Tugas Kimia Air rujito
-
Upload
pandu-caturpandu -
Category
Documents
-
view
236 -
download
8
description
Transcript of Tugas Kimia Air rujito
TUGAS MATA KULIAH
KIMIA AIR
Disusun oleh
RUJITO SESARIO S061508004
PROGRAM STUDI ILMU KIMIA
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
I. PENDAHULUAN
Air hujan yang meresap ke bawah permukaan tanah dalam bentuk peresapan, dalam
perjalanannya membawa unsur-unsur kimia. Komposisi kimia air ini memberikan beberapa
pengaruh terhadap berbagai kegiatan pemanfaatannya seperti pertanian, industri maupun
domestik. Komposisi zat terlarut dalam air tanah dapat dikelompokkan menjadi empat
kelompok (Hadipurwo, 2006):
1. Unsur utama (major constituents), dengan kandungan 1,0-1000 mg/L, yakni: natrium
(Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), bikarbonat (HCO3), sulfat (S), klorida (Cl),
silika (Si).
2. Unsur sekunder (secondary constituents), dengan kandungan 0,01-10 mg/L, yakni besi
(Fe), strountium (Sr), kalium (K), karbornat (CO3), nitrat (NO3), florida (F), boron
(B).
3. Unsur minor (minor constituents), dengan kandungan 0,0001-0,1 mg/L, yakni atimon,
aluminium, arsen, barium, brom, cadmium, krom, kobalt, tembaga, germanium,
jodium, timbal, litium, mangan, molibdiunum, nikel, fosfat, rubidium, selenium,
titanium, uranium, vanadium, seng.
4. Unsur langka (trace constituents), dengan kandungan biasanya kurang dari 0,001
mg/L, yakni berilium, bismut, cerium, cesium, galium, emas, indium, lanthanum,
niobium, platina, radium, ruthenium, scandium, perak, thalium, tharium, timah,
tungsten, yttrium, zirkon.
II. ISI
A. Sifat kimia di dalam perairanSifat kimia sangat berguna untuk menentukan kualitas air. Sifat kimia ini antara lain
kesadahan total, Jangka waktu padatan terlarut (total dissolved solids), daya hantar listrik
(electric conductance). Kesadahan ada dua macam, yaitu kesadahan karbonat dan kesadahan
non karbonat. Air dengan kesadahan tinggi sukar melarutkan sabun, klasifikasi air
berdasarkan kesadahan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Parameter air berdasarkan kesadahan karbonat
Kesadahan (mg/L CaCO3) Kelas Air0 – 75 Lunak
75 – 150 Menengah150 – 300 Keras
> 300 Sangat Keras
Daya Hantar Listrik adalah sifat menghantarkan listrik dari air. Air yang banyak
mengandung garam akan mempunyai DHL tinggi. Pengukurannya dengan alat Electric
Conductivity Meter (EC Meter), yang satuannya adalah mikromhos/cm atau μmhos/cm atau
μsiemens/cm sering ditulis μS/cm. Air tanah pada umumnya mempunyai harga 100 - 5000
μmhos. Besaran DHL dapat dikonversikan menjadi jumlah garam terlarut (mg/l), yaitu: 10
m3 μmhos/cm = 640 mg/l atau 1 mg/l = 1,56 mmhos/cm (1,56 μS/cm). Hubungan antara
harga DHL dengan jumlah garam yang terlarut secara tepat perlu banyak koreksi seperti
temperatur pengukuran, maupun tergantung juga dengan jenis garam yang terlarut, tetapi
secara umum angka tersebut di atas sedikit banyak dapat mewakili. Parameter air berdasarkan
daya hantar listrik disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi air berdasarkan harga Daya Hantar Listrik (DHL)
DHL (mmhos/cm pada 25°C) Macam Air
0,055 Air murni0,5 - 5,0 Air suling5 - 30 Air hujan
30 - 2000 Air tanah35.000 - 45.000 Air laut
Bates dan Jackson (1983) dalam Dictionary of Geological Terms mendefinisikan kimia air
sebagai “ilmu yang mempelajari sifat kimia perairan dan permukaan, terutama hubungan
antara sifat – sifat kimia dan kualitas air dengan kondisi geologi wilayah tempat air dan
permukaan tersebut berada”. Sifat kimia air merupakan salah satu utama yang mempengaruhi
kualitas perairan selain sifat fisik dan biologi. Sifat kimia sangat berguna untuk menentukan
kualitas air. Sifat kimia ini antara lain kesadahan total, Jangka waktu padatan terlarut (total
dissolve solid), daya hantar listrik (conductivity electric), keasaman dan kandungan ion.
Kandungan ion yang penting yaitu magnesium (Mg), kalsium (Ca), Kalium (K), Natrium
(Na), sulfat (SO4), nitrat (NO3), alkalinitas klorida (Cl) Dan (HCO3).
1. Magnesium (Mg2+)
Magnesium (Mg2+) sebagai kation dijadikan parameter besar kecilnya terhadap
pengaruh kelarutan perairan. Magnesium pada batuan berasal dari mineral-mineral
feromagnesium berwarna Gelap, yakni olivin, piroksen, amfibol. Dalam batuan alterasi Hadir
hearts klorit, montmorilonit. Magnesium juga terkandung dalam sedimen karbonat sebagai
magnesit dan hidromagnesit, Serta hidroksida. Jika Magnesium sulfat dilarutkan dalam air
secara kimiawi akan menjadi netral dan dikenal dengan kesadahan non alkali. Bahan tersebut
disebut bahan kimia sadah permanen dan membentuk kerak yang keras pada permukaan
boiler yang sulit dihilangkan. Bahan kimia sadah non-alkali terlepas dari larutannya karena
penurunan daya larut dengan meningkatnya suhu, dengan pemekatan karena penguapan yang
berlangsung dalam boiler, atau dengan perubahan bahan kimia menjadi senyawa yang sukar
larut.
2. Kalsium (Ca2+)
Nilai Kandungan kalsium (Ca2+) terlarut akan digunakan untuk menganalisis pengaruh
terhadap komposisi kimia perairan. Kalsium adalah salah satu unsur penting dalam mineral-
mineral batuan seperti pada rantai silika, piroksen, amfibol dan feldspar. Umumnya
mempunyai konsentrasi yang rendah karena laju dekomposisinya dambat. Kebanyakan
kalsium terdapat pada batuan sedimen karbonat. Kalsium dapat terkandung dalam bentuk
gipsum (CaSO4.2H2O), anhidrit (CaSO4), dan florit (CaF2) selain itu dalam batu pasir sebagai
semen. Kalsium larut dalam air membentuk larutan basa/kali dan garam-garam tersebut
dikenal dengan kesadahan alkali. Garam-garam tersebut terurai dengan pemanasan,
melepaskan karbondioksida dan membentuk lumpur lunak, yang kemudian mengendap.
3. Kalium (K+)
Kalium merupakan kation yang tidak dominan ditemukan di dalam perairan. Terdapat
dalam bentuk batuan sedimen, mika, leucite feldspathoid (KAlSi2O6). Dalam batuan sedimen
Kalium umumnya hadir sebagai feldspar, dan mineral lempung lainnya.
4. Sodium (Na+)
Sodium pada golongan logam alkali. Dalam batuan sedimen, Sodium hadir dan
Tersimpan waktu yang lama akan mempunyai konsentrasi Na+ yang tinggi.
5. Sulfat (SO42-)
Kandungan sulfat (SO42-) terlarut merupakan parameter utama yang digunakan untuk
menentukan ada tidaknya Proses oksidasi mineral sulfida Terhadap komposisi kimia air
tanah. Sumber sulfat berasal dari mineral gipsum (CaSO4.2H2O) dan anhidrit mineral
(CaSO4) Yang akan mudah terlarut menjadi Ca2+ Dan SO42-.
6. Nitrat (NO3)
Nitrat (NO3) merupakan anion yang vital. Nitrat dengan konsentrasi tinggi merupakan
dapat mengindikasikan adanya Sumber polutan pada perairan. Kandungan nitrat umumnya
kurang dari 10 mg/L untuk analisis airtanah dengan komposisi biasa. Tingginya konsentrasi
nitrat (NO3) perairan disebabkan karena adanya aktivitas mikroba nitrat.
Kadar nitrat Lebih dari 5 mg/L menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik
yang berasal dari aktivitas manusia dan kotoran hewan. Air hujan memiliki kadar nitrat
Sekitar 0,2 mg/L. Pada perairan yang menerima aliran air daerah adalah pertanian akan
cenderung lebih banyak mengandung kadar nitrat can be mencapai 1.000 mg/L.
7. klorida (Cl-)
Analisis klorida (Cl) dimaksudkan untuk menganalisa nilai ketidakseimbangan
kation-anion hasil temuan dengan perhitungan. Selain itu klorida dapat digunakan untuk
menganalisa dan mengetahui seberapa besar kadar Natrium Klorida (NaCl) yang terlarut di
udara. Pelapukan batuan dan tanah dapat juga melepaskan klorida ke perairan.
8. Alkalinitas (HCO3-)
Tingkat kebasaan suatu sampel pada perairan dinyatakan dengan nilai yang disebut
alkalinitas. Dengan kata alkalinitas dapat diartikan sebagai seberapa besar asam yang
digunakan pada perairan menetralkan pH. Tingginya alkalinitas udara disebabkan Oleh
ionisasi asam karbonat, terutama pada udara yang banyak mengandung karbondioksida
(kadar CO2 mengalami saturasi/penjenuhan). Karbondioksida bereaksi dengan basa yang
terdapat pada batuan dan tanah membentuk bikarbonat.
9. Silika (Si)
Silika juga berinteraksi dengan garam kalsium dan magnesium, membentuk silikat
kalsium dan magnesium dengan daya konduktivitas panas yang rendah. Silika dapat
meningkatkan endapan padasirip turbin, setelah terbawa dalam bentuk tetesan air dalam
steam, atau dalam bentuk yang mudah menguap dalam steam pada tekanan tinggi.
Keberadaan silika dalam air boiler dapat meningkatkan pembentukan kerak silika yang
keras.
B. Boiler
B. 1. Pengertian BoilerBoiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan
murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air didihkan sampai menjadi steam,
volumenya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk
mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan
dijaga dengan sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar.
Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan
steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem steam
mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem
pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan
kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan
yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang
dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan dalam sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan
bakar yang digunakan pada sistem.
Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan. Dua
sumber air umpan adalah:
1. Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali ke proses.
2. Air make up (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar
ruang boiler ke plant proses.
B. 2. Klasifikasi BoilerSetelah mengetahui proses singkat sistem boiler dan komponen pembentuk sitem
boiler, selanjutnya kita perlu mengetahui jenis-jenis boiler. Berbagai jenis boiler yang telah
berkembang mengikuti kemajuan teknologi dan evaluasi dari produk-produk boiler
sebelumnya. Berikut adalah klasifikasi boiler tipe Fire Tube disajikan pada Gambar 1.
Berdasarkan tipe pipa:
1. Fire Tube Boiler.
Gambar 1. Fire Tube Boiler.
Cara kerja:
Proses pengapian terjadi di dalam pipa, kemudian panas yang dihasilkan
dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air. Besar dan konstruksi boiler
mempengaruhi kapasitas dan tekanan yang dihasilkan boiler tersebut. Karakteristik:
- Biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relatif kecil (12.000 kg/jam)
dengan tekanan rendah sampai sedang (18 kg/cm2).
- Dalam operasinya dapat menggunakan bahan bakar minyak, gas atau bahan
bakar padat.
- Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boiler dikonstruksi sebagai
paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.
2. Water Tube Boiler
Klasifikasi boiler tipe Water Tube Boiler disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Water Tube Boiler.
Cara kerja:
Proses pengapian terjadi di luar pipa. Panas yang dihasilkan digunakan untuk
memanaskan pipa yang berisi air. Air umpan itu sebelumnya dikondisikan terlebih
dahulu melalui economizer. Steam yang dihasilkan kemudian dikumpulkan terlebih
dahulu di dalam sebuah steam drum sampai sesuai. Setelah melalui tahap secondary
superheater dan primary superheater, baru steam dilepaskan ke pipa utama distribusi.
Karakteristik:
- Tingkat efisiensi panas yang dihasilkan cukup tinggi.
- Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
Sehingga air harus dikondisikan terhadap mineral dan kandungan-kandungan
lain yang larut dalam air.
- Kapasitas steam antara 4.500-12.000 kg/jam dengan tekanan sangat tinggi.
- Menggunakan bahan bakar minyak dan gas untuk water tube boiler yang
dirakit dari pabrik
- Menggunakan bahan bakar padat untuk water tube boiler yang tidak dirakit di
pabrik.
Tabel 3. Keuntungan Dan Kerugian Boiler Berdasarkan Tipe Pipa
Tipe boiler Keuntungan Kerugian
Fire tube boiler
Proses pemasangan mudah
dan cepat.
Tidak membutuhkan setting
khusus
Tekanan operasi steam terbatas
untuk tekanan rendah (18 bar)
Investasi awal boiler ini
murah
Kapasitas steam relatif kecil (13.5
TPH) jika dibanding dengan water
tube
Bentuknya lebih compact
dan portable
Tempat pembakarannya sulit
dijangkau untuk dibersihkan,
diperbaiki dan diperiksa
kondisinya.
Tidak membutuhkan area
yang besar untuk 1 HP
boiler
Nilai efisiensinya rendah, karena
banyak energi kalor yang terbuang
Water Tube
Boiler
Kapasitas steam besar
sampai 450 TPH
Proses konstruksi lebih detail
Tekanan operasi mencapai
100 bar
Investasi awal relatif lebih mahal
Nilai efisiensinya relatif
lebih tinggi dari fire tube
boiler
Penanganan air yang masuk ke
dalam boiler perlu dijaga, karena
lebih sensitif untuk sistem ini.
Perlu komponen pendukung untuk
hal ini.
Tungku mudah dijangkau
untuk melakukan
pemeriksaan, pembersihan,
dan perbaikan
Karena mampu menghasilkan
kapasitas dan steam yang lebih
besar, maka konstruksinya
membutuhan area yang lebih luas.
Klasifikasi boiler berdasarkan bahan bakar yang digunakan.
1. Solid fuel
Pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran bahan bakar padat
(batu bara, baggase, rejected product, sampah kota, kayu) dengan oksigen dan
sumber panas.
Karakteristik:
- Harga bahan baku relatif lebih murah dari boiler yang menggunakan bahan
bakar cair dan listrik
- Nilai efisiensinya lebih baikdari boiler tipe listrik.
2. Oil fuel
Pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran bahan bakar cari
(solar, IDO, residu, kerosin) dengan oksigen dan sumber panas.
Karakteristik:
- Harga bahan baku pembakaran paling mahal dibandingkan dengan semua tipe
boiler.
- Nilai efisiensinya lebih baik dari boiler berbahan bakar padat dan listrik
3. Gaseous Fuel
Pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan bakar gas (LNG) dengan
oksigen dan sumber panas.
Karakteristik:
- Harga bahan baku pembakaran paling murah dibandingkan semua tipe boiler
- Nilai efisiensi lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler
4. Elektrik
Pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai sumber panas.
Karakteristik:
- Harga bahan baku relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang
menggunakan bahan bakar cair
- Nilai efisiensinya paling rendah dari semua tipe boiler
Tabel 4. Keuntungan Dan Kerugian Boiler Berdasarkan Bahan Bakar
No. Tipe boiler Keuntungan Kerugian
1. Solid fuel
Bahan baku mudah
didapatkan
Sisa pembakaran sulit
dibersihkan
Murah konstruksinya Sulit mendapatkan bahan
baku yang baik
2. Oil fuel
Sisa pembakaran tidak
banyak dan lebih mudah
dibersihkan
Harga bahan baku paling
mahal
Bahan bakunya mudah
didapatkan
Biaya konstruksi mahal
3. Gaseous fuel
Harga bahan bakar paling
murah
Biaya konstruksi mahal
Paling banyak nilai
efisiensinya
Sulit didapatkan bahan
bakunya, harus ada jalur
distribusi
4. Electric
Paling mudah perawatannya Paling buruk nilai
efisiensinya
Mudah konstruksinya dan
mudah didapatkan
sumbernya
Temperatur pembakaran
paling rendah
Klasifikasi Boiler Berdasarkan Kegunaan Boiler:
1. Power Boiler
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler, hasil steam
yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar, sehingga mampu
memutar steam turbin dan menghasilkan listrik dari generator.
Karakteristik:
- Kegunaan utamanya sebagai penghasil steam untuk pembangkit listrik.
- Sisa steam digunakan sebagai proses industri.
2. Industrial Boiler
Steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube boiler atau
fire tube boiler.
Karakteristik:
- Kegunaan steam utamanya untuk menjalankan proses industri dan sebagai
tambahan panas.
- Steam memiliki kapasitas yang besar dan tekanan yang sedang.
3. Komersial Boiler
Steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube boiler atau
fire tube boiler.
Karakteristik:
- Kegunaan steam utamanya untuk menjalankan proses operasi komersial.
- Steam memiliki kapasitas yang besar dan tekanan rendah.
4. Residential Boiler
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan boiler tipe fire tube boiler.
Karakteristik:
- Memiliki tekanan dan kapasitas steam yang rendah.
- Kegunaan utamanya yaitu sebagai penghasil steam tekanan rendah yang
digunakan untuk perumahan.
5. Heat Recovery Boiler
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler atau fire
tube boiler.
Karakteristik:
- Steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar.
- Kagunaan utamanya sebagai penghasil steam dari uap panas yang tidak
terpakai
- Hasil steam ini digunakan untuk menjalankan proses industri. Keuntungan
Dan Kerugian Boiler Berdasarkan Kegunaan disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Keuntungan Dan Kerugian Boiler Berdasarkan Kegunaan.
No. Tipe Boiler Keuntungan Kerugian
1. Power Boiler
Dapat menghasilkan listrik
dan sisa steam dapat untuk
menjalankan proses
industri
Konstruksi awal relatif
mahal
Steam yang dihasilkan
memiliki tekanan tinggi
Perlu diperhatikan factor
safety
2. Industrial Boiler
Penanganan boiler lebih
mudah
Steam yang dihasilkan
memiliki tekanan rendah.
Konstruksi awal relatif
murah
3. Commercial Boiler
Penanganan boiler lebih
mudah
Steam yang dihasilkan
memiliki tekanan rendah
Konstruksi awal relatif
murah
4. Residential Boiler
Penanganan boiler lebih
mudah
Steam yang dihasilkan
memiliki tekanan rendah
Konstruksi awal relatif
murah
5.Heat Recovery
Boiler
Penanganan boiler lebih
mudah
Steam yang dihasilkan
memiliki tekanan rendah
Konstruksi awal relatif
murah
Klasifikasi Boiler Berdasarkan Konstruksi Boiler.
1. Package Boiler
Disebut package boiler karena sudah tersedia sebagai paket yang lengkap
pada saat dikirim ke pabrik. Hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan
bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya
merupakan tipe fire tube boiler dengan transfer panas yang tinggi baik radiasi
maupun konveksi.
Ciri-ciri package boiler:
- Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan
penguapan yang lebih cepat.
- Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki
perpindahan panas konvektif yang baik.
- Sistem forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang
baik.
- Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang
baik.
- Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler
lainnya.
Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass nya yaitu berapa
kali gas pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan sebagai
lintasan pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api. Boiler yang
paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga pass dengan dua set fire tube dan
gas buangnya keluar dari belakang boiler. Jenis Boiler 3 pass, bahan bakar minyak
disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Jenis Boiler 3 pass, bahan bakar minyak.
2. Site Erected Boiler
Tipe site erected boiler perakitannya biasanya dilakukan ditempat akan
berdirinya boiler tersebut. Pengiriman dilakukan per komponen. Keuntungan Dan
Kerugian Boiler Berdasarkan Konstruksi disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Keuntungan Dan Kerugian Boiler Berdasarkan Konstruksi
No. Tipe Boiler Keuntungan Kerugian
1. Package BoilerMudah pengirimannya Terbatas tekanan dan kapasitas
kerjanya
Dibutuhkan waktu yang
singkat untuk
pengoperasian setelah
pengiriman
Komponen-komponen boiler
tergantung pada produsen boiler
2.Site Erected
Boiler
Tekanan dan kapasitas
kerjanya dapat disesuaikan
keinginan.
Sulit pengirimannya, memakan
biaya yang mahal.
Komponen-komponen
boiler dapat dipadukan
dengan produsen lain.
Perlu waktu yang cukup lama
setelah boiler berdiri, setelah
proses pengiriman.
Klasifikasi Boiler Berdasarkan Tekanan Kerja Boiler.
1. Low Pressure Boilers
Tipe ini memiliki tekanan steam operasi kurang dari 15 psig, menghasilkan air
panas dengan tekanan dibawah 160 psig atau temperatur dibawah 250 0F.
2. High Pressure Boilers
Tipe ini memiliki tekanan steam operasi diatas 15 psig atau menghasilkan air
panas dengan tekanan diatas 160 psig dan temperatur diatas 250 0 F. Keuntungan
dan kerugian Boiler berdasarkan tekanan kerja disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Keuntungan dan Kerugian Boiler berdasarkan tekanan kerja
No. Tipe Boiler Keuntungan Kerugian
1. Low Pressure
Tekanan rendah sehingga
penanganannya tidak
terlalu rumit
Tekanan yang dihasilkan
rendah, tidak dapat
membangkitkan listrik.
Area yang dibutuhkan
tidak terlalu besar, dan
biaya konstruksi tidak
lebih mahal dari high
pressure boiler
2. High Pressure
Tekanan yang dihasilkan
tinggi sehingga dapat
membangkitkan listrik
dan sisanya dapat didaur
ulang untuk
mengoperasikan proses
industri
Tekanan tinggi sehingga
penanganannya perlu
diperhatikan aspek
keselamatannya.
Area yang dibutuhkan besar
dan biaya konstruksi lebih
mahal dari low pressure boiler
Klasifikasi Boiler Berdasarkan cara pembakaran
1. Stoker Fired Boilers
Stokers diklasifikasikan menurut metode pengumpanan bahan bakar ke tungku dan oleh
jenis grate nya. Klasifikasi utamanya adalah spreader stoker dan chain-gate atau traveling-
gate stoker.
1. a. Spreader stokers
Spreader stokers memanfaatkan kombinasi pembakaran suspensi dan
pembakaran grate. Batubara diumpankan secara kontinyu ke tungku diatas bed
pembakaran batubara. Batubara yang halus dibakar dalam suspensi, partikel yang
lebih besar akan jatuh ke grate, dimana batubara ini akan dibakar dalam bed batubara
yang tipis dan pembakaran cepat. Metode pembakaran ini memberikan fleksibilitas
yang baik terhadap fluktuasi beban, dikarenakan penyalaan hampir terjadi secara
cepat bila laju pembakaran meningkat. Karena kelebihan dalam metode pembakaran
ini, spreader stoker lebih banyak digunakan dalam penerapannya di industri. Spreader
Stoker Boiler disajikan pada Gambar 4.
Gambar 4. Spreader Stoker Boiler.
1. b. Chain-grate atau traveling-grate stoker
Batubara diumpankan ke ujung grate baja yang bergerak. Ketika grate
bergerak sepanjang tungku, batubara terbakar sebelum jatuh pada ujung sebagai abu.
Diperlukan tingkat keterampilan tertentu, terutama bila menyetel grate, damper udara
dan baffles, untuk menjamin pembakaran yang bersih serta menghasilkan seminimal
mungkin jumlah karbon yang tidak terbakar dalam abu. Hopper umpan batubara
memanjang di sepanjang seluruh ujung umpan batubara pada tungku. Sebuah grate
batubara digunakan untuk mengendalikan kecepatan batubara yang diumpankan ke
tungku dengan mengendalikan ketebalan bed bahan bakar. Ukuran batubara harus
seragam sebab bongkahan yang besar tidak akan terbakar sempurna pada waktu
mencapai ujung grate. Traveling Grate Boiler disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Traveling Grate Boiler.
2. Pulverized Fuel Boiler
Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang berbahan bakar batubara
menggunakan batubara halus, dan banyak boiler pipa air di industri yang lebih besar juga
menggunakan batubara yang halus. Teknologi ini berkembang dengan baik dan lebih dari 90
persen kapasitas pembakaran batubara merupakan jenis ini.
Untuk batubara jenis bituminous, batubara digiling sampai menjadi bubuk halus, yang
berukuran +300 micrometer (μm) kurang dari 2 persen dan yang berukuran dibawah 75
microns sebesar 70-75 persen. Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan batu bara
halus yaitu bubuk yang terlalu halus akan memboroskan energi penggilingan. Sebaliknya,
bubuk yang terlalu kasar tidak akan terbakar sempurna pada ruang pembakaran dan
menyebabkan kerugian yang lebih besar karena bahan yang tidak terbakar. Batubara bubuk
dihembuskan dengan sebagian udara pembakaran masuk menuju plant boiler melalui
serangkaian nosel burner. Udara sekunder dan tersier dapat juga ditambahkan. Pembakaran
berlangsung pada suhu dari 1300 - 1700 °C, tergantung pada kualitas batubara. Waktu tinggal
partikel dalam boiler biasanya 2 hingga 5 detik, dan partikel harus cukup kecil untuk
pembakaran yang sempurna. Kelebihan dari sistem pulverized fule boiler yaitu kemampuan
membakar berbagai kualitas batubara, respon yang cepat terhadap perubahan beban muatan,
penggunaan suhu udara pemanas awal yang tinggi dll. Salah satu sistem yang paling populer
untuk pembakaran batubara halus adalah pembakaran tangensial dengan menggunakan empat
buah burner dari keempat sudut untuk menciptakan bola api pada pusat tungku.
3. Boiler Pembakaran dengan Fluidized Bed (FBC)
Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) memiliki kelebihan dibandingkan dengan
sistem pembakaran kovensional dan memberikan banyak keuntungan antara lain rancangan
boiler yang kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi pembakaran yang tinggi dan
berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti SOx dan NOx. Bahan bakar yang dapat
dibakar dalam boiler ini adalah batubara, barang tolakan dari tempat pencucian pakaian,
sekam padi, bagas & limbah pertanian lainnya. Boiler fluidized bed memiliki kisaran
kapasitas yang luas yaitu antara 0.5 Ton/jam sampai lebih dari 100 Ton/jam.
Bila udara atau gas yang terdistribusi secara merata dilewatkan keatas melalui bed
partikel padat seperti pasir yang disangga oleh saringan halus, partikel tidak akan terganggu
pada kecepatan yang rendah. Begitu kecepatan udaranya berangsur-angsur naik, terbentuklah
suatu keadaan dimana partikel tersuspensi dalam aliran udara sehingga bed tersebut disebut
“terfluidisasikan”. Dengan kenaikan kecepatan udara selanjutnya, terjadi pembentukan
gelembung, turbulensi yang kuat, pencampuran cepat dan pembentukan permukaan bed yang
rapat. Bed partikel padat menampilkan sifat cairan mendidih dan terlihat seperti fluida yang
disebut “bed gelembung fluida (bubbling fluidized bed)”. Jika partikel pasir dalam keadaan
terfluidisasikan dipanaskan hingga ke suhu nyala batubara, dan batubara diinjeksikan secara
terus menerus ke bed, batubara akan terbakar dengan cepat dan bed mencapai suhu yang
seragam. Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) berlangsung pada suhu sekitar 840°C
hingga 950°C. Karena suhu ini jauh berada dibawah suhu fusi abu, maka pelelehan abu dan
permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari. Suhu pembakaran yang lebih rendah
tercapai disebabkan tingginya koefisien perpindahan panas sebagai akibat pencampuran cepat
dalam fluidized bed dan ekstraksi panas yang efektif dari bed melalui perpindahan panas pada
pipa dan dinding bed. Kecepatan gas dicapai diantara kecepatan fluidisasi minimum dan
kecepatan masuk partikel. Hal ini menjamin operasi bed yang stabil dan menghindari
terbawanya partikel dalam jalur gas.
4. Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler
Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric Fluidized Bed
Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler konvensional biasa yang
ditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistem seperti telah dipasang digabungkan
dengan water tube boiler/ boiler pipa air konvensional. Prinsip kerja dari boiler ini yaitu
batubara dihancurkan menjadi ukuran 1 – 10 mm tergantung pada tingkatan batubara dan
jenis pengumpan udara ke ruang pembakaran. Udara atmosfir yang bertindak sebagai udara
fluidisasi dan pembakaran, dimasukkan dengan tekanan, setelah diberi pemanasan awal oleh
gas buang bahan bakar. Pipa dalam bed yang membawa air pada umumnya bertindak sebagai
evaporator. Produk gas hasil pembakaran melewati bagian super heater dari boiler lalu
mengalir ke economizer, ke pengumpul debu dan pemanas awal udara sebelum dibuang ke
atmosfir.
5. Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler
Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah kompresor
memasok udara Forced Draft (FD), dan pembakarnya merupakan tangki bertekanan. Laju
panas yang dilepas dalam bed sebanding dengan tekanan bed sehingga bed yang dalam
digunakan untuk mengekstraksi sejumlah besar panas. Hal ini akan meningkatkan efisiensi
pembakaran dan peyerapan sulfur dioksida dalam bed. Steam dihasilkan didalam dua ikatan
pipa, satu di bed dan satunya lagi berada diatasnya. Gas panas dari cerobong menggerakan
turbin gas pembangkit tenaga. Sistem PFBC dapat digunakan untuk pembangkitan kogenerasi
(steam dan listrik) atau pembangkit tenaga dengan siklus gabungan (combined cycle). Operasi
combined cycle (turbin gas & turbin uap) meningkatkan efisiensi konversi keseluruhan
sebesar 5 hingga 8 persen.
6. Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC)
Dalam sistem sirkulasi, parameter bed dijaga untuk membentuk padatan melayang
dari bed. Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam pengangkat padatan, dan
sebuah down-comer dengan sebuah siklon merupakan aliran sirkulasi padatan. Tidak terdapat
pipa pembangkit steam yang terletak dalam bed. Pembangkitan dan pemanasan berlebih
steam berlangsung di bagian konveksi, dinding air, pada keluaran pengangkat/ riser. Boiler
CFBC pada umumnya lebih ekonomis daripada boiler AFBC, untuk penerapannya di industri
memerlukan lebih dari 75 – 100 Ton/jam steam. Untuk unit yang besar, semakin tinggi
karakteristik tungku boiler CFBC akan memberikan penggunaan ruang yang semakin baik,
partikel bahan bakar lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang
efisien dan penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin mudah penerapan teknik
pembakaran untuk pengendalian NOx daripada pembangkit steam AFBC. CFBC Boiler
disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. CFBC Boiler.