Tugas JUJU.docx

65
Tajdid adalah Kata yang diambil dari bahasa Arab yang berkata dasar "Jaddada-Yujaddidu-Tajdiidan" yang artinya memperbarui. Kata ini kemudian dijadikan jargon dalam gerakan pembaruan Islam agar terlepas dari Bid'ah , Takhayyul dan Khurafat . Pengertian Tajdid At-Tajdid menurut bahasa, maknanya berkisar pada menghidupkan, membangkitkan dan mengembalikan. Makna-makna ini memberikan gambaran tentang tiga unsur yaitu keberadaan sesuatu kemudian hancur atau hilang kemudian dihidupkan dan dikembalikan.Kata "Tajdid" diambil dari bahasa Arab yang berkata dasar "Jaddada- Yujaddidu-Tajdiidan" yang artinya memperbarui. Kata ini kemudian dijadikan jargon dalam gerakan pembaruan Islam agar terlepas dari Bid'ah , Takhayyul dan Khurafat . Gerakan ini diilhami dari Gerakan Wahabi di Arab Saudi dan Pemikiran Al-Afghani yang dibuang di Mesir. Gerakan ini kemudian menjadi ruh dalam beberapa Organisasi seperti Sarekat Islam , Muhammadiyyah dan Al-Irsyad juga Persatuan Islam di Jawa. Gerakan ini pula pernah menjadi ruh perjuangan Tuanku Imam Bonjol dalam menggerakkan kaum Paderi . Gerakan ini kemudian mengalami Kanter dari Akademisi Jawa Kejawen yang kemudian menggabungkan diri dalam Budhi Oetomo dan Ulama Jawa yang bergabung dalam Nahdhatul Ulama . Meski gerakan ini kini sudah mulai melemah, namun semangatnya kini terus diwariskan pada generasi berikutnya hingga muncullah Jaringan Islam Liberal yang memiliki visi Tajdid ini meski kemudian ditentang oleh para Tokoh ummat Islam yang aktif dalam Organisasi yang dulunya mengusung ruh Tajdid.

Transcript of Tugas JUJU.docx

Tajdid adalah Kata yang diambil dari bahasa Arab yang berkata dasar "Jaddada-Yujaddidu-Tajdiidan" yang artinya memperbarui. Kata ini kemudian dijadikan jargon dalam gerakan pembaruan Islam agar terlepas dari Bid'ah, Takhayyul dan Khurafat.Pengertian TajdidAt-Tajdid menurut bahasa, maknanya berkisar pada menghidupkan, membangkitkan dan mengembalikan. Makna-makna ini memberikan gambaran tentang tiga unsur yaitu keberadaan sesuatu kemudian hancur atau hilang kemudian dihidupkan dan dikembalikan.Kata "Tajdid" diambil dari bahasa Arab yang berkata dasar "Jaddada-Yujaddidu-Tajdiidan" yang artinya memperbarui. Kata ini kemudian dijadikan jargon dalam gerakan pembaruan Islam agar terlepas dari Bid'ah, Takhayyul dan Khurafat. Gerakan ini diilhami dari Gerakan Wahabi di Arab Saudi dan Pemikiran Al-Afghani yang dibuang di Mesir. Gerakan ini kemudian menjadi ruh dalam beberapa Organisasi seperti Sarekat Islam, Muhammadiyyah dan Al-Irsyad juga Persatuan Islam di Jawa. Gerakan ini pula pernah menjadi ruh perjuangan Tuanku Imam Bonjol dalam menggerakkan kaum Paderi. Gerakan ini kemudian mengalami Kanter dari Akademisi Jawa Kejawen yang kemudian menggabungkan diri dalam Budhi Oetomo dan Ulama Jawa yang bergabung dalam Nahdhatul Ulama. Meski gerakan ini kini sudah mulai melemah, namun semangatnya kini terus diwariskan pada generasi berikutnya hingga muncullah Jaringan Islam Liberal yang memiliki visi Tajdid ini meski kemudian ditentang oleh para Tokoh ummat Islam yang aktif dalam Organisasi yang dulunya mengusung ruh Tajdid.

Karakteristik Dokter Muslim IdealOleh : Dr. Dito Anurogo | 08-Des-2007,19:20:14 WIB

KabarIndonesia- Berikut ini karakteristik yang harus dimiliki oleh seseorang untuk menjadi dokter muslim yang ideal. Sulitkah?

Tidak!!! Mintalah kepada Allah SWT agar dikaruniai 33 karakteristik berikut. Insya Allah, kita akan dimudahkan Allah SWT untuk menjadi dokter muslim yang ideal.

1. Aqidahnya benara. Tahu, paham, dan telah mengamalkan rukun iman dan rukun islam b. Meyakini bahwa semuanya (hidup, mati, rejeki, jodoh manusia) telah diatur oleh Allah SWT c. Meyakini bahwa hanya Allah yang dapat menyembuhkan, dokter hanya dapat (berusaha) mengobati.

2. Ikhlas dan tekun dalam kerjanya

3. Maksimal dalam spesialisasi profesinya

4. Jujur dalam perkataan dan perbuatannya

5. Punya komitmen untuk selalu bermanfaat bagi umat manusia

6. Adil dalam membagi waktu (untuk Allah SWT, dirinya sendiri, keluarganya, masyarakat)

7. Menjaga rahasia dan menjaga amanat

8. Peka dan penyayang

9. Dapat berempati dan bersimpati dengan pasiennya

10. Rendah hati, ramah, dan tidak sombong

11. Mempermudah pasien dan tidak melebih-lebihkan biaya

12. Rapi, berpenampilan indah/bersih, murah senyum, berwajah ceria/cerah.

13. Menasihati pasien dengan mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran

14. Sopan, santun, dan selalu beristiqomah dalam kebaikan

15. Cepat, tepat, akurat di dalam mengambil keputusan, berdasarkan pertimbangan akal dan hati nurani, serta tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Al-Hadits.

16. Kata-katanya menyejukkan jiwa dan membangkitkan semangat pasien-pasiennya

17. Dapat menjadi suri teladan bagi semuanya

18. Selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi pasien-pasiennya

19. Selalu mensyukuri nikmat Allah SWT

20. Mengobati pasiennya dengan obat yang halal, harganya terjangkau namun mujarab

21. Tidak cinta dunia, menjaga diri dari hal-hal yang syubhat (meragukan), dan menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT.

22. Tidak banyak berbicara

23. Tidak suka menyia-nyiakan waktu

24. Tidak malu untuk mengatakan tidak tahu jika memang tidak tahu 25. Tidak malu untuk bertanya kepada ahlinya

26. Tidak suka memberi harapan semu/berlebihan kepada pasiennya 27. Tidak berlebihan dalam segala hal

28. Tidak membeda-bedakan pasien dalam memberikan pelayanan 29. Tidak pernah punya rasa benci, iri, dendam, kecewa, dll

30. Kreatif, inovatif, selalu berusaha untuk menemukan hikmah di balik semua peristiwa, dan selalu berpikir positif

31. Selalu berusaha menjaga homeostasis, keseimbangan ekosistem, serta keharmonisan dan keserasian hubungan antara manusia dengan alam semesta

32. Cinta ilmu dan memiliki pengetahuan yang seimbang antara ilmu akhirat dengan ilmu dunia, sehingga cerdas spiritual (memiliki Spiritual Quotient yang maksimal dan optimal), cerdas emosional (memiliki Emotional Quotient yang maksimal dan optimal), cerdas intelektual (memiliki Intellectual Quotient yang maksimal dan optimal)

33. Selalu meng-uptodate dirinya dengan ilmu pengetahuan yang terbaru. Dengan kata lain, bersedia untuk selalu menambah dan memperbarui ilmunya, juga selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, misalnya melalui akses internet.

Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/Alamat ratron (surat elektronik): [email protected] besar hari ini...!!! Kunjungi segera:www.kabarindonesia.com

ADIL, RIDHA DAN AMAL SHALEH 00.21 No comments

A. Adil

1. Pengertian Adil

Adil menurut bahasa Arab disebut dengan kata adilun, yang berarti samadengan seimbang.Menurut kamus besar bahasa Indonesia, adalah diartikan tidak berat sebelah,tidak memihak,berpihak pada yang benar,berpegang pada kebenaran, sepatutnya, dan tidak sewenang-wenang. Dan menurut ilmu akhlak ialah meletakan sesuatu pada tempatnya, memberikan atau menerima sesuatu sesuai haknya, dan menghukum yang jahat sesuai haknya, dan menghukumyang jahat sesuai dan kesalahan dan pelanggaranya.

2. Karakteristik Sikap Adil

Islam mengajarkan bahwa semua orang mendapat perlakuan yang sama dan sederajat dalam hukum. Dalam islam , tidak ada diskriminasi hukum karena perbedaan kulit, status social, ekonomi,atau politik . Berikut ini beberapa contoh sikap adil dalam Al-Quran : Adil terhadap diri sendiri. Adil terhadap istri dan anak Adil dalam mendamaikan perselisihan Adil dalam bertuturkata Adil terhadap musuh sekalipun

3. Nilai Positif Sikap Adil

Keadilan merupakan sesuatu yang bernilai tinggi, baik, dan mulia. Apabila keadilan diwujudkan dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, serta bangsa dan Negara, sudah tentu ketinggian, kebaikan, dan kemuliaan akan diraih. Jika seseorang mampu mewujudkn keadilan dalam dirinyasendiri, tentu akan meraih keberhasilan dalam hidupnya, memperoleh kegembiraan batin, disenangi banyak orang, dapat meningkatkan kualitas diri, dan memperoleh kesejahteraan hidup duniawi serta ukkhrawi (akhirat). Jika keadilan dapat diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, akan terwujud masyarakat yang aman,tentra , serta damai sejahtera lahir dan batin. Hal ini disebabkan masing-masing anggota masyarakat melaksanakan kewajiban terhadap orang lain dan akan memenuhi hak orang lain dengan seadil-adilnya .

4. Membiasakan Sikap Adil

Seorang hendaknya membiasakan diri berlaku adil, baik terhadap dirinya,kedua orang tua nya,saudara-saudaranya,anak-anaknya, teman-temannya, tetangganya, masyarakatnya, bangsa dan Negaranya, maupun terhadap sang Khalik(Alloh swt). Apabila keadilan itu ditegakan dalam setiap aspek kehidupan, tentu keamanan, ketentraman,kedamaian, serta kesejahteraan lahir dan batin, duniawi dan ukhrawi akan dapat diraih.

B. Rida

1. Pengertian rida

Perkataan rida berasal dari bahasa arab, radiya yang artinya senang hati (rela). Rida menurut syariah adalah menerima dengan senang hati atas segala yang diberikan Allah swt, baik berupa hokum (peraturan-peraturan) maupun ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Sikap rida harus ditunjukkan, baik ketika menerima nikmat maupun tatkala ditimpa musibah. Kebanyakan manusia merasa sukar atau gelisah ketika menerima keadaan yang menimpa dirinya, seperti kemiskinan, kerugian, kehilangan barang, pangkat, kedudukan, kematian anggota keluarganya, dan lain-lain, kecuali orang yang mempunyai sifat rida terhadap takdir. Orang yang memiliki sifat rida tidak mudah bimbang atau kecewa atas pengorbanan yang dilakukannya. Ia tidak menyesal dengan kehidupan yang diberikan Allah swt dan tidak iri hati atas kelebihan yang didapat orang lain karena yakin bahwa semua itu berasal dari Allah swt. Sedangkan kewajibannya adalah berusaha atau berikhtiar dengan kemampuan yang ada. Rida terhadap takdir bukan berarti menyerah atau pasrah tanpa usaha lebih dulu untuk mencari jalan keluarnya. Menyerah dan berputus asa tidak dibenarkan oleh tatanan hidup dan tidak dibenarkan pula oleh ajaran Islam. Allah swt. memberikan cobaan atau ujian dalam rangka menguji keimanan dan ketakwaan hamba-Nya. Firman Allah swt.:

Artinya : Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (156) (yaitu) orang-orang yangapabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali. kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil. (Q.S. Al Baqarah:155-156).

Sikap rida dapat ditunjukkan melalui hal-hal sebagai berikut:1. Sabar dalam melaksanakan kewajiban hingga selesai dengan kesungguhan usaha atau ikhtiar dan penuh tanggung jawab.2. Senantiasa mengingat Allah swt. dan tetap melaksanakan shalat dengan kusyuk.3. Tidak iri hati atas kekurangan atau kelebihan orang lain dan tidak ria untuk dikagumi hasil usahanya.4. Senantiasa bersyukur atau berterima kasih kepada Allah swt. atas segala nikmat pemberian-Nya. Hal itu adalah upaya untuk mencapai tingkat tertinggi dalam perbaikan akhlak.5. Tetap beramal saleh (berbuat baik) kepada sesama sesuai dengan keadaan dan kemampuan, seperti aktif dalam kegiatan social, kerja bakti, dan membantu orangtua di rumah dalam menyelesaikan pekerjaan mereka.6. Menunjukkan kerelaan atau rida terhadap diri sendiri dan Tuhannya. Juga rida terhadap kehidupan terhadap takdir yang berbentuk nikmat maupun musibah, dan terhadap perolehan rezeki atau karunia Allah swt.

Menurut kamus besar Indonesia, rida diartikan rela, suka, dan senang hati.sedangkan menurut bahasa adalah ketetapan hati untuk menerima segala keputusan yang sudah ditetapkan dan ridha merupakan akhir dari semua keinginan dan harapan yang baik .

2. Karakteristik sikap rida

Apabila sebagian pendapat para ahli hikmah, rida dikelompokan menjadi tiga tingkatan, yaitu rida kepada Alloh, rido pada apa yang datang dari Alloh, dan rida pada qada Alloh.Rida kepada Allah adalah fardu ain.Rida pada apa yang datang dari Allah meskipun merupakan sesuatu yang sangat luhur, hal ini termasuk ubudiah yang sangat mulia. Sesungguhnya pilihan tuhan untuk hamba-Nya dibagi dua macam yaitu pertama, ikhtiyar ad-din wa syarI (pilihan keagamaan dan syariat).kedua, ikhtiyar kauni kadari (pilihan yang berkenaan dengan alam dan takdir).Takdir yang tidak dicintai dan diridai Alloh yaitu perbuatan aib dan dosa-dosa.Macam-macam rida :a. Ridha terhadap perintah dan larangan Allah Artinya ridha untuk mentaati Allah dan Rasulnya. Pada hakekatnya seseorang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat, dapat diartikan sebagai pernyataan ridha terhadap semua nilai dan syariah Islam. Perhatikan firman Allah dalam Q.S. al-Bayyinah (98) ayat 8

Artinya : Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (Q.S.al-Bayyinah ayat 8 )

Dari ayat tersebut dapat dihayati, jika kita ridha terhadap perintah Allah maka Allah pun ridha terhadap kita.

b. Ridha terhadap taqdir Allah. Mari kita simak, apa yang dikisahkan berikut ; pada suatu hari Ali bin Abi Thalib r.a. melihat Ady bin Hatim bermuram durja, maka Ali bertanya ; Mengapa engkau tampak bersedih hati ?. Ady menjawab ; Bagaimana aku tidak bersedih hati, dua orang anakku terbunuh dan mataku tercongkel dalam pertempuran. Ali terdiam haru, kemudian berkata, Wahai Ady, barang siapa ridha terhadap taqdir Allah swt. maka taqdir itu tetap berlaku atasnya dan dia mendapatkan pahalaNya, dan barang siapa tidak ridha terhadap taqdirNya maka hal itupun tetap berlaku atasnya, dan terhapus amalnya. Ada dua sikap utama bagi seseorang ketika dia tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan yaitu ridha dan sabar. Ridha merupakan keutamaan yang dianjurkan, sedangkan sabar adalah keharusan dan kemestian yang perlu dilakukan oleh seorang muslim. Perbedaan antara sabar dan ridha adalah sabar merupakan perilaku menahan nafsu dan mengekangnya dari kebencian, sekalipun menyakitkan dan mengharap akan segera berlalunya musibah. Sedangkan ridha adalah kelapangan jiwa dalam menerima taqdir Allah swt. Dan menjadikan ridha sendiri sebagai penawarnya. Sebab didalam hatinya selalu tertanam sangkaan baik (Husnuzan) terhadap sang Khaliq bagi orang yang ridha ujian adalah pembangkit semangat untuk semakin dekat kepada Allah, dan semakin mengasyikkan dirinya untuk bermusyahadah kepada Allah. Dalam suatu kisah Abu Darda, pernah melayat pada sebuah keluarga, yang salah satu anggota keluarganya meninggal dunia. Keluarga itu ridha dan tabah serta memuji Allah swt. Maka Abu Darda berkata kepada mereka. Engkau benar, sesungguhnya Allah swt. apabila memutuskan suatu perkara, maka dia senang jika taqdirnya itu diterima dengan rela atau ridha. Begitu tingginya keutamaan ridha, hingga ulama salaf mengatakan, tidak akan tampak di akhirat derajat yang tertinggi daripada orang-orang yang senantiasa ridha kepada Allah swt. dalam situasi apapun (Hikmah, Republika, Senin 5 Februari 2007, Nomor: 032/Tahun ke 15)c. Ridha terhadap perintah orang tua. Ridha terhadap perintah orang tua merupakan salah satu bentuk ketaatan kita kepada Allah swt. karena keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua, perintah Allah dalam Q.S. Luqman (31) ayat 14 ;Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S. Luqman :14)

Bahkan Rasulullah bersabda : Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah tergantung murka orang tua. Begitulah tingginya nilai ridha orang tua dalam kehidupan kita, sehingga untuk mendapatkan keridhaan dari Allah, mempersyaratkan adanya keridhaan orang tua. Ingatlah kisah Juraij, walaupun beliau ahli ibadah, ia mendapat murka Allah karena ibunya tersinggung ketika ia tidak menghiraukan panggilan ibunya.

d. Ridha terhadap peraturan dan undang-undang negara Mentaati peraturan yang belaku merupakan bagian dari ajaran Islam dan merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah swt. karena dengan demikian akan menjamin keteraturan dan ketertiban sosial. Mari kita hayati firman Allah dalam Q.S. an-Nisa (4) ayat 59 berikut :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.( Q.S. an-Nisa :59)

Ulil Amri artinya orang-orang yang diberi kewenangan, seperti ulama dan umara (Ulama dan pemerintah). Ulama dengan fatwa dan nasehatnya sedangkan umara dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Termasuk dalam ridha terhadap peraturan dan undang-undang negara adalah ridha terhadap peraturan sekolah, karena dengan sikap demikian, berarti membantu diri sendiri, orang tua, guru dan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian mempersiapkan diri menjadi kader bangsa yang tangguh.

3. Nilai Positif Sikap Rida

Rida merupakan kesadaran diri, perasaan jiwa, dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang berkenaan sepenuh hati untuk menerima apa yang didapat ataupun yang dihadapi dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang.

4. Membiasakan Sikap Rida

Konsekuensi rida kepada Alloh harus mengikuti semua yang diajarkan oleh Rasululloh saw. (ittiba ar-Rasul). Apabila seorang rida kepada Alloh, tentu dia akan selalu berusaha melakukan segala sesuatu yang diterima dari-Nya dan meninggalkan segala sesuatu yang dibenci-Nya.

C. Amal Saleh

1. Pengertian Amal Saleh

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, amal diartikan sebagai perbuatan (baik atau buruk). Secara istilah, amal saleh berarti perbuatan sungguh- sungguh dalam menjalankan ibadah ataupun menunaikan kewajiban agama yang dilakukan dalam bentuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia.contoh mengumpulkan dana untuk membantu korban bencana alam, penyandang cacat, orang jompo dan anak yatim piatu. Dalam al-Quran banyak dijumpai perkataan amal dengan berbagai bentuknya yaitu amila, amala, tamalun, yamalun, amilun, amalus-salihat, dan amalus-syyariat.2. Karakteristik Amal Saleh

Orang yang hidup pada zaman pra-islam mempunyai anggapan bahwa kekayaan, keturunan, kedudukan, dan bermacam-macam kelebihanduniawi lainnya menjadi factor yang akan menentukan keadaan seseorang. Agama islam membawa satu ajaran (dokrin) bahwa keturunan, pangkat, kedudukan yang tinggi, dan kekayaan yang bayak , semua itu tidak mendatangkan keuntungan, terutama untuk kehidupan di akhirat kelak. Satu-satunya yang memberikan faedah ialah amal saleh, yakni perbuatan baik.Secara umum, pengelompokan amal itu terbagi dua, yaitu amal saleh (amal yang baik) dan amalus sayyiah (amal yang buruk). Amal saleh ialah segala perbuatan kebbijakan yang mendatangkan manfaat untuk diri sendiri, keluarga, bangsa, dan manusia seluruhnya, baik berupa perbuatan, ucapan, maupun sikap.bahkan melakukan suatu perbuatan yang dilarang Alloh, itu pun termasuk amal saleh.

3. Nilai Positif Amal Saleh

Dalam Al-Quran, banyak diuraikan hasil (buah) dari amal saleh, baik didunia maupun diakhirat, yaitu:a. rezeki yang baik (al-Hajj/22:50);b. derajat yang tinggi (Taha/20:75);c. keberuntungan (al-Qasas/28:67);d. keadilan (Yunus/10:4);e. keluar dari kegelapan (at-Talaq/65:11);f. rahmat dan cinta (al-Jasiyah/45:30);g. hilang perasaan takut (Taha/20:112);h. pahala yang cukup (Alli Imran/3:57);i. ampunanIlahi (Fatir/3:57);J. kehidupan di surga (al-Muminun/23:40).

4. Membiasakan Amal Saleh

Setiap amal saleh, harus didasari niat yang suci dan ikhlas. Jangan sampai seorang yang beramal memiliki niat yang salah, ada udang dibalik madu. Misasal, mengharap kedudukan,pujian, atau keuntungan yang lain-lain. Berusaha atau beramal, pada umumnya tidak memandang ruang dan waktu serta tidak hanya pada saat yang lapang. Dalam situasi apa pun, kita tidak menyianyiakan untuk beramal atau berusaha. Walaupun hasil amal itu belum tampak sekarang, hal itu tidak boleh menjadikan kita malas beramal.

PENTINGNYA BERSIKAP JUJUR DAN ADIL DI DALAM BEKERJA PENDAHULUANSejak dari kecil kita selalu diajarkan sikap sopan santun, jujur,adil dan berbagai atutan-aturan yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat atau sosial. Pembelajaran tersebut bertujuan agar sejak dini kita dapat menanamkam dan menerapkan nilai-nilai atau norma-norma dalam diri kita yang sendirinya akan sangat mempengaruhi bagaimana kita bersikap di dalam lingkungan masayarakat kita. Apabila aturan-aturan yang berlaku dilanggar maka orang yang melanggarnya akan dikenakan hukuman yang berlaku di dalam masyarakatnya contohnya bila kita meludah sembarangan atau berbicara kotor kepada orang lain terutama orang yang lebih tua, maka kita telah melanggar norma kesopanan dan hukumannya adalah berupa teguran atau kita akan mejadi bahan omongan yang buruk dikalangan masyarakat kita.Didalam kelompok masyarakat memiliki tolok ukur atau standar moral yang harus diterapkan dan dipatuhi oleh setiap orang di dalam masyarakatnya. Yaitu standar moral yang berhubungan dengan berbagai persoalan apa saja yang dapat menguntungkan atau merugikan manusia atupun anggota kelompoknya. Dan penentuan standar moral merupakan bagian dari Etika.Agar setiap orang dapat menerapkan semua aturan di dalam masayarakat dengan baik,maka setiap orang perlu menanamkan berbagai sikap yang baik seperti kejujuran dan keadilan, sebab apabila setiap orang telah memiliki sikap jujur dan adil, maka ia akan selalu bersikap dan berkata jujur di dalam kehidupannya sehari-hari terutama dalam menjalankan pekerjaan yang menuntut adanya sikap kejujuran. Sehingga ia akan mudah mendapat percayaan dari orang lain dalam memjalankan tugas tertentu. Bersikap adil pun tak kalah pentingnya karena lebih menyangkut hubungan antara orang yang satu dengan yang lainnya, terutama dalam hal hubungan antara pimpinanan dalam mengatur masyarakatnya ataupun bawahannya dala bekerja. Setiap orang dituntut untuk dapat bersikap adil yaitu tidak membeda-bedakan atau berbuat semena-mena terhadap orang lain. Karena apabila kita dapat berbuat jujur dan adil kepada orang lainnya maka kita dihormati oleh orang lain.1.1 Latar Belakang MasalahAdapun masalah yang ingin saya bahas dalam penulisan blog ini adalah Seberapa Pentingkah Bersikap Jjur dan Adil di dalam Bekerja.LANDASAN TEORI2.1 Pengertian Jujur dan Adil;Jujur, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga (hal. 479), artinya: a 1. lurus hati; tidak berbohong; 2. tidak curang; 3. tulus; ikhlas. Sedangkan kata kejujuran, artinya: n sifat (keadaan) jujur; ketulusan (hati); kelurusan (hati).Sedangkan kejujuran, artinya: sifat (keadaan) jujur yang kadang dilematis; ketulusan (hati) yang kadang tak berbuah manis; kelurusan (hati) yang bisa jadi berbuah tragis. Mungkin ini tumbal atau konsekuensi logis supaya segala kebohongan di masa lalu terkikis habis.Pengertian adil adalah dimana semua orang mendapat hak dan kewajibannya. Sebagian besar orang mendefinisikan kata ADIL adalah sebagai suatu sikap yang tidak memihak atau sama rata, tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang, tidak ada pilih kasih dan masih banyak lagi persepsi yang lainnya.2.2 Pengertian nilai,norma dan etika1). Pengertian Nilai dan normaNilai merupakan kumpulan sikap perasaan ataupun anggapan terhadap sesuatu hal mengenai baik,buruk,benar,salah,patut-tidak patutu,mulia-hina,penting-tidak penting.Menurut C.Kluckhohn semua nilai kebudayaan alam pada dasarnya ada lima:a)nilai hakikat hidup manusiab)nilai mengenai hakikat karya manusiac)nilai hakikat dari kedudukan manusia dalam ruang dan waktud)nilai dari hubungan manusia dengan alam sekitare)nilai dari hubungan manusia dengan sesamanyaBila sikap dan perasaan tentang nilai sosial itu diikat bersama,maka disebut nilai sosial.Ini melahirkan adanya nilai individual dan definisi yang dikemukakakn oleh para ahli misalnya:Kimbali Young .nilai sosial adalah asumsi abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benad dan apa yang pentingNorma merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat untuk mengukur apakah tindakan yang dilakukan merupakan tindakan yang wajar dan dapat diterima atau tindakan yang menyimpang.Norma dibangun atas nilai sosial dan norma sosial diciptakan untuk mempertahankan nilai sosial.Jenis-Jenis Norma Sosial Norma Sosial Dilihat Dari Sanksinya1)Tata Cara .merupakan norma yang menunjuk kepada satu bentuk perbuatan sanksi yang ringan terhadap pelanggarnya.Misal:aturan memegang garpu dan sendok saat makan dan penyimpangannya:bersendawa saat makan/2)Kebiasaan.merupakan cara bertindak yang digemari oleh masyarakan dan dilakukan berulang-ulang,mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar dari tata cara,misal:membuang sampah pada tempatnya dan penyimpangannya:membuang sembarangan dan mendapat teguran bahkan digunjingkan masyarakat.3)Tata Kelakuan.merupakan norma yang bersumber kepada filsafat,ajaran agama dan ideolagi yang dianut masyarakat.Tata kelakuan di satu pihak memaksakan suatu perbuatan dan di lain pihak melarang suatu perbuatan sehingga secara langsung ia merupakan alat pengendalian sosial agar anggota masyarakat menyesuaikan tindakan-tindakan itu.4)Adat.merupakan norma yang tidak tertulis namu kuat mengika sehingga anggota masyarakat yang melanggar adat akan menderita karena sanksi keras yang kadang secara tidak langsung seperti pengucilan,dikeluarkan dari masyarakat,atau harus memenuhi persyaratan tertentu.5)Hukum merupakan norma yang bersifat formal dan berupa aturan tertulis.Sanksinya tegas dan merupakan suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang beirsi ketentuan,perintah,kewajiban dan larangan agar tercipta ketertiban dan keadilan.Norma Sosial Dilihat dari Sumbernya1)Norma agama,yakni ketentuan hidup yang bersumber dari ajaran agama(wahyu dan revelasi)2)Norma kesopanan,ketentuan hidup yang berlaku dalam interaksi sosial masyarakat3)Norma kesusilaan,ketentuan yang bersumber pada hati nurani,moral,atau filsafat hidup.4)Norma hukum,ketentuan tertulis yang berlaku dari kitab undang-undang suatu negara2) Pengertian Etika Bisnisistilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata etika yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).Pembahasan MasalahSetiap orang memiliki berbagai pekerjaan yang berbeda,berdasarkan bidangnya dan kelebihannya masing-masing. Selain tuntutan untuk dapat professional dalam menjalankan pekerjaannya setiap orang dituntut untuk dapat mematuhi berbagai aturan atau etika yang berlaku di lingkungan kerjanya. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut diperlukannya sikap jujur dan adil didalam bekerja. Dimana dalam setiap bekerja seseorang harus dapat jujur dalam berkata ataupun dalam menyelesaikan tugasnya , misalnya seseorang yang bekerja di bidang laporan keuangan maka ia seharusnya dapat menyajikan laporan keuangan yang sesungguhnya tanpa dikurangi ataupun ditambah-tambahkan.Dalam suatu organisasi usaha setiap orang yang satu dengan yang lainnya pastinya akan saling berhubungan satu dengan yang lainnya, satu bagian yang satu akan berhungungan dengan bagian yang lainnya dan atasan akan berhubungan dengan bawahannya ataupun sebaliknya. Seorang pemimpin harusnya dapat berbuat adil dalam membuat suatu keputusan, karena baik ataupun buruknya keputusan yang diambil akan berdampak kepada kegiatan perusahaannya terutama untuk para pegawainya. Begitu juga para pegawai yang bekerja di dalam usaha atau perusahaan tersebut dalam bekerja haruslah dapat berbuat adil kepada pegawai lain dan tidak saling menjatuhkan anatara satu dengan yang lainnya.Pada saat ini banyak sekali orang yang tidak lagi dapat bersikap jujur dan adil,hal ini dapat dilihatnya semakin maraknya korupsi, yang dilakukan dilakukan para koruptor yang tak lain adalah pegawai atau pejabat pemerintah. Mereka menggunakan jabatannya untuk dapat mencuri uang negara dalam jumlah miliaran bahkan triliyunan rupiah. Banyak sekali dana (uang) dari pemerintah yang seharusnya diberikan kepada rakyat dan untuk pembangunan negara, malah disalahgunakan untuk kepentingan diri sendiri yaitu untuk memperkaya diri sendiri. Mereka sebenarnya mengerti bahwa di dalam bekerja mereka dituntut untuk dapat bersikap jujur dan adil, namun mereka tidak memahami dan melaksanakannya dalam aktivitas kehidupannya. Mereka pun sebenarnya menyadari bahwa tindakan mereka dapat merugikan orang banyak atau menghancurkan usaha tempat mereka bekerja, tetapi karena mereka lebih mementingkan keuntungan dan kesenangan diri sendiri mereka pun dengan mudah melakukannya tanpa memperdulikan aturan atau etika yang telah mereka langgar.Tidak dapat dibayangkan apabila setiap orang yang bekerja di dalam bidangnya masing- masing sudah tidak mempunyai sikap jujur dan adil di dalam dirinya, pastinya akan terjadi berbagai kekacauan di segala aspek kehidupan. Misalnya aspek perekonomian akan menjadi hancur, kehidupan masyarakatnya menjadi miskin dan jauh dari kesejahteraan dan tindak kejahatan dan ketidakadilan akan terjadi dimana-mana. Oleh sebab itu memiliki sikap jujur dan adil sangatlah penting, dengan bersikap jujur dan adil maka orang lain akan dapat memberikan kepercayaannya kepada kita dalm hal-hal yang dianggapnya penting seperti kita akan dipercaya oleh pimipinan kita untuk dapat menyelesaikan suatu tugas tertentu. Dan pemimpin yang mememiliki sikap jujur dan adil dalam dirninya, ia akan disegani dan menjadi panutan bagi bawahannya bahkan masyarakat banyak.KESIMPULAN DAN SARAN4.1 KesimpulanBersikap jujur dan adil sangatlah penting dimiliki dan diterapkan oleh setiap orang di dalam bekerja, Karena adanya ketidak jujuran dan ketidak adilan dapat merugikan orang banyak.4.2 SaranSaya berharap dan menyarankan agar setiap tidak hanya memahami sikap jujur dan adil dalam hal pengertian dan perkataan saja, tetapi menanamkankan di dalam hati.pikiran dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.

PERLUNYA MENGETAHUI HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, DOKTER DAN RUMAH SAKIT MENJELANG BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

I NENGAH SUMERTA, SH, MH (BAGIAN HUKUM DAN HUMAS)I. PENDAHULUAN Bahwa sudah tidak bisa dipungkiri lagi di mana kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh pada perkembangan kebutuhan manusia, yang salah satunya diantaranya di bidang teknologi informasi. Informasi menjadi kebutuhan pokok setiap orang dalam rangka pengembangan pribadi di lingkungan sosialnya. Dengan perubahan/amandemen UUD 1945, sebagaimana diatur dalam Pasal 28 F dan 28 J bahwa hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia. Atas dasar tersebut, pemerintah dengan persetujuan DPR telah mengundangkan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) yang akan diberlakukan terhitung mulai tanggal 30 April 2010. Dalam Pasal 2 ditentukan bahwa setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik, dan hanya informasi publik tertentu/terbatas yang dikecualikan/dirahasiakan yang sifatnya ketat.Itu artinya bahwa informasi publik tersebut menjadi hak setiap warga negara untuk mengetahuinya, kecuali yang harus dirahasiakan.Di bidang pelayanan kesehatan di Rumah sakit ada 3 (tiga) pelaku utama yang berperan, yang masing-masing mempunyai hak dan kewajiban. Ketiga pelaku utama tersebut adalah Pasien, Dokter dan Rumah Sakit. Pengaturan hak dan kewajiban tersebut, telah ditentukan dalam berbagai peraturan perundang-undangan antara lain Undang-Undang Praktek Kedoktetan, Undang-Undang Kesehatan, Undang-Undang Rumah Sakit, Permenkes No. 159 b/1988 tentang Rumah Sakit dan Surat Edaran Dirjen Pelayanan Medik No. YM.01.04.3.5.2504 tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.Mengacu kepada UU KIP tersebut, maka sudah seharusnya pelaku utama pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yaitu Pasien, Dokter dan Rumah Sakit secara terbuka mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing yang mungkin selama ini belum diketahui secara utuh. Berikut Hak dan Kewajiban tersebut:II. HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN 2. 1. HAK PASIEN 1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien; 3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi; 4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional; 5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi; 6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan; 7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit; 8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktek (SIP) baik di dalam maupun luar Rumah Sakit; 9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya; 10. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatife tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan; 11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya; 12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis; 13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya; 14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit; 15. Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya; 16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya; 17. Menggugat dan atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan 18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan el,ektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.2.2 KEWAJIBAN PASIEN 1. Mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku di Rumah Sakit; 2. Mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya; 3. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat; 4. Melunasi/memberikan imbalan jasa atas pelayanan rumah sakit/dokter; 5. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.III. HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER 3.1. HAK DOKTER 1. Memperaleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar prafesi dan standar prosedur aperasional. 2. Memberikan pelayanan medis menurut standar prafesi dan standar prasedur aperasianal. 3. Bekerja menurut standar profesi serta berdasarkan hak atanami. 4. Menalak keinginan pasien yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan, prafesi dan etika. 5. Menghentikan jasa prafesianalnya kepada pasien apabila misalnya hubungan dengan pasien sudah berkembang begitu buruk sehingga kerjasama yang baik tidak mungkin diteruskan lagi, kecuali untuk pasien kepada dokter lain. 6. Berhak atas privacy (berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan aleh pasien dengan ucapan atau tindakan yang melecehkan atau memalukan). 7. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya. 8. Berhak atas informasi atau pemberitahuan pertama dalam menghadapi pasien yang tidak puas terhadap pelayanannya. 9. Berhak untuk diperlakan adil dan jujur, baik oleh rumah sakit maupun aleh pasien. 10. Menerima imbalanjasa.3.2. KEWAJIBAN DOKTER 1. Mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara dokter terse but dengan rumah sakit. 2. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar prafesi dan standar prosedur aperasianal serta kebutuhan medis pasien. 3. Merujuk pasien ke dokter atau dakter gigi lain, yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengabotan. 4. Memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan dapat menjalankan ibadah sesuai keyakinannya. 5. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. 6. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bertugas dan mampu melakukannya. 7. Memberikan informasi yang adekwat tentang perlunya tindakan medik yang bersangkutan serta risiko yang dapat ditimbulkannya. 8. Membuat rekam medis yang baik secara berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien. 9. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedakteran atau kedakteran gigi. 10. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya. 11. Bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang terkait secara timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien. 12. Mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak rumah sakit.1 V. HAK DAN KEWAJIBAN RUMAH SAKIT 4.1. HAK RUMAH SAKIT 1. Menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit; 2. Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi, insentif, dan penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 3. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka mengembangkan pelayanan; 4. Menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan; 5. Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian; 6. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan kesehatan; 7. Mempromosikan layanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 8. Mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit pendidikan. 4.2. KEWAJIBAN RUMAH SAKIT 1. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat; 2. Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit; 3. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya; 4. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya; 5. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin; 6. Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan; 7. Membuat, melaksanakan dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien; 8. Menyelenggarakan rekam medis; 9. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana ibadah, ,parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak, lanjut usia; 10. Melaksanakan sistem rujukan; 11. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan; 12. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien; 13. Menghormati dan melindungi hak-hak pasien; 14. Melaksanakan etika Rumah Sakit; 15. Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana; 16. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun nasional; 17. Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya; 18. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws); 19. Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas; dan 20. Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.

|Print| Email MENJADI DOKTER MUDA YANG VISIONER PENGEMBAN AMANAH KEDOKTERAN ISLAM--Tulisan ini dibuat dalam rangka menjelang prosesi janji dokter muda FK UII periode IV--Pendidikan dokter dibagi dalam 2 tahap, yakni pendidikan preklinik dan pendidikan klinik. Untuk Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) lama pendidikan preklinik 3,5 tahun (7 semester) dan pendidikan klinik 1,5 tahun (3 semester). Selama pendidikan preklinik, mahasiswa kedokteran diberikan teori dan skill medik yang tergabung dalam satu materi perkuliahan yang terintegrasi (Blok). Sedangkan pada pendidikan klinik merupakan kesempatan untuk mempraktekan semua teori dan keterampilan selama pendidikan preklinik. Pendidikan klinik sering disebut Coasisten bertempat di Rumah Sakit jejaring. Setelah selesei masa pendidikan preklinik, mahasiswa mendapat gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) dan untuk memulai coast, harus melewati ujian kepaniteraan umum (Panum) yang merupakan ujian skill medik. Mahasiswa yang sudah dinyatakan lulus ujian panum akan diambil janji sebagai dokter muda. Kemudian dokter muda akan menjalani sebagai coasisten di rumas sakit yang ditunjuk.Untuk menjadi seorang dokter harus sanggup melewati serangkaian panjang masa pendidikan dan penggemblengan mental dan skill. Semua itu tidak lain untuk melahirkan dokter-dokter yang kompeten yang siap terjun ke masyarakat. Tidak hanya itu, nilai lebih dari pendidikan kedokteran yang di usung FK UII adalah visi mewujudkan pendidikan kedokteran yang membawa nilai-nilai Islam. Cita-cita bersama yang sangat mulia dan menjadi kebanggaan adalah membagkitkan kembali kedokteran Islam. Tidak banyak dari FK yang ada di Indonesia memiliki visi demikian, mengingat tidak mudah untuk menyisipkan nilai-nilai islam dalam lingkungan pendidikkan. Keinginan kuat untuk mengobarkan semangat kedokteran Islam terwujud dalam tatanan kurikulum dan lingkungan yang agamis. Diharapkan, dokter-dokter lulusan FK UII menjadi dokter muslim yang berkualitas, yang menjunjung nilai-nilai keislaman dan memiliki kompetensi yang tinggi sebagai seorang dokter. Untuk mencapai harapan itu, sedari awal, para mahasiswa FK UII diberikan nilai-nilai dasar keislaman yang terintegrasi dalam setiap mata kuliah yang diajarkan.Sebagai mahasiswa FKUII sepatutnya harus bangga karena kita tidak hanya dicetak untuk menjadi dokter tapi juga dibekali kemampuan untuk berdakwah sehingga kita memiliki nilai lebih ketika terjun ke masyarakat. Visi FK UII tidak hanya mencapai five star doctor tapi ada nilai plus yakni membawa amanah kedokteran Islam. Merupakan suatu kebanggaan dan sekaligus tugas yang berat terutama bagi para dokter muda yang akan segera mengamalkan ilmu yang telah dipelajari selama pendidikan klinik. Karena, tidak hanya bertugas untuk belajar mempraktekan keterampilan layaknya sebagai seorang dokter tapi juga mengemban amanah untuk dakwah menghidupkan kedokteran islam. Dokter muda FK UII diharapkan menjadi dokter muslim yang kharismatik, berwawasan luas, berkompeten, serta memiliki kepekaan yang tinggi kepada masyarakat. Waktunya sekarang utnuk mengabdi, mengamalkan ilmu yang sudah dipelajari sebelumnya, dan bermanfaat bagi orang banyak.Untuk menjadi seorang dokter muslim yang berkualitas, tentunya perlu usaha keras dalam pencapaiannya, perlu usaha lebih untuk mewujudkannya, dan perlu semangat tinggi pantang menyerah karena akan banyak tantangan yang dihadapi. Maka untuk itu, sudah seharusnya seorang dokter muslim memiliki kecerdasan emosional dan spiritual yang baik. Untuk menjadi seorang dokter muslim yang diharapkan, maka harus dimulai dari semenjak menjalani sebagai dokter muda untuk mengamalkan nilai-nilai keislaman pada praktek kedokteran. Bagi dokter muda FK UII tidak akan merasa bingung lagi untuk mengemban amanah untuk menjadi dokter muslim yang baik, karena selama di belajar di FK selalu dibekali dengan pendekatan korelasi antara penerapan islam dalam praktek kedokteran, selalu dikorelasikan antara ilmu pengetahuan popular dan Islamic perspective.Menjadi seorang dokter muslim berkewajiban untuk memiliki akhlakul karimah, hal inilah yang membedakan sebagai seorang dokter muslim yang mengemban amanah kedokteran Islam. Definisi akhlak menurut Imam Ghozali adalah kondisi jiwa yang telah tertanam kuat, yang darinya terlahir sikap amal secara mudah tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Profesi dokter dalam pandangan Islam adalah sebagai dakwah yang bergerak. Seorang muslim yang berprofesi sebagai dokter, berkewajiban merealisasikan nilai-nilai Islam yang bersifat fitriyah (universal) dalam setiap langkah hidupnya. Prilaku dokter muslim yang teralisasi dari akhlakul karimah akan senantiasa dilihat oleh orang-orang yang berinteraksi dengannya, disinilah esensi dari dakwah.Implementasi akhlakul karimah bagi seorang dokter bisa dengan berbagai cara, diantaranya mengembangkan sifat sidiq, adil, sabar, tawaduk, itsar, Ramah, dan Ihsan. Berikut akan dijelaskan satu persatu.Siddiq, artinya kejujuran, kesetiaan (pada janji dan komitmen), perkataan,dan berbuat apa adanya. Hubungan dokter-pasien layaknya hubungan transaksional layaknya jual beli. Dokter memiliki ilmu dalam mengobati pasien dan pasien memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada dokter untuk mengobati penyakitnya. Disini kejujuran dokter lah yang berperan, keputusan medik apapun yang diambil dokter, kemungkinan pasien tidak tahu, apalagi dalam keadaan gawat darurat. Sifat tepenting dokter dalam posisi penjual jasa ini dan menjadi dasar diridhoi atau mendapat tidaknya keberkahan dari Allah adalah kejujuran. Dalam sebuah hadist sahih, Penjual (dokter) dan pembeli (pasien) mempunyai hak untuk menentukan pilihan selama belum saling berpisah. Jika keduanya berlaku jujur dan menjelaskan yang sebenarnya, diberkatilah transaksi mereka , namun jika keduanya saling menyembunyikan kebenaran dan berdusta, keduanya bisa saling mendapatkan keuntungan tetapi melenyapkan keberkahan transaksinya. (HR Muttafaq Alaih dari Hakim ibn Hizam). Ada banyak contoh kasus yang bisa menghianati hubungan baik dokter-pasien, diantaranya dengan keberadaan asuransi kesehatan yang dijadikan system pembayaran, bisa jadi ada persekongkolan antar dokter-pasien, atau malah dokter-pihak asuransi, untuk memberikan keterangan palsu sehingga bisa menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak yang lain. Kasus lain yang banyak terjadi adalah dokter yang terikat kontrak dengan perusahaan farmasi sehingga dalam memberikan terapi dokter mengharuskan pasien untuk membeli obat sesuai kontrak dokter tersebut padahal belum teruji kebenarannya. Kejadian seperti sudah banyak didunia praktek kedokteran dewasa ini. Lagi-lagi pasien yang dirugikan.Adil, artinya meletakan sesuatu pada tempatnya, bisa berarti sikap hidup dalam keseimbangan. Firman Allah dalam surat An-Nahl, sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepadamu kaum kerabat. (Q.S An-Nahl:90). Sikap adil diperlukan dalam praktek kedokteran agar hak-hak pasien tidak dirampas. Selama kuliah di FK UII, mahasiswa diajari benar bagaimana hak dan kewajiban dokter-pasien, bagaimana keduanya menghormati dan menghargai hak dan kewajiban tersebut. Adapun Hak-hak pasien diantaranya adalah, pasien bebas memilih dokternya secara bebas, pasien berhak menerima atau menolak tindakan pengobatan sesudah ia memperoleh informasi yang jelas, pasien berhak mengakhiri atau memutuskan hubungan dengan dokternya dan bebas memilih atau menggantinya dengan dokter lain, pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar, pasien berhak mendapat privacy yang harus dilindungi, iapun berhak atas sifat kerahasian data-data mediknya. Pasien berhak mati secara bermartabat dan terhormat, pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril atau spiritual, pasien berhak mengadakan dan berhak atas penyelidikan pendirian serta berhak diberi tahu hasilnya. Sedangkan kewajiban pasien diantaranya, pasien wajib member informasi yang benar kepada dokter, wajib memenuhi petunjuk dan nasehat dokter, wajib memberikan honorium atau imbalan yang pantas. Jika saja seorang dokter memahami benar apa-apa saja yang menjadi hak pasiennya, maka ia akan sepenuhnya memperlakukan pasien dengan sangat baik sehingga hubungan harmonis dokter dan pasien akan mudah terjalin.Amanah, artinya dapat dipercaya. Allah berfirman dalam surat Al-Anfal, Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui . (Q.S. Al-Anfal:27). Sebagai seornag muslim tentu kita menyadari bahawa amanah yang kita emban akan dimintai pertanggungjawabannya esok dikemudian hari. Sebagai seorang dokter muslim yang diberikan amanah oleh pasiennya hendaknya bersikap jujur, dapat dipercaya, dan berusaha memenuhi sesuai dengan standar keprofesian, serta kebutuhan pasien tanpa mengada-ngada yang sebenarnya.Sabar, artinya adalah usaha untuk menahan diri dari hal-hal yang tidak disukai dengan penuh kerelaan dan kepasrahan. Kesabaran diperlukan ketika pasien berkonsultasi dengan dokter. Dokter yang baik harus dapat menghadirkan dirinya secara untuh untuk pasien. Komunikasi dokter-pasien mutlak diperlukan. Keberhasilan komunikasi antara dokter pasien pada umumnya akan melahirkan kenyamanan dan kepuasaan bagi kedua belah pihak. Nilai-nilai Islam perlu diterapkan dalam komunikasi antar dokter dan pasien. Jika seorang dokter bersedia dengan sabar mendengarkan keluahan pasiennya, maka informasi tentang riwayat penyakit juga lebih mudah diketahui. Karena keberhasilan terapi sesungguhnya lebih diutamakan dari hasil anamnesis. Sedangkan langkah lain hanya sebagai penunjang saja. Tapi kenyataan praktek dokter pada umumnya, dokter keberatan jika pasien bercerita, dokter hanya menanyakan beberpaa pertanyaan saja dan langsung mendiagnosis pasien. jika hak seperti itu yang terjadi, apa bedanya dokter dengan paranormal atau dukun, yang bisa menebak penyakit pasien tanpa menggali lebih jauh keluhan pasien. Hendaknya seorang dokter dapat meluangkan waktu untu bercerita kepada pasien tentang hal-hal yang diharapkan dalam suatu pengobatan, bersedia meminta pendapat pasien,dan mengecek pemahaman mereka, serta mendorong pasien agar mau bicara.Tawaduk, artinya merendahkan diri tanpa merendahkan martabatnya. Firman Allah dalam Al-Quran, Janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Sederhanakanlah kamu dalam berjalan, dan lunakanlah suaramu. Sungguh seburuk-buruk suara adalah suara keledai. (Q.S.Lukman:18-19). Realisasi sikap tawaduk dalam hubungan dengan pasien antara lain selalu melunakkan suara, tidak membanggakan keahliannya kepada pasien dengan keangkuhannya dan selalu mengedapankan sikap mendengarkan. Seringkali dokter bersikap ghibah menceritakan kejelekan teman sejawat di depan pasien dengan maksud agar citra diri meningkat. Allah berfirman, Dan janganlah sebagian dari kamu mengumpat sebagian yang lain, apakah salah seorang diantara kamu suka makan daging bangkai saudaranya padahal mereka tidak menyukainya? (Q.S. Al-Hujarat:12). Realisasi sikap tawaduk sebagai seorang dokter menyadari bahwa dirinya penuh dengan kelemahan dan kekurangan. Hendaknya seorang dokter perlu mengupdate ilmu terrkini dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya agar dalam menjalani praktek kedokteran tidak melakukan kesalahan. Dokter yang baik tidak akan puas dengan kemampuan dan ilmu yang dimilikinya, senantiasa terus mencari perkembangan pengetahuan terbaru, dan berprinsip life long learning.Itsar, artinya mementingkan orang lain daripada diri sendiri. Dewasa ini, orang-orang miskin seringkali dikucilkan, seolah-olah tidak berhak untuk sakit, karena tidak sanggup membayar biaya rumah sakit maupun membayar dokter yang menanganinya. Sebagai dokter yang baik, hendaknya selalu mengutamakan orang-orang lemah agar bisa hidup dengan layak hidup sehat sembuh dari penyakitnya. Melayani mereka dengan sepenuhnya dan tidak memungut biaya yang membertakan mereka adalah suatu amal yang luar biasa.Ramah, artinya, cinta dan kasih sayang (mahabbah warohmah). Keramahan dan perhatian dokter hendaknya tulus dari dasar hatinya, tidak hanya berpura-pura. Hendaknya sebagai seorang dokter kita harus menentukan motivasi apa yang mendasari apakah hanya keperluan mencari kekayaan semata ataukah mencari ridho Allah SWT. Kalau motivasi awal sebagai seorang dokter adalah beribadah kepada Allah, cara memandang pasien akan didasari dengan mahabbah dan rohmah, masalah materi akan mengikuti dengan sendirinya. Allah berfirman,Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.(Q.S.Al-Imran:159). Rasulullah pun bersabda, senyummu pada wajah saudaramu adalah sedekah. Sebagai seorang dokter muslim sudah seharusnyalah kita menyebarkan kedamaian dan keindahan islam.Ihsan, artinya, mengerjakan sesuatu secara profesioanal. Sebagai realisasi komitmen hidupnya, seorang muslim yang diberikan amanah sebagai seorang dokter akan memandang apa yang dilakukan dengan profesinya sebagai seorang dokter adalah suatu ibadah yang dia persembahkan kepada Allah SWT. Oleh Karena itu, kinerja yang dihasilkan selalu diupayakan berkualitas tiinggi dan professional.Demikianlah berbagai contoh akhlakulkarimah yang sudah seharusnya dipegang oleh seorang dokter muslim. Sehingga dalam menjalani praktek kedokteran seorang dokter muslim tidak lupa akan visi nya mensyiarkan agama islam dan menyebarkan kedamaian bagi seluruh umat dengan cahaya islam.Tulisan ini dibuat dalam rangka menjelang prosesi janji dokter muda FK UII periode IV, diharapkan ketika akan terjun kerumah sakit untuk pertama kalinya, kita mengerti tentang visi yang sudah diamanatkan kepada kita. Sehingga keseluruhan sikap dan prilaku kita mencerminkan dokter muslim yang baik. Selama di bangku kuliah bukankah kita sudah dibekali bagaimana harusnya bersikap sebagai dokter muslim yang memberi teladan dan memperlakukan pasien dengan sangat baik. Tidak hanya memberi terapi medis kepada pasien, tapi juga hendaaknya memberi dukungan moril dan spirituil yang dibutuhkan pasien sesuai dengan kebutuhan pasien. tebarkanlah pesona dan kharisma ajaran islam kapan saja dan dimana saja kaki kita berpijak. Selain itu, yang paling paling penting adalah keutuhan dan kekompakan dari kita sebagai dokter muda. Tunjukan bahwa kita adalah satu kesatuan yang utuh yang memiliki visi yang sama untuk memajukan kedokteran islam. Kebersamaan dan saling mengingatkan hendaknya prinsip yang selalu kita pegang, karena bagaimanapun kita membawa nama baik almamater kita, sudah seharusnya kita menjaga dengan penuh kesungguhan. Selalu ingatlah dalam hati kita, untuk siapakah kita menjadi seorang dokter? Seperti yang sudah kita sepakati ketika pembekalan calon dokter muda sepekan yang lalu, cukup kiranya hal itu menjadi landasan kita untuk mengawali babak perjuangan baru dalam pencapaian cita-cita kita menjadi seorang dokter muslim yang baik. Bissmillah, mari kita mulai dengan amanah ini dengan penuh keihlasan dan tekad untuk memajukan kedokteran Islam.

Transcript 1. Jika seorang Dokter mengetahui betapa tingginya kedudukan dan kemuliaan profesinya, maka dia pasti berusaha melakukan sesuatu yang sejalan dengan profesi dan kedudukannya tersebut. Dia akan berusaha mendapatkan semua sifat yang baik yang sesuai dengan kedudukannya yang tinggi yang telah Allah karuniakan untuknya. Dia juga wajib menjaga kehormatan dirinya dengan meninggalkan semua sikap jelek yang tidak sesuai denganprofesinya seperti berdusta, menyelisish janji, sombong, mengaku mengetahui apa yang tidak dia ketahui, serta mengambil harta dengan cara yang tidak benar. 2. Dokter muslim harus berusaha untuk memiliki akhlak- akhlak yang terpuji sebagai berikut: 1. Ikhlas Dari Umar Bin Khatab ra, Nabi SAW bersabda Setiap amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya (Muttafaqun `alaih) Maka wajib bagi dokter muslimuntuk ikhlas dalam beramal dan melaksanakan tugasnya karena Allah SWT dan senantiasa ingat bahwa Allah selalu mengawasinya 3. 2. Takwa Taqwa menjadikan dirinya melakukan seluruh pekerjaan dengan baik, serta tidak kehilangan semangat ketika banyak orang meminta bantuannya. Bahkan tetap memelihara dan menjaga kemuliaan sesama kaum Muslimin. Diantaranya, seorang dokter Muslim tidak diperkenankan melihat wanita kecuali dalam keadaan darurat yang dibutuhkan, sebagai bentuk pengalaman terhadap perintah Allah dalam Al- Quran, Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya (An- Nur:30) 4. 3. Akhlak yang Baik Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, Cukuplah seseorang berbuat kejelekan jika ia menghina dan merendahkan saudaranya sesama muslim (H.R. Muslim) Dokter muslim selayaknya bersikap tawadhu terhadap rekan rekan kerjanya, baik sesama dokter maupun rekan kerja yang lain. Dia juga harus menghargai peran rekan kerja yang lain dalam mengobati pasien dan merawat mereka. 5. 4. Jujur Jujur merupakan salah satu sifat seorang mukmin. Allah SWT berfirman, Hai orang- orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kalian bersama orang-orang jujur (At Taubah: 119) Kejujuran tidak hanya dalam perkataan saja, namun juga dalam niat dan perbuatan. Seorang dokter harus jujur dalam menunaikan tugasnya, serta jujur dalam memberikan pengobatan dan menasehati pasiennya, juga dalam peneletian ilmiah yang dia lakukan, serta dalam segala sesuatu. 6. 5. Amanah Diriwayatkan dari sahabat Ana ra, Rasulullah SAW bersabda: Tunaikanlah amanah kepada orang yang menunaikan amanah kepadamu dan janganlah mengkhianati orang yang mengkhianatimu (H.R. Tirmidzi, Shahih) Rasulullah SAW melarang kita berkhianat kepada orang yang mengkhianati kita, maka bagaiman lagi terhadap orang yang mempercayakan jiwa dan kehormatannya kepada kita? 7. Termasuk bagian dari amanah adalah menasehati orang yang berkonsultasi kepada kita, berlaku jujur kepada orang-orang yang mempercayai kita, dan melakukan yang terbaik dalam pekerjaan kita. Termasuk bagian dari amanah adalah memberikan obat yang paling bagus efektifitasnya dan paling sedikit efek sampingnya. 8. 6. Paham Ilmu Agama Dari Muawiyah ra, Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan memahamkan baginya ilmu agama ( Muttafaqun alaihi) Seorang Dokter muslim harus mempelajari ilmu agama yang akan membantunya untuk menunaikan tugasnya mengobati orang sakit. Dia harus memahami hukum tentang thaharah, hukum tentang perkara-perkara yang najis, cara menghilangkan najis, menjamak shalat jika ada kebutuhan , dan hukum-hukum syariat lainnya yang berkaitan dengan tugasnya. 9. Termasuk hal- hal yang harus dipahami dokter bahwa dilarang memberikan pengobatan dengan sesuatu yang tidak dibolehkan dalam Islam, seperti dengan benda- benda najis dan khamr( minuman yang memabukkan) 7. Bersikap Adil dan Pertengahan Allah SWT berfirman, Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat islam), umat yang adil dan pertengahan ( Al-Baqarah: 143) 10. Seorang Dokter harus bersikap adil dalam bermuamalah dengan pasiennya. Kebanyakan pasien mempercayakan urusan mereka dan menaruh kepercayaan kepada para dokter agar memberikan pelayanan kesehatan untuk mereka. Maka tidak boleh mengkhianati kepercayaan tersebut dan tidak menunaikan hak mereka. Baik itu terkait dengan pemberian pelayanan pengobatan, atau terkait biaya keungan yang mungkin memberatkan pasien dan keluarganya.

ETIKA KEDOKTERAN DAN PROFESIONALISME SUSAN DWI OKTULANIBAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGBLOK : BELAJAR EFEKTIFSKENARIO : ETIKA KEDOKTERAN DAN PROFESIONALISMEDr. Bihbah mencoba untuk mengamalkan pengetahuannya untuk menjadi seorang Family Doctor dan juga berperan sebagai Five Star Doctor dalam mengelola klinik di Puskesmanya dan di prakteknya. Pasien sangat menyukainya karena ia menghormati mereka dan dapat meraasskan kesulitan-kesuliatan mereka. Saat ini ia dihadapi suatu masalah yang pelik. Seorang ibu membawa kemenakannya, perempuan berusia 16 tahun yang hamil 4 bulan, dan belum bersuami. Ia berharap dr.Bihbah mempunyai slusi untuk menutupi aib ini agar keluarga mereka tidak menanggungn malu. Dalam perbincangan dengan remaja hamil itu, terungkap bahwa remaja itu pengguna narkoba suntik dan teman kencannnya menderita HIV. Begitu mendenngar pengakuan kemenkannya, si ibu menjaadi emosional dan berteriak-teriak memarahianya dengan suara yang begitu keras sehingga semua orang di puskesmas dapat mendengar dan mengetahui bahwa keluarga remaja itu mendapat aib. B. TUJUAN 1. Mencari tahu bagaimana etika seorang dokter untuk menjadi dokter yang profesional ?2. Mencari tahu apaa saja bentuk etika kedokteran? 3. Mencari tahu bagaimana etika seorang dokter jika permasalahan/aib pasien diketahui oleh orang lain ?4. Mencari tahu bagaiman etika seorang dokter dalam menangani pasien yang menderita HIV/AIDS?5. Mencari tahu bagaiman etika seorang dokter dalam menangani pasien yang menggunakan narkoba?6. Mencari tahu bagimana cara dokter menghormati pasien ?7. Mencari tahu bagimana seorang dokter meraskan kesulitan pasiennya ?C. MANFAAT1. Dapat mengetahui etika seorang dokter untuk menjadi dokter yang profesional 2. Tahu apa saja bentuk etika kedokteran 3. Mengetahui tentang etika seorang dokter jika permasalahan/aib pasien diktehi oleh orang lain4. Mengetahui etika seorang dokter dalam menangani pasien yang menderita HIV/AIDS5. Mengetahui etika seorang dokter dalam menangani pasien yang menggunakan narkoba6. Dapat mengetahui cara dokter menghormati pasien 7. Mengetahui cara seorang dokter meraskan kesulitan pasiennyaBAB IIPEMBAHASANAdapun permaslahan yang ditemukan pada skenario lima ini anatara lain :1. Bagaimana etika seorang dokter untuk menjadi dokter yang profesional ?Untuk menjadi dokter yang profasional berdasarkan etika kedokteran, ada beberapa kewajiban yang harus di laksanakan oleh seorang dokter, yaitu kewajiban umum, kewajiban dokter terhadap penderita, kewajiban dokter terhadapan sejawatnya, dan kewajiban dokter terhadap teman sejawatnya. Dan harus memenuhi beberapa ciri para dokter untuk menjadi profesional.Dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) tertulis : Setiap dokter senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani. Namun dalam sumpah dokter, terdapat pernyataan: Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan. Dalam pernyataan ini, yang dimaksud makhluk insani masih belum dapat ditentukan dengan jelas dan pasti, mulai kapan awal kehidupan ditentukan, sehingga menimbulkan pertentangan. Karena itu Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) masih mengadakan perundingan tentang lafal sumpah dokter Indonesia melalui hasil referendum dari anggota IDI untuk memilih apakah kata mulai dari saat pembuahan hendak dihilangkan atau diubah. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai standar, melaksanakan advokasi, menjamin keselamatan pasien, menghormati terhadap hak-hak pasien. Kriteria perilaku profesional antara lain mencakup bertindak sesuai keahlian dan didukung oleh keterampilan, bermoral tinggi, memegang teguh etika profesi, serta menyadari ketentuan hukum yang membatasi gerak. Di dalam praktek kedokteran terdapat aspek etik dan aspek hukum yang sangat luas, yang sering tumpang-tindih pada suatu issue tertentu, seperti pada informed consent, wajib simpan rahasia kedokteran, profesionalisme, dll. Bahkan di dalam praktek kedokteran, aspek etik seringkali tidak dapat dipisahkan dari aspek hukumnya, oleh karena banyaknya norma etik yang telah diangkat menjadi norma hukum, atau sebaliknya norma hukum yang mengandung nilai-nilai etika.Aspek etik kedokteran yang mencantumkan juga kewajiban memenuhi standar profesi mengakibatkan penilaian perilaku etik seseorang dokter yang diadukan tidak dapat dipisahkan dengan penilaian perilaku profesinya. Etik yang memiliki sanksi moral dipaksa berbaur dengan keprofesian yang memiliki sanksi disiplin profesi yang bersifat administratif.Keadaan menjadi semakin sulit sejak para ahli hukum menganggap bahwa standar prosedur dan standar pelayanan medis dianggap sebagai domain hukum, padahal selama ini profesi menganggap bahwa memenuhi standar profesi adalah bagian dari sikap etis dan sikap profesional. Dengan demikian pelanggaran standar profesi dapat dinilai sebagai pelanggaran etik dan juga sekaligus pelanggaran hukum.Kemungkinan terjadinya peningkatan ketidakpuasan pasien terhadap layanan dokter atau rumah sakit atau tenaga kesehatan lainnya dapat terjadi sebagai akibat dari (a) semakin tinggi pendidikan rata-rata masyarakat sehingga membuat mereka lebih tahu tentang haknya dan lebih asertif, (b) semakin tingginya harapan masyarakat kepada layanan kedokteran sebagai hasil dari luasnya arus informasi, (c) komersialisasi dan tingginya biaya layanan kedokteran dan kesehatan sehingga masyarakat semakin tidak toleran terhadap layanan yang tidak sempurna, dan (d) provokasi oleh ahli hukum dan oleh tenaga kesehatan sendiri.Etik Profesi KedokteranEtik profesi kedokteran mulai dikenal sejak 1800 tahun sebelum Masehi dalam bentuk Code of Hammurabi dan Code of Hittites, yang penegakannya dilaksanakan oleh penguasa pada waktu itu. Selanjutnya etik kedokteran muncul dalam bentuk lain, yaitu dalam bentuk sumpah dokter yang bunyinya bermacam-macam, tetapi yang paling banyak dikenal adalah sumpah Hippocrates yang hidup sekitar 460-370 tahun SM. Sumpah tersebut berisikan kewajiban-kewajiban dokter dalam berperilaku dan bersikap, atau semacam code of conduct bagi dokter. World Medical Association dalam Deklarasi Geneva pada tahun 1968 menelorkan sumpah dokter (dunia) dan Kode Etik Kedokteran Internasional. Kode Etik Kedokteran Internasional berisikan tentang kewajiban umum, kewajiban terhadap pasien, kewajiban terhadap sesama dan kewajiban terhadap diri sendiri. Selanjutnya, Kode Etik Kedokteran Indonesia dibuat dengan mengacu kepada Kode Etik Kedokteran Internasional.Selain Kode Etik Profesi di atas, praktek kedokteran juga berpegang kepada prinsip-prinsip moral kedokteran, prinsip-prinsip moral yang dijadikan arahan dalam membuat keputusan dan bertindak, arahan dalam menilai baik-buruknya atau benar-salahnya suatu keputusan atau tindakan medis dilihat dari segi moral. Pengetahuan etika ini dalam perkembangannya kemudian disebut sebagai etika biomedis. Etika biomedis memberi pedoman bagi para tenaga medis dalam membuat keputusan klinis yang etis (clinical ethics) dan pedoman dalam melakukan penelitian di bidang medis.Nilai-nilai materialisme yang dianut masyarakat harus dapat dibendung dengan memberikan latihan dan teladan yang menunjukkan sikap etis dan profesional dokter, seperti autonomy (menghormati hak pasien, terutama hak dalam memperoleh informasi dan hak membuat keputusan tentang apa yang akan dilakukan terhadap dirinya), beneficence (melakukan tindakan untuk kebaikan pasien), non maleficence (tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien) dan justice (bersikap adil dan jujur), serta sikap altruisme (pengabdian profesi).Pendidikan etik kedokteran, yang mengajarkan tentang etik profesi dan prinsip moral kedokteran, dianjurkan dimulai dini sejak tahun pertama pendidikan kedokteran, dengan memberikan lebih ke arah tools dalam membuat keputusan etik, memberikan banyak latihan, dan lebih banyak dipaparkan dalam berbagai situasi-kondisi etik-klinik tertentu (clinical ethics), sehingga cara berpikir etis tersebut diharapkan menjadi bagian pertimbangan dari pembuatan keputusan medis sehari-hari. Tentu saja kita pahami bahwa pendidikan etik belum tentu dapat mengubah perilaku etis seseorang, terutama apabila teladan yang diberikan para seniornya bertolak belakang dengan situasi ideal dalam pendidikan. IDI (Ikatan Dokter Indonesia) memiliki sistem pengawasan dan penilaian pelaksanaan etik profesi, yaitu melalui lembaga kepengurusan pusat, wilayah dan cabang, serta lembaga MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) di tingkat pusat, wilayah dan cabang. Selain itu, di tingkat sarana kesehatan (rumah sakit) didirikan Komite Medis dengan Panitia Etik di dalamnya, yang akan mengawasi pelaksanaan etik dan standar profesi di rumah sakit. Bahkan di tingkat perhimpunan rumah sakit didirikan pula Majelis Kehormatan Etik Rumah Sakit (Makersi).Pada dasarnya, suatu norma etik adalah norma yang apabila dilanggar hanya akan membawa akibat sanksi moral bagi pelanggarnya. Namun suatu pelanggaran etik profesi dapat dikenai sanksi disiplin profesi, dalam bentuk peringatan hingga ke bentuk yang lebih berat seperti kewajiban menjalani pendidikan / pelatihan tertentu (bila akibat kurang kompeten) dan pencabutan haknya berpraktik profesi. Sanksi tersebut diberikan oleh MKEK setelah dalam rapat/sidangnya dibuktikan bahwa dokter tersebut melanggar etik (profesi) kedokteran.2. Apa saja bentuk etika kedokteran?jelaskan! bentuk-bentuk etika kedokteran antara lain:1. Etika Dokter terhadap Sang Khalik:Seorang Dokter Muslim haruslah benar-benar menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah semata. Dan betapa tidak berarti dirinya beserta ilmunya tanpa ijin Allah SAW.

Mengenai etika terhadap Khalik disebutkan bahwa: Dokter muslim harus meyakini dirinya sebagai khalifah fungsionaris Allah dalam bidang kesehatan dan kedokteran. Melaksanakan profesinya karena Allah dan buah Allah. Hanya melakukan pengobatan, penyembuhan adalah Allah. Melaksanakan profesinya dengan iman supaya jangan merugi.2. Etika Dokter terhadap pasien:Hubungan antara dokter dengan pasien adalah hubungan antar manusia dan manusia. Dalam hubungan ini mungkin timbul pertentangan antara dokter dan pasien, karena masing-masing mempunyai nilai yang berbeda. Masalah semacam iniakan dihadapi oleh Dokter yang bekerja di lingkungan dengan suatu sistem yang berbeda dengan kebudayaan profesinya. Untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, tidak jarang dokter harus berjuang lebih dulu melawan tradisi yang telah tertanam dengan kuat. Dalam hal ini, seorang Dokter tidak mungkin memaksakan kebudayaan profesi yang selama ini dianutnya.Mengenai etika kedokteran terhadap orang sakit antara lain disebutkan bahwa seorang Dokter wajib: Memperlihatkan jenis penyakit, sebab musabab timbulnya penyakit, kekuatan tubuh orang sakit, keadaan resam tubuh yang tidak sewajarnya, umur si sakit dan obat yang cocok dengan musim itu, negeri si sakit dan keadaan buminya, iklim di manaia sakit, daya penyembuhan obat itu Di samping itu dokter harus memperhatikan mengenai tujuan pengobatan, obat yang dapat melawan penyakit itu, cara yang mudah dalam mengobati penyakit. Selanjutnya seorang dokter hendaknya membuat campuran obat yang sempurna, mempunyai pengalaman mengenai penyakit jiwa dan pengobatannya, berlaku lemah lembut, menggunakan cara keagamaan dan sugesti, tahu tugasnya.3. Etika Dokter terhadap Sejawatnya:Para Dokter di seluruh dunia mempunyai kewajiban yang sama. Mereka adalah kawan-kaawn seperjuangan yang merupakan kesatuan aksi dibaawh panji perikemanusiaan untuk memerangi penyakit, yang merupakan salah satu pengganggu keselamatan dan kebahagiaan umat manusia. Penemuan dan pengalaman baru dijadikan milik bersama. Panggilan suci yang menjiwai hidup dan perbuatan telah mempersatukan mereka menempatkan para Dokter pada suatu kedudukan yang terhormat dalam masyarakat. Hal-hal tersebut menimbulkan rasa persaudaraan dan kesediaan tolong-menolong yang senantiasa perlu dipertahankan dan dikembangkan.

Mengenai etika yang bagi Dokter Muslim kepada Sejawatnya yaitu : Dokter yang baru menetap di suatu tempat, wajib mengunjungi teman sejawatnya yang telah berada di situ. Jika di kota yang terdapat banyak praktik dokter, cukup dengan memberitahukan tentang pembukaan praktiknya kepada teman sejawat yang berdekatan. Setiap Dokter menjadi anggota IDI setia dan aktif. Dengan menghadiri pertemuan-pertemuan yang diadakan. Setiap Dokter mengunjungi pertemuan klinik bila ada kesempatan. Sehingga dapat dengan mudah mengikuti perkembangan ilmu teknologi kedokteran.Sifat-sifat penting lain yang harus dimiliki oleh seorang Dokter Muslim ialah : Adanya belas kasihan dan cinta kasih terhadap sesama manusia, perasaan sosial yang ditunjukkan kepada masyarakat. Harus berbudi luhur, dapat dipercaya oleh pasien, dan memupuk keyakinan profesional. Seorang dokter harus dapat dengan tenang melakukan pekerjaannya dan harus mempunyai kepercayaan kepada diri sendiri. Bersikap mandiri dan orisinal karena pengetahuan yang diwarisi secara turun temurun dari buku-buku masih jauh memadai. Ia harus mempunyai kepribadian yang kuat, sehingga dapat melakukan pekerjaanya di dalam keadaan yang serba sulit. Dan tentunya tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan agama. Seorang dokter muslim dilarang membeda-bedakan antara pasien kaya dan pasien miskin. Seorang dokter harus hidup seimbang, tidak berlebih-lebihan, tidak membuang waktu serta energi dengan menikmati kesenangan dan kenikmatan. Sebagian besar waktunya harus dicurahkan kepada pasien, Seorang dokter muslim harus lebih banyak mendengar dan lebih sedikit bicara, Seorang dokter muslim tidak boleh berkecil hati dan harus merasa bangga akan profesinya karena semua agama menghormati profesi dokter3. Bagaimana etika seorang dokter jika permasalahan/aib pasien diketahui oleh orang lain ?Jika permasalahan/aib pasien diketahui oleh orang lain secara otomatis pasien tersebut akan mendapatkan stigma dan deskriminasi dari masyarakat maupun lingkungannya. Oleh sebab itu dokter mempunyai peran dan menerapkan etika kedokterannya untuk menghadapi masalah tersebut. Dokter dapat memberikan saran dan nasehat kepada pasien, agar tidak minder karena stigma dan diskriminasi yang diperoleh dari luar . dan dokter dapat melakukan penyuluhan dan sosialisaswi mengenai hal yang bersangkutan dengan permasalahan yang sama yang dialami oleh pasien. Permaslahan ini berhubungan dengan Rahasia Profesi Dokter. Berdasarkan agama islam, menyimpan rahasia orang lain diperintahkan bagi setiap muslim lebih-lebih jika ia dokter, karena dengan sengaja membeberkan rahasia dan perasaannya kepada dokter mereka serta percaya terhadap profesi dokter.Dokter harus membubuhkan stempel rahasia pada semua informasi yang diperoleh melalui penglihatan, pendengaran, atau kesimpulan. Semangat islam juga mengajar agar ketentuan hukum menekankan hak pasien agar melindungi rahasia-rahasia yang dipercayakan kepada dokternya. Pembocoran rahasia akan merugikan praktek kedokteran, disamping merintangi beberapa pasien dalam mencari pertolongan kedokteeran.4. Bagaiman etika seorang dokter dalam menangani pasien yang menderita HIV/AIDS?Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS dengan memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terinfeksi HIV. Stadium IV adalah stadium akhir dimana penderita HIV/ aids tidak dapat tertolong lagi nyawanya. Dan pada saat ini adalah puncaknya penderita HIV/AIDS mendapatkan stigma dan diskriminasi dari masyarakat. Padahal mereka sangat membutuhkan dukungan untuk tetap semangat dan melanjutkan hidupnya yang tinggal dihitung jari . Seorang dokter memegang peranan penting dalam hal ini. Santunan dokter terhadap penderita HIV/AIDS merupakan penyemangat hidup bagi mereka. Dukungan tersebut bisa pula diperoleh penderita HIV/AIDS dari pihak lain dan lingkungan, seperti keluarga dan masyarakat. Namun , seorang dokter lebih paham akan menyikapi penderita HIV/AIDS agar tidak tertekan oleh stigma dan diskriminasi yang mereka peroleh dari masyarakat dan lingkungan yang tidak mengerti dan memahami akan keadaan penderita HIV/AIDS. Banyak metode yang dapat dilakukan oleh seorang dokter untuk menyikapi penderita HIV/AIDS yang sudah tidak dapat tertolong lagi nyawanya.Dari uraian diatas dr. Asrul Sani mengatakan, sampai saat ini biasanya AIDS berakhir dengan kematian Karena penyakit HIV/AIDS ini belum ditemukan obat medisnya, sehingga seseorang yang menderita HIV/AIDS tidak bisa di obati, namun hanya bisa di beri dukungan, saran, dan pengobatan alternatif umtuk mengindari penularan dan memberi semangat hidup kepada meraka. Sehingga mereka dapat melakukan aktifitasnya sebagaimana sebelumnya. Fenomena tersebut akan semakin menghilangkan potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh Pengidap HIV/AIDS. Berbagai potensi (strength) yang dimiliki dalam proses pendidikan, pekerjaan dan kegiatan lain akan berangsur menurun. Selain itu berbagai kesempatan (opportunity) yang berupa dukungan keluarga, kesempatan pengembangan terkalahkan oleh adanya diskriminasi dan stigma tersebut. Seorang dokter mempunyai tanggung jawab besar dalam menghadapi pasien penderita HIV/AIDS. Dengan demikian dokter harus mampu menyikapi pasien penderita HIV/AIDS yang tidak dapat tertolong lagi dengan caranya sebagai dokter. Selain cara diatas, seorang dokter dapat menyikapi penderita HIV/AIDS dengan metode Appreciative Inquiry, merupakan suatu metode untuk memaksimalkan kekuatan (strength dan Opportunity) yang dimiliki oleh Pengidap HIV/AIDS. Menurut Dion, Metode ini lebih memfokuskan terhadap kekuatan dan terlepas dari berbagai kelemahan. Kelemahan yang dihadapi oleh Pengidap HIV/AIDS berupa diskriminasi, stigma, perasaan rendah diri dan sebagainya. Fenomena yang terjadi adalah sebagian besar seseorang khususnya Pengidap HIV/AIDS hanya berfokus pada kelemahan tersebut. Namun Appreciative Inquiry lebih menganjurkan agar setiap Pengidap HIV/AIDS lebih memfokuskan perhatian pada kekuatan yang dimiliki dan memaksimalkannya. Dengan demikian, hal ini akan membangun citra positif secara pribadi dan bermanfaat bagi lingkungan. Metode ini diharapkan mampu menjadikan Pengidap HIV/AIDS untuk menjalani hidup sebagaimana manusia seutuhnya. Tidak terlalu memikirkan penyakit yang dideritanya, karena seorang dokter selalu berusaha untuk mengarahkannya pada kekuatan dan kepribadian yang dimilkinya, sehingga penderita HIV/AIDS akan lebih percaya diri dan dapat beraktifitas sebagaimana sebelumnya. Selain itu dalam Buku PMI Pelatihan Remaja Sebaya tentang Kesehatan dan Kesejahteraan Remaja tertulis, seorang dokter harus bersikap biasa ( tanpa membedakan) seperti sikap terhadap orang sehat atau penderita penyakit lain. Seorang dokter harus dapat menghindari sikap membedakan, apalagi memusuhi, karena akan menyebabkan penderita tertekan. Karena penderita HIV/AIDS membutuhkan dukungan agar mereka memiliki kepercayaan diri dan mampu berbuat banyak bagi masyarakat, yaitu dengan membangkitkan kepercayaan mereka dan dokter dapat memberilah dukungan serta kasih sayang. Dokter harus mampu memberilah pemahaman terhadap permasalahan yang mereka hadapi dan cara mengatasinya. Menasehati, agar jangan merasa tertekan secara berlebihan karena semua orang pasti diberi cobaan. Menurut dr.Lita, cara merawat penderita HIV dan AIDS itu pertama kita coba untuk membayangkan diri kita sendiri sebagai pengidap penyakit tersebut. Dengan mengetahui mana aktifitas yang berisiko menularkan HIV dan AIDS dan mana yang tidak , kita dapat memperlakukan penderita secara wajar. Dan kita tetap harus memperhatikan prosedur P3K ketika melakukan perawatan kepada penderita.Berdasarkan cara cara dokter menyikapi Penderit HIV/AIDS diatas, seorang dokter tidak lupa pula akan etika, hukum dan hak asasi yang dimilki oleh penderita HIV/AIDS. Hak asasi dan hak kesehatan adalah yang utama diterapkan oleh seorang dokter terhadap pasien penderita HIV/AIDS. Walaupun kenyataannya penderita HIV/AIDS tidak ada obatnya dan tidak dapat tertolong nyawanya, atau biasanya berahir dengan kematian. Namun, kadua hak tersebut harus tetap diberikan oleh sorang dokter kepada pasien penderita HIV/AIDSnya. Menurut Herkutanto, ini dapat diterapkan melalui pelayanan kesehatan, baik pelayanan kesehatan individual maupun pelayanan kesehatan masyarakat. Namun, keduax tidak dapat dilakukan secara bersamaan atau harus dibedakan, karena dapat saja menimbulkan konflik antara pemberi pelayanan kesehatan ( dokter ) dengan penerima pelayanan kesehatan (pasien penderita HIV/AIDS). Dari uraian pelayanan kesehatan diatas, dapat dilakukan dalam empat bentuk pelayanan kesehatan, yaitu dengan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Namun,untuk perawatan penderita HIV/AIDS yang tidak dapat tertolong nyawanya seorang dokter cukup melakukannya dengan kegiatan preventif dan kuratif. Karena kegiatan preventif ini bertujuan untuk pencegahan penularan dan penyebaran HIV/AIDS dari penderita HIV/AIDS tersebut kepada masyarakat. Selain itu juga dilakukan interverensi oleh dokter kepada masyarakat untuk menghapus pandangan negatif terhadap pengidap HIV/AIDS. Terhadap penderita HIV/AIDS seorang dokter memberikannya edukasi agar tidak melakukan penularan kepada orang lain dan konseling agar merasa lebih berarti dalam kehidupanya. Sedangkan kegiatan kuratif disini bukanlah penyembuhan dalam arti kata sebenarnya, karena HIV/AIDS termasuk yang incureble. Namun, tindakan perawatan ini dilakukan di sarana kesehatan lebih bersifat care daripada curenya. Dikarenakan penyakit HIV/AIDS belum ada obatnya, maka seorang dokter dapat pula menerapkan suatu metode penanganan infeksi HIV/AIDS pada penderita HIV/AIDS, yaitu dengan Terapi Antiretrovirus yang sangat aktif. Terapi ini telah sangat bermanfaat bagi orang-orang yang terinfeksi HIV sejak tahun 1996 yaitu setelah ditemukannya HAART (highly active antiretroviral therapy ) yang menggunakan protease inhibitor. Karena penyakit HIV lebih cepat perkembangannya pada anak-anak daripada pada orang dewasa, maka seorang dokter akan mempertimbangkan kuantitas beban virus, kecepatan serta kesiapan mental pasien, saat memilih waktu memulai perawatan awal. Tetapi terapi ini juga menimbulkan efek samping seperti penolakan insulin, peningkatan risiko sistem kardiovaskular, dan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Terapi Antiretrovirus ini terbukti efektif menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat HIV/AIDS. Obat ini bekerja menghambat replikasi / perbanyakan virus HIV. Walaupun demikian obat ini tidak mampu membunuh HIV secara total dan berpotensi menimbulkan efek samping yang berat dan pemakaiannya harus setiap hari seumur hidup. Jika kepatuhan penderita kurang maka dapat menyebabkan resistensi obat.Oleh karena terapi antiretrovirus dapat menimbulkan efek samping, maka sorang dokter dapat menyarankan kepada penderita HIV/AIDS untuk melakukan olahraga. Olahraga membantu banyak orang yang hidup dengan HIV/AIDS (Odha) untuk merasa lebih sehat dan mungkin memperkuat sistem kekebalan tubuh. Olahraga tidak dapat mengendalikan atau melawan penyakit HIV, tetapi dapat membantu kita merasa lebih sehat dan melawan berbagai dampak dari HIV dan efek samping obat-obatan yang dipakai oleh Odha tersebut. Olahraga dapat meningkatkan energi, melawan kelelahan dan depresi, meningkatkan daya tahan dan kesehatan kardiovaskular, membantu mengurangi stres dan mendorong kekuatan otot. Jadi seorang dokter harus mampu memberikan saran, dukungan, dan lain sebaginya agar seorang pasien penderita HIV AIDS mempunyai semangat hidup dan kepercayaan diri kembali.5. Bagaiman etika seorang dokter dalam menangani pasien yang menggunakan narkoba?Untuk menangani pasien yang menderita penyalahgunaan narkoba, mereka perlu didetoksifikasi. Yaitu diproses pembuangan racun dari tubuhnya. Jika ditemukan virus narkoba yang telah menggerogoti pasien, mereka perlu direhabilitasi dengan perawatan khusus maupun berobat jalan.Namun, terapi ini tak boleh dilakukan dengan obat metadon dan subutek. Sebab zat tersebut adalah sintesa putau, morfin, heroin dan sejenisnya. Berdasarkan penelitian, pengobatan dengan zat tersebut bisa menyebabkan pasien menjadi bergantung kepada obat tersebut.Jika hal ini dilakukan, pasien akan ketergantungan dengan obat-obat dari dokter. Bisa jadi bandar narkobanya nanti malah dijalankan para dokter.Selain penanganan medis, pasien penderita narkoba bisa diobati dengan pendekatan psikologis secara halus. Mereka akan dikaji mengapa bisa memakai narkoba, menjadi kecanduan, dan sebagainya. Secara sosial, pengguna NAZA perlu dipertanyakan mengapa menjadi broken home, berperilaku keras dan kasar kepada orang lain.Setelah kedua pendekatan itu dilakukan, pasien perlu dikembalikan kepada spiritualitas, agama dan Tuhannya. Terapi keagamaan (psikoreligius) memegang peranan penting, baik dari segi pencegahan, terapi berjalan, maupun rehabilitas.Jika segala permasalahan dan kesulitan dikembalikan kepada Tuhan si pasien dengan memohon perlindungan, maka ia akan terhindar dari rasa takut, khawatir dan stres, sehingga kemudian tak akan terlibat lagi dalam penyalahgunaan NAZA.Terapi psikoreligius ini bisa dilakukan dengan menjalankan shalat, berdoa, mengaji, dan mendalami cara-cara agama memerangi narkoba.Selain itu bisa juga dengan pendalaman tauhid dan silaturrahim kepada ahli agama. Juga menanamkan pada keluarga semangat terhindar dari siksa api neraka, dengan menjauhi keterlibatan penggunaan narkoba.Terapi unsur agama ini tak hanya penting bagi pasien penyalahguna NAZA, tapi juga bagi anggota keluarganya dalam menciptakan suasana rumahtangga yang religius dan penuh kasih sayang.6. Bagaimana cara dokter menghormati pasien ?Seorang dokter harus dapat menghormati pasien, agar pasient merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan oleh dokter tersebut. Adapun yang perlu diperhatikan dalam menghormati pasien adalah mengenai hak-hak pasien.a. Hak Pasien atas Informasi Penyakit dan Tindakan Medis dari Aspek Etika Kedokteran. Terkait dengan pemberian informasi kepada pasien ada beberapa yang harus diperhatikan :1. Informasi harus diberikan, baik diminta ataupun tidak.2. Informasi tidak boleh memakai istilah kedokteran karena tidak dimengerti oleh orang awam.3. Informasi harus diberikan sesuai dengan tingkat pendidikan, kondisi, dan situasi pasien.4. Informasi harus diberikan secara lengkap dan jujur, kecuali dokter menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kepentingan atau kesehatan pasien atau pasien menolak untuk diberikan infomasi (KODEKI, pasal 5)5. Untuk tindakan bedah (operasi) atau tindakan invasive yang lain, informasi harus diberikan oleh dokter yang akan melakukan operasi. Apabila dokter yang bersangkutan tidak ada, maka informasi harus diberikan oleh dokter yang lain dengan sepengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggng jawab.Kewajiban dokter terkait dengan informasi adalah memberikan informasi yang adekuat dan besikap jujur kepada pasien tentang perlunya tindakan medis yang bersangkutan serta risiko yang dapat ditimbulkannya (KODEKI, pasal 7b)Salah satu kewajiban rumah sakit terhadap pasien adalah harus memberikan penjelasan mengenai apa yang diderita pasien, dan tindakan apa yang harus dilakukan (KODERSI, Bab III Pasal 10)b. Hak Pasien atas Informasi Penyakit dan Tindakan Medis dari Aspek Hukum Kedokteran.Pasien dalam menerima pelayanan praktik kedokteran mempunyai hak mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis yang akan diterimanya (Undan-Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 52). Penjelasan tersebut sekurang-kurangnya mencakup :1. Diagnosis dan tata cara tindakan medis2. Tujuan tindakan medis yang dilakukan3. Alternatif tindakan lain dan resikonya4. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi5. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan. (Pasal 45 ayat 3)Dokter atau dokter gigi dalam memberikan pelayanan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi terlebih dahlu harus memberika penjelasan kepada pasien tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan dan mendapat persetujuan pasien (PERMENKES No.1419/MENKES/PER/2005 tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter Gigi pasal 17)Pasien berhak menolak tindakan yang dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.Pemberian obat-obatan juga harus dengan persetujuan pasien dan bila pasien meminta untuk dihentikan pengobatan, maka terapi harus dihentikan kecuali dengan penghentian terapi akan mengakibatkan keadaan gawat darurat atau kehilangan nyawa pasienDalam Pedoman Penegakkan Disiplin Kedokteran tahun 2008 seorang dokter dapat dikategorikan melakukan bentuk pelanggaran disiplin kedokteran apabila tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis, dan memadai (adequate information) kepada pasien atau keluarganya dalam melakukan praktik kedokteran.c. Hak Pasien atas Informasi dalam Rekam MedikBerdasarkan PERMENKES RI No. 629/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam medik Pasal 12 dikatakan bahwa berkas rekam medic adalah milik sarana pelanayan kesehatan dan isi rekam medik adalah milik rekam medik . Bentuk ringkasan rekam medic dapat diberikan, dicatat atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu. Namun boleh tidaknya pasien mengetahui isi rekam medic tergantung kesanggupan pasien untuk mendengar informasi mengenai penyakit yang dijelaskan oleh dokter yang merawatnya.Jadi pasien isi rekam medic bukan milik pasien sebagaimana pada PERMENKES sebelumnya (1989)tentang rekam medic. Pasien hanya boleh memilikinya dalam bentuk ringkasan rekam medikd. Komunikasi Dokter Pasien yang BaikMenurut Petunjuk Praktek Kedokteran yang Baik (DEPKES,2008) komunikasi yang baik antara dokter pasien terkait dengan hak untuk mendapatkan informasi meliputi :1. Mendengarkan keluhan, menggali informasi, dan menghormati pandangan serta kepercayaan pasien yang berkaitan dengan keluhannya.2. Memberikan informasi yang diminta atau yang diperlukan tentang kondisi, diagnosis, terapi dan prognosis pasien, serta rencana perawatannya dengan cara yang bijak dan bahasa yang dimengerti pasien. Termasuk informasi tentang tujuan pengobatan, pilihan obat yang diberikan, cara pemberian serta pengaturan dosis obat, dan kemungkinan efek samping obat yang mungkin terjadi; dan3. Memberikan informasi tentang pasien serta tindakan kedokteran yang dilakukan kepada keluarganya, setelah mendapat persetujuan pasien.4. Jika seorang pasien mengalami kejadian yang tidak diharapkan selama dalam perawatan dokter, dokter yang bersangkutan atau penanggunjawab pelayanan kedokter