TUGAS KIMIA PANGAN20sep2013
-
Upload
prakoso-adi -
Category
Documents
-
view
35 -
download
9
description
Transcript of TUGAS KIMIA PANGAN20sep2013
TUGAS KIMIA PANGAN – 20 SEPTEMBER 2013
Intermediate Moisture Food (IMF) atau makanan semi basah adalah produk makanan
yang memiliki kadar air moderat yaitu antara 10-50%, memiliki aktifitas air (aw)
sebesar 0,6 – 0,9 , dan mempunyai tekstur yang plastis sehingga memungkinkan
untuk dapat dibentuk dan dapat langsung dimakan, serta memiliki daya awet lebih
lama dibandingkan makan basah lainnya (Basuki, 2013; Nopwinyuong, 2010;
Nuriningsih, 2007; Tiancheng, 2009).
Contoh dari Intermediate Moisture Food:
a. Petis. Petis merupakan produk olahan atau awetan yang termasuk dalam
kelompok saus yang menyerupai bubur kental, liat dan elastis, berwarna hitam
atau cokelat tergantung pada jenis bahan yang digunakan serta merupakan produk
pangan yang mempunyai tekstur setengah padat (Intermediate Moistured Food).
Kadar air petis daging kambing Boer persilanan lokal hasil penelitian berkisar
antara 16 – 26 % sedangkan kadar air petis daging kambing PE berkisar antara 13
- 28 % (Nuriningsih, 2007).
b. Hot Curry Cube. Hot Curry Cube mengandung sekitar 17% kadar air, 8% protein,
5% lemak, 12% garam (Pisuchpen, 2008).
c. Buah persik kering, pir, aprikot, dan dendeng (NASA, 1999)
d. Gethuk Ubi jalar. Getuk ubi jalar ungu merupakan salah satu makanan yang
berasal dari ubi jalar ungu dan merupakan produk pangan semi basah dengan
kadar air 10-40% dengan nilai aw 0.6-0.9 serta mempunyai tekstur yang plastis
sehingga memungkinkan untuk dapat dibentuk dan dapat langsung dimakan.
(Basuki, 2013)
e. Jenang dodol. Jenang dodol merupakan makanan semi basah (Intermediate
Moisture Food) atau makanan yang memiliki kadar air sedang, hal ini dikarenakan
kadar airnya berkisar antara 15 sampai 50% dan aktivitas air kurang dari 0,9.
(Triwarsita, 2013)
Kadar air dari Intermediate Moisture Food (IMF) menurut Nuriningsih (2008) dan
Nopwinyuwong (2010) adalah 15-50%. Namun menurut Basuki (2013) kadar air dari
IMF adalah antara 10-40%.
Prakoso Adi/Kimia Pangan/ITP B/H0912100/IMF 1
Nama : Prakoso AdiKelas : ITP BNIM : H0912100
Rentang aktifitas air (aw) dari Intermediate Moisture Food (IMF) menurut
Nopwinyuwong (2010) adalah antara 0,60 – 0,85. Namun menurut Basuki (2013)
rentang aw dari IMF adalah antara 0,6 – 0,9.
Sumber:
Basuki, Wasito Wahyu., Windi Atmaka, dan Dimas Rahadian Aji Muhammad. 2013. Pengaruh Penambahan Berbagai Konsentrasi Gliserol Terhadap Karakteristik Sensoris, Kimia Dan Aktivitas Antioksidan Getuk Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas). Jurnal Teknosains Pangan Vol. 2 No. 1 Januari 2013 (2).
LI, Tiancheng., Peng Zhou, dan Theodore P. Labuza. 2009. Effect of Sucrose Crystallization and Moisture Migration on the Structural Changes of a Coated Intermediate Moisture Food. International Journal Chem, Eng, China Vol. 3 No. 4 (346).
National Aeronautics and Space Administration. 1999. Space Food and Nutrition, An Educator’s Guide With Activities in Sciences and Mathematics. NASA. Washington D.C.
Nopwinyuwong, Atchareeya., Sudsai Trevanich, dan Panuwat Suppakul. 2010. Development of A Novel Colorimetric Indicator Label for Monitoring Freshness of Intrmediate-Moisture Dessert Spoilage. Journal of Talanta 81, 2010 (1127).
Nuriningsih, Ratna. 2007. Kajian Karakteristik Fisik, Kimia Dan Organoleptik Petis Daging Kambing Peranakan Etawah (Pe) Dan Peranakan Boer (Pb). Tugas Skripsi Universitas Brawijaya. Malang.
Pisuchpen, Supachai. 2008. Shelf Life Analysis Of Hot Curry Cubes. Asian Journal of Food and Agro-Industry Vol. 1 No. 1 (44).
Triwarsita, Wisnu Samuel Atmaja., Windi Atmaka, dan Dimas Rahadian Aji Muhammad. 2013. Pengaruh Penggunaan Edible Coating Pati Sukun (Artocarpus Altilis) Dengan Variasi Konsentrasi Gliserol Sebagai Plasticizer Terhadap Kualitas Jenang Dodol Selama Penyimpanan. Jurnal Teknosains Pangan Vol. 2 No. 1 Januari 2013 (2).
Prakoso Adi/Kimia Pangan/ITP B/H0912100/IMF 2