Tugas Hukum Tata Negara

5
TUGAS HUKUM TATA NEGARA Nama : Siti Soleha Jurusan : Ilmu Sosial Politik Prodi : PKN NON REG 2007 No. Reg : 4115077001 Soal 1. Jelaskan pengertian Hukum Tata Negara menurut para ahli (pakar)! 2. Jelaskan hubungan fungsional antar lembaga Negara ! Jawaban 1. HTN (Hukum Tata Negara) menurut para pakar yaitu : a. Menurut Vanvollen Hoven Hukum Tata Negara adalah mengatur semua masyarakat hukum atasan dan masyarakat hukum bawahan menurut tingkatannya dan dari masing-masing itu menentukan wilayah lingkungan rakyatnya dan akhirnya menentukan badan-badan dan fungsinya masing- masing yang berkuasa dalam lingkungan masyarakat hukum disana serta menentukan susunan dan wewenangnya dari badan-badan tersebut.

Transcript of Tugas Hukum Tata Negara

Page 1: Tugas Hukum Tata Negara

TUGAS HUKUM TATA NEGARA

Nama : Siti Soleha

Jurusan : Ilmu Sosial Politik

Prodi : PKN NON REG 2007

No. Reg : 4115077001

Soal

1. Jelaskan pengertian Hukum Tata Negara menurut para ahli (pakar)!

2. Jelaskan hubungan fungsional antar lembaga Negara !

Jawaban

1. HTN (Hukum Tata Negara) menurut para pakar yaitu :

a. Menurut Vanvollen Hoven Hukum Tata Negara adalah mengatur semua

masyarakat hukum atasan dan masyarakat hukum bawahan menurut  tingkatannya

dan dari masing-masing itu menentukan wilayah lingkungan rakyatnya dan

akhirnya menentukan badan-badan dan fungsinya masing-masing yang berkuasa

dalam lingkungan masyarakat hukum disana serta menentukan susunan dan

wewenangnya dari badan-badan tersebut.

b. Menurut Scolthen Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi

dari pada negara.

c. Menurut Vanderpot Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang

menentukan badan-badan yang diperlukan serta wewenangnya masing-masing,

Hubungan satu dengan yang lainnya dan hubungannya dengan individu-individu.

d. Menurut Logemann Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi

negara.

Page 2: Tugas Hukum Tata Negara

e. Menurut Prof. Mr. Ph Kleintjets Hukum Tata Negara Hindia Belanda terdiri dari

kaedah-kaedah hukum mengenai tata (Inrichting Hindia Belanda), alat

perlengkapan kekuasaan negara (Demet Overheadsgezag), tata, wewenang

(Bevoegdheden) dan perhubungan kekuasaan (Onderlinge Machtsverhouding)

diantara alat-alat perlengkapan.

f. Menurut Kusumadi Pudjosewojo Hukum Tata Negara adalah hukum yang

mengatur bentuk negara (kesatuan atau federal) dan bentuk pemerintahan

(kerajaan atau republic) yang menunjukkan masyarakat hukum yang atasan

maupun bawahan beserta tingkatan-tingkatannya yang selanjutnya menegaskan

wilayah dan lingkungan rakyat dari masyarakat-masyarakat hukum itu dan

akhirnya menunjukkan alat perlengkapan dari masyarakat hukum itu beserta

susunan wewenang, tingkatan imbangan dari dan antara alat perlengkapan itu.

2. Hubungan Fungsional antar lembaga Negara

Hubungan antar alat-alat kelengkapan suatu negara atau yang lazim disebut

sebagai lembaga negara merupakan hubungan kerjasama antar institusi-institusi yang

dibentuk guna melaksanakan fungsi-fungsi negara. Berdasarkan teori-teori klasik

mengenai negara setidaknya terdapat beberapa fungsi negara yang penting seperti fungsi

membuat kebijakan peraturan perundang-undangan (fungsi legislatif), fungsi

melaksanakan peraturan atau fungsi penyelenggaraan pemerintahan (fungsi eksekutif),

dan fungsi mengadili (fungsi yudikatif). Kecenderungan praktik ketatanegaraan terkini di

Indonesia oleh banyak ahli hukum tata negara dan ahli politik dikatakan menuju sistem

pemisahan kekuasaan antara ketiga fungsi negara tersebut (separation power).

Alat kelengkapan negara berdasarkan teori–teori klasik hukum negara meliputi

kekuasaan eksekutif, dalam hal ini bisa presiden atau perdana menteri atau raja,

kekuasaan legilatif, dalam hal ini bisa disebut parlemen atau dengan nama lain seperti

dewan perwakilan rakyat, dan kekuasaan yudikatif seperti mahkamah agung atau

supreme court. Setiap alat kelengkapan negara tersebut bisa memiliki organ-organ lain

Page 3: Tugas Hukum Tata Negara

untuk membantu pelaksanaan fungsinya. Kekuasaan eksekutif, misalnya, dibantu wakil

dan menteri-menteri yang biasanya memimpin satu departemen tertentu. Meskipun

demikian, tipe-tipe lembaga negara yang diadopsi setiap negara berbeda-beda sesuai

dengan perkembangan sejarah politik kenegaraan dan juga sesuai dengan kebutuhan

masyarakat dalam negara yang bersangkutan.

Secara konseptual, tujuan diadakannya lembaga-lembaga negara atau alat-alat

kelengkapan negara adalah selain menjalankan fungsi negara, juga untuk menjalankan

fungsi pemerintahan secara aktual. Dengan kata lain, lembaga-lembaga itu harus

membentuk suatu kesatuan proses yang satu sama lain saling berhubungan dalam rangka

penyelenggaraan fungsi negara atau istilah yang digunakan Prof. Sri Soemantri adalah

actual governmental process. Jadi, meskipun dalam praktiknya tipe lembaga-lembaga

negara yang diadopsi setiap negara bisa berbeda-beda, secara konsep lembaga-lembaga

tersebut harus bekerja dan memiliki relasi sedemikian rupa sehingga membentuk suatu

kesatuan untuk merealisasikan secara praktis fungsi negara dan secara ideologis

mewujudkan tujuan negara jangka panjang.

Sampai dengan saat ini, proses awal demokratisasi dalam kehidupan sosial dan

politik dapat ditunjukkan antara lain dengan terlaksananya pemilihan umum Presiden dan

Wakil Presiden tahun 2004 secara langsung, terbentuknya kelembagaan DPR, DPD dan

DPRD baru hasil pemilihan umum langsung, terciptanya format hubungan pusat dan

daerah berdasarkan perundangan-undangan otonomi daerah yang baru, dimana setelah

jatuhnya Orde Baru (1996 – 1997), pemerintah merespon desakan daerah-daerah

terhadap sistem pemerintahan yang bersifat sangat sentralistis, dengan menawarkan

konsep Otonomi Daerah untuk mewujudkan desentralisasi kekuasaan, selain itu

terciptanya format hubungan sipil-militer, serta TNI dengan Polri berdasarkan peraturan

perundangan yang berlaku, serta terbentuknya Mahkamah Konstitusi.