Tugas Job Analysis

54
ANALISIS JABATAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN KEBUMEN Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah MSDM Dosen Pengampu: Dra. Ambar Teguh Sulistiani, M.Si. Oleh: Satria Adi Gunawan 09/282690/SP/23547 Rifqi Adlian 09/285491/SP/23697 Mahujali Arnesto Tuasikal 09/280357/SP/23185 JURUSAN MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2010

Transcript of Tugas Job Analysis

Page 1: Tugas Job Analysis

ANALISIS JABATAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN KEBUMEN

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah MSDM

Dosen Pengampu: Dra. Ambar Teguh Sulistiani, M.Si.

Oleh:

Satria Adi Gunawan 09/282690/SP/23547

Rifqi Adlian 09/285491/SP/23697

Mahujali Arnesto Tuasikal 09/280357/SP/23185

JURUSAN MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2010

Page 2: Tugas Job Analysis

PENDAHULUAN

Di dalam pelaksanaan kewajiban sebagai aparatur negara serta pelayan

publik (public servant), ternyata PNS bisa digolongkan kedalam dua jenis jabatan:

jabatan fungsional dan jabatan struktural. Apa yang dimaksud dengan dua

golongan jabatan itu? Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan

tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam

suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada

keahlian/dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.Jabatan fungsional

pada hakekatnya adalah jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur

organisasi, namun sangat diperlukan dalam tugas-tugas pokok dalam organisasi

Pemerintah. Jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil terdiri atas jabatan

fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan1.

Kami mengambil lokus di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kebumen,

Jawa Tengah. Dibuatnya analisis jabatan sendiri juga ada manfaatnya, Ambar

Teguh (2009:149) memandang bahwa analisis pegawai digunakan sebagai dasar

pengembangan sistem sumber daya manusia di dalam organisasi. Informasi

analisis pegawai sangat dibutuhkan baik untuk kepentingan restrukturisasi,

program perbaikan kualitas, perencanaan human resources, analisa tugas,

penarikan pegawai, program training, pengembangan karir, pengukuran

performance, maupun kompensasi.

Paper ini sudah pastinya tidak luput dari kesalahan baik format maupun isinya,

Penulis mengikuti pepatah lama “tiada gading yang tidak retak” maka kritik dan

saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan

datang.

1 http://www.bkn.go.id/in/peraturan/pedoman/pedoman-angkat-fungsional.html diakses tanggal 21 Oktober 2010 pukul 20.06

2

Page 3: Tugas Job Analysis

3

Page 4: Tugas Job Analysis

4

Page 5: Tugas Job Analysis

PEMBAHASAN

Pada bab berikut, kami akan memberi penjelasan mengenai jabatan fungsional

yang terdapat di kabupaten Kebumen pada tahun 2010. Di bawah akan

dilampirkan mengenai SK MENPAN tentang jabatan fungsional yang telah

penulis jabarkan.

Uraian Jabatan Widyaswara berpedoman SK Menpan:

1. Identitas Jabatan: WIDYASWARA

Nama Jabatan: Widyaiswara Pertama

Kode: -

Ringkasan Tugas:

Tugas pokok Widyaiswara sesuai SK Menpan adalah mendidik, mengajar,

dan/atau melatih PNS pada Lembaga Diklat Pemerintah masing-masing.

Tugas Widyaswara pertama adalah:

1. Menyusun kurikulum Diklat Prajabatan Golongan I dan II;

2. Menyusun kurikulum Diklat Prajabatan Golongan III;

3. Menyusun kurikulum Diklatpim Tingkat IV

4. Menyusun kurikulum Diklatpim Tingkat III

5. Menyusun kurikulum Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional

6. Menyusun kurikulum Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Dasar

7. Menyusun kurikulum Diklat Fungsional PenjenjanganTingkat Lanjutan

8. Menyusun kurikulum Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Menengah

9. Menyusun kurikulum Diklat Teknis

10. Menyusun bahan ajar sesuai spesialisasinya pada Diklat Prajabatan golongan I

dan II

5

Page 6: Tugas Job Analysis

11. Menyusun bahan ajar sesuai spesialisasinya pada Diklat Prajabatan golongan

III

12. Menyusun bahan ajar sesuai spesialisasinya pada Diklat Fungsional

Penjenjangan Tingkat Dasar

13. Menyusun bahan ajar sesuai spesialisasinya pada Diklat Teknis;

14. Menyusun Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)/ Rancang

Bangun Pembelajaran Mata Diklat (RBPMD) dan Satuan Acara Pembelajaran

(SAP)/Rencana Pembelajaran (RP) sesuai spesialisasinya pada Diklat Prajabatan

Golongan I dan II;

2. Hasil Kerja:

Keluaran kerja: Laporan tentang apa yang di tetapkan di dalam

penugasan Widyaswara, Inventarisasi hasil kegiatan, Laporan kegiatan

yang telah dilaksanakan sesuai jadwal

Pemegang jabatan: bertanggung jawab kepada Lembaga Diklat

Pemerintah

3. Bahan Kerja: Kertas laporan hasil kerja, seperangkat komputer, layar

proyektor, papan tulis, dan perlengkapan pembinaan

4. Perangkat Kerja:

Widyaswara mendapatkan perangkat kerja kendaraan dinas, beberapa unit

computer, software pengolahan data, dan semua yang telah ditetapkan melalui

peraturan perundang-undangan.

5. Pelaksanaan Kerja: Unsur dan sub unsur kegiatan Widyaiswara yang

dinilai angka kreditnya, terdiri atas:

a. Pendidikan, terdiri dari:

1. Pendidikan sekolah yang terakreditasi dan memperoleh ijazah/gelar

kesarjanaan;

6

Page 7: Tugas Job Analysis

2. Diklat dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan

(STTPP)/sertifikat; dan

3. Diklat Prajabatan dan memperoleh STTPP/sertifikat.

b. Pengembangan dan Pelaksanaan Diklat, terdiri dari:

1. penganalisisan kebutuhan Diklat;

2. penyusunan kurikulum Diklat;

3. penyusunan bahan Diklat sesuai spesialisasinya;

4. pelaksanaan tatap muka di depan kelas Diklat sesuai spesialisasinya;

5. pemeriksaan ujian Diklat sesuai spesialisasinya;

6. pembimbingan peserta Diklat pada Diklat Struktural sesuai spesialisasinya;

7. pengelolaan program Diklat di instansinya; dan

8. pengevaluasian program Diklat.

6. Hubungan Jabatan:

(1) Widyaiswara berkedudukan sebagai pejabat fungsional di bidang kediklatan

pada Lembaga Diklat Pemerintah.

(2) Widyaiswara merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh PNS.

(3) Widyaiswara dalam melaksanakan tugasnya, bertanggung jawab kepada

Pimpinan Lembaga Diklat Pemerintah yang bersangkutan.

7. Kondisi Pelaksanaan: Sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh Pembina

Widyaswara pada masa pembinaan.

Jam kerja selama 8 jam, terhitung mulai pukul 8.00 s/d pukul 16.00

Penilaian kinerja dilakukan oleh inspektorat diwakili oleh pembina Widyaswara

di setiap daerah

8. Syarat Jabatan: Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali

dalam jabatan Widyaiswara harus memenuhi syarat:

a. berijazah paling rendah sarjana (S-1)/Diploma IV sesuai kualifikasi yang

ditentukan;

b. pangkat paling rendah Penata Muda golongan ruang IIIA

7

Page 8: Tugas Job Analysis

c. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar

Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) rata-rata harus bernilai baik dalam 1

(satu) tahun terakhir

berikut beberapa bab tentang SK MENPAN yang ada mengenai jabatan

Widyaswara

LAMPIRAN SK MENPAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR

NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN

FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN

RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR

NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN

ANGKA KREDITNYA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Jabatan Fungsional Widyaiswara adalah jabatan fungsional yang mempunyai

ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang mendidik, mengajar

dan/atau melatih Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Lembaga Diklat Pemerintah,

yang diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh

oleh pejabat yang berwenang;

2. Widyaiswara adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas,

tanggung jawab, dan wewenang untuk mendidik, mengajar dan/atau melatih PNS

pada Lembaga Diklat Pemerintah;

8

Page 9: Tugas Job Analysis

3. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

selanjutnya disebut Diklat PNS adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar

dalam rangka meningkatkan kemampuan PNS;

4. Lembaga Diklat Pemerintah adalah satuan unit organisasi pada Kementerian,

Non Kementerian, Kesekretariatan Lembaga Negara, dan Perangkat Daerah yang

bertugas melakukan pengelolaan Diklat dan pengembangan SDM;

5. Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan adalah Diklat yang dilaksanakan

untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang

sesuai dengan jenjang jabatan struktural;

6. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional adalah Diklat yang dilaksanakan untuk

mencapai persyaratan kompetensi jabatan fungsional yang sesuai dengan jenis dan

jenjang jabatan masing-masing;

7. Pendidikan dan Pelatihan Teknis adalah Diklat yang dilaksanakan untuk

mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas

PNS;

8. Spesialisasi Widyaiswara adalah keahlian yang dimiliki oleh Widyaiswara yang

didasarkan pada rumpun keilmuan tertentu sesuai latar belakang pendidikan

dan/atau pengalaman kerjanya;

9. Standar kompetensi Widyaiswara adalah kemampuan minimal yang secara

umum dimiliki oleh Widyaiswara dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab dan

wewenangnya untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih PNS, yang terdiri atas

kompetensi pengelolaan pembelajaran, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi substantif;

10. Pendidikan dan Pelatihan tingkat tinggi adalah Diklat bagi PNS untuk

mencapai persyaratan kompetensi jabatan struktural Eselon I, Eselon II, dan

kompetensi jabatan fungsional jenjang utama, yang terdiri dari Diklat

Kepemimpinan Tingkat I dan Tingkat II, Diklat Fungsional jenjang Tingkat

Utama, dan Diklat Teknis lainnya yang setara;

11. Pendidikan dan Pelatihan tingkat menengah adalah Diklat bagi PNS untuk

mencapai persyaratan kompetensi jabatan struktural Eselon III, dan kompetensi

9

Page 10: Tugas Job Analysis

jabatan fungsional jenjang madya, yang terdiri dari Diklat Kepemimpinan Tingkat

III, Diklat Fungsional jenjang Tingkat Madya, dan Diklat Teknis lainnya yang

setara;

12. Pendidikan dan Pelatihan tingkat lanjutan adalah Diklat bagi PNS untuk

mencapai persyaratan kompetensi jabatan struktural Eselon IV, dan kompetensi

jabatan fungsional jenjang muda atau yang setara, yang terdiri dari Diklat

Kepemimpinan Tingkat IV, Diklat Fungsional jenjang Tingkat Muda, dan Diklat

Teknis lainnya yang setara;

13. Pendidikan dan Pelatihan tingkat dasar adalah Diklat bagi Calon Pegawai

Negeri Sipil (CPNS) untuk mencapai persyaratan kompetensi PNS yaitu Diklat

Prajabatan, dan Diklat bagi PNS untuk mencapai persyaratan kompetensi jabatan

fungsional yang terdiri dari Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional dan Diklat

Teknis lainnya yang setara;

14. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi

nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh Widyaiswara dalam rangka

pembinaan karier jabatan dan kepangkatannya;

15. Tim penilai angka kredit adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh

pejabat yang berwenang, dan bertugas menilai prestasi kerja Widyaiswara.

BAB II

RUMPUN JABATAN, KEDUDUKAN, DAN

TUGAS POKOK

Pasal 2

Jabatan Fungsional Widyaiswara termasuk dalam rumpun pendidikan lainnya.

Pasal 3

(1) Widyaiswara berkedudukan sebagai pejabat fungsional di bidang kediklatan

pada Lembaga Diklat Pemerintah.

(2) Widyaiswara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan jabatan karier

yang hanya dapat diduduki oleh PNS.

(3) Widyaiswara dalam melaksanakan tugasnya, bertanggung jawab kepada

Pimpinan Lembaga Diklat Pemerintah yang bersangkutan.

10

Page 11: Tugas Job Analysis

Pasal 4

(1) Tugas pokok Widyaiswara adalah mendidik, mengajar, dan/atau melatih PNS

pada Lembaga Diklat Pemerintah masing-masing.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Widyaiswara harus mendapatkan penugasan secara tertulis dari Pimpinan

Lembaga Diklat Pemerintah yang bersangkutan.

(3) Widyaiswara yang melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) pada Lembaga Diklat Pemerintah di luar instansinya, harus mendapat

surat penugasan dari Pimpinan Lembaga Diklat Pemerintah masing-masing.

BAB III

INSTANSI PEMBINA DAN TUGAS INSTANSI PEMBINA

Pasal 5

(1) Instansi Pembina Jabatan Fungsional Widyaiswara adalah Lembaga

Administrasi Negara (LAN).

(2) Lembaga Administrasi Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib

melakukan tugas pembinaan antara lain meliputi:

a. menetapkan pedoman formasi Jabatan Fungsional Widyaiswara;

b. menetapkan standar kompetensi Jabatan Fungsional Widyaiswara;

c. menyelenggarakan dan memfasilitasi seleksi dan pengembangan Jabatan

Fungsional Widyaiswara;

d. menyusun kurikulum Diklat Jabatan Fungsional Widyaiswara;

e. menyelenggarakan dan memfasilitasi Diklat Fungsional Widyaiswara dan

Diklat Teknis bagi Widyaiswara;

f. melakukan evaluasi dan penempatan Jabatan Fungsional Widyaiswara;

g. melakukan monitoring dan evaluasi Jabatan Fungsional Widyaiswara;

h. menetapkan pedoman sertifikasi Jabatan Fungsional Widyaiswara;

i. menyelenggarakan dan memfasilitasi proses sertifikasi Jabatan Fungsional

Widyaiswara;

j. mensosialisasikan Jabatan Fungsional Widyaiswara serta petunjuk

pelaksanaannya;

11

Page 12: Tugas Job Analysis

k. mengembangkan sistem informasi Jabatan Fungsional Widyaiswara; dan

l. memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan kode etik

Widyaiswara.

BAB IV

UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN

Pasal 6

(1) Unsur dan sub unsur kegiatan Widyaiswara yang dinilai angka kreditnya,

terdiri atas:

a. Pendidikan, terdiri dari:

1. Pendidikan sekolah yang terakreditasi dan memperoleh ijazah/gelar

kesarjanaan;

2. Diklat dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan

(STTPP)/sertifikat; dan

3. Diklat Prajabatan dan memperoleh STTPP/sertifikat.

b. Pengembangan dan Pelaksanaan Diklat, terdiri dari:

1. penganalisisan kebutuhan Diklat;

2. penyusunan kurikulum Diklat;

3. penyusunan bahan Diklat sesuai spesialisasinya;

4. pelaksanaan tatap muka di depan kelas Diklat sesuai spesialisasinya;

5. pemeriksaan ujian Diklat sesuai spesialisasinya;

6. pembimbingan peserta Diklat pada Diklat Struktural sesuai spesialisasinya;

7. pengelolaan program Diklat di instansinya; dan

8. pengevaluasian program Diklat.

9

c. Pengembangan Profesi, terdiri dari:

1. pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang terkait lingkup kediklatan dan/atau

pengembangan spesialisasinya;

2. penerjemahan/penyaduran buku dan bahan ilmiah lainnya selain buku yang

terkait lingkup kediklatan dan/atau pengembangan spesialisasinya;

3. pembuatan peraturan/panduan dalam lingkup kediklatan; dan

4. pelaksanaan orasi ilmiah sesuai spesialisasinya.

12

Page 13: Tugas Job Analysis

d. Penunjang, meliputi:

1. peran serta dalam seminar/lokakarya dalam rangka pengembangan

wawasan/kompetensi Widyaiswara;

2. keanggotaan dalam organisasi profesi;

3. keanggotaan dalam Tim Penilai Jabatan Fungsional Widyaiswara;

4. pembimbingan kepada Widyaiswara jenjang di bawahnya;

5. perolehan gelar kesarjanaan yang tidak sesuai spesialisasinya;

6. perolehan piagam kehormatan/tanda jasa;

(2) Unsur dan sub unsur kegiatan Widyaiswara sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan rincian angka kreditnya adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran I.

13

Page 14: Tugas Job Analysis

Uraian Jabatan Paramedis

1. Identitas Jabatan:

Nama Jabatan : Paramedis

Kode : -

Ringkasan Tugas : Tugas pokok dari paramedis adalah sebagai

berikut:

-Melaksanakan pemeriksaan kotoran, feses dsb

-Melakukan rontgent

- Melakukan rehabilitasi pasien

Selain itu tugasnya adalah

a. Mengkoordinasikan semua kebutuhan Pelayanan Medis;

b. Melakukan pemantauan dan pengawasan, penggunaan fasilitas dan

kegiatan pelayanan medik;

c. Melakukan pengawasan dan pengendalian, penerimaan, pemulangan

pasien;

d. Mengkoordinir semua kebutuhan Pelayanan Medis yang meliputi

instalasi rawat jalan, perawatan intensif, rawat inap bedah dan rawat

darurat;

e. Mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan penunjang medis

pada instalasi radiologi, farmasi, gizi, rehabilitasi medis, patologi

klinik, patologi anatomi, pemulasaran jenazah, pemeliharaan sarana

Rumah Sakit, pemeliharaan sanitasi Rumah Sakit;

2. Hasil Kerja : Paramedis fungsional adalah paramedis perawatan dan

non

perawatan yang bertugas pada instalasi dalam jabatan fungsional yang

mempunyai hasil kerja sebagai berikut:

14

Page 15: Tugas Job Analysis

Keluaran Kerja :

a. Rekap data jumlah pasien yang datang di RS

b. Laporan data penyakit yang diderita pasien seminggu

sekali

c. Laporan jumlah peralatan yang digunakan selama

seminggu sekali

d. Rekap data pemeriksaan pasien

3. Pemegang jabatan : Dalam melaksanakan fungsinya paramedis

fungsional berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala instalasi

rumah sakit daerah

4. Bahan Kerja : daftar kerja, daftar laporan, daftar rekam medis pasien

5. Perangkat Kerja: Alat-alat laboratorium, alat rontgent, alat pacu jantung,

alat tensi, ambulance

6. Pelaksanaan Kerja: selama 24 jam bergantian setiap tim sesuai dengan

jadwal yang telah ditentukan oleh manajer yang bersangkutan . Jadwal

pokok PNS pukul 08.00 s/d pukul 16.00

Idealnya pembagiannya untuk pegawai adalah 47% untuk shift pagi, 35%

untuk shift sore, dan 18% untuk shift malam.

7. Hubungan Jabatan:

(1) Paramedis terdiri dari:

a. Sub Bidang Pelayanan Medis dan Rujukan;

b. Sub Bidang Logistik

(2) Masing-masing Sub Bidang sebagaimana dimaksud dipimpin oleh seorang

Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Bidang Pelayanan Medis sesuai dengan bidang tugasnya.

15

Page 16: Tugas Job Analysis

8. Kondisi Pelaksanaan:

Jam kerja selama 8 jam, terhitung mulai pukul 8.00 s/d pukul 16.00

Penilaian kinerja dilakukan oleh inspektorat diwakili oleh kepala bidang medis di

setiap rumah sakit daerah.

9. Syarat Jabatan: Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali

dalam jabatan Paramedis harus memenuhi syarat:

a. berijazah paling rendah sarjana (S-1)/Diploma IV Ilmu Kedokteran sesuai

kualifikasi yang ditentukan;

b. pangkat paling rendah Penata Muda golongan ruang IIIA

c. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar

Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) rata-rata harus bernilai baik dalam 1

(satu) tahun terakhir.

SK MENPAN TENTANG JABATAN PARAMEDIS

(Keputusan MENPAN No. 93/1986 mengenai jabatan tenaga dokter)

NB:Belum penulis temukan …..

16

Page 17: Tugas Job Analysis

Uraian Jabatan Auditor berpedoman SK Menpan

1. Identitas Jabatan:

Nama Jabatan : Auditor Muda

Kode : -

Ringkasan Tugas : Auditor muda merupakan jabatan fungsional

yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang

PNS dalam suatu satuan organisasi pengawasan instansi pemerintah/aparat

pengawasan instansi pemerintah (APIP) yang dalam pelaksanaan tugasnya

didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat

mandiri. 2 Sesuai SK MENPAN, tugas auditor adalah:

1) Menyiapkan perumusan kebijakan pengawasan dan kebijakan lainnya.

2) Menyiapkan Rencana Induk Pengawasan (RIP).

3) Menyiapkan kebijakan pengawasan tahunan.

4) Menyiapkan Rencana Kerja Pengawasan Tahunan (RKPT).

5) Menyiapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).

6) Menyusun pedoman dan atau sistem pengawasan.

7) Memutakhirkan pedoman dan atau sistem pengawasan.

8) Menyusun petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan atau petunjuk teknis (Juknis)

pengawasan.

9) Memutakhirkan juklak dan atau juknis pengawasan

10) Menyusun ukuran kinerja di bidang pengawasan.

11) Membina dan menggerakan Aparat Pengawasan Fungsional (APF).

12) Menelaah peraturan perundang-undangan.

13) Melaksanakan penyuluhan di bidang pengawasan.

14) Melaksanakan asistensi dan konsultasi di bidang pengawasan

15) Melakukan audit pemerintahan secara berkala

2 http://www.deptan.go.id/itjen/index.php/jabatan-fungsional-auditor diakses tanggal 26 Oktober 2010, pukul 23.06

17

Page 18: Tugas Job Analysis

2. Hasil Kerja :

Keluaran Kerja :

a. Laporan akuntabilitas.

b. Laporan hasil audit akuntabilitas.

c. Laporan hasil pengawasan.

d. Laporan hasil pengawasan.

Laporan kebijakan keuangan dan pembangunan

Pemegang jabatan :

Di bawah naungan Inspektorat jedral pengawasan dengan jenjang jabatan

sebagai berikut:

A. Auditor Terampil:

Auditor Pelaksana

Auditor Pelaksana Lanjutan

Auditor Penyelia

B. Auditor Ahli:

Auditor Ahli Pertama

Auditor Ahli Muda

Auditor Ahli Madya

Auditor Ahli Utama

3. Bahan Kerja : Kertas Kerja, data kepegawaian, dan keseluruhan data

tentang daerah yang diawasi dan diaudit

4. Perangkat Kerja: Komputer, software pengolahan data, kendaraan dinas,

satuan tim auditor

18

Page 19: Tugas Job Analysis

5. Pelaksanaan Kerja: di Lembaga BPKP, Inspektorat Jenderal

Departemen/Kementerian, Inspektorat Utama/Inspektorat LPND, Badan

Pengawasan Daerah Provinsi/Kabupaten/ Kota

(1) Tanggung jawab Auditor adalah menyelesaikan tugas sesuai dengan norma

atau standar Audit

Pemerintahan yang berlaku.

(2) Wewenang Auditor adalah meminta keterangan yang wajib diberikan oleh

setiap orang ,

Instansi Pemerintah, badan usaha negara atau badan swasta sepanjang tidak

bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Hubungan Jabatan: Merupakan salah satu jabatan fungsional di

lingkungan aparat pengawasan internal pemerintah. Sudah lolos uji kredit

dan pangkat derendah-rendahnya Pengatur Muda tingkat I

7. Kondisi Pelaksanaan: Sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh Kepala

bagian auditor pada masa pembinaan. Jam kerja selama 8 jam, terhitung

mulai pukul 8.00 s/d pukul 16.00

8. Syarat Jabatan:

a. Berijazah pendidikan formal minimal SLTA, D II, atau D III

dengan kualifikasi yang ditentukan oleh instansi pembina.

b. Pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda Tingkat I (golongan

ruang II/b).

c. Bekerja di lingkungan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah

(APIP), meliputi:

BPKP

Inspektorat Jenderal Departemen/ Kementerian

Unit Pengawasan LPND

19

Page 20: Tugas Job Analysis

Badan Pengawasan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota

d. Memiliki kompetensi di bidang pengawasan dan lulus diklat

sertifikasi JFA sesuai dengan pangkat dan jabatan yang akan

didudukinya.

e. Memiliki Angka kredit minimal yang ditentukan.

SK MENPAN TENTANG JABATAN AUDITOR

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR

NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA

KREDITNYA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

PASAL1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Auditor adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab,

wewenang, dan hak

secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan pada

instansi

pemerintah.

2. Auditor terdiri dari Auditor Trampil dan Auditor Ahli.

3. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi

nilai butir-butir

kegiatan yang harus dicapai oleh pejabat fungsional Auditor yang digunakan

sebagai salah satu

syarat untuk pengangkatan dan kenaikan pangkat dalam jabatan Auditor.

4. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor di lingkungan Badan Pemeriksa

Keuangan

(BEPEKA) adalah Sekretaris Jenderal BEPEKA.

5. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor di lingkungan Badan Pengawasan

Keuangan dan

20

Page 21: Tugas Job Analysis

Pembangunan (BPKP) dan instansi pemerintah lainnya kecuali di lingkungan

BEPEKA, adalah

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

6. Audit (pemeriksaan) adalah pengujian atas kegiatan obyek pemeriksaan dengan

cara

membandingkan keadaan yang terjadi dengan keadaan yang seharusnya.

7. Melakukan tugas secara mandiri adalah melakukan tugas dalam suatu tim

pengawas mandiri

yang merupakan kerja bersama, tetapi tanggung jawab hasil pelaksanaan tugas

dan kewenangan

pelaksanaan tugas tetap melekat pada masing-masing pejabat fungsional auditor

tersebut.

8. Peran Auditor Trampil dan Auditor Ahli dalam tim adalah peran dalam tim

mandiri sebagai

Anggota Tim, Ketua Tim, Pengendali Teknis dan Pengendali Mutu.

9. Pengawasan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap obyek

pengawasan dan atau

kegiatan tertentu dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan tugas dan

fungsi obyek

pengawasan dan atau kegiatan tersebut telah sesuai dengan yang telah ditetapkan.

10. Mempersiapkan perumusan kebijakan pengawasan dan kebijakan lainnya

adalah kegiatan

membantu menyiapkan dan atau memberikan masukan-masukan terutama berasal

dari aparat

pengawas yang mengetahui permasalahan dan kebutuhan pengawasan dalam

rangka

menetapkan kebijakan pengawasan dan kebijakan lainnya.

11. Menyiapkan Rencana Induk Pengawasan (RIP) adalah kegiatan membantu

menyiapkan dan

21

Page 22: Tugas Job Analysis

atau memberi masukan untuk penyusunan RIP guna menjamin tercapainya

pengawasan yang

optimal, menyeluruh, dan terpadu.

12. Menyiapkan kebijakan pengawasan tahunan adalah kegiatan membantu

penyusunan dan

perumusan kebijakan pengawasan tahunan dalam rangka penyusunan Rencana

Kerja

Pengawasan Tahunan (RKPT).

13. Menyiapkan RKPT adalah kegiatan membantu menyiapkan/memberikan

masukan dalam

rangka penyusunan RKPT.

14. Menyiapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) adalah kegiatan

membantu

menyiapkan dan atau memberi masukan antara lain dalam bentuk rincian kegiatan

dan anggaran

pengawasan dalam rangka penyusunan PKPT.

15. Menyusun pedoman dan atau sistem pengawasan adalah kegiatan membantu

mengumpulkan,

mengolah data serta menyusun pedoman dan atau sistem dibidang pengawasan.

16. Memutakhirkan pedoman dan atau sistem pengawasan adalah kegiatan

membantu meneliti,

mengevaluasi, dan merumuskan kembali pedoman dan atau sistem pengawasan

dengan maksud

agar tetap sesuai dengan kebutuhan.

17. Menyusun petunjuk pelaksanaan (juklak) dan atau petunjuk teknis (juknis)

adalah kegiatan

membantu menjabarkan peraturan perundang-undangan, pedoman, dan atau

sistem untuk

memudahkan pelaksanaan pengawasan.

18. Memutakhirkan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan atau petunjuk teknis

(juknis) adalah

22

Page 23: Tugas Job Analysis

kegiatan membantu meneliti, mengevaluasi, dan merumuskan kembali juklak dan

juknis dengan

maksud agar tetap sesuai dengan kebutuhan.

19. Menyusun ukuran kinerja di bidang pengawasan adalah kegiatan membantu

mengumpulkanJ

mengolah data, serta merumuskan ukuran kinerja pengawasan yang dapat

dipergunakan sebagai

tolok ukur dalam melakukan pengujian dan penilaian terhadap obyek pengawasan

dan atau

kegiatan tertentu.

20. Membina dan menggerakan Aparat Pengawasan Fungsional (APF) adalah

peran aktif untuk

membantu mengarahkan, membimbing, dan mengkoordinasikan APF dengan

tujuan uiituk

meningkatkan kualitas pelaksanaan dan hasil pengawasan.

21. Menelaah peraturan perundang-undangan adalah kegiatan membantu

mempelajari, meneliti,

memeriksa, menyelidikiJ dan menilik peraturan perundang-undangan.

22. Melaksanakan penyuluhan di bidang pengawasan adalah kegiatan membantu

penyebarluasan

aspek dan arti penting pengawasan agar setiap pelaku dalam sistem

penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan dapat memahami pengawasan secara benar.

23. Melaksanakan asistensi dan konsultasi di bidang pengawasan adalah kegiatan

perbantuan atau

kerjasama antara sesama aparat fungsional atau dengan instansi lain dibidang

pengawasan, dan

di bidang lainnya untuk menunjang kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas

umum

pemerintahan dan pembangunan.

23

Page 24: Tugas Job Analysis

BAB II

KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK

PASAL 2

(1) Auditor adalah jabatan fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana

teknis fungsional

pengawasan pada instansi Pemerintah dan Sekretariat Jenderal BEPEKA baik di

tingkat pusat

maupun daerah.

(2) Jabatan fungsional Auditor hanya dapat diduduki oleh seorang yang telah

berstatus sebagai

Pegawai Negeri Sipil.

PASAL 3

Tugas pokok Auditor adalah:

a. Menggerakkan dan atau membina pengawasan.

b. Melaksanakan pengawasan.

BAB III

TANGGUNG JAWAB, WEWENANG

PASAL 4

(1) Tanggung jawab Auditor adalah menyelesaikan tugas sesuai dengan norma

atau standar Audit

Pemerintahan yang berlaku.

(2) Wewenang Auditor adalah meminta keterangan yang wajib diberikan oleh

setiap orang ,

Instansi Pemerintah, badan usaha negara atau badan swasta sepanjang tidak

bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

24

Page 25: Tugas Job Analysis

Uraian Jabatan Penyuluh Pertanian Berpedoman SK Menpan

1. Identitas Jabatan:

Nama Jabatan : Penyuluh Pertanian Pelaksana

Kode : -

Ringkasan Tugas: Tugas pokok dari penyuluh pertanian

dalam SK adalah sebagai berikut:

a. Memandu penyusunan Rencana Definitif Kelompok (RDK), dan

Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK);

b. Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota;

c. Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian;

d. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk kartu kilat

e. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk

transparansi/bahan tayangan;

f. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk

flipchart/peta singkap;

g. Melakukan kunjungan tatapmuka/anjangsana pada petani

perorangan;

h. Melakukan kunjungan tatapmuka/anjangsana padakelompok tani;

i. Melakukan kunjungan tatapmuka/anjangsana pada petani

secara massal;

j. Memandu pelaksanaan demonstrasi usaha tani dengan

cara demonstrasi plot;

2. Hasil Kerja :

25

Page 26: Tugas Job Analysis

Keluaran Kerja : a. Rencana tahunan materi penyuluhan

pertanian

b. Laporan hasil kerja kunjungan ke petani

c.Laporan hasil pelaksanaan kegiatan administrati petani

Pemegang jabatan : Kepala Dinas Pertanian

3. Bahan Kerja : Kertas laporan hasil kerja, seperangkat komputer,

layar proyektor, papan tulis, dan perlengkapan pembinaan

4. Perangkat Kerja: Alat-alat pertanian untuk penyuluhan,

kendaraan dinas, satuan tim penyuluh

5. Pelaksanaan Kerja:

Untuk penyuluh pertanian pelaksana sesuai SK tugasnya sebagai berikut:

1. Memandu penyusunan Rencana Definitif Kelompok (RDK), dan Rencana

Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK);

2. Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota;

3. Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian;

4. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk

kartu kilat;

5. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk transparansi/bahan

tayangan;

6. Hubungan Jabatan: Berada di lingkungan dinas Pertanian dan

memiliki jenjang jabatan: a. Penyuluh Pertanian Pelaksana Pemula

b. Penyuluh Pertanian Pelaksana

c. Penyuluh Pertanian Pelaksana Lanjutan

7. Kondisi Pelaksanaan: Sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh

Kepala bagian penyuluh pada masa pembinaan. Jam kerja selama 8

jam, terhitung mulai pukul 8.00 s/d pukul 16.00

26

Page 27: Tugas Job Analysis

8. Syarat Jabatan:

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan Penyuluh

pertanian harus memenuhi syarat:

a. berijazah paling rendah sarjana (S-1)/Diploma IV Ilmu Pertanian sesuai

kualifikasi yang ditentukan;

b. pangkat paling rendah Penata Muda golongan ruang IIIA

c. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar

Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) rata-rata harus bernilai baik dalam 1

(satu) tahun terakhir.

SK MENPAN TENTANG JABATAN PENYULUH PERTANIAN

PERATURANMENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

NOMOR: PER/02/MENPAN/2/2008TENTANG

JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DAN ANGKA BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini yang

dimaksud dengan:

1. Penyuluh Pertanian adalah Jabatan Fungsional yang memiliki ruang lingkup

tugas, tanggung jawab, dan wewenang penyuluhan pertanian yang diduduki oleh

Pegawai Negeri Sipil yang diberi hak serta kewajiban secara penuh oleh pejabat

yang berwenang.

2. Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta

pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan

dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan

sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi

usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam

pelestarian fungsi lingkungan hidup.

27

Page 28: Tugas Job Analysis

3. Penyuluh Pertanian Terampil adalah pejabat fungsional yang dalam

pelaksanaan pekerjaannya mempergunakan prosedur dan teknik kerja tertentu.

4. Penyuluh Pertanian Ahli adalah pejabat fungsional yang dalam pelaksanaan

pekerjaannya didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan, metodologi dan teknik

analisis tertentu.

5. Kegiatan Penyuluh Pertanian meliputi pendidikan, persiapan penyuluhan

pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian, evaluasi dan pelaporan,

pengembangan penyuluhan pertanian, pengembangan profesi, dan penunjang

kegiatan penyuluhan pertanian

6. Programa penyuluhan pertanian adalah rencana tertulis yang disusun secara

sistematis untuk memberikan arah dan pedoman pelaksanaan penyuluhan serta

sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.

7. Rencana kerja Penyuluh Pertanian adalah jadwal kegiatan yang disusun oleh

para Penyuluh Pertanian Terampil dan Penyuluh Pertanian Ahli berdasarkan

programa penyuluhan pertanian setempat, yang mencantumkan hal-hal yang perlu

disiapkan dalam berinteraksi dengan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian.

8. Pelaku utama adalah petani, pekebun, dan peternak, beserta keluarga intinya.

9. Pelaku usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang

dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian.

10. Tim Penilai Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian adalah tim penilai yang

dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas menilai

prestasi kerja Penyuluh Pertanian.

11. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi

nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pejabat fungsional Penyuluh

Pertanian dalam rangka pembinaan karier yang bersangkutan.

12. Karya tulis ilmiah adalah tulisan hasil pokok pikiran, pengembangan dan hasil

kajian atau penelitian yang disusun oleh perorangan atau kelompok, yang

membahas suatu pokok bahasan ilmiah dengan menuangkan gagasan tertentu

melalui identifikasi, tinjauan pustaka, deskripsi, analisis permasalahan,

kesimpulan dan saran-saran pemecahannya.

28

Page 29: Tugas Job Analysis

13. Tanda jasa/penghargaan adalah tanda kehormatan yang diberikan oleh

Pemerintah dan Pemerintah Daerah, Negara Asing, atau organisasi ilmiah

nasional/regional/internasional yang diakui oleh masyarakat ilmiah.

14. Organisasi profesi adalah organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya

didasarkan pada disipilin ilmu pengetahuan di bidang pertanian dan etika profesi

di bidang penyuluhan pertanian

BAB II

RUMPUN JABATAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK,

DAN INSTANSI PEMBINA

Pasal 2

Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian termasuk dalam rumpun Ilmu Hayat.

Pasal 3

(1) Penyuluh Pertanian berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional pada

unit organisasi lingkup penyuluhan pertanian pada instansi pemerintah.

(2) Penyuluh Pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan jabatan

karier.

Pasal 4

Tugas pokok Penyuluh Pertanian adalah melakukan kegiatan persiapan

penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian evaluasi dan pelaporan,

serta pengembangan penyuluhan pertanian.

Pasal 5

(1) Instansi Pembina jabatan fungsional Penyuluh Pertanian adalah Departemen

Pertanian.

(2) Instansi Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain mempunyai

kewajiban:

a. menetapkan standar kompetensi jabatan fungsional Penyuluh Pertanian;

b. menetapkan pedoman formasi jabatan fungsional Penyuluh Pertanian;

c. menyusun kurikulum pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional Penyuluh

Pertanian;

29

Page 30: Tugas Job Analysis

d. melakukan pengkajian dan pengusulan tunjangan jabatan fungsional Penyuluh

Pertanian;

e. mensosialisasikan jabatan fungsional Penyuluh Pertanian serta petunjuk

pelaksanaannya;

f. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis

fungsional Penyuluh Pertanian;

g. mengembangkan sistem informasi jabatan fungsional Penyuluh

Pertanian;

h. memfasilitasi pelaksanaan jabatan fungsional Penyulu Pertanian;

i. memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Penyuluh Pertanian;

j. memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan kode etik Penyuluh

Pertanian; dan

k. melakukan monitoring dan evaluasi jabatan fungsional Penyuluh Pertanian.

30

Page 31: Tugas Job Analysis

Uraian Jabatan Penyuluh Kehutanan Berpedoman SK Menpan

1. Identitas Jabatan:

Nama Jabatan : Penyuluh Kehutanan Pelaksana

Kode : -

Ringkasan Tugas : Tugas pokok dari Penyuluh Kehutanan

Pelaksana sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data sekunder dan informasi wilayah kerja;  

b. Mengolah data potensi wilayah dan agroekosistem serta kebutuhan

teknologi kehutanan tingkat desa dan kecamatan;  

c. Memandu penyusunan rencana tahunan usaha wanatani kelompok sasaran;

d. Melaksanakan kajian identifikasi kebutuhan penyuluhan kehutanan;  

e. Menyusun rencana kerja tahunan Penyuluh Kehutanan tingkat pelaksana;  

f. Memandu penyusunan Rencana Definitif Kelompok (RDK) dan Rencana

Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) kelompok wanatani;  

g Mengumpulkan data dalam rangka persiapan penyusunan materi

penyuluhan kehutanan;  

h. Menyusun/membuat materi penyuluhan kehutanan dalam bentuk foto;  

i. Menyusun/membuat materi penyuluhan kehutanan dalam bentuk flip

chart (minimal 5 lembar);  

j. Menyusun/membuat materi penyuluhan kehutanan dalam bentuk

chart/gambar;  

31

Page 32: Tugas Job Analysis

.

2. Hasil Kerja : - Menyusun laporan bulanan tentang hasil kegiatan;  

- Menyusun laporan triwulan tentang hasil kegiatan 

- Menyusun laporan tahunan tentang hasil kegiatan

Keluaran Kerja :

a. data sekunder dan informasi wilayah kerja

b. data potensi wilayah dan agroekosistem serta kebutuhan teknologi

kehutanan tingkat desa dan kecamatan

c. rencana kerja tahunan Penyuluh Kehutanan tingkat pelaksana

d. materi penyuluhan kehutanan dalam bentuk foto

Pemegang jabatan : Di bawah naungan kepala Dinas Kehutanan

3. Bahan Kerja : Kertas laporan hasil kerja, seperangkat komputer, layar

proyektor, papan tulis, dan perlengkapan pembinaan

4. Perangkat Kerja: Kendaraan dinas, satuan pengamanan, satuan tim

untuk terjun ke dalam lapangan

5. Pelaksanaan Kerja: Penyuluh Kehutanan Pelaksana memiliki tanggung

jawab sebagai berikut:

a. Melakukan kunjungan tatap muka atau anjangsana kepada anggota

kelompok sasaran;  

b. Melakukan kunjungan tatap muka atau anjangsana kepada

kelompok sasaran;  

c. Memberikan konsultasi/pemecahan masalah kepada perorangan;  

32

Page 33: Tugas Job Analysis

Hubungan Jabatan: - Penyuluh Kehutanan Pertama.  

-Penyuluh Kehutanan Muda.  

-Penyuluh Kehutanan Madya

  Jenjang pangkat Penyuluh Kehutanan(SK MENPAN)sebagaimana dimaksud sesuai jenjang jabatan, adalah :

a. Penyuluh Kehutanan Pertama, terdiri dari :

1. Penata Muda, golongan ruang III/a.  

2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.  

b. Penyuluh Kehutanan Muda, terdiri dari :

1. Penata, golongan ruang III/c.  

2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.  

c. Penyuluh Kehutanan Madya, terdiri dari :

1. Pembina, golongan ruang IV/a.  

2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b.  

3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.

Kondisi Pelaksanaan: Sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh Pembina

pada masa pembinaan.

Jam kerja selama 8 jam, terhitung mulai pukul 8.00 s/d pukul 16.00

Penilaian kinerja dilakukan oleh inspektorat diwakili oleh pembina di setiap

daerah yaitu Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota atau pejabat eselon II yang

membidangi kehutanan di Kabupaten/Kota bagi Penyuluh Kehutanan Pelaksana

sampai dengan Penyuluh Kehutanan Penyelia dan Penyuluh Kehutanan Pertama

sampai dengan Penyuluh Kehutanan Madya di lingkungan masing-masing

Syarat Jabatan:

Persyaratan untuk dapat diangkat dalam jabatan Penyuluh Kehutanan tingkat

terampil atau pelaksana, adalah :  

a. Berijazah Diploma II atau Diploma III sesuai dengan kualifikasi yang

ditentukan;

b. Serendah-rendahnya menduduki pangkat Pengatur Muda Tingkat I,

golongan ruang II/b;  

33

Page 34: Tugas Job Analysis

c. Lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang penyuluhan

kehutanan; dan  

d. Setiap unsur dalam daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3),

sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir

SK MENPAN TENTANG JABATAN PENYULUH KEHUTANAN

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARANOMOR 130/KEP/M.PAN/12/2002

TENTANG

JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KEHUTANAN DAN ANGKA KREDITNYA  

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

BAB I  

KETENTUAN UMUM  

Pasal 1

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Penyuluh Kehutanan, adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan penyuluhan kehutanan.  

2. Penyuluh Kehutanan tingkat terampil, adalah jabatan fungsional Penyuluh Kehutanan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mempergunakan prosedur dan teknik kerja tertentu.  

3. Penyuluh Kehutanan tingkat ahli, adalah jabatan fungsional Penyuluh Kehutanan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan, metodologi dan teknik analisis tertentu.  

4. Kehutanan, adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu.  

5. Penyuluhan Kehutanan, adalah proses pengembangan pengetahuan, sikap dan perilaku kelompok masyarakat sasaran agar mereka tahu, mau dan mampu memahami, melaksanakan dan mengelola usaha-usaha kehutanan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sekaligus mempunyai kepedulian dan berpartisipasi aktif dalam pelestarian hutan dan lingkungannya.  

6. Tim Penilai Angka Kredit, adalah Tim Penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat vang berwenang dan bertugas menilai prestasi kerja Penyuluh Kehutanan.  

7. Angka Kredit, adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi kerja yang telah dicapai oleh seorang Penyuluh Kehutanan dalam mengerjakan butir kegiatan yang digunakan sebagai salah satu

34

Page 35: Tugas Job Analysis

syarat untuk pengangkatan dan kenaikan pangkat dalam jabatan Penyuluh Kehutanan.  

BAB II  

RUMPUN JABATAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK  

Pasal 2  

Penyuluh Kehutanan termasuk dalam rumpun ilmu hayat.  

Pasal 3 

(1)   Penyuluh Kehutanan berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional penyuluhan kehutanan pada instansi pemerintah baik pusat maupun daerah.  

(2)   Penyuluh Kehutanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.  

Pasal 4  

Tugas pokok Penyuluh Kehutanan, adalah menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, memantau dan mengevaluasi serta melaporkan kegiatan penyuluhan kehutanan.  

BAB III  

UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN  

Pasal 5  

Unsur dan sub unsur kegiatan Penyuluh Kehutanan, terdiri dari :

a. Pendidikan, meliputi :  

1. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar.  

2. Pendidikan dan pelatihan fungsional bidang penyuluhan kehutanan dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL) atau sertifikat.  

b. Persiapan penyuluhan kehutanan, meliputi :  

1. Identifikasi potensi wilayah dan agroekosistem serta kebutuhan teknologi kehutanan.  

2. Penyusunan program penyuluhan kehutanan.  

3. Penyusunan rencana kerja penyuluhan kehutanan.  

4. Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan penyuluhan kehutanan.  

c. Pelaksanaan penyuluhan kehutanan, meliputi :

1. Penyusunan materi penyuluhan kehutanan.  

2. Penerapan metode penyuluhan kehutanan.  

3. Pengembangan swadaya dan swakarya kelompok sasaran.  

d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penyuluhan kehutanan:  

1. Memantau pelaksanaan penyuluhan kehutanan.  

2. Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan kehutanan.  

35

Page 36: Tugas Job Analysis

3. Membuat laporan pelaksanaan penyuluhan kehutanan.

e. Pengembangan penyuluhan kehutanan :  

1. Pengembangan aspek kelembagaan/manajemen penyuluhan kehutanan.  

2. Pengembangan aspek tehnik, metodologi, materi, sarana dan alat bantu penyuluhan kehutanan.  

f. Pengembangan profesi :  

1. Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang penyuluhan kehutanan.  

2. Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang penyuluhan kehutanan.  

3. Merumuskan sistem penyuluhan kehutanan.  

4. Membuat buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang penyuluhan kehutanan.  

g. Penunjang penyuluhan kehutanan :  

1. Mengajar dan melatih di bidang penyuluhan kehutanan.  

2. Menterjemahkan/menyadur buku dan bahan-bahan lain dibidang penyuluhan kehutanan.  

3. Mengikuti seminar/lokakarya di bidang penyuluhan kehutanan.  

4. Menjadi anggota Tim Penilai Jabatan Penyuluh kehutanan.  

5. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya.  

6. Menjadi anggota organisasi profesi di bidang penyuluhan kehutanan.  

7. Memperoleh piagam kehormatan.  

BAB IV  

JENJANG JABATAN DAN PANGKAT  

Pasal 6  

(1)   Jabatan Penyuluh Kehutanan terdiri dari Penyuluh Kehutanan tingkat terampil dan Penyuluh Kehutanan tingkat ahli.  

(2)   Jenjang jabatan Penyuluh Kehutanan tingkat terampil dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, adalah  

a. Penyuluh Kehutanan Pelaksana.  

b. Penyuluh Kehutanan Pelaksana Lanjutan.  

c. Penyuluh Kehutanan Penyelia.  

(3)   Jenjang pangkat Penyuluh Kehutanan sebagaimana dimaksud ayat (2) sesuai dengan jenjang jabatan, adalah :  

a. Penyuluh Kehutanan Pelaksana, terdiri dari :

36

Page 37: Tugas Job Analysis

1. Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b.  

2. Pengatur, golongan ruang II/c.  

3. Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.  

b. Penyuluh Kehutanan Pelaksana Lanjutan, terdiri dari :

1. Penata Muda, golongan ruang III/a  

2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/b  

c. Penyuluh Kehutanan Penyelia, terdiri dari:  

1. Penata, golongan ruang III/c  

2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d  

37

Page 38: Tugas Job Analysis

PENUTUP

Demikian analisis jabatan fungsional di kabupaten Kebumen untuk tahun

2010. Kami menyimpulkan bahwa analisis jabatan sangat penting agar

manajer publik bisa memetakan dimana seorang pegawai harus berada.

Dengan analisis jabatan, kinerja pegawai sangat terpantau dengan adanya

sistem kredit. Tentunya diharapkan analisis jabatan ini tidak hanya menjadi

referensi bagi pegawai negeri sipil untuk melakukan tugasnya namun juga bisa

menjadi tolok ukur bagi pegawai untuk melaksanakan penugasannya.

38

Page 39: Tugas Job Analysis

DAFTAR PUSTAKA

Teguh, Ambar S & Rosidah, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia,

Yogyakarta: Graha Ilmu

http://www.bkn.go.id/in/peraturan/pedoman/pedoman-angkat-fungsional.html

http://www.deptan.go.id/itjen/index.php/jabatan-fungsional-auditor.html

Keputusan MENPAN: 14 Tahun 2009

Keputusan MENPAN No. 93/1986

Keputusan MENPAN No: PER/02/MENPAN/2/2008

39

Page 40: Tugas Job Analysis

40