Tugas Kimia Bahan Alam

15
TUGAS KIMIA BAHAN ALAM “Tanaman Obat Beluntas dan Bratawali” Oleh: 1. Erika Widiarini (12030234219/Kimia A 2012) 2. Arlin Yulianita Pratiwi (12030234221/Kimia A 2012) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

description

Kimia Bahan Alam

Transcript of Tugas Kimia Bahan Alam

TUGAS KIMIA BAHAN ALAMTanaman Obat Beluntas dan Bratawali

Oleh:1. Erika Widiarini(12030234219/Kimia A 2012)2. Arlin Yulianita Pratiwi (12030234221/Kimia A 2012)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN KIMIAPROGRAM STUDI KIMIA2015

Tanaman Obat Beluntas dan Bratawali

Tugas Kimia Bahan AlamPage 4DAFTAR ISI

Halaman SampuliDAFTAR ISI iiI. TANAMAN OBAT BELUNTAS (Pluchea indica Less.)11.1.Klasifikasi Beluntas11.2.Asal-usul dan Wilayah Penyebaran 21.3.Morfologi Beluntas 21.4.Kandungan Kimiawi 21.5.Khasiat / Efek Farmakologis 31.6.Cara Penggunaan Beluntas 3II. TANAMAN OBAT BRATAWALI (Tinospora tuberculata Beumee)52.1.Klasifikasi Bratawali52.2.Asal-usul dan Wilayah Penyebaran 62.3.Morfologi Bratawali 62.4.Kandungan Kimiawi 62.5.Khasiat / Efek Farmakologis 62.6.Cara Penggunaan Bratawali 7Tanaman Obat Beluntas dan BratawaliDaftar Pustaka 8I. TANAMAN OBAT BELUNTAS (Pluchea indica Less.)

(a) (b)Gambar 1. (a) Daun Beluntas, (b) Bunga Beluntas1.1. Klasifikasi BeluntasDalam bahasa latin, beluntas disebut Pluchea indica L. Berdasarkan ilmu taksonomi tumbuhan beluntas dikelompokkan sebagai berikut:Kingdom : PlantaeDivisio : SpermatophytaKlas : DicotyledonaeOrdo : DiperalesFamilia : PiparaceaeGenus : PiperSpesies : Pluchea indica L.(Anonim, 2013)

1.2. Asal-usul dan Wilayah PenyebaranAsal dan penyebaran geografis tanaman beluntas ditemukan dari India ke Cina bagian selatan, melewati Indo-Cina, Thailand, Malaysia, Indonesia dan Filipina, ke Australia (termasuk pulau Christmas) dan pulau Pasifik (termasuk Hawaii).Beluntas terdapat secara khusus di tepi laut dan sungai kecil yang disebabkan pasang naik dan rawa-rawa, di tanah liat atau tanah keras dan berbatu, biasanya dekat dengan sumber garam di bagian dalam (salt-spring) di tempat yang terang atau sedikit teduh. Tanaman ini dikultivasi sebagai pagar tanaman di daerah yang lebih rendah, kadang-kadang lebih dari 1000 m dpl, di tanah subur.(Anonim, 2015)1.3. Morfologi BeluntasPerdu tegak, sering bercabang banyak, tinggi 0,52m. Ranting halus dan berambut keriting rapat. Tangkai daun 1-10mm; helaian daun oval elips atau elips hingga bulat telur terbalik, dengan ujung runcing, bergerigi-bergerigi lemah atau kasar, berambut cukup rapat, sangat aromatis, lemas, hijau muda; 2,59 kali 1-5,5 cm. Bongkol kecil, berkumpul dalam malai rata majemuk terminal, berkelaminan macam-macam, duduk atau bertangkai pendek, silindris sempit. 2-6 bunga terdalam jantan, lainnya betina. Mahkota dari bunga tepi bentuk tabung sangat sempit, bergerigi 3-4 pendek. Tangkai putik dengan 2 cabang ungu, menjulang jauh. Mahkota dari bunga cakram bentuk corong, bergerigi 5. Tabung kepala sari ungu. Buah keras kecil, bersegi, cokelat; rambut sikat pada buah langsing 1 lingkaran (Steenis, 2008).

1.4. Kandungan KimiawiDaun beluntas mengandung minyak atsiri yang terdiri dari betlephenol, kavikol, seskuiterpen, hidroksikavikol, cavibetol, estragol, eugenol, karvakol. Beberapa penelitian ilmiah menyatakan bahwa daun sirih juga mengandung enzim diastase, gula, dan tannin. Biasanya daun sirih muda mengandung diastase, gula dan minyak atsiri lebih banyak dibandingkan dengan daun sirih tua, sementara itu kandungan tantinnya relatif sama.Sebagian daun tanaman yang berkhasiat untuk obat batuk, antiseptik dan obat kumur, daun beluntas terkandung minyak atsiri sampai 1%-4,2% yang mengandung fenol yang khas yang disebut betelfenol atau aseptosol (isomer dengan eugenol), serta kavikol seskuiterpen. Diastase 1%-1,8%, zat penyamak, gula dan pati (Lepiyanto, 2011).

1.5.Khasiat / Efek FarmakologisBeluntas merupakan tumbuhan obat yang sangat besar manfaatnya, mengandung zat antiseptik pada seluruh bagiannya. Daunnya banyak digunakan untuk mengobati mimisan, mata merah, keputihan, membuat suara nyaring, dan termasuk disfungsi eskresi. Daun beluntas memiliki sifat styptic (menahan pendarahan), dapat menyembuhkan luka kulit, dapat digunakan sebagai obat saluran pencernaan, dapat menguatkan gigi dan dapat membersihkan tenggorokan. Selain itu juga berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan pendarahan.Di Indonesia, air rebusan daun beluntas diminum untuk mengatasi sembelit, dihirup guna mengusir sakit kepala dan pelega hidung tersumbat. Di Malaysia untuk mengobati sakit kepala, nyeri sendi, dan arthritis. Di Thailand dan Cina untuk meredakan sakit gigi, beluntas juga dipercaya memiliki sifat afrodisiak (pembangkit gairah).(Sulistiyaningsih, 2009)1.6. Cara Penggunaan Beluntas Mengobati MalariaDaun beluntas sebanyak 15 lembar, daun sirih sebanyak 3 lembar, daun sembung sebanyak 5 lembar, dan daun asam muda sebanyak 1 genggam. Rebus sampai mendidih semua bahan tersebut dengan ditambahkan air sebanyak 1 liter hingga tersisa setengahnya. Minum air rebusan ramuan daun beluntas tersebut 3 kali dalam sehari. Mengharumkan Nafas dan Menghilangkan Bau Badan Makan mentah mentah secara rutin daun beluntas yang telah di haluskan. Mengobati Asma dan Gangguan Paru-ParuCukup meminum air dari hasil rebusan daun beluntas secara rutin sampai sembuh. Menguatkan Saraf Gunakan daun beluntas sebagai aromaterapi dan stimulan saat mandi atau berendam menggunakan air hangat. Menurunkan PanasSiapkan daun beluntas sebanyak 10 lembar saja. Cuci daun hingga bersih. Seduh daun beluntas menggunakan segelas air panas. diamkan sejenak lalu pisahkan antara ampas daun dengan airnya. Minum airnya selagi masih panas sekali dalam sehari sampai panas mereda. Mengobati Nyeri Haid dan Sakit Perut 8 lembar daun beluntas bersihkan lalu remas hingga hancur. Memarkan 2 ruas jari kunyit yang masih segar. Seduh kedua bahan menggunakan air panas kurang lebih 1 gelas. Tambahkan sedikit asam dan garam kemudian disaring. Minum 2 kali sehari sampai rasa nyeri atau sakit perut hilang. Mengobati Keputihan Rebus gula aren dan asam jawa secukupnya dengan di beri 3 lembar daun sirih. Ambil daun beluntas yang masih muda sebanyak 1 genggam lalu ditumbuk,terus diperas, dan diambil airnya sebanyak 2 sendok teh manis. siapkan air dari perasan kunir yang telah diparut sebelumnya sebanyak 1 sendok teh manis. Campur semua bahan aduk sampai rata lalu minum di pagi hari satu kali sehari.(Putra, 2014) Mengobati Pegal - linuAmbil beberapa helai daun beluntas lalu seduh dengan segelas air panas. Sebaiknya diminum 2x sehari. Mengobati Nyeri pinggang dan pinggulAmbil 1 akar beluntas, 1 ibu jari kencur, 1 ibu jari temulawak, 1 ibu jari kunyit kemudian direbus menggunakan 1 gelas air sampai airnya tersisa setengah. Sebaiknya diminum lx sehari sekaligus. Mengobati RematikAmbil akar beluntas lalu rebus dengan segelas air. Biarkan mendidih dan setelah itu saring dan minum lx sehari sekaligus. (Nangiman, 2014)

II. TANAMAN OBAT BRATAWALI (Tinospora tuberculata Beumee)

. (b)

(a)Gambar 1. (a) Daun Bratawali, (b) Batang Bratawali(Anonim, 2013)

2.1. Klasifikasi BratawaliDalam bahasa latin, bratawali disebut Tinospora crispa (L) Miers. Berdasarkan ilmu taksonomi tumbuhan bratawali dikelompokkan sebagai berikut:Kerajaan: PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: MagnoliopsidaOrdo: RanunculalesFamili: MenispermaceaeGenus: TinosporaSpesies: T. crispa2.2. Asal-usul dan Wilayah PenyebaranDi Indonesia, tanaman ini dikenal dengan berbagai nama daerah seperti andawali (Sunda); antawali (Bali dan Nusa Tenggara); bratawali, antawali, putrowali, atau daun gedel (Jawa). Dalam bahasa inggris bratawali disebut bitter grape, dan dalam bahasa Cina disebut shen jin teng (Kresnandy & Lentera, 2003).Bratawali berasal dari Asia Tenggara. Wilayah penyebarannyameliputi wilayah Indo Cina, Semenanjung Melayu, Filiphina, dan Indonesia. Di Indonesia bratawali banyak ditemukan di Pulau Jawa, Bali, dan Ambon (Kresnandy&Lentera, 2003). Habitat bratawali tumbuh di daerah tropis, ditemukan tumbuh liar di hutan atau ladang. Tumbuh di pekarangan rumah atau di tepi jalan (Kurdi, 2011)

2.3. Morfologi BratawaliPerdu merambat. Batang sebesar jari manis, dengan banyak mata dan kutil, tidak beraturan, pahit, tidak keras dan berair. Daun berbentuk jantung atau panah dengan tangkai panjang dan besar. Bunga berwarna hijau muda, tiga seuntai dalam lembaga dan tidak sempurna. Buah terdapat dalam tandan berwarna merah muda (Kurdi, 2011; Isnandar, Wahid. 2007).

2.4. Kandungan KimiawiBratawali banyak mengandung senyawa kimia yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Kandungan senyawa kimia berkhasiat obat tersebut terdapat di seluruh bagian tanaman , dari akar, batang, sampai daun.Akar bratawali mengandung senyawa antimikroba berberin dan kolumbin. Selain itu mengandung alkaloid, damar lunak, pati, glikosida, pikroretosid,zat pahit pikroretin, tinokrisposid, harsa, berberin, kolumbine, kaokulin (pitoksin), retinedan palmatin (Kresnandy & Lentera, 2003; Isnandar, Wahid. 2007).

2.5. Khasiat / Efek FarmakologisBratawali dapat memberikan efek farmakologis yaitu analgesik (penghilang rasa sakit), anti-inflamasi, antikoagulan, tonikum (penambah nafsu makan), antiperiodikum (obat pengatur haid), antipiretikum (penurun panas), antidiabetik, dan diuretikum.Sifat analgesik menyebabkan bratawali dapat menghilangkan rasa sakit. Sifat antipirektikum menyebabkan bratawali berkhasiat dalam menurunkan panas. Batang bratawali banyak digunakan untuk mengobati sakit perut (diare), demam, sakit kuning, sakit pinggang, dan cacingan. Selain itu, brotowali digunakan sebagai antidiabetik yaitu obat penyakit diabetes atau kencing manis. Brotowali juga dapat digunakan sebagai obat luar misalnya obat kudis, membersihkan koreng dan ganreng (Kresnandy & Lentera, 2003).

2.6. Cara Penggunaan Bratawali Rheumatik : 1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya, direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, ditambah madu secukupnya, minum. Sehari 3 x 1/2 gelas. Demam karena penyakit kuning (icteric) : 1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2 x 3/4 gelas Demam : 2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air, sampai menjadi 1 gelas. Setelah dingin, diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2x 1/2 gelas. Kencing manis : 1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4 jari 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah makan, sehari 2 X 1 gelas. Kudis (scabies) : 3 jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan ditumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari 2 x. Luka : Daun brotowali ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti 2 x perhari. Untuk mencuci luka, dipakai air rebusan batang brotowali.(Meilina, 2014; Tim,2011)

Daftar PustakaAnonim. 2013. Beluntas. http://id.wikipedia.org/wiki/Beluntas. Diakses 21 Februari 2015.Anonim. 2013. Bratawali. http://id.wikipedia.org/wiki/Bratawali. Diakses 20 Februari 2015Anonim. 2015. Detil data Pluchea indica Less. http://www.proseanet.org /prohati4/browser.php?docsid=463. Diakses pada 20 Februari 2015.Kresnady, Budi dan Lentera, Tim. 2003. Khasiat dan Manfaat Brotowali Si Pahit yang Menyembuhkan. Jakarta: AgroMedia Pustaka.Kurdi, Aserani. 2011. Tanaman Herbal Indonesia. Hal 34-35. https://aseranikurdi.files.wordpress.com/2011/09/tanaman-herbal.pdf. Diakses 21 Februari 2015.Lepiyanto, Agil.2011.Beluntas (Plucea indica). https://duniagil.wordpress.com /2012/05/11/beluntas-pluchea-indica/. Diakses 20 Februari 2015.Meilina, Irma. 2014. Brotowali (Tinospora tuberculata Beumee). https://www.academia.edu/5256823/Brotowali_Tinospora_tuberculata_Beumee. Diakses 21 Februari 2015.Nangiman. 2014. Khasiat dan Manfaat Daun Beluntas. http://nangimam.blogspot.com /2014/01/khasiat-dan-manfaat-daun-beluntas.html. Diakses 20 Februari 2015.Putra, Elyas Andri. 2014. Cara Mengobati Penyakit Menggunakan Daun Beluntas. http://anekaobatherbalalam.blogspot.com/2014/07/cara-mengobati-penyakit-menggunakan-daun-beluntas.html. Diakses 20 Februari 2015.Steenis, C.G.G.J Van. 2008. Flora. Jakarta. Pt Pradnya Paramita.Sulistiyaningsih. 2009. Potensi Daun Beluntas (Pluchea Indica Less.) Sebagai Inhibitor Terhadap Pseudomonas Aeruginosa Multi Resistant Dan Methicillin Resistant Stapylococcus Aureus. Bandung: Universitas Padjadjaran.Tim. 2011. Teknologi Pasca Panen Tanaman Obat. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Hal 59.