Tugas Koreksi Peta Geologi

7
TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS HASANUDDIN A. Koreksi Pada Peta Geologi 1. Untuk endapan alluvial, seharusnya tidak menyentuh dari pada kontur peta. 2. Kenampakan untuk permukiman sebaiknya usah terlalu di tonjolkan, kar sedikit mengganggu dalam pembacaan kekar dan sesar – sesar. 3. Ada simbol yang terdapat dalam peta, tetapi tidak ada dalam keterang legenda. 4. Simbol – symbol pada peta kutrang jelas. 5. Tidak dicantumkannya nilai dari pada indeks kontur pada peta. B. Cara Menentukan Bata Litologi 1. Menentukan batas litologi di lapangan a. Melihat perubahan pada warna soil yang ada di lapangan, warn soil dapat mencerminkan batuannya. Perubahan warna soil ini dipengaruhi oleh komposisi mineral pada batuan tersebut b. Kontak batuan di lapangan (singkapan) c. Kedukudukan batuan di lapangan (Strike dan Dip) d. Batas dominasi batu guling pada sungai dilapangan. Se contohnya, bila ditemukan dua macam batu guling yang terdiri dari batua 1 dan 2. Ini menjelaskan bahwa kedua batuan ini tersingkap di tempat – tempat yang tidak begitu jauh dari sa Bila disusuri ke hulu, batu guling itu akan menjadi lebih be dan runcing, dan bila disusuri terus mungkin hanya batu guli saja yang ditemukan. Ini menunjukkanbahwa kitatelah melampaui singkapan 2 dan juga batas satuan 1 dan 2. 2. Menetukan batas litologi pada peta dasar ANDI MUHAMMAD FAJRIN / D 611 08 254

Transcript of Tugas Koreksi Peta Geologi

TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS HASANUDDIN

A. Koreksi Pada Peta Geologi 1. Untuk endapan alluvial, seharusnya tidak menyentuh dari pada kontur pada peta. 2. Kenampakan untuk permukiman sebaiknya usah terlalu di tonjolkan, karena sedikit mengganggu dalam pembacaan kekar dan sesar sesar. 3. Ada simbol yang terdapat dalam peta, tetapi tidak ada dalam keterangan di legenda. 4. Simbol symbol pada peta kutrang jelas. 5. Tidak dicantumkannya nilai dari pada indeks kontur pada peta. B. Cara Menentukan Bata Litologi 1. Menentukan batas litologi di lapangan a. Melihat perubahan pada warna soil yang ada di lapangan, warna soil dapat mencerminkan batuannya. Perubahan warna soil ini dipengaruhi oleh komposisi mineral pada batuan tersebut b. Kontak batuan di lapangan (singkapan) c. Kedukudukan batuan di lapangan (Strike dan Dip) d. Batas dominasi batu guling pada sungai dilapangan. Sebagai contohnya, bila ditemukan dua macam batu guling yang terdiri dari batua 1 dan 2. Ini menjelaskan bahwa kedua batuan ini tersingkap di tempat tempat yang tidak begitu jauh dari sana. Bila disusuri ke hulu, batu guling itu akan menjadi lebih besar dan runcing, dan bila disusuri terus mungkin hanya batu guling 1 saja yang ditemukan. Ini menunjukkan bahwa kita telah melampaui singkapan 2 dan juga batas satuan 1 dan 2. 2. Menetukan batas litologi pada peta dasar

ANDI MUHAMMAD FAJRIN / D 611 08 254

TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS HASANUDDIN

a. Berdasarkan kedudukan batuan (strike dan dip) pada peta, litologi yang memiliki umur yang lebih mudah akan cembung ke batuan yang lebih tua. b. Dengan memperhatikan Hukum V Karena suatu batas litologi yang dibuat secara sembarangan akan menyebabkan interpretasi yang salah terhadap peta tersebut. Untuk melukiskan batas batas di dalam peta kita harus memperhatikan hokum V. c. Interpretasi kontur berupa bentuk dan model kontur. Interpretasi foto udara / Citra, pada foto citra akan mudah sekali menentukan litologi litologi yang ada pada daerah yang dipetakan. C. Aspek Aspek yang terdapat dalam Peta Geologi

Aspek Geomorfologi Satuan geomorfologi pada peta geologi daerah kancirang, kecamatan kahu,

kabupaten bone, provonsi Sulawesi selatan, terbagi menjadi tiga (3) satuan bentang alam, yaitu satuan bentang alam bergelombag landai denudasial, satuan bentangalam pedataran denudasional, serta satuan bentang alam pedataran fluvial. 1. Satuan bentangalam bergelombang landai denudasial iniadalah satuan bentangalam mempunyai yang mempunyai relief bergelombang landai yang terletak pada ketinggian antara 125 m 160 m dari permukaan laut. Terbentuk dari hasil pelapukan dan pengelupasan atau erosi yang terjadi di permukaan. Terlihat bahwa satuan ini merupakan satuan terluas dari keseluruhan yang napak pada peta. 2. Satuan bentangalam pedataran denudasional, merupakan daerah yang luasnya merupakan terbesar kedua setelah satuan bentangalam

ANDI MUHAMMAD FAJRIN / D 611 08 254

TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS HASANUDDIN

bergelombang landai denudasial di atas, dengan ketinggian antara 146 m 151 m dari permukaan laut. 3. Stauan bentangalam pedataran fluvial, yaitu sataun bentangalam yang disebabkan oleh proses flufityl yang disebabkan oleh aktivitas sungai. Berdasarkan Van Zuidam, !983, satuan bentang ala mini mempunyai sudut lereng 1% dengan beda tinggi kurang dari 5 meter. Aspek Sratigrafi Stratigrafi yang terlihat pada peta yaitu terdapat 3 (tiga) satuan batuan, yaitu stuan allufial, satuan tufa, dan satuan batupasir. Hubungan stratigrafi pada peta tersebut terlihat bahwa satuan allufial sebagai batuan yang paling muda memiliki hubungan kontak ketidak selarasan. Aspek Struktur Struktur geologi yang dapat terlihat pada peta adalah lipatan, kekar, dan sesar. Untuk struktur lipatan, terdiri atas lipatan sinklin dan lipatan antiklin. Untuk sesar, juga terbagi menjadi sesar geser, tepatnya sesar geser salo Toli Toli, dan sesar normal salo Walanae. Adapun pengertian dari istilah istilah tadi akan dijelaskan di bawah ini. 1. Lipatan, dapat disebabkan oleh 2 macam mkanisme, yaitu

buckling, dan bending. Untuk buckling, gaya penyebabnya adalah gaya tekan yang arahnya sejajar dengan permukaan lempeng, sedangkan pada bending, gaya utamanya mempuyai arah yang tegak lurus pada permukaan lempeng.

ANDI MUHAMMAD FAJRIN / D 611 08 254

TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Gbr 1. bending

Gbr 2.buckling

o o

Lipatan sinklin (sinform), merupakan lipatan yang concave Lipatan Antiklin (antyform), merupakan kebalikan dari

ke atas. sinklin, yaitu concave ke bawah. Kenampakan dari lipatan sinklin dan antiklin dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gbr 3. Lipatan Siklin dan Antiklin

ANDI MUHAMMAD FAJRIN / D 611 08 254

TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Contoh kenampakan dari struktur lipatan :

Gbr 4. Liatan di lapangan

2.

Kekar merupakan struktur rekahan pada batuan yang tidak atau

sedikit mengalami pergeseran. Rekahan rekahan dalam batuan itu terjadi karena tekanan atau tarikan yang disebakan oleh gaya yang bekerja dalam kerak bumi, atau pengurangan / hilangnya tekanan, dimana pergeseran dianggap sama sekali tidak ada. Kekar merupakan struktur batuan yang paling umum, artinya paling banyak dijumapai dan pembentukannya tidak mengenal waktu. Kenmpakan dari kekar dapat dilihat di bawah ini :

3.

Gbr 5. Kenampakan kekar dalam kulit Sesar, mreupakan rekahan rekahan pada batuan bumi, yang

mengalami pergeseran, yang arahnya sejajar dengan bidang rekahannya, satu terhadap yang lainnya. Pergeserannya dapat berkisar antara beberapa meter

ANDI MUHAMMAD FAJRIN / D 611 08 254

TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS HASANUDDIN

sampai mencapai ratusan kilometer. Pada peta geologi yang telah dikoreksi, terdapat dua jenis sesar, yaitu : a. Sesar geser, merupakan sesra yang gerakannya dominan horizontal, sedangkan b. Sesar normal adalah sesar dimana hanging wall bergeser relative etrhadap foot wall. Kenampkan dari kedua sesar di atas akan diperlihatkan pada gambar di bawah ini :

Gbr 6. Sesar Normal

Gbr 7. Sesar Geser

ANDI MUHAMMAD FAJRIN / D 611 08 254

TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS HASANUDDIN

DAFTAR PUSTAKA Asikin, Sukendar. Drs. 1979. Dasar Dasar Geologi Struktur. Jurusan Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung. Bandung. Laboratorium geologi, Fakultas Teknik. 1984. Geologi Mineral. Institut Teknologi Yogyakarta, Yogyakarta.

ANDI MUHAMMAD FAJRIN / D 611 08 254