Tugas jiwaku mimi

40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas social sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu gangguan depresi. Beberapagejala gangguan depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelahaktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dangangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri . Seseorang dikatakan depresi apabila aktifitas fisiknya menurun, berpikir sangat lamban dan diikuti oleh perubahan suasana hati. Sesorang yang mengalami depresi memiliki pemikiran yang negatif terhadap dirinya sendiri, terhadap masa depan, dan ingatan mereka menjadi lemah, serta kesulitan dalam mengambil keputusan. Depresi merupakan gangguan psikis yang dapat menurunkan alam kesadaran seseorang, sehingga seseorang yang terkena depresi akan terganggu aktifitasnya. Ada banyak pengertian tentang arti depresi, Depresi adalah penyakit suasana hati. Penyakit dari sekitar kesedihan atau duka cita. “Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan” Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia baik fungsi psikis mupun fungsi fisik, yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotorik, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri. Depresi tidak hanya menggambarkan suasana hati, tetapi juga meliputi perubahan dalam pemikiran, perilaku, dan biologis kita. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan sangat berbahaya karena akan mempengaruhi keseimbangan hubungan diri kita dengan lingkungan. Depresi dapat menurunkan fungsi kognitif, emosi dan produktifitas pada individu.

Transcript of Tugas jiwaku mimi

BAB IPENDAHULUAN

A.          Latar BelakangDepresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi

seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas social sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu gangguan depresi. Beberapagejala gangguan depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelahaktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dangangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri.Seseorang dikatakan depresi apabila aktifitas fisiknya menurun, berpikir sangat lamban dan diikuti oleh perubahan suasana hati. Sesorang yang mengalami depresi memiliki pemikiran yang negatif terhadap dirinya sendiri, terhadap masa depan, dan ingatan mereka menjadi lemah, serta kesulitan dalam mengambil keputusan.

Depresi merupakan gangguan psikis yang dapat menurunkan alam kesadaran seseorang, sehingga seseorang yang terkena depresi akan terganggu aktifitasnya. Ada banyak pengertian tentang arti depresi, Depresi adalah penyakit suasana hati. Penyakit dari sekitar kesedihan atau duka cita. “Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan”

Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia baik fungsi psikis mupun fungsi fisik, yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotorik, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.

Depresi tidak hanya menggambarkan suasana hati, tetapi juga meliputi perubahan dalam pemikiran, perilaku, dan biologis kita. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan sangat berbahaya karena akan mempengaruhi keseimbangan hubungan diri kita dengan lingkungan. Depresi dapat menurunkan fungsi kognitif, emosi dan produktifitas pada individu.

B.      Rumusan MasalahBagaimana aplikasi asuhan keperawatan pada klien dengan masalah keperawatan utama Depresi?

C.  TujuanDapat mengetahui pengertian, jenis dan tingkatan, penyebab, gejala, factor-faktor yang mempengaruhi, dampak dan asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan utama depresi.

BAB IIPEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN DEPRESI

1. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup. (Hawari, 2001, hal.19)

2. Depresi adalah suatu mood sedih (disforia) yang berlangsung lebih dari empat minggu, yang disertai prilaku seperti perubahan tidur, gangguan konsentrasi, iritabilitas, sangat cemas, kurang bersemangat, sering menangis, waspada berlebihan, pesimis, merasa tidak berharga, dan mengantisipasi kegagalan. (DSM-IV-TR,2000 dalam Videbeck, 2008, hal.388)

3. Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. (Purwaningsih, 2009, hal. 130)

4. Depresi adalah keadaan emosional yang ditunjukkan dengan kesedihan, berkecil hati, perasaan bersalah,penurunan harga diri, ketidakberdayaan dan keputusasaan. (Isaacs, 2004, hal. 121)

Depresi merupakan gangguan psikis yang dapat menurunkan alam kesadaran seseorang, sehingga seseorang yang terkena depresi akan terganggu aktifitasnya. Ada banyak pengertian tentang arti depresi, Depresi adalah penyakit suasana hati. Penyakit dari sekitar kesedihan atau duka cita. “Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan”

Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia baik fungsi psikis mupun fungsi fisik, yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotorik, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.(ilmu kedokteran jiwa darurat halm 227)

Depresi tidak hanya menggambarkan suasana hati, tetapi juga meliputi perubahan dalam pemikiran, perilaku, dan biologis kita. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan sangat berbahaya karena akan mempengaruhi keseimbangan hubungan diri kita dengan lingkungan. Depresi dapat menurunkan fungsi kognitif, emosi dan produktifitas pada individu.

B.     JENIS DAN TINGKATAN DEPRESI

Pembagian depresi dimaksudkan untuk mempermudah dalam mengambil tindakan perawatan dan pengobatan. Ada tiga tingkatan dalam depresi antara lain :

1.      Depresi Sesaat

Depresi sesaat terjadi karena kita bereaksi terhadap keadaan yang teradi, misalnya path hati. Depresi ini terbilang tingkat ringan karena kemudian bisa hilang begitu kondisi tak menyenangkan dilalui. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengatasi depresi ini, karena jika kita menemukan sesuatu yang baru maka depresi ini akan hilang dengan sendirinya.

2.      Depresi Neurotik

Penyembuhan depresi ini memakan waktu bertahun dan lebih sering ditemukan di antara orang-orang yang tidak menikah, pengguna narkoba dan alkoholik. Dari sana menunjukkan bahwa kasus depresi bisa terjadi pada orang segala usia. Tidak hanya orang dewasa tetapi juga pada orang yang sangat tua maupun anak

3.       Depresi Berat

Pada orang yang terkena gangguan depresi neurotik, sekitar 40 persen menjadi depresi berat. Tingkat depresi berat itu adalah yang paling parah karena sebagian menjadi gila dan mendapat perawatan rumah sakit. Biasanya kerja mulai terganggu atau tidak bisa bekerja. Sedangkan depresi neurotik, biasanya diri sendiri merasa terganggu tetapi dari luar belum kentara terganggu kualitasnya. Terganggu pada pekerjaan tetapi masih bisa berjalan. Pada tingkatan depresi berat penderita harus selalu mendapatkan perawatan yang intensif baik dari segi medis maupun melalui psikiater.

C.     PENYEBAB DEPRESI

Pada intinya, depresi merupakan suatu kondisi di mana alam perasaan seseorang itu turun ke posisi yang terendah. Sekalipun penyebab persis depresi tidak diketahui, tetapi bisa diduga faktor-faktor yang mendukung terjadinya depresi

Macam-macam penyebab depresi :

         Mengalami kekecewaan yang berat dalam hidupnya         Tidak berhasil mencapai suatu keinginan         Kehilangan orang yang paling dicintai         Tuntutan terhadap anak         Pertengkaran hebat antar pasangan         Derita penyakit berkepanjangan         Masalah keuangan         Persaingan karier         Rendahnya harga diri         Kesulitan menjalin hubungan dengan pasangan dan relasi         Gangguan hormonal

Sebab-sebab depresi di atas merupakan penyebab depresi yang terjadi karena hubungan soial penderita. Beberapa obat yang dipakai untuk mengobati HIV dapat menyebabkan atau memperburuk depresi, terutama efavirenz. Ada beberapa penyakit misalnya anemia atau diabetes yang dapat menyebabkan gejala serupa dengan depresi, begitu juga dengan penggunaan narkoba atau alkohol, serta testosteron, vitamin B6 atau vitamin B12 yang rendah.

D.     GEJALA DEPRESI

Pasien depresi tidak selalu mengeluh adanya sedih. Mereka mungkin mudah tersinggung dan banyak keluhan fisik. Gejala deperesi berbeda-beda tergantung pada pasien yang bersangkutan. Kebanyakan dokter mencurigai depresi bila pasien melaporkan bahwa dia merasa sedih atau kehilangan gairah untuk kegiatan sehari-hari. Kemungkinan kita mengalami depresi bila perasaan ini tetap berlanjut selama dua minggu atau lebih.

Sebelum kita menjelajah lebih jauh untuk mengenali gejala depresi, ada baiknya jika kita mengenal apakah artinya gejala. Gejala merupakan sekumpulan peristiwa, perilaku atau perasaan yang sering (namun tidak selalu) muncul pada waktu bersamaan. Gejala depresi merupakan kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dan mempengaruhi fisik maupun psikis seseorang, serta dapat dikelompokkan sebagai depresi[1]. Namun yang perlu diingat, setiap orang mempunyai perbedaan yang mendasar, yang memungkinkan suatu peristiwa atau perilaku dihadapi secara berbeda dan memunculkan reaksi yang berbeda antara satu orang

dengan yang lain. Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik dan sosial yang khas, seperti murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilang semangat kerja, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan menurunnya daya tahan. Gejala-gejala depresi dapat dikelompokkan menjadi tiga gejala yaitu gejala dari segi fisik, psikis, dan sosial. Untuk lebih jelasnya, kita lihat uraian di bawah ini:

         GEJALA FISIK

Menurut para ahli, gejala depresi yang kelihatan secara fisik mempunyai rentangan dan variasi yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi yang dialami. Namun secara garis besar ada beberapa gejala fisik umum yang mudah untuk dideteksi. Gejala-gejala tersebut antara lain :

§  Gangguan pola tidur, baik mengalami kesulitan untuk tidur, terlalu sedikit maupun terlalu banyak

§  Perubahan perilaku, pada umumnya, orang yang mengalami depresi menunjukkan perilaku yang pasif, suka pada kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti nonton TV, makan, tidur

§  Aktivitas menurun, dan mudah capek. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan kegiatan seperti semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap beraktifitas membuat penderita semakin kehilangan energi karena energi yang ada sudah banyak terpakai untuk mempertahankan diri agar tetap dapat berfungsi seperti biasanya. Penderita mudah sekali lelah, capek padahal belum melakukan aktifitas yang berarti

§  Semangat kerja menurun, tidak konsentrasi terhadap pekerjaan. Penyebabnya  jelas orang yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan. Sehingga, mereka juga akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas. Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efesien dan tidak berguna, seperti misalnya ngemil, melamun, merokok terus-menerus, sering menelepon yang tidak perlu. Yang jelas, orang yang terkena depresi akan terlihat dari metode kerjanya kurang terstruktur, sistematika kerjanya jadi kacau atau kerjanya jadi lamban

§  Nafsu makan berkurang dan kehilangan berat badan

         GEJALA PSIKIS

gejala psikis adalah segala sesuatu yang menyangkut emosi dan tingkah laku seseorang, seseorang yang mengalami depresi akan mengalami perubahan tingkah laku dan watak yang mencolok sekali. Berikut adalah gejala-gejala psikis yang dapat dialami oleh para penderita depresi.

§  Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Pasti mereka senang sekali membandingkan dirinya dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman, lebih diperhatikan oleh atasan, dan pikiran negatif lainnya

§  Sensitif. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengkaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering peristiwa yang netral dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh penderita, bahkan disalahartikan. Akibatnya, mereka penderita mudah marah, mudah tersinggung, perasa, curiga akan maksud orang lain (yang sebenarnya tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka menyendiri.

§  Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang seharusnya penderita kuasai. Misalnya, seorang manajer mengalami depresi karena ia dimutasikan ke bagian lain. Dalam persepsinya, permutasian itu disebabkan ketidakmampuannya dalam bekerja dan pimpinan menilai dirinya tidak cukup memberikan kontribusi sesuai dengan yang diharapkan.

§  Perasaan bersalah. Perasaan bersalah kadang timbul dalam pemikiran orang yang mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan. Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan menyalahkan diri mereka atas situasi tersebutr.

§  Perasaan terbebani. Banyak orang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang dialaminya. Mereka merasa terbeban berat karena merasa terlalu dibebani tanggung jawab yang berat.

         GEJALA SOSIAL

Masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan (atau aktivitas rutin lainnya). Lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi tersebut yang pada umunya negatif (mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah letih, mudah sakit). Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah interaksi dengan rekan kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada di antara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada kesempatan.

Menurut dr. Hubertus gejala depresi dibagi menjadi 2 yaitu :

Gejal Major Depression :

1.      Gelisah dan sedih

2.      Pesimis

3.      Tak berguna, tidak percaya diri

4.      kehilangan minat pada aktivitas yang menyenangkan termasuk seks

5.      tak bersemangat dan lamban

6.      sulit konsentrasi

7.      sulit mengambil keputusan putus asa

8.      sulit tidur atau terlalu banyak tidur

9.      putus asa

10.  kehilangan selerea makan atau makan jadi berlebihan

11.  berpikir tentang atau ingin bunuh diri

12.  mudah tersinggung

13.  merasa sakit kepala atau penyakit lain tak bisa sembuh seketika

Gejala Maniac-Depressive Illnes :

1.      Gembira berlebihan dan tidak normal

2.      Mudah tersinggung yang tidak lazim

3.      Kebutuhan tidur menurun drastis

4.      Bicara muluk tentang dirinya

5.      Bicara berlebihan

6.      Hasrat seksual meningkat pesat

7.      Perilaku sosial menyimpang

8.      Sulit berpikir jernih

E.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA DEPRESI

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang lebih berisiko terkena depresi, faktor tersebut antara lain :

1.      Jenis Kelamin

Pada pengamatan yang hampir universal, terlepas dari kultur negara, terdapat prevalensi gangguan depresi berat yang dua kali lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki. Walaupun alasn adanya perbedaan tersebut tidak diketahui, penelitian telah jelas menunjukkan bahwa perbedaan di dalam masyarakat barat tidak semata-mata karena praktek diagnostik yang secara sosial mengalami bias(sinopsis psikiatri halm 779)

2.      Usia

Rata-rata usia onset untuk gangguan depresif berat adalah kira-kira 40 tahun, 50 persen dari semua pasien mempunyai onset antara usia 20 dan 30 tahun. Gangguan depresif berat juga mungkin memiliki onset selama masa anak-anak atau pada lanjut usia, walaupun hal tersebut jarang terjadi. Beberapa data epidemiologis baru-baru ini menyatakan bahwa insidensi gangguan depresif berat mungkin meningkat pada orang-orang yang berusia kurang dari 20 tahun. Karena pada usia tersebut masalah hidup lebih berat Jika pengamatan tersebut benar, hal tersebut

mungkin berhubungan dengan meningkatnya penggunaan alkohol dan zat lain pada kelompok usia tersebut.

3.      Status Perkawinan

Pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi paling sering pada orang yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat atau yang bercerai atau berpisah. Hal ini mungkin karena penderita tidak mempunyai tempat maupun orang untuk menceritakan atau berbagi masalah yang dialami dalam kehidupannya

4.      Pertimbangan Sosioekonomi dan Kultural

Tidak ditemukan adanya korelasi antara status sosioekonomi dan gangguan depresif  berat. Depresi mungkin lebih sering di daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan. Untuk depresi sesaat ekonomi sangat berpengaruhmisalnya kenaikan harga BBM dapat menyebabkan depresi, karena hal tersebut sangat memberatkan apalagi untuk golongan ekonomi ke bawah. Tetapi depresi ini akan hilang dengan sendirinya dalam jangk waktu tertentu. Dalam kasus ini jika harga BBM kembali turun maka depresi tersebut akan hilang.

F.      DAMPAK DEPRESI

Depresi tidak hanya menyerang psikis seseorang, tetapi juga dapat menimbulkan efek-efek lain bagi tubuh yang secara langsung dapat mengganggu aktifitas dan kesehatan penderita. Efek paling berat paling dirasakan pada orang yang mengalami depresi berat, karena pada tingkatan depresi ini sebagian besar harus mendapatkan perawatan di rumah sakit jiwa. Lingkungan rumah sakit maupun efek obat untuk terapi tentu akan berpengaruh secara langsung terhadap fisik pasien depresi di rumah sakit. Ada berbagai macam dampak depresi dari yang paling ringan hingga yang sangat berat bahkan menimbulkan kematian. Dampak-dampak tersebut antara lain :

      Depresi biasanya akan disertai dengan penyakit fisik, seperti asma, jantung koroner, sakit kepala dan maag

      Menurut seorang ahli yang juga penulis buku, yaitu Philip Rice, depesi akan meningkatkan resiko seseorang terserang penyakit karena kondisi depresi cenderung meningkatkan sirkulasi adrenalin dan kortisol sehingga menurunkan tingkat kekebalan tubuhnya. Jika sistem kekebalan tubuh menjadi lemah maka penyakit akan mudah untuk menyerang penderita depresi

      Penyakit mudah hinggap karena orang yang terkena depresi sering kehilangan nafsu makan, kebiasaan makannya jadi berubah (terlalu banyak makan atau sulit makan), kurang berolah raga, mudah lelah dan sulit tidur

      Selain penurunan daya tahan tubuh, depresi dipandang berbahaya bagi kesehatan psikis dan fisik karena bisa menyebabkan penurunan fungsi kognitif, emosi dan produktifitas dalam pekerjaan.

      Dampak depresi tidak hanya akan mempengaruhi diri sendiri penderita tersebut tapi juga akan berdampak bagi “lingkungan” sekitarnya. Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah orang lain di sekitar penderita. Seperti halnya jika kita terserang flu, maka seluruh tubuh kita merasa lemas dan tidak enak . bukan  hanya itu, orang lain yang ada disekitar kita juga berpotensi untuk tertular oleh penyakit flu kita.

Menurut miner (1992), seorang professor dari The State University di New York, di dalam konteks organisasi situasi demikian dikenal dengan konsep the sick organization. Sebab, seorang

karyawan yang mengalami gangguan emosional seperti hanya depresi, akan membawa implikasi tidak hanya pada kinerja dan kepuasan kerjanya sendiri melainkan juga pada kinerja dan atmosphere organisasi[2]  (http://www.e-psikologi.com/masalah/index.htm) halm1Ada pula dimana depresi tidak menyebabkan penyakit, tetapi justru penyakit yang tak kunjung sembuh yang akhirnya menyebabka depresi sehingga akan memperparah penyakit tersebut. Contoh kasus adalah depresi yang dialami penderita kanker, asma, sakit punggung yang biasanya berlangsung bertahun-tahun

      Perawatan DepresiDepresi sebenarnya mudah untuk disembuhkan kecuali pada depresi berat. Pada tingkatan depresi ini diperlukan terapi pengobatan yang agak sulit. Karena depresi berat sudh mengarah pada ganggan kejiwaan. Kebanyakan orang kawatir dengan dampak pengobatan antidepresan yang apabiladignakan dalam secara terus meners dan dalam jangka waktu yang lama akan dapat mempengaruhi kerja otak. Rata-rata dua dari tiga penderita depresi bisa disembuhkan, pada tingkat tertentu, yaitu pada tingkatan depresi sesaat dan neurologis. Sedangkan pada depresi berat diperlukan pemberian antidepresan. Untuk itu pengobatan depresi ditempuh melalui dua jalan yaitu perawatan secara psikis dan perawatan secara medis.

Perawatan secara psikis adalah cara perawatan untuk memperbaiki psikis penderita, perawatan ini lebih menekankan pada terapi yang kontinu dalam meningkatkan percaya diri dan mengurangi faham-faham negatif penderita depresi terhadap dirinya dan orang lain. Perawatan medis adalah perawatan depresi yang menggunakan terapi obat dan lebih menonjolkan pada terapi medis yang umumnya dilaksanakan dirumah sakit jiwa. Perawatan ini lebih cenderung ditujukan pada penderita depresif  berat, walaupun pada depresif  neurologis juga membutuhkan terapi ini, tetapi persentasenya lebih kecil dibandingkan dengan depresi berat dalam pemberian terapi ini.

Cara-cara perawatan depresi adalah sebagai berikut :

  Terapi Psikis

Terapi psikis umumnya tidak memerlukan seorang psikiater tapi lebih cenderung pada menerapkan disiplin diri dan mencari jalan keluar untuk menghadapi masalah yang menjadi sumber depresi tersebut.

  Perhatian utama dalam menangani masalah depresi adalah adanya komitmen dan persistensi untuk menyelesaikannya. Fokuskan perhatian pasien pda da hal tersebut agar keiinginannya untuk sembuh meningkat. Sehingga pasien lebih kooperatif dan kita mudah untuk mengetahui permasalahan pasien

  Banyak pasien depresi merasa terkucil dan putus asa, ntuk itu diperlkan sikap kita yang lebih berteman. Sehingga pasien tidak akan merasa kesepian dan dengan leluasa dapat mencurahkan segala permasalahan hidupnya.

  Beritahu pasien bahwa depresi itu umum terjadi, sehingga pasien tidak merasa terkucilkan lagi  Bantulah pasien untuk menemukan stressor atau masalah utama yang dihadapi sehingga

mengakibatkan depresi. Stressor dapat berupa individu, kelompok, maupun lingkungan. Dengan menemukan stressor dapat mengurangi perasaan dosa dan rendah diri pasien

  Tekankan pada pasien bahwa depresi merupakan suatu penyakit, seperti juga hipertensi yang membutuhkan pengobatan medik

  Perbaiki segala macam anggapan dan ambivalensi pasien. Berikan penjelasan bila terdapat ambivalensi sehingga pasien ragu untuk mencari pengobatan. Anggapan yang beredar di masyarakat biasanya orang yang pergi ke psikiateradalah orang gila.

  Hindari bualan atau harpan yang kosong  Memperbaiki hubungan interpersonal. Apabila pasien memiliki hubungan dengan seseorang yang

suka menganiaya atau hubungan dengan seseorang yang selalu mencela pasien, sulit bagi pasien untuk sembuh dari depresi

  Terapi dari pasangan dan terapi keluarga bisa membantu mengatasi depresi, hampir setiap komunitas terdekat memiliki program untuk membantu pasien. Termasuk keluarga. Keluarga diharapkan bisa membantu mengenali keluhan fisik akibat depresi, mengawasi kondisi pasien dan memotivasi pasien untuk sembuh

  Memperbaiki hubungan dengan orang terdekat dapat membantu memperoleh dukungan positif saat pasien berusaha menyembuhkan depresi

  Penjadwalan aktifitas, hal ini dimaksudkan agar pasien lebih meningkatkan aktifitasnya terutama aktifitas yang menyenangkan. Untuk  pengobatan depresi, sering kali menekankan pada peningkatan jumlah aktifitas mingguan yang menyenngkan dan yang dapat menimbulkan perasaan puas. Karena dengan hal itu pasien akan merasa lebih baik

  Terapi Obat

Depresi dapat diobati dengan antidepresanObat untuk depresi, namun anti depresan dapat berinteraksi dengan ARV. Anti depresan harus dipakai dalam pengawsan dokter yang mengetahui mengenai ARV yang kita pakai. Ritonavir FOOt NOTE dan indinavir paling sering beriteraksi dengan antidepresan.

Antidepresan yang paling sering dipakai dalam mengobati depresi adalah SSRIFOOTNOTE. Efek samping obat golongan ini dapat menyebabkn kehilangan nafsu seks, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, insomnia (sulit tidur), kelelahan, mual, diare, dan kegelisahan

Obat dari golongan trisiklik menyebabkan lebih banyak efek samping daripada SSRI. Obat dari golongan ini dapat menyebabkan sedasi FOOTNOTE, sembelit, dan denyut jantung tidak teratur.

Pengobatan depresi ringan dapat disesuaikan dengan gejala-gejala yang timbul. Misalnya susah tidur dan kehilangan nafsu makan dapat diberikan obat penambah nafsu makan atau obat tidur.

Terapi antidepresi yang pasti adalah dengan obat atau kejang listrik (ECT) membutuhkan beberapa minggu atau lebih lama. Informasi penting untuk menentukan tindakan pengobatan adalah : apakah pasien psikotik?, apakah pasien telah minum obat atau alkohol?, adakah gangguan medik yang ditemukan?. Jika kita telah mengetahui masing-masing informasi tentang hal diatas, maka tindakan pengobatan selanjutnya akan lebih aman, mengingat antidepresan sangat mudah bereaksi dengan obat lain.

Berikut ini adalah terapi obat dengan antidepresan :

a.       Bila pasien mengidap gangguan organik, dapat diatasi dengan benzodiazepine seperti lorazem (ativan) 1-2 mg per oral atau 1M, alprazolam (xanax) 0,5-1 mg per oral, atau oksazepam (serax) 10-30 mg per oral, semua diberikan tiap 4 jam dan seperlunya

b.      Bila gejala psikotik timbul, benzodiazepine dapat digunkan, tetapi antipsikotika perlu dipertimbangkan. Contuh haloperidol (haldol) 2-5 mg per oral atau 1M, flufenazin (prolixin,

anatensol) 2-5 mg per oral atau 1M, atau tiotiksen (navane) 2-5 mg per oral atau 1M. semua diberikan tiap 4 jam seperlunya

G.     PENCEGAHAN DEPRESI

Depresi memang dapat diobati namun depresi juga dapat dicegah, ingat mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah cara mencegah depresi :

a)      Usahakan untuk selalu punya seseorang yang dekat untuk bercurah hati. Jangan pernah untuk menyimpan sendiri beban hidup kita. Karena hal ini dapat memperburuk depresi yang sdah dialami mapun dapat mengakibatkan depresi

b)      Berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang dapat membuat diri lebih baik, hal ini dapat mengalihkan perhatian kita terhadap masalah yang sedang kita hadapi. Ingat kita bkan lari dari masalah tetapi labih cenderung menyegarkn pikiran kita sehingga kita lebih siap untuk menghadapinya lagi nanti.

c)      Berpikir realistis, jangan terlalu menghayal dan berimajinasi. Hilangkan kata “seandainya saya…” dalam hidup kita

d)     Melakukan olahraga, aktif dalam kelompok agama dan sosial, kegiatan tersebut membuat kita lebih jarang melamun

e)      Mengubah suasana hati, Usahakan untuk selalu membuat suasan hati kita gembira karena hal tersebut dapat menghindarkan diri dari menyalahkan diri sendiri

f)       Jangan banyak berpengharapang)      Berpikir positifh)      Lapang hati dan sabar dalam mengadapi segala cobaan hidup dapat menjauhkan diri kita dari

depresi. 

         POHON MASALAH

MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI•  Gangguan alam perasaan: depresi•  Data subyektif:Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering mengemukakan keluhan somatic seperti ; nyeri abdomen dan dada, anoreksia, sakit punggung,pusing. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri. Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk konsentrasi. •  Data obyektif:Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang diseret.Kadang-kadang dapat terjadi stupor. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis. Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong, konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi. Kadang-kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu. Pada pasien depresi juga mengalami kebersihan diri kurang dan keterbelakangan psikomotor.

•  Koping maladaptifDS : Menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.•  DO : Nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.Mekanisme koping yang digunakan adalah denial dan supresi yang berlebihan .

         DIAGNOSA KEPERAWATAN•  Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.•  Gangguan lam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.

         RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN•  Tujuan umum: Klien tidak mencederai diri.•  Tujuan khusus

  Klien dapat membina hubungan saling percayaTindakan:

•  Perkenalkan diri dengan klien dengan cara menyapa klien dengan ramah, baik verbal dan non verbal, selalu kontak mata selama interaksi dan perhatikan kebutuhan dasar klien.•  Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati•  Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.•  Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respons sesuai dengan keinginannya•  Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah dimengerti•  Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lain.

  Klien dapat menggunakan koping adaptif•  Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang dirasakan pasien.•  Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan sedih/menyakitkan•  Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan•  Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping.•  Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima•  Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih•  Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.

  Klien terlindung dari perilaku mencederai diriTindakan:

•  Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri.•  Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.

•  Jauhkan bahan alat yang membahayakan pasien.•  Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau oleh peramat/petugas.

  Klien dapat meningkatkan harga diriTindakan:

1)      Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.2)      Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.3)      Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, k

eyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).  Klien dapat menggunakan dukungan sosial

Tindakan:a.       Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim

pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).

b.      Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).

c.       Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).  Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat

Tindakan:a.       Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).b.      Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).c.       Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.d.      Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DEPRESI

PERTEMUAN IPertemmuan ke: I (TUK I)

1.      PROSES KEPERAWATANa.       Kondisi klien                           :b.      Diagnosa keperawatan            :c.       Tujuan khusus                         : klien dapat membina hubungan saling percaya dengan

perawat.d.      Tindakan keperawatan            :1)      Beri salam setiap berinteraksi2)      Perkenalkan nama, nama panggilan perwat, dan tujuan berinteraksi3)      Tanyakan dan panggil nama kesukaan pasien4)      Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji5)      Tanyakan peasaan klien dan masalah yang dihadapi6)      Buat kontrak interaksi yang jelas7)      Dengarkan ungkapan perasaan klien

II. PROSES TINDAKAN KEPERAWATANA.    ORIENTASI1.      Salam terupetik

Assalamu Alaikum/selamat pagi, perkenalkan nama saya A, saya senangnya dipanggil A, Saya mahasiswa Ners FIK UIN Alauddin, saya bertugas disini selama satu minggu mulai jam 07.00 pagi sampai jam 02.00 siang, saya yang akan merawat anda pagi ini. Nama anda siapa, senangnya dipanggil apa.

2.      Evaluasi/validasiApa yang terjadi di rumah sampai ibu datang kemari ?

3.      Kontrak1).  Topik Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kejadian di rumah , agar saya dapat     membantu mengatasinya2)   WaktuBerapa lama kita bercakap-cakap, bagaimana kalau 10 menit3)   TempatBagaimana kalau di ruangan ini.

4.      Kerja

“ Dirumah anda tinggal dengan siapa”

“ Siapa yang paling dekat dengan anda”

“ Apa yang membuat anda dekat dengannya”

“ Bagus sekali, anda dapat menyebutkan yang membuat dekat dengan seseorang”

“ Dengan siapa anda tidak dekat”

“ Apa yang membuat anda tidak dekat”

“ Apa yang harus anda lakukan agar dekat dengan seseorang”

5. Terminasi

1). Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

    a). Evaluasi subyektif

                “ Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang kejadian di rumah”

               b). Evaluasi obyektif

               Tersenyum menatap perawat

2. Rencana lanjut klien

“ Baik, bagaimana kalau anda ingat-ingat kembali yang menyebabkan anda dekat dengan seseorang dan siapa lagi kira-kira yang dekat dengan anda”

3. Kontrak yang akan datang (topic, waktu, tempat)

“Bagaimana kalau nanti kita bercakap-cakap tentang penyebab tidak ingin bergaul  lain dan mendiskusikan akibat yang dirasakan apabila tidak bergaul dengan orang lain”

 “ Anda mau ketemu lagi jam berapa ?” “ Bagaimana kalau jam 10 nanti”

“ Anda mau bercakap-cakap di mana?” “ bagaimana kalau di sini lagi”

Pertemuan II: TUK II

Proses Keperawatan

A.    Kondisi KlienB.     Diagnose keperawatan:

Gangguan alam perasaan : sedih kronisC.     Tujuan khusus1.      Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat2.      Klien dapat mempertahankan kontak mata selama wawancara3.      Klien dapat mengenal masalah yang dihadapi dan dapat mengungkapkan perasaannya.D.    Tindakan keperawatan

1.      BHSP: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan, lingkungan yang terapeutik, kontrak yang jelas.

2.      Dorong dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.3.      Dengarkan ungkapan klien dengan empati4.      Bantu klien mengidentifikasi perasaannya.5.      Beri reinforcement positifitas kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.

Proses pelaksanaan Tindakan

A.    Orientasi1.      Salam terapeutik. Selamat siang, pak. Apa kabar hari ini ?. masih ingat dengan saya? Bangus

bapak masih ingat.2.      Evaluasi “bagaimana, pak, apa yang bapak rasakan saat ini?3.      Kontrak

Topic: sesuai janji, kita akan melanjutkan ngobrol-ngobrol lagi untuk saling mengenal dan bapak dapak mengungkapkan masalah bapak.Waktu: janji kita tadi, kita akan ngobrol-ngobrol jam 11.00 WITA selama 15 menit lagi. Setuju ?

4.      Tempat: baiknya kita ngobrol dimana pak ?

B. Kerja

1)      Kalau boleh tahu apakah Bapak sedang menghadapi suatu masalah ?2)      Bagaimana hubungan Bapak dengan teman-teman atau keluarga Bapak ?3)      Apa yang biasa Bapak lakukan jika mempunyai masalah ?4)      A p a k a h B a p a k p e r n a h m e n c e r i t a k a n t e n t a n g m a s a l a h y a n g

B a p a k h a d a p i k e p a d a seseorang ?5)      Waah..bagus, kalau Bapak pernah mencoba menceritakannya.6 .Ka l au Bapak

punya masa l ah memang seba iknya Bapak ce r i t akan kepada o r ang yang Bapak percaya, agar beban Bapak sedikit berkurang.’

C. Terminasi

1 . Eva lua s i :  (Subyek t i f ) : Se t e l ah k i t a ngob ro l 15 men i t t ad i , baga imana pe ra saan Bapak   ?( O b y e k t i f ) : K l i e n m a u m e n j a w a b p e r t a n y a a n p e r a w a t d a n t a m p a k g e l i s a h ?

2 .     T i n d a k l a n j u tNah . . .Bapak i n i sudah 15 men i t j ad i k i t a cukupkan s a j a du lu pembica raan k i t a . Sekarang Bapak bisa istirahat dulu. Kalau ada yang mau diceritakan atau ditanyakankepada s aya , Bapak b i s a s ampa ikan s eka rang . Baga imana ka l au s eka rang k i t a lanjutkan saja pembicaraannya dengan topic yang lain?.

3.      Kontrak yang akan dating.Topik: Sekarang kita lanjutkan ya pak ? kita ngobrol tentang bagaimanacaranya mengendalikan perasaan Bapak.Waktu: jam berapa bapak mau ? apakah sesudah makan siang ?Tempat: kita ngobrol dimana pak ?

Pertemuan III: TUK III

Proses Keperawatan

 A. kondisi klien: Klien tampak bengong.

 B. diagnosa keperawatan:

Gangguan alam perasaan : Sedih Kronis.

C. Tujuan khusus

 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

2. Klien dapat mempertahankan kontak mata selama wawancara.

3. Klien mau belajar untuk mengontrol perasaannya.

D. Tindakan keperawatan1. BHSP: Salam teraupetik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan, lingkungan yang terapeutik, kontak

yang jelas.2.Dorong dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.3 .Denga rkan ungkapan k l i en dengan empa t i .4.Beri reinforcement positifitas kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

5 . B e r i m a s u k a n - m a s u k a n k e p a d a k l i e n u n t u k b e l a j a r d a n b e r u s a h a m e n g o n t r o l  perasaannya II. Proses Pelaksanaan Tindakan A. Orientasi

1. Salam teraupetik, Selamat siang, Pak. Apa kabar hari ini ?.Masih ingat dengan saya ?. Bagus, Bapak masih ingat.

2. evaluasi “ bagaimana, pak, apa yang bapak rasakan saat ini ?3. kontrak

Topic: sesuai janji, kita akan melanjutkan ngobrol-ngobrol lagi untuk mengontrol perasaan Bapak.Waktu: janji kita tadi, kita akan ngobrol-ngobrol jam 11.30 WITA selama 15 menit lagi.Tempat: baiknya kita ngobrol dimana pak ?

B. Kerja1.Apa yang biasa Bapak lakukan untuk mengontrol perasaan Bapak ?2 . J i k a p e r a s a a n B a p a k m e n i n g k a t a t a u t e r t e k a n , c o b a l a h u n t u k m e n c e r i t a k a n p e r a s a a n Bapak kepada orang yang Bapak percayai.

3.Bagus sekali kalau Bapak sudah mau bercerita seperti itu.C. Terminasi

1. Evaluasi  (Subyek t i f ) : Se t e l ah k i t a ngob ro l 15 men i t t ad i , baga imana pe ra saan Bapak ?( O b y e k t i f ) : K l i e n l e b i h t e n a n g d a r i s e b e l u m n y a , k l i e n k o o p e r a t i f d a n m a u mengikuti saran perawat.2. Tindak lanjut

Nah . . .Bapak i n i sudah 15 men i t j ad i k i t a cukupkan s a j a du lu pembica raan k i t a . Sekarang Bapak bisa istirahat dulu. Kalau ada yang mau diceritakan atau ditanyakankepada saya, Bapak bisa sampaikan sekarang. Semoga lekas sembuh ya .

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULANDepresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang bersangkutan.Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.

DAFTAR PUSTAKAHawari, D. 2001. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: EGC

Purwaningsih, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta : Nuha Medika

Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.Defli. 2009. Depresi. http://mklh12depresi.blogspot.com. Last update 09 Mei 2012 pukul 09.03

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEPRESI

Proses Terjadinya Masalah

Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.

Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.

Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedah¬an, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.

Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.

Masalah Keperawatan Yang Perlu di Kaji

1. Gangguan alam perasaan: depresi

a. Data subyektif

Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering mengemukakan keluhan somatik. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri.

b. Data obyektif

Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang diseret.Kadang kadang dapat terjadi stupor. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis.Proses berpikir terlambat, seolah olah pikirannya kosong, konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi.Kadang kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu.

2. Koping maladaptif

DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan. DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.

Diagnosa Keperawatan

1. Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.2. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.

Intervensi Keperawatan

a. Tujuan umum :

Klien tidak mencederai diri.

b. Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan:

Perkenalkan diri dengan klien Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa non verbal.

Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan. Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respons sesuai dengan keinginannya Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah dimengerti Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lain.

2. Klien dapat menggunakan koping adaptif

Tindakan :

Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang dirasakan pasien.

Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan sedih/menyakitkan Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping. Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.

3. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri

Tindakan :

Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri. Jauhkan dan simpan alat alat yang dapat digunakan oleh pasien untuk mencederai dirinya/orang lain,

ditempat yang aman dan terkunci. Jauhkan bahan alat yang membahayakan pasien. Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau oleh perawat/petugas.

4. Klien dapat meningkatkan harga diri

Tindakan :

Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusannya. Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu. 4Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan, hal hal untuk

diselesaikan).

5. Klien dapat menggunakan dukungan sosial

Tindakan :

Kaji dan manfaatkan sumber sumber eksternal individu (orang orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).

Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama). Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).

6. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat

Tindakan :

Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat). Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu). Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.

 PENYEBAB

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MANIA

Proses Terjadinya Masalah

Mania adalah gangguan afek yang ditandai dengan kegembiraan yang luar biasa dan disertai dengan hiperaktivites, agitasi serta jalan pikiran dan bicara yang cepat dan kadang-kadang sebagai pikiran yang meloncat loncat (flight of ideas).

Pada dasarnya pasien mania sama dengan pasien depresif yang merasa tidak berharga dan tidak berguna. Karena tidak dapat menerima perasaan ini, mereka menyangkalnya dan mengakibatkan timbulnya kecemasan. Pasien memperlihatkan sikap banyak bicara, banyak pikiran dan cepat berpindah topiknya tetapi tidak dapat memusatkan pada satu topik. Meskipun mereka menunjukkan kegembiraan yang berlebihan, sebenarnya pasien penuh dengan kebencian dan rasa permusuhan terutama terhadap lingkungannya. Ia melontarkan perasaannya secara kasar dalam cetusan cetusan yang pendek dan cepat beralih ke topik yang lain.

Pada pasien depresif tampak menonjol perasaan bersalah dan kebutuhan akan hukuman atas tingkah laku yang buruk, sedangkan pada pasien dengan mania rasa permusuhannya timbul, ia bertindak seolah olah mempunyai kekuasaan yang penuh dan tidak pernah membiarkan rasa bersalah menguasai dirinya. Dari luar pasien tampak memiliki kepercayaan diri yang penuh dan membesarkan diri untuk menutupi perasaan tidak berharga, yang pada dasarnya bersifat depresif.

Pasien membutuhkan cinta kasih dan perlindungan. Untuk mendapatkan ini pasien berusaha menguasai orang lain agar memenuhi dan memberi kepuasan kepadanya. Karena kebutuhan ini tidak nampak orang tidak melihatnya, bahkan menolak karena sikapnya yang mengganggu orang lain. Penolakan ini menimbulkan kecemasannya bertambah yang mengakibatkan gejala manianya lebih menonjol.

Masalah Keperawatan Yang Perlu di Kaji

1. Masalah keperawatan :

Gangguan pola tidur dan istirahat: kurang tidur. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan. Gangguan komunikasi: verbal. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Defisit perawatan diri. Gangguan alam perasaan: mania. Koping maladaptif.

2. Data yang perlu dikaji :

a. Data subyektif :

Banyak bicara, kadang waham besar, pembicaraan mudah beralih topik (flight of ideas), menghasut, tak punya rasa malu / bersalah.

b. Data obyektif:

Ekspresi wajah tegang, riang berlebihan, kurang memperhatikan makan dan minum, kurang istirahat / tidur, tidak bertanggungjawab, mudah tersinggung / terangsang, tidak tahan kritik, aktivitas motorik meningkat, berdandan aneh dan berlebihan, menantang bahaya, kacau, kebersihan diri kurang.

Diagnosa Keperawatan

1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan mania.2. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mania.3. Gangguan komunikasi: verbal berhubungan dengan mania.4. Gangguan pola tidur dan istirahat: kurang tidur berhubungan dengan mania.5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan mania.6. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.

Intervensi Keperawatan

a. Tujuan umum :

Sesuai masalah (problem).

b. Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Tindakan :

Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan / janji dengan jelas tentang topik, tempat, waktu.

Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal. Bicara dengan tegas, jelas, singkat dan bersahabat.

2. Klien dapat mengungkapkan perasaannya.

Tindakan :

Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya. Beri kesempatan klien mengutarakan keinginan dan pikirannya dengan teknik focusing. Bicarakan hal-hal yang nyata dengan klien.

3. Klien dapat menggunakan koping adaptif.

Tindakan :

Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan kesal, marah, dan tak menyenangkan.

Bicarakan kerugian cara yang telah digunakan. Jelaskan tentang batas tingkah laku yang wajar. Bantu klien menemukan cara lain yang lebih posistif. Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima. Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.

4. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

Tindakan :

Tempatkan klien di ruang yang tenang, tidak banyak rangsangan, tidak banyak peralatan. Jauhkan dan simpan alat alat yang dapat digunakan oleh pasien untuk mencederai dirinya,orang lain dan

lingkungan, ditempat yang aman dan terkunci. Temani klien jika nampak tanda-tanda marah / agresif. Lakukan pengekangan fisik jika klien tidak dapat mengontrol perilakunya.

5. Klien dapat melakukan kegiatan terarah.

Tindakan :

Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan motorik yang terarah, misal: menyapu, joging dll. Beri kegiatan individual sederhana yang dapat dilaksanakan dengan baik oleh klien. Berikan kegiatan yang tidak memerlukan kompetisi. Bantu klien dalam melaksanakan kegiatan. Beri reinforcement positif atas keberhasilan pasien.

6. Klien terpenuhi kebutuhan nutrisinya.

Tindakan :

Diskusikan tentang manfaat makan dan minum bagi kesehatan. Ajak klien makan makanan yang telah disediakan, temani selama makan. Ingatkan klien untuk minum ½ jam sekali sebanyak 100 cc. Sediakan makanan TKTP, mudah dicerna.

7. Klien terpenuhi kebutuhan tidur dan istirahatnya.

Tindakan :

Diskusikan pentingnya istirahat bagi kesehatan. Anjurkan klien untuk tidur pada jam-jam istirahat. Sediakan lingkungan yang mendukung: tenang, lampu redup dll.

8. Klien terpenuhi kebersihan dirinya.

Tindakan :

Diskusikan manfaat kebersihan diri bagi kesehatan. Bimbing dalam kebersihan diri (mandi, keramas, gosok gigi). Bimbing pasien berhias. Beri pujian bila klien berhias secara wajar.

9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.

Tindakan :

Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat). Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu). Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.

10. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Tindakan :

Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

A.    Definisi

  Gangguan Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang

mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi hidup seseorang.

  Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan kegembiraan

yang berlebihan, arus berpikir yang cepat, mudah tersinggung dan kegiatan motorik

meningkat, sehingga menyebabkan energi banyak yang keluar (Standar Asuhan

Keperawatan Jiwa, DEPKES).

  Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam perasan

yang meningkat, meluas atau keadaan emosional yang mudah tersinggung dan terangsang.

Kondisi ini dapat diiringi dengan perilaku yang berlebihan berupa peningkatan kegiatan,

banyak bicara, ide-ide yang meloncat, senda gurau, tertawa berlebihan, penyimpangan

seksual.

Kesimpulan

Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan kegembiraan

yang berlebihan dan kegiatan motorik yang berlebihan

         RENTANG RESPON EMOSI (Stuart dan Sundeen, 1995)

Respons

Respons

Adaptif                                                                                                            

Maladaptif

 

            Responsif      Reaksi kehilangan            Supresi           Reaksi kehilangan            

Mania/Depresi

                          yang wajar                                         yang memanjang       

Keterangan :

  Pada rentang ini individu dapat berpartisipasi dengan dunia eksternal dan internal.

  Responsif adalah respon emosional individu yang terbuka dan sadar akan perasaaanya.

  Reaksi kehilangan yang wajar merupakan posisi rentang yang normall dialami individu yang

mengalami kehilangan.

  Pada rentang ini individu menghadapi realita dari kehilangan dan mengalami proses

kehilangan, misalnya sedih, berfokus pada diri sendiri, berhenti melakukan kegiatan sehari-

hari. Reaksi kehilangan tersebut tidak berlangsung lama.

  Supresi merupakan tahap awal respon emosional yang maladaptive, individu menyangkal,

menekan atau menginternalisasi semua aspek perasaanya terhadap lingkungan.

  Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan

berduka yang berlebihan dan berkepanjangan.

Mania dapat timbul karena adanya faktor diantaranya faktor predisposisi dan faktor

presipitasi, yaitu :

1.    Faktor Predisposisi

a.    Faktor Genetik

Faktor genetik mengemukakan, transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui garis

keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan meningkat pada kembar monozigote.

b.    Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri

Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada diri

sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan objek/orang, ambivalen antara perasaan benci

dan cinta dapat berbalik menjadi perasaan menyalahkan diri sendiri dan dimunculkan

dengan perilaku mania (sebagai suatu mekanisme kompensasi)

c.     Teori Kehilangan

Berhubungan dengan faktor perkembangan, misalnya kehilangan orangtua yang sangat

dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.

d.    Teori Kepribadian

Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang mengalami

mania.

e.    Teori Kognitif

Mengemukakan bahwa mania merupakan msalah kognitif yang dipengaruhi oleh penilaian

terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa depan.

f.     Model Belajar Ketidakberdayaan

Mengemukakan bahwa mania dimulai dari kehilangan kendali diri lalu menjadi aktif dan

tidak mampu menghadapi masalah. Kemudian individu timbul keyakinan akan

ketidakmampuannya mengendalikan kehidupan sehingga ia tidak berupaya

mengembangkan respons yang adaptif.

g.    Model Perilaku

Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya reinforcemant positif selama

berinteraksi dengan lingkungan.

h.    Model Biologis

Mengemukakan bahwa dalam keadaan depresi/mania terjadi perubahan kimiawi, yaitu

defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya endokrin dan hipersekresi kortisol.  

2.    Faktor Presipitasi

Stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi faktor biologis,

psikologis dan sosial budaya.

a.    Faktor Biologis

Meliputi perubahan fisiologis yang disebakan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit fisik

seperti infeksi, neoplasma, dan ketidakseimbangan metabolisme.

b.    Faktor Psikologis

Meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta, seseorang dan kehilangan

harga diri.

c.     Faktor Sosial Budaya

Meliputi kehilangan peran, perceraian, kehilangan pekerjaan.

II.    PERILAKU DAN MEKANISME KOPING

1.   Perilaku

Perilaku yang berhubungan dengan Mania :

a.    Afektif

  Gembira berlebihan (Euphoria)

  Harga diri meningkat

  Tidak tahan kritik

b.    Kognitif

  Ambisi

  Mudah terpengaruh

  Mudah beralih perhatian

  Waham kebesaran

  Ilusi

  Flight of ideas

  Gangguan penilaian

c.    Fisik

  Dehidrasi

  Nutrisi yang tidak adekuat

  Berkurang kebutuhan tidur/istrirahat

  BB menurun

d.    Tingkah Laku

  Agresif, agitasi, tidak toleran

  Hiperaktif

  Aktivitas motorik

  Kurang bertanggung jawab

  Royal

  Iritabel atau suka berdebat

  Perawatan diri kurang

  Tingkah laku seksual yang berlebihan

  Bicara bertele-tele

2.   Mekanisme Koping

Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang memanjang adalah denial

dan supresi, hal ini untuk menghindari tekanan yang hebat.

Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang

diakkibatkan dari kurang efektif koping dalam menghadapi kehilangan.

III.   MASALAH KEPERAWATAN DAN POHON MASALAH

a.      Masalah Keperawatan

1.    Berduka disfungsional

2.    Peningkatan mobilitas fisik

3.    Gangguan Pola Tidur

4.    Resiko terhadap cedera

5.    Defisit perawatan diri

           

            Data yang perlu dikaji untuk masalah diatas adalah :

Pengkajian dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor predisposisi, presipitasi dan

perubahan perilaku serta mekanisme koping yang digunakan klien.

b.  Pohon Masalah

Resiko Tinggi cidera

 

Mania 

Berduka disfungsional

IV.   RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1.    Diagnosa keperawatan

a.      Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan Peningkatan mobilitas fisik: Mania

b.      Gangguan alam perasaan ; Mania berhubungan dengan berduka disfungsional

2.    Perencanaan

a.    Tujuan Keperawatan

1)    Tujuan Umum :

Mengajarkan klien untuk berespons emosional yang adaptif dan meningkatkan rasa puas

serta kesenagan yang dapat diterima oleh lingkungan

2)    Tujuan Khusus :

1.    Klien dapat membina hubungan saling percaya

2.    Klien dapat mengendalikan aktivitas motorik

3.    Klien dapat mengungkapakan perasaanya

4.    Klien dapat menentukan cara penyelesaian masalah (koping) yang konstruktif

5.    Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol alam perasaannya

6.    Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

TUK 1 :

Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan Keperawatan

1.    Kenalkan diri pada klien

2.    Tnggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal

3.    Bicara dengan tegas, jelas dan simpati

4.    Bersifat hangat dan bersahabat

5.    Temani klien saat agitasi muncul dan aktivitasnya meningkat (hiperaktivitas)

TUK 2 :

Klien dapat mengendalikan aktivitas motorik

Tindakan Keperawatan

1.    Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat menurunkan kegiatan motorik

2.    Diskusikan dengan klien manfaat pemberian obat

3.    Ciptakan ruangan yang tenang dan tidak banyak rangsangan seperti musik yang lembut,

penataan ruangannyang tidak banyak peralatan

4.    Beri kegiatan yang dapat diselesaikan klien misalnya mandi, makan, dan lain-lain

5.    Bersama klien membuat jadwal kagiatan/aktivitas fisik yang dapat menyalurkan energi,

seperti menyapu, mengepel, dan olahraga

6.    Beri reinforcement positif bila klien melakukan kegiatan tersebut

7.    Tetapkan batasan yang kontrukstif terhadap tingkah laku yang negatif

8.    Lakukan pendekatan yang konsisten oleh seluruh anggota tim kesehatan

9.    Pertahankan komunikasi terbuka dan membagi persepsi di antara anggota tim kesehatan

10.  Kuatkan perilaku pengendalian diri dan perilaku positif lainnya

TUK 3 :

Klien dapat mengungkapakan perasaanya

Tindakan Keperawatan

1.    Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya

2.    Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan keinginannya, perasaan dan pikiran dengan

menggunakan teknik komunikasi fokusing (dengan tujuan membantu isi pembicaraan pada

tujuan yang ditetapkan)

3.    Berikan respon empati dan menerima klien

4.    Bantu klien menurunkan tingkat kecemasannya

TUK 4 :

Klien dapat menentukan cara penyelesaian masalah (koping) yang konstruktif

Tindakan Keperawatan

1.    Identifikasi bersama klien cara yang biasa digunakan untuk mengatasi perasaan marah,

kesal, atau sesuatu yang tidak menyenangkan

2.    Diskusikan manfaat dari cara yang telah digunakan

3.    Diskusikan tentang alternatif cara untuk mengatasi perasaan yang tidak menyenangkan

4.    Beri motivasi klien agar memilih cara penyeleaian masalah yang tepat serta diskusikan

konsekkuensi dari cara yang dipilih

5.    Anjurkan klien untuk mencoba cara tersebut

TUK 5 :

Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol alam perasaannya

Tindakan keperawatan

1.    Diskusikan dengan keluarga tentang keadaan klien

2.    Bantu keluarga untuk memberikan asuhan yang tepat

3.    Bantu keluarga untuk merencaranankan kegiatan yang sesuai dengan keadaan klien

TUK 6 :  

Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik untuk mengontrol perilaku mania

Tindakan Keperawatan

1.    Diskusikan dengan klien tentang obat untuk (dosis, frekuensi dan manfaat obat) untuk

mengontrol perilaku mania.

2.    Bantu klien untuk memastikan klien telah minum obat teratur untuk mengontrol perilaku

mania (dengan prinsip 5 benar : benar dosis, waktu, pasien, cara pemberian, dan obat).

3.    Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaan setelah minum obat.