Tugas Karil Upload Syuaib 821468503

44

Click here to load reader

description

karil tugas UT tahun 2014

Transcript of Tugas Karil Upload Syuaib 821468503

29

PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAMMENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESAWAT SEDERHANASISWA DI KELAS V SD NEGERI 77 PAREPARE

SYUAIB821468504

Email : [email protected]

AbstrakVon Glasersfeld (Suparno, 1997) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang menentukan prestasi dan hasil belajar Sains adalah faktor kemampuan guru menerapkan dan mengembangkannya dalam kegiatan belajar mengajar Sains. Berdasarkan hasil diksusi oleh supervisor, identifikasi masalah yakni Kurangnya motivasi siswa dalam proses belajar mengajar; Siswa malu bertanya tentang materi yang belum dikuasai; Siswa tidak mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar; Sebagian besar tugas siswa tidak berhasil di selesaikan dengan baik. Hal ini mengakibatkan rendahnya penguasaan siswa terhadap materi untuk bidang studi IPA kelas V. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pendekatan keterampilan proses (PKP) dalam meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pesawat sederhana, mendeskripsikan penggunaan pendekatan keterampilan proses terhadap proses belajar pesawat sederhana, dan untuk mendeskripsikan penggunaan PKP terhadap hasil belajar pesawat sederhana siswa di kelas V SDN 77 Bacukiki Kota Parepare menggunakan pendekatan keterampilan proses. Jumlah siswa 6 orang putra, dan 7 orang putri. Penelitian ini menggunakan desain PTK terdiri dari 2 siklus. Siklus 1 hanya mencapai rata-rata 6 dan siklus 2 berhasil mencapai rata-rata 7. penelitian dinyatakan berhasil karena telah mencapai KKM (7), hingga dapat di simpulkan bahwa penerapan PKP dalam pembelajaran pokok bahasan pesawat sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 77 bacukiki kota Parepare. Kata kunci : hasil belajar, pesawat sederhana, keterampilan proses

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

1. Identifikasi MasalahSelama pembelajaran pertama banyak sekali masalah yang dialami di kelas, kemudian pada siklus Kedua dibuatlah rencana tindakan berdasarkan hasil observasi dan catatan dan hasil rekaman selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil diksusi yang dipandu oleh supervisor masalah itu dapat di identifikasi sebagai berikut :

a. Kurangnya motivasi siswa dalam proses belajar mengajar

b. Siswa malu / takut untuk bertanya tentang materi yang belum dikuasai

c. Siswa tidak mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar

d. Tugas yang diberikan sebagaian besar siswa tidak berhasil di selesaikan dengan baik.

Hal ini mengakibatkan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi yaitu untuk bidang studi IPA kelas V

Belajar Sains bukan hanya sekedar menghafalkan konsep dan prinsip Sains, melainkan dengan pembelajaran Sains diharapkan siswa dapat memiliki sikap dan kemampuan yang berguna bagi dirinya dalam memahami perubahan yang terjadi di lingkungannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Abruscato, 1992 (Khairudin dan Soedjono, 2005: 15) mengemukakan bahwa : Tujuan pembelajaran Sains adalah (1) mengembangkan kognitif siswa, (2) mengembangkan afektif siswa, (3) mengembangkan psikomotorik siswa, (4) mengembangkan kreativitas siswa, dan (5) melatih siswa berfikir kritis.

Dari beberapa tujuan pembelajaran Sains yang telah dikemukakan sebelumnya tampak bahwa hasil belajar Sains diharapkan tercermin dari kemampuan siswa bersikap dan bertingkah laku yang baik, dalam memahami fenomena-fenomena alam yang terjadi di lingkungannya. Olehnya itu guru perlu merancang suatu pembelajaran yang menarik bagi siswa, sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran Sains dapat tercapai.

Von Glasersfeld (Suparno, 1997) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang menentukan prestasi dan hasil belajar Sains adalah faktor kemampuan guru menerapkan dan mengembangkannya dalam kegiatan belajar mengajar Sains yang antara lain ialah Guru perlu belajar mengerti cara berfikir siswa sehingga dapat membantu memodifikasinya. Baik dilihat bagaimana jalan berfikir mereka mengenai suatu persoalan yang ada. Guru perlu menanyakan kepada siswa bagaimana mereka mendapatkan jawabannya. Ini adalah cara yang baik untuk menemukan pemikiran mereka dan membuka jalan untuk menjelaskan mengapa suatu jawaban tidak berlaku untuk keadaan tertentu.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka guru hendaknya memandang pembelajaran Sains tidak hanya menekankan pada hasil, tetapi juga menekankan pada proses memahami konsep tersebut, sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas, 2004.P.3). Jika guru dalam mengajarkan konsep Sains lebih menekankan pada proses yaitu siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri untuk memahami masalah atau objek yang diamati, maka dapat membawa dampak positif bagi kemajuan belajar siswa yang berorientasi pada peningkatan hasil dan prestasi belajar siswa.

Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Nikson (Hasbullah, 1993: 3) bahwa pembelajaran adalah suatu upaya membantu siswa mengkonstruksi (membangun) konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dengan kemampuannya sendiri melalui internalisasi sehingga konsep dan prinsip itu terbangun kembali. Olehnya itu guru perlu merancang dan melaksanakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa mengkonstruksi pemikirannya sendiri untuk menemukan konsep dan prinsip Sains tersebut serta mengetahui untuk apa konsep tersebut dipelajari.

Dengan memberikan kesempatan kepada siswa mengkonstruksi pemikirannya sendiri, siswa dapat belajar lebih aktif, kreatif, menumbuhkan kesan bermakna dan menarik bagi siswa, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam pembelajaran Sains dapat tercapai.

2. Analisis Masalah

Salah satu materi yang tercantum dalam Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Sains di sekolah dasar kelas V adalah pesawat sederhana. Materi ini harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar dengan baik, karena materi tersebut juga sangat dekat dengan lingkungan keseharian siswa. Olehnya itu seorang guru perlu merancang suatu pembelajaran yang menarik bagi siswa dalam mengajarkan konsep pesawat sederhana dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan mengajar rang sesuai.

Harapan tersebut di atas belum sesuai harapan. Hal ini sesuai hasil prapenelitian yang dilakukan melalui interview dan observasi pada bulan Januari 2013 di kelas V SD Negeri 77 Kota Parepare Propinsi Sulawesi Selatan, terungkap sebagai berikut:

Peneliti melakukan observasi langsung terhadap guru dan siswa dalam situasi belajar mengajar pada bulan Januari 2013, peneliti memperoleh data sebagai berikut: (1) dalam proses pembelajaran pesawat sederhana guru hanya menggunakan metode ceramah saja, (2) guru tidak memberi kesempatan kepada siswa melakukan percobaan dengan menggunakan alat, (3) siswa hanya mencatat materi yang dibacakan guru, (4) siswa hanya menjawab soal-soal dalam buku paket.

Hasil wawancara kepada guru dan siswa kelas V SD Negeri 77 Pareare bahwa (1) guru beranggapan sulit menemukan dan melaksanakan pendekatan mengajar ang tepat dalam mengajarkan materi pesawat sederhana, sehingga prestasi belajar siswa rata-rata rendah yaitu 5,0, (2) guru kurang memahami arti pendekatan keterampilan proses seperti: mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan, sehingga tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakannya, (3) siswa kurang memahami konsep pesawat sederhana, hal ini terlihat dari ketidakmampuan siswa menyelesaikan soal latihan yang berkaitan dengan pesawat sederhana.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penyebab rendahnya basil belajar siswa kelas V SD Negeri 77 Parepare pada materi pesawat sederhana adalah pemahaman guru terhadap penggunaan pendekatan dalam pembelajaran Sains. Jika masalah tersebut tidak dapat diatasi, maka akan berdampak buruk bagi siswa, terutama pada mutu dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Sains di sekolah dasar. Olehnya itu, 17eneliti bersama guru bermaksud untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul "Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pesawat sederhana Siswa di Kelas V SD Negeri 77 Parepare".

Rumusan MasalahBerdasarkan Tatar belakang penelitian, maka secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar konsep pesawat sederhana dalam mata pelajaran Sains siswa kelas V SD Negeri 77 Kecamatan Bacukiki Propinsi Sulawesi Selatan rendah.

Rumusan masalah umum tersebut dapat dijabarkan secara khusus sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan proses pembelajaran pesawat sederhana melalui pendekatan keterampilan proses siswa di kelas V SD Negeri 77 Kecamatan Bacukiki Kota Parepare ?2. Bagaimanakah peningkatan basil belajar pesawat sederhana siswa di kelas V SD Negeri 77 kecamatan Bacukiki Kota Parepare dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses?Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pendekatan keterampilan proses dalam meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pesawat sederhana di kelas V SD Negeri 77 Kota Parepare.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan penggunaan pendekatan keterampilan proses terhadap proses belajar pesawat sederhana siswa di kelas V SD Negeri 77 kecamatan Bacukiki Kota Parepare.

2. Untuk mendeskripsikan penggunaan pendekatan keterampilan proses terhadap hasil belajar pesawat sederhana siswa di kelas V SD Negeri 77 kecamatan Bacukiki Kota Parepare dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.

Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran/Kegiatan Pengembangan

1. Manfaat Teoritis

a. Melalui basil penelitian ini diharapkan guru SD dan peneliti memiliki pengetahuan dan wawasan tentang teori pendekatan proses dalam meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pesawat sederhana.

b. Hasil penelitian ini diharapkan guru SD dan peneliti memiliki pengetahuan mengenai teori pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar dalam pembelajaran Sains di sekolah dasar.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya dan memperoleh pengetahuan tentang penggunaan keterampilan proses dalam pembelajaran pesawat sederhana.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan guru SD mendapat pengalaman secara langsung menggunakan pendekatan proses dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sains.

b. Hasil penelitian ini diharapkan peneliti mendapat pengalaman nyata dan dapat menerapkan pendekatan proses dalam pembelajaran Sains jika menjadi guru di SD.

Kajian Pustaka

Pengertian dan Tujuan Pembelajaran SainsPengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat Sains adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Darmojo, 1992: 3).Selain itu, Nash 1993 (Darmojo, 1992: 3) dalam bukunya The Nature of Sciences, menyatakan bahwa Sains adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara Sains mengamati dunia ini bersifat analisis, cermat, serta menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang barn tentang obyek yang diamatinya.

Sains membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh powler (Winaputra, 1992: 122) bahwa Sains merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan Mari hasil observasi dan eksperimen.

Sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya sating berkaitan, sating menjelaskan sehingga sehtruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum arinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Selanjutnya Winaputra (1992:123) mengemukakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau mahluk hidup, tetapi merupakan cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah.

Tujuan Sains diajarkan di Sekolah Dasar adalah untuk membina dan menyiapkan peserta didik agar nantinya peserta didik tanggap dalam menghadapi lingkunganya. Sejalan dengan itu Abruscato, 1992 (khairudin dan Soedjono, 2005: 15) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran Sains di kelas dapat (1) mengembangkan kognitif siswa, (2) mengembangkan afektif siswa, (3) mengembangkan psikomotorik siswa, (4) mengembangkan kreativitas siswa, dan (5) melatih siswa berfikir kritis.

Menurut Carin, 1993 (Khaerudin dan Eko, 2005: 11) mengemukakan bahwa pada dasarnya tujuan Sains di sekolah adalah:

1. Menambah keingintahuan (curiosity)

Dasar program Sains akan pengaruh perhatian pada keingintahuan siswa tentang alam semesta dengan cara (a) mendorong siswa untuk menyelidiki alam dengan teknologi, (b) mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang alam semesta, (c) mengembangkan kemampuan siswa untuk mengidentifikasi masalah pengadaptasian manusia.

2. Mengembangkan keterampilan menginvestigasi (skill for investigation)

Dasar program Sains akan mengembangkan keterampilan menginvestigasi alam semesta, memecahkan masalah dan membuat keputusan. Hal ini dapat: (a) memperkaya hasil belajar siswa dan kemampuan menggunakan proses Sains, (b) awal pernahaman siswa dan kemampuan memecahkan masalah dan strategi membuat keputusan.

3. Sains, teknologi dan masyarakat (nature of science, tecnology and society)

Dasar program Sains akan berusaha mengembangkan hasil belajar siswa dan sikap tentang alam, keterbatasan dan kemungkinan yang akan timbul dari teknologi.Setiap guru harus paham akan alasan Sains diajarkan di sekolah dasar. Menurut Khaerudin dan Eko (2005: 25-27) ada empat alasan yang menyebabkan mata pelajaran itu dimasukkan ke dalam kurikulum suatu sekolah yakni karena Sains berfaedah bagi suatu bangsa, bila diajarkan Sains menurut cara yang tepat, dan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, sehingga merupakan mata pelajaran yang tidak bersifat hafalan belaka, serta mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

Alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran dimasukkan ke dalam suatu sekolah dapat dirincikan sebagai berikut :

1. Bahwa Sains berfaedah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan materil suatu bangsa bane ak tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang Sains, sebab Sains merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah Sains. Orang tidak menjadi Insinyur elektronika yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali :ereantung kepada kemampuan bangsa itu dalam bidang Sains. Sebab Sains merupakan dasar teknologi sedangkan teknologi disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Suatu teknologi tidak akan berkembang pesat bila tidak eficlasari pengetahuan dasar yang memadai. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah Sains.

2. Bila diajarkan Sains menurut cara yang tepat, maka Sains merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berfikir kritis, misalnya Sains diajarkan dengan mengikuti metode "menemukan sendiri". Sains melatih anak berfikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat. Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan, atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indera.

3. Bila Sains diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka Sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.

4. Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

Pendekatan Keterampilan Proses

1. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar (Semiawan, 1992). Pendekatan keterampilan proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar waling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi ;:ertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin :ecat dewasa ini.

Samatowa (2006: 138) mengemukakan bahwa keunggulan pendekatan keterampilan proses di dalam proses pembelajaran antara lain :

a. Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran

b. Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari

c. Melatih siswa untuk berfikir lebih kritis

d. Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran

e. Mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep barn

f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.

Pendekatan keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual. Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Misalnya sebelum melaksanakan penelitian, siswa terlebih dahulu harus mertgobservasi atau mengamati dan membuat hipotesis. Alasannya tentulah 5cderhana, yaitu agar siswa dapat menciptakan kembali konsep-konsep yang ada dalam pikiran dan mampu mengorganisasikannya. Dengan demikian, keberhasilan anak dalam belajar Sains menggunakan pendekatan keterampilan proses adalah suatu xrubahan tingkah laku dari seorang anak yang belum paham terhadap permasalahan sains yang sedang dipelajari sehingga menjadi paham dan mengerti permasalahannya.

2. Komponen Keterampilan Proses dalam Pendidikan Sains

Menurut Moh. Uzer Usman dan depdikbud (Hafid, 1996: 13-16), terdapat keterampilan proses yaitu: (1) mengamati, (2) menggolongkan/ mengklasifikasi, (3) menafsirkan / menginterpretasikan, (4) meramalkan, (5) menerapkan, (6) merencanakan penelitian, (7) mengkomunikasikan.

Ketujuh hal tersebut diuraikan sebagai berikut :

a. Mengamati

Mengamati adalah keterampilan mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan indera seperti melihat, mendengar, merasa dengan kulit, meraba, dan atau mencicipi atau mengecap, menyimak, mengukur, dan atau membaca.

b. Menggolongkan (Mengklasitikasikan).

Menggolongkan adalah keterampilan mengklasifikasikan benda, kenyataan, konsep, nilai, tujuan atau keterampilan tertentu. Untuk membuat penggolongan perlu ditinjau persamaan dan perbedaan antara benda, kenyataan atau konsep. Persamaan dan perbedaan tersebut menjadi dasar untuk membandingkan dan mengontraskan.

c. Menafsirkan (menginterpretasikan).

Menafsirkan adalah keterampilan menginterpretasikan sesuatu berupa benda, kenyataan, peristiwa, konsep atau informasi yang telah dideteksi atau dikumpulkan melalui pengamatan, perhitungan, pengukuran, penelitian sederhana atau eksperimen. Yang tercakup ke dalam keterampilan menafsirkan adalah kemampuan menaksir, memberi arti/mengartikan, memproposisikan, meneari hubungan ruang atau waktu, menemukan pola, menarik kesimpulan, dan merampatkan (menggeneralisasikan).

d. Meramalkan

Meramalkan adalah mengantisipasi atau menyimpulkan sesuatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan pemikiran atas kecenderungan atau pola tertentu atau hubungan antar data atau informasi.

e. Menerapkan

Menerapkan adalah menggunakan hasil belajar berupa informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori, keterampilan, sikap atau nilai yang dimiliki siswa dalam situasi atau pengalaman bare, perilaku dalam lingkungan yang lain, praktikum di Laboratorium atau bengkel, Praktek Pengalaman Lapangan, atau kehidupan sehari-hari. Yang tercakup dalam kegiatan menerapkan adalah menghitung, menentukan variabel (perubah), mengendalikan variabel, menghubungkan konsep, merumuskan pertanyaan penelitian, menyusun hipotesis, dan membuat model.

f. Merencanakan Penelitian

Merencanakan Penelitian adalah keterampilan yang amat penting, karena menentukan berhasil tidaknya melaksanakan penelitian. Keterampilan ini perlu dilatih karena selama ini pada umumnya kurang diperhatikan dan kurang terbina. Pada tahap ini tentukan masalah, atau objek yang akan diteliti, tujuan dan ruang lingkup penelitian, sumber data atau informasi, cara analisis, alat, dan bahan atau cumber kepustakaan yang diperlukan, jumlah orang yang terlibat, langkah-langkah pengumpulan dan pengolahan data atau informasi, serta tata cara melakukan penelitian.

g. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan adalah menyampaikan perolehan baik proses maupun hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan atau penampilan. Dengan demikian berdiskusi, bercerita, mendeklamasikan, meramalkan, bertanya, merumuskan, mengarang, dan melaporkan termasuk kegiatan berkomunikasi.

Bertanya dapat digolongkan dalam keterampilan berkomunikasi. Ingin tahu adalah pangkal tolak kegiatan belajar. Ingin tahu mendorong siswa untuk bertanya. Para siswa perlu didorong untuk mengajukan pertanyaan dan merumuskan pertanyaan. Pertanyaan dapat berbentuk pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka.

3. Perlunya Penerapan Keterampilan Proses dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Semiawan dkk, (1985: 15-16) merinci alasan yang melandasi perlunya diterapkan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari :

1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, siswa diberi bekal keterampilan proses yang dapat mereka gunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan tanpa tergantung dari guru.

2. Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret, contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang nyata.

3. Tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi ng anak untuk bertanya; mengamati, mengadakan eksperimen, serta oemukan fakta dan konsep sendiri.

4. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar 100 %, penemuannya bersifat relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang _apatkan data baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi. teori baru yang prinsipnya mengandung kebenaran yang relatif. Jika bendak menanamkan sikap ilmiah pada diri anak, maka anak perlu dilatih untuk selalu bertanya, berpikir kritis, dan mengusahakan kemungkinankemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Dengan kata lain anak perlu dibina berpikir dan bertindak kreatif.

5. Dalam proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak dilepaskan dan pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak-anak didik. konsep disatu pihak serta sikap dan nilai di lain pihak harus dikaitkan. (Semiawan dkk, 1985: 15-16).

Sementara itu Darmodjo dan Kaligis, (1992: 52) merinci keterampilan proses pend i dik an Sains itu meliputi :

1) keterampilan mengobservasi yang meliputi kemampuan untuk dapat "membedakan, "menghitung" dan "mengukur", 2) keterampilan mengklasifikasi, yang meliputi menggolong-golongkan atas dasar aspekaspek tertentu, serta kombinasi antara menggolongkan dengan mengurutkan, 3) keterampilan menginterpretasi, termasuk menginterpretasi data, grafik, maupun mencari pola hubungan yang terdapat dalam pengolahan data, 4) keterampilan memprediksi, termasuk membuat ramalan atas kecenderungan yang terdapat dalam pengolahan data, 5) keterampilan membuat hipotesis, meliputi kemampuan berpikir deduktif dengan menggunakan konsep-konsep, teori-teori maupun hukum-hukum Sains yang telah dikenal, 6) keterampilan mengendalikan variabel, yaitu upaya mengisolasi variabel yang tidak diteliti sehingga adanya perbedaan pada hasil eksperimen adalah dari variabel yang diteliti, 7) keterampilan merencanakan dan melakukan penelitian, eksperimen yang meliputi penetapan masalah, membuat hipotesis, menguji hipotesis, 8) keterampilan menyimpulkan atau inferensi, yaitu kemampuan menarik kesimpulan dan pengolahan data, 9) keterampilan menerapkan atau aplikasi, atau menggunakan konsep atau basil penelitian ke dalam perikehidupan dalam masyarakat, 10) Keterampilan mengkomunikasikan, yaitu kemampuan siswa untuk dapat mengkomunikasikan pengetahuannya, basil pengamatan, maupun penelitiannya kepada orang lain baik secara lisan maupun secara tertulis.

4. Penilaian Keterampilan Proses Sains

Supranata (2004) mengemukakan berbagai bentuk penilaian yang dapat khususnya dalam penilaian berbentuk kelas, yakni:a. Tes tertulis.

Tes ini umumnya diberikan pada saat penilaian formatif maupun sumatif yang mengungkap aspek kognitif siswa. Bentuknya dapat berupa uraian (essay), Pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, atau isian/jawaban singkat.

b. Tes perbuatan

Tes ini diberikan pada saat satu kegiatan sedang berlangsung dengan melakukan pengamatan pada prilaku peserta didik yang ingin dinilai.

c. Pemberian tugas

Bentuk penilaian ini dilakukan terutama untuk mengembangkan kreativitas siswa dengan bakat, minat, dan tingkat perkembangannya.

d. Penilaian proyekPenilaian ini didesain untuk suatu kegiatan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu yang biasanya dimulai dari pengumpulan data, pengorganisasian, pelaporan dan penyajian data.

e. Penilaian sikap

Penilaian ini berkaitan dengan berbagai obyek sikap, misalnya sikap terhadap bidang studi, sikap terhadap guru, atau sikap terhadap materi pembelajaran. Pengukuran dapat di lakukan dengan observasi, laporan pribadi, dan skala sikap.

f. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian terhadap karya siswa yang disusun secara sistematis dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu.

5. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar

Berdasarkan komponen-komponen dalam keterampilan proses, dapat dikemukakan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses yakni sebagai berikut :a. Kegiatan Awal.

1) Guru mengkondisikan siswa untuk belajar.

2) Mengelola kelas secara efektif agar memungkinkan siswa dapat menerapkan keterampilan-keterampilan proses yang akan dilakukan

3) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

4) Mengemukakan langkah-langkah yang akan dilakukan selama pembelajaran.

b. Kegiatan Inti.

1) Guru menjelaskan materi pelajaran dan perangkat yang akan digunakan

2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pertanyaan tentang hal-hal apa yang belum dimengerti, serta meminta siswa untuk mengemukakan gagasan untuk memecahkan masalah.

3) Guru membimbing siswa di dalam kelas baik secara individual maupun kelompok dalam kegiatan :

a) Mengamati masalah yaitu guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data atau informasi yang sesuai dengan materi.

b) Menggolongkan (Mengklasifikasikan) yaitu guru membimbing siswa untuk mengolong-golongkan dan mengklasifikasikan masalah berdasarkan data dan informasi awal yang telah ditemukan untuk memecahkan masalah.

c) Menafsirkan (menginterpretasikan) yaitu guru mengemukakan pemahaman sementara terhadap materi yang terkumpul berdasarkan data dan informasi awal, kemudian menghubungkannnya dengan kenyataan yang ada dilingkungan sekitar siswa.

d) Merencanakan penelitian yaitu guru membimbing siswa untuk menyelidiki masalah dengan melakukan eksperimen untuk menguatkan pemahaman awal siswa terhadap masalah.

e) Meramalkan yaitu guru membimbing siswa untuk meramalkan atau menyimpulkan kemungkinan yang akan terjadi dari kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan, yaitu berupa pemahaman terhadap materi.

f) Menerapkan dan mengkomunikasikan yaitu guru membimbing siswa untuk mengaplikasikan pemahamannya dalam bersikap dan bertingkah laku serta mengkomunikasikan pemahamanya dalam kegiatan bertanya, menjelaskan, serta laporan.

g) Guru mengevaluasi dan menilai hasil kerja siswa.

c. Kegiatan Akhir

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses-proses kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan.

Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian

Memilih siswa kelas V sebagai responden dengan alasan : (1) Tingkat perkembangan kognitif usia antara 9 dan 10 tahun sudah dapat memahami konsep pesawat sederhana karena mereka telah belajar tentang konsep pesawat sederhana sejak di kelas 1 sampai kelas 3, (2) Adanya variasi murid, dilihat dari status sosial, pendidiikan, pekerjaan orang tua mereka, (3) Adanya masalah yang dialami siswa kelas V dalam belajar pesawat sederhana, dan (4) Peneliti dan guru kelas V dapat berkolaborasi dengan baik karena mereka adalah mitra kerja.Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas V SD Negeri 77 Parepare, dengan letak SD Negeri 77 Paepare berada dekat jalan raya sehingga bisa dijangkau peneliti, siswa maupun personalia sekolah. Adapun jenis bangunan yang mengelilingi sekolah sebelah barat berbatasan dengan jalan raya, sebelah timur berbatasan dengan hamparan sawah yang luas, sebelah utara berbatasan dengan perumahan penduduk Jan sebelah selatan berbatasan dengan pabrik aspal. Kondisi sekolah jenis bangunan permanen, taman sekolah di batasi dengan pagar beton. Adapun jumlah siswa 13, vaitu 6 orang putra, dan 7 orang putri. Pelaksanaan penelitian direncanakan pada semester genap Tahun pelajaran 2013. lokasi penelitian ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan (1), masih ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran konsep pesawat sederhana, (2), adanya dukungan dan kepala sekolah dan guru terhadap pelaksanaan penelitian ini.Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 04 Nov. s.d 25 Nov 2013 (2 siklus). Waktu tersebut di mulai dari tahap perencanaan sampai tahap laporan dengan dua Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 77 Parepare berjumlah 13 orang.

Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran/Kegiatan Pengembangan

Penelitian ini mengggunakan rencana penelitian tindakan kelas (ActionResearch) yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus). Hal ini mengacu padapendapat Mc. Taggart (1988: 123) dan Wardani (2007: 5) bahwa, "penelitiantindakan kelas mengikuti proses siklus atau daur ulang mulai dari perencanaan,tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi (perenungan, pemikiran, dan evaluasi)". Tahap tindakan digambarkan dalam bagan 1 berikut :

Bagan 1 : Alur Penelitian Tindakan Pembelajaran Pesawat Sederhana dengan Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses

Berdasarkan bagan 1 tentang prosedur pelaksanaan tindakan penelitian yang terdiri dari : tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Keempat tahap-tahap tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan adalah persiapan perencanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan proses dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. menyamakan persepsi antara peneliti dan guru tentang konsep dan tujuan penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran konsep pesawat sederhana.

b. Secara kolaborasi menyusun rencana tindakan pembelajaran siklus 1.

c. Menentukan bahan dan media pembelajaran yang akan digunakan.

d. Menyusun rambu-rambu instrumen data keberhasilan guru maupun instrumen keberhasilan siswa, berupa format observasi, pedoman wawancara, tes, dan pelaksanaan tindakan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap mengimplementasikan rencana tindakan yang telah disusun secara kolaboratif antara guru kelas V. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah guru melaksanakan tindakan pembelajaran konsep pesawat sederhana dengan menggunakan pendekatan proses dengan beberapa tahap yaitu mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penyelidikan. dan mengkomunikasikan.

3. Observasi

Tahap observasi adalah mengamati seluruh proses tindakan dan pada saat selesai tindakan. Fokus observasi adalah aktifitas guru dan siswa. Aktifitas guru dapat diamati mulai pada tahap awal pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Data aktifitas guru dan siswa diperoleh dengan menggunakan format observasi, pedoman wawancara, dan hasil pemahaman setiap responden. Format observasi seperti pada lampiran.

4. Refleksi

Langkah terakhir dalam prosedur penelitian tindakan ini adalah mengadakan (renungan) terhadap hasil yang telah dicapai pada setiap siklus. Refleksi dilakukan dengan mengacu pada hasil observasi selama proses dan pada saat selesai pembelajaran, yang terdiri atas aktivitas guru maupun siswa. Jika basil yang dicapai pada siklus 1 belum sesuai indikator dan target (70% ke atas) sesuai rencana, maka akan dimusyawarakan bersama Tim tentang alternatif pemecahannya dan selanjutnya direncakan tindakan berikutnya.

Teknik Analisis Data

Dalam pelaksanaan penelitian, analisis data dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Analisis data dapat dilakukan setelah melihat data yang telah dikumpul melalui tes, observasi, dan catatan lapangan selama tahapan-tahapan (siklus) yang telah dilewati. Hal ini sejalan dengan pendapat Mc. Taggart (dalam Faisal 2007: 30) mengatakan bahwa PTK terdiri atas beberapa siklus yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Selain itu analisis data dilakukan dengan cara mengelompokan data aspek guru dan aspek siswa dalam proses pembelajaran anlisis berdasarkan kemunculan indikator.Menentukan kriteria keberhasilan tindakan mengacu pada rambu-rambu format pengamatan dengan taraf keberhasilan tindakan seperti Tabel 1 berikut.

Tabel 3.1 : Taraf keberhasilan tindakan dalam pembelajaran Konsep Pesawat Sederhana melalui pendekatan proses Mc. Taggart (Faisal, 2007: 30)

Taraf KeberhasilanKualifikasi

85%-100%Sangat Baik (SB)

70%-84%Baik (B)

55%-69%Cukup (C)

46%-54%Kurang (K)

0%-45%Sangat Kurang (SK)

Setelah mengetahui keberhasilan proses dan hasil setiap tindakan, selanjutnya diadakan refleksi. Refleksi dimaksudkan untuk menganalisis dan mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan, baik rencana tindakan maupun pelaksanaan tindakan. Kesimpulan sementara dijadikan sebagai masukan untuk tindakan selanjutnya. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu indikator tentang keterlaksanaan skenario pembelajaran dan indikator kemampuan pemahaman konsep pesawat sederhana. Skenario pembelajaran terlaksana dengan baik apabila skenario pembelajaran terlaksana dengan tuntas. Siswa-siswa yang menjadi objek dalam penelitian ini di katakan berhasil apabila siswa telah memperoleh nilai minimal 7.

Hasil dan Pembahasan

Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran/Kegiatan Pengembangan

1. Deskripsi Data Tindakan Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Sebelum guru melaksanakan pembelajaran, peneliti bersama guru secara kolaboratif menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam meningkatkan basil belajar siswa terhadap konsep pesawat sederhana. Untuk mencapai hasil yang diharapkan peneliti bersama guru menetapkan tujuan umum pembelajaran yaitu siswa dapat menjelaskan dan memahami bahwa pesawat sederhana dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Dari tujuan umum pembelajaran pesawat sederhana tersebut dirumuskan tujuan khusus pembelajaran pesawat sederhana yaitu (1) siswa dapat menjelaskan jenis pesawat sederhana dengan benar, (2) siswa dapat menggolongkan berbagai alat rumah tangga yang termasuk dalam pengungkit, bidang miring, katrol dan roda berporos, (3) siswa dapat menjelaskan manfaat pesawat sederhana dalam kehidupan dan (4) siswa dapat membedakan antara pengungkit, bidang miring, katrol dan roda. Tujuan umum pembelajaran yang telah ditetapkan diperoleh dari kompetensi dasar yang ada dalam KTSP Sekolah Dasar kelas V pembelajaran sains.Dari beberapa tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa memahami setiap tujuan pembelajaran, sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan. Pembelajaran pesawat sederhana dilaksanakan 2 x pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk setiap kali pertemuan, hal ini dikarenakan luasnya materi pembelajaran yang telah ditetapkan tidak dapat dilaksanakan dalam 1 x pertemuan, sehingga dilakukan sebanyak 2 x pertemuan, dimana pada pertemuan pertama yang dibahas adalah memahami jenis pesawat sederhana serta dapat menggolongkannya, sedangkan pada pertemuan kedua membahas tentang manfaat pesawat pengungkit, bidang miring, katrol dan roda dan dapat membedakannya.Pembelajaran konsep pesawat sederhana dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dengan beberapa kegiatan yakni (1) mengamati, (2) menggolongkan/ mengklasifikasikan, (3) menafsirkan, (4) merencanakan penelitian, (5) meramalkan, dan (6) menerapkan dan mengkomunikasikan, sehingga setiap kali pertemuan dalam pembelajaran, keenam kegiatan tersebut di atas harus dilakukan guru dan siswa.

Melalui beberapa kegiatan pembelajaran tersebut, ditetapkan 7 indikator pembelajaran yang diharapkan mampu dilaksanakan guru dengan baik yakni (1) guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data atau informasi yang sesuai dengan materi yaitu pesawat sederhana, (2) guru membimbing siswa untuk menggolongkan dan mengklasifikasikan masalah berdasarkan data dan informasi awal yang telah ditemukan terhadap materi, (3) guru membimbing siswa untuk mengemukakan pemahaman sementara terhadap materi, (4) Guru membimbing siswa untuk menyelidiki masalah dengan melakukan eksperimen untuk menguatkan pemahaman awal siswa terhadap masalah, (5) guru membimbing siswa untuk meramalkan dan atau menyimpulkan kemungkinan yang akan terjadi dari kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan, yaitu berupa pemahaman terhadap materi, (6) guru membimbing siswa untuk mengaplikasikan pemahamannya dalam bersikap dan bertingkah laku serta mengkomunikasikan pemahamannya dalam kegiatan bertanya, menjelaskan, serta laporan, dan (7) guru mengevaluasi dan menilai hasil kerja siswa. Sedangkan indikator kegiatan pembelajaran yang harus diketahui dan dilakukan siswa yaitu sebanyak 7 indikator pembelajaran yaitu (1) siswa mengumpulkan data atau informasi yang sesuai dengan materi yaitu pesawat sederhana, (2) siswa mengolongkan dan mengklasifikasikan masalah berdasarkan data dan informasi awal yang telah ditemukan terhadap materi, (3) siswa mengemukakan pemahaman sementara terhadap materi, (4) siswa menyelidiki masalah dengan melakukan eksperimen untuk menguatkan pemahaman awal siswa terhadap masalah, ( 5) siswa meramalkan dan atau menyimpulkan kemungkinan yang akan terjadi dari kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan, yaitu berupa pemahaman terhadap materi, (6) siswa mengaplikasikan pemahamannya dalam bersikap dan bertingkah laku serta mengkomunikasikan pemahamannya dalam kegiatan bertanya, menjelaskan, serta laporan, dan (7) siswa melakukan evaluasi terhadap hasil kerja rang dilakukan.Pada akhir kegiatan pembelajaran guru melakukan tes formatif kepada siswa untuk mengukur dan mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman siswa serta, hasil belajar siswa pada pembelajaran tindakan siklus 1.

b. Pelaksanan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran konsep pesawat sederhana dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses pertemuan pertama dengan pokok bahasan pesawat sederhana, dengan tujuan pembelajaran adalah memahami jenis pesawat sederhana serta dapat menggolongkannya.Pada pertemuan pertama ini peneliti bertindak sebagai pengamat, sedangkan guru Sains di sekolah tersebut bertindak sebagai praktisi yang melaksanakan pembelajaran di kelas. Oleh karena luasnya materi dan banyak tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, selanjutnya pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan kedua yang membahas tentang manfaat pesawat sederhana yaitu pengungkit, bidang miring, katrol dan roda, serta dapat membedakannya.

c. Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Temuan penelitian tentang keberhasilan guru menggunakan pendekatan keterampilan proses, pada tindakan siklus 1 pertemuan pertama menunjukkan bahwa, dari 7 indikator yang direncanakan terdapat 3 indikator yang dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga dikategorikan kurang (K). Tiga butir indikator yang belum dilakukan adalah (1) guru tidak membimbing siswa untuk meramalkan dan atau menyimpulkan kemungkinan yang akan dari kegiatan menafsirkan yang telah yaitu berupa pemahaman terhadap materi, (2) guru tidak membimbing siswa untuk mengaplikasikan pemahamannya dalam bersikap dan bertingkah laku serta mengkomunikasikan pemahamannya dalam kegiatan bertanya, menjelaskan, serta laporan, dan (3) guru tidak membimbing siswa untuk menggolongkan mengklasifikasikan masalah berdasarkan data dan informasi awal yang telah ditemukan terhadap materi. Secara rinci keberhasilan aktivitas guru melaksanakan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.1. tindakan siklus 1 pertemuan pertama.

Tabel. 3.2. Data Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Pesawat Sederhana dengan menggunakan Keterampilan Proses

NoTahapan/IndikatorPertemuanSiklus ke

KET

Siklus 1Siklus 2

Pertemuan1Pertemuan2Pertemuan1Pertemuan 2

1Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data atau informasi yang sesuai dengan materi

2Guru membimbing siswa untuk menggolong-golongkan dan mengklasifikasikan masalah berdasarkan data dan informasi awal yang telah ditemukan

3Guru membimbing siswa untuk mengemukakan pemahaman sementara terhadap materi

4Guru membimbing siswa untuk menyelidiki masalah dengan melakukan

eksperimen untuk

menguatkan pemahaman awal siswa terhadap masalah

5Guru membimbing siswa untuk meramalkan atau menyimpulkan kemungkinan yang akan terjadi dari

kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan

6Guru membimbing siswa untuk mengaplikasikan pemahamannya dalam bersikap dan bertingkah laku serta mengkomunikasikan pemahamannya dalam kegiatan bertanya, menjelaskan, serta laporan

7Guru mengevaluasi dan menilai hasil kerja siswa

Jumlah4567

Pada tindakan siklus 1 pertemuan kedua menunjukkan bahwa, dari 7 indikator yang direncanakan terdapat 5 indikator yang dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga dikategorikan Cukup (C). Dua butir indikator yang belum dilakukan adalah (1) guru tidak membimbing siswa untuk mengaplikasikan pemahamannya dalam bersikap dan bertingkah laku serta mengkomunikasikan pemahamannya dalam kegiatan bertanya, menjelaskan, serta laporan, dan (2) guru tidak membimbing siswa untuk mengemukakan pemahaman sementara terhadap materi Secara rinci keberhasilan aktivitas guru melaksanakan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.1. tindakan siklus 1 pertemuan kedua.

Aktivitas guru pada tindakan 1 pertemuan pertama berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam melakukan aktivitas belajar, serta berpengaruh pada peningkatan basil belajar siswa. Pada tindakan 1 siklus pertemuan pertama diharapkan siswa mampu melakukan 7 butir indikator yang telah ditetapkan dari keseluruhan subjek penelitian yakni berjumlah 13 siswa. Dalam Tabel 4.2. menunjukkan bahwa banyaknya siswa yang dapat melaksanakan indikator pertama yaitu berjumlah 4 orang, indikator kedua hanya 3 orang, indikator ketiga hanya 5 orang, indikator keempat hanya 4 orang, indikator kelima hanya 10 orang, indikator keenam hanya 3 orang, indikator ketujuh hanya 13 orang (lampiran tabel 4.2 data aktivitas siswa tindakan 1 pertemuan pertama).

Pada tindakan 1 siklus pertemuan kedua jugs diharapkan siswa mampu melakukan 7 butir indikator yang telah ditetapkan dari keseluruhan subjek penelitian yakni berjumlah 13 siswa. Dalam tabel 3.2. menunjukkan bahwa banyaknya siswa yang dapat melaksanakan indikator pertama yaitu berjumlah 10 orang, indikator kedua hanya 6 orang, indikator ketiga hanya 7 orang, indikator keempat hanya 6 orang, indikator kelima hanya 5 orang, indikator keenam hanya 3 orang, indikator ketujuh hanya 13 orang (lampiran Label 3.3 data aktivitas siswa tindakan 1 pertemuan kedua).d. Evaluasi

Hasil kerja siswa pada tindakan siklus 1, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam memahami materi belum sesuai dengan yang diharapkan, sebagaimana dilihat dari hasil tes siswa dalam menjawab soal yang diberikan secara tertulis memperoleh nilai rata-rata 60 %, belum sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu: 70% dengan nilai paling rendah yakni nilai 6. Dari data hasil jawaban siswa tersebut terungkap bahwa siswa belum dapat memahami materi pesawat sederhana dengan baik.

Berdasarkan data dari tindakan siklus 1 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dalam memahami materi pesawat sederhana rata-rata dikategorikan sangat kurang. Hal ini dikarenakan guru belum mengimplementasikan rencana pembelajaran dengan baik, olehnya itu pembelajaran dilanjutkan ke siklus berikutnya.

e. Analisis dan Refleksi

Hasil observasi dan hasil tes siswa di analisis bahwa pelaksanaan pembelajaran pesawat sederhana dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses, pelaksanaannya belum sesuai dengan yang direncanakan, sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi, olehnya itu berdasarkan analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dapat dilanjutkan pada tindakan siklus II, dengan hasil refleksi:

1. Siswa harus lebih dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran terutama pada penggunaan alat peraga sebagai model dalam pembelajaran dan dikaitkan langsung dengan kehidupan nyata mereka, sehingga mereka belajar dari mengalaminya langsung bukan sekedar menghafal.

2. Guru harus lebih memperhatikan siswa-siswa yang pemahamannya rendah dengan cara mendekati dan membimbing siswa saat belajar ataupun setelah pembelajaran agar pemahaman mereka dapat setara dengan yang lain sehingga dapat mengikuti pembelajaran pada tindakan siklus II.

3. Guru harus melaksanakan keseluruhan dari rencana pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dengan baik.

Tabel 3.3 Data Hasil Tes Kemampuan pembelajaran Konsep Pesawat Sederhana Menggunakan Keterampilan Proses Siswa siklus 1

NoNISNama SiswaNilai AkhirKet

10025338350AMRINA ROSYADA70

20030034391ARMAN50

3i 0014615661ASNI.R55

40020538175BURHANUDDIN65

50020538174HARI YANTI50

60000865212I HERIYANTI70

70020538170f INDAH60

80020538169i KARLINA65

90028493923LUKMAN75

100020538173MULI FAIZAL50

110010139947MUH LUTFI50

120014571729MUH AWALUDDIN70

130020538171SRI WAHYUNI50

Jumlah

780

Rata-Rata

60

Daya Serap6

Keterangan untuk menentukan nilai rata-rata kelas ketuntasan adalah sebagai berikut.

Keterangan:

Tabel 3.4. Persentase Hasil Belajar IPA pada siklus I

NoPerolehan NilaiBanyaknya SiswaPersentase

150

50646

260323

370323

48018

590--

6100--

JUMLAH13100

RATA-RATA6,0

Gambar 4.1 Grafik nilai IPA pada siklus 1

Berdasarkan tabel dan diagram diatas dapat dilihat bahwa nilai yang belum tuntas yaitu nilai yang mendapat 50-60 ada 9 siswa sedangkan nilai yang tuntas yaitu antara 70-100 ada 4 siswa. Untuk itu penulis mengadakan penelitian mengapa pembelajaran menjelaskan Perubahan Wujud Benda pada pembelajaran perbaikan siklus I tidak bisa diterima siswa dengan baik, dengan kenyataan hasil evaluasi dari 13 siswa yang mendapat nilai diatas 70 atau tuntas hanya 4 siswa (31%) dan siswa yang belum tuntas atau mendapat nilai kurang dari 70 ada 9 siswa (69%). Oleh karena itu, peneliti perlu mengadakan perbaikan pembelajaran siklus II karena semua siswa tidak mendapat nilai di atas KKM.

2. Deskripsi Data Tindakan Siklus IIa. Perencanaan Tindakan

Sebelum guru melaksanakan pembelajaran, peneliti bersama guru secara kolaboratif menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam meningkatkan hasil belajar siswa terhadap konsep pesawat sederhana. Untuk mencapai hasil yang diharapkan peneliti bersama guru menetapkan tujuan umum pembelajaran yaitu siswa dapat menjelaskan dan memahami bahwa pesawat sederhana dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Dari tujuan umum pembelajaran pesawat sederhana tersebut dirumuskan tujuan khusus pembelajaran pesawat sederhana yaitu (1) siswa dapat menjelaskan berbagai jenis pesawat sederhana dengan benar, (2) siswa dapat menggolongkan berbagai alat rumah tangga yang termasuk dalam pengungkit, bidang miring, katrol dan roda, (3) siswa dapat menjelaskan manfaat pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari, dan (4) siswa dapat membedakan antara pengungkit, bidang miring, katrol dan roda. Tujuan umum pembelajaran yang telah ditetapkan diperoleh dari Kompetensi Dasar yang ada dalam KTSP Sekolah Dasar kelas V pembelajaran sains.Dari beberapa tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa memahami setiap tujuan pembelajaran, sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan. Pembelajaran pesawat sederhana dilaksanakan 2 x pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit untuk setiap kali pertemuan, hal ini dikarenakan luasnya materi pembelajaran yang telah ditetapkan tidak dapat dilaksanakan dalam 1 x pertemuan, sehingga dilakukan sebanyak 2 x pertemuan, dimana pada pertemuan pertama yang dibahas adalah memahami jenis pesawat sederhana serta dapat menggolongkannya, sedangkan pada pertemuan kedua membahas tentang manfaat pesawat pengungkit, bidang miring, katrol dan roda dan dapat membedakannya.

Pembelajaran konsep pesawat sederhana dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran dengan beberapa kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan guru dan siswa, yakni (1) mengamati, (2) Menggolongkan/Mengklasifikasikan, (3) Menafsirkan, (4) Merencanakan penelitian, (5) meramalkan, dan (6) menerapkan dan mengkomunikasikan, sehingga setiap kali pertemuan dalam pembelajaran, keenam kegiatan tersebut di atas harus dilakukan guru dan siswa.

Melalui beberapa kegiatan pembelajaran tersebut, ditetapkan 7 indikator pembelajaran yang harus mampu dilaksanakan guru dengan baik yakni (1) guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data atau informasi yang sesuai dengan materi yaitu pesawat sederhana, (2) guru membimbing siswa untuk menggolongkan dan mengklasifikasikan masalah berdasarkan data dan informasi awal yang telah ditemukan terhadap materi, (3) guru membimbing siswa untuk mengemukakan pemahaman sementara terhadap materi, (4) Guru membimbing siswa untuk menyelidiki masalah dengan melakukan eksperimen untuk menguatkan pemahaman awal siswa terhadap masalah, (5) guru membimbing siswa untuk meramalkan dan atau menyimpulkan kemungkinan yang akan terjadi dari kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan, yaitu berupa pemahaman terhadap materi, (6) guru membimbing siswa untuk mengaplikasikan pemahamannya dalam bersikap dan bertingkah laku serta mengkomunikasikan pemahamannya dalam kegiatan bertanya, menjelaskan, serta laporan, dan (7) guru mengevaluasi dan menilai hasil kerja siswa. Sedangkan indikator kegiatan pembelajaran yang harus diketahui dan dilakukan siswa yaitu sebanyak 7 indikator pembelajaran yaitu (1) siswa mengumpulkan data atau informasi yang sesuai dengan materi yaitu pesawat sederhana, (2) siswa menggolongkan dan mengklasifikasikan masalah berdasarkan data dan informasi awal yang telah ditemukan terhadap materi, (3) siswa mengemukakan pemahaman sementara terhadap materi, (4) siswa menyelidiki masalah dengan melakukan eksperimen untuk menguatkan pemahaman awal siswa terhadap masalah, (5) siswa meramalkan dan atau menyimpulkan kemungkinan yang akan terjadi dari kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan, yaitu berupa pemahaman terhadap materi, (6) siswa mengaplikasikan pemahamannya dalam bersikap dan bertingkah laku serta mengkomunikasikan pemahamannya dalam kegiatan bertanya, menjelaskan, serta laporan, dan (7) siswa melakukan evaluasi terhadap hasil kerja yang dilakukan.Pada akhir kegiatan pembelajaran guru melakukan tes formatif kepada siswa untuk mengukur dan mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman siswa serta, hasil belajar siswa pada pembelajaran tindakan siklus 1.b. Pelaksanaan PembelajaranDalam pelaksanaan pembelajaran konsep pesawat sederhana dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses pertemuan pertama dengan pokok bahasan pesawat sederhana, dengan tujuan pembelajaran adalah memahami jenis pesawat sederhana serta dapat menggolongkannya.Pada pertemuan pertama ini peneliti bertindak sebagai pengamat, sedangkan guru sains di sekolah tersebut bertindak sebagai praktisi yang melaksanakan pembelajaran di kelas. Oleh karena luasnya materi dan banyak tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, selanjutnya pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan kedua yang membahas tentang manfaat pesawat sederhana yaitu pengungkit, bidang miring, katrol dan roda, serta dapat membedakannya.

c. Observasi Aktivitas Guru dan SiswaTemuan penelitian tentang keberhasilan guru menggunakan pendekatan keterampilan proses, pada tindakan siklus 2 pertemuan pertama menunjukkan bahwa, dan 7 indikator yang direncanakan terdapat 6 indikator yang dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga dikategorikan kurang (K). 1 butir indikator yang belum dilakukan adalah guru tidak membimbing siswa untuk meramalkan dan atau menyimpulkan kemungkinan yang akan dari kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan, yaitu berupa pemahaman terhadap materi. Secara rinci keberhasilan aktivitas guru melaksanakan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.1. Tindakan Siklus 2 Pertemuan Pertama.Pada tindakan siklus 2 pertemuan kedua menunjukkan bahwa, dari 7 indikator yang direncanakan terdapat 7 indikator yang dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga dikategorikan Sangat Baik (SB). Secara rinci keberhasilan aktivitas guru melaksanakan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.1. tindakan siklus 2 pertemuan kedua.

Aktivitas guru pada tindakan 2 pertemuan pertama berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam melakukan aktivitas belajar, serta berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa. Pada tindakan 2 siklus pertemuan pertama diharapkan siswa mampu melakukan 7 butir indikator yang telah ditetapkan dari keseluruhan subjek penelitian yakni berjumlah 15 siswa. Dalam tabel 4.2. menunjukkan bahwa banyaknya siswa yang dapat melaksanakan indikator pertama yaitu berjumlah 13 orang, indikator kedua hanya 12 orang, indikator ketiga hanya 13 orang, indikator keempat hanya 12 orang, indikator kelima hanya 10 orang, indikator keenam hanya 11 orang, indikator ketujuh hanya 13 orang (lampiran tabel 4.2 data aktivitas siswa tindakan 1 pertemuan pertama).

Pada tindakan 2 siklus pertemuan kedua juga diharapkan siswa mampu melakukan 7 butir indikator yang telah ditetapkan dari keseluruhan subjek penelitian yakni berjumlah 15 siswa. Dalam tabel 4.2. menunjukkan bahwa banyaknya siswa yang dapat melaksanakan indikator pertama yaitu berjumlah 14 orang, indikator kedua hanya 13 orang, indikator ketiga hanya 10 orang, indikator keempat hanya 12 orang, indikator kelima hanya 14 orang, indikator keenam hanya 13 orang, indikator ketujuh hanya 14 orang (lampiran tabel 4.2 data aktivitas siswa tindakan 2 pertemuan kedua).d. EvaluasiHasil kerja siswa pada tindakan siklus 2, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam memahami materi sudah sesuai dengan yang diharapkan, sebagaimana dilihat dari hasil tes siswa dalam menjawab soal yang diberikan secara tertulis memperoleh nilai rata-rata 73,33 % , sudah sesuai dengan 'criteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu > 70 % dengan nilai paling rendah yakni nilai 6. Dari data basil jawaban siswa tersebut terungkap bahwa siswa sudah dapat memahami materi dengan baik sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Berdasarkan data dari tindakan siklus 2 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dalam memahami materi pesawat sederhana rata-rata dikategorikan baik. Hal ini dikarenakan guru sudah mampu mengimplementasikan rencana pembelajaran dengan baik.e. Analisis dan Refleksi

Hasil observasi dan basil tes siswa di analisis bahwa pelaksanaan pembelajaran pesawat sederhana dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses, pelaksanaannya sudah sesuai dengan yang direncanakan, sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi, olehnya itu berdasarkan analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian tindakan siklus II, di analisis dan direfleksi bahwa :1) Siswa sudah terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran terutama pada penggunaan alat peraga sebagai model dalam pembelajaran dan dikaitkan langsung dengan kehidupan nyata mereka, sehingga mereka belajar dari mengalaminya langsung bukan sekedar menghafal.

2) Guru sudah lebih memperhatikan siswa-siswa yang pemahamannya rendah dengan cara mendekati dan membimbing siswa saat belajar ataupun setelah pembelajaran agar pemahaman mereka dapat setera dengan yang lain sehingga dapat mengikuti pembelajaran pada tindakan siklus II.

3) Guru sudah melaksanakan keseluruhan dari rencana pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dengan baik.

4) Hasil belajar siswa dari siklus pertama kesiklus kedua mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

Tabel 3.5 Data Hasil Tes Kemampuan pembelajaran Konsep Pesawat Sederhana Menggunakan Keterampilan Proses Siswa siklus 2

NoNISNama SiswaNilai

AkhirKet

10025338350AMRINA ROSYADA100

20030034391ARMAN70

30014615661ASNI.R100

40020538175BURHANUDDIN70

50020538174HARIYANTI80

60000865212HERIYANTI80

70020538170INDAH75

80020538169KARLINA100

90028493923LUKMAN75

100020538173MUH FAIZAL70

110010139947MUH LUTFI80

120014571729MUH AWALUDDIN80

130020538171SRI WAHYUNI70

Jumlah1050

Rata-Rata81

Daya Serap8,1

Keterangan untuk menentukan nilai rata-rata kelas ketuntasan adalah sebagai berikut.

Keterangan:

Tabel 3.6. Persentase Hasil Belajar IPA pada siklus I

NoPerolehan NilaiBanyaknya SiswaPersentase

40--

50--

60--

70646%

8031%

90--

100323%

JUMLAH13100%

RATA-RATA8,1

Gambar 4.2 Nilai IPA pada siklus II

Dari data di atas, terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pembelajaran siklus I dan siklus II Pada pembelajaran siklus II hasil belajar yang dicapai siswa sudah memuaskan dan sesuai dengan harapan peneliti dari 13 siswa, sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKIVI). Oleh karena itu, perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPA tentang menjelaskan Perubahan Wujud Benda berakhir pada siklus II

Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan PembelajaranHasil penelitian yang terdiri atas aktivitas siswa dan hasil belajar konsep pesawat sederhana melalui dua siklus dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses mengalami peningkatan yang signifikan.

Hasil tindakan siklus pertama belum mencapai hasil yang diharapkan, dan masih terdapat indikator-indikator pendekatan keterampilan proses yang belum dilaksanakan. Pada tahap pertama melaksanakan pembelajaran, siswa sudah dapat melaksanakan empat indikator dari tujuh indikator yang terdapat dalam pendekatan keterampilan proses. Hal ini membuktikan bahwa siswa sudah memahami langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses, yang pada akhimya menghasilkan nilai belajar yang dikategorikan baik.Keberhasilan siklus kedua mencapai kualifikasi Sangat Baik (SB) karena pada kegiatan pembelajaran yang terakhir siswa mampu melaksanakan semua indikator-indikator keterampilan proses. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah memahami betul langkah-langkah pembelajaran pendekatan keterampilan proses. Hal ini sejalan dengan pendapat Harlen (Patta Bundu, 1992 : 12) yang mengatakan bahwa setelah memahami indikator masing-masing keterampilan proses, maka siswa dapat merancang kegiatan percobaan yang dapat memberikan kesempatan siswa untuk melatih dan menunjukkan keterampilan yang diinginkan.

Keberhasilan tindakan dari siklus pertama ke siklus kedua karena siswa telah memahami indikator keterampilan proses yaitu keterampilan melakukan pengamatan, keterampilan mengklasifikasi, keterampilan menginterpretasi data, keterampilan meramalkan atau menyimpulkan, keterampilan menerapkan, keterampilan merencanakan penelitian, dan keterampilan mengkomunikasikan basil pengamatan maupun penelitiannya kepada orang lain baik secara lisan maupun secara tertulis.

Usman dan depdikbud (Hafid, 1996 : 13-16) yang menyatakan bahwa keterampilan proses sains yang diharapkan dimiliki oleh dan berkembang pada siswa diantaranya adalah keterampilan melakukan pengamatan, mengklasifikasi, menginterpretasi, keterampilan meramalkan atau menyimpulkan data, keterampilan menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan hasil.Selain keberhasilan karena adanya kemampuan siswa memahami indikator-indikator keterampilan proses, juga didukung adanya kerjasama antar siswa sehingga siswa yang memiliki kemampuan rendah juga dapat memahami dan menyelesaikan pembelajaran dengan baikSimpulan dan Saran Tindak Lanjut

Simpulan

Penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran pokok bahasan pesawat sederhana dapat meningkatkan hasil belajar sisw kelas V SD Negeri 77 Parepare. Hal ini terbukti adanya perkembangan aktivitas belajar dari siklus pertama dengan kualifikasi Baik (B) ke siklus kedua dengan kualifikasi Sangat Baik (SB).

Proses pembelajaran pokok bahasan pesawat sederhana dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat dicapai karena dari satu siklus kesiklus berikutnya terus diadakan refleksi dan perbaikan. Hasil ini dapat dicapai karena adanya kerjasama antara peneliti, pengamat, dan wall kelas V dalam merancang, melaksanakan, mengobservasi, dan merefleksi secara berdaur ulang selama dua siklus.

Hasil belajar pokok bahasan pesawat sederhana siswa kelas V SD Negeri 77 Parepare terus mengalami perkembangan dari siklus pertama ke siklus berikutnya karena siswa telah memahami indikator-indikator yang terdapat dalam keterampilan proses. Hasil yang dicapai adalah siklus pertama kualifikasi Baik (B) dan pada siklus kedua menunjukkan peningkatan yang berarti yaitu kualifikasi Sangat Baik (SB). Hal ini dapat dicapai karena secara terus menerus diberikan bimbingan secara intensif.Saran Tindak LanjutHasil penelitian menunjukkan bahwa belajar menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar pokok bahasan pesawat sederhana siswa SD. Oleh sebab itu, belajar menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat digunakan sebagai alternatif bagi guru untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang perlu disampaikan adalah sebagai berikut.

1. Kepada guru SD, agar menggunakan pendekatan keterampilan proses sebagai salah satu alternatif meningkatkan proses dan hasil pembelajaran pada pokok bahasan pesawat sederhana di SD.2. Pihak peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian penerapan pendekatan keterampilan proses pada materi lain dalam mata pelajaran Sains.Daftar Pustaka

Aisyah, Nyimas. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

Bundu, Patta D. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta: Depdikbud.Darmojo Hendro, dkk. 1991/1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Sains. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran SAINS SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Hadiat, dkk. 1996. Metodologi Ilmu Pengetahuan. Bandung: Depdikbud

Hafid, 1996. Studi Kemampuan Guru SD Menerapkan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pengajaran IPA Kelas V SD Kecamatan Sukasari Kota Madya Bandung. Bandung: fakultas pendidikan Matematika dan IPA institut keguruan dan ilmu pendidikan.Haryanto, 2004. Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V Jakarta: Erlangga. Hasbullah, 1993 . Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Unesya Press.

Khaeruddin dan Sudjiono, E. H. 2005. Pembelajaran Sains (IPA) Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makassar: Badan Penerbit Makassar.Miles, M.B dan Huberman. Tanpa tahun. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohidu Rihidi (1992). Jakarta: UI Press.

Moleong, L.J. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Usman, Moh, Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. H.N. 2000. Pendidikan Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nurkancana, 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud.

Diagnosis masalah

Menyusun rencana siklus 1 pendekatan proses

Tindakan siklus 1

Pengungkit

Bidang miring

Katrol

tuas

Observasi siklus 1

Refleksi, analisis dan evaluasi

Tidak

Menyusun rencana tindakan 2

Tindakan siklus 2

Pengungkit

Bidang miring

Katrol

tuas

Observasi siklus 2

Refleksi, analisis dan evaluasi

Tidak

Refleksi, analisis dan evaluasi

Tidak

Refleksi, analisis dan evaluasi

Berhasil

Kesimpulan

Laporan

_1465653390.xlsChart1

6

3

3

1

Jumlah siswa

Sheet1

Jumlah siswaSeries 2Series 3

Nilai 5062.42

Nilai 6034.42

Nilai 7031.83

Nilai 8012.85

To resize chart data range, drag lower right corner of range.

_1465653388.xlsChart1

6

4

3

Jumlah siswa

Sheet1

Jumlah siswaSeries 2Series 3

Nilai 7062.42

Nilai 8044.42

Nilai 10031.83

Nilai 8012.85

To resize chart data range, drag lower right corner of range.