Tugas Karya Ilmiah Rancang Bangun Menggunakan Motor Listrik

61
RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK oleh Andrie Awaludin HT 13110013 Konsentrasi: Instalasi Listrik oleh Andrie Awaludin HT 13110013 Konsentrasi: Instalasi Listrik 0

description

monggo

Transcript of Tugas Karya Ilmiah Rancang Bangun Menggunakan Motor Listrik

PROPOSAL PROYEK AKHIR

42

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRISBAWANG MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK

olehAndrie Awaludin HT 13110013

Konsentrasi: Instalasi Listrik

olehAndrie Awaludin HT 13110013

Konsentrasi: Instalasi Listrik

JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BATAMAngkatan 2010/2011

ABSTRAK

Melihat semakin berkembangnya usaha kecil menengah khususnya dalam bidang pembuatan bawang goreng, maka penulis melakukan pengamatan ketempat-tempat usaha pembuatan bawang goreng yang ada di kota Batam, di tempat usaha tersebut penulis lihat proses pengirisan bawang merah masih dilakukan dengan cara tradisional (menggunakan tenaga manusia), yang mengakibatkan ketersediaan bahan baku produksi (irisan bawang merah) dihasilkan dalam waktu yang relatif lama. Oleh sebab itu penulis merencanakan membuat sebuah alat pengiris bawang merah dengan menggunakan motor listrik sebagai tenaga penggerak yang dapat beroperasi secara otomatis dan manual. Adapun prinsip kerja alat ini menggunakan sebuah piringan pisau pengiris yang diputar oleh motor listrik, sehingga bawang merah yang terdapat pada corong penampung akan turun menuju pisau pengiris dan akan teriris, ketebalan irisan bawang dapat diatur dengan cara mengatur jarak mata pisau terhadap landasannya. Dengan dihadirkannya alat ini dapat mengefisienkan waktu, sehingga dapat mempercepat jalannya proses produksi pada usaha pembuatan bawang goreng. Dari data hasil pengujian pada tabel 5, waktu yang digunakan oleh alat pengiris bawang ini untuk mengiris 1 kg bawang merah adalah 355 detik atau 6 menit, dan 2 kg adalah 724 detik atau 12 menit.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia ini dengan judul Rancang Bangun Alat Pengiris Bawang Menggunakan Motor Listrik. Proyek ini merupakan persyaratan dalam melengkapi tugas Bahasa Indonesia di Fakultas Teknik Universitas Batam .

Dalam pembuatan proyek ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta dorongan semangat dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:1. Dosen pembimbing yang telah membantu saya untuk menyelesaikan karya ilmiah saya2. Rekan-rekan yang telah membantu saya atas pemikirannya dalam proses pengerjaan tugas saya.

Penulis menyadari dalam penyelesaian tugas Bahasa Indonesia ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas ini dimasa yang akan datang. Penulis berharap proyek ini bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang memerlukannya. Batam, 28 Juni 2011 Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i ABSTRAK iiKATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI iv DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL vi BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 1.2. Perumusan Masalah 2 1.3. Batasan Masalah 2 1.4. Tujuan 21.5. Manfaat 3 BAB II. LANDASAN TEORI2.1. Motor Kapasitor 42.2. Proteksi 6 2.3. Perancangan Konstruksi Alat 72.4. Daya dan Faktor Daya 82.5. Penyelidikan Beban Dari Segi Dinamika 92.6. Menentukan Daya Motor 102.7. Komponen Rangkaian Kontrol 11BAB III.PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Prinsip Kerja 25 3.2. Perencanan Pemilihan Motor 253.3. Pembuatan Konstruksi Alat 30 3.4. Perancangan Komponen Rangkaian Kontrol 31

DAFTAR PUSTAKA 45DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Konstruksi Stator 5 Gambar 2. Konstruksi Rotor 5 Gambar 3. Rangkaian Motor Kapasitor 6 Gambar 4. Skema Peralatan Proteksi Motor Kapasitor 6 Gambar 5. Puli dan Sabuk V 7 Gambar 6. Simbol dan Lengkung Kurva Dioda 11 Gambar 7. Penyearah Gelombang Penuh Dua Dioda 12 Gambar 8. Simbol dan Konstruksi Kapasitor 13 Gambar 9. Penyearah Gelombang Penuh Dengan Penapis Kapasitor 14Gambar 10. Karakteristik, Simbol dan Bentuk LDR 15 Gambar 11. Transistor Tipe PNP dan NPN 16 Gambar 12. Pasangan Darlington NPN 16 Gambar 13. Aliran Arus Transistor NPN 17 Gambar 14. Transistor NPN Saat On dan Off 17 Gambar 15. Karakteristik Transistor 18 Gambar 16. Lambang dan Bentuk Trimpot 19 Gambar 17. Simbol dan Bentuk Resistor 19 Gambar 18. Karakteristik Tahanan Linier 19 Gambar 19. Karakteristik Tahanan Non Linier 20 Gambar 20. Simbol Normaly Close Relay 21Gambar 21. Simbol Normaly Open Relay 21Gambar 22. Kontak Tukar (NO-NC) dan Konstruksi Relay 21 Gambar 23. Konstruksi Kontaktor 24Gambar 24. Tata Letak Komponen Rangkaian Kontrol 31

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Koefisien Geser Suatu Bantalan 9 Tabel 2. Karakteristik Faktor Koreksi 10Tabel 3. Spesifikasi Motor Kapasitor 26Tabel 4. Spesifikasi Komponen Rangkaian Kontrol 32 Tabel 5. Waktu Yang Digunakan Untuk Pengirisan Bawang Merah 39

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahBatam merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi perekonomian yang dapat mendukung dan menunjang kesejahteraan masyarakat, salah satu upaya dalam pemanfaatan potensi perekonomomian ini adalah dengan cara mengolah lahan yang kosong menjadi lahan pertanian, yang dapat ditanami dengan berbagai macam jenis tanaman seperti kentang, kol, bawang, dan lain sebagainya, namun kemampuan untuk mengolah hasil produksi setelah panen saat ini belum maksimal, sehingga membuat hasil produksi pertanian tidak memadai bagi penunjang ekonomi rumah tangga para petani, hasil pertanian ini akan membawa manfaat yang cukup bagi petani jika usaha pengolahan hasil panen dapat diatasi dengan baik dan efisien khusnya di pulau Batam ini. Kalau kita amati dari produksi hasil pertanian, bawang merah menempati urutan terbanyak dalam setiap kali musim panen, bawang merah merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat dan dikonsumsi oleh masyarakat sudah sejak lama sebagai obat dan bumbu pelezat masakan. Pada perkembangan bidang industri makanan saat ini, membutuhkan pasokan bawang merah iris dalam jumlah yang cukup banyak dan dibutuhkan dalam waktu yang cepat, berdasarkan survey penulis dilapangan (Pasar puja bahari) tanggal 17 juni 2011 terhadap 10 kios, bahwa kebutuhan setiap hari akan bawang merah iris mencapai 10 - 50 kg. Untuk memenuhi permintaan bawang merah iris ini, pengirisan bawang merah masih dilakukan secara tradisional yaitu menggunakan tenaga manusia dalam proses pengirisan, sehingga berakibat hasil irisan bawang merah yang diperoleh sedikit dan menggunakan waktu yang relatif lama dalam pengerjaannya. Melihat keadaan seperti ini perlu adanya pengembangan teknologi yang dapat digunakan pada saat proses pengirisan bawang merah, agar bawang merah iris dapat dihasilkan secara cepat. Bawang merah iris yang dihasilkan dapat juga dijadikan sebagai salah satu usaha kecil menengah (UKM) yaitu membuka usaha pembuatan bawang goreng siap saji yang dapat dipasarkan, sehingga dapat menambah pendapatan dan nilai jual (berdasarkan berita acara jelang siang di Trans TV tgl 20 juni 2011, 1 kg bawang goreng di pasarkan dengan harga Rp 90.000)Untuk itu penulis merencanakan membuat sebuah alat pengiris bawang merah menggunakan motor listrik sebagai tenaga penggerak yang bisa beroperasi secara otomatis dan manual. Alat ini prinsip kerjanya menggunakan sebuah piringan pisau pengiris yang diputar oleh motor listrik, sehingga bawang merah yang terdapat pada corong penampung akan turun menuju pisau pengiris dan akan teriris, ketebalan irisan bawang dapat diatur dengan cara mengatur jarak mata pisau terhadap landasannya. Sehubungan dengan hal diatas, maka penulis tertarik untuk membuat suatu Proyek yang berjudul Rancang Bangun Alat Pengiris Bawang Menggunakan Motor Listrik

1.2 Perumusan MasalahBagaimana cara membuat sebuah alat pengiris bawang yang dapat mengiris secara cepat.

1.3 Batasan MasalahAgar masalah yang dibahas nantinya tidak melebar, maka penulis mambatasi permasalahan, yaitu:1.1 Membahas mengenai perancangan dan cara pembuatan serta prinsip kerja alat pengiris bawang menggunakan motor listrik 1.2 Ukuran bawang yang akan diiris oleh alat ini berdiameter 5-35 mm, dengan kapasitas produksi 10 kg/jam.

1.4 TujuanMerancang dan membuat alat pengiris bawang yang dapat beroperasi secara otomatis dan manual, dengan menggunakan motor listrik sebagai tenaga penggerak.

1.5 Manfaat1.5.1 Alat ini dapat membantu usaha kecil yang bergerak dibidang pembuatan bawang goreng akan kebutuhan bahan baku (bawang iris) dalam waktu yang cepat.1.5.2 Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan.

BAB IILANDASAN TEORI

Alat pengiris bawang menggunakan motor listrik merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk mengiris bawang merah secara cepat yang bisa beroperasi secara otomatis dan manual. Prinsip kerja alat ini adalah menggunakan sebuah piringan pisau pengiris yang diputar oleh motor listrik, sehingga bawang merah yang terdapat pada corong penampung akan turun menuju pisau pengiris dan akan teriris, ketebalan irisan bawang dapat diatur dengan cara mengatur jarak mata pisau terhadap landasannya, adapun komponen dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan alat ini adalah.motor kapasitor, besi siku, besi plat, puli, sabuk, piringan pisau pengiris, dan komponen-komponen elektronika yang dipakai dalam rangkaian kontrol2.1. Motor KapasitorPada pembuatan alat pengiris bawang ini, motor yang digunakan sebagai tenaga penggerak adalah jenis motor kapasitor, alasan pemilihan motor kapasitor adalah:2.1.1 Harga motor ekonomis2.1.2 Konstruksi motor sederhana dan memiliki daya tahan yang kuat2.1.3 Efisiensi motor tinggi, pada saat putaran normal2.1.4 Perawatan yang minimumMotor kapasitor bagian statornya terdiri atas dua kumparan yaitu kumparan utama dan kumparan bantu, untuk membuat beda fasa antara arus kumparan utama dengan kumparan bantu digunakan sebuah kapasitor, kapasitor dipasang seri dengan kumparan bantu dan paralel terhadap kumparan utama. Kapasitor digunakan dalam rangkaian selama motor beroperasi untuk memperbaiki faktor daya dan memperbaiki kopel mula dengan mengurangi arus start, karakteristik kumparan utama dengan kumparan bantu tidak mempunyai perbedaan yang menyolok, baik dari nilai tahanan, reaktansi induktif, jumlah lilitan dan diameter kawat tembaga.Karakteristik kumparan bantu dan kumparan utama mempunyai nilai yang hampir identik, maka untuk merubah arah putaran motor adalah dengan cara membalik arah polaritas dari kumparan bantu, kopel mula dari motor kapasitor kira-kira 50%-100% dari kopel beban penuh, kapasitor yang digunakan adalah jenis kapasitor minyak atau kapasitor kertas metalik. (Soelaiman, 1984:123), konstruksi motor kapasitor terdiri atas dua bagian yaitu stator dan rotor.a. StatorPada bagian stator terdapat sejumlah slot yang merupakan tempat dipasangnya lilitan kawat tembaga (konduktor) yang disebut dengan kumparan stator (terdiri dari kumparan utama dan kumparan bantu), adapun bentuk konstruksinya dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Konstruksi Stator (Zuhal, 1995:101)

b. RotorRotor berfungsi untuk merubah daya listrik menjadi daya mekanik (daya putar), rotor berputar karena kumparan stator menghasilkan medan putar yang memotong batang konduktor pada rotor, akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi (ggl), karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka tegangan induksi tersebut akan menghasilkan arus. Adanya arus didalam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) yang menyebabkan rotor berputar (Soelaiman,1984:123), adapun bentuk konstruksi rotor motor kapasitor dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Konstruksi Rotor(Zuhal, 1995:101) c. Rangkaian Motor Kapasitor Karakteristik rangkaian pengawatan dari motor kapasitor, menggunakan dua buah kumparan yaitu kumparan utama dan kumparan bantu, serta menggunakan sebuah kapasitor, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Rangkaian Motor Kapasitor (Soelaiman, 1984:123)

2.2.ProteksiPengaman hubung singkat (sekring) berguna untuk memberikan pengamanan kepada rangkaian kontrol dan motor terhadap arus yang tiba-tiba sangat tinggi, seperti keadaan kegagalan isolasi pada kumparan karena kenaikan suhu yang mengakibatkan terjadinya hubung singkat, waktu respon pengaman hubung singkat (sekring) relatif jauh lebih cepat dari pengaman beban lebih, adapun skema peralatan proteksi motor kapasitor dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Skema Peralatan Proteksi Motor Kapasitor(Soelaiman, 1984:135)

2.3. Perancangan Konstruksi Alat2.3.1 Kopling Sabuk VSabuk V terbuat dari karet dan mempunyai penampang berbentuk trapesium, sabuk ini berfungsi sebagai penggerak piringan pisau pengiris yang dipasang di sekeliling alur puli. Gaya gesekan yang terjadi pada puli akan bertambah besar karena pengaruh bentuk baji (trapesium), sehingga menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah, hal ini merupakan keuntungan sabuk V dibandingkan dengan sabuk rata. (Soelaiman, 1984:228) Syarat- syarat yang harus dipenuhi oleh sabuk V:a. Mudah dihubungkan atau dilepaskanb. Kuat terpasang pada porosnyac. Mampu meneruskan daya dan putarand. Tidak terdapat bagian yang mudah lepas

2.3.2 PuliDaya yang diperlukan untuk menggerakan pisau pengiris dipindahkan dari motor listrik melalui puli, tujuan penggunaan puli adalah untuk memperkecil putaran pada mesin beban (piringan pisau pengiris), skema perpindahan daya melalui puli dapat dilihat pada 5.

Gambar 5. Puli(Soelaiman, 1984:233)

Untuk mencari diameter puli mesin beban yang dikehendaki dapat menggunakan persamaan berikut:D2 = D1 x N11 N2 (Soelaiman,1984:233)

N1 = Kecepatan beban penuh motor (2850 Rpm)N2 = Kecepatan yang dikehendaki mesin beban (750 Rpm)D1 = Diameter puli motor (4 cm)D2 = Diameter puli mesin beban (16 cm)

2.3.3 Besi Siku Dalam pembuatan alat pengiris bawang menggunakan motor listrik ini, bahan konstruksi sangat berpengaruh terhadap kesinambungan kinerja serta keawetan dari alat itu sendiri, untuk membuat suatu alat yang memiliki resiko getaran yang cukup besar pada saat alat tersebut bekerja, maka bahan besi sangatlah cocok digunakan sebagai bahan pembuatan konstruksi (tiang penyangga), hal ini bertujuan agar alat yang dibuat dapat awet dan bisa digunakan dalam waktu yang lama.Untuk memudahkan pembuatan konstruksi alat pengiris bawang ini, pihak pabrik telah membuat beberapa jenis besi yang dibentuk dan dicetak menjadi bentuk , U, L dengan ukuran dan ketebalan yang beraneka ragam, dalam pembuatan alat ini dipilih besi yang berbentuk L dan atau yang lebih dikenal dengan sebutan besi siku dan besi strip.

2.4. Daya dan Faktor DayaYang dimaksud dengan daya yaitu energi yang tersimpan untuk melakukan usaha tertentu, daya listrik dalam rangkaian arus bolak-balik (AC) adalah perkalian dari harga arus dan tegangan dikali dengan faktor daya.P = V x I x Cos .2 (Soelaiman, 1984:141)dimana: P= Daya ( Watt ) V = Tegangan ( Volt) I = Arus ( Amper ) cos = Faktor Daya

Faktor daya yang terjadi pada motor induksi berkisar antara 60% sampai 90% dan mempunyai karakteristik arus tertinggal dari tegangan.

2.5. Penyelidikan Beban Dari Segi DinamikaUntuk pemilihan yang tepat dari suatu motor, karakteristik beban harus diselidiki dengan teliti, dari segi dinamika dikelompokan sebagai berikut:2.5.1. Pemilihan Beban Dalam pemilihan beban, karakteristik beban yang digunakan adalah jenis beban geser, karena beban yang menuju mesin beban akan turun secara perlahan dan bergeser dari atas ke bawah, faktor yang menghambat gerakan beban geser dapat disebabkan oleh:a. Permukaan kontak antara objek tidak sempurna datar. b. Daya gesek yang terjadi antara objek.c. Permukaan antara objek yang terpengaruh oleh tekanan vertikal karena berat beban dari atas, Untuk mengetahui lebih jelasnya koefisien geser dari suatu bantalan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Koefisien Geser Suatu BantalanJenis Bantalan

() (s)

Bantalan selongsong0,01 0,060,05 0,20

Bantalan bola. bantalan rol0,01 0,070,02 0,06

(Soelaiman, 1984:139)

2.5.2. Perhitungan Putaran a.Putaran sinkron (Ns) = 120 x Frekuensi..3 Jumlah Kutub (Soelaiman, 1984:157)b.Putaran beban penuh (N)= Ns ( 1 - slip )..4 100 (Soelaiman, 1984:157)c. Slip (s) = Ns N x 100 (%) .5 Ns (Soelaiman, 1984:261)

2.6. Menentukan Daya MotorBila suatu obyek digerakan mendatar, dengan memperhitungkan koefisien geser (), daya mekanik yang dibutuhkan untuk menggerakan motor pengiris dapat dicari dengan persamaan berikut: Pm= 9,8. . w .v .10 . 100 (kW)6 atau Pm= .w.v x 100 = .w.v x 100 (kW)....7 1 x 10 102 9,8 (Soelaiman, 1984:146) dimana: Pm = Daya mekanik ( kW ) w= Berat Beban ( kg ) = Koefisien geser ( 0,01-0,06 ) = Efesiensi dari mekanisme penggerak ( 60-85% ) v= Kecepatan motor ( rps ) 9,8= Gaya grafitasi (9,8 m/s)

Untuk menentukan daya motor yang dibutuhkan, maka daya mekanik tersebut harus dikali dengan faktor koreksi sesuai dengan kegunaan motor tersebut, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi agar motor tidak cepat rusak apabila motor bekerja melebihi kemampuannya (Soelaiman, 1984:153), karakteristik faktor koreksi dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Karakteristik Faktor KoreksiKemampuan Nominal Waktu MotorKontiniu1 jam30 menit

Macam Tugas1jam 30 menitKontiniu 30menitKontiniu1 jam

Nisbah keluaran

Macam Terbuka

1,1-1,151,25-1,350,91,250,7

0,8

Macam Pendingin(kipas angin) 1,25-1,551,60,3-0,651,35-1,550,350,5-0,65

2.7. Komponen Rangkaian Kontrol 2.7.1. Penyearah 2.7.1.1. Dioda Dioda adalah suatu bahan semi konduktor, terbuat dari dua jenis bahan yaitu silikon dan germanium, dioda terdiri atas dua kutub yaitu anoda sebagai kutub positf dan katoda sebagai kutub negatif, seperti yang terlihat pada 6.

Simbol dioda

Gambar 6. Simbol dan Lengkung Kurva Dioda(Malvino, 1994:32)Dari karakteritik statis dioda antara tegangan dan arus, apabila anoda lebih positf dari katoda maka dioda akan menghantar atau dalam keadaan ON, dalam keadaan seperti ini dioda dikatakan mendapat forward biased dan apabila anoda lebih negatif dari katoda maka arus tidak mengalir sehingga dioda dalam keadaan OFF, keadaan ini di sebut reverse biased. Arus forward (If) untuk dioda silikon sangat kecil sebelum harga tegangan mencapai 0,7 volt, setelah melewati tegangan tersebut terlihat bahwa arus forward semakin besar. Dioda dikatakan ideal apabila dapat terkonduksi dengan baik pada arah forward dan buruk pada arah reverse, atau dengan kata lain dioda berlaku sebagai konduktor jika dibias forward, dan seperti isolator jika dibias reverse. Rectifier adalah suatu rangkaian yang mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC), tegangan bolak-balik (AC) diturunkan oleh trafo stepdown (trafo penurun tegangan) kemudian disearahkan menggunakan penyearah gelombang penuh dua dioda. Gambar penyearah gelombang penuh dua dioda dapat dilihat pada gambar 7.

(a)

(b)Gambar 7. Penyearah Gelombang Penuh Dua Dioda dan Bentuk Gelombang Masukan/Keluaran (a) Penyearah Gelombang Penuh Dua Dioda(b)Bentuk Gelombang Masukan dan Keluaran Penyearah(Sutanto, 1999:17)Prinsip kerja penyearah gelombang penuh dua dioda adalah terminal A dan B secara bergantian akan menjadi positif dan negatif.1). Pada saat A positif dan B negatif, dioda D1 menghantar dan D2 Off, maka arus akan mengalir menuju R (beban) kemudian kembali ke CT2).Pada saat B positif dan A negatif, dioda D2 menghantar (D1 tersumbat/off) dan arus mengalir lagi pada R (beban) lalu menuju CT

2.7.1.2 KapasitorKapasitor merupakan komponen yang dibuat untuk mendapatkan kapasitansi tertentu, kapasitor terbuat dari dua plat konduktor yang dipisahkan oleh suatu lapisan isolator, seperti yang terlihat pada gambar 8.

Gambar 8. Simbol dan Konstruksi Kapasitor(Wasito, 1979:72)

Jika dilihat dari penggunaannya dalam rangkaian listrik kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan listrik dan mencegah terjadinya bunga api, dalam rangkaian kendali kapasitor berfungsi sebagai filter (penapis). Dengan memakai suatu penapis, suatu rangkaian penyearah gelombamg penuh dapat menghasilkan tegangan keluaran searah yang harganya konstan.Rangkaian gelombang penuh yang dilengkapi kapasitor memberikan hasil keluaran yang lebih baik dibandingkan penyearah setengah gelombang, karena kapasitor diisi dengan frekuensi dua kali lebih banyak dari frekuensi setengah gelombang yaitu 100 Hz, sebagai hasilnya riak tegangan keluaran berkurang menjadi setengah dari penyearah setengah gelombang dan keluarannya mendekati tegangan searah yang sama dengan tegangan maksimum. Untuk itu keluaran dari penyearah ditapis atau diperhalus melalui penapis kapasitor yang dipasang paralel pada terminal output penyearah, dengan demikian penyimpangan dari tegangan searah murni hanyalah riak kecil yang disebabkan oleh pengisian dan pengosongan kapasitor.Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan menggunakan filter kapasitor dapat dilihat pada gambar 9:

(a)

(b)Gambar 9. Penyearah Gelombang Penuh Dengan Penapis Kapasitor dan Bentuk Tegangan Keluaran(a). Penyearah Gelombang Penuh Dengan Penapis kapasitor(b). Tegangan Keluaran Penapis Kapasitor (Sutanto, 1999:18)

2.7.2. Rangkaian Kontrol 2.7.2.1. LDR (Light Dependent Resistor) LDR adalah suatu komponen yang mempunyai perubahan nilai resistansi yang besarnya tergantung pada cahaya, karakteristik ,simbol dan konstruksi LDR dapat dilihat pada gambar 10:

(a) (b) (c)

Gambar 10. Karakteristik, Simbol dan Bentuk LDR (a) Karakteristik LDR(b) Simbol LDR(c) Bentuk LDR(Wasito, 1979:170)LDR merupakan bagian dari resistor, terbuat dari bahan semi konduktor yang dihubungkan dengan elektroda, apabila LDR disinari cahaya maka akan terjadi lompatan-lompatan atom sehingga terbentuk hole, pada keadaan ini LDR akan lebih terkonduksi sehingga nilai tahanannya berkurang dan begitu juga sebaliknya apabila LDR tidak disinari cahaya, maka nilai tahanannya menjadi besar.

2.7.2.2. TransistorTransistor terdiri dari logam semi konduktor yang mengandung bahan tipe N dan tipe P secara bergantian, terbuat dari lapisan germanium dan silicon, apabila lapisan tipis jenis P diselipkan diantara dua lapisan jenis N struktur yang terbentuk disebut transistor NPN, dan jika lapisan jenis N diselipkan diantara dua lapisan jenis P struktur yang terbentuk disebut transistor PNP. Bagian tengah dari transistor dinamakan basis sedangkan dua bagian yang ujung dinamakan emitor dan kolektor, susunan kedua lapisan ini ditunjukkan pada gambar 11.

Gambar 11. Transistor Tipe PNP dan NPN(Wasito, 1979:173)1) Pasangan DarlingtonPasangan darlington merupakan suatu rangkaian transistor yang banyak digunakan, rangkaian tersebut terdiri dari pengikut emitor yang dihubung bertingkat menggunakan dua buah transistor NPN, seperti yang terlihat pada 12.

Gambar 12. Pasangan Darlington NPN(Wasito, 1979:192)Prinsip kerja pasangan darlington adalah kedua kolektor dari masing-masing transistor NPN dihubungkan, sehingga emitor dari transistor satu akan menggerakan basis transistor dua. Pada transistor satu dan dua akan terjadi tegangan jatuh pada masing-masing basis dan emitornya sebesar VBE., sebagai mana biasanya sifat pembagi tegangan menghasilkan tegangan thevenin yang digunakan sebagai input basis. Akibatnya arus emitor pada tingkat pertama sama dengan arus basis yang kedua, pengikut emitor dari penguatan darlington mempunyai impedansi input tinggi dan impedansi output rendah.Untuk rangkaian ini, pasangan darlington dipakai karena penguatan arusnya jauh lebih besar yaitu:= 1. 2=Penguatan total1=Penguatan transistor 12=Penguatan transistor2

2) Transistor Sebagai SaklarArus dalam rangkaian transistor jenis NPN mengalir dari kaki kolektor dan keluar lewat kaki emitor, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 13. Aliran Arus Sebuah Transistor NPN (Malvino, 1994:123)Sewaktu transistor sebagai saklar, transistor akan mengalir dan menghentikan aliran arus. Peristiwa ini dapat kita amati dengan melihat sebuah lampu yang diletakan pada bagian kolektor dari rangkaian, untuk memperlihatkan ada atau tidaknya aliran arus, hal ini dapat diamati pada gambar 14.

Gambar 14. Transistor NPN Saat On dan Off(Malvino, 1994:128)

Arus yang mengalir ke kaki basis dari transistor diatur oleh tegangan di antara kaki basis dan terminal basis, sewaktu tidak ada arus atau arus yang mengalir sangat kecil dalam kaki basis, transistor tidak bekerja dan arus yang kecil tersebut (mendekati nol) mengalir lewat kolektor ke emitor. Apabila tegangan dipakai makin besar, lebih besar dari tegangan barier (0,7 untuk transistor silicon) dan diberikan di antara kaki basis dan ground, maka arus mengalir lewat kaki basis transistor mengakibatkan transistor akan bekerja seperti halnya sebuah saklar, untuk mengetahui karakteritik sebuah transistor silicon dapat dilihat pada gambar 15.

Gambar 15. Karakteristik Transistor(Malvino, 1994:127)

2.7.3. Trimer Potensiometer (Trimpot)Trimpot adalah sebuah resistor variabel, digunakan sebagai pengganti tahanan mati, besar nilai tahanannya dapat dirubah-rubah dengan menggunakan obeng. Trimpot dirancang khusus untuk keperluan perubahan resistansi yang hanya sekali-kali saja, biasanya sering digunakan untuk mengatur suatu kombinasi harga resistansi dalam suatu rangkaian. Dalam rangkaian kontrol trimpot berfungsi sebagai pengaturan tahanan LDR, untuk mengatur kesensitifan LDR dilakukan dengan merubah posisi kontak geser dari trimpot.Trimpot mempunyai nilai tahanan yang berfariasi, fariasi nilai tahanannya tergantung pada pengaturan mekanik pada bodinya. Nilai tahanannya berfariasi mulai dari nol ohm sampai nilai maksimum yang tertulis pada body mekanik trimpot, unutk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 16.

Gambar 16. Lambang dan Bentuk Trimpot (Wasito, 1979:13) 2.7.4. Resistor Resistor merupakan komponen yang sering dipergunakan dalam rangkaian elektromagnetik sebagai komponen pengatur tegangan dan alat pendeteksi sinyal yang mengatur jalannya operasi rangkaian, simbol dan konstruksi resistor dapat dilihat pada gambar 17.

Gambar 17. Simbol dan Bentuk Resistor(Wasito, 1979:13)

Resistor atau tahanan merupakan peralatan dengan sifat menghambat aliran elektron. Tahanan dapat dibagi atas tahanan linier dan tahanan non linier, tahanan linier adalah tahanan yang sering digunakan untuk rangkaian elektronika, dengan grafik pengenal arus terhadap tegangan (I-V) dapat dilihat pada gambar 18.

: Gambar 18. Karakteristik Tahanan Linier(Wasito, 1979:56)Pada tahanan linier antara arus dan tegangan memiliki perbandingan yang lurus, sehingga berlaku rumus hukum Ohm, sedangkan tahanan non linier adalah tahanan dengan grafik pengenalnya tidak merupakan garis lurus I-V, sehingga rumus hukum ohm tidak berlaku, adapun bentuk grafik pengenalnya dapat dilihat pada gambar 19.

Gambar 19. Karakteristik Tahanan Non Linier(Wasito, 1979:56)

3. Relay a. Asas Operasi RelayPada dasarnya relay merupakan sebuah saklar elektromagnetik, prinsip kerja relay adalah jika arus mengalir dalam kumparan, maka inti besi akan menjadi magnet, sehingga jangkar yang terbuat dari besi lunak tertarik oleh magnet tadi dan bergerak pada engselnya, dengan demikian kontak-kontak yang tadinya terhubung (NC) menjadi terbuka (NO) dan akan menghubung/memutuskan anak kontaknya.Pada saat kumparan dialiri arus listrik, gaya magnet tersebut akan mengalahkan gaya pegas, besarnya gaya magnet ditetapkan oleh kuatnya medan yang ada pada celah udara diantara jangkar dan inti. Kuat medan magnet juga ditetapkan oleh besarnya perlawanan magnet di dalam sirkuit magnet. Dari uraian diatas jelas bahwa relay mempunyai beberapa kontak kontrol yang membuka dalam keadaan normal (NO) dan menutup dalam keadaan normal (NC). Kontak NC yaitu kontak yang pada saat relay tidak dialiri arus (saat normal) posisi anak kontaknya menutup, dapat dilihat pada gambar 20.

Gambar 20. Normaly Close (NC)(Wasito, 1979:200)

Sedangkan kontak NO yaitu kontak yang pada saat kumparan relay tidak dialiri arus (saat normal) posisi kontak tersebut membuka, dapat dilihat pada gambar 21.

Gambar 21. Normaly Open (NO)(Wasito, 1979:200)

Umumnya relay mempunyai kontak tukar yang merupakan kesatuan unit antara kontak NO dan kontak NC, sehingga kontak ini pada saat dialiri arus akan melepas dan menghubung pada kontak lainnya, hal ini dapat dilihat pada gambar 22.

(a)(b)Gambar 22. Kontak Tukar dan Konstruksi Relay (a) Kontak Tukar (NO-NC) (b) Konstruksi Relay(Wasito, 1979:200) b. Konfigurasi DasarKontak relay yang ada di pasaran tersedia dalam berbagai konfigurasi, konfigurasi ini diidentifikasikan sesuai dengan jumlah kutub (P) dan banyaknya posisi saklar (T). Jumlah kutub dan posisi ini dapat didahului dengan huruf S untuk single dan huruf D untuk double atau dengan angka, dari sini timbul konfigurasi relay SPST (satu kutub satu posisi), atau banyak kutub (3PST atau 4PST). Sebuah kumparan relay dapat menggerakan sebuah kontak atau sederetan kontak sekaligus.

c. Tipe KumparanRelay dapat digunakan dalam tegangan searah (DC) atau tegangan bolak-balik (AC), pada waktu beroperasi dengan tegangan bolak-balik waktu pensaklaran relay harus cukup lambat agar relay tidak bergetar ketika tegangan melintasi nol. Kebanyakan relay AC untuk daya dan penerapan umumnya sudah cukup lambat, sehingga dapat mengatasi masalah ini.Kumparan relay adalah sebuah induktor, karakteristiknya arus berbeda fasa dengan tegangan sebesar 180o. Jangkar kerja kumparan relay untuk operasi arus bolak-balik adalah lebih tinggi dari jangkar kerja kumparan untuk operasi arus searah.

d. Sifat-Sifat RelayDalam pemilihan relay, harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:1) Tahanan kumparanBesarnya tahanan ini ditentukan oleh tebal kawat yang dipakai dan banyaknya lilitan, besarnya perlawanan ini mulai dari 1 sampai 50 k, ini bertujuan untuk memperoleh daya hantar listrik yang baik.2) Kuat arus yang diperlukan guna menjalankan relayBesarnya arus relay sudah ditentukan oleh pabrik, relay dengan tahanan kecil memerlukan arus besar pada saat beroperasi dan sebaliknya relay dengan tahanan besar memerlukan arus yang lebih kecil pada saat bekerja.

3) Tegangan yang diperlukan untuk menjalankan relay. Karena V= I.R maka besarnya tegangan ini sama dengan kuat arus dikali tahanan relay.4) Daya yang diperlukan untuk mengoperasikan relay yang besarnya sama dengan tegangan dikalikan dengan arus.5) Banyaknya kontak-kontak.Jangkar dapat membuka dan menutup lebih dari satu kontak sekaligus tergantung dari banyaknya kontak dan jenis relaynya.

D. KontaktorKontaktor merupakan suatu peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan suatu rangkaian listrik yang beberja secara otomatis berdasarkan prinsip kerja elektromagnetik, apabila kumparan pada kontaktor tersebut mendapatkan suplay arus listrik maka akan timbul medan magnet yang kemudian bereaksi menginduksi logam yang terdapat pada kumparan sehingga logam tersebut berubah menjadi magnet dan bekerja selama kumparan tersebut masih bertegangan. Magnet sementara tersebut kemudian menarik tuas untuk menggerakan kontak bantunya, kontak bantu inilah yang dipergunakan sebagai saklar untuk menghubungkan atau memutuskan rangkaian.Kontaktor memiliki sejumlah anak-anak kontak yang digerakan secara elektromagnetik, yang terdiri dari kontak utama dan kontak bantu, yang terdiri dari dua macam posisi yaitu NO (normali open) dan NC (normali close) dimana untuk pengoperasian anak-anak kontak tersebut, kumparan magnet (coil) harus diberi tegangan, tegangan yang dipakai untuk coil adalah tegangan searah atau bolak-balik. Kontaktor magnet akan bekerja normal bila tegangan masukan coilnya mencapai 85 % dari tegangan kerja, bila tegangan kerja turun maka kontaktor akan bergetar.Kontaktor biasanya mempunyai 3 kontak utama dengan nomor 1,3,5 dan keluarannya 2,4,6 untuk sambungan kebeban, sedangkan kontak bantunya diberi nomor 13 dan 14, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 23.

(a)

(b)Gambar 23. (a) Skema Koil dan Anak Kontak Kontaktor (b) Gambar Konstruksi Kontaktor(Soelaiman, 1984:261)

BAB IIIPERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

3.1. Prinsip KerjaPada pembuatan alat pengiris bawang ini menggunakan motor kapasitor 1 fasa sebagai tenaga penggerak. Untuk mentranmisikan daya mekanik motor ke mesin beban digunakan puli dan sabuk, sabuk yang digunakan adalah sabuk V. Untuk pembuatan konstruksi (body) alat menggunakan besi siku agar alat ini lebih kuat dan kokoh saat beroperasi.Adapun prisip kerja alat ini adalah menggunakan sebuah sensor cahaya yang berfungsi untuk menghidup dan matikan motor pengiris, motor pengiris akan hidup pada saat bawang berdiameter antara 5 - 35 mm dimasukan dalam corong penampung, bawang yang masuk ke dalam corong penampung tersebut akan menghalangi cahaya lampu led menuju rangkaian penerima (LDR), sehingga mengaktifkan relay yang menyebabkan koil pada kontaktor mengunci dan mengakibatkan motor pengiris hidup dan bekerja, apabila bawang yang berada di dalam corong penampung telah habis maka motor akan mati secara otomatis, hal ini disebabkan karena sensor LDR telah mendapat cahaya, karena tidak ada yang menghalangi cahaya menuju sensor LDR. Bawang yang telah teriris setebal 1-2 mm akan langsung jatuh ke dalam tempat penampung bawang irisan, dan dapat diolah menjadi bumbu masakan atau dijadikan bawang goreng. Selain secara otomatis alat pengiris bawang ini dapat juga dihidupkan secara manual, yaitu menghubungkan langsung steker 2 dengan sumber tegangan. Untuk keamanan (proteksi) alat ini dari bahaya hubung singkat digunakan satu buah sekring yang dipasang pada panel kontrol.

3.2. Perencanaan Pemilihan MotorDalam pemilihan motor, maka perlu diketahui karakteristik dari mesin beban, hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya gangguan pada motor pada saat beroperasi.

3.2.1.Pemilihan MotorFaktor yang harus diperiksa dalam pemilihan motor yang akan digunakan, yaitu: a. Karakteristik putaran motorb. Macam tugas motor (tugas kontiniu, tugas waktu singkat)c. Frekuensi pengasutand. Kecepatan atau putaran permenite. Daya yang dibutuhkan untuk menggerakan bebanf. Cara pengasutan (manual atau otomatis)g. Cara kopling dari motor (kopling langsung, bergigi, atau sabuk) (Soelaiman, 1984:113)Berdasarkan pertimbangan diatas maka motor yang dipilih sebagai penggerak piringan pengiris adalah jenis motor kapasitor 1 fasa, karena karakteristik dari motor ini sesuai dengan karakteristik beban yang akan digerakan.

3.2.2 Spesifikasi Motor Untuk mengetahui lebih jelasnya spesifikasi motor yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Spesifikasi MotorDaya125 Watt

Tegangan 220 Volt

Arus 0,75A

Frekuensi50 Hz

Putaran beban penuh2850 Rpm

Jumlah kutub2

Cos0,75

Nilai kapasitor start5 F

a. Arus MotorBesarnya arus listrik yang dipakai oleh motor dapat dicari dengan persamaan berikut: I= P V.Cos = 125 220.0,75= 0,75 A

b. Perhitungan Putaran Putaran Sinkron (Ns) = 120 x Frekuensi Jumlah kutub = 120 x 50 2 = 6000 2 = 3000 RpmJadi motor yang dipakai adalah motor yang memiliki putaran singkron sebesar 3000 Rpm.

c. SlipBesarnya slip yang terjadi pada motor tak serempak adalah 5 - 10% dari putaran sinkron, karena putaran sinkron (Ns) dan putaran beban penuh (N) telah diketahui, maka besarnya slip yang terjadi saat motor hidup (bekerja) adalah: S= Ns N x 100 (%) Ns= 3000 2850 x 100 (%) 3000 = 5 % Besarnya slip yang terjadi pada motor sebesar 5%

d. Putaran PerdetikPutaran rotor per detik dapat dicari dengan persamaan berikut: v = Rpm detik= 2850 60 = 47,5 Rps

e. Daya MekanikKarena beban yang digunakan adalah beban geser dengan koefisien geser 0,06 dan putaran beban penuh 2850 Rpm, maka daya mekanik yang dibutuhkan untuk memutar piringan pengiris, dengan berat beban 2 kg adalah: Pm = 9.8. .w .v. 10. 100 = 9,8 x 0,06 x 2 x 47,5x 10 x 100 85 = 5,59 85= 0,066 kW= 66 watt

f. Daya Motor Yang Dibutuhkan Daya mekanik sebesar 66 watt, harus dikali dengan faktor koreksi sebesar 1,35. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi agar motor tidak cepat rusak apabila motor bekerja melebihi nilai kemampuannya. P= Pm . 1,35= 66 x 1,35= 89 wattJadi besarnya daya motor yang digunakan untuk pembuatan alat pengiris bawang ini adalah sebesar 89 watt.

g. Diameter Puli Mesin BebanUntuk mencari diameter puli yang dipakai pada mesin beban dapat dicari dengan persamaan berikut: `D2 = D1 x N1 ` N2 `= 4 x 2850 750 `= 4 x 3,8 `= 15,2 cm. Dipakai puli mesin beban dengan diameter 16 cm

h. Persamaan Yang Terkait Dengan Penyearah Gelombang Penuh Dua Dioda.1). Tegangan Maksimum Besarnya tegangan maksimum penyearah gelombang penuh dua dioda dapat dicari dengan persamaan berikut:Vm= Veff. 2=12. 2=17 volt2). Tegangan SearahTegangan searah (Vdc) keluaran dari penyearah delombang penuh dua dioda dapat dicari dengan persamaan berikut:Vdc= 2. Vm = 0,636 VmVdc=0,636. Vm = 0,636. 17=10,8 volt3). Tegangan EfektifSetelah menggunakan penapis kapasitor tegangan efektif dapat dicari dengan persamaan berikutVeff =Vm2 =0,707 VmVeff=0,707. 17 volt= 12 volt

3.3. Pembuatan Konstruksi Alat1. Tiang PenyanggaTiang penyangga terbuat dari besi siku yang berfungsi sebagai kedudukan dari corong penampung bawang masuk, konstruksi body pengiris (bagian-bagian pengiris), motor penggerak, panel kontrol dan tempat penampung bawang irisan, adapun konstruksi tiang penyangga yang dirancang seperti gambar lampiran 2.

2. Corong Penampung Bawang MasukCorong penampung bawang masuk ini terbuat dari besi seng dengan ketebalan 1,5 mm, konstruksinya berbentuk prisma yang mempunyai ukuran alas atas 35 cm x 35 cm, tinggi bak 24 cm, alas bawah berukuran 8 cmx 5 cm, adapun konstruksi corong penampung yang dirancang seperti gambar lampiran 5.

3. Konstruksi Body PengirisKonstruksi body pengiris bawang terbuat dari besi padu, ukuran dan bentuk dari body pengiris dapat dilihat pada gambar lampiran 3.

4. Piringan PengirisPiringan pengiris terbuat dari besi padu yang memiliki ketebalan 5 mm, piringan pengiris tersebut memiliki dua buah lobang berbentuk persegi panjang yang dipasangi dua buah pisau, pisau pengiris terbuat dari baja tahan karat (stainlesstel), diameter dari piringan pengiris ini adalah 14 cm, panjang lobang 5 cm, lebar 2 cm, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar lampiran 3.

5. Tempat Penampung Bawang IrisanBawang yang telah teriris akan langsung jatuh kedalam tempat penampung bawang irisan, bak ini terbuat dari plastik, adapun bentuk konstruksinya dapat dilihat pada gambar lampiran 5.

6. Kopelan Motor Dengan Beban.Kopelan motor dengan beban bertujuan untuk menstransmisikan daya mekanik putaran motor menuju mesin beban (piringan pengiris), penstransmisian dilakukan dengan menggunakan puli dan sabuk V yang terbuat dari karet, ukuran puli dan sabuk dapat dilihat pada gambar lampiran 3.

7. Panel Kontrol.Panel kontrol merupakan tempat pemasangan komponen-komponen elektronika yang berfungsi untuk pengontrolan motor, pada panel ini juga dipasang alat pengaman hubung singkat (sekring), satu buah saklar magnet dan dilengkapi tombol on/off. Konstruksi panel kontrol ini terbuat dari besi plat dengan ketebalan 1 mm dengan ukuran panjang 11 cm, lebar 7 cm, dan tinggi 16 cm, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar lampiran 4.

3.4. Perancangan Komponen Rangkaian kontrol1.Tata Letak KomponenUntuk mengtahui lebih jelasnya tata letak komponen rangkaian kontrol dapat dilihat pada gambar 24.

Gambar 24. Tata Letak Komponen Rangkaian Kontrol

2. Spesifikasi Komponen Rangkaian Kontrol Untuk mengetahui lebih jelasnya spesifikasi komponen rangkaian kontrol dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Spesifikasi Komponen Rangkaian KontrolNoNama KomponenTipeSatuan

123456789

10111213Papan PCBTransformatorRelayKontaktorTransistorLDRDioda Kapasitor elektrolitResistor

TrimpotLampu FuseSaklar on-offPCB polosCT 12 VAC/1A12 VDC / 10 A220 VAC / 10 ABC 108ORP 12IN 40011000F/ 16VR1 = 56 KR2,3,4 = 2,2 K50 K3 VDC1 A220 VAC1 lembar1 buah1 buah1 buah2 buah1 buah3 buah1 buah1 buah1 buah1 buah3 buah1 buah1 buah

3.Prinsip Kerja Rangkaian KontrolTegangan masuk dari PLN sebesar 220 Volt diturunkan menjadi 12 Volt oleh trafo step down, kemudian tegangan bolak-balik (AC) disearahkan oleh penyearah gelombang penuh dengan menggunakan dua dioda, tegangan searah (DC) yang dihasilkan ditapis atau diperhalus dengan menggunakan kapasitor sehingga menghasilkan tegangan DC murni.Bila tegangan sumber 12 VDC dimasukan, maka arus akan mengalir ke R1, kemudian mengalir ke trimpot (P), dari trimpot arus akan menuju R2 dan mengatur arus yang melalui LDR dan transistor Q1. Apabila sensor LDR disinari cahaya lampu led, maka tahanan LDR akan menjadi kecil (lebih kecil dari tahanan R2) sehingga arus dilewatkan saja ke netral, mengakibatkan transistor Q1 dan Q2 tidak aktif. Apabila sensor LDR tidak disinari cahaya lampu led, maka tahanan LDR akan menjadi besar (lebih besar dari tahanan R2) sehingga mengaktifkan transistor Q1 dan Q2. Karena arus dilewatkan pada R2, mengakibatkan relay aktif begitu juga dengan kontaktor yang selanjutnya menghidupkan motor.Rangkaian ini adalah rangkaian yang bekerja dengan sistem pencahayaan yang dihasilkan oleh lampu led 3 VDC. Q1 dan Q2 merupakan transistor yang bekerja sebagai saklar, LDR merupakan sensor yang dipakai untuk mengaktifkan Q1 dan Q2.Pada rangkaian sensor alat pengiris bawang merah ini LDR tidak mendapatkan cahaya lampu apabila bawang dimasukan ke dalam corong penampung sehingga menutupi sensor LDR dan menyebabkan rangkaian aktif, selanjutnya mengaktifkan kontaktor yang kemudian menyebabkan motor bekerja. Apabila bawang telah kosong di dalam corong penampung maka sensor LDR akan disinari cahaya lampu sehingga menyebabkan rangkaian mati dan menyebabkan motor berhenti bekerja.

4.Karakteristik Komponen Rangkaian Kontrol:a.TrafoTrafo yang digunakan adalah jenis trafo step down (trafo penurun tegangan), tegangan AC diturunkan dari 220 volt menjadi tegangan sebesar 12 Volt.

b.DiodaInput = 12 VAC, 1AArus star = 7 x 1 = 7 AUntuk itu digunakan dioda yang mempunyai kapasitas arus yang melebihi arus start, hal ini bertujuan agar dioda tidak rusak pada saat start awal, maka digunakanlah dioda jenis IN4001 yang mempunyai kemampuan arus maksimum 50 amper. Dioda yang digunakan adalah jenis silicon disebabkan dari segi kelistrikan memiliki keuntungan menghantar setelah 0,7 volt dengan baik, sehingga dioda awet dan tidak cepat rusak.

c.KapasitorVin = 12 VACVmax = 17 VoltVdc = 10,8 Volt

Idc =Biasanya untuk catu daya riak yang diperbolehkan adalah 10% dari tegangan masukan, jadi 10% dari 10,8 = 1,08 Volt.

Vrip=

C = Kapasitor yang digunakan 1000F / 16Volt, jenis elektrolit.

d. ResistorR1 berfungsi untuk mencegah tegangan yang masuk ke trimpot menjadi 0 bila trimpot berada pada posisi 0, harga R1 dan R2 harus lebih besar dari harga trimpot, karena harga trimpot 50 k, maka R1 = 56 k. R2 berfungsi untuk melindungi transistor terhadap arus yang besar yang melalui basis.

Rb=

= = 1,3 kTahanan basis yang digunakan adalah sebesar 2k2 .

e. TrimpotTrimpot yang digunakan adalah sebesar 50 k, pemilihan nilai ini bertujuan untuk mengatur tegangan input yang masuk ke LDR, sehingga dalam keadaan normal tegangan masuk tidak over atau under, trimpot dapat diatur sesuai kebutuhan LDR.

f.. TransistorDari hasil pengukuran diketahui:Ib = ImA, Ic = 80mA = 1.2 karena transistor yang dipakai sama jenisnya maka, = 80.80 =6.400 kaliOleh sebab itu digunakan transistor tipe NPN dengan kode BC108.

g.LDR LDR yang digunakan adalah LDR ORP12 selnya berupa cadmium sulfida yang dilapisi damar bening, tahanannya saat terang (disinari cahaya) sebesar 2 k dan saat gelap sebesar 60 k.

h.RelayTegangan beban yang digunakan pada rangkaian ini sebesar 12VDC, dan kemampuan arus kontak kontaktor yang akan digerakkan relay adalah 10A maka digunakanlah relay DC 12V/10A.

i. KontaktorKontaktor yang dipakai adalah kontaktor yang memiliki tegangan sumber 220 VAC dengan kemampuan arus 10 A. Memiliki 3 buah tombol NO dan 1 buah tombol NC, kontaktor berfungsi sebagai saklar elektromagnet untuk menghubung dan memutuskan sumber tegangan yang masuk menuju motor kapasitor.

DAFTAR PUSTAKA

Fitzgeral, A. E., Charles Kingsley, Jr dan Stephen D. Umans. 1989. Mesin-Mesin Listrik. terjemahan Djoko Achyanto. Jakarta: Erlangga.

Malvino, Albert Paul. 1994. Prisip-prinsip Elektronika. Jakarta: Erlangga.

Soelaiman, Ts. Mhd. dan Mabuchi Magarisawa. 1984. Mesin Tak Serempak Dalam Praktek. Jakarta: Pradnya Paramita.

Sutanto. 1999. Rangkaian Elektronika (Analog). Bandung: Ghanecha

Wasito, S. 1979. Sirkuit Arus Searah. Jakarta: Karya Utama.

Zuhal. 1995. Dasar Tenaga Listrik dan Elektronika daya. Jakarta: PT. Pradniya Paramitha.

E1I1ImIsKumparan asutKapasitor Rotor sangkarKumparanutamaMMotorkapasitorkontaktorCatu dayaPengamanlebur1 220 VACD1D2N1N2anodakatodaTegangan lutut = 0,7 VArus bocorIVArah majuArah balikRV inV inICT220VACD1D2ABKoduktorisolatorV inV inCCTACD1D2220VRV = 10 VE LUX231010104101010101001123PNPBasisKolektorEmiterPNBasisKolektorEmiterNCBECBEIBIcIEBCEarusVTidak ada IbBECOnBECOffAda IbIRVIVR3CoilA1A21513246142122CTrafo12V 1ACT220 VACD1D2CR1PLDRR2D3Q1Q2Relai12 VDCM220 VACKontaktor1L2L1R3R4