Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H....

38
Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010 MAKALAH Motivasi dan Pembelajaran Tugas Makalah Presentasi Matakuliah Psikologi Pendidikan 1. Motivasi dilihat dari Psikologi Behaviorisme 2. Motivasi dilihat dari Psikologi Kognitifisme 3. Motivasi dilihat dari Psikologi Humanisme 4. Peranan Motivasi dan Regulasi Diri dalam mengembangkan karakter guru Oleh Yusran Kapludin (10B03005) Herlina F.Fahrudin. (10B03007) Program Studi Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) Program Pascasarjana 1

Transcript of Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H....

Page 1: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

MAKALAH

Motivasi dan Pembelajaran

Tugas Makalah PresentasiMatakuliah Psikologi Pendidikan

1. Motivasi dilihat dari Psikologi Behaviorisme2. Motivasi dilihat dari Psikologi Kognitifisme3. Motivasi dilihat dari Psikologi Humanisme4. Peranan Motivasi dan Regulasi Diri dalam mengembangkan

karakter guru

Oleh

Yusran Kapludin (10B03005)

Herlina F.Fahrudin. (10B03007)

Program Studi Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH)Program Pascasarjana

Universitas Negeri Makassar2010

1

Page 2: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN1) Teori-teori Motivasi dan Belajar2) Teori Psikologi Belajar

a. Prespektif Behavioristikb. Prespektif Kognetifc. Prespektif Humanistik

3) Jenis-Jenis Motivasi4) Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar5) Upaya meningkatkan motivasi

B. PERAN MOTIVASI DALAM MENGEMBANGKAN REGULASI DIRI DAN KARAKTERISTIK GURU1) Motivasi dan regulasi diri dalam pembelajaran2) Motivasi dan karakteristik guru dalam pembelajaran

C. KesimpulanD. Daftar Pustaka

2

Page 3: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

A. PENDAHULUAN 1. TEORI - TEORI MOTIVASI DAN BELAJAR

a) Maslow’s Need Hierarchy Theory /Teori KebutuhanTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. Teori ini juga merupakan

kelanjutan dari Human Science Theory Elton Mayo (1880-1949) yang

menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu jamak yaitu

kebutuhan biologis dan psikologis berupa material dan nonmaterial.

Dasar Maslow’s Need Hierarchy Theory :

a. Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan. Ia selalu

menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus menerus, baru berhenti

jika akhir hayatnya tiba.

b. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi

pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat

motivasi.

b) Mc. Clelland’s Achievment Motivation Theory Teori Motivasi Prestasi

didorong oleh kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat, harapan

keberhasilannya, dan nilai insentif yang terlekat pada tujuan. Mc. Clelland

mengelompokan 3 kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja

seseorang, yaitu :

- Kebutuhan akan Prestasi ( Need for Achievment )

- Kebutuhan akan Afiliasi ( Need for Affiliation )

- Kebutuhan akan Kekuasaan ( Need for Power )

2. Teori-teori Psikologi BelajarDengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan maka bersamaan

dengan itu bermunculan pula berbagai teori tentang belajar. Dalam masa

perkembangan psikologi pendidikan ini muncullah secara beruntun beberapa

aliran psikologi pendidikan masing-masing

1. Psikologi Behivioristik

2. Psikologi Kognitif

3. Psikologi Humanistik

3

Page 4: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

1. Prespektif Behivioristik, motivasi dipandang dalam pengertian yang

sangat pasti. Ia sekedar pengharapan imbalan. Terdorong untuk

memdapatkan imbalan positif, dan terdorong oleh imbalan-imbalan yang

diterima karena prilaku-perilaku tertentu. ( Brown Douglas. 2008)

Menurut Skinner Palvov dan Thorndike menempatkan motivasi di pusat

teori tentang prilaku manusia. Dalam pandangannya behivioristik performa

dalam kegiatan dan motivasi untuk melakukan itu tampaknya bergantung

pada faktor-faktor eksternal: orang tua, guru, teman sebaya, persyaratan

pendidikan, spesifikasi kerja dan seterusnya.

Teori ini memandang manusia sebagai produk lingkungan. Artinya, segala

perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam

lingkungan sekitarnya. Di mana lingkungan tempat manusia tinggal, di

sanalah seluruh kepribadiannya akan terbentuk. Lingkungan yang baik

akan membentuk manusia menjadi baik. Juga sebaliknya, lingkungan yang

jelek akan menghasilkan manusia-manusia yang bermental jelek sesuai

dengan kondisi lingkungan tadi. Selain itu, konsep belajar behavioristik

juga menjelaskan bahwa belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat

diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui

rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif

(respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain

adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang

menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau

dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan

ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon)

(Dalyono. M. 2007)

Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-

asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan

respon (R ). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal

yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau

berbuat, sedangkan respon adalah sembarang tingkah laku yang

dimunculkan karena adanya perangsang. Dalam hal ini, akan menjadi

4

Page 5: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

lebih kuat atau lebih lemah dalam terbentuknya atau hilangnya kebiasaan-

kebiasaan. Oleh karena itu, teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike

ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi.

( http://www.psikomedia.com article pdf.) Aksess November 2010

Objek penelitian dihadapkan kepada situasi baru yang belum dikenal dan

dibiarkan objek melakukan berbagai pola aktivitas untuk merespon situasi

itu. Dalam hal ini objek mencoba berbagai cara bereaksi sehingga

menemukan keberhasilan dalam membuat koneksi sesuatu reaksi dengan

stimulasinya. Cirri-ciri belajar dengan trial and error yaitu:

1 Ada motif pendorong aktivitas

2 Ada berbagai respon terhadap situasi

3 Ada eliminasi respon-respon yang gagal/salah

4 Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan

Dalam pengajaran, operants conditioning menjamin respon-respon

stimulus, apabila murid tidak menunjukan reaksi-reaksi terhadap stimulus,

guru tidak mungkin dapat membimbing tingka lakunya kearah tujuan

behavior. Guru berperan penting di dalam kelas untuk mengkontrol dan

mengarahkan kegiatan belajar kea rah tercapainya tujuanyang telah

dirumuskan

Jenis-jenis stimulus.

1) Positive reinforsment; penyajian stimulus yang meningkatkan

probabilitas suatu respon

2) Negative reinforsment; pembatasan stimulus yang tidak

menyenangkan, yang jika dihentikan akan mengakibatkan probabilitas

respon

3) Hukuman; pemberian stimulus yang tidak menyenangkan, misalnya “

consideration or reprimand” bentuk hukuman. (Dalyono, M. 2007)

2. Prespektif Kognitif. motivasi lebih menekankan pada keputusan

keputusan individual, pilihan-pilihan yang dibuat orang demi pengalaman

atau tujuan tertentu yang hendak mereka dekati atau hindari”

5

Page 6: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

Keller, 1983 seorang psokolog kognitif melihat kebutuhan atau dorongan

dasar sebagai kekuatan pendesak dibalik keputusan-keputusan kita.

sementara Ausubel 1968. Mengidentifikasi enam kebutuhan yang

menopang konsep motivasi yaitu:

a) Kebutuhan eksplorasi, melihat sisi lain pegunungan’ menyelidiki yang

tidak diketahui

b) Kebutuhan manipulasi, mempengaruhi ‘dalam Skinner – lingkungan

yang menyebabkan perubahan.

c) Kebutuhan aktivitas, gerakan dan latihan baik fisik maupun mental

d) Kebutuhan Stimulasi, kebutuhan untuk dirangsang oleh lingkungan,

oleh orang lain, atau ide-ide pikiran dan perasaan.

e) Kebutuhan pengetahuan, kebutuhan untuk memproses dan

menanamkan hasil-hasil eksplorasi, manipulasi aktivitas, dan stimulasi,

untuk menyelesaikan pertentangan, mencari penyelesaian bagi

berbagai masalah dan mencari system pengetahuan yang stabil

f) Kebutuhan peningkatan ego, kebutuhan agar diri dikenal dan diterima

dan disetujui oleh orang lain. Sebagaimana yang disebutkan oleh

Dornyei 2005 sebagai system diri.

Teori Belajar “ Cognetive- Developmental” dari Piaget memandang bahwa

proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari kongkrit

menuju abstrak.

Menurut piaget tahap-tahap perkembangan pribadi serta perubahan umur

yang mempengaruhi kemampuan belajar individu. Kemudian dalam teori komprehensif tentang perkembangan intelegensi atau proses berpikir.

Menurut piaget, pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan-

kemampuan mental baru yang sebelumnya belum ada. Pertumbuhan

intelektual adalah tidak kuantitatif melainkan kualitatif.

Para ahli biologi menekankan penjelasan tentang pertumbuhan struktur

yang memungkinkan individu mengalami penyesuaian diri dengan

lingkungan. Hal ini membuat piaget melakukan penelitian menyelidiki

masalah yang sama dari segi penyesuaian / adaptasi manusia serta

6

Page 7: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

meneliti perkembangan intelektual atau kognisi. Berdasarkan dalil bahwa

struktur intelektual terbentuk di dalam individu akibat interaksinya dengan

lingkungan.

Piaget mengunakan istila “ scheme” secara “ interchangeably” dengan

istilah struktur “ scheme” adalah pola tingka laku yang dapat diulang “

Scheme” berhubungan dengan:

1. Refleks-refleks pembawaan; misalnya bernafas, makan, minum.

2. Scheme mental; misalnya “Scheme of classification”, “ scheme of

operation” (pola tingkah laku yang masih sulit diamati seperti sikap, ) dan

scheme of operation (pola tingkah laku yang dapat diamati )

Menurut Piaget, intelegensi itu sendiri terdiri dari tiga aspek yaitu:

1. Struktur yang disebut juga scheme, seperti yang dikemukakan diatas.

2. Isi, disebut juga “conten”, yaitu pola tingkah laku spesifik tetkala

individu menghadapi sesuatu masalah.

3. Fungsi, disebut juga “function” yang berhubungan dengan cara

seseorang mencapai tujuan intelektual.

Organisasi : berupa kecakapan seseorang / organism dalam menyusun

proses-proses fisis dan phisis dalam bentuk system-sistem yang koheren.

Adaptasi : yaitu adaptasi individu terhadap lingkungan. Adaptasi ini terdiri

dari dua macam proses komplementer yaitu asimilasi da akomodasi.

Asimilasi : proses pengunaan struktur atau kemampuan individu untuk

menghadapi masalah dalam lingkungannya, sedangkan Akomodasi,

proses perubahan respon individu terhadap stimulasi lingkungan.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa pertumbuhan intelektual anak

mengandung tiga aspek yaitu: struktur, konten, function. Anak yang

sedang mengalami perkembangan. Fungsi dan adaptasi akan tersusun

sehingga melahirkan sesuatu rangkaian perkembangan, masing-masing

mempunyai struktur psikologis khusus yang menentukan kecakapan

pikiran anak.

Menurut piaget intelegensi adalah sejumlah struktur psikologis yang ada

pada tingkat perkembangan khusus.

7

Page 8: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

Tahap-tahap perkembangan menurut Piaget yaitu:

1. Kematangan

2. Pengalaman fisik/ lingkungan

3. Transmisi social

4. Equilibrium atau self regulation.

Selanjtnya piaget membagi tingkat-tingkat perkembangan yaitu:

1. Tingkat sensoris motoris : umur 0 - 2 Tahun

2. Tingkat preoperasional : umur 2 - 7 tahun

3. Tingkat operasi konkret : umur 7 - 11 tahun

4. Tingkat operasi formal : umur 11 thn keatas.

tingkat-tingkat perkembangan tersebut tiap anak berbeda (Dalyono, 2007)

3. Prespektif Humanistik sangat memperhatikan tentang dimensi manusia

dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan

menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan

pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal,

otonomi, tujuan dan pemaknaan.

James Bugental (1964) mengemukakan tentang 5 (lima) dalil utama dari

psikologi humanistik, yaitu:

(1) keberadaan manusia tidak dapat direduksi ke dalam komponen-

komponen;

(2) manusia memiliki keunikan tersendiri dalam berhubungan dengan

manusia lainnya;

(3) manusia memiliki kesadaran akan dirinya dalam mengadakan

hubungan dengan orang lain;

(4) manusia memiliki pilihan-pilihan dan dapat bertanggung jawab atas

pilihan-pilihanya; dan

(5) manusia memiliki kesadaran dan sengaja untuk mencari makna, nilai

dan kreativitas.

8

Page 9: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

namun beberapa ahli psikologi yang telah memberikan sumbangan

pemikirannya terhadap perkembangan psikologi humanistik.

Snyggs dan Combs (1949) dari kelompok fenomenologi yang mengkaji

tentang persepsi. Dia percaya bahwa seseorang akan berperilaku sejalan

dengan apa yang dipersepsinya. Menurutnya, bahwa realitas bukanlah

sesuatu yang melekat dari kejadian itu sendiri, melainkan dari persepsinya

terhadap suatu kejadian.

Dari pemikiran Abraham Maslow (1950) yang memfokuskan pada

kebutuhan psikologis tentang potensi-potensi yang dimiliki manusia. Hasil

pemikirannya telah membantu guna memahami tentang motivasi dan

aktualisasi diri seseorang, yang merupakan salah satu tujuan dalam

pendidikan humanistik.

Morris (1954) meyakini bahwa manusia dapat memikirkan tentang proses

berfikirnya sendiri dan kemudian mempertanyakan dan mengoreksinya.

Dia menyebutkan pula bahwa setiap manusia dapat memikirkan tentang

perasaan-persaannya dan juga memiliki kesadaran akan dirinya. Dengan

kesadaran dirinya, manusia dapat berusaha menjadi lebih baik.

Carl Rogers berjasa besar dalam mengantarkan psikologi humanistik

untuk dapat diaplikasian dalam pendidikan. Dia mengembangkan satu

filosofi pendidikan yang menekankan pentingnya pembentukan

pemaknaan personal selama berlangsungnya proses pembelajaran

dengan melalui upaya menciptakan iklim emosional yang kondusif agar

dapat membentuk pemaknaan personal tersebut. Dia memfokuskan pada

hubungan emosional antara guru dengan siswa.

http://en.wikipedia.org/wiki/Humanistic_education aksess November 2010

Implikasi dari teori Maslow dalam dunia pendidikan sangat penting. Dalam

proses belajar-mengajar misalnya, guru mestinya memperhatikan teori ini.

Apabila guru menemukan kesulitan untuk memahami mengapa anak-anak

tertentu tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengapa anak tidak dapat

tenang di dalam kelas, atau bahkan mengapa anak-anak tidak memiliki

motivasi untuk belajar. Menurut Maslow, guru tidak bisa menyalahkan anak

9

Page 10: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

atas kejadian ini secara langsung, sebelum memahami barangkali ada

proses tidak terpenuhinya kebutuhan anak yang berada di bawah

kebutuhan untuk tahu dan mengerti. Bisa jadi anak-anak tersebut belum

atau tidak melakukan makan pagi yang cukup, semalam tidak tidur dengan

nyenyak, atau ada masalah pribadi / keluarga yang membuatnya cemas

dan takut, dan lain-lain. ( Rachmahana,R. Syifa 2008)

C. Jenis – jenis Motivasi Motivasi dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Motivasi Intrinsik Motivasi Intrinsik adalah dorongan untuk melakukan

sesuatu yang berasal dari diri individu itu sendiri. Dikatakan motivasi

intrinsik apabila seorang siswa termotivasi untuk belajar semata-mata

untuk menguasai ilmu pengetahuan bukan karena motif lain seperti pujian,

nilai yang tinggi, atau hadiah. Motivasi itu muncul karena ia merasa

membutuhkan sesuatu dari apa yang ia pelajari.Kesadaran pentingnya

terhadap apa yang dipelajari adalah sangat penting untuk memunculkan

motivasi intrinsik. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik maka

selalu ingin maju dalam belajar sserta haus ilmu pengetahuan.

2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan untuk melakukan

sesuatu karena adanya perangsang dari luar diri individu. Peserta didik

belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang

dipelajarinya, seperti nilai yang tinggi, kelulusan, ijazah, gelar, kehormatan

dan lain-lain. Motivasi ekstrinsik meskipun kurang baik akan tetapi sangat

diperlukan dalam proses pendidikan agar anak didik mau belajar. Motivasi

ekstrinsik tidak selalu buruk. Ia sering digunakan karena bahan pelajaran

kurang menarik perhatian anak didik. ( Brown Douglas. 2008)

D. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Berhasil atau tidaknya seseorang dalam pencapaian hasil belajar disebabkan

oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang

10

Page 11: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

FAKTOR-FAKTOR YANG PEMPENGARUHI MOTIVASI SISWA

FAKTOR INTERNAL UNSUR DALAM DIRI SISWA

FAKTOR EXTERNAL LUAR SISWA

Aspek Fisiologi*Kesehatan*Fungsi2 JasmaniPenglihatanPendenganarandll

Aspek PsikologiIntelegensiBakatMinatMotivasi

FaktorLingkungan Siswa

MetodeMetode MengajarMetode Belajar

Lingkungan Sosial SiswaKeluargga, Orang tua, Saudara

Sekolah, Guru, TemanMasyarakat, Tetangga, Teman Bermain dll

Lingkungan Non SosialSuhuCuacaIklim

Tempat belajarSarana Belajar

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

berasal dari luar dirinya. Untuk memudahkan pembahasan dapat

diklasifikasikan sebagaimana bagan berikut :

Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

11

Page 12: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

Faktor-faktor di atas saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama

yang lain. Bila aspek fisiologis siswa tidak baik maka akan mempengaruhi

aspek psikologis. Begitu juga bila lingkungan ( baik sosial maupun non social )

di sekitar siswa tidak baik, maka akan berdampak pada proses dan hasil

belajar. Oleh karena itu guru dan orang tua agar menciptakan situasi dan

kondisi belajar yang bisa mendukung keberhasilan belajar siswa, baik di

sekolah maupun di rumah. Hukum dari motivasi mengatakan kepada kita

bahwa pastisipan/peserta harus punya keinginan untuk belajar, dia harus siap

untuk belajar, dan harus punya alasan untuk belajar

http://www.ugmc.bizland.com/ak-ertimotivasi.htm

E. Upaya Membangkitkan Motivasi 1. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan

mengarahkan perilaku manusia, termasuk siswa. Dalam motivasi

terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan,

menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku siswa. Ada tiga

komponen dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan.

2. Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa menyadarkan

kedudukannya pada awal, proses dan hasil belajar, menginformasikan

kekuatan usaha belajar, mengarahkan kegiatan belajar, membesarkan

semangat belajar, menyadarkan proses belajar kemudian bekerja. Bagi

pengajar, membangkitkan, meningkatkan,memelihara semangat belajar

siswa sampai berhasil, mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di

kelas bermacam ragam : acuh, tak memusatkan perhatian, bermain di

samping yang bersemangat belajar, meningkatkan dan menyadarkan

pengajar untuk memilih satu diantara beberapa peran : penasihat, fasilitator,

instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah atau pendidik,

“unjuk kerja” rekayasa pedagogis : semua siswa berhasil, “mengubah”siswa

tak minat menjadi bersemangat belajar, siswa cerdas tak berminat menjadi

bersemangat belajar (Dalyono M. 2007).

12

Page 13: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

Fungsi guru dalam pendekatan terpadu adalah untuk lebih membebaskan

murid dari ketergantungan kepada guru, dengan tujuan akhir

mengembangkan responsibilitas murid untuk belajar sendiri. Guru hanya

membantu mereka dengan memberikan pilihan-pilihan yang masuk akal bagi

pikiran mereka, dan jika perlu guru bisa menolak memberikan bantuan untuk

hal- hal yang bisa ditangani oleh murid sendiri.

Lebih jauh, David Mills dan Stanley Scher dalam (( Rachmahana,R. Syifa

2008)memaparkan tujuan pendidikan terpadu ini secara detail sebagai berikut :

a. Membantu murid untuk mengalami proses ilmu pengetahuan, termasuk

penemuan ide-ide baru, baik proses intelektual maupun afektif.

b. Membantu murid dalam mencapai kemampuan untuk menggali dan

mengerti diri mereka sendiri dan lingkungan sekitarnya dengan cara yang

ilmiah.

c. Meningkatkan pengertian dan ingatan terhadap konsep-konsep dan ide-ide

dalam ilmu pengetahuan.

d. Menggali bersama-sama murid, implikasi-implikasi dari aplikasi yang

mungkin dari ilmu pengetahuan.

e. Memungkinkan murid untuk menerapkan baik proses maupun pengetahuan

ilmiah untuk diri mereka, serta meningkatkan kesadaran murid terhadap

dunia mereka dan setiap pilihan yang mereka ambil.

Penerapan metode gabungan antara kognitif dan afektif ini menunjukkan hasil

yang lebih efektif dibanding pengajaran yang hanya menekankan aspek

kognitif. Para siswa merasa lebih cepat menangkap pelajaran dengan

menggunakan fantasi, role playing dan game , misalnya mengajarkan teori

Newton dengan murid berperan sebagai astronot.

B. PERAN MOTIVASI DALAM REGULASI DIRI DAN KARAKTER GURU1 Motivasi dan Regulasi Diri dalam Pembelajaran

Saljo (1979) dalam Maharani Anita,2009 melakukan suatu penelitian

dengan bertanya pada beberapa siswa yang telah dewasa (adult students)

13

Page 14: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

tentang apakah yang mereka pahami tentang belajar. Respon dari

responden tersebut diklasifikasi oleh Saljo menjadi lima kategori, yakni:

(1) belajar adalah peningkatan pengetahuan secara kuantitatif, karena

belajar memerlukan informasi atau mengetahui lebih banyak.

(2) Belajar seperti mengingat. Belajar adalah menyimpan informasi yang

dapat direproduksi.

(3) Belajar seperti memperoleh fakta, keahlian, dan metode yang dapat

bertahan dan digunakan saat diperlukan.

(4) Belajar seperti sesuatu yang masuk akal atau membuat abstraksi dari

sebuah arti. Belajar melibatkan hubungan antara materi de- ngan dunia

nyata.

(5) Belajar sebagai menginterpreta- si sesuatu dan memahami realita

dalam pandangan berbeda.

Komponen motivasi yang menpunyai hubungan dengan komponen regulasi

diri untuk belajar (self-regulated learning), yakni:

(1) komponen ekspetasi seperti keyakinan mahasiswa terhadap

kemampuan mereka untuk melakukan suatu tugas, dalam hal ini

keyakinan diri (self efficacy),

(2) komponen nilai seperti tujuan mahasiswa dan keyakinannya tentang

pentingnya dan ketertarikan atas sesuatu, dalam hal ini nilai intrinsik

(intrinsic value), dan

(3) komponen afektif seperti reaksi emosional mahasiswa terhadap tugas,

dalam hal ini kegelisahan atas tes (test anxiety).

Self-regulated learning menganggap bahwa responden relatif

mencerminkan diri mereka. Menurut Zimmerman (2001, 2002), dalam

(Maharani Anita,2009) karakteristik siswa yang memiliki regulasi diri adalah

berpartisipasi aktif dalam belajar baik dilihat dari sudut pandang

metakognitif, motivasi, maupun perilaku- nya. Atribut karakteristik tersebut

berhubungan juga dengan kinerja tinggi siswa dengan kapasitas tinggi

sebagaimana pada mereka yang memiliki kendala dalam belajar.

14

Page 15: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

Menjelang akhir tahun 1980an, Zimmerman dan Martinez Pons

mengembangkan sebuah pendekatan pembelajaran yang disebut regulasi

diri dalam belajar atau Self-Regulated Learning (SRL) (Smith, 2001). SRL

adalah sebuah strategi regulasi diri dalam belajar yang didasari oleh asumsi

triadik resiprokalitas. Asumsi ini menyatakan bahwa pengelolaan diri dalam

belajar dipengaruhi oleh interaksi antara faktor individu, perilaku, dan

lingkungan (Bandura, 1997). Setiap faktor menjadi kausalitas bagi faktor

yang lain, oleh karena itu disebut Triadic Reciprocality Theory (Zimmerman,

1989; Kuiper, 2002; Schunk & Ertmer, 1999). dalam (Sucipto et all 2007 )

Seorang siswa dianggap melakukan regulasi diri jika secara metakognisi,

motivasional, dan bahavioral berpartisipasi aktif selama dalam situasi

pembelajaan (Nisbet & Shucksmith, 1986; Zimmerman, 1989, 1990) Ada

tiga komponen teoritis yang menggambarkan proses regulasi diri dalam

bidang pendidikan, yaitu

1) strategi belajar (learning strategi),

2) strategi pengelolaan (management strategi),

3) pengetahuan tentang belajar atau knowledge of learning (Kermarrec,

dkk. 2004).

Strategi belajar merupakan strategi utama yang mengindikasikan tentang

cara siswa memilih dan memproses informasi yang disajikan dalam

pelajaran.

Strategi pengelolaan adalah strategi pendukung yang merepresentasikan

tentang bagaimana siswa secara mental mengorganisasi lingkungan belajar

dan memfasilitasi pemrosesan informasi.

Adapun pengetahuan tentang belajar berkenaan dengan informasi umum yang digunakan oleh siswa untuk menjelaskan cara-cara strategik

dalam belajar (Kermarrec, dkk., 2004).

Komponen strategi belajar terdiri atas 6 subkomponen, yaitu (1)

mendengarkan instruksi; (2) berfikir dan menemukan pemahaman; (3)

melihat dan meniru; (4) memvisualisasikan dan membayangkan; (5)

memfokuskan perhatian; (6) mengulang dan melatih.

15

Page 16: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

Komponen strategi pengelolaan mencakup 7 subkomponen, yaitu: (1)

mengelola perhatian; (2) mencari bantuan; (3) mengelola tugas dan menye-

suaikan tingkat kesulitan; (4) mengelola waktu; (5) mengurangi interaksi

teman sebaya; (6) mengelola motivasi; (7) melakukan evaluasi diri.

Adapun komponen strategi pengetahuan tentang belajar memiliki 4 subkomponen yaitu adalah (1) pengetahuan tentang diri; (2) pengetahuan

tentang strategi; (3) pengetahuan tentang situasi; (4) pengetahuan tentang

orang lain.

Semua kategori komponen tersebut diasosiasi dalam tiga bentuk model

regulasi diri dalam pendidikan yaitu model latihan atau pengulangan,

penggunaan informasi verbal, dan informasi nonverbal (Sucipto et all, 2007)

Namun demikian, seiring dengan perkembangan psikologi kognitif, maka

berkembang pula cara guru dalam mengevaluasi pencapaian hasil belajar,

terutama untuk domain kognitif. Saat ini, guru dalam mengevaluasi

pencapaian hasil belajar hanya memberikan penekanan pada tujuan

kognitif tanpa memperhatikan dimensi proses kognitif, khususnya

pengetahuan metakognitif dan keterampilan metakognitif. Akibatnya upaya-

upaya untuk memperkenalkan metakognisi dalam menyelesaikan masalah

kepada siswa sangat kurang atau bahkan cenderung diabaikan.

Schoenfeld (1992) mengemukakan secara lebih spesifik bahwa terdapat

tiga cara untuk menjelaskan metakognisi dalam pembelajaran yaitu: (a)

keyakinan dan intuisi, (b) pengetahuan tentang proses berpikir, dan (c)

kesadaran-diri (regulasi-diri). Keyakinan dan intuisi menyangkut ide-ide

yang disiapkan untuk menyelesaikan masalah. ide-ide tersebut membentuk

jalan/cara untuk menyelesaikan masalah. Pengetahuan tentang proses

berpikir menyangkut seberapa akurat seseorang dalam menyatakan proses

berpikirnya. Sedangkan kesadaran-diri atau regulasi-diri menyangkut

keakuratan seseorang dalam menjaga dan mengatur apa yang harus

dilakukannya ketika menyelesaikan masalah , dan seberapa akurat

seseorang menggunakan input dari pengamatannya untuk mengarahkan

aktivitas-aktivitas menyelesaikan masalah.

16

Page 17: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

O’Neil & Brown (1997) menyatakan bahwa metakognisi sebagai proses di

mana seseorang berpikir tentang berpikir dalam rangka membangun

strategi untuk memecahkan masalah. Sedang Anderson & Kathwohl (2001)

menyatakan bahwa pengetahuan metakognisi adalah pengetahuan tentang

kognisi, secara umum sama dengan kesadaran dan pengetahuan tentang

kognisi-diri seseorang. Karena itu dapat dikatakan bahwa metakognisi

merupakan kesadaran tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak

diketahui. Sedang strategi metakognisi merujuk kepada cara untuk

meningkatkan kesadaran mengenai proses berpikir dan pembelajaran yang

berlaku sehingga bila kesadaran ini terwujud, maka seseorang dapat

mengawal pikirannya dengan merancang, memantau dan menilai apa yang

dipelajarinya.

Metakognisi merupakan suatu istilah yang diperkenalkan oleh Flavell pada

tahun 1976 dan menimbulkan banyak perdebatan pada pendefinisiannya.

Hal ini berakibat bahwa metakognisi tidak selalu sama didalam berbagai

macam bidang penelitian psikologi, dan juga tidak dapat diterapkan pada

satu bidang psikologi saja. Namun demikian, pengertian metakognisi yang

dikemukakan oleh para peneliti bidang psikologi, pada umumnya

memberikan penekanan pada kesadaran berpikir seseorang tentang proses

berpikirnya sendiri.

Wellman (1985) menyatakan bahwa:

Metacognition is a form of cognition, a second or higher order thinking

process which involves active control over cognitive processes. It can be

simply defined as thinking about thinking or as a “person’s cognition

about cognition”

Metakognisi sebagai suatu bentuk kognisi, atau proses berpikir dua tingkat

atau lebih yang melibatkan pengendalian terhadap aktivitas kognitif. Karena

itu, metakognisi dapat dikatakan sebagai berpikir seseorang tentang

berpikirnya sendiri atau kognisi seseorang tentang kognisinya sendiri.

Selain itu, metakognisi melibatkan pengetahuan dan kesadaran seseorang

17

Page 18: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

tentang aktivitas kognitifnya sendiri atau segala sesuatu yang berhubungan

dengan aktivitas kognitifnya (Livingston, 1997; Schoenfeld, 1992; dan

Sukarnan, 2005). Dengan demikian, aktivitas kognitif seseorang seperti

perencanaan, monitoring, dan mengevaluasi penyelesaian suatu tugas

tertentu merupakan metakognisi secara alami (Livingston, 1997).

Metakognisi mengacu pada pemahaman seseorang tentang

pengetahuannya, sehingga pemahaman yang mendalam tentang

pengetahuannya akan mencerminkan penggunaannya yang efektif atau

uraian yang jelas tentang pengetahuan yang dipermasalahkan. Hal ini

menunjukkan bahwa pengetahuan-kognisi adalah kesadaran seseorang

tentang apa yang sesungguhnya diketahuinya dan regulasi-kognisi adalah

bagaimana seseorang mengatur aktivitas kognisifnya secara efektif. Karena

itu, pengetahuan-kognisi memuat pengetahuan deklaratif, prosedural, dan

kondisional, sedang regulasi-kognisi mencakup kegiatan perencanaan,

prediksi, monitoring (pemantauan), pengujian, perbaikan (revisi),

pengecekan (pemeriksaan), dan evaluasi.

Baker & Brown, Gagne (Mohamad Nur, 2000) mengemukakan bahwa

metakognisi memiliki dua komponen, yaitu (a) pengetahuan tentang

kognisi, dan (b) mekanisme pengendalian diri dan monitoring kognitif.

2 MOTIVASI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER GURU

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup serta

mengembangkan karakter individu. Mengajar berarti meneruskan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih

berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada individu yang

menjadi peserta didik. Adapun tugas guru dalam bidang kemanusiaan di

sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus

mampu menarik simpati sehingga menjadi idola para peserta didiknya.

18

Page 19: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, berdasarkan UU No 14

tahun 2005 pasal 20, maka guru berkewajiban untuk: a. Merencanakan

pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta

menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran b. Meningkatkan dan

mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan

sejalan dengan perkembangan ilmu pengetauan, teknologi dan seni c.

Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis

kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang

keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran d.

Menjungjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik

guru serta nilai-nilai agama dan etika e. Memelihara dan memupuk

persatuan dan kesatuan bangsa.

Sedangkan peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar

Usman (2001:9-11) sebagai berikut.

1. Guru Sebagai Demonstrator Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru

hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan

diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti

meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilkinya karena hal

ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Salah

satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar.

Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara

demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan

sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnnya sebagai pengajar dan

demonstrator sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkannya

secara didaktis. Maksudnya apa yang disampaiknnya itu betul-betul

dimiliki oleh anak didik.

Seorang guru juga hendaknya mampu memahami kurikulum, dan dia

sendiri sebagai sumber belajar terampil dalam memberikan informasi

kepada kelas. Sebagai pengajar ia pun harus membantu perkembangan

anak didik untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu

19

Page 20: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

pengetahuan. Untuk itu guru hendaknya mampu memotivasi siswa untuk

senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan.

2. Guru Sebagai Pengelola Kelas Dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager), guru

hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta

merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.

Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah

kepada tujuan pendidikan. Kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam

kelas tergantung pada banyak faktor, antara lain adalah guru, hubungan

pribadi antara siswa di dalam kelas serta kondisi umum dan suasana di

dalam kelas.Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan

menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar

dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan

khusunya ialah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan

alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa

bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang

diharapkan. Sebagai manager guru bertanggung jawab memelihara

lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar

dan mengarahkan proses-proses intelektual dan sosial di dalam kelasnya.

Dengan demikian guru tidak hanya memungkinkan siswa belajar, tetapi

juga mengembangkan kebiasaan bekerja dan belajar secara efektif di

kalangan siswa.Tanggung jawab yang lain sebagai manager yang penting

bagi guru ialah membimbing pengalaman-pengalaman siswa sehari-hari

ke arah Self Directerd Behavior.

3 Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media

pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses

belajar-mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar

yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian

integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

20

Page 21: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

Sebagai mediator guru pun menjadi perantara dalam hubungan antar

manusia. Untuk keperluan itu guru harus terampil mempergunakan

pengetahuan tentang bagaimana yang berinteraksi dan berkomunikasi.

Tujuannya agar guru dapat menciptakan secara maksimal kualitas

lingkungan yang interaktif. Dalam hal ini ada tiga macam kjegiatan yang

dapat dilakukan oleh guru, yaitu mendorong berlangsungnya tingkah laku

sosial yang baik, mengembangkan gaya interaksi pribadi, dan

menumbuhkan hubungan yang positif dengan para siswa. Sebagai

fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang

berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar

mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah, internet,

atau pun surat kabar.

4. Guru Sebagai Evaluator Dalam proses belajar-mengajar yang dilakukan, guru hendaknya menjadi

seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui

apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah

materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut

akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian. Dengan

penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan,

penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan

metode belajar. Tujuan lain dari penilaian diantaranya ialah untuk

mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas atau kelompoknya. Dengan

penilaian guru dapat mengklasifikasikan apakah seorang siswa termasuk

kelompok siswa yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di

kelasnya, jika dibandingkan dengan teman-temannya. Dengan menelaah

pencapaian tujuan pelajaran, guru dapat mengetahui apakah proses

belajar yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil yang baik dan

memuaskan, atau sebaliknya. Jadi, jelaslah bahwa guru hendaknya

mampu dan terampil melaksanakan penilaian karena dengan penilaian

guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia

melaksanakan proses belajar. Dalam fungsinya sebagai penilai hasil

21

Page 22: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

belajar siswa, guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang

telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh

melalui evaluasi ini merupakan umpan balik (feedback) terhadap proses

belajar- mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk

memperbaiki dan meningkatkan proses belajar-mengajar selanjutnya.

Dengan demikian proses belajar mengajar akan terus- menerus

ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.

5. Peran Guru dalam Pengadministrasian Dalam hubungannya dengan pengadministrasian, seorang guru dapat

berperan sebagai berikut. a. Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilaian

kegiatan-kegiatan pendidikan. Hal ini berarti guru turut serta memikirkan

kegiatan-kegiatan pendidikan yang direncanakan serta nilainya. b. Wakil

masyarakat yang berarti dalam lingkungan sekolah, guru menjadi anggota

suatu masyarakat. Guru harus mencerminkan suasana dan kemauan

masyarakat dalam arti yang baik. c. Orang yang ahli dalam mata

pelajaran. Guru bertanggung jawab untuk mewariskan kebudayaan

kepada generasi muda yang berupa pengetahuan. d. Penegak disiplin,

guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin. e. Pelaksana

administrasi pendidikan, di samping menjadi pengajar, guru pun

bertanggung jawab akan kelancaran jalannya pendidikan dan ia harus

mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi. f. Pemimpin

generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan guru. Guru

berperan sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk

anggota masyarakat yang dewasa. g. Penerjemah kepada masyarakat,

artinya guru berperan untuk menyampaikan segala perkembangan

kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat, khususnya masalah-

masalah pendidikan.

6. Peran Guru Secara Pribadi Dilihat dari segi dirinya sendiri (self oriental), seorang guru harus berperan

sebagai berikut. a. Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu

untuk kepentingan masyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat

22

Page 23: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

guru senantiasa merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk

berpartisipasi di dalamnya. b. Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus

menerus menuntut ilmu pengetahuan. Dengan berbagai cara setiap saat

guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan. c. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah

dalam pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan

sesudah keluarga, sehingga dalam arti luas sekolah merupakan keluarga,

guru berperan sebagai orang tua bagi siswa- siswanya. d. Teladan, yaitu

senantiasa menjadi teladan yang baik untuk siswa. Guru menjadi ukuran

norma-norma tingkah laku dimata siswa. e. Pencari keamanan, yaitu yang

senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswa. Guru menjadi tempat

berlindung bagi siswa-siswa untuk memperoleh rasa aman dan puas di

dalamnya.

7. Peran Guru Secara Psikologis Peran guru secara psikologis, guru dipandang sebagai berikut : a. Ahli

psikologi pendidikan, yaitu petugas psikologi pendidikan, yang

melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi. b. Seniman

dalam hubungan antarmanusia (artist in human relation), yaitu orang yang

mampu membuat hubungan antarmanusia untuk tujuan tertentu, dengan

menggunakan teknik tertentu, khususnya dalam kegiatan pendidikan. c.

Pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan. d.

Catalytic agent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam

menimbulkan pembaharuan. Sering pula peranan ini disebut sebagai

inovator (pembaharu). e. Petugas kesehatan mental (mental hygiene

worker) yang bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan mental

khususnya kesehatan mental siswa.

Pendidikan nilai merupakan proses penanaman dan pengembangan nilai- nilai

pada diri seseorang. Dalam pengertian yang hampir sama, Mardiatmadja

dalam Mulyana (2004:119) mendefinisikan pendidikan nilai sebagai bantuan

terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta

menempatkannya secara integral dalam keseluruhan hidupnya. Pendidikan

23

Page 24: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

nilai tidak hanya merupakan program khusus yang diajarkan melalui sejumlah

mata pelajaran, akan tetapi mencakup keseluruhan program pendidikan.

Sasaran yang hendak dituju dalam pendidikan nilai adalah penanaman nilai-

nilai luhur ke dalam diri peserta didik. Berbagai metoda pendidikan dan

pengajaran yang digunakan dalam berbagai pendekatan lain dapat digunakan

juga dalam proses pendidikan dan pengajaran pendidikan nilai. Hal tersebut

penting untuk memberi variasi kepada proses pendidikan dan pengajarannya,

sehingga lebih menarik dan tidak membosankan.

24

Page 25: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

C. KESIMPULAN Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Energi

pendorong dari dalam agar apapun yang kita inginkan dapat terwujud. Motivasi

Belajar adalah dorongan untuk melakukan sesuatu proses dimana suatu

organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman, dorongan ini bisa

berasal dari diri individu itu sendiri maupun dorongan karena adanya perangsang

dari luar diri individu.

Motivasi erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah

satunya tidak ada, motivasi pun tidak akan timbul. Banyak dari kita yang

mempunyai keinginan dan ambisi besar, tapi kurang mempunyai inisiatif dan

kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya. Ini menunjukkan

kurangnya enrgi pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi.

Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan membantu

dalam mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan

motivasi yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita.

Guru memiliki peran strategis untuk menjadi bagian penting dalam upaya

membangun karakter peserta didik. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui peran

serta guru secara optimal dalam proses penyiapan peserta didik yang memiliki

karakter sebagaimana disebutkan dalam UU No 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Karakter dan mentalitas sumber

daya manusia suatu bangsa akan menjadi pondasi dari tata nilai bangsa

tersebut. Dalam tataran operasional, upaya-upaya nyata dalam membentuk dan

memelihara karakter dan mentalitas tersebut bisa dilakukan oleh sosok guru

professional. Mengingat betapa startegisnya peran serta guru dalam upaya

membangun karakter bangsa, maka pembinaan profesionalisme guru yang

terfokus kepada empat kompetensi utama yakni kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional harus

dilandasi oleh konsepsi dan pendekatan-pendekatan dalam pendidikan nilai.

Sehingga guru mampu menjadi model terbaik, dan tampil sebagai pribadi yang

utuh/kaffah ditengah-tengah upayanya dalam melaksanakn tugas-tugas formal

keguruan.

25

Page 26: Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan ... Web viewTeori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. ... yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu

Tugas Kelompok III Psikologi Pendidikan Motivasi dan Pembelajaran PKLH Program Pascasarjana UNM 2010

Daftar Pustaka Brown Douglas H, 2008 Terjemahan Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa

edisi kelima. Kedutaan Besar Amerika serikat Jakarta.

Dalyono M. 2007,. Psikologi Pendidikan. Rineka cipta Jakarta

http://www.psikomedia.com/ article pdf. Teori Psikologi Belajar dan Aplikasinya

Dalam Pendidikan aksess November 2010

http://www.ugmc.bizland.com/ak-ertimotivasi.htm aksess November 2010

http://en.wikipedia.org/wiki/Humanistic_education aksess November 2010

http://en.wikipedia.org/wiki/Humanistic_psychology aksess November 2010

Mulyana, Rohmat, 2004, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung, Alfabeta.

Maharani Anita,2009. Inventarisasi Keyakinan Motivasi Dan Self-Regulated Learning

Sebagai Petunjuk Metode Pengajaran Dan Perlakuan Lainnya .

Jurnal Pendidikan Inovatif, Jilid 4, Nomor 2, http:// www.find-

docs.com motivasi-regulasi-diri-dan-karakteristik~1.html akses

November 2010

Ratna Syifa’a Rachmahana, 2008, Psikologi Humanistik dan Aplikasinya dalam

Pendidikan Jurnal Psikolohi Humanistik NO. 1. VOL. I. 2008.

http://www.journal.uii.ac.id/ index.php/ JPI/ article. akses

November 2010.

Sucipto, Hidayat Y.,Budiman D.,Rahmat A., 2007. Implementasi Pendekatan Self-

Regulated Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Hibah Kompetitif http://www.find-

docs.com/ psikologi-regulasi-diri~7.html aksess November 2010

Usman Moh Uzer.2001, Menjadi Guru Profesional, Bandung ; Rosda Karya Kock

26