Tugas Individu

38
TUGAS INDIVIDU Oleh: Choirunizar Awaludin Dyan Fahmi 201320401011110 Pembimbing: dr. Moch. Ma’roef, Sp. OG

description

Individu

Transcript of Tugas Individu

Page 1: Tugas Individu

TUGAS INDIVIDU

Oleh:

Choirunizar Awaludin Dyan Fahmi

201320401011110

Pembimbing:

dr. Moch. Ma’roef, Sp. OG

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN

2015

Page 2: Tugas Individu

MIOMA UTERI

1. Definisi

Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot polos uterus, yang diselingi

untaian jaringan ikat dan dikelilingi kapsul yang tipis , dan sering terjadi pada usia

reproduksi. Tumor ini juga dikenal dengan istilah fibromioma uteri, leimioma uteri, dan

uterine fibroid. Dapat bersifat tunggal atau ganda, dan mencapai ukuran besar, konsistensinya

keras dengan batas kapsul yang jelas sehingga dapat dilepas dari jaringan sekitarnya.

2. Etiologi

Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit

multifaktorial. Beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya

mioma uteri, yaitu :

a. Umur : mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10%

pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala

klinis antara 35-45 tahun.

b. Paritas : lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil, tetapi

sampai saat ini belum diketahui apakah infertil menyebabkan mioma uteri atau

sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertil, atau apakah kedua keadaan ini saling

mempengaruhi.

c. Faktor ras dan genetik : pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka

kejadiaan mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada

wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.

Page 3: Tugas Individu

d. Fungsi ovarium : diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan

mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah kehamilan dan

mengalami regresi setelah menopause.

3. Patofisiologi

Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell Nest atau teori genioblast. Percobaan Lipschultz

yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata menimbulkan tumor

fibromatosa baik pada permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek

fibromatosa ini dapat dicegah dengan pemberian preparat progesteron atau testoster.

Pemberian agonis GnRH dalam waktu lama sehingga terjadi hipoestrogenik dapat

mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan

dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap reseptor dan faktor pertumbuhan lain.

Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor pertumbuhan epidermal

dan insulin-like growth factor 1 yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk, telah

mendemonstrasikan munculnya gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma

daripada miometrium normal dan mungkin penting pada perkembangan mioma. Namun

bukti-bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini tidak mengalami regresi yang

bermakna setelah menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada itu tumor ini

kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan setelah ooforektomi bilateral pada

usia dini.

4. Klasifikasi

a. Mioma uteri intramural

Mioma terdapat di korpus uteri diantara serabut miometrium. Bila mioma membesar atau

bersifat multiple dapat menyebabkn pembesaran uterus dan berbenjol-benjol

Page 4: Tugas Individu

b. Mioma uteri submukosa

Mioma tumbuh tepat dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus.

Kadang mioma uteri submukosadapat tumbuh terus dalam kavum uteri dan berhubungan

dengn tangkai yang dikenal dengan polip. Karena konraksi uterus, polip dapat melalui

kanalis servikalis dan sebgian kecil atau besar memasuki vagina yang dikenal dengan

nama myoma geburt.

c. Mioma uteri subserosa

Mioma terletak dibawah tunika serosa, tumbuh kerah luar dan menonjol ke permukaan

uterus. Mioma subserosa dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi

mioma ligamenter yang dapat menekan ligamenter dan arteri iliaka. Miom jenis ini juga

dapat tumbuh menempel pada jaringan lain misalnya ke omentum dan kemudian

membebaskan diri dari uterus sehingga disebut wandering dan parasite fibroid.

5. Gejala Klinis

Gejala yang timbul sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada serviks,

intramural, submukus, subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi.

Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Perdarahan abnormal

Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoragia dan dapat

juga terjadi metroragia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini, antara

lain adalah :

- Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hyperplasia endometrium sampai adeno

karsinoma endometrium.

- Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasa.

Page 5: Tugas Individu

- Atrofi endometrium di atas mioma submukosum.

- Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara

serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya

dengan baik.

b. Rasa nyeri

Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah

pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran

mioma submukosum yang akan dilahirkan, pula pertumbuhannya yang menyempitkan

kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenore.

c. Gejala dan tanda penekanan

Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada kandung

kemih akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan retensio urine, pada

ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rectum dapat

menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe

dipanggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.

d. Infertilitas dan abortus

Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars intertisialis

tuba, sedangkan mioma submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena

distorsi rongga uterus.

6. Diagnosis

a. Anamnesis

Dalam anamnesis dicari keluhan utama serta gejala klinis mioma lainnya, faktor resiko

serta kemungkinan komplikasi yang terjadi.

Page 6: Tugas Individu

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan status lokalis dengan palpasi abdomen. Mioma uteri dapat diduga dengan

pemeriksaan luar sebagai tumor yang keras, bentuk yang tidak teratur, gerakan bebas,

tidak sakit.

c. Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan laboratorium

Akibat yang terjadi pada mioma uteri adalah anemia akibat perdarahan uterus yang

berlebihan dan kekurangan zat besi. Pemeriksaaan laboratorium yang perlu dilakukan

adalah Darah Lengkap (DL) terutama untuk mencari kadar Hb. Pemeriksaaan lab lain

disesuaikan dengan keluhan pasien.

- Imaging

i. Pemeriksaaan dengan USG akan didapat massa padat dan homogen pada

uterus. Mioma uteri berukuran besar terlihat sebagai massa pada abdomen

bawah dan pelvis dan kadang terlihat tumor dengan kalsifikasi.

ii. Histerosalfingografi digunakan untuk mendeteksi mioma uteri yang tumbuh

ke arah kavum uteri pada pasien infertil.

iii. MRI lebih akurat untuk menentukan lokasi, ukuran, jumlah mioma uteri,

namun biaya pemeriksaan lebih mahal.

7. Penatalaksanaan

Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah. Penanganan mioma uteri

tergantung pada umur, status fertilitas, paritas, lokasi dan ukuran tumor, sehingga biasanya

mioma yang ditangani yaitu yang membesar secara cepat dan bergejala serta mioma yang

Page 7: Tugas Individu

diduga menyebabkan fertilitas. Secara umum, penanganan mioma uteri terbagi atas

penanganan konservatif dan operatif.

Penanganan konservatif bila mioma berukuran kecil pada pra dan post menopause tanpa

gejala. Cara penanganan konservatif sebagai berikut :

a. Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodic setiap 3-6 bulan.

b. Bila anemi

Pengobatan operatif meliputi miomektomi dan histerektomi. Miomektomi adalah

pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan

misalnya pada mioma submukoum pada myom geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina.

Pengambilan sarang mioma subserosum dapat mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai.

Apabila miomektomi ini dikerjakan karena keinginan memperoleh anak, maka kemungkinan

akan terjadi kehamilan adalah 30-50%. Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang

umumnya tindakan terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan perabdominan atau

pervaginam. Yang akhir ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa

dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya. Adanya prolapsus uteri akan mempermudah

prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan

timbulnya karsinoma servisis uteri. Histerektomi supravaginal hanya dilakukan apabila

terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus.

8. Perubahan sekunder

a. Atrofi : sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan mioma uteri menjadi kecil.

b. Degenerasi hialin : perubahan ini sering terjadi pada penderita berusia lanjut. Tumor

kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya

Page 8: Tugas Individu

sebagian kecil dari padanya seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari

kelompok lainnya.

c. Degenerasi kistik : dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari mioma

menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi agar-agar,

dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai

limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari kista

ovarium atau suatu kehamilan.

d. Degenerasi membatu (calcereus degeneration) : terutama terjadi pada wanita berusia

lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam

kapur pada sarang mioma maka mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada

foto rontgen.

e. Degenerasi merah (carneus degeneration) : perubahan ini terjadi pada kehamilan dan

nifas. Patogenesis : diperkirakan karena suatu nekrosis subakut sebagai gangguan

vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah

berwarna merah disebabkan pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah

tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis, haus, sedikit demam,

kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan. Penampilan klinik ini

seperti pada putaran tangkai tumor ovarium atau mioma bertangkai.

f. Degenerasi lemak : jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin.

9. Komplikasi

a. Degenerasi ganas

Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh

mioma; serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru

Page 9: Tugas Individu

ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan

keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran

sarang mioma dalam menopause.

b. Torsi (putaran tangkai)

Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut

sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindrom abdomen akut. Jika

torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi.

c. Nekrosis dan infeksi

Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena gangguan

sirkulasi darah padanya.

KISTA OVARIUM

1. Definisi

Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian mana saja dari

tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe kista ovarium yang paling

umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya terbentuk selama siklus menstruasi

normal.

2. Patofisiologi

Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak.

Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista

tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional

Page 10: Tugas Individu

multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap

gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan

choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCG

menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas,

induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang

clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai

dengan pemberian HCG. Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan

tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas

dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering

berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista

jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor

ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel

granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal

dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal,

endodermal, dan mesodermal.15 Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium

ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan

multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.

3. Gejala

Kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala. Namun kadang-

kadang kista dapat menyebabkan beberapa masalah seperti:

a. Tekanan, terasa penuh, atau nyeri di abdomen

b. Agak sakit pada bagian belakang bawah dan paha.

c. Bermasalah dalam pengeluaran urine secara komplit

Page 11: Tugas Individu

d. Nyeri selama hubungan seksual.

e. Peningkatan berat badan

f. Nyeri pada saat menstruasi dan perdarahan abnormal

g. Nausea dan vomiting.

h. Breast tenderness

4. Diagnosis

Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan atau di

rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan,

konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis tumor tersebut.

Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor. Jika tumor

ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor itu

konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya adanya kehamilan atau kandung kemih penuh,

sehingga pada anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai pemeriksaan tambahan.

Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka perlu

diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor nonneoplastik

akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah

peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat

digerakkan karena perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan

diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.

5. Pemeriksaan Penunjang

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah :

a. Laparaskopi

Page 12: Tugas Individu

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari

ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.

b. Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal

dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat

pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.

6. Penatalaksanaan

Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nonneoplastik tidak,

jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada penderita dan

yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah

kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan

secara spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama 2-3

bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut,

kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik

dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor

dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika

tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya

disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi

yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada

wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor

yang rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan

operasi yang tidak seberapa radikal.

Page 13: Tugas Individu

7. Klasifikasi

a. Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)

- Kista Follikel

Kista ini berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses atresia folliculi.

Setiap bulan sejumlah besar follikel menjadi mati, disertai kematian ovum, disusul

dengan degenerasi dari epitel follikel. Pada masa ini tampaknya sebagai kista-kista

kecil. Tidak jarang ruangan follikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga

terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis.

Biasanya besarnya tidak melebihi sebuah jeruk. Sering terjadi pada pubertas,

climacterium, dan sesudah salpingektomi.

Gejala-gejala

Kista jenis ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan kadang-kadang

tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Kurve suhu basal bersifat monofasis. Bila

mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut dapat memberikan rasa penuh dan

tidak enak pada daerah yang dikenai. Seperti pada semua tumor ovarii dapat

menyebabkan torsi. Kadang-kadang walaupun jarang, dapat terjadi rupture spontan,

dengan disertai tanda-tanda perdarahan intra abdominal sehingga gambaran klinisnya

dapat menyerupai suatu kehamilan ektopik yang terganggu. Yang paling sering

terjadi ialah cairan kista tersebut mengalami resorpsi secara spontan setelah satu atau

dua siklus.

Diagnosa

Page 14: Tugas Individu

Diagnosa hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor tersebut. Tetapi kita tidak

akan dapat menentukan dengan sekali pemeriksaan, apakah kista ini neoplastik atau

non neoplastik, kecuali bila ukurannya sangat besar.

Terapi

Biasanya tak memerlukan terapi karena mengalami resorpsi spontan. Bila harus

diadakan operasi oleh karena adanya salah satu gangguan klinis atau oleh karena

indikasi lain, sebaiknya tindakannya disesuaikan dengan keadaan. Bila kista kecil

dapat dilakukan punksi atau eksisi saja. Bila besar sebaiknya di enucleasi dengan

meninggalkan jaringan ovarium yang normal.

- Kista Lutein

Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan. Kista lutein

yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum haematoma. Perdarahan ke

dalam ruang corpus selalu terjadi pada masa vaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat

banyak jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis dan

berwarna kekuning-kuningan. Secara perlahan-lahan terjadi resorpsi dari unsur-unsur

darah, sehingga akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur darah.

Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein

sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringan-

jaringan perut.

Gejala-gejala

Pada beberapa kasus sering mnyerupai kehamilan ektopik. Haid kadang-kadang

terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang terus menerus, disertai rasa sakit

pada bagian perut bawah. Pada pemeriksaan klinis ditemukan benjolan yang sakit.

Page 15: Tugas Individu

Ada yang menganggap kista ini sebagai korpus luteum persistens, dimana oleh

sesuatu sebab tidak terjadi regresi. Suatu jenis yang jarang dari kista lutein ialah yang

ditemukan pada mola hydatidosa atau chorio epithelioma. Dalam beberapa kasus dari

jenis ini, dindingnya dibentuk oleh sel granulose yang mengalami luteinisasi, tetapi

pada umumnya kista dibntuk oleh sel theca lutein dan jaringan ikat.

- Stein Levental ovary

Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik, permukaan rata, berwarna

keabu-abuan dan berdinding tebal. Pada pemeriksaan mikroskopis akan tampak

tunica yang tebal dan fibrotik. Dibawahnya tampak follikel dalam bermacam-macam

stadium, tetapi tidak ditemukan corpus luteum. Secara klinis memberikan gejala yang

disebut Stein-Leventhal Syndrom, yaitu yang terdiri dari hirsutisme, sterilitas,

obesitas dan oligomenorrhoe. Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan

hyperplasi dari tunica interna yang menghasilkan zat androgenic. Kelainan ini

merupakan penyakit herediter yang autosomal dominant.

- Germinal inclusion cyst

Terjadi oleh karena invaginasi dari epitel germinal dari ovarium. Biasanya terjadi

pada wanita tua. Tidak pernah memberi gejala-gejala yang berarti.

- Kista endometrial

b. Kista ovarium yang neoplastik atau proliferative

- Kistoma ovarii simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali

bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih,

serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.

Page 16: Tugas Individu

Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan

gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum

yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista.

Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan

yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah

ada keganasan.

- Kistadenoma Ovarii Musinosum

Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin berasal dari

suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-

elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari lapisan

germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama

dengan tumor Brenner.

Gambaran Klinik

Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan berbagala

(lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar, lebih-lebih pada

penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar tidak lagi dapat

ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi

dapat juga ditemui yang bilateral.

Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat terjadi torsi

yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan

perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang memudahkan timbulnya

perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.

Page 17: Tugas Individu

Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakhir ini

khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada

pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan

berwarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.

Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi

dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang membundar karena terisi

lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai

potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar: kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista

baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada

dinding kista, maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga

perut, dan dengan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat

pseudomiksoma peritonei ialah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus

bertambah dan menyebabkan banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal

karena ileus dan atau inanisi. Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah

padat, dan pertumbuhan papiler. Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan

seksama oleh karena di situ dapat ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasan ini

terdapat dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum.

Penanganan

Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah cukup

besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan

pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi). Pada waktu mengangkat

kista sedapat-dapatnya diusahakan mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi

dahulu, untuk mencegah timbulnya pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi

Page 18: Tugas Individu

kista. Jika berhubung dengan besarnya kista perlu dilakukan pungsi untuk

mengecilkan tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan

tumor dari rongga perut. Setelah kista diangkat, harus dilakukan pemeriksaan

histologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan.

Waktu operasi, ovarium yang lain perlu diperiksa pula.

- Kistadenoma Ovarii Serosum

Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari epitel permukaan

ovarium (germinal epithelium).

Gambaran Klinik

Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan

dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat

pula berrbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler, meskipun

lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah

potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%, dan keluar pada

permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena

campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh

dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma).

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan gambaran

makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari yang jinak, bahkan

pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu memberi kepastian. Pada pemeriksaan

mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisi oleh epitel kubik atau epitel torak

yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya.

Karena tumor ini barasal dari epitel permukaan ovarium (germinal ephithelium),

Page 19: Tugas Individu

maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka ragam tetapi sebagian besar epitelnya

terdiri atas epitel bulu getar, seperti epitel tuba.

Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang

dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista adalah

kistadenoma ovarii serosum papilliferum, tetapi tidak bahwa tumor itu ganas.

Perubahan Ganas

Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta

anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik

digolongkan kedalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis pemisah antara

kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-kadang sukar ditentukan.

Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi keganasan yang dilaporkan

sangat berbeda-beda. Walaupun demikian, dapat dikatakan bahwa 30% - 35% dari

kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus

terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit

itu kurang baik, meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak

(histopatologically benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus

dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant).

Terapi

 Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum. Hanya,

berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan

pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang

perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk

menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.

Page 20: Tugas Individu

- Kista Endometrioid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam terdapat

satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini, yang

ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan

endometriosis ovarii.

- Kista Dermoid

Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-

struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi

dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih

menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis

kista dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel

telur melalui proses partenogenesis.

Gambaran Klinik

Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih,

keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain

padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila dibelah,

biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada

umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat.

Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal. Maka

dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan,

serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel

saluran pernapasan, dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam

rongga kista ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak,

Page 21: Tugas Individu

bercampur dengan rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula

merupakan gelondongan seperti konde.

Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut

bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat

pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak jarang,

kira-kira dalam 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita lewat

menopause. Yang tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu

elemen ektodermal. Ada kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan

menyebabkan terjadinya tumor yang khas.

GANGGUAN MENSTRUASI

Menstruasi pada awalnya terjadi secara tidak teratur sampai mencapai umur 18 tahun setelah itu

harus sudah teratur. Menstruasi dianggap normal jika terjadi dengan interval 22-35 hari (dari hari

pertama menstruasi sampai pada permulaan

periode menstruasi berikutnya) dan pengeluaran darah menstruasi berlangsung 1-8 hari. Jumlah

rata-rata hilangnya darah selama menstruasi adalah 50 ml (rentang 20-80 ml), atau 2-5 kali

pergantian pembalut/hari.

Gangguan menstruasi paling umum terjadi pad awal dan akhir masa reproduktif, yaitu dibawah

usia 19 tahun dan di atas 39 tahun. Gangguan ini mungkin berkaitan dengan lamanya siklus haid,

atau jumlah dan lamanya menstruasi.

Gangguan haid dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam :

1. Perubahan pada siklus haid

a. Polimenorea

Page 22: Tugas Individu

Yaitu siklus haid pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari pendarahan). Polimenorea

dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, akan

menjadi pendeknya masa luteal. Penyebabnya ialah kongesti ovarium karena peradangan,

endometritis, dan sebagainya.

b. Oligomenorea

Yaitu siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Perdarahan pada oligomenorea

biasanya berkurang. Penyebabnya adalah gangguan hormonal, ansietas dan stress,

penyakit kronis, obat-obatan tertentu, bahaya di tempat kerja dan lingkungan, status

penyakit nutrisi yang buruk, olah raga yang berat, penurunan berat badan yang signifikan.

c. Amenore

Merupakan perubahan umum yang terjadi pada beberapa titik dalam sebagian besar

siklus menstruasi wanita dewasa. Sepanjang kehidupan individu, tidak adanya menstruasi

dapat berkaitan dengan kejadian hidup yang normal seperti kehamilan, menopause, atau

penggunaan metode pengendalian kehamilan. Selain itu, terdapat beberapa keadaan atau

kondisi yang berhubungan dengan amenorea yang abnormal.

Amenorea dibagi menjadi dua bagian besar :

- Amenorea primer di mana seorang wanita tidak pernah mendapatkan sampai umur 18

tahun. Terutama gangguan poros hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan tidak

terbentuknya alat genitalia.

- Amenorea sekunder, pernah beberapa kali mendapat menstruasi sampai umur 18

tahun dan diikuti oleh kegagalan menstruasi dengan melewati waktu 3 bulan atau

lebih. Penyebabnya sebagian besar bersumber dari penyebab yang mungkin dapat

ditegakkan.

Page 23: Tugas Individu

2. Perubahan jumlah darah haid

a. Hipermenorea atau menoragia

Hipermenorea adalah pendarahan haid yang lebih banyak dari normal (lebih dari 8 hari).

Terjadinya pada masa haid yang mana haid itu sendiri teratur atau tidak. Pendarahan

semacam ini sering terjadi dan haidnya biasanya anovoasi penyebab terjadinya menoragia

kemungkinan terdapat mioma uteri, polip endometrium atau hyperplasia endometrium

(penebalan dinding rahim, dan biasanya terjadi pada ketegangan psikologi

b. Hipomenorea

Hipomenorea adalah pendarahan haid yan lebih pendek dari biasa dan/atau lebih kurang

dari biasa penyebabnya kemungkinan gangguan hormonal, kondisi wanita dengan

penyakit tertentu

3. Gangguan pada siklus dan jumlah darah haid

Pada keadaan ini terdapat gangguan siklus menstruasi, perdarahan terjadi dengan interval

yang tidak teratur, dengan jumlah darah menstruasi bervariasi, pola menstruasi ini disebut

metrorargia

Page 24: Tugas Individu

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Obstetri patologi dan Ginekologi. Bagian obstetric dan ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung; Elstar Offset Bandung.

DeCherney, A.H.,Nathan, L. Current Obstetry and Gynecology Diagnosis and Therapy. McGraw-Hill, 2003; P :693-699

Edward E., 2007. Uterine Miomas : Comprehensive Review. Available from : http://www.gynalternatives.com. Accested : 14 Maret 2015

F. Gary Cunningham, F. Gant N.(et al), alih bahasa, Andry Hartono, Y. Joko S.(et al). 2005. Obstetri William. Edisi 21. Cetakan pertama. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.. p1036-1037.

Henderson, C., Jones, K. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta. EGC

Joedosoepoetro MS, 2005. Tumor-tumor Jinak Pada Alat-alat Genital Dalam, Ilmu Kandungan, editor Prawirohardjo S, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, hal 281-292

Manuaba, I. A. C., Manuaba I. B. G. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta. EGC

Sutoto J. S. M., 2005. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital dalam Buku Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo, Jakarta