TUgas kel5 Karbamazepin

8
Karbamazepin Karbamazepin (Tegretol, Crabatrol, dan lain-lain), pertama kali diizinkan di Amerika Serikat untuk penggunaan sebagai obat antiseizure pada tahun 1974. Obat ini digunakan sejak tahun 1960- an untuk penanganan neuralgia trigeminal. Sekarang obat ini dianggap sebagai obat utama untuk penanganan seizure parsial dan seizure tonik-klonik. Karbamazepin secara kimia merupakan golongan anti depresan trisiklik. Senyawa ini merupakan turunan Iminostilben dengan gugus karbonil pada posisi 5, bagian struktur ini sangat penting bagi aktivitas antiseizure yang kuat. Rumus Bangun Karbamazepin : Efek Farmakologis : Meskipun efek karbamazepin pada hewan dan manusia dalam banyak mirip dengan efek fenitoin, kedua obat ini berbeda dalam sejumlah hal yang kemungkinan penting. Karbamazepin diketahui menghasilkan respons terapeutik pada pasien mania-

description

karbamazepin, obat

Transcript of TUgas kel5 Karbamazepin

Page 1: TUgas kel5 Karbamazepin

Karbamazepin

Karbamazepin (Tegretol, Crabatrol, dan lain-lain), pertama kali diizinkan di Amerika

Serikat untuk penggunaan sebagai obat antiseizure pada tahun 1974. Obat ini digunakan sejak

tahun 1960-an untuk penanganan neuralgia trigeminal. Sekarang obat ini dianggap sebagai obat

utama untuk penanganan seizure parsial dan seizure tonik-klonik.

Karbamazepin secara kimia merupakan golongan anti depresan trisiklik. Senyawa ini

merupakan turunan Iminostilben dengan gugus karbonil pada posisi 5, bagian struktur ini sangat

penting bagi aktivitas antiseizure yang kuat.

Rumus Bangun Karbamazepin :

Efek Farmakologis : Meskipun efek karbamazepin pada hewan dan manusia dalam banyak

mirip dengan efek fenitoin, kedua obat ini berbeda dalam sejumlah hal yang kemungkinan

penting. Karbamazepin diketahui menghasilkan respons terapeutik pada pasien mania-depresif,

termasuk pada beberapa pasien yang tidak sembuh dengan litium karbonat, selain itu,

karbamazepin mempunyai efek antidiuretik yang kadang-kadang dikaitkan dengan berkurangnya

konsentrasi hormon antidiuretik (ADH) dalam plasma. Mekanisme yang menyebabkan efek

karbamazepin ini tidak dipahami dengan jelas.

Mekanisme Kerja : Seperti fenitoin, karbamazepin membatasi perangsangan berulang potensial

aksi yang dipicu oleh depolarisasi terus menerus pada neuron-neuron spinalis kordata atau

Page 2: TUgas kel5 Karbamazepin

korteks mencit yang dipertahankan secara in vitro (McLean and Macdonald, 1986). Ini

tampaknya diperantarai oleh melambatnya laju pemulihan saluran Na+ yang diaktivasi tegangan

dari keadaan terinaktivasi. Efek karbamazepin ini tampak jelas pada konsentrasi dalam rentang

terapeutik di dalam CSS manusia. Efek karbamazepin bersifat selektif pada konsentrasi ini,

karena tidak ada efek pada aktivitas spontan atau pada respons terhadap GABA atau glutamat

yang diberikan secara iontoforetik. Metabolit karbamazepin, yaitu 10,11-epoksikarbamazepin,

juga membatasi perangsangan berulang secara terus menerus pada konsentrasi yang sesuai secara

terapeutik, yang menunjukkan bahwa metabolit ini dapat berkontribusi terhadap efikasi

karbamazepin sebagai antiseizure.

Mekanisme karbomazepin pada membran permeabilitas menunjukan bahwa

carbomazepin menutup saluran natrium pada konsentrasi terapi dan dapat menstabilkan

membran neuron yang hiperaktif, menghalangi kerusakan neuron yang berulang dan mengurangi

perambatan sinaptik impuls yang berasal dari luar. Interaksi obat carbomazepin pada

peningkatan kapasitas metabolik enzim hati dapat menyebabkan penurunan keadaan tetap

konsentrasi carbomazepin dan meningkatkan laju metabolisme primidon,fenitoin.

Eksuksimid,asam valporat, dan klonazepam.

Sifat Farmakokinetik : Sifat farmakokinetik karbamazepin memiliki karakteristik yang

kompleks. Sifat-sifat tersebut dipengaruhi oleh kelarutannya dalam air yang terbatas dan oleh

kemampuan banyak obat antiseizure, termasuk karbamazepin sendiri, untuk meningkatkan

pengubahan karbamazepine menjadi metabolit aktif oleh enzim-enzim oksidatif hati.

Karbamazepin diabsorbsi dengan lambat dan tidak teratur setelah pemberian oral. Konsentrasi

puncak dalam plasma biasanya teramati 4 sampai 8 jam setelah pemberian oral, tetapi dapat

tertunda sampai 24 jam, terutama setelah pemberian dosis besar. Obat ini terdistribusi dengan

cepat kedalam semua jaringan. Pengikatan pada protein plasma terjadi sampai sekitar 75%, dan

konsentrasi dalam CSS tampaknya berhubungan dengan konsentrasi obat bebas dalam plasma.

Jalur metabolisme utama pada manusia melibatkan pengubahan menjadi 10,11-epoksida.

Metabolit ini seaktif senyawa induknya pada berbagai hewan, dan konsentrasi metabolit ini

dalam plasma dan otak dapat mencapai 50% konsentrasi karbamazepin, terutama selama

pemberian bersamaan dengan fenitoin atau fenobarbital. 10,11-Epoksida dimetabolisme lebih

Page 3: TUgas kel5 Karbamazepin

lanjut menjadi senyawa inaktif, yang diekskresi dalam urin terutama sebagai glukoronid.

Karbamazepin juga diinaktivasi melalui konjugasi dan hidroksilasi. Isoform sitokrom P450

hepatik utama yang bertanggung jawab atas biotransformasi karbamazepin adalah CYP3A.

Karbamazepin menginduksi CYP2C dan CYP3A dan juga UDP-glukoronosiltransferase, dengan

demikian meningkatkan metabolisme obat-obat yang di uraikan oleh enzim-enzim ini. Yang

sangat penting dalam hal ini adalah kontrasepsi oral yang dimetabolisme oleh CYP3A4.

Dosis :

Dosis pada anak  dengan usia kurang dari 6 tahun 100 mg sehari, anak usia 6-12 tahun, 2 kali

100 mg sehari.  Dosis awal 200 mg 2 kali sehari.

Dosis dewasa : dosis awal 2 kali 200 mg sehari pertama. Dosis pemeliharaan berkisar antara 800-

1200 mg sehari untuk dewasa atau 20-30 mg/kgBB untuk anak.

Efek samping

Pusing, vertigo, ataksia, diplopia dan penglihatan kabur. Efek samping lainnya berupa mual,

muntah, anemia aplastik, agranulositosis, dan reaksi alergi berupa dermatitis, eosinofilia,

limfadenopati, dan splenomegali. Gejala intoksikasi akut dapat berupa stupor/koma, iritabel,

kejang dan depresi napas.

Toksisitas : Intoksitasi akut akibat karbamazepin menyebabkan stupor atau koma,

hiperiritabilitas, konvulsi dan depresi pernapasan. Selama terapi jangka panjang, efek obat yang

tidak diinginkan yang lebih sering terjadi meliputi rasa kantuk, vertigo, ataksia, diplopia, dan

pandangan kabur. Frekuensi seizure dapat meningkat, terutama jika overdosis. Efek merugikan

lainnya meliputi mual, muntah, toksisitas hematologis parah (anemia aplastik, agranulositosis),

dan reaksi hipersensivitas (dermatitis, eosinofilia, limfadenopati, splenomegali). Komplikasi

terapi karbamazepin yang muncul lambat adalah retensi air, disertai dengan penurunan

osmolalitas dan konsentrasi Na+ dalam plasma, terutama pada pasien lanjut usia yang menderita

penyakit jantung.

Toleransi berkembang terhadap efek-efek neurotoksik karbamazepin, dan dapat diminimalkan

dengan meningkatkan dosis secara bertahap atau dengan pengaturan dosis pemeliharaan.

Page 4: TUgas kel5 Karbamazepin

Berbagai abnormalitas hati atau pankreas telah dilaporkan selama terapi dengan karbamazepin,

yang paling sering terjadi adalah peningkatan sementara enzim-enzim hati dalam plasma pada

5% sampai 10% pasien. Leukopenia ringan dan sementara terjadi pada sekitar 10% pasien

selama awal-awal terapi dan biasanya menghilang dalam 4 bulan pertama pada penanganan,

berkelanjutan, trombositopenia sementara juga telah teramati. Pada sekitar 2% pasien,

leukopenia yang menetap dapat berkembang yang mengharuskan dihentikannya pemberian obat

ini. Kekhawatiran awal bahwa anemia aplastis dapat merupakan komplikasi yang sering terjadi

pada terapi jangka panjang dengan karbamazepin tidak terbukti. Pada kebanyakan kasus,

pemberian beberapa obat atau adanya penyakit lain yang mendasari mennyulitkan penetapan

suatu hubungan sebab-akibat. Pada umumnya, prevalensi anemia aplastik muncul sekitar 1 dari

200.000 pasien yang ditangani dengan obat ini. Tidak jelas apakah pemantauan fungsi

hematologis dapat mencegah berkembangnya anemia aplastis ireversibel. Meskipun

karbamazepin bersifat karsinogenik pada tikus, tidak diketahui apakah bersifat karsinogenik pada

manusia.

Konsentrasi Obat dalam Plasma : Tidak ada hubungan yang sederhana antara dosis

karbamazepin dan konsentrasi obat ini dalam plasma. Konsentrasi terapeutik dilaporkan sebesar

6 sampai 12 µg/ml, walaupun terjadi keragaman yang cukup besar. Efek samping terhadap SSP

sering terjadi pada konsentrasi di atas 9 µg/ml.

Interaksi Obat : Fenobarbital, fenitoin dan valproat dapat meningkatkan metabolisme

karbamazepin dengan menginduksi CYP3A4, karbamazepin dapat meningkatkan

biotransformasi fenitoin juga pengubahan pirimidon menjadi fenobarbital. Pemberian

karbamazepin dapat menurunkan konsentrasi valproat, lamotrigin, tiagabin, dan topiramat yang

diberikan bersamaan. Karbamazepin menurunkan konsentrasi dalam plasma dan efek terapeutik

haloperidol. Metabolisme karbamazepin kemungkinan dihambat oleh propoksifen, eritromisin,

simetidin, fluoksetin dan isoniazid.

Karbamazepin dapat berinteraksi dengan cara mempengaruhi metabolisme beberapa obat.

-  Analgetik : dekstropropoksifen menaikkan kadar karbamazepin, khasiat tramadol diturunkan

oleh karbamazepin

Page 5: TUgas kel5 Karbamazepin

-  Antibakteri : metabolisme doksisiklin dipercepat (mengurangi efek), kadar plasma

karbamazepin ditingkatkan oleh klaritromisin, eritromisin dan isoniazid

-  Antikoagulan : metabolisme nikumalon dan warfarin dipercepat  (mengurangi efek

antikoagulan)

-   Antipsikosis : antagonisme efek antikonvulsan (ambang kejang menurun), metabolisme

haloperidol, olansapin, dan sertidol dipercepat (menurunkan kadar plasma).

-   Antagonis kalsium : diltiazem dan verapamil menaikkan efek karbamazepin

-     Kortikosteroid : metabolisme dipercepat

Penggunaan Terapeutik : Karbamazepin berguna bagi penderita seizure tonik-klonik

menyeluruh dan seizure parsial sederhana maupun yang kompleks. Ketika obat ini digunakan,

fungsi ginjal dan hati serta parameter hematologi harus dipantau.

Konseling pasien

-     Jangan menghentikan pengobatan tanpa sepengetahuan dokter, sebaiknya dokter

menurunkan dosisnya secara bertahap sebelum dihentikan sama sekali

-     Jika ada dosis yang terlewat diminum segera minum obat terlupa itu. Namun jika sudah

mendekati waktu minum dosis berikutnya, cukup meminum 1 dosis obat tersebut sesuai jadwal

minum obat yang seharusnya. Jangan digandakan (minum dua dosis sekaligus).

-     Jangan meminum obat ini lebih dari dosis yang telah ditentukan, jangan meminum lebih

sering dari frekuensi minum obat yang telah ditentukan, dan jangan diminum untuk jangka waktu

yang lebih lama dari yang disarankan oleh dokter.

-     Makanan dapat meningkatkan bioavailabilitas (ketersediaan hayati) obat

-     Karbamazepin sebaiknya diminum bersamaan dengan makanan untuk menghindari mual

atau muntah

Page 6: TUgas kel5 Karbamazepin

Daftar Pustaka :

1. http://sumarheni.blogs.unhas.ac.id/

2. Taufik Adrian. Carbamazepin (Anti konvulsi) dalam terapi epilepsi sebagai penyebab eritmia multiformis mayor (laporan Kasus)