Tugas Kluarga Binaan

download Tugas Kluarga Binaan

of 25

description

Tugas Kluarga Binaan

Transcript of Tugas Kluarga Binaan

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN KELUARGA BINAAN DISENTRI

Disusun Oleh :IMANIARH1A 007 029

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYAILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAMPUSKESMAS NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT2013

KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

I. DATA KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAANTanggal 05-02-2013 diisi oleh Nama: Imaniar NIM : H1A007029Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Narmada

PasienKeterangan

NamaAn. WalidAnak Tn. Ahmad Zunaemi dan Ny. Aminah

Umur / tgl. Lahir4 tahun / 24-01-2009

AlamatLendang Re, Desa Sembung, Kecamatan Narmada, Lombok Barat

Jenis kelaminLaki-laki

AgamaIslam

Pendidikan-

Pekerjaan-

Status perkawinanBelum menikah

Telah diobati sebelumnyaBelum

Alergi obat -

II. IDENTITAS KELUARGA BINAAN Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga An. Walid. Ia merupakan anak pertama dari Tn. H. Ahmad Zunaemi (Ayah) dan Ny. Aminah (Ibu). Keluarga inti dari An.Walid terdiri atas Ayah, Ibu serta kakak kandung. An.Walid tinggal bersama dengan keluarganya dalam satu rumah di wilayah Dusun Lendang Re, Desa Sembung, Kecamatan Narmada, Lombok Barat sejak tahun 2004. Dalam keluarga binaan ini terdapat empat orang anggota keluarga. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh pada saat kunjungan pertama yang tinggal serumah dengan An. Walid :

Data Anggota Keluarga:Anggota KeluargaKeterangan

NamaTn. Ahmad ZunaemiAyah An. Walid

Umur34 Tahun

AlamatDusun Lendang Re, Desa Sembung, Kecamatan Narmada, Lombok Barat

AgamaIslam

PendidikanSMA

PekerjaanTukang service komputer

StatusMenikah

Anggota KeluargaKeterangan

NamaNy. AminahIbu An. Walid

Umur32 tahun

AlamatDusun Lendang Re, Desa Sembung, Kecamatan Narmada, Lombok Barat

AgamaIslam

PendidikanSMP

PekerjaanIRT

StatusMenikah

Anggota KeluargaKeterangan

NamaAn. WalidAnak Tn. Ahmad zumaeni dan Ny. Aminah

Umur4 tahun

AlamatDusun Lendang Re, Desa Sembung, Kecamatan Narmada, Lombok Barat

AgamaIslam

Pendidikan

Pekerjaan

StatusBelum Menikah

Anggota keluargaKeterangan

Nama Nitadul jannahKakak kandung An. Walid

Umur 7 tahun

Alamat Dusun Lendang Re, Desa Sembung, Kecamatan Narmada, Lombok Barat

Agama Islam

Pendidikan Kelas 2 SD

Pekerjaan -

Status Belum menikah

Kelurga An. Walid secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar keluarga sebagai berikut:Ikhtisar keluarga An. Walid :

III.DATA STATUS KESEHATAN KELURGAStatus Kesehatan dalam laporan ini dinilai berdasarkan Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), Tekanan Darah (TD), Frekuensi Nadi (N), Respirasi (RR) dan Suhu (T). Data kesehatan awal, diambil saat pertemuan pertama dengan masing-masing anggota keluarga binaan.Aspek PemeriksaanAyah Tn.A, 34thIbuNy.A, 32thAnak An. W , 4 thAnakAn. N, 7 th

BB61 kg49 kg13 kg20kg

TB169 cm159 cm91 cm117 cm

TD120/80100/70

N80x/mnt84x/mnt92x/mnt80x/mnt

RR18x/mnt20x/mnt32x/mnt24x/mnt

T36,836,637,736,2

Status GiziBMI 21,4(Normal)BMI 19,6(Normal)-1SD s/d 1SD(Normal)Normal

IV.DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAANa. AnamnesisKeluhan Utama:Mencret

Riwayat Penyakit SekarangPasien dikeluhkan mencret sejak sehari sebelum datang ke PKM. Frekuensi BAB 9 kali dalam sehari, dengan konsistensi cair (air > ampas). Ibu pasien mengatakan bahwa BAB pasien bercampur dengan lendir dan darah. Keluhan mencret diawali oleh keluhan demam yang muncul 2 hari sebelum munculnya keluhan mencret. Menurut Ibu semenjak sakit pasien kuat minum dan tampak haus sehingga ibu memberi minum pasien lebih banyak dari biasanya. Minuman yang diberikan itu hanya air putih biasa. Keluhan mual dan muntah disangkal. Keluhan batuk pilek disangkal.BAK (+) 3-5x/hari. BAK terakhir 4 jam sebelum ke PKM

Riwayat Penyakit DahuluDua minggu yang lalu pasien mengalami demam dan batuk pilek, dan dibawa berobat ke Puskesmas. Saat masih berusia 2-3 tahun, ibunya mengaku anaknya sering mencret, namun tidak pernah bercampur lendir dan darah seperti sekarang.Riwayat Penyakit KeluargaTidak ditemukan anggota keluarga lain yang mengalami keluhan mencret seperti pasien saat ini. Riwayat penyakit lain dalam keluarga disangkal.

Riwayat Pengobatan :Pasien belum dibawa berobat oleh orang tuanya.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan :Ibu pasien hamil selama 9 bulan. Selama kehamilan, ibu pasien tidak mengalami perdarahan maupun penyakit lainnya. ANC dilakukan sebanyak >4x kali di posyandu. Konsumsi obat-obatan maupun jamu selama hamil (-). Pasien lahir normal, langsung menangis, ditolong oleh bidan dengan berat lahir 3.300 gram. Riwayat biru (-), Riwayat kuning (-).

Riwayat Imunisasi:Imunisasi dasar yang wajib sudah lengkap dilakukan.

Riwayat Nutrisi: Saat kecil pasien diakui mendapatkan ASI eksklusif. Saat ini pasien biasanya makan 3 kali sehari, namun dengan porsi yang sedikit setengah piring.

b. Pemeriksaan FisikKeadaan umum & tanda-tanda vital :Kesan Umum: SedangKesadaran: Compos MentisTekanan Darah: - HR: 92 x/mntRR: 32 x/menitTax: 37,7 C

Status gizi:Berat Badan : 13 kgPanjang Badan: 91 cmStatus Gizi: Normal

Status Generalis Kepala: kesan normal, bentuk dan ukuran normal, deformitas (-),ubun- ubun besar menutup. Rambut: normal Mata: mata cowong (-/-), reflek cahaya +/+, isokor (+), myosis (-), midriasis (-) ;Konjungtiva : anemis (-/-), ikterus (-/-) Telinga: bentuk normal, nyeri tekan (-/-), serumen (-/-) Hidung: Bentuk normal, nyeri tekan (-/-), perdarahan (-), sekret (-/-) Leher: pembesaran KGB (-) Thoraks: Inspeksi: kelainan bentuk (-), pergerakan dinding dada simetris, retraksi dinding dada (-) Auskultasi: Pulmo: bronkovesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki(-/-)Cor: S1, S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-) Abdomen: Inspeksi: Bentuk : distensi (-), scar (-), keloid (-) Auskultasi:Peristaltik usus : meningkat Palpasi : Turgor : menurun (kembali lambat)Tonus: normalHepar: tidak terabaLien: tidak terabaGinjal: tidak teraba Perkusi: suara timpani Anggota Gerak:Kelainan bentuk : (-)Edema : (-)Akral hangat : + + + + Uro-genital: tidak dievaluasi Vertebrae : Kelainan yang ada : (-); tanda-tanda fraktur : (-)

c. Pemeriksaan Penunjang(-)

d. Diagnosis KerjaDisentri dengan dehidrasi ringan/sedang

e. Terapi Oralit Kotrimoksazol sirup 2x11/2 Cth (Selama 5 hari) Zink 1x1 (10 hari berturut-turut)

f. Prognosis PasienDubia ad Bonam

g. KonselingKonseling yang diberikan pada orang tua pasien: Pasien akan belum perlu dirawat inap karena kondisinya masih baik dan derajat kekurangan cairannya masih ringan. Namun, jika ada tanda-tanda seperti : BAB semakin sering, muntah berulang, panas tinggi, kejang, penurunan kesadaran, tidak mau makan dan minum, tidak membaik dalam 2 hari dan keadaan anak lemah agar segera bawa kembali anak ke petugas kesehatan. Pasien sebaiknya istirahat dan diberikan banyak minum serta minum obat secara teratur. Ibu pasien dinasehati agar memberikan oralit kepada anaknya dengan cara sedikit-sedikit tapi sering Mengubah perilaku sehari-hari menjadi perilaku hidup bersih dan sehat Agar mengajari anaknya untuk mencuci tangan dengan sabun setiap habis bermain dan sebelum makan. Agar ibu mengajari anaknya agar tidak bermain di tanah. Agar ibu mengajari pasien agar tidak jajan sembarangan Agar ibu membiasakan diri mencuci tangan sebelum menyuapi anak. Agar ibu mencuci tangan sebelum menghidangkan makanan Agar makanan yang dihidangkan selalu ditutup agar tidak dihinggapi lalat Lebih aktif bekerjasama dengan pusat pelayanan kesehatan demi mencegah kembali terjadinya penyakit diare.

V.KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA KELUARGA V.1. Keadaan LingkunganKeluarga By An. Walid tinggal di Dusun Lendang Re, Desa Sembung, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat sejak tahun 2004. Tempat tinggal tersebut ditnggali orang tua pasien sejak mereka menikah. Luas bangunan 1 are, yang terdiri dari teras, 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 dapur dan dibagian belakang terdapat 1 dapur 1 Kamar mandi&jamban. Rumah pasien ini beratap genteng, tidak ada plavon, dan dinding terbuat dari semen. Terdapat 1 pintu pada bagian depan rumah, 1 pintu di bagian belakang rumah menuju ke dapur II dan kamar mandi & jamban dan 1 pintu menuju keluar rumah. Terdapat 3 jendela pada sisi depan rumah dan 2 jendela pada sisi belakang rumah, namun menurut ibu pasien jendela sangat jarang dibuka, bahkan jendela di sisi samping sudah ditutup dan tidak pernah dibuka sama sekali. Rumah ini berlantai keramik. Untuk keperluan tidur, pasien dan keluarga tidur memakai kasur yang terbuat dari kapuk. Pasien, ibunya dan kakaknya tidur dalam satu kamar. Sedangkan ayah pasien tidur di ruang tamu, karena kamar tidur yang lainnya digunakan untuk menyimpan barang-barang seperti buku-buku, pakaian, dll. Terdapat 2 Dapur dirumah pasien. Dapur yang terletak didalam rumah tidak digunakan untuk memasak, hanya digunakan untuk menaruh alat-alat rumah tangga saja. Ibu pasien biasanya masak di dapur yang terletak diluar rumah. Keluarga pasien memasak dengan menggunakan kompor gas. Dirumah pasien terdapat sebuah sumur yang digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti minum, memasak, mencuci dan buang. Sebelum diminum diakui ibu pasien air sumur tersebut selalau dimasak terlebih dahulu. Pasien dan keluarga biasanya BAB di jamban dirumah mereka.Tepat disamping rumah pasien terpadat tempat pembuangan sampah yang digunakan oleh penduduk sekitar untuk membuang sampah. Terlihat banyak sampah menumpuk ditempat tersebut. Diakui ibu pasien, sampah-sampah tersebut akan dibakar jika telah menumpuk, namun saat-saat sekarang sampah tersebut jarang dibakar karena sampah tersebut basah terkena air hujan. Untuk lingkungan luar rumah pasien, jarak rumah pasien dengan rumah tetangga tetangga cukup dekat 1 m.Rumah An. Walid tidak mempunyai halaman, hanya mempunyai teras. Rumah An. Walid dipisahkan dengan tetangga didepannya oleh sebuah jalan setapak selebar 2 meter. Sebelah timur rumah An. Walid adalah rumah tetangga dengan jarak 2 meter. Tetangga tersebut memasak dengan menggunakan kayu bakar tepat dilorong sempit yang membatasi rumah pasien dengan rumah tetangga tersebut, sehingga orang tua pasien sering mengeluh karena asap dari kayu bakar tersebut sering masuk ke dalam rumah pasien. Dibagian depan rumah berbatasan dengan rumah tetangga yang dipisahkan oleh jalan setapak yang kecil selebar 2 meter. Ayah pasien adalah seorang perokok aktif yang biasanya merokok 12 bungkus setiap hari. Ayah pasien biasnya merokok di dalam rumah.Berikut adalah denah secara skematis rumah keluarga An. WalidSkema Denah Rumah Pasien:

Dokumentasi Penelusuran Kasus : V.2. Sosial EkonomiAn. Walid adalah anak kedua dari keluarga Tn. Ahmad Zunaemi dan Ny.Aminah. Penghasilan dalam keluarga An. WAlid diperoleh dari ayahnya yang bekerja sebagai tukang service komputer, sedangkan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. Penghasilan perbulan tidak menentu, tergantung dari ada tidaknya permintaan service komputer, namun ayah pasien mengatakan rata-rata penghasilan yang didapatkannya adalah Rp.1.500.000 - Rp. 2.000.000/bulan.

VI.MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAANVI.1. Identifikasi Masalah Kesehatan KeluargaBerdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama dan kedua terhadap keluarga binaan, maka dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan dalam keluarga An. Walid tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

No.Anggota KeluargaMasalah KesehatanKemungkinan Penyebab Masalah KesehatanKeterangan

1.An. WalidDisentri Kurangnya pengetahuan orang tua pasien mengenai PHBS, seperti: Kurangnya kebersihan alat alat yang digunakan untuk memberi makan pasien Ibu kurang memperhatikan kebersihan makanan pasien. Ibu kurang memperhatikan kebersihan diri pasien Kebiasaan keluarga pasien yang tidak cuci tangan sebelum menyuapi pasien Masalah diketahui saat kunjungan pasien ke Puskesmas dan saat kunjungan rumah

2.Ayah (Tn.Ahmad zunaemi)--

3Ibu (Ny.Aminah)--.-

4Kakak(An. Nida) ISPA Kurangnya ventilasi di dalam rumah. Kebiasaan ayah pasien merokok dalam rumah Asap kayu bakar dari dapur tetangga yang masuk ke dalam rumah Tidur menggunakan kasur kapuk Kondisi rumah dengan pencahayaan yang kurang menyebabkan rumah menjadi lembab

Masalah diidentifikasi saat kunjungan kedua ke rumah pasien

Dari tabel di atas, saat kunjungan rumah pertama dan kedua diperoleh data masalah kesehatan yang dialami oleh An. Walid dan anggota keluarga tersebut. Dua anggota keluarga masih memilki masalah kesehatan. Melalui wawancara, dapat diketahui beberapa penyebab masalah yang dianggap menjadi kemungkinan penyebab masalah dalam keluarga tersebut.Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh semua anggota keluarga An. Walid tersebut di atas terkait dengan determinan kesehatan yang ada yaitu aspek biologis/genetik, lingkungan, aspek perilaku/gaya hidup, dan aspek pelayanan kesehatan. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:1. Pasien (An. Walid) Disentri Berdasarkan determinan kesehatan, An. Walid memiliki masalah kesehatan yang terutama terkait pada biologis, aspek lingkungan dan aspek perilaku dari orang tua, serta aspek pelayanan kesehatan, berupa perilaku hidup bersih dan sehat.2. Kakak (An. Nida) ISPABerdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul disebabkan aspek lingkungan dan aspek pelayanan kesehatan, berupa perilaku hidup bersih dan sehat.

Masalah kesehatan yang pertama kali diidentifikasi berasal dari An. Walid dengan keluhan mencret. Dari kunjungan tersebut, pembina mulai mengidentifikasi masalah kesehatan anggota keluarga lainnya, yang diperoleh melalui kunjungan ke rumah pasien pada tanggal 5 dan 7 Februari 2013. Dari kunjungan rumah pertama dan kedua mulai diperoleh masalah kesehatan masing-masing anggota keluarga dan memperkirakan rencana upaya intervensi yang akan dilakukan.

VI.2. Rencana Upaya Intervensi yang Akan DilakukanNo.AnggotaKeluargaMasalah Kesehatan Anggota KeluargaRencana UpayaIntervensiKet

1.An. WalidDisentri Menjelaskan mengenai penyakit Diare (disentri khususnya), faktor resiko, dan pencegahannya. Penyuluhan mengenai PHBS secara personal hygiene maupun lingkungan kepada pengasuh dan keluarga: Menyarankan untuk mencuci tangan ibu sebelum menyapi anak makan . Memberikan informasi mengenai pentingnya akan kebersihan minuman atau makanan yang diberikan kepada pasien dan keluarga yang lain. Memberikan informasi mengenai pentingnya cuci tangan pakai sabun. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga mengenai mencuci tangan yang benar. Penyuluhan tentang cara merawat balita dengan baik dan benar kepada pengasuh: Menyarankan untuk tetap mengikuti posyandu walaupun imunisasi sudah lengkap dilakukan. Menyarankan untuk meminumkan obat secara teratur, khusunya antibiotik selama 5 hari dan zink yang harus diberikan selama 10 hari meskipun diare sudah berhenti.

2.An. NidaISPA Menjelaskan kepada orang tua mengenai penyakit ISPA, faktor resiko, dan pencegahannya Penyuluhan mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Menasihati ayah pasien agar diusahakan untuk berhenti merokok atau tidak merokok di dalam rumah dan saat dekat dengan anak-anaknya. Menyarankan kepada orang tua agar membuka pintu dan jendela dipagi hari agar terjadi pertukaran udara dirumah tersebut Menghindari polusi udara seperti asap dapur sebagai pemicu

VI.3. Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan KeluargaUpaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga An. Walid bila terdapat anggota keluarga yang sakit adalah mencari pengobatan. Selama ini menurut Tn. Ahmad (ayah pasien), masalah kesehatan sehari-hari dalam keluarga juga kadang-kadang diatasi dengan membeli obat yang dijual di warung atau dengan berobat ke perawat yang berada di dusun tempat tinggal pasien. Terkadang juga keluarga tersebut mencoba menggunakan obat-obatan tradisional sebelum berobat ke pusat pelayaan kesehatan. Namun jika keluarga merasa sakitnya tidak membaik, maka keluarga akan berobat ke puskesmas.

VII. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIENVII.1. Kerangka Konsep Masalah Pasien

DIAREBIOLOGISMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSDIABETESMELITUSUsia pasien 4 tahun,masih rentan terhahap infeksi karena sistem imunnya belum sempurnaPERILAKUKurangnya pengetahuan menganai PHBSKurangnya kebersihan alat alat yang digunakan untuk memberi makan pasienIbu jarang mencuci tangan sebelum menyuapi anaknyaIbu kurang memperhatikan kebersihan makanan pasienIbu kurang memperhatikan kebersihan diri pasienKebiasaan pasien bermain di tanah dan jajan sembaranganPELAYANANKESEHATANKurangnya informasi mengenai penularan diareKurangnya informasi mengenai tanda bahaya pasien dengan dehidrasi akibat diareLINGKUNGANKondisi rumah yang kurang bersihKondisi sekitar rumah yang dipenuhi sampah

VII.2. Diagnostik HolistikAspek PersonalPasien dikeluhkan mencret sejak sehari sebelum datang ke PKM. Frekuensi BAB 9 kali dalam sehari, dengan konsistensi cair (air > ampas). Ibu pasien mengatakan bahwa BAB pasien bercampur dengan lendir dan darah. Keluhan mencret diawali oleh keluhan demam yang muncul 2 hari sebelum munculnya keluhan mencret. Harapan keluarga pasien saat ini adalah agar pasien dapat segera sembuh dan dapat dapat bermain kembali seperti biasanya.

Aspek KlinikDisentri dengan dehidrasi ringan-sedang

Aspek Risiko Internal Pasien merupakan Anak laki-laki berusia 4 tahun. Pada usia tersebut pasien termasuk dalam usia yang rentan untuk mengalami penyakit terutama penyakit infeksi. Hal ini disebabkan karena pada usia tersebut daya tahan tubuhnya masih belum terbentuk secara sempurna sehingga akan mudah untuk terserang penyakit.

Aspek Psikososial Keluarga Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai Diare, serta faktor resiko dan pencegahannya. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai makanan yang bersih serta kurangnya pengetahuan keluarga mengenai rumah sehat, dan perilaku hidup bersih dan sehat.

Derajat fungsional : 1

VII.3. Rencana Penatalaksanaan PasienNo.KegiatanRencana intervensiSasaranWaktuHasil yang diharapkan

1.Aspek personal

Evaluasi: Keluhan, harapan, dan kekhawatiran pasienIntervensi: Edukasi kepadaIbu pasien dan keluarga mengenai Diare, bagaimana penularannya, dan apa bahayanya bila tidak diobati. Edukasi keluarga mengenai cara menghidangkan makanan dan minuman yang bersih Memberikan informasi mengenai PHBSOrang tua pasien

1 minggu

Kekhawatiran ibu berkurang Keluarga pasien dapat mengetahui mengenai Diare Keluarga dapat mengetahui cara menghidangkan makanan dan minuman yang bersih. Keluarga dapat mengetahaui pentingnya hidup bersih dan sehat serta dapat menerapkannya.

2.Aspek klinik

Disentri dengan dehidrasi ringan-sedang

Evaluasi: Pemantauan perbaikan kondisi klinis pasien Keteraturan dalam pemberian asupan cairan dari orang tua kepada pasien Keteraturan dalam pemberian obat Pemantauan pola asuh dan pemberian makanan kepada pasien.

Terapi: Non Farmakologis: Memberikan makanan yang sehat kepada pasien Menjaga kebersihan orang tua dan anak

Farmakologis : Oralit Kotrimoksazol 2x11/2Cth Zink 1x1 selama 10 hari

Menjelaskan tentang Diare,bagaimana penularannya, apa bahayanya bila tidak diobati serta cara pencegahannya Pentingnya terapi non farmakologiOrang tua pasien

1 minggu Perbaikan kondisi klinis pasien Pemberian asupan cairan yang benar Orang tua teratur dan disiplin dalam pemberian obat pasien Dapat mencegah komplikasi Pola pengasuhan dan pemberian makanan dan minuman yang benar Dilakukan kontrol kesehatan secara teratur

3.Aspek Resiko InternalEdukasi: Mengenai keadaan kesehatan pada usia tersebut Pentingnya status gizi balita dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya Aspek perilaku orang tua serta aspek lingkungan memiliki peranan penting terhadap terjadinya penyakitOrang tua pasien

1 minggu Orang tua pasien mengerti bahwa usia pasien merupakan usia rentan terkena penyakit. Orang tua pasien mengerti pentingnya status gizi dalam masa tumbuh kembang anak

4.Aspek psikososial

Kurangnya pengetahuan mengenai diare Kurangnya pengetahuan tentang cara merawat balita dengan benar. Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai rumah sehat, dan prilaku hidup bersih dan sehatEdukasi: Mengenai Diare, faktor resiko timbulnya Diare, pencegahan serta tatalaksana dan bahaya Diare yang tidak tertangani Memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara merawat anak dengan baik dan benar Edukasi mengenai pentingnya PHBS Orang tua pasien

2 minggu Orang tua pasien mengerti dan mampu memahami mengenai diare Orang tua pasien mengetahui cara merawat balita dengan benar Orang tua pasien dapat menerapkan PHBS di rumah dan mengajarkan pada anak-anaknya

VII.4. Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi PasienTanggalIntervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya

Kunjungan pertama(05-02-2013)Evaluasi: Apa saja keluhan yang ada pada pasien dan anggota keluarga pasien, serta status kesehatan keluarga secara umum Melakukan evaluasi apakah terdapat perbaikan gejala klinis dari pasien, keteraturan meminum obat (oralit, antibiotik, zink) yang diberikan saat pulang dari puskesmas dan mengenai pola asuh kepada pasien, bagaimana keadaan rumah pasien dan PHBS pasien dan keluarga pasien, serta faktor resiko terjadinya diare pada pasien

Hasil : Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, keluhan pasien membaik, anggota keluarga pasien yang memiliki masalah kesehatan hanya pasien saja. Anggota keluarga lain tidak mengalami keluhan. Pasien meminum obat yang telah diberikan oleh pihak puskesmas (Antibiotik dan Zink) sejak pulang ke rumah. Namun sejak keluhan pasien berkurang, ibu pasien tidak memberikan obat pasien secara teratur. Untuk antibiotik diberikan setiap hari namun dosisnya dikurangi dari dosis yang diberikan dari Puskesmas, sedangkan untuk tablet zink diberikan selang 2-3 hari.

Pola pengasuhan pada pasien masih kurang baik yaitu : Orang tua tidak mencuci tangan setelah BAB dan sebelum menyuapi pasien. Membiarkan anak bermain di tanah disamping rumahnya yang juga dekat dengan tempat pembuangan sampah. Membiarkan anak jajan sembarangan Mengenai prilaku hidup bersih dan sehat keluarga pasien : Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai di balik pintu kamar. Keluarga pasien jarang membuka pintu dan jendela setiap pagi untuk sirkulasi udara dan jarang membersihkan rumahnya. Keluarga masih tidak mencuci tangan pakai sabun. Dapur ibu pasien terletak diluar rumah dan tidak ada pelindung pada alat-alat yang digunakan untuk memasak dan sebagainya. Makanan yang dihidangkan maupun disimpan tidak ditutup Kebiasaan ayah pasien merokok di dalam rumah Keluarga membuang sampah yang berjarak 2 meter dari rumahnya (yang merupakan tempat pembuangan sampah masyarakat sekitar)dan hanya meletakkan sampah begitu saja Keluarga pasien masih belum mengetahui mengenai penyakit Diare, faktor resiko, pencegahan, dan mengenali tanda bahaya penyakit tersebut pada bayi

Intervensi: Penyuluhan tentang cara merawat balita dengan baik dan benar kepada orang tua: Memberitahukan agar minum obat secara teratur dan bahaya apabila tidak meminum obat secara teratur Menyarankan agar selalu mencuci tangan setelah BAB dan sebelum menyuapi pasien, serta memberitahukan cara mencuci tangan yang baik dan harus memakai sabun Menyarankan agar tidak membiarkan anak bermain ditanah Menyarankan agar anak tidak jajan sembarangan Penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara personal hygiene maupun lingkungan kepada pengasuh dan keluarga: Menyarankan untuk tidak menggantung baju-baju yang sudah terpakai dibalik pintu kamar karena dapat menjadi sarang nyamuk. Membuka pintu dan jendela rumah tiap pagi hari agar sirkulasi dirumah baik. Menjaga kebersihan rumah dan selalu membersihkan rumah setiap hari Memberikan informasi mengenai pentingnya cuci tangan pakai sabun. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga bagaimana mencuci tangan yang benar. Menyarankan akar selalu menutup makanan yang dihidangkan ataupun disimpan Pengelolaan sampah Memberikan informasi mengenai bahaya merokok, dan menyarankan agar ayah pasien berhenti merokok, atau jika terpaksa merokok diluar rumah

Kunjungan kedua(07-02-2012)

Evaluasi: Kondisi klinis pasien Kondisi kesehatan anggota keluarga yang lain Evaluasi dari intervensi sebelumnya

Hasil: Kondisi pasien membaik, sudah tidak mencret lagi Kakak pasien dikeluhkan deman disertai keluhan batuk pilek Pasien sudah minum obat secara teratur. Oralit yang diberikan sudah habis terminum, sedangkan untuk antibiotik dan zink masih ada. Pola pengasuhan pasien masih kurang baik yaitu : Pasien masih suka bermain di tanah dan masih suka jajan sembarangan Evaluasi PHBS : Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai dibalik pintu kamar . Ibu pasien mengaku sekarang selalu mencuci tangan dengan sabun setelah BAB dan sebelum menyuapi pasien Keluarga pasien jarang membersihkan rumahnya. Pintu dan jendela rumah masih jarang dibuka Makanan yang disimpan dan dihidangkan telah ditutup Keluarga pasien tetap membuang sampah sekitar rumah dan tidak membakar sampah tersebut Ayah pasien masih merokok di dalam rumah

Intervensi:Melakukan edukasi mengenai : Mengingatkan untuk tetap minum obat secara teratur dan sampai obat habis Kembali menyarankan agar orang tua melarang pasien bermain di tanah dan jajan sembarangan, serta mengingatkan bahaya dari kebiasaan tersebut Edukasi kepada orang tua tentang PHBS Edukasi tentang pemanfaatan dan pentingnya ventilasi rumah Mengingatkan keluarga pasien untuk mengelola sampah dengan baik Edukasi agar kakak pasien minum obat secara teratur (pasien sudah dibawa ke perawat yang ada di dekat rumah pasien)

Kunjungan ketiga(12-02-2013)

Evaluasi keadaan pasien dan kakak pasien: Pasien tidak ada keluhan Obat pasien telah diminum sampai habis Kakak pasien sudah tidak demam, batuk dan pilek telah membaik Pasien sudah jarang bermain di tanah dan tidak jajan sembarangan lagi

Evaluasi PHBS : Keluarga pasien telah meletakan pakaian dengan tertata rapi, dilipat, dan diletakan kedalam keranjang pakaian Rumah sudah di bersihkan dan lebih tertata rapi di bandingkan saat kunjungan pertama dan kedua Pintu dan jendela lebih sering dibuka Keluarga pasien tetap membuang sampah di samping rumahnya dan tidak dibakar. Ayah pasien masih merokok dalam rumah

Kunjungan keempat(18-02-2013)Evaluasi: Kondisi kesehatan anggota keluarga Mengevaluasi hasil intervensi yang dilakukan pada kunjungan-kunjungan sebelumnya

Hasil : Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit, dan tidak ada keluhan lagi Anggota keluarga tetap menjalankan edukasi yang telah di berikan, namun untuk intervensi mengenai merokok dan pengelolaan sampah masih belum dilakukan

Edukasi:Menganjurkan ke pasien dan keluarga agar menjaga pola hidup bersih dan sehat seperti yang telah diedukasikan selama beberapa minggu belakngan ini.

VII.5. Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Dalam Binaan PertamaDiagnosis Holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertamaAspek PersonalPasien dikeluhkan mencret sejak sehari sebelum datang ke PKM. Frekuensi BAB 9 kali dalam sehari, dengan konsistensi cair (air > ampas). Ibu pasien mengatakan bahwa BAB pasien bercampur dengan lendir dan darah. Keluhan mencret diawali oleh keluhan demam yang muncul 2 hari sebelum munculnya keluhan mencret. Harapan keluarga pasien saat ini adalah agar pasien dapat segera sembuh dan dapat dapat bermain kembali seperti biasanya.

Aspek KlinikDisentri dengan dehidrasi ringan-sedang

Aspek Risiko Internal Pasien merupakan Anak laki-laki berusia 4 tahun. Pada usia tersebut pasien termasuk dalam usia yang rentan untuk mengalami penyakit terutama penyakit infeksi. Hal ini disebabkan karena pada usia tersebut daya tahan tubuhnya masih belum terbentuk secara sempurna sehingga akan mudah untuk terserang penyakit.

Aspek Psikososial Keluarga Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai Diare, serta faktor resiko dan pencegahannya. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai makanan yang bersih serta kurangnya pengetahuan keluarga mengenai rumah sehat, dan perilaku hidup bersih dan sehat.

Derajat fungsional : 1

Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan pembina. Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien dan anggota keluarga lainnya. Kesadaran keluarga untuk hidup lebih sehat

Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien: Kebiasaan pengelolaan yang sulit diubah serta tempat pembuangan sampah yang tidak dapat dipindah .

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya: Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang PHBS