Tugas LBHK Individu

download Tugas LBHK Individu

of 5

description

xczfda

Transcript of Tugas LBHK Individu

  • 5/20/2018 Tugas LBHK Individu

    1/5

    1

    TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

    DAN HUKUM KOMERSIAL

    Mata Kuliah : LBHK

    Dosen Pengampu : Drs. Hardi, SH, MM, MH, Ak, CPA

    Dibuat Oleh :

    RIZQA ANITA

    PROGRAM PASCASARJANA

    PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

    UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

    2013

  • 5/20/2018 Tugas LBHK Individu

    2/5

    2

    1. Bagaimana status MoU atau LoI dalam hukum indonesia?

    MoU dan LoI adalah Perjanjian Yang Tidak Memiliki Konsekwensi Hukum.Seperti yang dijelaskan di atas bahwa Kontrak merupakan Perjanjian yang

    memiliki konsekwensi/kekuatan hukum yang mengikat para pihak. Umumnya

    perjanjian jenis ini dilakukan dalam kegiatan-kegiatan bisnis yang berhubungan

    dengan hukum kekayaan dari masing-masing pihak. Bilamana salah satu pihak

    melakukan inkar janji (wan prestasi) maka ia akan dituntut ganti kerugian dari

    harta kekayaan miliknya. Seperti yang dijelaskan di atas juga bahwa selain

    berkekuatan hukum, Perjanjian juga bisa dilakukan tanpa adanya konsekwensi

    hukum. Perjanjian jenis ini umumnya dilakukan dalam kegiatan-kegiatan non

    bisnis (keluarga atau sosial). Pada perjanjian jenis ini tidak ada sangsi hukum

    yang mengikat, yang ada hanyalah sangsi moral. Walaupun Perjanjian tanpa

    memiliki konsekwensi hukum ini umumnya untuk kegiatan-kegiatan non bisnis,akan tetapi bisa saja Para Pihak memiliki kemauan (party intention)

    untuk membuat perjanjian tanpa konsekwensi hukum dalam kegiatan bisnis

    mereka. Memorandum of Understanding (MoU) dan Letter of Intent (LoI) yang

    sering kita jumpai dalam kegiatan bisnis adalah merupakan contoh Perjanjian

    tanpa konsekwensi hukum, walaupun dalam prakteknya terkadang sengaja

    disusupi ketentuan-ketentuan yang memiliki konsekwensi hukum.

    Memorandum of Understanding (MoU) dalam pengertian idealnya

    sebenarnya merupakan suatu bentuk Perjanjian atau kesepakatan awal

    menyatakan langkah pencapaian saling pengertian antara kedua belah pihak untuk

    melangkah kemudian pada penandatanganan suatu Kontrak . Jadi bisa dikatakan

    MoU sebagai kesepakatan Prakontrak, yaitu kesepakatan dimana Para Pihak

    melakukan pejajakan untuk saling mengenal dalam membangun kesamaan

    pengertian sebelum masuk kedalam ikatan bisnis secara lebih formal melalui

    Kontrak. Selain itu, MoU juga terkadang dibuat sebagai wadah untuk bernegosiasi

    sebelum masuk ke Kontrak sesungguhnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa MoU

    bukanlah merupakan Kontrak karena memang masih merupakan kegiatan

    Prakontrak, sehingga di dalamnya sengaja tidak dimasukkan intention to create

    legal relation oleh Para Pihak. Walaupun per-definisi MoU merupakan

    Perjanjian tanpa konsekwensi hukum, akan tetapi dalam prakteknya terkadang

    Para Pihak dengan berbagai pertimbangan sengaja memasukan ketentuankonsekwensi hukum dalam sebuah MoU. Pertimbangan-pertimbangan tersebut

    antara lain : 1) Untuk menghindari tidak adanya niat baik atau ketidak seriusan

    salah satu Pihak dalam pelaksanaan Perjanjian Prakontrak seperti misalnya secara

    sewenang-wenang membatalkan sendiri rencana tanpa alasan yang kuat; 2) Untuk

    menghindari kerugian baik finansial maupun non finansial yang telah dikeluarkan

    Para Pihak selama kegiatan Prakontrak; 3) Menjaga kerahasiaan dari

    data/informasi yang diberikan selama kegiatan Prakontrak. Apabila sebuah MoU

    sudah mengandung unsur konsekwensi hukum seperti ini, maka walaupun

    berbentuk MoU namun Perjanjian tersebut sudah merupakan sebuah Kontrak.

  • 5/20/2018 Tugas LBHK Individu

    3/5

    3

    Letter of Intent (LoI) secara teori dimaksudkan sebagai kesepakatan yang

    tidak mempunyai konsekwensi hukum yang mengikat. Dengan kalimat lain LoI

    ini sering digunakan sebagai langkah awal untuk memulai negosiasi untuk menuju

    kepada pembentukan kontrak. LoI pada dasarnya hanyalah pernyataan keinginan

    dari satu pihak kepada pihak lain (calon mitra berkontraknya) dimana keinginantersebut baru akan ditindak lanjuti dalam bentuk penawaran (offer) apabila syarat-

    syarat yang diajukan bersamaan dengan keinginan tersebut dapat dipenuhi oleh

    Pihak yang dituju. Jadi LoI bukanlah offer tetapi merupakan pra Offer. LoI

    merupakan pra-Offer yang pada umumnya akan ditindaklanjuti dengan Offer yang

    biasanya berbentuk Purchase Order (PO) setelah persyaratan-persyaratan yang

    diajukan bersamaan dengan LoI tersebut disetujui oleh Pihak lainnya. Apabila

    pihak yang dituju sepakat dengan seluruh ketentuan yang disebut dalam PO maka

    ia akan menerimanya (Acceptance), dan pada saat itu PO berubah menjadi

    Kontrak. Akan tetapi dalam prakteknya sering terjadi LoI diperlakukan sebagai

    PO, dimana di dalam LoI juga berisi perintah-perintah yang setara dengan

    pemesanan atau dengan mencantumkan ketentuan bahwa dalam hal persyaratan-persyaratan dalam LoI terpenuhi, LoI tersebut dapat dianggap sebagai PO. Dalam

    hal seperti ini, maka secara hukum LoI tersebut dapat disamakan dengan PO yang

    berkekuatan sebagai Offer, dimana apabila pihak yang dituju menerimanya

    (Acceptance) akan berubah menjadi Kontrak yang mengikat dan harus dipenuhi

    oleh masing-masing pihak.

  • 5/20/2018 Tugas LBHK Individu

    4/5

    4

    2. Bagaimana penerapan syarat-syarat di bawah ini dalam kontrak melalui

    elektronik commerce?

    Syarat sah kontrak :

    1. Adanya kesepakatan

    2. Kecakapan para pihak untuk membuat perikatan

    3.

    Harus ada suatu hal tertentu

    4.

    Harus ada kausa hukum yang halal

    Persyaratan :

    1.

    Subjek

    2. Objek

    Suatu transaksi harus memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian. Karena

    prinsip yang dianut oleh Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata)

    bisa dibilang prinsip universal dari transaksi. Pemahaman yang berkembang

    selama ini, syarat perjanjian yang tertera dalam ps. 1320 KUH Perdata hanya bisa

    berlaku untuk transaksi konvensional. Padahal tidak demikian halnya,

    perkembangan teknologi adalah satu dari sebuah realitas teknologi. Realitas

    teknologi hanya berperan untuk membuat hubungan hukum konvensional bisa

    berlangsung efektif dan efisien.

    Gambarannya adalah sebagai berikut, dalam transaksi jual beli tetap saja

    dikenal proses pembayaran dan penyerahan barang. Apakah dalam e-commercetidak ada pembayaran dan peneyerahan barang, saya pikir tetap saja ada. Dari situ

    disimpulkan bahwa, dengan adanya internet atau e-commercehanyalah membuat

    jual beli atau hubungan hukum yang terjadi menjadi lebih singkat, mudah, dan

    sederhana. Secara hukum, tidak ada perubahan konsepsi dalam suatu transaksi

    yang berlangsung.

    Kemudian, kapan suatu perjanjian dalam transaksi e-commerce tersebut

    berlangsung tentunya sangat berkaitan erat dengan siapa saja suatu transaksi

    tersebut dilakukan. Dalam transaksi biasa, perjanjian berakhir ketika masing-

    masing pihak melakukan kewajibannya masing-masing.

    Sebenarnya tidak berbeda dengan transaksi yang berlangsung secara on line.

    Namun memang tidak sesederhana jika dibandingkan dengan transaksi

    konvensional. Dalam transaksi on line, tanggung jawab (kewajiban) atau

    perjanjian tadi dibagi kepada beberapa pihak yang terlibat dalam jual beli tersebut.

    Paling tidak ada tiga pihak yang terlibat dalam transaksi on line baik B2B

    (business to business) dan B2C (business to cumsomer), antara lain perusahaan

    penyedia barang (seller), kemudian perusahaan penyediaan jasa pengriman

    (packaging), dan jasa pembayaran (bank).

    Biasanya disetiap bagian pekerjaan (penawaran, pembayaran, pengiriman)

    masing-masing pihak membagi tanggung jawab sesuai dengan kompetensi

  • 5/20/2018 Tugas LBHK Individu

    5/5

    5

    masing-masing. Pada proses penawaran dan proses persetujuan jenis barang yang

    dibeli maka transaksi antara penjual (seller) dengan pembeli (buyer) selesai.

    Penjual menerima persetujuan jenis barang yang dipilih dan pembeli menerima

    konfirmasi bahwa pesanan atau pilihan barang telah diketahui oleh penjual.

    Bisa dikatakan bahwa transaksi antara penjual dengan pembeli dalam

    tahapan persetujuan barang telah selesai sebagian sambil menunggu barang tiba

    atau diantar ke alamat pembeli. Karena biasanya Bank baru akan mengabulkan

    permohonan dari pembeli setelah penjual menerima konfirmasi dari Bank yang

    ditunjuk oleh penjual dalam transaksi e-commerce tersebut. Setelah penjual

    menerima konfirmasi bahwa pembeli telah membayar harga barang yang dipesan,

    selanjutnya penjual akan melanjutkan atau mengirimkan konfirmasi kepada

    perusahaan jasa pengiriman untuk mengirimkan barang yang dipesan ke alamat

    pembeli. Setelah semua proses terlewati, dimana ada proses penawaran,

    pembayaran, dan penyerahan barang maka perjanjian tersebut dikatakan selesai

    seluruhnya atau perjanjian tersebut telah berakhir. Pihak yang terkait langsungdalam transaksi paling tidak ada empat pihak yang terlibat, diatas telah disebutkan

    antara lain; penjual, pembeli, penyedia jasa pembayaran, penyedia jasa

    pengiriman.