Tugas Individu Metodologi Pendidikan

download Tugas Individu Metodologi Pendidikan

of 9

Transcript of Tugas Individu Metodologi Pendidikan

Tugas individu metodologi penelitianAzzahra Khaira Annisa (1271042016 / kelas c)Bab 3 Tinjauan PustakaA. Teori Tentang Produktivitas Menurut sumanth (1985:4), produktivitas berhubungan dengan efisien utilitas dari sumber daya (input) dalam upaya memproduksi barang dan jasa (output). Sedangkan menurut singapore national productivity board dikutip oleh Disnaker, menyebutkan pada prinsipnya produktivitas adalah sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk bekerja keras dan keinginan untuk melakukan peningkatan perbaikan. Menurut wignjosoebroto (2003), pada hakikatnya produktivitas kerja akan banyak ditentukan oleh dua faktor. Pertama faktor teknis, yaitu faktor yang berhubungan dengan pemakaian dan penerapan fasilitas produktivitas secara lebih baik. Kedua faktor manusia, yaitu faktor yang memiliki pengaruh terhadap usaha- yang dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. ada dua hal pokok yang menentukan, yaitu kemampuan kerja (ability) dari pekerja dan motivasi kerja yang merupakan pendorong kearah kemajuan dan peningkatan prestasi kerja seseorang. Berdasarkan pembahasan tersebut, diketahui bahwa selama ini penelitian mengenai produtivitas kerja hanya meneliti mengenai faktor yang mempengaruhi kerja dengan cara terpisah. Perlu adanya program yang konkrit dan terarah serta terpadu yang dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan terkait dengan peningkatan produktivitas. Menurut Wallace (2004) yang dikutip oleh Muchlisani (2008), menyebutkan bahwa penyelenggaraan kebijakan,prosedur,dan pelatihan keselamatan, merefleksikan prioritas keselamatan yang dapat meningkatkan produktivitas. Pelaksanaan pemberian insentif di perusahaan dimaksudkan terutama untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan, mempertahankan karyawan yang mempunyai produktivitas kerja tinggi untuk tetap berada di dalam perusahaan. Menurut Sarwoto (1996;144) yang dikutip oleh Sujatmiko (2007), menyebutkan bahwa insentif merupakan sarana motivasi, dapat berupa perangsang atau pendorong yang diberikan dengan sengaja kepada para pekerja agar dalam diri mereka timbul semangat yang lebih besar untuk berprestasi bagi organisasi. Agar dapat mendorong semangat kerja karyawan agar mereka dapat bekerja lebih baik serta produktif lagi, demi meningkatkan prestasinya dalam mencapai tujuan perusahaan.1. Definisi produktivitasMenurut Dewan Produktivitas Nasional (dalam Husien, 2002: 9) menjelaskan bahwa: Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Dengan kata lain bahwa produktivitas memliliki dua bagian. pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian target berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua adalah efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.Produktivitas berarti kemampuan menghasilkan sesuatu. Sedangkan kerja berarti kegiatan melakukan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah mata pencahrian (Poerwadarminta, 1984 : 70). Produktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran biasa yang telah umum. (The Liang Gie,1981 : 3).Pengertian produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan di hari lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari baik dari hari ini (Sinungan, 1985 : 12). Secara teknis produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai (out put) dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan (in put). Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga kerja persatuan waktu (Riyanto, 1986 : 22).Peningkatan produktivitas merupakan keinginan setiap perusahaan atau instansi, produktivitas mengandung pengertian berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan masyarakat pada umumnya. Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan yang harus lebih baik disetiap harinya. Hal ini yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dibandingkan dengan input yang digunakan, seorang karyawan dapat dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan diharapkan dalam waktu yang singkat atau tepat.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitasBanyaknya faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang berhubungan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan.

Menurut balai pengembangan produktivitas daerah yang dikutip oleh Soedarmayanti ada enam faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja, yaitu: 2.1 Sikap kerja, seperti : kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work) dapat menerima tambahan tugas dan bekerja dalam suatu tim2.2 Tingkat keterampilan yang ditentukan oleh pendidikan latihan dalam manajemen supervise serta keterampilan dalam tehnik industri2.3 Hubungan tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (Quality control circles)2.4 Manajemen produktivitas, yaitu : manajemen yang efesien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas2.5 Efesiensi tenaga kerja, seperti : perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas.2.6 Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengambilan resiko, kreativitas dalam berusaha, dan berada dalam jalur yang benar dalam berusaha Disamping hal tersebut terdapat pula berbagai faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, diantaranya adalah : a. Sikap mental, berupa:1. Motivasi kerja2. Disiplin kerja3. Etika kerjab. Pendidikan Pada umumnya, orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas terutama akan arti penting produktivitas dapat mendorong pegawai yang melakukan tindakan yang produktifc. Keterampilan Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil, maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Pegawai akan menjadi lebih terampil apabila memiliki kecakapan (Ability) dan pengalaman (Experience) yang cukup.d. Manajemen Pengertian manajemen ini berkaitan dengan sistem yang dikaitkan oleh pimpinan untuk mengelola ataupun memimpin serta mengendalikan staf/bawahannya. Apabila manajemennya tepat akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga dapat mendorong pegawai untuk melakukan tindakan yang produktif.

3. Aspek-aspek produktivitas Produktivitas kerja lebih ditekankan pada ukuran daya guna dalam melaksanakan pekerjaan. Oleh karena itu, daya guna dalam bekerja yang berarti produktivitas kerja, yang mengandung aspek-aspek sebagaimana dijelaskan oleh Haryani (2002:56) yaitu:3.1 Pegawai/tenaga kerja Pegawai atau tenaga kerja sangat menentukan tinggi rendahnya produktivitas. Tenaga kerja yang berkualitas akan meningkatkan produktivitas dalam sebuah organisasi kerja. Kualitas pegawai dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :a) Motivasi Motivasi dapat bersifat internal maupun eksternal. Motivasi internal merupakan dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk berprilaku tertentu sedangkan motivasi eksternal merupakan proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu seperti apa yang dinginkan. Namun dalam peningkatan produktivitas kerja pegawai lebih ditekankan pada motivasi internal dimana setiap individu mendorong dirinya sendiri untuk meningkatkan produktivitas kerja. Orang yang bekerja dengan motivasi yang lebih tinggi, akan menghasilkan produktivitas yang tinggi.b) Sikap Secara umum sikap dibedakan menjadi dua, yaitu sikap positif dan sikap negatif. Sikap seseorang akan tercermin dari prestasi kerjanya. Sikap yang positif terhadap pekerjaan ditunjukkan dengan kesediaan lebih besar untuk berusaha agar apa yang dikerjakan berhasil dan untuk bertanggung jawab terhadap apa ditugaskan kepadanya. Sementara itu sikap negatif ditunjukkan dengan adanya sikap yang pasif, dimana hanya mengerjakan seperti apa yang diperintahkan, menyukai pengarahan dan memiliki kemungkinan menghindari tanggung jawab.3.2 Tempat kerja Penyebab tinggi rendahnya produktivitas yang berasal dari tempat kerja ada dua yaitu : lingkungan kerja dan manajemen. a) Lingkungan kerja Organisasi kerja/instansi bertanggung jawab untuk mengupayakan suatu lingkungan kerja yang baik. Lingkungan kerja dibedakan menjadi dua yaitu : lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik terdiri dari pencahayaan, sirkulasi udara, tersedianya fasilitas kamar mandi, toilet, sarana olah raga serta fasilitas ibadah. Lingkungan non fisik yaitu rasa perkawanan antara pegawai, hubungan komunikasi antara pegawai dengan pimpinan maupun pimpinan dengan pegawai yang akan mendukung peningkatan produktivitas kerja. b) Manajemen Kemampuan manajerial seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap produktivitas. Dalam hal ini pemimpin akan bertugas untuk mengarahkan kegiatan para pegawai untuk mencapai tujuan, dengan kemampuan manajemen pemimpin yang efektif tujuan instansi lebih mudah tercapai. Produktivitas erat terkait dengan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai. Hasil kerja pegawai tersebut merupakan produktivitas kerja sebagai target yang didapat melalui kualitas kerjanya dengan melaksanakan tugas yang sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh organisasi.B. Teori tentang keamanan Keamanan ditempat kerja yang dimaksud yaitu melindungi para pekerja ketika sedang bekerja dan melindungi asset atau fasilitas yang dimiliki perusahaan. Agar dalam bekerja tidak timbul kecelakaan perusahaan harus membuat aturan yang harus dipatuhi oleh para pekerja. Keamanan masuk dalam salah satu need atau kebutuhan dalam piramid hirarki kebutuhan abraham maslow yang bertujuan untuk aktualisasi diri.Keamanan merupakan aspek lain dalam K3 yang juga terdiri dari keselamatan dan kesehatan kerja. Dimana K3 memiliki pengertian yang terbagi atas 2 yaitu,a. Secara Filosofis Suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adl dan makmur.b. Secara Keilmuan Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Setiap orang dituntut untuk dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan keahlian masing-masing. Dalam ketentuan undang-undang RI no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang di kemukakan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja pasal 86.1. Definisi Keamanan Kerja Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmateril. Keamanan menurut kamus Bahasa Indonesia adalah keadaan aman, ketenteraman, menjaga (memelihara) ketertiban. Keamanan di pabrik atau perusahaan adalah melindungi fasilitas pengusaha dan peralatan yang ada dari akses-akses yang tidak sah serta untuk melindungi para karyawan ketika sedang bekerja. Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia prioritas kedua berdasarkan kebutuhan fisiologis dalam hirarki Maslow yang harus terpenuhi selama hidupnya, sebab dengan terpenuhinya rasa aman setiap individu dapat berkarya dengan optimal dalam hidupnya. Mencari lingkungan yang betul-betul aman memang sulit, maka konsekuensinya promosi keamanan berupa kesadaran dan penjagaan adalah hal yang penting. Ilmu keperawatan sebagai ilmu yang berfokus pada manusia dan kebutuhan dasarnya memiliki tanggung jawab dalam mencegah terjadinya kecelakaan dan cedera sebagaimana merawat klien yang telah cedera tidak hanya di lingkungan rumah sakit tapi juga di rumah, tempat kerja, dan komunitas. Perawat harus peka terhadap apa yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi klien sebagai individu ataupun klien dalam kelompok keluarga atau komunitas. Secara umum keamanan (safety) adalah status seseorang dalam keadaan aman, kondisi yang terlindungi secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politik, emosi, pekerjaan, psikologis atau berbagai akibat dari sebuah kegagalan, kerusakan, kecelakaan, atau berbagai keadaan yang tidak diinginkan. (Menurut Craven:2000) keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit dan cedera tetapi juga membuat individu merasa aman dalam aktifitasnya. Keamanan dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan umum.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan kerja Keamanan kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:a. Faktor internal terdiri atas: keadaan fisik/psikis pekerja. Jika pekerja dalam keadaan fisik/psikis yang baik maka cenderung akan meningkatkan perasaan aman. Namun sebaliknya, kondisi fisik/psikis yang buruk, tidak sehat dapat membuat individu cenderung mudah untuk merasa tidak aman.b. Faktor eksternal terdiri atas: keadaan lingkungan kerja. Jika pekerja berada disebuah lingkungan yang baik, bersih, lingkungan sehat, aman dan dengan bekerja dengan orang-orang tepat yang mendukung dan membantunya (aspek psikis), maka besar kemungkinan keadaan pekerja berada dalam keadaan baik, dan sebaliknya jika pekerja berada didalam sebuah lingkungan buruk, tidak sehat, serta dengan kondisi hubungan kerja yang kurang baik dengan lingkungan dan orang-orang disekitarnya (seperti konflik dan ancaman), maka akan memungkinkan peningkatan rasa tidak aman pekerja akan muncul.2. Aspek keamanan kerja Kondisi individu, keadaan psikis dan fisik yang prima akan menimbulkan rasa aman. Lingkungan, keadaan dan tempat serta keberadaan orang sekitar yang baik akan meningkatkan kondisi keamanan. Prosedur kerja dan keinginan setiap individu untuk menjaga keamanan dan keselamatan bersama dengan mengikuti aturan terkait prosedur kerja, akan meningkatkan keamanan dan kehati-hatian individu dalam tindakannya demi menciptakan kondisi aman bagi semua pihak.

C. Hubungan Antara Kedua Variabel (Keamanan Dan Produktivitas Kerja) Apabila program k3 atau kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja dilaksanakan sesuai standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka angka kejadian kecelakaan dalam kerja diprediksi akan menurun dan kesehatan karyawan/pekerja tetap terjaga, yang akan berdampak pada meningkatnya produktivitas kerja dalam suatu instansi/industri.

D. Kerangka pikir:

Tenaga kerjaProduktivitas kerjaKondisi dan sarana kerja berbahaya(UNSAFE CONDITION)Dipengaruhi, oleh:Lokasi pekerjaan yang berbahayaLingkungan kerja gelap, panas & padat lalu lintasSarana K3 tidak ada / kurang memadaiPerbuatan dan tingkah laku dipengaruhi, oleh:Kecapaian, kurang tidur, lapar, haus dan beban kerja yang tinggiSikap ceroboh, tidak hati-hatiSakit yang tidak dirasakanPelaksana dan pengawas yang kurang peduli

E. Hipotesis:1. Apakah Lokasi pekerjaan yang berbahaya memiliki pengaruh yang signifikasn terhadap produktivitas ?2. Apakah Lingkungan kerja gelap, panas & padat lalu lintas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas ?3. Apakah Sarana K3 tidak ada / kurang memadai memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas ?4. Apakah Kecapaian, kurang tidur, lapar, haus dan beban kerja yang tinggi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas ?5. Apakah Sikap ceroboh, tidak hati-hati memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas ?6. Apakh Sakit yang tidak dirasakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas ?7. Apakah Pelaksana dan pengawas yang kurang peduli memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas ?