Tugas Kel 1

download Tugas Kel 1

of 10

Transcript of Tugas Kel 1

Ilmu Negara (mkkc-370)

Teori asal Negara menurut masa (yunani kuno, romawi kuno, abad pertengahan dan renaissance)

Oleh :

1. abdurrahman algafariNIM : D1B1129252. ahmad nabhanNIM : D1B1129383. fredy musyadatNIM : D1B1129394. mUHAMMAD muhlisNIM : D1B1129265. samsuriNIM : D1B112914

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2014

TEORI TEORI ASAL MULA NEGARA

A. Jaman Yunani Kuno1. SocratesPencetus ajaran demokratis. Meurutnya Negara bukanlah suatu keharusan yang bersifat obyektif, yang asal mulanya dari pekerti manusia. Tugas Negara adalah menciptakan hukum yang dilakukan oleh para pemimpin atau penguasa yang dipilih oleh rakyat. Maka tersimpul pemikiran yang demokratis.

2. Plato ( 429 SM 347 SM)Plato adalah murid terbesar Socrates, menurut Plato negara itu timbul atau ada karena adanya kebutuhan dan keinginan manusia yang beraneka macam, yang menyebabkan mereka harus bekerja sama, untuk memenuhi kebutuhan mereka. Karena masing-masing orang itu secara sendiri-sendiri tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Karena itu sesuai dengan kecakapan mereka masing-masing, tiap-tiap orang itu mempunyai tugas sendiri-sendiri dan bekerja sama untuk memenuhi kepentingan mereka bersama. Kesatuan mereka inilah yang kemudian disebut masyarakat atau negaraPencetus ajaran idealisme. Menurutnya tujuan Negara adalah mengetahui, mencapai atau mengenal ide yang sesungguhnya, sedang yang dapat mengetahui atau mencapai ide adalah ahli filsafat saja. Maka pemerintahan seaiknya dipegang oleh ahli filsafat. Mengarang buku Politea(Negara) Negara timbul karena adanya kebutuhan dan keinginan manusia yang menyebabkan mereka harus bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan mereka, kesatuan mereka disebut Negara. Ada 3 golongan dalam Negara:

1. Ahli pikir, sebagai yang menjalankan pemerintahan2. Tentara, sebagai penjamin keaman3. Pekerja/pengusaha, sebagai rakyat, atau masyarakat. Bentuk Negara1. Yang tertinggi adalah aristokrasi, pemerintahan dipimpin oleh kaum cerdik pandai dan dijalankan dengan keadilan.2. Timokrasi, pemerintahan dijalankan oleh kaum cerdik pandai untuk kepentingan penguasa, kekayaan dan pendapatan Negara digunakan untuk kepentingan golongan ekonomi kuat/hartawan3. Oligarkhi, pemerintahan dijalankan untuk kepentingan golongan ekonomi kuat atau hartawan, sehingga golongan ekonomi lemah makin bertambah miskin4. Demokrasi , pemerintahan berada di tangan rakyat dan dijalankan untuk kepentingan umum, prinsip kemerdekaan dan kebebasan lebih diutamakan.5. Kemerdekaan yang bebas tanpa batas menyebabkan tindakan anarkhi, sehingga menimbulkan kekacauan, karena ada kekacauan diperlukan pemimpin yang berani dan kuat untuk memimpin dengan tangan besi, Negara yang dihasilkan adalah Negara berbentuk tirani.

3. Aristoteles (348 SM 322 SM)Pencetus ajaran realisme. Menurutnya Negara merupakan suatu kesatuan yang tujuannya mencapai kebaikan yang tertinggi. Menulis buku tentang ETICHA (Keadilan) dan POLITHICA (Negara) Mengajarkan teori hukum alam (hukum yang bersifat abadi, menurut hukum alam manusia adalah ahli berpikir sehingga merupakan bagian dari Tuhan). Negara terjadi karena penggabungan keluarga-keluarga menjadi kelompok yang lebih besar, kelompok bergabung menjadi desa, desa bergabung menjadi kota dan terus bekembang menjadi Negara( penggabungan terbesar adalah Negara), jadi Negara dibentuk berdasarkan keturunan, sehingga bersifat geneologis Ajaran aritoteles disebut ajaran Collectivisme yaitu mengutamakan kepentingan Negara atau masyarakat.Berlaku Hukum alam, diantara hukum alam terdapat akal manusia, yang memungkingkan kita mengetahui segala hal, akal manusia juga berperan sebagai pembentuk Negara dunia. Negara terjadi karena kodrat.Ciri bangsa :1. Bangsa merupakan bagian dari Negara yang tidak mempunyai dasar hidup sendiri dan tidak bisa lepas dari Negara2. Negara sebagai penguasa seluruh sendi kehidupan masyarakat/bangsaBentuk Negara:1. Republic konstitusional, pemerintahan dipegang oleh rakyat untuk kepentingan umum2. Monarkhi, pemerintahan dipegang oleh satu orang penguasa untuk kepentingan umum3. Tyrani, pemerintahan dipegang oleh satu orang penguasa untuk kepentingan penguasa4. Aristokrasi, pemerintahan dipegang oleh beberapa orang untuk kepentingan umum5. Oligharkhi, pemerintahan dipegang oleh beberapa orang untuk kepentingan pemerintah.

4. Epicurus (342 SM 271 SM)Negara menurut Epicurus itu adalah merupakan hasil daripada perbuatan manusia, yang diciptakan untuk menyelenggarakan kepentingan angota-anggotanya. Masyarakat tidak merupakan realita dan tidak mempunyai dasar kehidupan sendiri. Manusialah sebagai individu, dan sebagai anggota masyarakat, yang mempunyai dasar-dasar kehidupan yang mandiri, dan yang merupaka realita. Jadi menurut Epicurus yang hidup itu adalah individunya, yang merupakan keutuhan itu adalah individunya, sedang negara atau masyarakat adalah buatan daripada individu-individu tersebut, jadi sama benda mati dan merupakan suatu mekanisme..5. ZenoPencetus ajaran universalisme. Kaum Stoa dengan ajarannya yang bersifat universalistis, sebenarnya ingin mengajarkan bahwa orangg itu harus menyesuaikan diri dengan susunan dunia internasional, dan dengan demikian praktis mematikan alam pikiran demokrasi nasional seperti yang telah diajarkan oleh Aritoteles. Bersamaan dengan ini bangsa Romawi sedang melebarkan sayap kerajaandunianya, oleh karena itu bangsa Yunani justru akan mengoper filsafat kaum stoa ini dari bangsa Yunani sebagai barang sesuatu yang sangat berguna bagi mereka, yaitu untuk menciptakan kerajaan dunia.

B. Jaman Romawi Kuno

1. POLYBIOS(204-122 SM) Ajarannya cyclus theory, menurutnya bentuk Negara yang satu merupakan akibat dari bentuk Negara yang lain yang telah mendahuluinya, dan merupakan sebab dari bentuk Negara yang berikutnya Bentuk Negara selalu berubah-ubah sedemikian rupa dan perubahannya merupakan suatu lingkaran Siklus bentuk Negara:1. Monarkhi2. Tirani3. Aristokrasi4. Oligharki, yang diperhatikan adalah kepentingan pemerintah5. Okhlorasi, merupakan Negara yang kacau , ditandai dengan korupsi di segala bidang, sebagai akibat dari keinginan manusia untuk bebas dari peraturan-peraturan yang ada di Negara.2. CiceroNegara menurutCiceroadanya itu adalah merupakan suatu keharusan, dan yang harus didasarkan atas ratio manusia.Ajaran Cicero ini sebetulnya meniru dan disesuaikan dengan ajaran kaum Stoa. Pengertian ratio disini yang dimaksud oleh Cicero adalah ratio murni, yaitu yang didasarkan atau menurut hukum alam kodrat. jadi tidaklah seperti ajaran Epicurus yang menganggap bahwa negara itu adalah merupakan hasil daripada perbuatan manusia, dan fungsinya hanya sebagai alat saja daripada manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

3. SenecaSetelah jatuhnya Imperium Romawi, maka sejarah pemikiran tentang negara dan hukum memasuki jaman abad pertengahan. Pemikiran tentang negara dan hukum pada jaman abad pertengahan ini tidak secara langsung dikuasai oleh masalah-masalahkeduniawian, terutama yang berhubungan dengan kepentingan-kepentingan materiel, dan bukan lagi dari sudut filsafat, melainkan ditinjau dari segi ke-Tuhanan, dari segi agama. Dan memang sesungguhnya bahwa perkembangansejarah pemikiran tentang negara danhukum pada jaman abad pertengahan ini berbarengan dengan timbulnya perekembangan agama kristen, yang nantinya akan menimbulkan ajaran-ajaran tentang negara dan hukum yang bersifat teokratis.

C. Jaman Abad Pertengahan

1. Augustinus (354 M 430 M)Menurut Augustinus, yang ajarannya sangat bersifat Teokratis, dikatakan bahwa kesusukan gereja yang dipimpin oleh Paus itu lebih tinggi daripada kedudukan negara yang diperintah oleh raja. Mengapa demikian? Dalam hubungan ini dikatakan oleh Augustinus bahwa adanya negara didunia itu merupakan suatu kejelekan, tetapi adanya itu merupakan suatu keharusan. yang pentingitu adalah terciptanya suatu negara seperti yang diangan-angankan atau dicita-citakan oleh agama, yaitu Kerajaan Tuhan maka dari itu sebenarnya negara yang ada di dunia ini hanya merupakan suatu organisasi yang mempunyai tugas untuk memusnahkan perintang-perintang agama dan musuh-musuh gereja. jadi disini nampak dengan jelas bahwanegara mempunyai kedudukan atau kekuasaan yang lebih rendah dan ada di bawah gereja. Negara sifatnya hanyalah sebagai alat daripada gereja untuk membasmi musuh-musuh gereja.

2. Thomas Aquinas (1225 M 1274 M)Filsafatnya bersifat finalistis, artinya bahwa apa yang menjadi tujuannya itu dikemukakan terlebih dahulu, baru kemudian harus diusahakan supaya tujuan itu dapat tercapai. Bukunya de regimine principium Negara ada karena keinginan manusia sebagai mahkluk social untuk menyatukan pemikiran Tujuan Negara adalah menyelenggarakan kebahagiaan warga Negara yang diselaraskan dengan syarat-syarat agama Tugas Negara, menyelenggarakan perdamaian, melaksanakan cita-cita rakyat, memelihara fakir miskin. Bentuk Negara:1. Monarkhi2. Tyrani3. Oligharki4. Demokrasi, pemerintahan dari rakyat untuk rakyat.

3. Marsilius Van Padua (1270 M 1340 M)Filsafatnya bersifat nominalis. Menurutnya Negara itu dianggap sebagai kekuasaan sedunia, diganti oleh Negara sebagai pusat kekuasaan yang tetap, yang berdiri sendiri, yang terlepas hubungan dari suatu kekuasaan yang lebih tinggi, seperti gereja.

D. Jaman Renaissance

1. Niccolo Machiavelli (1469 M 1527 M)Menurutnya tujuan Negara adalah mengusahakan terselengaranya ketertiban, keamanan dan ketrentaman. Ajarannya kebanyakan berupa ilmu kenegaraan praktis (hukum tatanegara) daripada teori tentang Negara dan hukum ( ilmu Negara) Bukunya Il Princile Ajarannya disebut ajaran tentang kepentingan Negara/staatsraison Negara ada karena keinginan rakyat untuk bebas dari kekacauan sehingga perlu ditjunjuk penguasa yang kuat, berani, dan cerdik Negara yang idiil berbentuk monarchi, terwujud di perancis dan spanyol Pemerintahan yang diinginkan adalah pemerintahan sentral/zentral gewalt Tujuan Negara untuk mengusahakan terselenggaranya ketertiban, keamanan, dan ketentaraman untuk kemakmuran bersama, untuk bias tercapai maka raja harus diberi kekuasaan penuh/absolute. Negara merupakan keadaan dalam masyarakat dengan kekuasaan tetap. Moral dan tata susila harus dipisahkan dari asas-asas Negara karena

2. Thomas Morus (1478 M 1535 M)Thomas Morus menerbitkan sebuah buku karangannya, yang sesungguhnya tidak ada sangkut-pautnya denagn masalah pemikiran tentang negara dan hukum, karena buku tersebut bersifat roman kenegaraan, yaitu De optimo rei publicae statu deque nova insula Utopia; tentang susunan pemerintahan yang paling baik dan tentang pulau yang tidak dikenal, yang dinamakan negara entah berantah, atau dengan singkat disebut Utopia. karena tulisannya itulah nama Thomas Morus terkenal di seluruh dunia dan bahkan namanya dapat diabadikan dalam sejarah pemikiran tentang negara dan hukum.

3. Jean Bodin (1530 M 1596 M)Sesuai dengan pendapatnya tentang tujuan negara, maka Jean Bodin mengatakan bahwa negara merupakan perwujudan daripada kekuasaan. Untuk memperkuat pendapatnya itu, maka ia lalu merumuskan pengertian kedaulatan.Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi terhadapa para warga negara dan rakyatnya, tanpa ada suatu pembatasan apapun dari undang-undang. Dalam perumusannya atau lebih tegas definisinyaa ini, sekaligus terkandung pengertia negara, dan kekuasaan raja. Raja tidak terikat oleh kekuasaan undang-undang. Raja adalah yang menetapkan undang-undang. Yang diamksud dengan undang-undang adalah hukum positif, jadi bukan hukum Tuhan atau hukum alam.

Daftar Pustaka

Soehino, 2002,Ilmu Negara, Yogyakarta: Liberty

Kansil, C.S.T. Prof. Dr. S.H. (2001). Ilmu Negara (Umum dan Indonesia). Jakarta: Pradnya Paramita.

9