TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I...

62
TUGAS INDIVIDU PATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 1

Transcript of TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I...

Page 1: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

TUGAS INDIVIDUPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN

O S T E O S A R C O M A

oleh :

N U R U L A R I F A H010710361 B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

2008-2009

1

Page 2: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah YME karena atas rahmat dan hidayah-Nya saya selaku penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah Patofisiologi Keperawatan dengan tema “Osteosarcoma” sebagai tugas individu dalam semester gasal ini.

Tidak lupa ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya makalah ini. Khususnya kepada Bapak Joni Haryanto, S.Kp., MS selaku dosen yang membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah ini disusun dari berbagai sumber reverensi yang relevan, baik buku-buku diktat kedokteran dan keperawatan, jurnal diatas tahun 2000, artikel-artikel nasional dan internasional dari internet dan lain sebagainya. Semoga saja makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri khususnya maupun bagi para pembaca pada umumnya.

Tentu saja sebagai manusia, penulis tidak dapat terlepas dari kesalahan. Dan penulis menyadari makalah yang dibuat ini jauh dari sempurna. Karena itu penulis merasa perlu untuk meminta maaf jika ada sesuatu yang dirasa kurang.

Penulis mengharapkan masukan baik berupa saran maupun kritikan demi perbaikan yang selalu perlu untuk dilakukan agar kesalahan - kesalahan dapat diperbaiki di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Penulis

2

Page 3: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………………………01

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………..02

Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………03

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….041.2 Permasalahan………………………………………………………………………………051.3 Tujuan………………………………………………………………………………………..06 1.4 Manfaat………………………………………………………………………………………06

Bab II Tinjauan Kasus

2.1 Definisi Kasus……………………………………………………………………………..072.2 Etiologi……………………………………………………………………………………….082.3 Epidemiologi……………………………………………………………………………….092.4 Patologi………………………………………………………………………………………092.5 Manifestasi Klinis…………………………………………………………………………102.6 Penatalaksanaan…………………………………………………………………………11

Bab III Konsep Keperawatan

3

Page 4: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

3.1 Definisi Keperawatan…………………………………………………………………..203.2 Konsep dan Teori Keperawatan…………………………………………………….203.3 Paradigma Keperawatan………………………………………………………………223.4 Proses Keperawatan…………………………………………………………………….24

Bab IV Web of Causion……………………………………………………………………………….29

Bab V Diagnosa Keperawatan………………………………………………………………………30

Bab VI Penutup

6.1 Simpulan…………………………………………………………………………………….406.2 Saran………………………………………………………………………………………...40

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………...41

Lampiran.......................................................................................................43

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Osteosarkoma adalah penyakit kuno yang masih belum lengkap (sulit) dipahami. Istilah "sarcoma" diperkenalkan oleh ahli bedah Inggris John Abernathy pada 1804 dan ini berasal dari akar Yunani yang berarti "gemuk/pembesaran." Pada 1805, ahli bedah Perancis Alexis Boyer (ahli bedah pribadi untuk Napoleon) pertama menggunakan istilah "osteosarcoma." Boyer menyadari bahwa osteosarkoma adalah

4

Page 5: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

berbeda dari entitas lainnya lesions tulang, seperti osteochondromas (exostoses).

Bukti lebih lanjut mengenai pemikiran dan investigasi mengenai penyakit ini ditemukan oleh pertengahan 1800an. Peltier mencatat pada tahun 1847, Baron yang menunjukkan kepada Guillaume Dupuytren pengetahuan tentang patologik secara garis besar Tampilan osteosarkoma ketika dia menulis berikut:

"Osteosarkoma, yang benar adalah pemerosotan dari kanker tulang, manifesnya sendiri dalam bentuk putih kemerah-merahan atau massa, lardaceous dalam tahap dari penyakit; tetapi tampak di lain waktu, poin dari kelemahan, masalah cerebriform, extravasating darah, dan berwarna putih atau cairan dari viscid konsistensi dalam interior."Osteosarkoma harus dibedakan dengan kondrosarkoma dan

fibrosarkoma, di mana juga terjadi pada tulang. Ostesarkoma memiliki sifat khas berupa, perjalanan klinisnya yang agresif dan mempuyai prognosis yang jelek.

Osteosarcoma sangat langka di kalangan anak-anak (0,5 juta per kasus per tahun pada anak-anak <y 5). Namun, insiden yang terus meningkat dengan umur, semakin meningkat secara dramatis di masa remaja, sesuai dengan pertumbuhan remaja yang cepat.

Dari data yang ada, disebutkan bahwa di Amerika Serikat, akibat osteosarkoma adalah 400 kasus per tahun (4,8 juta per penduduk <20 y). keseluruhan 5 tahun untuk menilai kelangsungan hidup pasien didiagnosis antara 1974 dan 1994 adalah 63% (59% untuk laki-laki, 70% untuk perempuan). Insiden ini sedikit lebih tinggi pada kulit hitam daripada kulit putih.

Osteosarkoma adalah kematian bentuk kanker musculoskeletal yang paling sering menyebabkan pasien mati dari penyakit metastatik berkenaan dengan paru-paru. Kebanyakan osteosarkoma muncul sebagai kurungan lesions yang cepat berkembang dalam bidang tulang panjang. Ada 3 daerah-daerah terpencil adalah tulang paha, yang

5

Page 6: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

proximal tulang kering, dan proximal humerus, tetapi hampir setiap tulang dapat terpengaruh.

Tidak semua osteosarkoma timbul dalam kurungan sama, karena beberapa bagian dapat menjadi nyata dalam jangka waktu sekitar 6 bulan (sinkronis osteosarcoma), atau beberapa bagian dapat dicatat selama lebih dari 6 bulan (metachronous osteosarcoma). Hal itu tersebut adalah jelas multifocal osteosarcoma langka, tetapi ketika terjadi, ia cenderung pada pasien muda kurang dari 10 tahun.

Kasus-kasus klasik atau primer yang meliputi 75% osteosarkoma. Osteosarkoma dapat pula timbul secara sekunder pada tulang yang menjadi tempat kelainan yang sudah ada terlebih dahulu. Dalam kategori ini, kelainan yang paling sering mempengaruhinya yaitu penyakit Paget.

Osteosarkoma yang merupakan penyulit dan penyakit Paget, sering muncul pada tulang-tulang pipih yang memiliki lesi “pagetik”; terjadi pada usia diatas 50 tahun dan sangat agresif. Hanya beberapa penderita dapat bertahan hidup lebih dari 2 tahun.

1.2 Permasalahan

1. Apakah yang dimaksud dengan Osteosarcoma ?2. Bagaimanakah etiologi, epidemologi, patologi, manifestasi klinis,

dan penatalaksanaan dari Osteosarcoma itu ?3. Bagaimanakah bagan Web of Causion (WOC) dari Osteosarcoma ?4. Bagaimanakah relevansi antara konsep keperawatan bila

dihubungkan dengan kasus Osteosarcoma ?5. Bagaimanakah diagnosa keperawatan yang dapat dilakukan pada

kasus Osteosarcoma ?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan definisi mengenai kasus Osteosarcoma

6

Page 7: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

2. Menjelaskan etiologi, epidemologi, patologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan dari Osteosarcoma

3. Menggambarkan bagan Web of Causion (WOC) dari kasus Osteosarcoma

4. Menjelaskan hubungan konsep keperawatan dan kasus Osteosarcoma

5. Menjelaskan diagnosa keperawatan yang dilakukan pada kasus Osteosarcoma

1.4 Manfaat

1. Menambah wawasan pengetahuan mengenai kasus Osteosarcoma

2. Menambah wawasan pengetahuan mengenai penerapan konsep keperawatan pada kasus Osteosarcoma

3. Menambah wawasan pengetahuan mengenai penerapan diagnosa keperawatan pada kasus Osteosarcoma

BAB IITINJAUAN KASUS

2.1 Definisi Kasus

7

Page 8: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Meskipun kebanyakan orang mungkin berpikir tulang adalah keras atau bagian "mati," namun, tulang adalah bagian yang kompleks, jaringan hidup. Seperti semua jaringan lain dari tubuh, ia mengandung sel hidup. Itu adalah sarcoma yang menyerang bagian tulang. Sarcoma adalah tumor ganas (kanker) yang punya potensi menyebar. Osteosarkoma bukan penyakit turunan. Gen memang ikut berperan. Tapi, porsinya hanya 3 persen.

Osteosarkoma merupakan penyakit yang sel kankernya (ganas) ditemukan di tulang. Ini adalah yang paling umum dari jenis kanker tulang. Osteosarkoma paling sering terjadi di remaja dan dewasa muda. Kanker ini sebagian besar menyerang remaja pria yg sering mengkonsumsi obat penambah tinggi badan. anak laki-laki yang memiliki tinggi diatas rata-rata memiliki potensi yang lebih besar untuk itu. Pada anak-anak dan remaja, tumor paling sering muncul di sekitar tulang lutut. Gejala-gejala dan kesempatan untuk pemulihan pada anak-anak dan remaja yang muncul akan tampak sama.

Setelah osteosarkoma telah pertama ditemukan, tes lain dapat dilakukan untuk mengetahui apakah kanker sel telah menyebar ke bagian tubuh yang lain. Hal ini disebut pementasan. Saat ini, tidak ada sistem untuk pementasan osteosarkoma. Tetapi, kebanyakan pasien dikelompokkan tergantung pada apakah kanker hanya ditemukan di satu bagian tubuh (diterjemahkan penyakit) atau apakah kanker telah menyebar dari satu bagian tubuh lain (metastatic penyakit) sehingga akan berpengaruh terhadapa rawatan penyakit. Berikut ini adalah kelompok yang digunakan untuk osteosarkoma:

Local osteosarcoma

Kanker sel belum tersebar di luar tulang atau dekat jaringan di mana kanker berasal.

Metastatic osteosarcoma

Kanker sel telah menyebar dari tulang yang kanker berasal ke bagian tubuh yang lain. Kanker yang paling sering menyebar ke paru-paru. Mungkin juga menyebar ke tulang lain. Tentang satu

8

Page 9: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

di lima pasien dengan osteosarkoma dengan kanker yang telah metastasized pada saat itu dapat terdiagnosa. Dalam multifocal osteosarkoma, tumor muncul dalam 2 atau lebih tulang, tetapi belum menyebar ke paru-paru.

Metastatic penyakit di diagnosa

Penyakit Metastatic adalah kanker yang telah menyebar dari tempat di mana ia mulai bagian tubuh yang lain. Bila kanker telah menyebar ke paru-paru, masa adalah lebih baik jika kanker adalah satu-satunya di paru-paru dan di tempat-tempat lebih sedikit di paru-paru. Untuk kanker yang telah menyebar ke tulang, ramalannya adalah lebih baik jika tumor adalah semua tulang yang sama.

Berulang

Penyakit berulang berarti kanker telah datang kembali (recurred) setelah itu telah dirawat. Hal itu dapat datang kembali dalam jaringan dimana pertama kali atau mungkin datang kembali di bagian lain dari tubuh. Osteosarkoma paling sering terjadi dalam paru-paru. Ketika osteosarkoma ditemukan, biasanya dalam waktu 2 sampai 3 tahun setelah perawatan selesai. Nanti kambuh lagi adalah mungkin terjadi, tetapi langka.

2.2 Etiologi

Penyebab tumor ini hampir semua keganasan yang lain, masih merupakan teka-teki yang belum terpecahkan. Radiasi dan virus onkogenik, yang telah terlihat dalam terjadinya keganasan yang lain, telah dianggap sebagai agen penyebab.

Beberapa faktor etiologik telah diindentifikasi pada osteosarkoma orang dewasa yang lebih jarang terjadi, tetapi hanya sedikit kasus saja. Osteosarkoma epidemik dilaporkan pada pelukis lempeng jam radium disebabkan oleh penumpukan radioaktif jam radium didalam tulang (lihat Bab 18), Thorotrast-dulu menggunakan bahan kontras radiografik

9

Page 10: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

yang mengandung radioaktif thorium dioxide erat hubungannya dengan timbulnya osteosarkoma seperti pada neoplasma hati.

Selain itu, juga terdapat faktor kecenderungan genetik. Osteosarkoma pada masa kanak-kanak mungkin sekali memiliki dasar genetik, meskipun tak seorangpun pernah menemukannya. Mungkin kelainan genetik pada kromosom 13 dapat menyebabkan osteosarkoma pada kelompok pasien ini. Terjadi dysplasia tulang, termasuk penyakit Paget, dysplasia fibrosa, enchondromatosis, dan turun temurun beberapa exostoses dan retinoblastoma (kuman-garis bentuk) adalah faktor risiko. Kombinasi konstitusional mutasi genetik dari RB (germline retinoblastoma) dan terapi radiasi dikaitkan dengan risiko tinggi terutama pengembangan osteosarkoma, Li-Fraumeni Sindrom (mutasi germline p53), dan Rothmund-Thomson Sindrom (autosomal yang terdesak asosiasi dari bawaan cacat tulang , dysplasia rambut dan kulit, hypogonadism, dan katarak).

2.3 Epidemologi

Osteosarkoma merupakan 20% dari seluruh kanker tulang ganas yang dapat terjadi di mana-mana dari tulang, biasanya di luar batas yang paling dekat metaphyseal pertumbuhan tulang piring. Yang paling sering terjadi adalah pada tulang paha (42%, 75% dari yang terpencil di tulang paha), tulang kering (19%, 80% dari yang di proximal tulang kering), dan humerus (10%, 90% dari yang di yang proximal humerus). Lokasi lain yang signifikan adalah tengkorak dan rahang (8%) dan panggul (8%). Dan lebih dari 50% kasus terjadi pada daerah lutut.

2.4 Patologi

Osteosarkoma paling sering terjadi pada rongga medular daerah metafisis tulang panjang. Ujung bawah femar, bagian atas tibia, dan bagian atas humerus adalah tempat yang paling sering terkena.

10

Page 11: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Osteosarkoma jarang terjadi di periosteum (osteosarkoma periosteal) atau pada permukaan luar (osteosarkoma parosteal).

Secara makrokopis, osteosarkoma tampak sebagai massa lunak dengan daerah nekrosis dan pendarahan. Dapat ditemukan pembentukan tulang dan kartilago. Tulang yang terkena membesar akibat adanya tumor, yang dapat menginfitrasi rongga medulla dan jaringan lunak di luar tulang. Secara radiologist, osteosarkoma tampak sebagai lesi-lesi destruktif irregular. Derajat kalsifikasi menentukan radioopasitas.

Osteosarkoma merupakan neoplasma agresif yang menginfitrasi secara luas. Metastasis hematogen, paling sering pada paru, terjadi secara dini. Jarang terjadi metastasis limfatik dan tumor pada kelenjar limfe.

Secara mikrokopis, osteosarkoma tersusun dari osteoblas ganas disertai anaplasia dan laju mitonik yang tinggi. Berdasarkan derajat anaplasia, osteosarkoma diklasifikasikan menjadi derajat I-III; pasien tumor derajat I memiliki daya tahan hidup lebih lama

Osteoid dalam jumlah yang bervariasi dihasilkan oleh sel-sel tumor dan dapat mengalami kalsifikasi (tumor tulang). Adanya osteoid pada tumor tulang ganas menegakkan diagnosis osteosarkoma. Pembentukan kartilago juga sering terjadi dan dapat luas (osteosarkoma kondroblastik). Pada beberapa kasus, dapat terlihat banyak sel raksasa. Pada kasus lain, ruang vascular kavernosa mendominasi gambaran histologik (osteosarkoma teleangiektatik).

2.5 Manifestasi Klinis

Adapun gejala atau tanda yang ditimbulkan yang paling umum gejala osteosarkoma adalah rasa sakit dan bengkak di kaki atau lengan. Hal ini paling sering terjadi di lagi tulang dari tubuh - seperti di atas atau di bawah lutut atau di lengan atas dekat bahu. Sakit mungkin buruk selama bergerak atau di malam hari, dan benjol atau bengkak dapat mengembangkan di kawasan hingga beberapa minggu setelah

11

Page 12: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

mulai sakit. Sakit yang berlebihan dapat membangunkan di malam hari atau sakit saat istirahat menjadi perhatian khusus. Dalam beberapa kasus, pertama tanda penyakit itu yang rusak lengan atau kaki, karena kanker telah melemahkan tulang untuk membuatnya rentan untuk istirahat.

Pada kasus ini, resiko osteosarkoma paling sering dilihat pada remaja anak laki-laki, dan bukti-bukti menunjukkan bahwa remaja yang tinggi daripada rata-rata memiliki risiko tambahan untuk mengembangkan penyakit. Anak-anak yang telah mewarisi salah satu langka sindrom kanker juga berada di risiko tinggi untuk osteosarkoma. Sindrom ini termasuk retinoblastoma (tumor jahat yang yang berkembang di retina, biasanya pada anak-anak berusia di bawah umur 2) dan Li-Fraumeni Sindrom (jenis mewarisi mutasi genetik). Karena terhubungan ke radiasi lain, dapat memicu DNA mutasi, anak-anak yang telah menerima perawatan radiasi untuk episode sebelum kanker juga meningkat di risiko untuk osteosarkoma.

2.6 Penatalaksanaan

2.6.1 Jenis PerawatanBerbagai jenis perawatan tersedia untuk pasien dengan

osteosarkoma. Beberapa perawatan yang standar (yang saat ini digunakan terapi), dan beberapa sedang diuji dalam uji klinis. Perawatan klinis dalam percobaan adalah penelitian studi yang dimaksudkan untuk membantu meningkatkan perawatan saat ini atau memperoleh informasi tentang perawatan baru untuk pasien dengan kanker. Ketika uji klinis menunjukkan bahwa perlakuan yang baru lebih baik dari standar perawatan, pengobatan baru yang dapat menjadi standar perawatan.

Jika diduga bahwa masalah adalah osteosarkoma, sebelum pertama biopsi, penderita dapat merekomendasikan dokter spesialis yang disebut pembedah tulang ahli onkologi.

12

Page 13: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

1. Perawatan StandarTiga jenis perawatan standar yang digunakan:

Bedah (mengambil yang kanker dalam suatu operasi). Kemoterapi (menggunakan obat untuk membunuh

kanker sel). Terapi radiasi (menggunakan tinggi dosis x-ray untuk

membunuh sel kanker). Selain standar terapi ini, perawatan yang disebut perawatan

biologis terapi sedang diuji untuk lokal dan metastatic osteosarcoma. Terapi biologis adalah perawatan yang menggunakan sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan kanker. Zat yang dibuat oleh badan atau dilakukan di laboratorium yang digunakan untuk meningkatkan, langsung, atau mengembalikan perlawanan alami tubuh terhadap kanker. Jenis kanker ini perawatannya disebut biotherapy atau immunotherapy.

A. BEDAHPerawatan bedah untuk osteosarkoma terdiri dari amputasi baik

atau operasi penyelamatan anggota badan. Saat ini, kebanyakan remaja dengan kasus osteosarkoma lengan atau kaki dapat ditangani dengan operasi penyelamatan anggota badan daripada amputasi. Dalam operasi penyelamatan anggota badan, tulang dan otot yang dipengaruhi oleh osteosarkoma disingkirkan, meninggalkan kesenjangan di tulang yang baik yang diisi oleh tulang cantum (biasanya dari tulang bank) atau lebih sering logam bagian badan khusus. Ini dapat tepat dicocokkan dengan ukuran yang cacat tulang. Risiko infeksi lebih tinggi dan patah tulang dengan tulang bank ini dan oleh karena itu penggantinya logam prostheses lebih umum digunakan untuk rekonstruksi dari tulang setelah pengangkatan tumor.

Jika kanker telah menyebar ke saraf dan pembuluh darah sekitar tumor aslinya pada tulang, amputasi (mengeluarkan bagian dari anggota badan bersama osteosarcoma) seringkali satu-satunya pilihan.

13

Page 14: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Ketika osteosarkoma telah menyebar ke paru-paru atau tempat lain, pembedahan mungkin juga dilakukan untuk menghapus tumor ini di lokasi yang jauh tersebut.

Semua pasien dengan osteosarkoma harus operasi untuk menghapus tumor, jika memungkinkan. Dokter mungkin hanya menghapus beberapa kanker dan bagian yang sehat dari jaringan di sekitar kanker. Ketika Tumor adalah dalam berat tulang, tulang harus dilindungi selama kegiatan untuk menghindari fraktur. Kadang-kadang semua atau sebagian dari lengan atau kaki mungkin akan dibuang (diamputasi) untuk memastikan bahwa semua yang diambil dengan kanker. Jika kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, kelenjar getah bening yang akan dihilangkan (getah bening node pemotongan).

Pada pasien dengan osteosarkoma yang belum tersebar di luar tulang, peneliti menemukan tidak adanya perbedaan dalam keseluruhan hidup apakah pasien memiliki anggota badan-hemat operasi atau apakah mereka telah melakukan operasi dengan amputasi. Bila kanker dapat dibawa keluar tanpa amputasi, perangkat buatan atau tulang dari tempat-tempat lain di dalam tubuh dapat digunakan untuk menggantikan tulang yang telah dibuang. Proses pembangunan kembali (kembali) merupakan bagian dari tubuh diubah dengan operasi sebelumnya disebut rekonstruksi operasi. Pilihan untuk rekonstruksi di operasi dengan pasien osteosarkoma tergantung pada banyak faktor, termasuk di mana letak tumor, bagaimana besarnya, usia pasien, dan lain sebagainya.

B. KEMOTERAPI

14

Page 15: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Kemoterapi biasanya diberikan baik sebelum maupun setelah operasi. Ia menghilangkan kantong kecil dari sel kanker di tubuh, bahkan yang terlalu kecil untuk tampil saat scan medis. Seseorang dengan osteosarkoma diberi obat kemoterapi intravena (melalui pembuluh darah) atau secara oral (dengan mulut). Obat memasuki aliran darah dan bekerja untuk membunuh kanker di bagian tubuh di mana penyakit telah menyebar, seperti paru-paru atau organ lain.

Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi dapat dilakukan dengan pil atau dimasukkan ke dalam tubuh dengan jarum lewat pembuluh darah atau otot. Kemoterapi disebut perawatan sistemik karena obat memasuki aliran darah, perjalanan melalui tubuh, dan dapat membunuh sel kanker di seluruh tubuh. Kemoterapi dengan lebih dari satu obat disebut kemoterapi kombinasi.

Kadang-kadang kemoterapi adalah menyuntikkan langsung ke dalam wilayah dimana ditemukan kanker (kemoterapi daerah). Dalam osteosarkoma, operasi ini sering digunakan untuk menghapus lokal tumor kemoterapi dan kemudian diberikan untuk membunuh semua sel kanker yang tetap dalam tubuh. Kemoterapi diberikan setelah operasi dalam penghapusan kanker yang disebut kemoterapi pembantu. Kemoterapi juga dapat diberikan sebelum operasi yang mengecilkan kanker sehingga dapat dihapus selama operasi; ini disebut neoadjuvant kemoterapi.

15

Page 16: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Neoadjuvant kemoterapi Kebanyakan perawatan osteosarkoma menggunakan

protokol untuk periode awal selama sistemik kemoterapi sebelum reseksif definitif dari dasar tumor (reseksi dari metastases untuk pasien dengan penyakit metastatik). Patolog yang menilai nekrosis di tumor yang terdeteksi. Pasien dengan lebih besar atau sama dengan 90% nekrosis di dasar tumor setelah induksi kemoterapi memiliki prognosa lebih baik dibandingkan dengan kurang nekrosis. Pasien dengan nekrosis kurang (<90%) di dasar Tumor berikut awal kemoterapi memiliki pengulangan lebih tinggi dalam 2 tahun pertama dibandingkan dengan pasien yang lebih baik dengan jumlah kebekuan (≥ 90%). Foto Modalitas seperti dinamis resonan magnetik imaging mungkin bisa noninvasive menawarkan metode untuk menilai nekrosis. Kurang nekrosis tidak boleh diartikan dengan arti yang telah kemoterapi tidak efektif; tarif untuk menyembuhkan pasien dengan sedikit atau tidak kebekuan berikut induksi kemoterapi jauh lebih tinggi dibandingkan harga obat untuk pasien yang tidak menerima kemoterapi.

Rawatan osteosarkoma termasuk kemoterapi (penggunaan obat medis untuk membunuh sel kanker dan bersembunyi di kanker) diikuti oleh operasi (untuk menghapus sel kanker atau Tumor) dan kemudian kemoterapi lebih lanjut (untuk membunuh semua sisa sel kanker dan meminimalkan kesempatan dari kanker datang kembali). Bedah sering dapat secara efektif menghapus kanker tulang, sementara kemoterapi dapat membantu menghilangkan sisa sel kanker di tubuh.

C. TERAPI RADIASI

Menggunakan terapi radiasi x-ray atau energi sinar yang tinggi lainnya untuk membunuh sel kanker dan Tumor yang bersembunyi. Radiasi untuk osteosarcoma umumnya berasal dari mesin di luar tubuh (eksternal terapi radiasi).

16

Page 17: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

2. Perawatan dalam percobaan klinis

Untuk beberapa pasien, mengambil bagian dalam percobaan klinis mungkin merupakan pilihan terbaik dalam perawatan. Percobaan klinis adalah bagian dari proses penelitian kanker. Uji klinis dilakukan untuk mengetahui apakah pengobatan kanker yang baru itu aman dan efektif atau lebih baik dari standar perawatan.

Banyak dari hari ini standar perawatan untuk kanker didasarkan pada awal uji klinis. Pasien yang mengambil bagian dalam percobaan klinis mungkin menerima perlakuan standar atau termasuk orang-orang yang pertama untuk menerima perlakuan yang baru.

Pasien yang mengambil bagian dalam uji klinis juga membantu meningkatkan cara dalam penanganan kanker di masa depan. Bahkan bila uji klinis tidak efektif untuk memimpin perawatan baru, mereka sering menjawab pertanyaan penting dan membantu penelitian berkembang.

Beberapa uji klinis hanya mencakup pasien yang belum menerima perlakuan. Lain, tes uji coba untuk perawatan pasien kanker yang belum pulih dengan lebih baik. Ada juga tes uji klinis cara baru untuk berhenti dari kanker berulang (datang kembali) atau mengurangi efek samping dari pengobatan kanker.

Uji klinis ada di banyak negara bagian. Dalam daftar berikut perawatan untuk berbagai tahapan, link ke hasil pencarian untuk saat ini adalah termasuk uji klinis untuk masing-masing bagian. Untuk beberapa jenis kanker atau tahap, mungkin tidak ada apapun yang tercantum didalamnya.

3. Perawatan Baru

Perawatan tengah dikembangkan dengan penelitian obat kemoterapi baru. Penelitian lain juga difokuskan pada peran faktor pertumbuhan tertentu mungkin berperan di pengembangan osteosarkoma. Penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan obat baru untuk memperlambat pertumbuhan faktor tersebut sebagai

17

Page 18: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

cara untuk merawat kanker. Untuk osteosarkoma yang tidak dapat dihilangkan dengan operasi, studi yang saat ini sedang berlangsung untuk menguji perawatan yang baru menggunakan kombinasi kemoterapi dan lokalisasi, radiasi dosis tinggi.

2.6.2 Prosedur Diagnostik

Biopsi-Biopsi harus dilakukan oleh ahli bedah tulang Definitif resection Reseksi dari dasar luka dan apapun berkenaan dengan

metastases paru-paru adalah penting untuk disembuhkan. Reseksi ini harus dilakukan dengan pembedahan tulang (dasar

luka) dan yang berkenaan dengan bedah dada (tebece paru metastases).

Praoperasi (neoadjuvant) kemoterapi sering perlu bantuan ahli bedah melakukan reseksi dengan penyusutan tumor serta memungkinkan penilaian histopathologic tumor secara responsif, yang utama untuk memperkirakan hasil.

Untuk mendiagnosa osteosarkoma, tenaga kesehatan mungkin akan melakukan ujian fisik, memperoleh lebih detil sejarah medis, dan ketertiban X-ray untuk mendeteksi perubahan dalam struktur tulang. Tenaga kesehatan mungkin juga memerintahkan resolusi magnetik (MRI) scan daerah yang terjangkit, dan akan menemukan daerah yang terbaik untuk biopsi dan menunjukkan apakah osteosarkoma telah menyebar dari tulang dekat ke otot dan lemak. Tenaga kesehatan juga akan biopsi tulang untuk mendapatkan sampel dari tumor untuk pemeriksaan di laboratorium. Ini adalah pembedahan tulang yang terbaik yang dilakukan oleh ahli bedah berpengalaman dalam perawatan dari osteosarkoma (pembedah tulang ahli onkologi).

Kadang-kadang juga biopsi jarum, dengan panjang rongga jarum untuk mengambil sampel dari tumor. Obat bius lokal yang biasanya digunakan di daerah yang sedang dibiopsi. Alternatif lain, mungkin

18

Page 19: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

menawarkan biopsi yang terbuka, di mana bagian dari tumor akan dihapus dalam ruang operasi oleh ahli bedah sedangkan pasien di bawah kontrol obat bius.

Jika diagnosa osteosarkoma terjadi, tenaga kesehatan akan memesan CT scan tulang dada, kadang-kadang, studi MRI tambahan. Ini akan ditampilkan jika kanker telah menyebar ke mana-mana bagian tubuh yang melebihi tumor asli. Tes Ini akan diulang setelah pengobatan dimulai untuk menentukan seberapa baik itu bekerja dan apakah kanker terus menyebar.

2.6.3 Efek samping Jangka pendek dan Jangka Panjang

Beberapa perawatan kanker menyebabkan efek samping yang terus muncul atau tahunan setelah perawatan kanker telah berakhir. Ini disebut efek akhir. Efek akhir dari pengobatan kanker mungkin termasuk masalah fisik, perubahan dalam suasana hati, perasaan, berpikir, belajar atau memori, dan memiliki kedua kanker (jenis kanker baru). Beberapa efek akhir dapat diobati atau dikontrol.

Amputasi memiliki efek samping jangka pendek dan jangka panjang. Lamanya minimal 3 sampai 6 bulan hingga satu orang belajar menggunakan bagian badan buatan/palsu (lengan atau kaki), dan ini hanya awal jangka panjang psikologis dan rehabilitasi sosial.

Dengan operasi penyelamatan anggota badan, satu biasanya dimulai pada lipatan lutut atau bagian tubuh yang terkena dampak dengan segera. gerakan pasif yg terus menerus (BPS) mesin, yang terus menerus merekatkan dan memperkuat lutut yang dapat digunakan untuk meningkatkan gerakan untuk tumor di sekitar lutut. Terapi fisik dan rehabilitasi untuk 6 hingga 12 bulan berikut operasi biasanya memungkinkan anak untuk berjalan pada awalnya dengan berjalan kaki atau alat bantu topang dan kemudian tanpa perangkat.

Awal komplikasi setelah operasi termasuk infeksi dapat memperlambat penyembuhan dari luka bedah, dan logam yg berhubung dengan bagian badan perangkat atau bank tulang mungkin

19

Page 20: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

perlu diganti dalam jangka panjang. mungkin masalah yang terlambat lainnya termasuk patah tulang dari bank atau kegagalan bank untuk menyembuhkan tulang untuk anak tulang, yang mungkin lebih memerlukan pembedahan.

Banyak dari obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi juga membawa risiko baik masalah jangka pendek dan jangka panjang. Efek jangka pendek termasuk anemia, pendarahan yang tidak normal, dan peningkatan risiko infeksi karena kerusakan pada tulang sumsum, serta kerusakan ginjal dan penyimpangan haid. Beberapa obat membawa risiko radang kandung kemih dan pendarahan ke dalam air kencing, gangguan pendengaran, dan kerusakan hati Lainnya dapat menyebabkan masalah jantung dan kulit. Tahun-tahun setelah kemoterapi untuk osteosarkoma, pasien memiliki peningkatan risiko kanker lainnya yang berkembang.

2.6.4 Kesempatan Sembuh

Hasil penelitian terakhir kesempatan sembuh antara 60% - 80% untuk penderita yang kankernya belum menyebar

Studi baru-baru ini telah dilaporkan bahwa tingkat kelangsungan hidup dari 60% menjadi 80% adalah memungkinkan untuk osteosarkoma yang belum tersebar di luar tumor, tergantung pada keberhasilan kemoterapi.

Osteosarkoma yang telah tersebar tidak dapat selalu diobati dengan berhasil. Selain itu, seseorang yang osteosarkoma terletak di lengan atau kaki umumnya memiliki lebih dari satu prognosa penyakit yang melibatkan tulang rusuk, bahu, punggung, atau tulang panggul.

Masa (kesempatan pemulihan) sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebelum dan setelah perawatan. Masa dari saat osteosarkoma diobati tergantung pada berikut:

Lokasi yang bengkak Ukuran yang bengkak

20

Page 21: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Tahapan dari kanker (apakah yang tersebar di mana ia mulai dari tempat lain ke dalam tubuh)

Usia pasien Hasil tes darah dan tes lainnya Jenis Tumor (berdasarkan bagaimana melihat sel kanker di

bawah mikroskop)Setelah osteosarkoma diolah, prognosis juga tergantung pada

berikut: Berapa banyak yang dibunuh oleh kanker kemoterapi;

dan / atau Berapa banyak dari tumor telah diambil oleh operasi.

Perlakuan perawatan tergantung pada pilihan berikut: Lokasi yang bengkak Tahapan dari kanker Apakah kanker recurred (kembali) setelah perawatan Usia dan kesehatan umum pasien

21

Page 22: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

BAB IIIKONSEP KEPERAWATAN

3.1 Definisi Keperawatan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biologi-psikologi-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga, masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Lokakarya Nasional, 1983).

Bila menilik kasus osteosarkoma, maka definisi yang diungkapkan Virginia Henderson (Fourteen Basic needs, 1960) berikut ini menjadi lebih sesuai:

“Fungsi yang unik dari perawat adalah membantu individu sehat ataupun sakit untuk menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang dimilikinya sehingga individu tersebut mampu melaksanakan aktivitas sehari – harinya, sembuh dari penyakit atau meninggal dengan tenang.”Namun, secara keseluruhan, keperawatan juga merupakan

serangkaian kegiatan yang bersifat terapeutik atau kegiatan praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap kesehatan (Susan, 1994 : 80). Dimana, keperawatan harus dilakukan secara holistic (menyeluruh) dan humanistik.

22

Page 23: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

3.2 Konsep dan Teori Keperawatan

Konsep merupakan suatu abstraksi yang dibentuk atau ditarik melalui generalisasi dari sesuatu yang spesifik, sedangkan teori merupakan set hubungan konsep-konsep, proporsi yang menggambarkan pandangan sistematis terhadap suatu fenomena dengan merinci (specifying) hubungan antar konsep yang bertujuan untuk menjelaskan dan prediksi fenomena.

Konsep dan teori keperawatan itu sendiri berfungsi sebagai tolok ukur kita dalam meningkatkan mutu dan kualitas di bidang keperawatan.

Konsep keperawatan meliputi empat faktor yaitu human (individu), environment (masyarakat), kesehatan (sehat-sakit) serta keperawatan. Dimana, disempurnakan dengan karakteristik teori keperawatan yang merupakan hubungan konsep-konsep keperawatan itu sendiri. Empat faktor dari konsep keperawatan tersebut adalah :

1) Manusia/ IndividuManusia adalah organisme yang hidup dalam keseimbangan yang tidak stabil (meliputi: biologi-psikologi-sosial-spiritual-kultural)

2) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar indiviu. Manusia berada dan ikut menentukan kondisi lingkungan yang penuh dengan penyebab stressor.

3)KesehatanMenurut WHO, sehat berarti keadaan yang sempurna baik fisik, mental, dan social, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sedangkan menurut Undang – Undang No. 23 1992, sehat berarti keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

4) Keperawatan

23

Page 24: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Keperawatan ialah perkembangan sistematik dari keperawatan menuju kepada keperawatan sebagai profesi, bermula dari pandangan dan pernyataan dari Florence Nightingale yang mempunyai visi yang sangat maju tentang keperawatan.

Bila dikaitkan dengan kasus osteosarkoma yang terjadi, hemat kami, konsep dan teori keperawatan yang hampir sesuai adalah pernyataan tokoh di bawah ini:

1)Ernestine Wiedenbach (1964)Perhatian utamanya adalah kepada aspek kiat atau aspek

praktik dari keperawatan. Menurut Wiedenbach keperawatan klinik (clinical nursing) mempunyai empat komponen, yaitu filasafat (Philosophy), kemanfaatan/ kegunaan (purpose), praktik, dan kiat (art). Pandangan ini yang melandasi pendapatnya bahwa pada praktik keperawatan terdapat tiga komponen, yaitu:a) Mengidentifikasi kebutuhan klien/ pasien;b) Melaksanakan bantuan yang diperlukan; danc) Mengevaluasi dan menyatakan (mensahkan) bahwa bantuan

yang diberikan memang bermanfaat.Teori keperawatan ini kemudian dikenal sebagai “ the helping art of clinical nursing”.

2)Dorothea E. Orem (1971)Orem melihat individu sebagai suatu kesatuan utuh yang

terdiri atas suatu yang bersifat fisik, psikologik dan social, dengan derajat kemampuan mengasuh diri sendiri (self care ability) yang berbeda – beda. Berdasarkan pandangan ini, ia berpendapat bahwa kegiatan atau tindakan keperawatan ditujukan kepada upaya memacu kemampuan mengasuh diri sendiri. Ia menyatakan bahwa teorinya, yaitu “self-caredeficit theory of nursing” merupakan teori umum (general theory).

Pada teori ini, ia menggambarkan kapan keperawatan diperlukan, keperawatan diberikan jika: (1) kemampuan kurang dibandingkan dengan kebutuhan, (2) kemampuan sebanding

24

Page 25: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

dengan kebutuhan, tetapi diprediksi untuk masa yang akan datang kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan.

3.3 Paradigma Keperawatan

Banyak ahli yang mendefinisikan paradigma, diantaranya paradigma adalah cara bagaimana kita memandang dunia (Adam Smith, 1975) atau menurut Ferguson bahwa paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan.

Selain itu, beberapa pengertian paradigma lainnya, paradigma adalah hubungan teori – teori yang membentuk susunan yang mengukur teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga menimbulkan hal – hal yang perlu diselidiki (Depkes RI, 1989).

Menurut Thomas Kuhn (1979) paradigma sebagai model, pola atau pandangan dunia yang dilandasi pada dua karaktieristik yaitu penampilan dari kelompok yang menunjukkan keberadaannya terhadap sesuatu yang diyakini dan terbuka untuk penyelesaian masalah dalam kelompoknya.

Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan (La Ode Jumadi, 1999 : 38).

Berdasarkan beragam pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.

Dengan demikian, paradigma keperawatan memberi arah kepada perawat dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan serta kehidupan profesi.

25

Page 26: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Terdapat empat komponen paradigma keperawatan yaitu :1. Manusia

Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka yang senantiasa berinteraksi dengan lingkungan, sistem adaptif dengan kondisi di sekitarnya, personal dan interpersonal (pribadi dan juga bagian dari masyarakat) yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh, yakni menyangkut aspek biologi, psikologi, sosial, kultural, dan spiritual.

2. Keperawatan Komponen yang kedua dalam paradigma keperawatan ini adalah konsep keperawatan. Definisi keperawatan itu sendiri telah dijelaskan sebelumnya.

Intinya, keperawatan sebagai paradigma merupakan suatu instrumen pendidikan yang memfasilitasi kedisiplinan yang memiliki tujuan memfasilitasi kesehatan individu berdasarkan prinsip – prinsip keilmuan.

3. Konsep Sehat SakitSehat adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental dan

sosial dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan (WHO).

Kesakitan adalah perasaan tidak nyaman pada seseorang akibat penyakit sehingga mendorongnya untuk mencari bantuan (Kozier, 2000) .Status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh :1. Politik, yang mencakup keamanan, penekanan, penindasan2. Prilaku manusia, mencakup kebutuhan, kebiasaan dan adat istiadat3. Keturunan, genetik, kecacatan, etnis, faktor risiko dan ras4. Pelayanan kesehatan, upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif5. Lingkungan, tanah, udara, dan air

26

Page 27: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

6. Sosial dan ekonomi meliputi pendidikan dan pekerjaan4. Lingkungan

Konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada lingkungan masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual.

Selain keempat komponen diatas, paradigma keperawatan menjelaskan tentang hubungan perawat sebagai tenaga kesehatan yakni menekankan kegiatan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit sebagai bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang penting untuk dilaksanakan, hubungan perawat dengan pasien yakni suatu bentuk hubungan profesional dan timbal balik yang akan mengakibatkan tercapainya kesehatan untuk pasien dapat berjalan dengan cepat, serta hubungan perawat dengan lingkungannya yakni tidak lepas dari interaksi dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan lainnya yang memerlukan suatu kerjasama tim yang solid, sikap saling menghargai dan menghormati.

3.4 Proses Keperawatan

27

Page 28: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Proses keperawatan awalnya diperkenalkan pada tahun 1950-an sebagai proses yang terdiri dari tiga tahap, yaitu pengkajian, perencanaan dan evaluasi. Kajian selama bertahun – tahun, penggunaan dan perbaikan telah mengarahkan perawat pada pengembangan proses keperawatan menjadi lima langkah yang konkrit (pengakajian, identifikasi masalah, perencanaan, implementasi, dan evaluasi).

Proses keperawatan adalah suatu metode dimana suatu konsep diterapakan dalam praktek keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving yang memerlukan ilmu; teknik, dan keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien/keluarga.

Tujuan proses keperawatan secara umum adalah untuk membuat suatu kerangka konsep berdasarkan kebutuhan individu dari klien, keluarga, dan masyarakat dapat terpenuhi.

Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang “sequensial” dan berhubungan yakni pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap tersebut berintegrasi terhadap fungsi intelektual “problem solving”, ketrampilan, dan sikap dalam mendefinisikan tindakan keperawatan.

1. PengkajianPengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari

pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Fase proses keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analisis data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan.

Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data (baik subjektif yakni dari klien atau objectif berdasarkan observasi) tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien. Informasi

28

Page 29: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

yang terkandung dasar data adalah dasar untuk mengindividualisasikan rencana asuhan keperawatan, mengembangkan dan memperbaiki sepanjang waktu asuhan perawatan untuk klien.

2. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang

menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat sebagai akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan manurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpernito, 2000).

NANDA menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah “keputusan klinik tentang respon individu, keluarga, dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual dan potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatansesuai dengan kewenangan perawat”. Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data, dimana menurut NANDA diartikan sebagai “definisi karakteristik”. Definisi karakteristik tersebut dinamakan “tanda dan gejala”. Tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan oleh klien.

Tujuan dari diagnosa keperawatan adalah untuk mengidentifikasi masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit, faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah (etiologies), kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah.

Dalam menentukan diagnosa keperawatan ada 4 langkah yang harus kita tempuh, yaitu:

a.Klasifikasi dan Analisa Datab.Interpretasi Datac.Validasi Datad.Perumusan diagnosa Keperawatan

29

Page 30: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

3. PerencanaanPerencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk

mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi (Iyer et al., 1996).

Secara tradisional, rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, rencana keperawatan merupakan metode komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada klien. Setiap klien yang memerlukan asuhan keperawatan perlu suatu perencanaan yang baik.

30

Page 31: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Tujuan perencanaan meliputi :a. Tujuan Administratif Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau

kelompok Untuk membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi

kesehatan lainnya. Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan

evaluasi keperawatan. Untuk menyediakan klasifikasi klien.b.Tujuan Klinik Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan. Mengkomunikasikan dengan staf perawat ; apa yang diajarkan,

apa yang diobservasi, dan apa yang dilaksanakan Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pengulangan

dan evaluasi keperawatan Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu,

keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan.

Dalam melakukan perencanaan tahap-tahap yang harus dilakukan,yaitu:

1. Menentukan prioritas2. Menentukan kriteria hasil3. Menentukan rencana tindakan4. Dokumentasi

4. ImplementasiImplementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang spesifik (Iyer et al., 1996). Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing oders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karana itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk

31

Page 32: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.

Tahap dalam tindakan implementasi keperawatan meliputi :1. Persiapan2. Perencanaan3. DokumentasiTujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam implementasi tindakan keperawatan. Selama tahap implementasi, perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien. Semua tindakan dicatat ke dalam format yang telah ditetapkan oleh instansi.

5. EvaluasiEvaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan implementasi sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan implementasi.

32

Page 33: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

GENETIKA

KELAINAN GENETIK PADA LENGAN PANJANG

KROMOSOM 13

TERJADI DELESI PADA TULANG

PERTUMBUHAN TULANG ABNORMAL

OSTEOBLASTIK

TULANG RUSAK

MASUK KEDALAM TUBUH

TERPAPAR RADIASI

TUMBUH KEDALAM JARINGAN METAFIN

MENGEROSI KORTEKS OSTEOLITIK

JARINGAN LUNAK TERSERANG

TIMBUL LESI DESTRUKTIF

IREGULAR

VIRUS ONKOGENIK

OSTEOSARKOMA

TIMBUL BENJOLAN

PARU

METASTASIS PARU

TULANG HUMERUS

NYERI TULANG RAWAN

MK:GANGGUAN RASA NYAMAN MK:

INFEKSI

TUMOR

Proses evaluasi terdiri dari 2 tahap : Mengukur pencapaian tujuan klien Membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan

pencapaian tujuan.Tujuan dari evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien

dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan), memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan), meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan).

BAB IVWEB OF CAUSION

33

Page 34: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

KEMOTERAPI

TERAPI

BEDAH

AMPUTASIBIOPSI

RADIASI X-RAY

MK:KELETIHAN

MUAL/MUNTAH

MK:PERUBAHAN

NUTRISI

ALOPESIA

BERAT BADAN TURUN

MK:GANGGUAN CITRA TUBUH

MK:KERUSAKAN MOBILITAS FISIK

MK:KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT

MK:KOMPLIKASI PENYAKIT

MK:GANGGUAN

RASA NYAMAN

MK:KERUSAKAN INTEGRITAS

KULIT

BAB VDIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Pasien didorong untuk mendiskusikan awal dan perjalanan gejala. Selama wawancara, perawat mencatat pemahaman pasien mengenai proses penyakit, bagaimana pasien dan keluarganya mengatasi masalah dan bagaimana pasien mengatasi nyeri yang dirasakannya.

Pada pemeriksaan fisik, massa dipalpasi dengan lembut, ukuran dan pembengkakan jaringan lunak yang diakibatkannya, dan nyeri tekan dicatat. Pengkajian status neurovaskuler dan tentang gerak ekstremitas merupakan data dasar sebagai pembanding kelak.

Mobilitas dan kemampuan pasien melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dievaluasi.

2. Diagnosis

34

Page 35: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

A. Berdasar data pengkajian, diagnosis keperawatan utama meliputi berikut ini:

- Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit dan program terapeutik

- Nyeri yang berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan

- Risiko terhadap cedera misalnya fraktur patologik yang berhubungan dengan tumor

- Koping tidak efektif yang berhubungan dengan rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi tentang proses penyakit, dan sistem pendukung tidak adekuat

- Gangguan harga diri yang berhubngan dengan hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran

B. Sedangkan diagnosis keperawatan spesifiknya antara lain:1. Diagnosa keperawatan esensial yang berhubungan dengan

diagnosa sarkoma Koping individu tidak efektif berhubungan dengan diagnosis

kanker dan proognosis yang tidak pasti Perubahan penampilan peran berhubungan dengan dampak

diagnosis kanker pada peran pasien dalam keluarga dan komunitasnya

Berduka antisipasi berhubungan dengan kehilangan yang nyata dan/ atau dirasakan karena kanker seperti kehilangan kesehatan, hidup, pekerjaan, privasi, keintiman, dan hubungan

Perubahan proses keluarga berhubungan dengan dampak diagnosis kanker dan prognosis yang tidak pasti

2. Diagnosa keperawatan esensial yang berhubungan dengan kemoterapi

35

Page 36: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan penatalaksanaan kemoterapi karena destruksi pembelahan sel-sel hematopoietik yang cepat dan mengakibatkan immunosupresi

Resiko terhadap cedera berhubungan dengan supresi sumsum tulang sebagai akibat dari trombositopenia

Perubahan Nutrisi yaitu kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah, dan diare

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia, penurunan berat badan, dan/atau perubahan sekunder terhadap kemoterapi

Risiko terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ekstravasasi kemoterapio vesikan seperti adriamisin dan/atau vinkristin

Perubahan eliminasi urinarius berhubungan dengan efek samping kemotrapi ifosfamid (IFEX) atau kemoterapi sitoksan dosis tinggi yang mengakibatkan hematuria dan/atau toksisitas ginjal

Perubahan persepsi/sensotik, kinestetik berhubungan dengan toksisitas SSP kerena Ifosfamide (IFEX)

3. Diagnosa keperawatan esensial yang berhubungan dengan pembedahan Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan

pembedahanIntervensi:o Jelaskan prosedur bedah

-Biopsi insisi-Eksisi local-Eksisi dengan batas luas-Penggunaan implant dan pencangkokan khusus-Reseksi en bloc-Amputasi-Reseksi metastasis

36

Page 37: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

-Pembedahan sitoreduksio Jelaskan istilah-istilah dan prosedur umum yang

berhubungan dengan bahan patologio Nahas kemungkinan hasil pembedahan

-Perubahan bentuk tubuh-Perubahan fungsi tubuh-Keterbatasan gerak-Kehilangan ekstremitas

o Jelaskan persiapan praoperasi-Alat-alat persiapan pembedahan dan pembersihan usus-Pengangkatan prostesis dan alat lainnya-Keterbatasan gerak-Kehilangan ekstremitas

o Sediakan bahan-bahan pengajaran/video pengetahuan tentang pembedahan

o Jelaskan kebiasaan rutin yang dilakukan setelah pembedahan-Mekanisme pembersihan paru, pengelolaan gerak pasien, dan rasa nyeri-Kemungkinan penggunaan alat-alat seperti drain, penutup luka, slang toraks, slang nasogastrik, kateter urine, dll.

Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan amputasi ekstremitasAgen kemoterapi osteosarkoma:Dozorubisin, Sisplatin, Metotreksat, Siklofosfamid, Ifosfamid, Daktinomisin, BleomisinIntervensi:o Kaji status emosio Tentukan dan evaluasi :

-Pertumbuhan dan perkembangan-Rentan gerak sendi, kekuatan otot-Cara berjalan, keseimbangan, dan koordinasi

37

Page 38: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

-Status vascular (sirkulasi dan sensasi)o Pengkajian pascaoperasi meliputi:

-Status fisik umum, tanda vital-Penempatan posisi tubuh yang benar-Tanda dan gejala komplikasi pascabedah yang berhubungan dengan pembedahan (perdarahan, infeksi, sindrom kompartemen, emboli paru, pemecahan kulit)-Tanda dan gejala komplikasi yang berhubungan dengan gangguan mobilitas (konstipasi, pemecahan kulit, pneumonia, retensi urine, anoreksia)-Pengelolaan nyeri (nyeri fantom setelah amputasi)-Kemampuan untuk melakukan latihan rentang gerak dan/atau penggunaan alat bantu (tongkat penyangga, prostesis, dll)-Kemampuan untuk merawat puntung amputasi dan

prostesiso Koordinasikan terapi rehabilitasi dengan tim multidisiplin

(terapis fisik, terapis pekerjaan, ahli prostesis, dll)o Rancang pertemuan dengan pasien rehabilitasi jika

memungkinkano Ajarkan pasien:

-Bahas pentingnya terapi fisik (latihan rentang gerak, kemampuan berjalan)-Ajarkan pentingnya nutrisi yang baik dan hidrasi-Bahas dengan pasien/keluarga kemungkinan komplikasi yang berhubungan dengan amputasi (iritasi kulit, perubahan penyangga, pembengkakan atau nyeri yang lebih hebat, demam, masalah mekanis dengan prostesis)-Tekankan pentingnya komunikasi yang terbuka-Sediakan informasi untuk mendapatkan dukungan kelompok bagi pasien/keluarga

Nyeri berhubungan dengan intervensi pembedahan

38

Page 39: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Gangguan citra tubuh berhubngan dengan amputasi, reseksi luas terhadap jaringan lunak, atau pemendekan anggota badan karena sarcoma

Risiko terhadap perubahan sensori/persepsi yakni taktil berhubungan dengan kemungkinan adanya kerusakan saraf karena pembedahan sebagian anggota gerak

Risiko terhadap koping individu takefektif berhubungan dengan penggunaan donor mayat untuk tandur tulang

4. Diagnosa keperawatan esensial yang berhubungan dengan terapi radiasi Risiko terhadap kerusakan kulit berhubungan dengan trauma

jaringan dan terapi radiasi Keletihan berhubungan dengan efek samping terapi radiasi Kurang pengetahuan berhubungan dengan terapi radiasi pada

daerah ekstremitas yang sakit

3. Perencanaan dan Implementasi

Sasaran. Sasaran utama pasien meliputi pemahaman mengenai proses penyakit dan program terapi, pengontrolan nyeri, tiadanya fraktur patologik, pola penyelesaian masalah yang efektif, peningkatan harga diri dan tiadanya komplikasi

Asuhan keperawatan pasien yang menjalani eksisi tumor tulang pada beberapa hal sama dengan pasien lain yang menjalani pembedahan skeletal. Tanda vital dipantau, kehilangan darah dikaji, dilakukan observasi untuk mengkaji timbulnya komplikasi seperti trombosis vena profunda, emboli paru, infeksi, kontraktur, dan atrofidisuse. Bagian yang dioperasi harus ditinggikan untuk mengontrol pembengkakan; status neurovaskuler ekstremitas harus dikaji. Biasanya daerah tersebut diimobilisasi dengan bidal, gibs, atau pembalut elastis sampai tulang menyembuh.

39

Page 40: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

4. Intervensi Keperawataan

Memahami Proses Penyakit dan Terapi. Pendidikan pasien dan keluarganya mengenai proses dan diagnosis penyakit serta program penanganan sangat penting. Penjelasan mengenai uji diagnostik, penanganan (misal, perawatan luka), dan hasil yang mungkin terjadi (misal, penurunan rentang gerak, kebas, perubahan kontur tubuh) dapat membantu pasien menyesuaikan diri dengan prosedur dan perubahan yang terjadi. Kerja sama dan kepatuhan terhadap program terapi harus didorong melalui pemahaman. Perawat dapat menekankan dan menjelaskan informasi yang diberikan oleh dokter paling efektif bila perawat hadir selama diskusi antara dokter dan pasien. Pasien didorong agar bisa sedapat mungkin mandiri.

Pengontrolan Nyeri. Teknik penatalaksanaan nyeri psikologik dan farmakologik dapat digunakan untuk mengontrol nyeri dan meningkatkan tingkat kenyamanan pasien. Perawat bekerja sama dengan pasien dalam merancang program manajemen nyeri yang paling efektif, sehingga akan meningkatkan pengontrolan pasien terhadap nyeri. Perawat mempersiapkan pasien dan memberikan dukungan selama prosedur yang menyakitkan.

Setelah pembedahan, pasien akan merasakan nyeri baik di bagian yang dibedah maupun tempat donor. Analgetika opioid sesuai resep dapat digunakan selama periode pascaoperasi awal. Kemudian, setelah itu analgetika non-opioid oral sudah memadai untuk mengurangi nyeri.

Mencegah Fraktur Patologik. Tumor tulang akan melemahkan tulang sampai ke titik di mana aktivitas normal atau perubahan posisi dapat mengakibatkan fraktur. Selama asuhan keperawatan tulang yang sakit harus disangga dan ditangani dengan lembut. Penyangga luar (misal, bidai) dapat dipakai untuk perlindungan tambahan.

Pembatasan beban berat badan yang dianjurkan harus diikuti. Pasien diajar bagaimana mempergunakan alat Bantu dengan aman dan bagaimana memperkuat ekstremitas yang sehat.

40

Page 41: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Koping Efektif. Pasien dan keluarganya didorong untuk mengungkapkan rasa takut, keprihatinan, dan perasaan mereka. Mereka membutuhkan dukungan dan perasaan diterima agar mereka mampu menerima dampak tumor tulang maligna. Perasaan terkejut, putus asa, dan sedih pasti akan terjadi. Maka rujukan ke perawat psikiatri, ahli psikologi, konselor, atau rohaniawan perlu diindikasikan untuk bantuan psikologik khusus.

Meningkatkan Harga Diri. Kemandirian versus ketergantungan merupakan isu pada pasien yang menderita keganasan. Gaya hidup akan berubah secara dramatis, paling tidak sementara. Keluarga harus didukung dalam menjalankan penyesuaian yang harus dilakukan. Perubahan citra diri akibat pembedahan dan kemungkinan amputasi harus diketahui. Peyakinan yang masuk akal mengenai masa depan dan penyesuaian aktivitas yang berhubungan dengan peran harus dilakukan. Perawatan diri dan sosialisasi harus didorong. Pasien harus berpatisipasi dalam perencanaan aktivitas harian. Keterlibatan pasien dan keluarganya sepanjang terapi dapat mendorong kepercayaan diri, pengembalian konsep diri, dan perasaan dapat mengontrol hidupnya sendiri.

Penyembuhan Luka. Penyembuhan luka dapat terlambat karena trauma jaringan akibat pembadahan atau radiasi sebelumnya. Tekanan pada daerah luka harus dioptimalkan untuk memperbaiki peredaran darah ke jaringan. Balutan luka nontraumatik dan aseptik akan mempercepat penyembuhan. Pemantauan dan pelaporan temuan laboratorium memungkinkan pemberian intervensi untuk memperbaiki homeostasis dan penyembuhan luka.

Mengubah posisi pasien sesering mungkin akan mengurangi insidensi kerusakan kulit akibat tekanan. Nyeri dan penghindaran gerakan menunjukan potensial terjadinya kerusakan kulit. Tempat tidur terapeutik khusus diperlukan untuk mencegah kerusakan kulit dan memperbaiki penyembuhan luka setelah pembedahan plastik konstruktif dan grafting ekstensif.

41

Page 42: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Nutrisi Adekuat. Karena kehilangan selera makan, mual, dan muntah sering terjadi sebagai efek samping kemoterapi dan radiasi, maka perlu diberikan nutrisi yang memadai untuk mempercepat penyembuhan dan kesehatan. Antiemetika dan teknik ralaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal. Stomatitis dapat dikontrol dengan obat cuci mulut anestetik atau antijamur. Hidrasi yang memadai sangat penting. Suplemen nutrisi atau parenteral total dapat diresepkan untuk mendapatkan nutrisi yang memadai.

Infeksi Luka Operasi. Antibiotik profilaksis dan teknik balutan aseptik ketat dilakukan untuk mengurangi terjadinya osteomielitis dan infeksi luka operasi. Selama penyembuhan, infeksi lain (misal: infeksi saluran napas atas) harus dihindari sehingga penyebaran hematogen tak akan berakibat osteomielitis.

Bila pasien mendapat kemoterapi, hitung jenis dan harus dipantau dan pasien harus diintruksikan untuk menghindari bertemu dengan orang yang sedang menderita demam atau infeksi.

Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan Rumah. Persiapan dan koordinasi untuk perawatan ksehatan berkelanjutan dimulai sejak dini sebagai suatu tindakan multidisiplin. Pendidikan pasien ditujukan pada pengobatan, pembalutan, dan program terapi, selain program terapi fisik dan okupasi. Penggunaan peralatan khusus secara aman harus dijelaskan. Pasien dan keluarga harus mempelajari tanda dan gejala kemungkinan komplikasi. Pasien diminta untuk mencatat nomor telepon orang yang dapat segera dihubungi bila sewaktu-waktu timbul masalah. Kadang, perjanjian dibuat bersama agen asuhan kesehatan untuk supervisi perawatan di rumah dan tindak lanjut. Perlunya supervisi kesehatan jangka panjang ditekankan untuk meyakinkan telah terjadi penyembuhan atau untuk mendeteksi kekambuhan tumor atau metastasis.

5. Evaluasi

Hasil yang Diharapkan

42

Page 43: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

1.Menerangkan proses penyakit dan program terapia.Menerangkan proses patologikb.Menentukan sasaraan program terapeutikc.Mencari penjelasan informasi

2. Mampu mengontrol nyeria. Memanfaatkan teknik pengontrolan nyeri, termasuk obat yang diresepkanb.Tidak mengalami nyeri atau mengalami pengurangan nyeri saat

istirahat, selama menjalankan aktivitas sehari-hari, atau tempat operasi

3. Tidak mengalami patah tulang patologika. Menghindari stres pada tulang yang lemahb. Mempergunakan alat bantu dengan amanc. Memperkuat ekstremitas yang sehat

4. Memperlihatkan pola penyelesaian masalah yang efektifa. Mengemukakan perasaannya dengan kata-katab. Mengidentifikasi kekakuan dan kemampuannyac. Membuat keputusand. Meminta bantuan bila perlu

5. Memperlihatkan konsep diri yang positifa. Mengindentifikasi tanggung jawab rumah tangga dan keluarga yang

mampu ditanggungnyab. Memperlihatkan kepercayaan diri pada kemampuannyac. Memperlihatkan penerimaan perubahan citra dirid. Memperlihatkan kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari

6. Memperlihatkan tiadanya komplikasia. Memperlihatkan penyembuhan luka

43

Page 44: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

b. Tidak mengalami kerusakan kulitc. Mempertahankan atau meningkatkan berat badand. Tidak mengalami infeksie. Mengatasi efek samping terapif. Melaporkan gejala toksisitas obat atau komplikasi pembedahan

7. Berpatisipasi dalam perawatan kesehatan berkelanjutan di rumaha. Mematuhi regimen yang ditentukan (mis, menelan setiap obat yang

diresepkan, tetap menjalankan program terapi fisik dan okupasi)b. Menyetujui perlunya supervisi kesehatan jangka panjangc. Rajin memenuhi janji perawatan kesehatan tindak lanjutd. Melaporkan bila ada gejala atau komplikasi

BAB VI

44

Page 45: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

PENUTUP

6.1 Simpulan

Sarkoma osteogenik atau osteosarkoma merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. Kasus sarkoma osteogenik paling banyak menyerang anak remaja dan mereka yang baru menginjak masa dewasa, tetapi dapat juga menyerang penderita penyakit Paget yang berusia lebih dari 50 tahun.

Penyebab utama masih misteri, tetapi faktor genetik, virus onkologi, dan terpapar radiasi disinyalir sebagai asal muasal timbul sarkoma osteogenik ini. Nyeri yang menyertai destruksi tulang dan erosi adalah gejala umum dari penyakit ini.

Beberapa jenis tumor primer seperti sarkoma osteogenik dapat dirawat paling baik dengan jalan amputasi atau melakukan pembedahan ablative secara menyeluruh. Meskipun kemoterapi dan imunoterapi agaknya juga mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan, tetapi sering kali perlu dilakukan pembedahan untuk membuang tumor dan semua jaringan di sekitarnya. Selain itu, juga dikembangkan terapi x-ray sinar tingkat tinggi.

6.2 Saran

Setelah penulis menjabarkan mengenai kasus osteosarkoma, diharapkan memberi suatu pencerahan dan tambahan ilmu pengetahuan mengenai kasus ini. Namun, dalam uraiannya, penulis sadar bahwa masih banyak hal yang dirasa kurang dan oleh karenanya penulis mengharapkan suatu masukan dan saran untuk kebaikan mendatang dalam segala bidang, terutama kasus osteosarkoma ini. Penelusuran lebih jauh dan dalam lagi mengenai perkembangan kasus

45

Page 46: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

osteosarkoma ini merupakan jalan terbaik untuk mendapat informasi yang lebih relevan disamping makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Linda Jual. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 8. Jakarta : EGCKusnanto, S.Kp., M.Kes. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGCRobbin dan Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi II edisi 4. Jakarta : EGCChandrasoma, Parakrama; Taylor, Clive R. 2005. Ringkasan Patologi Anatomi. Jakarta : EGCPrice, Sylvia A., dkk. 1995. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, edisi 4. Jakarta : EGCOtto, Shirley E. 2003. Pocket Guide to Oncology Nursing 2nd

edition. Kansas : Mosby-Year Book, IncGale, RN, MS, Danielle; Charatte, RN, BSN, OCN, Jane. 1995. Oncology Nursing Care Plans. Texas : Skidmore-Roth PublishingMeyer WH; Malawer MM. 1991. Osteosarcoma : Clinical features and Evolving Surgical and Chemotheraputic Strategies, Pediatr Clin North Am 38:317Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, edisi 2. Jakarta : Salemba MedikaAkses internet tanggal 30 Oktober 2008 pukul 10 WIB :

http://en.wikipedia.org/wiki/Osteosarcoma

http://www.cancerindex.org/ccw/faq/osteo.htm#q51

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001650.htm

http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/osteosarcoma

http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/osteosarcoma/

HealthProfessional/

http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=338687

http://www.emedicine.com/orthoped/TOPIC531.HTM

46

Page 47: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

http://www.cancer.org/docroot/CRI/CRI_2_3x.asp?dt=52

http://www.cancer.org/docroot/CRI/CRI_2_1x.asp?rnav=criov&dt=52

Akses internet tanggal 31 Oktober 2008 pukul 21 WIB :

http://emedicine.medscape.com/article/1256857-overview

http://content.nejm.org/cgi/content/full/356/26/2721

http://content.nejm.org/cgi/content/full/341/16/1217

http://content.nejm.org/cgi/content/full/350/16/1655

http://kidshealth.org/parent/medical/cancer/cancer osteocacoma.html

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://

kidshealth.org/parent/medical/cancer/

cancer_osteosarcoma.html&sa=X&oi=translate&resnum=3&ct=result

&prev=/search%3Fq%3Dosteosarcoma%26hl%3Did

www.google.co.id/gwt/n?

eosr=on&q=osteosarkoma&hl=in&ei=uWdASciXGoSE6AO7saeaAg&

source=m&sa=X&oi=blended&ct=res&cd=2&rd=1&u=http%3A%2F

%2Fwww.indonesiaindonesia.com%2Ff%2F9862-kanker-tulang-

primer%2F

http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/osteosarcoma

47

Page 48: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

LAMPIRAN

Picture 1. Osteosarcoma (Tumor of the bone)

Picture 2. Clinical appearance of a teenager who presented with osteosarcoma of the proximal humerus. Note the impressive swelling throughout the deltoid region, as well as the disuse atrophy of the pectoral musculature.

48

Page 49: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Picture 3. Sarcoma Osteogenic or Osteosarcoma

Picture 4. Chest radiograph of patient with osteosarcoma who died from pulmonary metastatic disease. Note the presence of a pneumothorax as well as radiodense (bone-forming) metastatic lesions.

Picture 5. Radiographic appearance (plain radiograph) of a proximal humeral osteosarcoma Note the radiodense matrix of the intramedullary portion of the lesion, as well as the soft-tissue extension and aggressive periosteal reaction.

49

Page 50: TUGAS INDIVIDU · Web viewPATOFISIOLOGI KEPERAWATAN O S T E O S A R C O M A oleh : N U R U L A R I F A H 010710361 B PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Picture 6. Magnetic resonance image appearance (T1-Weighted Image) of Osteosarcoma of the proximal humerus. Note the dramatic tumor extension into adjacent soft-tissue regions.

Picture 7. Core needle biopsy instruments commonly used for bony specimens. Craig needle set.

Picture 8. Resected specimen of a proximal tibia osteosarcoma. The primary lesion was such that the knee joint was resected with the primary lesion. Note that the previous longitudinal biopsy tract was completely excised with the specimen performed.

Picture 9. Intraoperative photograph of Van Ness rotationplasty procedure osteosynthesis of the tibia to the residual femur is being performed.

50