Tugas Kel 4 Output SIMRS

download Tugas Kel 4 Output SIMRS

of 26

description

sistem informasi rumah sakit, output SIMRS

Transcript of Tugas Kel 4 Output SIMRS

Output SIMRSIpsyana Kemala 20090314003Agung Firmansyah 20090314004Rina Hestiana20090314006Susilowati20090314013Imaculati Ririn20090314015

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS (1)Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.SK Menteri Kesehatan No. 034 Tahun 1972 tentang Perencanaan dan Pemeliharaan Rumah Sakit.Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 134 Tahun 1978 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum. Standar Pelayanan Rumah Sakit Tahun 1993.

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS (2)Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran.Peraturan Menteri Kesehatan RI No, 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis / Medical Record.Keputusan Dirjen YanMed No. 78 Tahun 1991 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit.Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia tahun 2006.Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis ( BPPRM ).SPO / PROTAP / SOP

DefinisiHasil dari sistem informasi adalah keluaranyangmerupakaninformasi yangberkualitas dandokumentasi yangbergunauntuksemuapemakai sistem.Indikator-Indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator penilaian penampilan kerja rumah sakit adalah mengukur hasil kerja (outcome) dari layanan, baik itu berupa layanan kelompok profesional maupun layanan yang diberikan oleh kelompok manajerial.KOMPONEN DALAM OUTPUTBOR (Bed Occupancy Ratio)LOS / AvLOS (Lenght of Stay / Average Lenght of Stay);TOI (Turn Over Interval);BTO (Bed Turn Over);NDR (Net Death Rate);GDR (Gross Death Rate).Jumlah kunjunganPemakaian Alat Kesehatan.

6BOR (Bed Occupancy Ratio)Menurut Huffman (1994), adalah the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration. Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.BOR (Bed Occupancy Ratio)Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).Rumus : BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%.LOS / AvLOS (Lenght of Stay / Average Lenght of Stay)Menurut Huffman (1994), adalah the average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration. AVLOS menurut Depkes RI (2005), adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.LOS / AvLOS (Lenght of Stay / Average Lenght of Stay)Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).Rumus :AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati).TOI (Turn Over Interval)Menurut Depkes RI (2005), adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur di rumah sakit.TOI (Turn Over Interval)Nilai idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.Rumus :TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup + mati).BTO (Bed Turn Over)Menurut Huffman (1994), adalah the net effect of changed in occupancy rate and length of stay. Menurut Depkes RI (2005), adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya 1 tahun) tempat tidur rumah sakit dipakai.Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi daripada pemakaian tempat tidur rumah sakit. BTO (Bed Turn Over)Idealnya adalah dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Rumus :BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur.NDR (Net Death Rate)Menurut Depkes RI (2005), adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.NDR (Net Death Rate)Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000 penderita keluar. Rumus :NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000 permil.GDR (Gross Death Rate)Menurut Depkes RI (2005), adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.Nilai GDR idealnya tidak lebih dari 45 per 1000 penderita keluar. Rumus :GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000 permil.Jumlah KunjunganIndikator ini dipakai untuk menilai tingkat pemanfaatan poliklinik rumah sakit. Angka rata-rata ini apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayahnya maka akan memberikan gambaran cakupan pelayanan dari suatu rumah sakit. Rumus = Jumlah kunjungan poliklinik / Jumlah hari buka poliklinikPEMAKAIAN ALATRata-rata pemeriksaan radiologi per hari, prosentase item obat dalam formularium;Jumlah pelayanan ambulans; Rasio banyaknya cucian dengan pasien rawat inap; Prosentase penyediaan makanan khusus.NoIndikator1BOR2AVLOS3TOI4BTO5NDR6GDRSkala Ideal Depkes RI60 85 %6 9 Hari1 3 Hari40 50 Kali< 0,025 %< 0,045 %Indikator Pelayanan RSTERIMA KASIH22

23

25

26