Tugas Individu Adit

42
TUGAS ILMU KEDOKTERAN FORENSIK Oleh: Ketut Aditya R. 09700224 SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IBNU SINA KABUPATEN GRESIK

description

Kedokteran

Transcript of Tugas Individu Adit

Page 1: Tugas Individu Adit

TUGAS

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Oleh:

Ketut Aditya R. 09700224

SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IBNU SINA KABUPATEN

GRESIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA

SURABAYA

2015

Page 2: Tugas Individu Adit

BAB I KUALIFIKASI LUKA

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 3: Tugas Individu Adit

BAB I

KUALIFIKASI LUKA

Kualifikasi Luka

1. Luka yang tidak menimbulkan halangan untuk sementara dalam melakukan

pekerjaan sehari-hari atau luka ringan

2. Luka yang menimbulkan halangan untuk sementara dalam melakukan

pekerjaan sehari-hari atau luka ringan.

Luka berat ada 7 :

1. Luka yang tidak ada harapan sembuh atau menimbulkan bahaya

maut (misalnya : luka tusuk pada perut)

2. Luka yang menyebabkan tidak mampu melakukan pekerjaan sehari-

hari selama seumur hidup (misalnya : pemain piano yang kehilangan jari-

jarinya, dokter bedah tulang yang kehilangan fungsi tangannya)

3. Luka yang menyebabkan kehilangan salah satu panca indera

4. Cacat berat misalnya kaki atau tangan putus karena amputasi

5. Mengalami kelumpuhan

6. Wanita hamil yang mengalami keguguran

7. Terganggunya daya pikir lebih dari 4 minggu.

Luka karena benda tajam:

1. Luka iris : panjang luka lebih lebar daripada dalamnya.

2. Luka tusuk: dalam luka lebih dari panjang luka

3. Luka bacok.

Luka karena benda tumpul:

1. Luka lecet

2. Luka memar

3. Luka robek

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 4: Tugas Individu Adit

Luka tusuk :

sisi kanan lebih tajam karena arah menjabutb tidak sama

dengan arah tusukan.

Luka tusuk dengan kedalaman 5 cm artinya panjang pisau > 5 cm.

Luka tusuk dengan lebar 3 cm artinya lebar pisau <3 cm.

Cara membedakan jenazah mati setelah atau sebelum ditusuk:

a. Luka tusuk pada korban yang masih hidup dapat diketahui adanya darah segar

yang menyembur dan berceceran di sekitar korban ( percikan darah di baju

dan di lantai) ada tanda-tanda intravital.

b. Pada korban yang sudah mati tidak dapat semburan darah segar.

Luka retak pada kulit

Luka robek akibat trauma terkena benda tumpul yang menyerupai luka robek

karena benda tajam , terjadi di daerah-daerah tubuh yang ada tulang di bawahnya

(misal : kepala,tulang kering).

Beda luka retak dengan luka karena benda tajam

Pembeda Luka iris Luka retak

Tepi luka Rata Tidak rata

Sudut luka Tajam/lancip Tidak tajam/tumpul

Permukaan luka Rata Tidak rata

Jembatan jaringan Tidak ada Ada

Rambut Terpotong Tercabut

Memar/lecet sekitar luka Tidak ada Ada

Luka lecet:

Ante mortem (sebelum mati) : ada tanda sel-sel radang dan ada memar

(kemerahan) sekutar luka.

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 5: Tugas Individu Adit

Kepala terbentur dapat terjadi:

1. Abratio kulit

2. Hematome

3. Luka retak

4. Patah tulang tengkorak

5. Epidural bleeding

6. Subdural bleeding

7. Sub arachnoid bleeding

8. Otak : contusio, commutio (gegar otak,/tidak ada kelainan) laseratio.

Epidural bleeding terjadi pada dewasa muda karena duramater&tabula interna

tidak menempel terlalu kuat.

Subdural bleeding terjadi pada anak-anak &orang tua.

Anak-anak :tulang masih elastis.

Orang tua: tabula interna & duramater melekat sangat erat.

Laseratio:

Terjadi karena adanya osilasi otak: adanya akselerasi dan deselerasi.

Ada 2 macam:

1. Coup: lokasi perdarahan otak di tempat benturan(biasanya hematome kulit)

terjadi karena kepala terhantam benda tumpul.

2. Counter coup : Lokasi perdarahan otak terjadi berlawanan dengan tempat

benturan ,orang akan bergerak dengan kecepatan tinggi kemudian berhenti secara

tiba-tiba (terjadi osilasi otak).

Syarat terjadinya counter coup : kepala dalam keadaan bergerak / diam tetapi

bebas bergerak pada saat terjadi benturan.

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 6: Tugas Individu Adit

Coup dan counter coup tidak bisa dibedakan keadaan otaknya kecuali

jikaotak masih belum dikeluarkan dari tulang tengkorak, jika memar pada otak

berlawanan dengan laserasi disebut contra coup. Keduanya sama dalam tingkat

keparahan dan beratnya. Tergantung karena kadang-kadang: ada coup,tidak ada

contra coup, ada countra coup,tidak ada coup, ada coup dan ada contra coup.

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 7: Tugas Individu Adit

BAB IIPATOLOGI LUKA

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 8: Tugas Individu Adit

BAB II

PATOLOGI LUKA

DEFINISI :

kerusakan jaringan tubuh baik diluar / didalam tubuh karena persentuhan ruda

paksa dengan benda tajam atau benda tumpul atau kombinasi keduanya.

MEKANISME :

Bila tubuh terkena trauma fisik atau mekanik, dapat mengakibatkan kerusakan.

Tubuh mempunyai batas kemampuan untuk mengatasi trauma tersebut, dengan

adanya daya lentur dari jaringan lunak atau kekuatan dari otot-otot rangka. Bila

traumanya melebihi batas kemampuan, maka terjadi luka yang dapat berupa :

penekanan, penarikan, torsi, pemutusan dan kerusakan jaringan. Hasil dari

kerusakan tersebut tidak hanya tergantung dari macamnya ruda paksa, akan tetapi

tergantung juga dari daerah mana yang terkena.

1. Kontusi / luka memar

Adalah luka karena kekerasan dengan benda tumpul dimana permukaan kulit

dapat rusak atau tidak, tetapi jaringan dibawah kulit bengkak dan berwarna

merah kebiruan yang disebabkan oleh karena ekstravasasi kapiler yang pecah

ke jaringan ikat sekitarnya

Macam-macam memar :

a. Memar intradermal

b. Memar post mortem

c. Kicking (tendangan)

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 9: Tugas Individu Adit

Perbedaan luka memar dan lebam mayat

Luka memar Lebam mayat

Lokasi

Abrasi & pembengkakan

Incisi

Patologi anatomi

Disegala bagian tubuh

+

Darah terdapat diluar

pembuluh darah dan masuk

diantara jaringan

Reaksi jaringan +

Tempat-tempat tertentu

-

Darah terdapat dalam

pembuluh darah yang terlihat

berupa titik-titik

Reaksi jaringan -

2. Abrasi / luka lecet

Adalah luka pada permukaan kulit sedemikian rupa, sehingga permukaan kulit

sebelah luar sebagian atau seluruhnya hilang, dengan meninggalkan bagian

kulit dibawahnya yang bisa berdarah atau tidak berdarah karena goresan,

gesekan dan persentuhan dengan benda (benda tumpul pada umumya)

Macam-macam abrasi:

a. Tangensial abrasions

b. Crushing abrasions

c. Fingernail abrasions (abrasi karena garukan kuku)

d. Pattern abrasions (abrasi yang membentuk sebuah pola)

e. Post mortem abrasions

3. Lacerasi / luka robek

Adalah robeknya kulit dan jaringan dibawahnya yang disebabkan oleh benda

tajam atau benda tumpul dengan arah tegak lurus sehingga terjadi flap dari

kulit dan jaringan dibawahnya

Macam-macam lacerasi

1) Pattern laceration (laserasi yang membentuk sebuah pola)

2) Blunt penetrating injuries (luka tembus karena benda tumpul)

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 10: Tugas Individu Adit

Perbedaan luka iris dan luka retak

Luka iris Luka retak

Sudut dan tepi luka

Permukaan luka

Jembatan jaringan

Memar/ lecet sekitar luka

Rambut

Tajam

Rata

-

-

terpotong

Tak tajam

Tak rata

+

+

Tercabut

4. Luka iris

Adalah luka yang disebabkan senjata yang tepinya tajam yang menimbulkan

luka pada bagian yang tajam dari senjata yang ditekan dan ditarik (irisan) pada

permukaan kulit, sedang kekuatan yang digunakan relatif ringan.

Sifat luka iris:

a. Ujung luka tajam

b. Tepi luka rata

c. Panjang luka lebih besar dari pada dalam luka

5. Incisi / luka tusuk

Adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam runcing/ tumpul yang

menembus kulit dan jaringan dibawahnya

Sifat luka tusuk:

a. Tepi luka rata dan ujung luka tajam

b. Lebar luka adalah ukuran maksimum dari lebar senjata

c. Panjang/ dalam luka adalah ukuran maksimum dari panjang senjata

d. Tepi luka pada otot akan mengecil karena otot akan mengerut pada luka

sesuai dengan serat otot

e. Luka yang melintang dari serat, bentuk luka akan terbuka

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 11: Tugas Individu Adit

6. Luka bacok

Adalah luka karena persentuhan benda tajam (bisa agak tumpul) yang agak

berat dimana persentuhannya di ayunkan dengan kekuatan

Sifat luka bacok :

a. Rata-linier ada flip jaringan

b. Tepi luka dapat rata / bergerigi tergantung jenis senjatanya

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 12: Tugas Individu Adit

BAB IIITEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 13: Tugas Individu Adit

BAB III

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

1. Vaginal Swab

Inspeksi genitalia eksterna dan kulit disekitarnya apakah terdapat

trauma dan bukti yang lain sebelum dilakukan pemeriksaan spekulum.

Inspeksi genitalia eksterna (perineum dan hymen) jika terdapat trauma,

noda-noda, dan debris kumpulkan dan letakkan dalam kantong plastik, beri

label dan segel.

Beberapa jenis posisi dapat digunakan untuk pemeriksaan genitalia

pada kejahatan seksual. Pemeriksaan korban harus senyaman mungkin,

posisi yang disarankan adalah posisi litotomi. Pemeriksaan dilakukan

menggunakan spekulum. Saat memasukkan spekulum, masukkan 2 jari

kedalam vagina dan ditekan kebawah sampai terjadi relaksasi otot.

Kemudian dimasukkan spekulum dalam posisi tertutup secara oblique

dengan sudut 45 derajat terhadap garis vertikal. Setelah itu diputar sampai

tegak lurus. Buka mulut spekulum dan pertahankan posisi tersebut dengan

menguncinya.

Untuk mengambil vaginal swab, masukkan dua kapas pada fornik

vagina, jika terdapat genangan cairan, spesimen dapat diperiksa dari

genangan tersebut. Spesimen tambahan dapat diperiksa dari ervik dan

dinding vagina dibelakang servik. Keringkan swab sebelum dimasukkan ke

dalam amplop. Kemudian berikan label dan dikirim ke laboratorium. Dapat

juga dilakukan pembuatan sample slide kaca untuk pemeriksaan

mikroskopis pada saat bersamaan.

2. Buccal Swab

Pengambilan sampel dari mukosa mulut bisa menggunakan teknik

buccal swab. Targetnya adalah sel epitel pipih berlapis (squamous epithelial

cells) yang bisa diperoleh dari mukosa di bukal, namun biasanya ada

sejumlah saliva yang juga terambil. Teknik  buccal swab ini:

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 14: Tugas Individu Adit

Sederhana dan tidak sakit

Mudah dilakukan sendiri

Donor lebih nyaman

Pengambilan swab dilakukan dengan cotton bud steril. Pertama kita

mencatat identitas donor atau memberi label nomer sampel. Pakai glove dan

hindari mengkontaminasi swab. Prosedur buccal swabnya kemudian:

a. Minta donor untuk berkumur dengan air (bila diperlukan*)

b. Lap satu sisi mukosa bukal dengan kain kasa steril (bila diperlukan*)

c. Aplikasikan ujung cotton bud dengan mantap di daerah mukosa 10

kali, dengan sedikit memutar ujung cotton bud setiap kali melakukan

swab

d. Ulangi langkahnya dari awal pada mukosa bukal di kontralateral

e. Biarkan kedua swab mengering di lingkungan bebas kontaminasi

selama paling tidak 30 menit

f. Masukkan kedua swab di pembungkus, kemudian masukkan ke

container yang sejuk, kering, bebas sinar UV.

g. Sampel siap dikirim ke laboratorium

h. (*) Berkumur sebelum mengambil sampel bertujuan untuk mengurangi

sisa makanan dan  bahkan mengurangi kontaminasi dari sumber lain

(bakteri atau jamur, dll). Mengelap mukosa  juga membantu

membersihkan debris seperti plak.

3. Pengambilan Darah

A. Darah dari seseorang

1. Di ambil dengan spuit, setelah itu masukkan ke dalam tabung yang

mengandung EDTA +/- 1ml darah

2. Beri label, simpan di pendingin atau dikirim ke laboratorium

B. Darah cair di TKP

1. Di ambil dengan spuit atau pipet kemudian masukkan ke taabung

yang mengandung EDTA

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 15: Tugas Individu Adit

2. Bila membeku ambil dengan spaltel

3. Beri label, simpan di pendingin atau dikirim ke laboratorium

C. Darah cair dalam air/salju/es

1. sesegera mungkin, ambil secukupnya dan masukkan dalam botol

2. Hindari kontaminasi, beri label, simpan atau kirim ke laboratorium

4. Pengambilan Urine

1. Bila sampel cair, masukkan ke dalam tempat steril. Beri label, simpan di

dalam pendingin atau kirim ke laboratorium

2. Bila sampel berupa bercak, dugaan noda di potong kemudian masukkan

ke dalam kantong kertas. Beri label dan kirim ke laboratorium

5. Pengambilan Muntahan atau Isi Lambung

A. Cara pengambilan bahan

Korban hidup : sisa makanan/minuman (muntahan)

Jenasah : Bahan dikelompokkan menjadi 3 bagian ;

Stasiun I : Lambung + isi, sebagian usus besar & halus

Stasiun II: Organ-organ masing-masing 500gr

Stasiun III: Organ Tractus Urogenital

B. Cara Pengawetan

Tanpa pengawet lebih baik, tapi yg sering dipakai alkohol 96%

Volume : 2/3 wadah

Pengawet lain : dry ice, es batu, Naf 1%

C. Cara Pengiriman

Syarat wadah : bahan gelas/plastik, mulut lebar & bersih (baru).

Tutup rapat, tepi dilapisi lilin (seal) & diikat oleh tali bersambung,

beri label-segel

Serta contoh bahan pengawet

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 16: Tugas Individu Adit

6. Pengambilan Jaringan dan sampel Tulang

A. Jaringan, organ dan tulang segar

1. Ambil tiap bagian dengan pinset

2. Tiap item dalam wadah sendiri tanpa bahan pengawet

3. Diberi label

4. Simpan dipendingin, kemudian kirim ke laboratorium

B. Jaringan, organ dan tulang tak segar

1. Ambil tiap bagian dengan sarung tangan bersih

2. Tiap item dalam wadah sendiri tanpa bahan pengawet

3. Diberi label

4. Simpan di suhu kamar

5. Dipka dan dikirim ke laboratorium

Jaringan otot minimal jumlah 25 mg oleh karena DNA otot paling

sedikit,

Sedangkan aringan hati dan ginjal cukup 15 mg

7. Pengambilan Sampel Gigi

A. Cabut gigi yg masih utuh (tidak rusak)

B. Masukkan dalam kantong kertas

C. Beri label, dipak kemudian dikirim ke laboratorium

8. Pengumpulan dan Pengemasan Barang Bukti

Untuk kasus Forensik perlu dijaga keaslian bahan dan jangan sampai

rusak sehingga dapat diperiksa dengan baik, maka bahan tersebut harus

siperlakukan sebagai berikut:

A. Masukkan wadah berisi bahan pemeriksaan kedalam kotak kardus

B. Tempatkan wadah tersebut sedemikian rupa agar bahan-bahan cair

tidak tumpah

C. Jaga suhu dalam keadaan dingin, dengan pemberian dry ice atau

masukkan dalam termos es

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 17: Tugas Individu Adit

D. Bungkus kardus tersebut dengan rapi

E. Ikat kardus dengan tali tak bersambungan

F. Pada ikatan tali diberi labe dan disegel

G. Kemudian bungkus lagi dengan kertas bersih

H. Tulis alamat laboratorium yang dituju dan alamat pengirim jelas dan

lengkap

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 18: Tugas Individu Adit

BAB IVPEMERIKSAAN PENUNJANG FORENSIK

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 19: Tugas Individu Adit

BAB IV

PEMERIKSAAN PENUNJANG/LABORATORIUM FORENSIK

1. Pengambilan Bercak Darah

a. Bercak Darah Basah

Dipakaian

1. Pakaian dengan noda diletakkan pada permukaan bersih dan

dikeringkan di udara.

2. Jangan letakkan paa tempat tertutup, keda udara atau tas

plastik. Akan menyebabkan bahan pemeriksaan menjadi basah

dan timbul bakter yang dapat merusak barang bukti.

3. Setelah kering masukkan kantong kertas/amplop

4. Beri label dan segera kirim ke laboratorium

Benda dengan bercak darah basah

1. Bila benda kecil biarkan kering di udara, kumpulkan

2. Pada benda besar dan tidak dapat dipindahkan, maka hisap

bercak tersebut dengan kain katun bersih kemudian keringkan

di udara

3. Masukkan dalam kantong kertas

4. Beri label dan segera kirim ke laboratorium

b. Bercak darah kering

Pada benda yang dapat dipindahkan, misal: senjata, kain, sprei

1. Kumpulkan benda tersebut

2. Tiap item masukkan dalam kantong kertas

3. Beri label, dipak kemudian kirim ke laboratorium

Pada benda padat dengan permukaan tidak menyerap dan tidak

dapat dipindahkan, misal: lantai

1. Bercak dikerok dengan alat yang bersih

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 20: Tugas Individu Adit

2. Masukkan dalam kantong kertas

3. Beri label, dipak kemudian kirim ke laboratorium

Bercak darah kering pada benda besar yang tidak dapat

dipindahkan atau dipotong serta tidak dapat dikerok

1. Bercak dapat dilarutkan dengan kapas bersih yang telah

dbasahi dengan cairan salin steril atau air steril yang

digosokkan pada area bercak

2. Kapas dikeringkan di udara

3. Setelah kering masukkan dalam kantong kertas

4. Beri label, dipak kemudian kirim ke laboratorium

Bercak darah kering di karpet, alat rumah tangga atau pada benda

yang dapat dipotong

1. Potong bagian dengan bercak menggunakan alat bersih

2. Tiap potongan diberi label dan dipak

3. Sertakan again kontrol potongan benda yang tidak berbercak

4. Kirim ke laboratorium

Percikan darah kering

1. Seringkali sulit dipisahkan dengan permukaan benda

2. Gunakan cellotape, tempelkan pada percikan sehingga dapat

menempel

3. Masukkan cellotape dalam kantong plastik

4. Beri label, dipak kemudian kirim ke laboratorium

2. Pemeriksaan Cairan Mani dan Sperma

a. Sperma cair

1. Hisap dengan semprit bersih (steril) atau pipet disposible

2. Pindahkan dalam tabung steril

3. Diberi label, simpan di pendingin

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 21: Tugas Individu Adit

4. Dapat pula sperma cair diserap dengan kapas bersih, keringkan di

udara

5. Beri label, dipak kemudian kirim ke laboratorium

b. Bercak sperma pada benda yang dapat dipindah, misal: celana,

pakaian, speri, bantal, guling, dll.

1. Bila bercak masih basah keringkan di udara

2. Bila perlu benda yang berbecak dipotong

3. Masukkan ke dalam kantong kertas

4. Beri label, dipak kemudian kirim ke laboratorium

c. Bercak sperma pada benda besar yang dapat dipotong, misal: karpey,

tempat tidur, kasur atau perkakas lain

1. Potong daerah berbercak dengan pisau atau gunting bersih

2. Masukkan tiap potongan dalam kantong kertas

3. Hindari kontaminasi

4. Beri label, dipak kemudian kirim ke laboratorium

d. Bercak sperma pada benda yang tidak dapat dipindah dan permukaan

tidak menyerap, misal: lantai, logam kayu, dll.

1. Bercak dikerok dengan alat yang bersih

2. Letakkan kerokan pada kertas bersih dan lipatlah

3. Masukkan dalam kantong kertas

4. Beri label, dipak kemudian kirim ke laboratorium

e. Barang bukti sperma pada tubuh korban kejahatan seksual

1. Korban biasanya diperiksa di RS

2. Barang bukti dapat ditemukan di mulut, vagina, dan anus korban

3. Tiap item ditempatkkan pada wadah tersendiri, beri label

4. Dipak dan dikirim ke laboratorium

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 22: Tugas Individu Adit

3. Histopatologi Forensik

a. Cara pengambilan bahan

1. Potong jaringan segar yang dicurigai dengan ukuran 3x2x0,5cm

2. Perlu diperhatikan: jangan ditekan, hindari terkena air

b. Cara Pengawetan

1. Sediakan wadah dan masukkan potongan jaringan

2. Usahakan jaringan jangan menekuk

3. Tambahkan larutan Formalin 10% sampai jaringan terendam

4. Wadah tutup rapat

5. Formalin 10% dibuat dari campuran 1 bagian commercial formalin

dengan 3 bagian volume air

c. Cara Pengiriman

1. Masukkan wadah/toples tadi pada kardus sedemikian rupa

2. ikat dengantali bersambung, beri label dan lengkapi surat-surat

3. Kirim ke PA

4. Fotografo Forensik

Fotografi forensik sering juga disebut sebagai forensik imaging.

Dimana merupakan suatu proses yang menghasilkan bentuk produksi dari

tempat kejadian atau tempat kecelakaan secara akurat untuk kepentingan

penyelidikan hingga pengadilan..

Fotografo forensik juga termasuk dalam upaya pengumpulan

barang bukti seperti tubuh manusia, tempat-tempat, dan setiap benda yang

terkait suatu kejahatan dalam bentuk foto yang dapat digunakan oleh

penyidik atau penyelidik yang dapat digunakan saat melakukan penyidikan

atau penyelidikan. Fotografi forensik dibagi menjadi:

Fotografi olah TKP

Fotografi teknik: sisik jari, blood spatter,pemeriksaan bercak darah

dengan luminol, bite marks, tire marks, shoeprint, dan memar

Fotografi otopsi

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 23: Tugas Individu Adit

5. Test Getah Paru

Test ini dilakukan untuk mengetahui apakah korban sempat

bernapas di dalam air saat tenggelam. Caranya : paru-paru diletakkan

diatas meja,permukaan paru-paru dibersihkan satu kali dengan pisau posisi

tegak lurus,kemudian di iris sampai alveoli yang paling dekat dengan

pleura (sub pleura) dan di tutup, kemudian objek glass ditempelkan pada

alveoli dan ditutup dengan gelas penutup,diliat dibawah mikroskop,akan

didapatkan lumpur,pasir,telur cacing, diatome,alga, dll.

Test getah paru (+) : korban sempat/pernah bernafas dalam air

Test getah paru (-) : korban meninggal terlebih dahulu baru

masuk kedalam air/tidak sempat bernafas dalam air

Test getah paru dapat negatif bila airnya jernih sama dengan air minum,

terjadi spasme laring, vagal refleks,

6. Cara Mengambil Gas CO2 dari Sumur

Cara mengambil gas CO2 dalam sumur :

1. Ambil beberapa botol bersih berkapasitas 1 liter dan kosongkan (ex :

botol bir). Ikat leher dan bagian alas botol masing masing dengan tali

cukup panjang

2. Isi botol tersebut dengan air sampai penuh. Turunkan kedalam sumur

yang mengandung gas CO2 dengan posisi tegak (alas botol dibawah

dan leher botol diatas ). Jaga air dalam botol jangan sampai tumpah.

3. Setelah sampai ketempat yang sesuai dengan korban ditemukan

meninggal (kedalamannya),botol tersebut dibalik agar semua air dalam

botol tumpah. Yaitu dengan cara menarik tali yang mengikat alas botol

dan mengulur tali yang mengikat leher botol.

4. Dengan keluarnya seluruh air dan botol menjadi kosong maka botol

akan vaccum sehingga gas CO2 masuk kedalam botol.

5. Setelah botol teriisi gas CO2 maka botol diangkat keatas dengan cara

botol dibalik lagi, seperti posisi semula agar gas CO2 dapat terbawa

terus kedalam botol (gas CO2 lebih berat daripada udara).

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 24: Tugas Individu Adit

6. Setelah sampai diatas, botol segera ditutup rapat, berikan label dan

disegel.

Test CO2 ada dua yaitu :

a. Kualitatif : dengan pemberian larutan Ca(OH)2 yang jernih dan baru

dibuat atau larutan Ba(OH)2 pada botol yang berisis udara yang

diambil dari tempat sempel. Apabila terdapat endapan putih kapur dari

CaCO3 atau BaCO3 maka berarti gas CO2 positif

CaOH2+CO2 CaCO3+H2O

BaOH2+CO2 BaCO3+H2O

b. Kuantitatif :

Grafimetri (penimbangan terhadap endapan yag terjadi)

Volumetri (dengan menitrasi kelebihan larutan basa

CaOH2/BaOH2 dengan konsentrasi tertentu.

Chromatografi gas (kualitatif dan kuantitatif )

7. Alkali Dilution Test

Test ini dilakukan untuk korban mati yang mengalami keracunan gas CO.

Contohnya gas lampu, kebakaran. Sifat gas CO adalah tidak berbau,tidak

berwarna,lebih ringan dari udara. Pemeriksaan ini berguna untuk

membedakan korban telah meninggal sebelum terbakar atau memang

meninggal karena terbakar.

Cara kerja :

Ambil dua tabung reaksi yang bersih. Pada tabung reaksi I dimasukkan

tigas tetes darah orang normal (sebagai kontrol ) dan pada tabung reaksi II

dimasukkan tiga tetes darah korban. Kemudian keduanya diencerkan

dengan aquades sampai volume 15ml (hingga berwarna pink jernih).

Setelah tercampur secara homogen,kedua tabung reaksi diberi tiga tetes

larutan alkali (NaOH 10% atau KOH 10%). Amati perubahan yang terjadi.

Darah normal (tabung reaksi I) segera berubah warna dari merah muda

menjadi coklat kehijauan dalam waktu kurang dari 30 detik, karena

terbentuknya alkali hematin. Sedangkan darah korban (tabung reaksi II)

perubahan warna seperti diatas membutuhkan waktu lebih dari 30

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 25: Tugas Individu Adit

detik ,karena sudah terjadi ikatan CO-HB. HB lebih mudah mengikat CO

dari pada CO2 .

(+) : korban keracunan gas CO, korban sebelum/setelah mati dibunuh

menghirup asap,perokok berat

(-) : korban tidak menghirup asap, spasme laring , vagal refleks

8. Emboli Lemak

Contoh kasus yan sering terjadi seorang anak yang dipukul terus

menerus menjadi sesak akhirnya mati atau patah tulang paha saat mau

dioperasi akhiranya meninggal karena sesak. Hal ini terjadi karena emboli

lemak ( dilakukan pemeriksaan pada paru-paru) ec. Fraktur tulang

panjang. Lemak terpecah dan terlepas karena kena pukulan pada kulit

seluruh punggung dan patahn ya tulang panjang. Sehingga cairan lemak

masuk kedalam pembuluh darah vena yang robek masuk kevena cava

superior atrium kananventrikel kananarteri pulmonaleDan

membuntu di paru-paru (alveoli). Korban meninggal karena kapiler paru

buntu dan terjadi asphiksia.

Test emboli lemak : organ yang diambil yaitu paru-paru “jaringan

paru-paru diambil dan dikeraskan dengan uap zat asam arang cair (frozzen

setion) dan kemudian dengan mikrotom dipotong 20 mikron dan dicat

dengan warna Sudan III kemudian dikirim ke PA. Pengiriman PA /

pengawetan: paru-paru diberi gas CO kemudian difiksasi menggunakan

dry ice supaya tidak membusuk (jangan mengirim PA dengan

alkohol/formalin karena lemak akan larut)

9. Emboli Udara Vena

Terjadi karena vena teriris (biasanya V. jugularis dileher) sehingga

udara masuk ke dalam pembuluh darah vena kemudian menuju ke jantung

kanan → cab. Arteri pulmonale → ke paru-paru → menyebabkan sesak.

Korban meninggal karena kapiler paru buntu oleh udara sehingga terjadi

asphyxia. (jumlah udara yang dapat menyebabkan kematian antara 100-

150 cc).

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 26: Tugas Individu Adit

Cara pemeriksaannya dilakukan saat otopsi:

Kulit dinding thorax dibuka → sternum dipotong pada proc. Xypoideus

setinggi ICS II dibawah costa II supaya V. Brachialis cab V. Clavicula

tidak terpotong ambil dan gunting pericard dengan posisi Y terbalik →

dengan pinset tarik ujung-ujung potongan pericard seperti Y terbalik → isi

dengan air sampai menggenang tusuk atrium kanan,ventrikel kanan,arteri

pulmonalis → ada gelembung udara positif.

10. Emboli Udara Arteri

Otopsi sama dengan emboli udara vena. Hanya yang ditusuk

atrium kiri, ventrikel kiri dan aorta. Terjadi bila ada luka tembus paru-

paruemboliv pulmonalisatrium kiri ventrikel kiri aorta.

Korban meninggal karena udara membuntu otak, ginjal dan jantung

sampai terjadi asfiksi. Penyebab: Luka tusuk/tembus diparu-paru,

Artifisial pneumothorax, Pneumonectomy.

11. Pneumothorax

Adanya udara dalam rongga thorax

Otopsi : buka kulit dinding thorax dengan potongan huruf “I” atau “Y”

setelah terlihat costa tarik potongan costa, tarik potongan kulit hingga

membentuk kantong kemudian isi air sampai menggenangi kemudian

tusuk paru-paru diantara ICS2, test (+) bila ada gelembung udara

Pada gas pembusukan ditemukan gelembung udara sedikit.

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 27: Tugas Individu Adit

12. Test Apung Paru

Test apung paru adalah test untuk membuktikan pembunuhan anak

apakah pernah hidup bernafas atau tidak. Caranya : ambil organ paru-

paru,jantung, thymus dimasukkan kedalam bak berisi air. Pada paru-paru

percobaan dimulai dari paru-paru yang utuh, dipotong perlobus, dipotong

menjadi ukuran yang lebih kecil dan jika masih terapung, potong hingga

ukuran terkecil dan diapungkan.

Jika mengapung : bayi pernah hidup, bernafas

Jika tenggelam : bayi belum pernah bernafas

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 28: Tugas Individu Adit

BAB VFORENSIK KLINIK

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 29: Tugas Individu Adit

BAB V

FORENSIK KLINIK

1. Pemeriksaan Selaput Darah

Prinsip dasar pemeriksaan ini adalah tidak boleh memasukkan apa

saja ke dalam liang vagina yang akan diperiksa baik berupa alat, jari atau

apapun. Karena bila dilakukan maka tindakan ini jelas saja akan merusak

hymen atau selaput darah yang akan diperiksa.

Posisi yang akan diperiksa seperti posisi orang akan melahirkan

(Lithotomy), bibir vagina (labia) dilebarkan menggunakan ibu jari dan jari

telunjuk tangan kiri, maka akan terlihat hymen. Jika masih belum terlihat

jelas maka jari telunjuk tangan kanan dimasukkan kedalam lubang anus

dengan sebelumnya diberi cairan lubrikan. Selanjutnya jari telunjuk yang

sudah masuk tadi mendorong ke depan hymen secara perlahan.

Kemudian dilihat tempat-tempat robekan serta dinilai robekannya

baru terjadi atau sudah lama. Tempat-tempat robekan di analogikan

dengan posisi angka jarum jam. Misalnya: Robekan lama pada jam 5, 7

dan 11.

Gambar 5.1 Beragam jenis selaput darah

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik

Page 30: Tugas Individu Adit

2. Pemeriksaan Anus

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda kekerasan

seksual yang terdapat pada korban sodomi, berikut adalah caranya:

1. Atur posisi pasien, lebih baik dalam posisi tidur miring baik untuk

laki-laki maupun perempuan.

2. Kenakan sarung tangan sekali pakai

3. Inspeksi jaringan perianal dan palpasi kulit sekitarnya.

4. Dengan tangan tidak dominan, renggangkan bokong, lalu inspeksi area

anal untuk mengetahui karakteristik kulit, lesi. Perhatikan apakah

terdapat tanda-tanda kekerasan pada bagian ini.

5. Untuk melihat bagian dalam anus, oleh lubrikan pada jari telunjuk

yang sudah menggunakan sarung tangan, kemudian perlahan

masukkan ke dalam lubang anus. Perhatikan apakah terdapat nyeri

tekan

6. Perhatikan saat mengeluarkan tangan, apakah terdarapat darah/feses

yang menempel pada sarung tangan

Ketut Aditya / 09700224 / DM Bangil C - SMF Forensik RSUD Ibnu Sina Gresik