Tugas Khusus KF

81
TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) DI APOTEK KIMIA FARMA PENYAKIT BIPOLAR Nama Kelompok : 1. Clorida Shintanoferi 2. Zulpakor Oktoba PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

description

Tugas Khsuus

Transcript of Tugas Khusus KF

Page 1: Tugas Khusus KF

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI

APOTEKER (PKPA) DI APOTEK KIMIA FARMA

PENYAKIT BIPOLAR

Nama Kelompok :

1. Clorida Shintanoferi

2. Zulpakor Oktoba

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

APOTEK KIMIA FARMA

2013

Page 2: Tugas Khusus KF

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mood adalah gambaran suasana perasaan pada seseorang yang tidak terlihat orang

lain dan bersifat subjektif. Gangguan mood adalah suatu kelompok kondisi klinis yang

ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat.

Selain peningkatan mood atau yang sering disebut mania, ataupun mood yang terdepresi,

pasien dengan gangguan mood juga sering mengalami perubahan tingkat aktivitas,

kemampuan kognitif, pembicaraan, dan fungsi vegetative (seperti tidur, nafsu makan,

aktivitas seksual, dan irama biologis lainnya). Perubahan tersebut hampir selalu

menyebabkan gangguan fungsi interpersonal, sosial, dan pekerjaan.

Gangguan mood terdiri dari gangguan depresi (depresi unipolar), gangguan bipolar,

dan dua kelainan berdasarkan etiologi. Gangguan mood akibat kondisi medis umum dan

gangguan mood akibat penyalahgunaan zat. Gangguan depresi (seperti gangguan depresif

berat, gangguan distimik, dan gangguan mood yang tak tergolongkan) dibedakan dengan

gangguan bipolar dengan melihat tidak adanya episode manik, episode campuran, atau

episode hipomanik. Gangguan bipolar memiliki riwayat episode manik, episode campuran,

atau episode hipomanik, yang biasanya disertai dengan riwayat episode depresif berat.

Pada referat ini, Penulis akan membahas mengenai gangguan bipolar, dimana

gangguan bipolar atau Maniac-Depressive Illness (MDI) merupakan salah satu gangguan

mood tersering yang berat dan persisten. Gangguan bipolar ditandai oleh suatu periode

depresi yang dalam dan lama, serta dapat berubah menjadi suatu periode yang meningkat

secara cepat dan atau dapat menimbulkan amarah yang dikenal sebagai mania. Gejala-gejala

mania meliputi kurangnya tidur, nada suara tinggi, peningkatan libido, perilaku yang

cenderung kacau tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, dan gangguan pikiran berat

yang mungkin tidak termasuk psikosis. Di antara kedua periode tersebut, penderita gangguan

bipolar memasuki periode yang baik dan dapat hidup secara produktif.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan ini, yaitu :

Page 3: Tugas Khusus KF

a. Sebagai tugas khusus yang diberikan dalam praktek kerja profesi apoteker (PKPA) di

Apotek Kimia Farma

b. Mengetahui patofisiologi penyakit bipolar dan terapi yang dipakai

c. Mengetahui cara pencegahan, pemeliharaan, dan perawatan pada pasien dengan

gangguan bipolar

d. Mengetahui perbedaan antara penyakit bipolar dengan penyakit gangguan jiwa yang

lain

e. Menganalisa resep dan data dalam terapi bipolar

Page 4: Tugas Khusus KF

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 DEFINISI

Gangguan bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada

fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan

proses berfikir. Disebut bipolar karena penyakit kejiwaan ini didominasi adanya fluktuasi

periodik dua kutub, yakni kondisi manik (bergairah tinggi yang tidak terkendali) dan depresi.

II.2 EPIDEMIOLOGI

Penderita depresi bipolar dapat mengalami bunuh diri 15 kali lebih banyak

dibandingkan dengan orang awam. Bunuh diri pertama-tama sering terjadi ketika tekanan

pada pekerjaan, studi, tekanan emosional dalam keluarga terjadi pada tingkat yang paling

berat. Risiko bunuh diri dapat meningkat selama menopause.

Gangguan bipolar I mempunyai prevalensi yang sama bagi laki-laki dan wanita. Lebih

banyaknya wanita yang tercatat mengalami depresi bisa disebabkan oleh pola komunikasi

wanita yang ingin memberitahukan masalahnya kepada orang lain dan harapan untuk

mendapatkan bantuan atau dukungan sedangkan pada laki-laki cenderung untuk memikirkan

masalahnya sendiri dan jarang menunjukkan emosinya. Pada pengamatan universal,

prevalensi gangguan depresif berat pada wanita dua kali lebih besar dari pada laki-laki.

Berbagai penelitian mengungkapkan golongan usia muda yaitu remaja dan dewasa

awal lebih mudah terkena depresi. Hal ini terjadi karena pada usia tersebut terdapat tahap-

tahap serta tugas perkembangan yang penting yaitu peralihan dari masa anak-anak ke masa

remaja, remaja ke dewasa, masa sekolah ke masa kuliah dan bekerja serta masa pubertas ke

masa pernikahan. Survei telah melaporkan prevalensi yang tinggi dari depresi terjadi pada

usia 18-44 tahun. Beberapa data epidemiologis baru-baru ini menyatakan insidensi gangguan

depresif berat meningkat pada usia kurang dari 20 tahun. Penurunan kecenderungan depresi

pada usia dewasa diduga karena berkurangnya respon emosi seseorang seiring bertambahnya

usia, meningkatnya kontrol emosi dan kekebalan terhadap pengalaman dan peristiwa hidup

yang dapat memicu stress.

Onset gangguan bipolar I lebih awal dari daripada onset gangguan depresi. Onset

gangguan bipolar I dari usia 5 tahun sampai usia 50 tahun. Laporan kasus gangguan bipolar I

diatas usia 50 tahun sangat jarang.

Page 5: Tugas Khusus KF

II.3 ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI

Dahulu virus sempat dianggap sebagai penyebab penyakit ini. Dianggap serangan

virus pada otak berlangsung pada masa janin dalam kandungan atau tahun pertama sesudah

kelahiran. Namun, gangguan bipolar bermanifestasi 15-20 tahun kemudian. Telatnya

manifestasi itu timbul karena diduga pada usia 15 tahun kelejar timus dan pineal yang

memproduksi hormon yang mampu mencegah gangguan psikiatrik sudah berkurang 50%.

Sekarang, penyebab gangguan bipolar diketahui multifaktor. Mencakup aspek bio-

psikososial. Secara biologis dikaitkan dengan faktor genetik dan gangguan neurotransmitter

di otak. Secara psikososial dikaitkan dengan pola asuh masa kana-kanak, stres yang

menyakitkan, stres kehidupan yang berat dan berkepanjangan, dan banyak lagi faktor lainnya.

II.3.1. FAKTOR BIOLOGIS

a. Herediter

Didapatkan fakta bahwa gangguan alam perasaan (mood) tipe bipolar (adanya

episode manik dan depresi) memiliki kecenderungan menurun kepada generasinya,

berdasar etiologi biologik. 50% pasien bipolar memiliki satu orangtua dengan

gangguan alam perasaan/gangguan afektif, yang tersering unipolar (depresi saja). Jika

seorang orang tua mengidap gangguan bipolar maka 27% anaknya memiliki resiko

mengidap gangguan alam perasaan. Bila kedua orangtua mengidap gangguan bipolar

maka 75% anaknya memiliki resiko mengidap gangguan alam perasaan. Keturunan

pertama dari seseorang yang menderita gangguan bipolar berisiko menderita

gangguan serupa sebesar 7 kali. Bahkan risiko pada anak kembar sangat tinggi

terutama pada kembar monozigot (40-80%), sedangkan kembar dizigot lebih rendah,

yakni 10-20%.

b. Genetik

Beberapa studi berhasil membuktikan keterkaitan antara gangguan bipolar dengan

kromosom 18 dan 22, namun masih belum dapat diselidiki lokus mana dari kromosom

tersebut yang benar-benar terlibat. Beberapa diantaranya yang telah diselidiki adalah

4p16, 12q23-q24, 18 sentromer, 18q22, 18q22-q23, dan 21q22. Yang menarik dari

studi kromosom ini, ternyata penderita sindrom Down (trisomi 21) berisiko rendah

menderita gangguan bipolar2.

Penelitian terbaru menemukan gen lain yang berhubungan dengan penyakit ini

yaitu gen yang mengekspresi brain derived neurotrophic factor (BDNF). BDNF

adalah neurotropin yang berperan dalam regulasi plastisitas sinaps, neurogenesis dan

Page 6: Tugas Khusus KF

perlindungan neuron otak. BDNF diduga ikut terlibat dalam pengaturan mood. Gen

yang mengatur BDNF terletak pada kromosom 11p13. Terdapat 3 penelitian yang

mencari tahu hubungan antara BDNF dengan gangguan bipolar dan hasilnya positif.

c. Neurotransmitter

Sejak ditemukannya beberapa obat yang berhasil meringankan gejala bipolar,

peneliti mulai menduga adanya hubungan neurotransmiter dengan gangguan bipolar.

Neurotransmiter tersebut adalah dopamine, serotonin, dan noradrenalin. Gen-gen yang

berhubungan dengan neurotransmiter tersebut pun mulai diteliti seperti gen yang

mengkode monoamine oksidase A (MAOA), tirosin hidroksilase, catechol-

Ometiltransferase (COMT), dan serotonin transporter (5HTT).

d. Kelainan otak

Kelainan pada otak juga dianggap dapat menjadi penyebab penyakit ini.

Terdapat perbedaan gambaran otak antara kelompok sehat dengan penderita bipolar.

Melalui pencitraan magnetic resonance imaging (MRI) dan positron-emission

tomography (PET), didapatkan jumlah substansia nigra dan aliran darah yang

berkurang pada korteks prefrontal subgenual. Tak hanya itu, Blumberg dkk dalam

Arch Gen Psychiatry 2003 pun menemukan volume yang kecil pada amygdala dan

hipokampus. Korteks prefrontal, amygdala dan hipokampus merupakan bagian dari

otak yang terlibat dalam respon emosi (mood dan afek).

II.3.2. FAKTOR PSIKOSOSIAL

a. Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan

Satu pengamatan klinis yang telah lama yang telah direplikasi adalah bahwa

peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului episode

pertama gangguan suasana perasaan daripada episode selanjutnya. Hubungan tersebut

telah dilaporkan untuk pasien gangguan depresif berat dan gangguan bipolar.

b. Faktor psikoanalitik dan psikodinamika

Dalam upaya untuk mengerti depresi, Sigmund Freud mendalilkan suatu

hubungan antara kehilangan suatu objek dan melankolia. Ia menyatakan bahwa

kekerasan yang dilakukan pasien depresi diarahkan secara internal karena identifikasi

dengan objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi mungkin merupakan satu-

satunya cara bagi ego untuk melepaskan suatu objek. Ia membedakan melankolia atau

depresi dari duka cita atas dasar bahwa pasien terdepresi merasakan penurunan harga

diri yang melanda dalam hubungan dengan perasaan bersalah dan mencela diri

sendiri, sedangkan orang yang berkabung tidak demikian.

Page 7: Tugas Khusus KF

II.4 TANDA & GEJALA

Gangguan Bipolar bersifat episode berulang (yaitu sekurang-kurangnya dua) yang

menunjukkan suasana perasaan (mood) pasien dan tingkat aktivitasnya terganggu, dan

gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan (mood) serta

peningkatan energi dan aktivitas (mania atau hipomania) dan pada waktu lain berupa

penurunan suasana perasaan (mood) serta pengurangan enersi dan aktivitas (depresi). Yang

khas ialah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode dan insidensi pada

kedua jenis kelamin kurang lebih sama dibanding dengan gangguan suasana perasaan (mood)

lainnya.

Episode manik biasanya dimulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu

sampai 4-5 bulan (rata-rata sekitar 4 bulan). Dimana pasien akan menunjukkan sikap meluap-

luap, gagasan yang meloncat-loncat (flight of ideas), penurunan kebutuhan tidur, peninggian

harga diri, dan gagasan kebesaran. Depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata

sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi setahun kecuali pada orang lanjut usia, dimana

pasien merasakan hilangnya energi-energi dan minat, perasaan bersalah, kesulitan

berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, dan pikiran tentang kematian atau bunuh diri. Kedua

macam episode itu sering kali menyusul peristiwa hidup yang penuh stres atau trauma mental

lain, akan tetapi adanya stres tidak esensial untuk penegakan diagnosis. Episode pertama bisa

timbul pada setiap usia dari masa kanak sampai tua. Frekuensi episode dan pola remisi serta

kekambuhan masing-masing amat bervariasi, meskipun remisi cenderung untuk menjadi

makin lama makin pendek sedangkan depresinya menjadi lebih sering dan lebih lama

berlangsungnya setelah usia pertengahan.

Sekali pun konsep ”psikosis manik-depresif” semula meliputi juga pasien-pasien yang

menderita hanya depresi, sekarang istilah ”gangguan atau psikosis manik-depresif”

digunakan terutama untuk gangguan bipolar.

II.5 PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

5.1 EPISODE DEPRESIF

• Deskripsi umum: Retardasi psikomotor menyeluruh merupakan gejala yang paling umum,

walaupun agitasi psikomotor juga sering ditemukan khususnya pada pasien lansia. Secara

klasik, seorang pasien depresi memiliki postur yang membungkuk, tidak terdapat pergerakan

spontan, pandangan mata yang putus asa dan tidak terdapat kontak mata. Pada pemeriksaan

klinis, pasien depresi yang menunjukkan retardasi psikomotor mungkin tampak mirip dengan

pasien skizofrenia tipe katatonik.

Page 8: Tugas Khusus KF

• Mood, afek dan perasaan: Pasien tersebut sering kali dibawa oleh anggota keluarganya

atau teman kerjanya karena menarik diri secara sosial dan penurunan aktifitas secara

menyeluruh.

• Bicara: Banyak pasien terdepresi menunjukkan kecepatan dan volume bicara yang

menurun, berespon terhadap pertanyaan denga nkata-kata tunggal dan menunjukkan respon

yang lambat terhadap suatu pertanyaan.

• Gangguan persepsi: Pasien terdepresi dengan waham atau halusinasi dikatakan menderita

episode depresi berat dengan ciri psikotik. Waham sesuai mood pada pasien terdepresi adalah

perasaan bersalah bersalah, rasa berdosa, tidak berharga, kemiskinan, kegagalan, kejar dan

penyakit somatik.

• Pikiran: Pasien terdepresi biasanya memiliki pandangan negatif tentang dunia dan dirinya

sendiri. Isi pikiran mereka seringkali melibatkan perenungan tentang kehilangan, bersalah,

bunuh diri, dan kematian. Kira-kira 10% memiliki gejala jelas gangguan berpikir, biasanya

penghambatan arus pikiran dan kemiskinan isi pikiran.

• Reliabilitas: Semua informasi dari pasien seringkali membesar-besarkan hal-hal yang

buruk dan menekan hal-hal yang baik

5.2 EPISODE MANIK

• Deskriksi umum: Pasien manik sangat penggembira, senang berbicara, kadang-kadang

lucu dan cenderung hiperaktif. Suatu waktu, mereka dapat menjadi psikotik, sulit diatur dan

memerlukan tahanan fisik dan injeksi intramuscular obat sedative.

• Mood, afek dan perasaan: Pasien manik biasanya euforik dan lekas marah. Mereka

memiliki toleransi yang rendah dan mudah frustasi yang dapat menyebabkan perasaan marah

dan permusuhan. Secara emosional mereka sangat labil, mereka dapat beralih dari tertawa

menjadi marah kemudian menjadi depresi dalam hitungan menit atau jam.

• Bicara: Pasien manik tidak dapat disela saat mereka bicara, sering kali rewel dan menjadi

pengganggu bagi orang-orang disekitarnya. Pembicaraan mereka penuh dengan gurauan,

sajak, permainan kata-kata dan hal-hal yang tidak relevan. Pada tingkat yang lebih tinggi,

asosiasi menjadi longgar, kemampuan konsentrasi menghilang menyebabkan gagasan yang

meloncat-loncat (flight of idea), clanging dan neologisme. Pada keadaan yang akut,

pembicaraan dapat menjadi inkoheren sama sekali dan sulit dibedakan dari pembicaraan

mereka yang skizofrenia.

• Gangguan persepsi: Waham ditemukan pada 75% pasien manik. Waham sesuai mood

seringkali melibatkan kekayaan, kemampuan atau kekuasaan yang luar biasa. Dapat juga

ditemukan waham dan halusinasi aneh yang tidak sesuai mood.

Page 9: Tugas Khusus KF

• Pikiran: Isi pikirannya termasuk tema kepercayaan dan kebesaran diri, sering kali

perhatiannya mudah dialihkan. Fungsi kognitif ditandai oleh aliran gagasan yang tidak

terkendali.

• Reliabilitas: Pasien manik sulit untuk dipercaya karena kebohongan dan penyangkalan

merupakan hal yang umum ditemukan pada pasien mania

II.6 PENATALAKSANAAN

Bipolar merupakan suatu gangguan mood yang kronik progresif, maka dari itu

diperlukan rencana tatalaksana jangka panjang yang melibatkan multisistem antara lain

psikoterapi dan psikofarmaka.

6. 1 Penentuan Kegawatdaruratan7

Pengobatan dari gangguan bipolar secara langsung terkait pada fase dari episodenya,

seperti depresi atau manik, dan derajat keparahan fase tersebut. Contoh, seseorang dengan

depresi yang ekstrim dan menunjukkan perilaku bunuh diri memerlukan/mengindikasikan

pengobatan rawat inap. Sebaliknya, seseorang dengan depresi moderat yang masih dapat

bekerja, diobati sebagai pasien rawat jalan.

6.2 Rawat Inap

a. Berbahaya untuk diri sendiri

Pasien yang terutama dengan episode depresif, dapat terlihat dengan resiko yang

signifikan untuk bunuh diri. Percobaan bunuh diri yang serius dan idea spesifik dengan

rencana menghilangkan bukti, memerlukan observasi yang ketat dan perlindungan

pencegahan. Namun, bahaya bagi penderita bisa datang dari aspek lain dari penyakit,

contohnya seorang penderita depresi yang tidak cukup makan beresiko kematian.

b. Berbahaya bagi orang lain

Penderita gangguan bipolar dapat mengancam nyawa orang lain, contohnya seorang

penderita yang mengalami depresi yang berat meyakini bahwa dunia itu sangat suram/gelap,

sehingga ia berencana untuk membunuh anaknya untuk membebaskan mereka dari

kesengsaraan dunia.

c. Kondisi medis yang harus dimonitor

Contohnya penderita gangguan jiwa yang disertai gangguan jantung harus berada di

lingkungan medis, dimana obat psikotropik dapat dimonitor dan diobservasi.

Page 10: Tugas Khusus KF

II.6.1 Rawat inap parsial atau program perawatan sehari

Secara umum, penderita ini memiliki gejala yang berat namun memiliki tingkat

pengendalian dan lingkungan hidup yang stabil. Contohnya, penderita dengan depresi berat

yang berpikir akan bunuh diri tapi tidak berencana untuk melakukannya dan dapat memiliki

tingkat motivasi yang tinggi bila diberi banyak dukungan interpersonal, terutama sepanjang

hari dan dengan bantuan dan keterlibatan dari keluarga. Keluarga harus selalu berada di

rumah setiap malam dan harus peduli terhadap penderita. Rawat inap parsial juga

menjembatani untuk bisa segera kembali bekerja. Kembali secara langsung ke pekerjaan

seringkali sulit bagi penderita dengan gejala yang berat, dan rawat inap parsial memberi

dukungan dan hubungan interpersonal.

II.6.2 Rawat jalan

Pengobatan rawat jalan memiliki 4 tujuan utama.

i. Mencari stressornya dan mencari cara untuk menanganinya. Stressor ini dapat berasal

dari keluarga atau pekerjaan, dan bila terkumpul dapat mendorong penderita menjadi

depresi. Hal ini merupakan bagian dari psikoterapi.

ii. Memonitor dan mendukung pemberian obat. Pengobatan membuat perubahan yang

luar biasa. Kuncinya adalah mendapatkan keuntungan dan mencegah efek samping.

Penderita memiliki rasa yang bertentangan dengan pengobatan mereka. Mereka

mengetahui bahwa obat membantu dan mencegah mereka untuk dirawat inap, namun

mereka juga menyangkal memerlukannya. Oleh karena itu, harus dibantu untuk

mengarahkan perasaan mereka dan membantu mereka untuk mau melanjutkan

pengobatan.

iii. Membangun sekumpulan orang yang peduli. Hal ini merupakan satu dari banyak

alasan bagi para praktisi setuju dengan ambivalensi penderita tentang pengobatan.

Seiring perjalanan waktu, kekuatan sekumpulan orang yang peduli membantu

mempertahankan gejala penderita dalam keadaan minimum dan membantu penderita

tinggal dan diterima di masyarakat.

iv. Edukasi. Klinisi harus membantu edukasi bagi penderita dan keluarga tentang

penyakit bipolar. Mereka harus sadar dan waspada terhadap bahaya penyalahgunaan

zat, situasi yang mungkin memicu kekambuhan, dan peran pengobatan yang penting.

Dukungan kelompok bagi penderita dan keluarga memiliki arti penting yang sangat

luar biasa.

Page 11: Tugas Khusus KF

II.7 Psikoterapi

Psikoterapi yaitu terapi yang digunakan untuk menghilangkan keluhan-keluhan dan

mencegah kambuhnya gangguan psikologik atau pola perilaku maladaptive. Keadaan

kesehatan tubuh penderita gangguan bipolar juga harus diperhatikan oleh para praktisi,

termasuk keadaan kardiovaskular, diabetes, masalah endokrin, infeksi, komplikasi sistem

urinari, dan gangguan keseimbangan elektrolit.

Terapi ini dilakukan dengan jalan pembentukan hubungan yang professional antara

terapis dengan pasien. Terdapat beberapa jenis psikoterapi, yaitu:

II.7.1. Terapi Kognitif

Ada dugaan bahwa penderita depresi adalah orang yang “belajar menjadi tak

berdaya”, depresi diterapi dengan memberikan pasien latihan keterampilan dan memberikan

pengalaman-pengalaman tentang kesuksesan. Terapi ini bertujuan untuk menghilangkan

simptom depresi melalui usaha untuk merubah cara pikir maladaptif dan otomatik pada

pasien-pasien depresi. Dasar pendekatannya adalah suatu asumsi bahwa kepercayaan-

kepercayaan yang mengalami distorsi tentang diri sendiri, dunia, dan masa depan dapat

menyebabkan depresi. Pasien harus menyadari cara berpikirnya yang salah. Kemudian dia

harus belajar cara merespon cara pikir yang salah tersebut dengan cara yang lebih adaptif.

Dari perspektif kognitif, pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikiran-pikiran

negatif dan harapan-harapan negatif. Cara ini dipraktikkan di luar sesi terapi dan ini menjadi

modal utama dalam merubah gejala. Terapi ini berlangsung lebih kurang 12 sampai 16 sesi.

Ada 3 fase yaitu:

1) Fase Awal (sesi 1-4) :

Membentuk hubungan terapeutik dengan pasien. Mengajarkan pasien tentang bentuk

kognitif yang salah dan pengaruhnya terhadap emosi dan fisik. Menentukan tujuan

terapi. Mengajarkan pasien untuk mengevaluasi pikiran-pikirannya yang otomatis.

2) Fase pertengahan (Sesi 5-12) :

Mengubah secara berangsur-angsur kepercayaan yang salah. Membantu pasien

mengenal akar kepercayaan diri. Pasien diminta mempraktikkan keterampilan

berespon terhadap hal-hal yang depresogenik dan memodifikasinya.

3) Fase Akhir (sesi 13-16) :

Menyiapkan pasien untuk terminasi dan memprediksi situasi berisiko tinggi yang

relevan untuk terjadinya kekambuhan, dan mengkonsolidasikan pembelajaran melalui

tugas-tugas terapi sendiri.

Page 12: Tugas Khusus KF

II.7.2 Terapi Perilaku

Intervensi perilaku terutama efektif untuk pasien yang menarik diri dari sosial dan

anhedonia. Terapi ini sering digunakan bersama-sama dengan terapi kognitif. Tujuan terapi

perilaku adalah: meningkatkan aktivitas pasien, mengikutkan pasien dalam tugas-tugas yang

dapat meningkatkan perasaan yang menyenangkan.

Fase awal: pasien diminta untuk memantau aktivitas mereka, menilai derajat kesulitan

aktivitasnya, serta kepuasan terhadap aktivitasnya. Pasien diminta untuk melakukan sejumlah

aktivitas yang menyenangkan. Latihanvketerampilan sosial, asertif, dapat meningkatkan

hubungan interpersonal dan menurunkan interaksi submissive.

Fase akhir: Fokus berpindah ke latihan mengontrol diri dan latihan pemecahan masalah.

Diharapkan ilmu yang didapat di dalam terapi dapat digeneralisasi dan dipertahankan dalam

lingkungan pasien sendiri.

II.7.3 Psikoterapi Suportif

Psikoterapi Suportif memberikan kehangatan, empati, pengertian dan optimistik.

Bantu pasien identifikasi dan mengekspresikan emosinya dan bantu untuk ventilasi.

Mengidentifikasi faktor-faktor presipitasi dan membantu mengoreksi. Bantu memecahkan

problem eksternal (misal masalah pekerjaan, rumah tangga). Latih pasien untuk mengenal

tanda-tanda dekompensasi yang akan datang. Temui pasien sesering mungkin (mula-mula 1-3

kali perminggu) dan secara teratur, tetapi jangan sampai tidak berakhir atau selamanya.

Kenalilah bahwa beberapa pasien depresi dapat memprovokasi kemarahan terapis (melalui

kemarahan, hostilitas, dan tuntutan yang tak masuk akal).

II.7.4 Psikoterapi Dinamik

Dasar terapi ini adalah teori psikodinamik, yaitu kerentanan psikologik terjadi akibat

konflik perkenbangan yang tak selesai. Terapi ini dilakukan dalam periode jangka panjang.

Perhatian pada terapi ini adalah deficit psikologi yang menyeluruh yang diduga mendasari

gangguan depresi.Misalnya, problem yang berkaitan dengan rasa bersalah, rasa rendah diri,

berkaitan dengan pengalaman yang memalukan, pengaturan emosi yang buruk, defisit

interpersonal akibat tak adekuatnya hubungan dengan keluarga.

II.7.5 Psikoterapi Dinamik Singkat

Sesinya berlangsung lebih pendek. Tujuannya menciptakan lingkungan yang aman

buat pasien. Pasien dapat mengenal materi konfliknya dan dapat mengekspresikannya.

Page 13: Tugas Khusus KF

II.7.6 Terapi Kelompok

Tidak ada bentuk terapi kelompok yang spesifik. Ada beberapa keuntungan terapi

kelompok :

1) Biaya lebih murah.

2) Ada destigmasi dalam memandang orang lain dengan problem yang sama.

3) Memberikan kesempatan untukmemainkan peran dan mempraktikkan keterampilan

perilaku interpersonal yang baru.

4) Membantu pasien dalam mengaplikasikan keterampilan baru.

Terapi kelompok sangat efektif untuk terapi jangka pendek pasien rawat jalan. Juga lebih

efektif untuk depresi ringan. Untuk depresi yang lebih berat, terapi individu lebih efektif.

II.8 TERAPI

II.8.1 Terapi depresan

Obat - Obatan Anti DepresanTrisiklik (TCAs) Selektive Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)

· Amitriptilin 75-150 mg / hari

· Imipramin 75-150 mg / hari

· Clomipramin 75-150 mg / hari

· Amineptin 100- 200 mg / hari

· Opipramol 50-150 mg / hari

· Elvatelin 20-40 mg / hari

· Protetin 20-40 mg / hari

· Setralin 50-100 mg / hari

· Fluvotamin 50-100 mg / hari

· Fluoxetin 10-20 mg/hari

Tetrasiklik Penghambat Mono Amine Okside (MAOIs)

· Maprotilin 75-150 mg / hari

· Amoxopin 200-300 mg / hari

· Mainserin 30-60 mg / hari

· Maclobemid 200-600 mg / hari

Setelah sembuh dari episode depresi pertama, obat dipertahankan untuk beberapa

bulan, kemudian diturunkan. Beberapa pasien membutuhkan obat pemeliharaan untuk

periode jangka panjang. Antidepresan tunggal tidak dapat mengobati depresi.

Efek samping yang dapat diakibatkan oleh obat antidepresan antara lain :

1) Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun,

kemampuan kognitif menurun, dll).

2) Efek antikolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinus

takikardi, dll).

3) Efek anti adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi).

Page 14: Tugas Khusus KF

4) Efek neurotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia).

5) Efek samping yang tidak berat biasanya berkurang setelah 2 – 3 minggu bila tetap

diberikan dengan dosis yang sama.

Pada keadaan overdosis / intoksikasi trisiklik dapat terjadi atropine toxic syndrome

dengan gejala eksitasi susunan saraf pusat, hipertensi, hiperpireksia, konvulsi, toxic

konfusional state (confusion, delirium, disorientation). Untuk mengatasinya dapat dilakukan

gastric lavage, pemberian diazepam 10mg (im) untuk mengatasi konvulsi, Prostigmine 0,5-

1,0mg (im) untuk mengatasi efek anti-kolinergik, serta monitoring EKG untuk deteksi

kelainan jantung.

II.8.2 TERAPI MANIA

Pada terapi mania, digunakana Stabilisator Mood yang dapat berupa:

a. Litium

Litium sudah digunakan sebagai terapi mania akut sejak 50 tahun yang lalu. Sejumlah

kecil litium terikat dengan protein. Litium dieksresikan dalam bentuk utuh hanya melalui

ginjal. Respons litium terhadap mania akut dapat dimaksimalkan dengan menitrasi dosis

hingga mencapai dosis terapeutik yang berkisar antara 1,0-1,4 mEq/L. Perbaikan terjadi

dalam 7-14 hari. Dosis awal yaitu 20 mg/kg/hari. Dosis untuk mengatasi keadaan akut lebih

tinggi bila dibandingkan dengan untuk terapi rumatan. Untuk terapi rumatan, dosis berkisar

antara 0,4-0,8 mEql/L. Dosis kecil dari 0,4 mEq/L, tidak efektif sebagai terapi rumatan.

Sebaliknya, gejala toksisitas litium dapat terjadi bila dosis 1,5 mEq/L.

Efek samping yang dilaporkan adalah mual, muntah, tremor, somnolen, penambahan

berat badan, dan penumpulan kognitif. Neurotoksisitas, delirium, dan ensefalopati dapat pula

terjadi akibat penggunaan litium. Neurotoksisitas bersifat ireversibel. Akibat intoksikasi

litium, defisit neurologi permanen dapat terjadi misalnya, ataksia, defisist memori, dan

gangguan pergerakan. Untuk mengatasi intoksikasi litium, hemodialisis harus segera

dilakukan. Litium dapat merusak tubulus ginjal. Faktor risiko kerusakan ginjal adalah

intoksikasi litium, polifarmasi dan adanya penyakit fisik lainnya. Pasien yang mengonsumsi

litium dapat mengalami poliuri. Oleh karena itu, pasien dianjurkan untuk banyak meminum

air. Penggunaan litium pada wanita hamil dapat menimbulkan malformasi janin. Kejadiannya

meningkat bila janin terpapar pada kehamilan yang lebih dini. Wanita dengan gangguan

bipolar yang derajatnya berat, yang mendapat rumatan litium, dapat melanjutkan litium

selama kehamilan bila ada indikasi secara klinis. Kadar litium darahnya harus dipantau

dengan seksama. Pemeriksaan USG untuk memantau janin, harus dilakukan. Selama

kehamilannya, wanita tersebut harus disupervisi oleh ahli kebidanan dan psikiater. Sebelum

Page 15: Tugas Khusus KF

kehamilan terjadi, risiko litium terhadap janin dan efek putus litium terhadap ibu harus

didiskusikan.

b. Valproat

Valproat merupakan obat antiepilepsi yang disetujui oleh FDA sebagai antimania.

Valproat tersedia dalam bentuk:

1. Preparat oral;

a. Sodium divalproat, tablet salut, proporsi antara asam valproat dan sodium

valproat adalah sama (1:1)

b. Asam valproat

c. Sodium valproat

d. Sodium divalproat, kapsul yang mengandung partikel-partikel salut yang dapat

dimakan secara utuh atau dibuka dan ditaburkan ke dalam makanan.

e. Divalproat dalam bentuk lepas lambat, dosis sekali sehari.

2. Preparat intravena

3. Preparat supositoria

Valproat terikat dengan protein. Diserap dengan cepat setelah pemberian oral.

Konsentrasi puncak plasma valproat sodium dan asam valproat dicapai dalam dua jam.

Absorbsi menjadi lambat bila obat diminum bersamaan dengan makanan. Ikatan valproat

dengan protein meningkat bila diet mengandung rendah lemak dan menurun bila diet

mengandung tinggi lemak.

Dosis terapeutik untuk mania dicapai bila konsentrasi valproat dalam serum berkisar

antara 45 -125 mg/mL. Untuk GB II dan siklotimia diperlukan divalproat dengan konsentrasi

plasma < 50 mg/mL. Dosis awal untuk mania dimulai dengan 15-20 mg/kg/hari atau 250 –

500 mg/hari dan dinaikkan setiap 3 hari hingga mencapai konsentrasi serum 45- 125 mg/mL.

Efek samping, misalnya sedasi, peningkatan nafsu makan, dan penurunan leukosit serta

trombosit dapat terjadi bila konsentrasi serum > 100 mg/mL. Untuk terapi rumatan,

konsentrasi valproat dalam plasma yang dianjurkan adalah antara 75-100 mg/mL.

Valproat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang dapat terjadi, misalnya

anoreksia, mual, muntah, diare, dispepsia, peningkatan (derajat ringan) enzim transaminase,

sedasi, dan tremor. Efek samping ini sering terjadi pada awal pengobatan dan bekurang

dengan penurunan dosis atau dengan berjalannya waktu. Efek samping gastrointestinal lebih

sering terjadi pada penggunaan asam valproat dan valproat sodium bila dibandingkan dengan

tablet salut sodium divalproat.

Page 16: Tugas Khusus KF

c. Lamotrigin

Lamotrigin efektif untuk mengatasi episode bipolar depresi. Ia menghambat kanal Na

+ Selain itu, ia juga menghambat pelepasan glutamat. Lamotrigin oral diabsorbsi dengan

cepat. Ia dengan cepat melewati sawar otak dan mencapai konsentrasi puncak dalam 2-3 jam.

Sebanyak 10% lamotrigin dieksresikan dalam bentuk utuh. Dosis berkisar antara 50-200

mg/hari. Efek samping yang dapat terjadi adalah sakit kepala, mual, muntah, pusing,

mengantuk, tremor, dan berbagai bentuk kemerahan di kulit.

Ada berbagai macam obat untuk gangguan bipolar.

Lithium (Lithobid, dll) merupakan obat untuk menstabilkan suasana hati (mood

stabilizer) yang efektif dan sudah dipergunakan selama bertahun-tahun. Pada

pemberian lithium, pemeriksaan darah secara periodik diperlukan karena lithium

dapat menyebabkan gangguan kelenjar thyroid atau ginjal. Efek samping yang sering

muncul adalah: mulut kering, gangguan pencernaan dan gelisah.

Anticonvulsants. Obat yang mentsabilkan suasana hati (mood stabilizer) dalam

kelompok ini antara lain: valproic acid (Depakene, Stavzor), divalproex (Depakote)

and lamotrigine (Lamictal). Obat asenapine (Saphris) bisa dipakai untuk mengobati

episode campuran (mixed episode). Efek samping tergantung obat yang diminum,

antara lain berupa: pusing, penambahan berat badan dan perasaan mengantuk

(drowsiness). Beberapa jenis anticonvulsant bisa mengakibatkan efek samping lebih

serius seperti bercak bercak merah di kulit, gangguan darah dan gangguan liver.

Antipsikotik. Beberapa obat antipsikotik seperti aripiprazole (Abilify), olanzapine

(Zyprexa), risperidone (Risperdal) dan quetiapine (Seroquel) bisa diberikan pada

penderita gangguan bipolar yang tidak cocok dengan obat dari kelompok

anticonvulsants. Satu satunya obat antipsikotik yang dianjurkan oleh FDA (Badan

Pengawasan Obat dan Makanan, Amerika) untuk gangguan bipolar adalah quetiapine,

namun dokter tetap dapat meresepkan obat yang lain. Efek samping yang timbul

tergantung obat yang dipakai, namun yang sering muncul adalah: penambahan berat

badan, penglihatan kabur, gemetar (tremor), mengantuk dan detak jantung yang cepat.

Pada anak anak penambahan berat badan sering jadi keluhan. Obat antipsikotik sering

mengganggu kemampuan mengingat (memory) dan gangguan perhatian (atensi) dan

gerakan spontan otot wajah dan anggota badan.

Obat anti depresi. Tergantung gejala yang ada, dokter kemungkinan akan memberi

obat anti depresi. Pada beberapa kasus, pemberian anti depresi pada penderita

gangguan bipolar bisa memicu timbulnya gejala mania. Namun hal ini bisa dihindari

Page 17: Tugas Khusus KF

bila obat anti depresi diberikan bersamaan dengan obat penstabil suasana hati (mood

stabilizer). Efek samping paling sering dari anti depresi adalah menurunnya dorongan

seksual dan kesulitan orgasme. Beberapa obat anti depresi kuno, seperti golongan

tricyclic dan MAOI dapat menyebabkan efek samping yang fatal sehingga

memerlukan monitor yang ketat.

Symbiax. Merupakan campuran obat anti depresi fluoxetine dan obat anti psikotik

olanzapine. Campuran tersebut bekerja sebagai anti depresi dan mood stabilizer. Efek

sampingnya berupa penambahan berat badan, peningkatan nafsu makan, dan rasa

mengantuk. Obat ini juga menimbulkan efek samping berupa penurunan dorongan

seksual seperti pada obat anti depresi.

Benzodiazepine. Obat ini untuk mengurangi kecemasan (anxiety) dan memperbaiki

gangguan tidur. Obat dalam kelompok ini antara lain: clonazepam (Klonopin),

lorazepam (Ativan), diazepam (Valium), chlordiazepoxide (Librium) dan alprazolam

(Niravam, Xanax). Obat kelompok benzodiazepine biasanya hanya dipakai sementara

untuk mengurangi kecemasan (anxiety). Efek sampingnya berupa mengantuk,

gangguan mengingat (memory), keseimbangan badan dan menurunnya koordinasi

otot.

Table 1 FDA-Approved Bipolar Treatment Regimens

Nama Generik Nama Dagang Manik Mixed Maintenance Depresi

Valproate Depakote X

Carbamazepine extended release Equestro X X

Lamotrigine Lamictal X

Lithium X X

Aripiprazole Abilify X X X

Ziprasidone Geodon X X

Risperidone Risperdal X X

Quetiapine Seroquel X X

Chlorpromazine Thorazine X

Olanzapine Zyprexa X X X

Olanzapine/fluoxetine Combination Symbyax X

Terapi Non Farmakologi

Page 18: Tugas Khusus KF

a. Konsultasi

Suatu konsultasi dengan seorang psikiater atau psikofarmakologis selalu sesuai bila penderita

tidak menunjukkan respon terhadap terapi konvensional dan medikasi.psikoterapi untuk

ganguan jiwa bipolar meliputi:

Cognitive behavior therapy (CBT) (terapi perilaku kognitif). CBT merupakan salah

stau model psikoterapi yang sering diterapkan pada penderita gangguan jiwa bipolar.

Fokus dari CBT adalah mengidentifikasi semua pola pikir dan perilaku negatif dan

menata ulang dengan pola pikir dan perilaku yang positif (sehat). CBT bisa

mengidentifikasi pemicu gangguan bipolar dan memperkuat kemampuan dalam

mengatasi stress dan hal hal yang tidak menyenangkan hati.

Psychoeducation. Penyuluhan tentang gangguan bipolar sehingga si penderita dan

keluarganya bisa memahami gangguan bipolar secara lebih baik sehingga bisa bekerja

sama dalam pemulihan penyakit dengan lebih baik pula.

Family therapy (terapi keluarga). Terapi keluarga diberikan kepada keluarga sebagai

keseluruhan utamanya untuk menciptakan suasana yang tidak menekan (stress).

Dalam terapi keluarga diajarkan bagaimana komunikasi yang baik, menyelesaikan

konflik dan memecahkan masalah.

Group therapy (terapi kelompok). Terapi dalam kelompok sesama penderita depresi.

Dalam terapi ini sesama penderita bisa saling belajar.

b. Diet

Terkecuali pada penderita dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), tidak ada diet

khusus yang dianjurkan. Penderita dianjurkan untuk tidak merubah asupan garam, karena

peningkatan asupan garam membuat kadar litium serum menurun dan menurunkan

efikasinya, sedangkan mengurangi asupan garam dapat meningkatkan kadar litium serum dan

menyebabkan toksisitas.

Jangan menghindari makan. Perasaan lapar (karena tidak makan pagi atau makan

siang, misalnya) membuat seseorang mudah tersinggung, merasa capek. Usahakan

agar bisa makan sesuatu setiap 3-4 jam sekali, meskipun sedikit

Pilih karbohidrat kompleks, seperti kentang, pasta, pisang, nasi merah. Makanan

tersebut dapat meningkatkan kadar serotonin dalam darah yang akan dapat menaikkan

perasaan dan mengurangi depresi.

Tingkatkan konsumsi vitamin B. Kekurangan vitamin B seperti asam folat dan vit B-

12 akan dapat mencetuskan terjadinya depresi. Minumlah vitamin B complex sebagai

tambahan.Perbanyak konsumsi kacang-kacangan, buah buahan, ayam dan telur.

Page 19: Tugas Khusus KF

Konsumsi suplemen chromium. Penelitian tentang depresi menunjukkan bahwa

konsumsi chromium picolinate akan dapat mengurangi pergolakan perasaan dan

mengurangi depresi. Suplemen chromium terutama bagus pada penderita depresi yang

cenderung tidak mau makan atau makan terus ketika depresi.

Konsumsi makanan yang banyak mengandung asam lemak omega-3 yang banyak di

ikan salmon, sardines, mackerel, herring, dll.Omega-3 juga banyak dalam bentuk

makanan suplemen.

c. Aktivitas

Penderita dengan fase depresi harus didukung untuk melakukan olahraga/aktivitas

fisik. Jadwal aktivitas fisik yang reguler harus dibuat. Baik aktivitas fisik dan jadwal yang

reguler meupakan kunci untuk bertahan dari penyakit ini. Namun, bila aktivitas fisik ini

berlebihan dengan peningkatan respirasi dapat meningkatkan kadar litium serum dan

menyebabkan toksisitas litium.

d. Edukasi

Terapi pada penderita gangguan bipolar melibatkan edukasi awal dan lanjutan. Tujuan

edukasi harus diarahkan tidak hanya langsung pada penderita, namun juga melalui keluarga

dan sistem disekitarnya. Fakta menunjukkan edukasi tidak hanya meningkatkan ketahanan

dan pengetahuan mereka tentang penyakit, namun juga kualitas hidupnya.

o Penjelasan biologis tentang penyakit harus jelas dan benar. Hal ini mengurangi

perasaan bersalah dan mempromosikan pengobatan yang adekuat.

Memberi informasi tentang bagaimana cara me

II.9 KELAINAN MANIA DAN BIPOLAR

Berlawanan dengan gejala depresi yang timbul hampir di semua gangguan psikiatri,

gejala manik lebih terbatas walaupun dapat disebabkan oleh kondisi medis dan neurologist

maupun obat-obatan yang sangat luas. Pengobatan antidepresan juga sering dihubungkan

dengan terjadinya mania pada beberapa pasien.

II.9.1 Bipolar I Disorder

Ketika pasien dengan bipolar I mengalami episode depresi, diagnosis banding yang

didapatkan sama dengan mereka yang mengalami depresi mayor. Ketika pasien mengalami

manik, diagnosis banding meliputi bipolar I, bipolar II, siklotimik, gangguan mood akibat

kondisi medis dan akibat induksi obat. Untuk gejala manik, borderline, narsistik, histrionic

dan kepribadian anti social memerlukan pertimbangan khusus.

II.9.2 Bipolar II Disorder

Page 20: Tugas Khusus KF

Diagnosis banding untuk pasien yang dievaluasi akibat gangguan mood seharusnya

termasuk juga gangguan mood lainnya, psikotik dan borderline. Membedakan depresi mayor

dan bipolar I, dengan gangguan bipolar II bergantung pada evaluasi gejala-gejala klinis

terutama pada episode yang mirip mania. Klinisi seharusnya tidak salah membedakan eutimik

pada pasien depresi kronis dengan episode manik atau hipomanik. Pasien dengan kepribadian

borderline sering memiliki hidup yang terganggu, mirip dengan pasien bipolar II karena

terdapat banyak episode gejala gangguan mood yang significan.

II.9.3 Gangguan bipolar pada anak

Kriteria yang berlaku untuk penderita bipolar pada orang dewasa sama dengan kriteria

yang berlaku pada anak anak. Hanya saja, gangguan jiwa bipolar pada anak anak mempunyai

pola yang berbeda sehingga kriteria diatas tidak selalu benar. Bila pada orang dewasa terlihat

adanya episode yang jelas antara mania dan depresi, pada anak dan remaja polanya lebih

kearah tidak menentu (erratic), perubahan suasana hati (mood) dan etingkat nergi yang cepat.

Susah untuk membedakan dengan keadaan normal ketika lagi “up” dan “down”, akibat

dari stress atau trauma, atau tanda dan gejala gangguan jiwa lainnya. Anak dengan gangguan

bipolar juga sering mempunyai ADHD atau gangguan perilaku lain.

Meskipun gangguan bipolar dapat terjadi pada anak anak, diagnose pada anak umur

dibawah usia sekolah sangatlah sulit. Kriteria yang ada untuk menentukan diagnose belum

benar benar terbukti, dan banyak gangguan perasaan (mood) dan perilaku selain bipolar yang

dapat menyerang anak anak.

II.10 PROGNOSIS

Prognosis pada penderita dengan gangguan bipolar I lebih buruk daripada penderita

dengan depresi berat. Dalam 2 tahun pertama setelah episode awal, 40 – 50 % penderita

mengalami serangan manik lain.8

Hanya 50 – 60 % penderita gangguan bipolar I dapat dikontrol dengan litium

terhadap gejalanya.

Pada 7 % penderita, gejala tidak kembali/mengalami penyembuhan, 45 % penderita

mengalami episode berulang, dan 40 % mengalami gangguan yang menetap. Seringkali

perputaran episode depresif dan manik berhubungan dengan usia.

Faktor-faktor yang membuat prognosis menjadi lebih buruk antara lain :

i. Riwayat pekerjaan yang buruk

ii. Penggunaan alkohol

iii. Gambaran psikotik

Page 21: Tugas Khusus KF

iv. Gambaran depresif diantara episode manik dan depresi

v. Adanya bukti keadaan depresif

vi. Jenis kelamin laki-laki

Indikator prognosis yang baik adalah sebagai berikut :

i. Fase manik (dalam durasi pendek)

ii. Onset terjadi pada usia yang lanjut

iii. Pemikiran untuk bunuh diri yang sedikit

iv. Gambaran psikotik yang sedikit

v. Masalah kesehatan (organik) yang sedikit

Gangguan bipolar sering menimbulkan komplikasi berupa:

i Masalah terkait kepada kecanduan alcohol atau narkoba.

ii Masalah hukum

iii Masalah keuangan.

iv Permasalahan hubungan sosial

v Isolasi dan hidup menyendiri

vi Kinerja buruk di sekolah atau ditempat kerja.

vii Sering bolos kerja atau sekolah.

viii Bunuh diri

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Page 22: Tugas Khusus KF

III.1 Pengambilan Resep

Resep diambil dari RSKJ Dharma Graha Serpong-Tangerang, yaitu :

1. Pro : Tn. Ardiyanto

Usia : 28 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Diagnosis : Bipolar disorder

R/ Depakoat

S 3dd1 500 mg

R/ Neripros

S 2dd1

R/ Efexor

S2dd1

R/ Dumolud

S2dd5

2. Pro : Dewi

Usia : 39 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Diagnosa : Bipolar disorder

R/ Trimania 250 mg

S1dd1

R/ Noprenia

S2dd1

R/ THP

S2dd2

3. Pasien Rawat Inap

Pro : Ny. Corina

Usia : 41 tahun

Page 23: Tugas Khusus KF

Jenis kelamin : Perempuan

Diagnosis Awal : Bipolar dengan Psikotik

R/ Frimania 400 mg

S2dd1

R/ Depakoatt xr 50 mg

S1dd1

R/ Geroguel 400 mg

S2dd1

R/ Meslopan

S2dd1

Setelah pasien pulang dari rawat inap diberikan resep obat yang harus dikonsumsi

rutin di rumah.

R/ Depakoatt xr 500 mg

S2dd1

R/ ` Geroguel 400 mg

S2dd1

R/ Neripros

S2dd1

R/ Trixitas 0,5 mg

S1dd1

Terapi tambahan : - Frimania 200 mg, S 2dd1

- Clozapin 100 mg. S2dd1

- Meslopan S2dd2

III.2 Study Kasus

Pasien dibawa ke RSKJ Dharma Graha menggunakan mobil penjemput RS, dan

pasien mengatakan dibawa dengan cara dibohongi, pasien awalnya tidak terima namun

akhirnya pasien bisa menerima setelah 3 hari. Pasien mengatakan dirinya dibawa ke RS

Dharma Graha karena penyakit jiwa, yang diakui pasien adalah mood yg labil seperti roller

coaster yang sebentar emosi, tiba-tiba sedih hanya dalam hitungan jam. Pasien mengatakan

mood yang berubah-ubah itu dialami sejak SMA dan terasa sangat mengganggu karena

berpengaruh dalah hubungan sosial pasien.

Pasien mengatakan sebelum dibawa ke RS dharma Graha dia sudah menyadari kalau

dirinya sakit, oleh karena itu seak tahun 2000 pasien pernah konsultasi dengan teman nya

Page 24: Tugas Khusus KF

yang seorang psikolog dan didiagnosa depresi,namun karena ibu pasien mengatakan jangan

terlalu percaya dengan temannya dengan alasan temannya masih belum berpengalaman,

maka pasien mengabaikan nya. Lalu pasien berobat ke beberapa dokter namun tidak

continue dan putus obat dikarenakan pasien boarding school dan dikarenakan pasien tidak

tahu didiagnosa apa juga pasien merasa tidak enak meminum obat-obatan yang diberi oleh

dokter.

Menurut keterangan perawat dan catatan medis pasien mulai timbul gejala sejak

sekolah. Selama masa perawatan, kondisi psikiatri pasien stabil. Pada saat ini pasien terlihat

tenang, kooperatif dan emosi stabil. Pasien mau mengikuti kegiatan di pendopo,pasien sering

berkomunikasi dan mengobrol dengan pasien-pasien lainnya di RS bahkan punya beberapa

teman dekat dan pacar di RS.

Menurut catatan medis pasien keterangan ibu pasien mengatakan bahwa pasien

merasa mood swing. Mulai KDRT, pernah melempar ke pintu kamar ibunya, dan menyetel

lagu keras-keras lalu ibunya ketakutan sampai kabur dari rumah untuk kesekian kalinya.

Pasien juga punya 7 kartu kredit dan sering menggunakannya sampai ibunya harus

membayar hutang-hutang nya.

RENCANA TATA LAKSANA

A. PSIKOFARMAKA

Anti depresi atypical : Efeksor 75 mg

Antimania : depakode 3x250mg

Anti insomia : Dumolid 5 mg

Simvastatin 1x10 mg

B. NON PSIKOFARMAKA

1. Psikoterapi: Supportive Therapy

Memastikan pasien meminum obat secara teratur

Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi obat secara teratur demi kesembuhannya

Memotivasi dan memberi dukungan kepada pasien untuk dapat melakukan aktivitas

seoptimal mungkin

Terapi interpersonal: perbaiki masalah hub interpersonal yg berkaitan dengan orang

terdekat dalam idup pasienàmngurangi stress

2. Terapi Psikososial:

Page 25: Tugas Khusus KF

Konseling keluarga: memberikan informasi kepada keluarga pasien mengenai kondisi

penyakit yang diderita pasien dan pentingnya dukungan dan motivasi kepada pasien.

Terapi rekreasi: mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rekreasi dan kesenian yang

diadakan

Terapi keluarga: perbaiki masalah dan kembalikan suasana link rumah yang suportif

dan sehat

3. Terapi perilaku

mengajak pasien untuk mengembangkan hobinya

menghimbau pasien untuk rajin menunaikan ibadah sesuai kepercayaanya

terapi kognitif: mengidentifikasi pemikiran negatif àkembangkan pikiran positif

RENCANA TATA LAKSANA LAIN

Anjuran pemeriksaan:

Anjuran monitor tekanan darah rutin

Pemeriksaan laboratorium darah (anjuran pemeriksaan 6 bulan sekali):

o Fungsi ginjal: ureum, kreatinin

o Fungsi hati: SGOT, SGPT

o Pemeriksaan kadar gula darah (GDP, GD2PP dan HbA1C)

o Kadar kolestrol total, HDL, LDL, trigliserida

III.3 Study Literatur

Beberapa penelitian tentang penyakit bipolar yang telah dilakukan, diambil dari

sumber-sumber sebagai berikut :

a. detikhealth.com (13 maret 2012)

Gangguan bipolar (juga dikenal sebagai manik depresi) menyebabkan pergeseran

serius dalam suasana hati, energi, berpikir, dan perilaku yang ekstrim (di satu sisi sangat

bersemangat, di sisi lain sangat depresi). Lebih dari sekadar suasana hati yang berlangsung

sekilas, gangguan bipolar dapat berlangsung berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Dan tidak

seperti suasana hati biasa, perubahan suasana gangguan bipolar sangat hebat sehingga mereka

mengganggu kinerja. Selama episode manic, penderita begitu bersemangat bekerja, tidak

begitu tertekan dengan tagihan utang, atau merasa cukup sehat walaupun istrihat cuma dua

jam. Sedangkan selama episode depresi, penderita sangat malas bangun, penuh kebencian,

putus asa, dan begitu tertekan dengan masalah social yang dialami.

Page 26: Tugas Khusus KF

Tidak ada jenius besar yang pernah hidup tanpa memiliki suatu jenis kegilaan,” kata

Aristoteles. Sekarang psikiater telah menemukan nampaknya ucapan filsuf Yunani tersebut

ada benarnya.

Para peneliti mempelajari 300.000 orang yang dirawat di rumah sakit karena penyakit

mental dan menemukan pasien yang memiliki gangguan bipolar lebih cenderung bekerja

pada profesi kreatif. Keluarga pasien bipolar yang tidak memiliki gangguan mental juga lebih

mungkin terlibat dalam pekerjaan kreatif sebagai desainer, artis, musisi, penulis atau dosen

universitas. Gangguan bipolar, juga dikenal sebagai gangguan manik depresi dan

mempengaruhi sekitar 1 persen dari populasi di AS. Bipolar ditandai dengan perubahan

suasana hati ekstrim yang sangat tidak stabil dari sangat senang kemudian tiba-tiba menjadi

sangat sedih atau depresif.

Gangguan bipolar dapat berlangsung berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Tidak

seperti perubahan suasana hati biasa, perubahan suasana hati pada penderita bipolar sangat

hebat sehingga mengganggu kinerja.

“Kebanyakan orang yang kreatif tidak memiliki penyakit mental, dan kebanyakan orang yang

sakit mental biasanya tidak kreatif. Namun ada tingkat yang tidak proporsional dari gangguan

jiwa, terutama gangguan bipolar, pada individu yang sangat kreatif,” kata peneliti Profesor

Kay Redfield dari Johns Hopkins University of Medicine seperti dukutip dari The

Independent.

“Tidak diketahui mengapa hal itu terjadi, tapi mungkin ada suatu gen kreativitas yang tidak

hanya berperan pada jenis profesi tertentu”, tetapi dalam bipolar juga,” kata Dr Lori Altshuler

dari UCLA Mood Disorders Research Program

“Pasien bipolar memiliki anatomi otak yang tidak biasa. Berkurangnya pengaturan otak

bagian frontal yang berperan dalam kemampuan afektif mempengaruhi amigdala dan striatum

sehingga meningkatkan ketidakstabilan afektif serta kompulsifitas. Gagasan mengenai

berkurangnya pengaturan tersebut nampaknya menyebabkan pasien bipolar lebih peka dan

reaktif terhadap rangsangan dari luar.Otak orang-orang kreatif tampaknya lebih terbuka

terhadap rangsangan yang masuk dari lingkungan sekitarnya,” kata Katherine P. Rankin,

Ph.D. dari University of California-San Francisco.

b. JAKARTA, KOMPAS.com (25 April 2012)

Orang dengan gangguan bipolar atau gangguan kejiwaan, ternyata lebih banyak

diderita oleh mereka yang berasal dari kelompok berpendidikan tinggi dan memiliki

Page 27: Tugas Khusus KF

kreativitas tinggi. "Orang bipolar bisa menghasilkan ide-ide fantastis dan aneh yang orang

lain tidak pernah pikirkan. Bahkan banyak diantara mereka yang jadi orang sukses," kata

Ketua Seksi Bipolar Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) dr. Handoko

Daeng, SpKJ (K) saat acara seminar media. Handoko menyebutkan, banyak orang-orang

terkenal dan jenius yang justru memiliki penyakit kejiwaan. Sebut saja seperti Vincent van

Gogh, pelukis ternama ini diketahui mengidap bipolar dan karena tidak bisa mengatasi

gangguan mental yang dideritanya, dia akhirnya meninggal karena bunuh diri.

Gangguan bipolar merupakan suatu gangguan jiwa yang bersifat episodik (berulang

dalam rentang waktu tertentu) dan ditandai oleh gejala-gejala perubahan mood biasanya

rekuren dan berlangsung seumur hidup. Handoko mengatakan, sampai saat ini belum

diketahui secara pasti apa penyebab munculnya gangguan bipolar. Kondisi ini biasanya

disebabkan oleh banyak faktor. Keterlambatan dan misdiagnosis dapat memberikan dampak

meningkatnya risiko bunuh diri, perilaku merugikan. "Kenapa lebih sering dialami oleh orang

berpendidikan tinggi dan sosial ekonomi tinggi? Sebetulnya itu merupakan suatu seleksi

alam," cetusnya.

Sementara itu, dr. Agung Kusumawardhani, SpKJ (K), Kepala Departemen Psikiatri

RSCM menyampaikan, dari penelitian epidemiologi memang ditemukan bahwa kasus bipolar

banyak ditemukan pada mereka yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, tapi bukan berarti

mereka yang berpendidikan rendah tidak ada yang terkena."Di RSCM cukup banyak pasien

bipolar yang mendapatkan layanan Gakin dan SKTM. Jadi mereka ada juga dari kalangan

ini," terangnya. Lebih lanjut Handoko memaparkan, bipolar bukanlah sebuah sifat yang ada

pada diri seseorang, tetapi lebih kepada sebuah disorder atau gangguan yang dapat diatasi.

Penundaan dalam diagnosis akan mengakibatkan penderita mengalami depresi berat sehingga

dapat menunjukkan perilaku yang dapat membahayakan tidak hanya untuk si penderita tetapi

juga orang disekitarnya. Sebagai contoh, kasus kekerasan dalam rumah tangga. Banyak orang

menduga bahwa kekerasan yang dilakukan suami kepada isri dikarenakan sifat pribadi

bawaan seseorang."Padahal ini bukanlah sifat kepribadian, melainkan gangguan yang dapat

diatasi," katanya.

c. TEMPO.CO (5 Juni 2012)

Sejumlah seniman yang jadi legenda dunia disebut-sebut mengalami sakit mental.

Misalnya pelukis Vincent van Gogh dan Frida Kahlo. Atau sastrawan Virginia Woolf dan

Page 28: Tugas Khusus KF

Edgar Allan Poe. Kini, kaitan antara genius dan kegilaan bukan lagi sekadar anekdot. Sebuah

penelitian menunjukkan kedua ekstrem pikiran manusia tersebut, benar-benar saling terkait.

Riset itu dipaparkan di depan panel ahli pada acara Festival Sains Dunia yang kelima di New

York, pekan lalu. Kay Redfield Jamison, psikolog klinis dan profesor di Johns Hopkins

University School of Medicine, memperlihatkan temuan 20 sampai 30 studi ilmiah yang

mendukung pandangan tentang "jenius yang tersiksa." Dari banyak jenis psikosis, kreativitas

tampaknya paling terkait dengan suasana hati, khususnya gangguan bipolar. Kesimpulan ini

merujuk pada penelitian yang menguji kecerdasan 700.000 warga Swedia yang berusia 16

tahun. Satu dekade kemudian, sebagian dari mereka menderita penyakit mental. "Orang yang

unggul saat berusia 16 tahun, ternyata empat kali lebih mungkin mengembangkan gangguan

bipolar," kata Jamison yang memaparkan penelitian yang diterbitkan tahun 2010. Gangguan

bipolar menyebabkan perubahan suasana hati yang dramatis antara kebahagiaan ekstrim

(dikenal sebagai "mania") dan depresi berat. Pertanyaannya, bagaimana mungkin siklus

brutal ini menimbulkan kreativitas ? Jawabannya ada pada penelitian yang disampaikan

panelis lain, James Fallon. "Orang-orang dengan bipolar cenderung menjadi kreatif ketika

mereka keluar dari depresi berat," kata Fallon, ahli neurobiologi dari Universitas California-

Irvine. Ketika suasana hati seorang pasien bipolar membaik, aktivitas otaknya bergeser.

Terjadi penurunan aktivitas pada bagian otak yang disebut lobus frontal dan penaikan pada

bagian yang lebih tinggi. Hebatnya, pergeseran yang sama terjadi pada orang yang memiliki

kreativitas. "Ada hubungan antara sirkuit bipolar dan kreativitas," kata Fallon. Bagaimana

pola-pola otak diterjemahkan ke dalam pikiran? Elyn Saks, profesor hukum kesehatan mental

University of Southern California, menjelaskan bahwa orang dengan psikosis tidak

menyaring rangsangan orang lain.

Sebaliknya, mereka dapat menghibur ide kontradiktif secara bersamaan. Selain itu

masuk ke dalam pikiran bawah sadar dan mengganggu, "ini menjadi sangat kreatif," kata

Saks. Sebuah studi meminta peserta membuat daftar semua kata yang muncul dalam

pikirannya, dengan rangsangan kata (seperti "tulip"). Ternyata pasien yang memiliki bipolar

mania ringan, mampu menghasilkan tiga kali lebih banyak asosiasi kata, ketimbang warga

kebanyakan. "Saya pikir kreativitas hanyalah satu bagian dari sesuatu yang sebagian besar

buruk," kata Saks.

BAB IV

PEMBAHASAN

Page 29: Tugas Khusus KF

1. Pro : Tn. Ardiyanto

Usia : 28 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Diagnosis : Bipolar disorder

R/ Depakote SR

S 3dd1 500 mg

R/ Neripros

S 1dd1

R/ Efexor

S1dd1

R/ Dumolid 5 mg

S2dd1

Jawaban :

a. Depakote SR, Komposisi : Asam valproat

Indikasi : Pengobatan episode manik gangguan bipolar

Kontraindikasi :Hipersensitifitas penyakit hati

Efek samping : kegagalan fungsi hati, menstruasi tidak beraturan, kelelahan,

dan rambut rontok

Dosis awal 15 mg /kg bb per hari, dosis ditingkatkan sebesar 5-10 mg/kg bb

per hari dengan interval 1 minggu sampai serangan dapat

diatasi. Dosis maksimum adalah 60 mg/kg bb per hari. Jika

dosis total melebihi 250 mg perhari diberikan dalam dosis

terbagi dua.

SOAP ??

b. Neripros, komposisi : Risperidone

Indikasi : Psikosis akut dan kronik, mania

Kontraindikasi : Menyusui

Interaksi obat : Anestetik, antibakteri, alkohol, antitukak, litium, antiepilepsi

Efek samping : insomnia, agitasi, sakit kepala, dan ansietas

Dosis : Dosis awal 2 mg , 1 x 1 hari naikkan dosis secara bertahap sebanyak 1 mg per

hari

SOAP ???

Page 30: Tugas Khusus KF

c. Efexor, Komposisi : Venlafaksin

Indikasi : Depresi sedang sampai berat

Kontraindikasi : Penyakit jantung, gangguan elektrolit, gangguan fungsi ginjal dan

hati, kehamilan dan menyusui

Efek samping : mual, muntah, konstipasi, insomnia, sakit kepala

Dosis : Dosis awal 75 mg per hari dibagi dalam 2 dosis terbagi naikkan dosis jika

diperlukan setelah 3-4 minggu menjadi 150 mg. Obat sebaiknya diberikan

sekali sehari pada waktu yang sama misalnya, pagi hari atau sore hari.

SOAP ???

d. Dumolid, Komposisi : Nitrazepam

Indikasi : Insomnia, gangguan tidur

Kontraindikasi : Depresi pernapasan, psikosis kronik, dan gangguan hati berat

Efek samping : ataksia, bingun, vertigo, amnesia, dan ketergantungan

Dosis : 5-10 mg sebelum tidur

SOAP ???

2. Pro : Dewi

Usia : 39 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Diagnosa : Bipolar disorder

R/ Frimania 250 mg

S1dd1

R/ Noprenia

S2dd1

R/ THP

S2dd2

Jawaban :

a. Frimania, Komposisi : Litium karbonat

Indikasi : Depresi mania, terapi dan profilaksis kasus mania

Efek samping : Gangguan saluran cerna, tremor, edema

Interaksi obat : Analgesik, Antiaritmia, Antidepresan, diuretik, Penghambat

ACE, teofilin

Page 31: Tugas Khusus KF

Dosis : Dosis awal untuk terapi dan prifilaksis 0,4-1,2 gram per hari dalam

dosis tunggal atau dosis terbagi dua.

SOAP ???

b. Noprenia, Komposisi : Risperidone

Indikasi : Psikosis akut dan kronik, mania

Kontraindikasi : Menyusui

Interaksi obat : Anestetik, antibakteri, alkohol, antitukak, litium, antiepilepsi

Efek samping : insomnia, agitasi, sakit kepala, dan ansietas

Dosis : Dosis awal 2 mg , 1 x 1 hari naikkan dosis secara bertahap sebanyak 1 mg

per hari

SOAP ???

c. Thp

3. Pasien Rawat Inap

Pro : Ny. Corina

Usia : 41 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Diagnosis Awal : Bipolar dengan Psikotik

R/ Frimania 400 mg

S2dd1

R/ Depakote SR 500 mg

S3dd1

R/ Seroquel 300 mg

S2dd1

R/ Merlopam

S2dd1

Setelah pasien pulang dari rawat inap diberikan resep obat yang harus dikonsumsi

rutin di rumah.

R/ Depakote SR 500 mg

S3dd1

R/ ` Seroquel 300 mg

S2dd1

R/ Neripros 2 mg

Page 32: Tugas Khusus KF

S2dd1

R/ Trixitas 0,5 mg

S1dd1

Terapi tambahan : - Frimania 200 mg, S 2dd1

- Clozapin 100 mg. S2dd1

- Meslopan S2dd2

Jawaban :

a. Depakote SR, Komposisi : Asam valproat

Indikasi : Pengobatan episode manik gangguan bipolar

Kontraindikasi : Hipersensitifitas penyakit hati

Efek samping : kegagalan fungsi hati, menstruasi tidak beraturan,

kelelahan, dan rambut rontok

Dosis : Dosis awal 15 mg /kg bb per hari, dosis ditingkatkan sebesar 5-10

mg/kg bb per hari dengan interval 1 minggu sampai serangan

dapat diatasi. Dosis maksimum adalah 60 mg/kg bb per hari. Jika

dosis total melebihi 250 mg perhari diberikan dalam dosis terbagi

dua.

SOAP ???

b. Frimania, Komposisi : Litium karbonat

Indikasi : Depresi mania, terapi dan profilaksis kasus mania

Efek samping : Gangguan saluran cerna, tremor, edema

Interaksi obat : Analgesik, Antiaritmia, Antidepresan, diuretik, Penghambat

ACE, teofilin

Dosis : Dosis awal untuk terapi dan prifilaksis 0,4-1,2 gram per hari dalam

dosis tunggal atau dosis terbagi dua.

SOAP ???

c. Seroquel, Komposisi :Quetiapin

Indikasi : Skizoferenia, pengobatan episode mania gangguan bipolar

Kontraindikasi : Gangguan hati dan ginjal, penyakit sebrovaskuler dan

kardiovaskuler, menyusui

Efek samping : mengantuk, dispepnia, konstipasi, mulut kering

Interaksi obat : Alkohol, Antidepresan SSP, penghambat MAO, Antifungi, dan

Antibiotik

Page 33: Tugas Khusus KF

Dosis : 50 mg 2 kali sehari pada hari ke 1, 100 mg 2 kali sehari pada hari ke 2,

150 mg 2 kali sehari pada hari ketiga, 200 mg 2 kali sehari pada hari

keempat, lalu disesuaikan dengan respons secara bertahap sampai 200

mg per hari sampai 800 mg per hari.

SOAP ???

d. Merlopam, Komposisi : Lorazepam

Indikasi : Pengguna jangka pendek pada insomnia, dan status epileptikus

Kontraindikasi : Depresi pernapasan, gangguan hati berat, vertigo, hipotensi

Efek samping : Mengantuk, lemah otot, amnesia, ketergantungan, libido

Alergi obat : ada

Potensi penyalahgunaan jumlah obat : ada

Efek aditif : ada

Dosis : 12 mg/hari sebelum tidur

SOAP ????

e. Neripros, komposisi : Risperidone

Indikasi : Psikosis akut dan kronik, mania

Kontraindikasi : Menyusui

Interaksi obat : Anestetik, antibakteri, alkohol, antitukak, litium, antiepilepsi

Efek samping : insomnia, agitasi, sakit kepala, dan ansietas

Dosis : Dosis awal 2 mg , 1 x 1 hari naikkan dosis secara bertahap sebanyak 1 mg

per hari

SOAP ???

f. Trixitas ??

g. Frimania, Komposisi : Litium Karbonat

Indikasi : Terapi dan profilaksis mania, dan depresi

Efek samping : Gangguan saluran cerna, sakit kepala, tremor, polidipsi, poliuria

Interaksi obat :

Dosis : Pasien lansia dan pasien yang berat badan kurang dari 50 kg yaitu dosis

maksimal 400 mg, 2 kali sehari 1 tablet

Interaksi obat : Analgesik, Antiaritmia, Antidepresan, Metildopa, Teofilin

SOAP ???

h. Clozapin, Komposisi : Klozapin

Indikasi : Skizofrenia

Page 34: Tugas Khusus KF

Kontraindikasi : Kelainan jantung berat, kelainan sumsum tulang, kehamila,

menyusui

Efek Samping : Konstipasi, demam, takikardi, mual, muntah

Dosis : Dosis ditingkatkan hingga 12,5 mg tiap minggu sampai maksimal 100

mg sehari dalam 2 dosis terbagi.

SOAP ???

i. Merlopam, Komposisi : Lorazepam

Indikasi : Pengguna jangka pendek pada insomnia, dan status epileptikus

Kontraindikasi : Depresi pernapasan, gangguan hati berat, vertigo, hipotensi

Efek samping : Mengantuk, lemah otot, amnesia, ketergantungan, libido

Alergi obat : ada

Potensi penyalahgunaan jumlah obat : ada

Efek aditif : ada

Dosis : 12 mg/hari sebelum tidur

SOAP ????

DAFTAR PUSTAKA

Page 35: Tugas Khusus KF

1. Kaplan, Saddock. Synopsis Of Psychiatry. Edisi Sepuluh.

2. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Cetakan pertama.

1993. Jakarta : Departemen Kesehatan RI

3. Maslim, Rusdi. 2001. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga.

4. Amir, Nurmiati. 2005. Depresi Aspek Neurobiologi Diagnosis dan Tatalaksana. Jakarta :

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

6. Buku Ajar Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

BAB V

KESIMPULAN

Page 36: Tugas Khusus KF

Bipolar merupakan gangguan mood yang bersifat episodik yang ditandai oleh gejala-

gejala manik, hipomanik, depresi atau campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung

seumur hidup. Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (yaitu sekurang-kurangnya dua)

yang menunjukkan suasana perasaan (mood) pasien dan tingkat aktivitasnya terganggu, dan

gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan (mood) serta

peningkatan energi dan aktivitas (mania atau hipomania) dan pada waktu lain berupa

penurunan suasana perasaan (mood) serta pengurangan enersi dan aktivitas (depresi). Etiologi

dan patofisiologi nya tergantung dari beberapa faktor yaitu faktor biologi, genetik,

psikososial. Yang khas ialah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode dan

insidensi pada kedua jenis kelamin kurang lebih sama dibanding dengan gangguan suasana

perasaan (mood) lainnya. Episode manik biasanya dimulai dengan tiba-tiba dan berlangsung

antara 2 minggu sampai 4-5 bulan (rata-rata sekitar 4 bulan). Dimana pasien akan

menunjukkan sikap meluap-luap, gagasan yang meloncat-loncat (flight of ideas), penurunan

kebutuhan tidur, peninggian harga diri, dan gagasan kebesaran.

Depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang

melebihi setahun kecuali pada orang lanjut usia, dimana pasien merasakan hilangnya energi-

energi dan minat, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, dan

pikiran tentang kematian atau bunuh diri. Kedua macam episode itu sering kali menyusul

peristiwa hidup yang penuh stres atau trauma mental lain, akan tetapi adanya stres tidak

esensial untuk penegakan diagnosis. Episode pertama bisa timbul pada setiap usia dari masa

kanak sampai tua. Frekuensi episode dan pola remisi serta kekambuhan masing-masing amat

bervariasi, meskipun remisi cenderung untuk menjadi makin lama makin pendek sedangkan

depresinya menjadi lebih sering dan lebih lama berlangsungnya setelah usia pertengahan.

Sekali pun konsep ”psikosis manik-depresif” semula meliputi juga pasien-pasien yang

menderita hanya depresi, sekarang istilah ”gangguan atau psikosis manik-depresif”

digunakan terutama untuk gangguan bipolar. Untuk menegakkan diagnosa kita dapat

menggunakan criteria diagnostik dari PPDGJ III atau menggunakan DSM IV.

Gangguan bipolar ini dapat diberikan terapi psikoterapi dan farmakoterapi. Dimana

farmakoterapi yang digunakan biasanya berdasarkan diagnosis yang sudah ditegakkan

dengan memberikan : antidepresan, stabilator mood, antipsikosis, dan terapi lain yang

digunakan adala ECT. Prognosis dari gangguan bipolar ini masih belum dapat memberikan

hasil yang memuaskan walaupun sudah diberi terapi yang cukup adekuat, samapi saat ini

Page 37: Tugas Khusus KF

masih terus dilakukan penelitian untuk mendapatkan terapi yang lebih baik, sehingga dapat

memberikan hasil yang memuaskan.

Neripros

Komposisi : Risperidone

Farmakologi & Indikasi : Psikosis akut dan kronik, mania

Mekanisme Kerja Obat :

Perkembangan Obat Baru :

Perhatian :

Dosis/Aturan pakai, Interval pemakaian

: Dosis awal 2 mg , 1 x 1 hari naikkan dosis secara bertahap

sebanyak 1 mg per hari

Kontraindikasi : Menyusui

Efek samping :

Interaksi Obat : Anestetik, antibakteri, alkohol, antitukak, litium,

antiepilepsi

Saran KIE :

Frixitas

Komposisi : Alprazolam

Page 38: Tugas Khusus KF

Kelas Terapi/Sub.Kelas Terapi

: Psikofarmaka/Anti ansietas & anti insomnia

Farmakologi & Indikasi : Gangguan kecemasan, panik dengan atau tanpa

agorafobia (ketakutan di ruang terbuka), kecemasan yang

berkaitan dengan depresi.

Distribusi : Vd 0,9-1,2 l, masuk ke dalam ASI, ikatan

protein 80%.

Metabolisme di hati lewat CYP3A4, membentuk 2

metabolit aktif : 4 hidroksi alfazolam dan alfa hidroksi

alfazolam.

Bioavailabilitas 90%,

T½ eliminasi dewasa : 11.2 jam,

Orang tua : 16.3 jam,

Penyakit hati karena alkohol : 19,7 jam,

Obes: 21,8 jam. Tmaks : 1-2 jam, ekskresi urin sebagai

metabolit dan bentuk utuh.

Mekanisme Kerja Obat : Berikatan dengan reseptor benzodiasepin pada saraf post sinap GABA di beberapa tempat di SSP, termasuk sistem limbik dan formattio retikuler.Peningkatan efek inhibisi GABA menimbulkan peningkatan permiabilitas terhadap ion klorida yang menyebabkan terjadinya hiperpolarisasi dan stabilisasi.

Perkembangan Obat Baru : Xanax; Alganax; Atarax; Calmiet; Feprax; Ziprax

Perhatian : Gejala putus obat (kejang) dapat terjadi 18 jam-3 hari setelah dihentikan tiba2. Gunakan hati-hati pada pasien debil, orang tua, dengan penyakit hati, gagal ginjal atau obesitas.Hati-hati dengan kegagalan kemampuan fisik/mental (pengemudi dan operator mesin).Benzodiazepin berkaitan dengan jatuh, luka trauma, hati-hati pada orang tua.Hati-hati pada pasien depresi kemungkinan terjadinya episode mania atau hipomania.Hati-hati pada pasien remaja/anak dan pasien psikiatri karena reaksi paradoks.Benzodiazepin berkaitan dengan amnesia retrograde.

Dosis/Aturan pakai, Interval : Pemberian secara oral. Lakukan evaluasi setelah terapi

Page 39: Tugas Khusus KF

pemakaian >4 bulan untuk menentukan apakah pasien

membutuhkan kelanjutan terapi.

Oral ; dewasa ; ansietas dosis efektif 0,5-4 mg/hari dibagi

dalam 2 dosis, direkomendasikan mulai dengan 0,25-0,5

mg 3 kali sehari, naikkan dosis bertahap, maksimum 4

mg/hari.

Ansietas berkaitan dengan depresi; dosis rata-rata yang

dibutuhkan 2,5-3 mg/hari dibagi dalam 2 dosis.

Putus penggunaan alkohol : dosis lazim : 2-2,5 mg/hari

dibagi dalam 2 dosis.

Gangguan panik : Awal 0,5 mg sehari tiga kali, dosis dapat

ditingkatkan ≤1 mg/hari setiap 3-4 hari. Pemberian

dengan cara lepas lambat 0,5-1 mg sehari satu kali, dapat

ditingkatkan menjadi 1 mg/hari setiap 3-4 hari.

Hindari penurunan dosis secara tiba-tiba. Dosis harian

diturunkan 0.,5 mg/3 hari.

Anak-anak : ansietas : awal 0,005 mg/kg/dosis atau 0,125

mg/dosis 3 kali sehari. Tingkatkan sebanyak 0,125-0,25

mg, maksimum 0,02 mg/kg/dosis atau 0,06 mg/kg/hari

(0,375-3 mg/hari).

Geriatri : Karena pasien geriatri umumnya lebih sensitif

terhadap alprazolam maka sebaiknya digunakan dosis

efektif yang lebih kecil, dosis awal 0,25 mg 2-3 kali sehari.

Penyesuaian dosis pada gangguan hati : dosis diturunkan

50%-60%, hindari penggunaan pada sirosis hati.

Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap alprazolam atau komponen-

komponen lain dalam sediaan, kemungkinan sensitivitas

silang dengan benzodiazepin lain, glaukoma sudut

sempit, penggunaan bersama ketokenazol dan

itrakenazol, kehamilan

Efek samping : > 10%SSP : depresi, mengantuk, disartria (gangguan berbicara), lelah, sakit kepala, hiperresponsif, kepala terasa ringan, gangguan ingatan, sedasi;

Page 40: Tugas Khusus KF

Metabolisme-endokrin : penurunan libido, gangguan menstruasi;Saluran cerna : peningkatan/penurunan selera makan, penurunan salivasi, penurunan/peningkatan berat badan, mulut kering (xerostomia).1-10%Kardiovaskuler : hipotensi;SSP : gangguan koordinasi, akatisia (tidak bisa duduk tenang), gangguan konsentrasi, bingung, kehilangan perasaan terhadap realitas, disorientasi, disinhibisi, pusing, hipersomnia(tidur terus), mimpi buruk, vertigo

Interaksi Obat : Antifungi golongan azol, siprofloksasin, klaritromisin,

diklofenak, doksisiklin, eritromisin, isoniasid, nikardipin,

propofol, protease inhibitor, kuinidin, verapamil

meningkatkan efek alprazolam.

Kontraindikasi dengan itrakenazol dan ketokenazol.

Menguatkan efek depresi SSP analgetik narkotik, etanol,

barbiturat, antidepresan siklik, antihistamin, hipnotik-

sedatif.

Alprazolam dapat meningkatkan efek amfetamin, beta

bloker tertentu, dekstrometorfan, fluoksetin, lidokain,

paroksetin, risperidon, ritonavir, antidepresan trisiklik

dan substrat CYP2D6 lainnya.

Alprazolam meningkatkan konsentrasi plasma imipramin

dan desipiramin.

Aminoglutetimid, karbamasepin, nafsilin, nevirapin,

fenobarbital, fenitoin menurunkan efek alprazolam

Saran KIE : Obat ini untuk mengatasi kecemasan. Sampaikan ke dokter bila pernah alergi dengan obat ini atau dengan obat atau makanan lain.Gunakan obat sesuai anjuran dokter.Kadang obat ini harus digunakan beberapa minggu sebelum efek penuh dicapai.Bila lupa meminum obat ini yang aturan pakainya satu tablet pada malam hari, jangan meminumnya pagi hari kecuali setelah berkonsultasi dengan dokter.Bila digunakan lebih dari satu dosis/tablet per hari, segera minum obat bila lupa, tetapi bila sudah dekat dengan waktu minum kedua, tinggalkan dosis pertama

Page 41: Tugas Khusus KF

dan mulai dengan dosis reguler. Jangan hentikan minum obat tanpa berkonsultasi dengan dokter.Konsultasikan dengan dokter bila memakan obat lain. Bila merasakan reaksi yang tidak menyenangkan/menggangu karena memakan obat ini konsultasikan dengan dokter. Simpan obat ini jauh dari jangkauan anak-anak.

Clozapine

Komposisi : Klozapin

Kelas Terapi/Sub. Kelas Terapi

: Psikofarmaka/ antipsikosis

Farmakologi & Indikasi : Terapi schizophrenia berulang, mengurangi risiko keinginan bunuh diri kambuhan pada pasien schizophrenia atau gangguan schizoaffective.

Ikatan protein: 97%, Metabolisme: melalui hati, Bioavailabilitas: 12-81%, tidak terpengaruh makanan. Waktu paro eliminasi: 2,5 jam. Eksresi: Urin 50%, feses 30%

Mekanisme Kerja Obat : Antagonis lemah reseptor dopamin subtipe d1, d2, d3, d5. Memiliki afinitas tinggi pd subtipe d4.

Page 42: Tugas Khusus KF

Menghalangi (blocking) serotonin alfa adrenergik, H1, kolinergik.

Perkembangan Obat Baru : Clorilex 25 mg; 100 mg, Clozaril 25: 100 mg; Luften 25 mg: 100 mg, Sizoril 25 mg: 100 mg

Perhatian : Risiko peningkatan kematian pada pasien dimensia terkait psikosis, peningkatan cedera cerebrovaskular.Hati-hati penggunaan bersama diuretik, meningkatkan efek dehidrasi.

Dosis/Aturan pakai, Interval pemakaian

: Dewasa: Schizophrenia: Dosis awal 12.5 mg sehari sekali atau sehari dua kali, ditingkatkan sesuai toleransi pasien, dengan kenaikan dosis 25-50 mg/hari sampai target dosis 300-450 mg/hari setelah 2-4 minggu, dengan kebutuhan dosis mencapai 600-900 mg/hari. Mengurangi risiko bunuh diri: dosis awal 12.5 mg sehari atau sehari dua kali, ditingkatkan sesuai toleransi dengan kenaikan dosis 25-50 mg/hari sampai target dosis 300-450 mg/hari setelah 2-4 minggu; dengan rata-rata dosis ≈300 mg/hari (rentang dosis 12.5-900 mg).

Lansia: Schizophrenia: pemilihan dan titrasi dosis harus dilakukan dengan hati-hati. Penghentian terapi : bila pemberian dosis terganggu/terputus ≥ 48 jam, terapi harus diulang dengan dosis 12.5-25 mg/hari, dosis dapat ditingkatkan lebih cepat dari titrasi awal, kecuali pada kasus cardiopulmonary arrest pada saat titrasi awal. Untuk penghentian terapi yang direncanakan, dilakukan penurunan dosis secara bertahap selama 1-2 minggu. Bila terapi dihentikan secara tiba-tiba (leukopenia), monitor terjadinya psikosis dan rebound cholinergic (pusing, mual, muntah, diare) pada pasien. Terapi clozapine tidak boleh diulang pada pasien dengan penghentian terapi karena WBC<2000/mm3 atau ANC<1000/mm3.Penyesuaian dosis untuk toksisitas: leukopenia tingkat sedang atau granulocytopenia (WBC<3000/mm3

dan/atau ANC<1500/mm3: hentikan terapi. Terapi dapat diulangi bila WBC> 3500 /mm3 dan ANC >2000/mm3.Leukopenia berat atau granulocytopenia: (WBC<2000/mm3 dan/atau ANC<1000/mm3): Hentikan terapi dan jangan diulangi.

Kontraindikasi : Hipersensitifitas clozapine atau komponen lain dlm formulasi, riwayat agranulositosis atau granulositopenia karena klozapine, epilepsi tidak terkontrol, depresi sitem

Page 43: Tugas Khusus KF

saraf pusat berat atau status koma, ileus paralitik, gangguan myeloploriferatif, digunakan dengan obat lain yang mempunyai risiko menimbulkan agranulositosis atau penekanan sumsum tulang.

Efek samping : Takikardi, ngantuk, pusing, insomnia, konstipasi, penambahan berat badan, air liur berlebih, mual, muntah, angina, perubahan EKG, hipertensi, hipotensi, sinkope, kejang, gangguan penglihatan, sakit kepala, akathisia, bingung, anoreksia, tidak bisa tidur, ansietas, perasaan tidak enak pada perut, diare, sakit tenggorokan, abnormalitas urinary, eosionofila, leukopenia, tremor, hipokinesia.

Interaksi Obat : Meningkatkan efek/toksisitas: * Potensiasi efek antikolinergik dan hipotensi obat lain.* Kombinasi dgn benzodiazepin menyebabkan depresi pernafasan dan hipotensi, terutama minggu awal terapi.

* Meningkatkan efek risperidon. Konsentrasi serum clozapin dpt ditingkatkan oleh inhibitor CYP1A2 antara lain : ciprofloxasin, fluvoxamin, ketoconazole, norfloxacin, ofloxacin dan roficoxib.

* Clozapin meningkatkan efek amphetamine, beta bloker selektif, dextromethorphan, fluoxetin, lidocain, mirtazapin, nevazodon, paroxetin, risperidon, ritonavir, TCA,.

* Efek sedatif dapat ditingkatkan oleh depresan SSP (ethanol, barbiturat, benzodiazepi, analgetik opioid dan sedatif lain).

* Methoclopramid dpt meningkatkan efek risiko EPS (Extrapyramidal Symptoms).

* Inhibitor asetilkolinesterasi meningkatkan risiko antisikotik berhubungan dgn EPS. sitalopram meningkatkan efek clozapine. Omeprazole mempengaruhi konsentrasi klozapin. Menurunkan efek: klozapin menurukan efeksubstrat CYP2D6/prodrug :kodein, hydrocodon, oxycodon, tramadaol. Efek clozapin berkurang oleh carbamazepin, fenobarbital, pirimidon, rifampicin dan inducer CYP1A2.

* Klozapin dpt mengembalikan efek epinefrin (hindari dalam terapi obat yang menyebabkan hipertensi).

Page 44: Tugas Khusus KF

* Omeprazole mempengaruhi konsentrasi klozapin.

Saran KIE : Elektrolit, hematologi, EKG, status mental, tanda vital, peningkatan berat badan.

3. Pasien Rawat Inap

Pro : Ny. Corina

Usia : 41 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Diagnosis Awal : Bipolar dengan Psikotik

R/ Frimania 400 mg

S2dd1

R/ Depakoate XR 500 mg

S1dd1

R/ Seroguel 400 mg

S2dd1

R/ Merlopam

S2dd1

3. Data R

Pro : Ny. Corina Usia : 41 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa : Bipolar disorder dengan psikotik

Page 45: Tugas Khusus KF

R/ Frimania 400 mg

S2dd1

R/ Depakote XR 500 mg

S3dd1

R/ Seroquel 300 mg

S2dd1

R/ Merlopam

S2dd1

Frimania

Komposisi : Litium karbonat

Farmakologi & Indikasi : Depresi mania, terapi dan profilaksis kasus mania

Mekanisme Kerja Obat :

Perkembangan Obat Baru :

Perhatian :

Dosis/Aturan pakai, Interval

pemakaian

: Dosis awal untuk terapi dan prifilaksis 0,4-1,2 gram per

hari dalam dosis tunggal atau dosis terbagi dua.

Kontraindikasi :

Efek samping : Gangguan saluran cerna, tremor, edema

Interaksi Obat : Analgesik, Antiaritmia, Antidepresan, diuretik,

Page 46: Tugas Khusus KF

Penghambat ACE, teofilin

Saran KIE :

Seroquel®

Komposisi : Quetiapin

Kelas Terapi/Sub. Kelas

Terapi

: Psikofarmaka/Anti psikosis

Farmakologi & Indikasi : Skizoferenia, pengobatan episode mania gangguan

bipolar Shcizofrenia, mania akut yang berkaitan dengan

gangguan bipolar, autis dan psikosis pada anak

Mekanisme kerja belum diketahui pasti, mungkin bekerja

melalui kerja antogonis pada reseptor dopamin D2 dan

serotonin tipe 2 (5-HT2).

Obat ini mengantagonis beberapa reseptor di otak:

serotonin 5-HT1A, 5-HT2, dopamin D1 dan D2, histamin

H1, alfa 1 dan alfa2 adrenergik; tidak mempengaruhi

reseptor kholinergik dan benzodiasepin.

Kerja antagonis pada dopamin dan 5-HT2 menjelaskan

beberapa efek quetiapin, antagonis H1 mengakibatkan

somnolen. Sedangkan kerja antagonis pada alfa

adrenergik menimbulkan hipotensi ortostatik.

Absorpsi oral cepat, Vd 10±4 l/kg,

Ikatan protein 83%, metabolisme terutama di hati lewat

CYP3A4 membentuk metabolit yang tidak aktif.

Bioavailabilitas 9%±4%, bioavailabilitas relatif tablet

terhadap larutan 100%.

Waktu paruh eliminasi rata-rata sekitar 6 jam di akhir.

Tmaks. : 1,5 jam, ekskresi lewat urin; 73% sebagai

metabolit,

Page 47: Tugas Khusus KF

Mekanisme Kerja Obat : Mekanisme kerja belum diketahui pasti, mungkin bekerja

melalui kerja antogonis pada reseptor dopamin D2 dan

serotonin tipe 2 (5-HT2).

Obat ini mengantagonis beberapa reseptor di otak :

serotonin 5-HT1A, 5-HT2, dopamin D1 dan D2, histamin

H1, alfa 1 dan alfa2 adrenergik; tidak mempengaruhi

reseptor kholinergik dan benzodiasepin.

Kerja antagonis pada dopamin dan 5-HT2 menjelaskan

beberapa efek quetiapin, antagonis H1 mengakibatkan

somnolen. Sedangkan kerja antagonis pada alfa

adrenergik menimbulkan hipotensi ortostatik.

Perkembangan Obat Baru :

Perhatian :

Dosis/Aturan pakai, Interval

pemakaian

: Anak dan remaja :

Autis : 100-350 mg/hari( 1,6-5,2 mg/kg/hari), psikosis dan

mania: awal; 25 mg sehari dua kali, naikkan bertahap

sampai 450 mg/hari.

Dewasa:

Shcizofrenia/psikosis : awal : 25 mg sehari 2 kali, naikkan

25-50 mg sehari 2-3 kali pada hari kedua dan ketiga, bila

dapat ditoleransi, naikkan sampai target dosis 300-400

mg dibagi dalam 2-3 dosis.

Buat penyesuaian berikutnya sebanyak 25-50 mg sehari 2

kali, Dosis lazim pemeliharaan berkisar 300-800 mg/hari.

Mania :

Awal : 50 mg sehari 2 kali pada hari pertama, naikkan

100mg/hari ke 200 mg sehari 2 kali pada hari ke 4, dapat

ditingkatkan sampai target dosis 800 mg/hari sampai hari

ke 6 dengan peningkatan sampai dengan 200 mg/hari

Rentang dosis lazim: 400-800 mg/hari.

Orang tua : Diperlukan penyesuaian dosis, dosis lazim :

50-200 mg/hari. Tidak diperlukan penyesuaian dosis pada

insufisiensi ginjal.

Page 48: Tugas Khusus KF

Diperlukan penyesuaian dosis pada gangguan hati, awal:

25 mg/hari naikkan 25-50 mg/hari sampai ke dosis efektif

berdasarkan respons klinik dan toleransi pasien.

Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap quetiapin atau komponen-

komponen lain formulasi; depresi SSP berat; penekanan

sumsum tulang; diskrasia darah; penyakit hati berat;

koma.

Efek samping : > 10% :

SSP : agitasi, pusing sakit kepala, somnolens;

Endokrin & metabolisme : peningkatan kolesterol,

peningkatan trigliserida

Saluran cerna: penambahan berat badan (bergantung

dosis), xerostomia (mulut kering).

1%-10% :

Kardiovaskular :hipotensi postural, takikardia, palpitasi,

udem perifer

SSP : cemas, demam, nyeri;

Kulit : rash ;

Saluran cerna : nyeri perut (bergantung dosis), konstipasi,

dispepsia (bergantung dosis), anoreksia, muntah,

gastroenteritis;

Darah : leukopenia;

Hati : peningkatan AST, ALT dan GGT

Otot-saraf : disartria, nyeri belakang, lemah, tremor,

hipertonia;

Mata: amblifobia (penglihatan kabur);

Pernafasan : rinitis, faringitis, batuk, dispnea;

Lain-lain : diaforesis (berkeringat), sindroma seperti flu.

< 1% (hanya yang berbahaya) :

Agranulositosis, anafilaksis, diabetes melitus,

hiperglikemia, hiperlipidemia, hiponatremia, hipotiroid,

peningkatan selera makan, peningkatan salivasi, gerakan

yang tidak disadari, leukositas, neutropenia,

fotosensitifitas, perpanjangan interval QT, rash,

Page 49: Tugas Khusus KF

rabdomiolosis (lisis otot skelet), SIADH (syndrome of

inappropriate antidiuretic hormone ), sindroma Steven

Johnson, diskinesia tardif (gangguan gerakan yang

disadari yang tetap ada walau obat dihentikan), vertigo.

Interaksi Obat : Quetiapin, meningkatkan efek lorazepam, Efek obat-obat

yang bekerja di pusat, sedatif, etanol, anti hipertensi

dapat dikuatkan oleh quetiapin.

Antifungi golongan azol, siprofloksasin, klaritromisin,

diklofenak, doksisiklin, eritromisin, isoniasid, nikardipin,

propofol, protease inhibitor, kuinidin, verapamil

meningkatkan serum quetapin hingga 335%.

Asam valproat meningkatkan serum plasma maksimum

rata-rata 17%. Simetidin meningkatkan kadar quetapin di

darah. Metoklopramid dapat meningkatkan sindroma

ekstra piramidal.

Tioridfazin meningkatkan bersihan quetapin sehingga

kadar di serum menurun. Aminoglutetimid,

karbamasepin, nafsilin, nevirapin, fenobarbital, fenitoin

menurunkan efek quetiapin.

Saran KIE : Obat ini untuk mengobati gangguan psikosis seperti

sizoprenia. Sampaikan ke dokter bila pernah alergi

dengan obat ini atau dengan obat atau makanan lain.

Gunakan obat sesuai anjuran dokter.

Kadang obat ini harus digunakan beberapa minggu

sebelum efek penuh dicapai. Bila lupa meminum obat ini

yang aturan pakainya satu tablet pada malam hari,

jangan meminumnya pagi hari kecuali setelah

berkonsultasi dengan dokter.

Bila digunakan lebih dari satu dosis/tablet per hari,

segera minum obat bila lupa, tetapi bila sudah dekat

dengan waktu minum kedua, tinggalkan dosis pertama

dan mulai dengan dosis reguler.

Jangan hentikan minum obat tanpa berkonsultasi dengan

dokter. Konsultasikan dengan dokter bila memakan obat

Page 50: Tugas Khusus KF

lain. Bila merasakan reaksi yang tidak

menyenangkan/mengganggu karena memakan obat ini

konsultasikan dengan dokter.

Simpan obat ini jauh dari jangkauan anak-anak.

Merlopam®

Komposisi : Lorazepam

Kelas Terapi : Benzodiazepine,Anticonvulsants,

AntianxietyAnxiolytic agent, Antiepileptic agent

Antiemetic agent Hypnotic agent

Farmakologi & Indikasi : Pengguna jangka pendek pada insomnia, dan status

epileptikus,

Mekanisme Kerja Obat :

Perkembangan Obat Baru : Ativan,

Perhatian : Alergi obat (+), Efek aditif (+), potensi penyalahgunaan

jumlah obat (+)

Dosis/Aturan pakai, Interval

pemakaian

: 12 mg/hari sebelum tidur

Dosis lazim: 2-6 mg/hr dim dosis terbagi. Dosis harian

bervariasi 1-10 mg. Ansietas Awal 2-3 mg/hr terbagi dim

2-3 dosis. Insomnia yg berhubungan dg ansietas atau

stres sementara 2-4 mg dosis tunggal sblm tidur. Usia

lanjut & pasien kondisi lemah Awal 1-2 mg/hr dim dosis

terbagi. Insomnia krn ansietas atau stres ringan 1-2 mg

dosis tunggal, menjelang tidur. Premedikasi 2-4 mg, sblm

tidur atau 1 -2 jam sblm op.

Kontraindikasi : Depresi pernapasan, gangguan hati berat, vertigo,

Page 51: Tugas Khusus KF

hipotensi

Efek samping : Mengantuk, lemah otot, amnesia, ketergantungan, libido

Interaksi Obat :

Saran KIE : Untuk menjamin penggunaan yang aman dan efektif

Lorazepam, pasien harus diberitahu bahwa, karena

benzodiazepin dapat menghasilkan ketergantungan

psikologis dan fisik, disarankan bahwa mereka

berkonsultasi dengan dokter mereka sebelum baik

meningkatkan dosis atau penghentian tiba-tiba obat ini.

Frimania

Komposisi : Litium karbonat

Farmakologi & Indikasi : Depresi mania, terapi dan profilaksis kasus mania

Mekanisme Kerja Obat :

Perkembangan Obat Baru :

Perhatian :

Dosis/Aturan pakai, Interval

pemakaian

: Dosis awal untuk terapi dan prifilaksis 0,4-1,2 gram per

hari dalam dosis tunggal atau dosis terbagi dua.

Kontraindikasi :

Efek samping : Gangguan saluran cerna, tremor, edema

Interaksi Obat : Analgesik, Antiaritmia, Antidepresan, diuretik,

Penghambat ACE, teofilin

Saran KIE :

1. Data R

Pro : Tn. Ardiyanto Usia : 28 tahun

Page 52: Tugas Khusus KF

Jenis Kelamin : Laki-laki Diagnosa : Bipolar disorder

R/ Depakote XR 500 mg

S 3dd1

R/ Neripros

S 1dd1

R/ Efexor

S1dd1

R/ Dumolid 5 mg

S2dd1

Depakote XR

Komposisi : Asam valproat

Farmakologi & Indikasi : Pengobatan episode manik gangguan bipolar

Mekanisme Kerja Obat :

Perkembangan Obat Baru : Depakene Syr,

Perhatian :

Aturan pakai, Interval

pemakaian

: Dosis awal 15 mg /kg bb per hari, dosis ditingkatkan

sebesar 5-10 mg/kg bb per hari dengan interval 1 minggu

sampai serangan dapat diatasi. Dosis maksimum adalah

60 mg/kg bb per hari. Jika dosis total melebihi 250 mg

perhari diberikan dalam dosis terbagi dua.

Kontraindikasi : Hipersensitifitas penyakit hati

Page 53: Tugas Khusus KF

Efek samping : kegagalan fungsi hati, menstruasi tidak beraturan,

kelelahan, dan rambut rontok

Saran KIE :

Efexor

Komposisi : Venlafaksin

Farmakologi & Indikasi : Depresi sedang sampai berat

Mekanisme Kerja Obat :

Perkembangan Obat Baru :

Perhatian :

Dosis/Aturan pakai, Interval

pemakaian

: Dosis awal 75 mg per hari dibagi dalam 2 dosis terbagi

naikkan dosis jika diperlukan setelah 3-4 minggu menjadi

150 mg. Obat sebaiknya diberikan sekali sehari pada

waktu yang sama misalnya, pagi hari atau sore hari.

Kontraindikasi : Penyakit jantung, gangguan elektrolit, gangguan fungsi

ginjal dan hati, kehamilan dan menyusui

Efek samping : mual, muntah, konstipasi, insomnia, sakit kepala

Interaksi Obat :

Saran KIE :

Dumolid

Komposisi : Nitrazepam

Farmakologi & Indikasi : Insomnia, gangguan tidur

Mekanisme Kerja Obat :

Perkembangan Obat Baru :

Page 54: Tugas Khusus KF

Perhatian :

Dosis/Aturan pakai, Interval

pemakaian

: 5-10 mg sebelum tidur

Kontraindikasi : Depresi pernapasan, psikosis kronik, dan gangguan hati

berat

Efek samping : ataksia, bingun, vertigo, amnesia, dan ketergantungan

Interaksi Obat :

Saran KIE :

3. Data R/ Kasus 3

Pro : Tn. Ardiyanto J.K : Laki-laki

Usia : 28

Dx : Bipolar disorder

R/ Depakoate XR 500 mg

S 3dd1

R/ Neripros

S 2dd1

R/ Efexor