34

Page 35: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

35

Page 36: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kulit adalah organ tubuh yang paling luas dan meruapakan pertahanan

barispertama dari tubuh terhadap serangan mikroorganisme dan radiasi lingkungan.

Kulitmempunyai banyak fungsi fisiologis dalam membantu proses metabolisme

didalamtubuh, sehingga jika sebagian kulit rusak maka akan terjadi reaksi sistemik yang

hebat.

Perawat sebagai seorang yang memberikan asuhan keperawatan harus

mempunyaipengetahuan tentang struktur dan fungsi dasar kulit untuk mengerti

klasifikasi berbagaiderajat luka bakar. Cedrea luka bakar digambarkan dengan

kedalaman, agen penyebab dan keparahan.

4.2 saran

36

Page 37: Tugas Luka Bakar Auto Saved)

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

- Effendy,Christntie.perawatn pasien luka bakar.editor,yasmin asih –

jakarta:EGC,1999

- Engram,Barbara.rencana asuhan keperawatan medikal – bedah.vol 3.editor edisi

bahasa Indonesia-jakarta:EGC .1998

- Oswari,E.penyakit dan penanggulangannya.jakarta:gaya baru,2006.

- Marilynn.E.Doengoes.2000,rencana asuhan keperawatan.penerbit buku

kedokteran:EGC

37