Tugas Hukum Etika Bisnis Fix Print

38
TUGAS HUKUM ETIKA BISNIS STIE TRI ATMA MULYA Nama : I Wayan Tesa Septiantara NIM : 20132411112 Jurusan : MANAJEMEN S1

description

hukum

Transcript of Tugas Hukum Etika Bisnis Fix Print

TUGAS HUKUM ETIKA BISNISSTIE TRI ATMA MULYA

Nama: I Wayan Tesa SeptiantaraNIM: 20132411112Jurusan: MANAJEMEN S1

1. Hak Ciptaa. Kasus PertamaDi Indonesia seseorang dengan mudah dapat memfoto kopi sebuah buku, padahal dalam buku tersebut melekat hak cipta yang dimiliki oleh pengarang atau orang yang ditunjuk oleh pengarang sehingga apabila kegiatan foto kopi dilakukan dan tanpa memperoleh izin dari pemegang hak cipta maka dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hak cipta. Lain lagi dengan kegiatan penyewaan buku di taman bacaan, masyarakat dan pengelola taman bacaan tidak sadar bahwa kegiatan penyewaan buku semacam ini merupakan bentuk pelanggaran hak cipta. Apalagi saat ini bisnis taman bacaan saat ini tumbuh subur dibeberapa kota di Indonesia, termasuk Yogyakarta. Di Yogyakarta dapat dengan mudah ditemukan taman bacaan yang menyediakan berbagai terbitan untuk disewakan kepada masyarakat yang membutuhkan. Kedua contoh tersebut merupakan contoh kecil dari praktek pelanggaran hak cipta yang sering dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat tidak menyadari bahwa tindakan yang mereka lakukan adalah bentuk dari pelanggaran hak cipta. Padahal jika praktek seperti ini diteruskan maka akan membunuh kreatifitas pengarang. Pengarang akan enggan untuk menulis karena hasil karyanya selalu dibajak sehingga dia merasa dirugikan baik secara moril maupun materil. Pengarang atau penulis mungkin akan memilih profesi lain yang lebih menghasilkan. Selain itu kurang tegasnya penegakan hak cipta dapat memotivasi kegiatan plagiasi di Tanah Air. Kita tentu pernah mendengar gelar kesarjanaan seseorang dicopot karena meniru tugas akhir karya orang lain. Mendarah dagingnya kegiatan pelanggaran hak cipta di Indonesia menyebabkan berbagai lembaga pendidikan dan pemerintah terkadang tidak sadar telah melakukan kegiatan pelanggaran hak cipta. Padahal, seharusnya berbagai lembaga pemerintah tersebut memberikan teladan dalam hal penghormatan terhadap hak cipta. Contoh konkritnya adalah perpustakaan, lembaga ini sebenarnya rentan akan pelanggaran hak cipta apabila tidak paham mengenai konsep hak cipta itu sendiri. Plagiasi, Digitalisasi koleksi dan layanan foto kopi merupakan topik-topik yang bersinggungan di hak cipta. Akan tetapi selain rentan dengan pelanggaran hak cipta justru lembaga ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi hak cipta sehingga dapat menimalkan tingkat pelanggaran hak cipta di Tanah Air. Perpustakaan menghimpun dan melayankan berbagai bentuk karya yang dilindungi hak ciptanya. Buku, jurnal, majalah, ceramah, pidato, peta, foto, tugas akhir, gambar adalah sebagai format koleksi perpustakaan yang didalamnya melekat hak cipta. Dengan demikian maka perpustakaan sebenarnya sangat erat hubungannya dengan hak cipta. Bagaimana, tidak di dalam berbagai koleksi yang dimiliki perpustakaan melekat hak cipta yang perlu dihormati dan dijaga oleh perpustakaan. Jika tidak berhati-hati atau memiliki rambu-rambu yang jelas dalam pelayanan perpustakaan justru perpustakaan dapat menyuburkan praktek pelanggaran hak cipta. Untuk itu dalam melayankan berbagai koleksi yang dimiliki perpustakaan, maka perpustakaan perlu berhati-hati agar layanan yang diberikannya kepada masyarakat bukan merupakan salah satu bentuk praktek pelanggaran hak cipta. Dan idealnya perpustakaan dapat dijadikan sebagai teladan dalam penegakan hak cipta dan sosialisasi tentang hak cipta. Layanan foto kopi, digitalisasi koleksi serta maraknya plagiasi karya tulis merupakan isu serta layanan perpustakaan yang terkait dengan hak cipta. Perpustakaan perlu memberikan pembatasan yang jelas mengenai layanan foto kopi sehingga layanan ini tidak dikategorikan sebagai bentuk pelanggaran hak cipta. Dalam kegiatan digitalisasi koleksi, perpustakaan juga perlu berhati-hati agar kegiatan yang dilakukan tidak melanggar hak cipta pengarang. Selain itu perpustakaan juga perlu menangani plagiasi karya tulis dengan berbagai strategi jitu dan bukan dengan cara proteksi koleksi tersebut sehingga tidak dapat diakses oleh pengguna perpustakaan.

Analisis Saya :Menanggapi kasus pelanggaran hak cipta diatas, terlihat bahwa kurangnya kesadaran seseorang dalam menghargai hasil karya orang lain dan kurangnya kesadaran hukum dikalangan masyarakat kita, memungkinkan orang tersebut melakukan pelanggaran dengan cara membajak atau mengcopy sepenuhnya tanpa memperoleh izin dari pemegang hak cipta. Akibat dari pelanggaran hak cipta tersebut adalah merusak kreativitas seseorang yang menciptakan. Pencipta merasa dirugikan baik secara moril maupun materiil karena hasil karyanya selalu dibajak. Hal ini disebabkan karena ketidaktegasan penegakan hukum hak cipta di Indonesia. Pemerintah harus dapat memberikan sanksi tegas seperti yang tertulis dalam pasal 72 tentang Undang-Undang Hak Cipta yaitu bagi mereka yang dengan sengaja atau tanpa hak melanggar hak cipta orang lain dapat dikenakan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). Menurut saya, solusi yang perlu diterapkan yaitu perlunya ditanamkan kesadaran kepada masyarakat agar tidak dengan mudahnya membajak hasil karya orang lain atau pencipta. Kesadaran tersebut tentu tidak akan tumbuh apabila tidak dibarengin dengan sanksi yang tegas dan berat agar menimbulkan efek jera bagi masyarakat yang melanggarnya.

b. Kasus KeduaPerkara gugatan pelanggaran hak cipta logo cap jempol pada kemasan produk mesin cuci merek TCL bakal berlanjut ke Mahkamah Agung setelah pengusaha Junaide Sasongko melalui kuasa hukumnya mengajukan kasasi. "Kita akan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA), rencana besok (hari ini) akan kami daftarkan," kata Angga Brata Rosihan, kuasa hukum Junaide. Meskipun kasasi ke MA, Angga enggan berkomentar lebih lanjut terkait pertimbangan majelis hakim yang tidak menerima gugatan kliennya itu. "Kami akan menyiapkan bukti-bukti yang nanti akan kami tunjukan dalam kasasi," ujarnya. Sebelumnya, majelis hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengatakan tidak dapat menerima gugatan Junaide terhadap Nurtjahja Tanudi-sastro, pemilik PT Ansa Mandiri Pratama, distributor dan perakit produk mesin cuci merek TCL di Indonesia.Pertimbangan majelis hakim menolak gugatan tersebut antara lain gugatan itu salah pihak (error in persona). Kuasa hukum tergugat, Andi Simangunsong, menyambut gembira putusan Pengadilan Niaga tersebut. Menurut dia, adanya putusan itu membuktikan tidak terdapat pelanggaran hak cipta atas peng-gunaan logo cap jempol pada produk TCL di Indonesia. Sebelumnya, Junaide menggugat Nurtjahja karena menilai pemilik dari perusahaan distributor dan perakit produk TCL di Indonesia itu telah menggunakan logo cap jempol pada kemasan mesin cuci merek TCL tanpa izin. Dalam gugatanya itu. penggugat menuntut ganti rugi sebesar Rp 144 miliar.

Penggugat mengklaim pihaknya sebagai pemilik hak eksklusif atas logo cap jempol. Pasalnya dia mengklaim pemegang sertifikat hak cipta atas gambar jempol dengan judul garansi di bawah No.-C00200708581 yang dicatat dan diumumkan untuk pertama kalinya pada 18 Juni 2007. Junaide diketahui pernah bekerja di TCL China yang memproduksi AC merek TCL sekitar pada 2000-2007. Pada 2005. Junaide mempunya ide untuk menaikkan kepercayaan masyarakat terhadap produk TCL dengan membuat gambar jempol yang di bawahnya ditulis garansi. Menurut dia, Nurtjahja telah melanggar Pasal 56 dan Pasal 57 UU No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta. Untuk itu Junaide menuntut ganti rugi materiel sebesar Rpl2 miliar dan imateriel sebesar Rp 120 miliar.Logo 'PLUS' yang tercantum pada produk cakram optik adalah pusat dari sengketa mereka. Memang cakram optik bukan lagi benda mewah bagi masyarakat Indonesia, hampir setiap orang menggunakannya baik sebagai alat rekam data audio dan video maupun sebagai media penyimpan elektronik. Teknologi yang menjamur merangsang peningkatan jumlah pengguna sekaligus penyedia cakram optik.Logo 'PLUS' ini pertama kali di ciptakan oleh Sambudi Ongko pada tahun 1998 dan mulai digunakan dalam produk-produk milik Sambudi sejak tahun 2002. Logo tersebut kemudian dicatatkan Hak Ciptanya ke Direktorat Jendral Hak Atas Kekayaan Intelektual (DitJen HKI) atas nama PT. Garuda Top Plasindo (yang merupakan perusahaan milik Sambudi Ongko) pada tanggal 20 Agustus 2007.Tak lama berselang, permohonan pendaftaran Hak Cipta Logo 'PLUS' milik Sambudi Ongko dikabulkan oleh DitJen HKI dengan No. Daftar 035048. Namun betapa terkejutnya Sambudi Ongko ketika mengetahui bahwa dalam Daftar Umum Ciptaan telah tercatat/terdaftar lebih dulu Logo 'PLUS' atas nama Usman Joko dengan nomor pendaftaran 034487, yang jelas sangat memiliki kesamaan dengan Logo 'PLUS' milik Sambudi Ongko.Namun karena yakin bahwa dirinya adalah Pencipta logo tersebut, terlebih lagi berdasarkan penelusuran yang dilakukannya ia menemukan bahwa ternyata Usman Joko telah menggunakan Logo 'PLUS' tersebut pada produk-produk yang sama, yaitu cakram optik, dan menjual di pasaran luas, akhirnya Sambudi Ongko melayangkan Gugatan Pembatalan atas Seni Logo 'PLUS' yang terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan No. Daftar 034487 atas nama Usman Joko ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.Kejelian Majelis Hakim yang diketuai oleh Sugeng Riyono, SH benar-benar di uji kali ini, mengingat minimnya kasus gugatan yang berkaitan dengan Hak Cipta yang masuk ke Pengadilan Niaga. Dalam Gugatannya, Sambudi Ongko menyatakan bahwa Dialah Pencipta asli dari Logo 'PLUS' dan Usman Joko melalui perusahaannya PT. Ojiprintech Indonesia telah melakukan pelanggaran Hak Cipta serta telah mengajukan permohonan pendaftaran Hak Cipta Seni Logo 'PLUS' dengan itikad tidak baik.Dalam persidangan, Sambudi Ongko melalui Kantor Hukum Amir Syamsuddin & Partners dengan jelas dapat memaparkan proses penciptaan Logo 'PLUS' tersebut. Mulai dari sejarah dan inspirasi yang melatarbelakangi penciptaan Logo 'PLUS' tersebut, bukti-bukti proses penciptaan, warna-warna yang digunakan, hingga teknik penulisan kata 'PLUS' pada Logo 'PLUS' yang terdapat di dalam Logo tersebut.Sambudi Ongko membuktikan bahwa Logo 'PLUS' tersebut datang dari lambang Salib bagi umat Katolik, kemudian secara detail beliau mengatakan bahwa Salib tersebut digambarkan sama panjang pada keempat sisinya, sehingga menyerupai tanda 'PLUS'. Logo 'PLUS' dan huruf 'P' inilah yang menjadi poin utama orisinalitas ciptaan Logonya sekaligus menjadi kunci rahasia apabila sewaktu-waktu ada pihak lain yang dengan beritikad tidak baik mendompleng ketenaran produknya.Akhirnya setelah melalui tahap persidangan dan pembuktian yang cukup panjang dan melelahkan, Majelis Hakim yang diketuai oleh Sugeng Riyono, SH dalam salah satu amar Putusannya menyatakan bahwa Sambudi Ongko lah yang terbukti sebagai Pencipta Asli/orisinil atas Logo PLUS, Penambahan lingkaran warna biru pada Logo PLUS milik Usman Joko, tidak diperhitungkan sebagai sesuatu yang berbeda dari kedua Ciptaan tersebut. Majelis Hakim juga menyatakan dalam amar Putusannya bahwa pendaftaran Logo PLUS milik Usman Joko telah diajukan dengan itikad tidak baik.

Analisis Saya :Pada prinsipnya hak atas Ciptaan tidak wajib didaftarkan, Hak atas Ciptaan akan lahir seketika pada saat atau segera setelah Ciptaan itu diciptakan. Adapun permohonan pencatatan di Ditjen HKI berguna sebagai salah satu alat bukti jika terjadi sengketa tentang siapa Pencipta dari suatu Ciptaan.Disinilah keuntungan pemilik hak cipta sesungguhnya karena ia telah mendaftarkan ciptaannya sehingga penegakan hukum hak atas kekayaan intelektual di Indonesia, khususnya di bidang Hak Cipta, sudah lebih berkualitas dan tidak sekedar mendasarkan segalanya pada selembar kertas bernama Sertifikat.

2. Hak Patena. Kasus PertamaIndia sedang mempersiapkan perlawanan menghadapi paten atas obat diabet yang didasarkan pada tanaman dari India. Kantor Paten Amerika Serikat telah memberikan paten pada sebuah perusahaan farmasi Amerika Serikat atas obat yang dibuat dari terong dan pare. Menurut pemerintah India, kedua tanaman tersebut sudah ribuan tahun digunakan untuk menyembuhkan diabetes di India dan sudah terdokumentasi dalam banyak teks tentang tanaman obat di India.Sementara itu, tanaman afrika juga tidak luput dari pematenan. Amerika Serikat kembali memberikan paten nomor 5,929,124 granted tanggal 27 Juli 1999 kepada dua ilmuwan Swiss untuk penemuan berupa zat aktif dari akar sebuah pohon (Swartzia madagascariensis) di Afrika. Zat aktif ini digunakan untuk mengobati infeksi jamur serta gatal-gatal pada kulit. Penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia dari pohon ini jauh lebih ampuh dari obat anti jamur yang ada sekarang, yang menarik adalah kasus perang paten atas obat genetik antara Amerika Serikat dan Inggris.Myrian Genetics, sebuah perusahaan Amerika Serikat telah mempatenkan dua gen manusia untuk skrining kanker payudara. Padahal sebagian besar penelitian tentang hal itu paling tidak pada satu gen yaitu BRCA2 dilakukan di Institut Penelitian Kanker Inggris. Myriad mengajukan paten beberapa jam sebelum Institut kanker mengumumkan penemuannya dalam majalah Nature. Pemberian paten ini akan mengancam pekerjaan 15 laboratorium di Inggris yang dibiayai oleh masyarakat/negara dengan biaya 15 kali lebih rendah dibandingkan di AS.

Analisis Saya :Kasus hak paten dalam wacana di atas, terdapat tiga kasus hak paten mengenai obat-obatan mulai dari tradisional hingga bahan kimia. Uniknya dalam tiga kasus tersebut melibatkan satu negara yang bermasalah dengan negara lain mengenai hak paten obat-obatan, Negara tersebut adalah Amerika Serikat.Pertama, Kantor Paten Amerika Serikat telah memberikan paten pada sebuah perusahaan farmasi Amerika Serikat atas obat yang dibuat dari terong dan pare. Padahal tanaman tersebut berasal dari Negara India. Sudah ribuan tahun dua tanaman tersebut digunakan untuk menyembuhkan diabetes di India dan sudah terdokumentasi dalam banyak teks tentang tanaman obat di India.Hal ini menunjukan bahwa Negara Amerika Serikat telah mengambil hak paten dua tamanan tersebut dari Negara India. Seharusnya hal ini tidak dilakukan oleh Amerika Serikat karena sudah jelas bahwa tanaman tersebut berasal dari Negara Lain bukan dari Negaranya. Untuk menyelesaikan kasus tersebut, Negara India harus dengan cepat mempatenkan dua tanaman tersebut agar Amerika Serikat tidak berbuat seperti itu dan memberikan hukuman pada Amerika Serikat yang telah berusaha mengambil hak paten dari dua tanaman itu.Kedua, Amerika Serikat kembali memberikan paten kepada dua ilmuwan Swiss untuk penemuan berupa zat aktif dari akar sebuah pohon (Swartzia madagascariensis) di Afrika. Zat aktif ini digunakan untuk mengobati infeksi jamur serta gatal-gatal pada kulit.Masih dengan negara yang sama yaitu Amerika Serikat yang mengambil hak paten zat aktif dari sebuah pohon di Afrika. Seharusnya hak paten atas zat aktif tersebut adalah milik Negara Afrika karena pohon tersebut ada di wilayah Afrika. Tidak ada hak untuk Amerika Serikat maupun Inggris yang bisa mengakui bahwa zat aktif tersebut milik mereka walaupun mungkin dalam kenyataannya Amerika Serikat dan Inggris melalukan penelitian untuk zat aktif itu. Tetapi tetap, hak paten untuk zat aktif itu adalah milik Afrika dan Negara Afrika berhak memberi hukuman atas apa yang dilakukan oleh Negara Amerika dan Inggris yang telah mengakui hak paten atas zat aktif tersebut.Terakhir, Sebuah perusahaan Amerika Serikat telah mempatenkan dua gen manusia untuk skrining kanker payudara. Padahal sebagian besar penelitian dilakukan di Institut Penelitian Kanker Inggris. Myriad mengajukan paten beberapa jam sebelum Institut kanker mengumumkan penemuannya dalam majalah Nature.Kasus ini hanya karena kecepatan pengakuan hak paten dari Institut Penelitian Kanker Inggris yang telah didahului oleh Myrian Genetics, sebuah perusahaan Amerika Serikat dalam hitungan jam. Padahal penelitian ini, sebagia besar dilakukan di Inggris namun lagi-lagi Amerika Serikat mengakui yang bukan hak nya. Hal ini juga mengancam 15 pekerjaan laboratorium di Inggris yang dibiayai oleh masyarakat Inggris.Pesan penting untuk Negara Amerika Serikat, jangan berkehendak sendiri dalam melakukan apapun walaupun kita semua mengetahui bahwa Amerika Serikat adalah negara yang kaya dalam pendanaan tetapi bukan seperti itu caranya, mengakui yang bukan haknya. Berlaku adil dan bersikap profesional itu yang seharusnya ditunjukan oleh negara super power seperti Amerika Serikat

b. Kasus KeduaApple Computer diklaim telah melakukan pelanggaran hak paten untuk teknologi yang diterapkannya pada iTunes. Apple diminta membayar 12% dari total penjualan iTunes dan iPod.Adalah Pat-rights, perusahaan asal Hong Kong yang menuduh Apple telah melanggar hak patennya atas teknologi Internet User Identity Verification yang diimplementasikan pada toko musik online milik Apple, iTunes.Teknologi ini dipakai untuk memverifikasi seorang konsumen sebelum dinyatakan berhak men-download file lagu dari iTunes. Sebelum membeli lagu, konsumen harus melewati proses verifikasi, dimana mereka harus memasukkan nomor identifikasi khusus yang disiapkan Apple beserta password.Meski Apple menolak berkomentar, Joseph J. Zito, pengacara masalah paten yang mewakili Pat-rights mengatakan, Apple telah bernegosiasi dengan Pat-rights mengenai masalah ini.Kami berharap negosiasi kami bisa sukses. Apple adalah perusahaan yang baik, yang mengerti masalah hak cipta, kata Zito seperti dikutip dari Cnet News.com, Selasa (8/3/2005). Klien saya berurusan dengan Apple pertama kali pada bulan Desember dan Januari, jadi Apple sudah cukup memahami masalah ini, paparnya.Menurut Zito, paten tersebut bisa saja diaplikasikan pada berbagai skema DRM, tapi mengatakan pihaknya belum memutuskan apakah akan menuntut perusahaan lain juga.Saat ini, Pat-rights menuntut ganti rugi sebesar 12 persen dari keuntungan iPod dan iTunes, tapi jika kasus ini bergulir ke pengadilan, besar ganti rugi akan tergantung pada pemegang paten. Jika Apple dinyatakan sengaja melakukan pelanggaran, ganjarannya bisa jadi tiga kali lebih besar.Jika hal ini tidak ditanggapi Apple, Pat-rights akan mengajukan masalah ini ke pengadilan.Selain dengan perusahaan Hong Kong ini, Apple juga terlibat kasus pelanggaran paten dengan perusahaan lain, yaitu Advanced Audio Devices yang mengklaim iTunes melanggar hak paten pada jukebox yang telah terdaftar sejak 2003.

Analisis Saya :Menurut pendapat saya masalah kasus hak paten yang di hadapi oleh perusahaan Apple, Seharusnya perusahaan Apple mau bekerjasama oleh Pat-rights dan mau membayar ganti rugi jika memang Apple telah melakukan kesalahan dalam hal hak paten. Padahal jika saja Apple mau membagi keuntungan dari hasil penjualan iTunes dan iPod maka Apple tidak akan di tuntut sampai ke pengadilan dan bahkan bisa ganti rugi sampai tiga kali lipat kepada Pa-right, dan apa salahnya jika Apple mau membagi hasil keunutngannya kepada Pat-rights, Apple pun juga tidak akan mengalami kerugian yang tinggi, dari pada ganti rugi sampai tiga kali lipat lebih baik menberikan 12 % dari hasil penjualannya kepada Pa-rights, itu menurut saya. Dan tidak hanya kepada Pat-rights, Apple juga terlibat kasus masalah hak paten denagan perusahaan lain yaitu Advance Audio Devices. Menurut saya sayang saja Apple yang namanya sudah terkenal di dunia teknologi harus terlibat kasus seperti ini dan ini sudah melanggar HAKI di dalam Hak Paten.

3. Hak Mereka. Kasus PertamaKasus sengketa sepeda motor Tossa Krisma dengan Honda KarismaKasus ini berawal dari kesalahan penemu merek. Dilihat dengan seksama antara Krisma dan Karisma memiliki penyebutan kata yang sama. Tossa Krisma diproduksi oleh PT.Tossa Sakti, sedangkan Honda Karisma diproduksi oleh PT.Astra Honda Motor. PT.Tossa Sakti tidak dapat dibandingkan dengan PT.Astra Honda Motor (AHM), karena PT.AHM perusahaan yang mampu memproduksi 1.000.000 unit sepeda motor per tahun. Sedangkan PT.Tossa Sakti pada motor Tossa Krisma tidak banyak konsumen yang mengetahuinya, tetapi perusahaan tersebut berproduksi di kota-kota Jawa Tengah, dan hanya beberapa unit di Jakarta.Permasalahan kasus ini tidak ada hubungan dengan pemroduksian, tetapi masalah penggunaan nama Karisma oleh PT.AHM. Sang pemilik merek dagang Krisma (Gunawan Chandra), mengajukan gugatan kepada PT.AHM atas merek tersebut ke jalur hukum. Menurut beliau, PT.AHM telah menggunakan merek tersebut dan tidak sesuai dengan yang terdaftar di Direktorat Merek Dirjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM. Bahkan PT.AHM diduga telah menggunakan merek tidak sesuai prosedur, karena aslinya huru Karisma di desain dengan huruf balok dan berwarna hitam putih, sedangkan PT.AHM memproduksi motor tersebut dengan tulisan huruf sambung dengan desain huruf berwana.Akhirnya permohonan Gunawan Chandra dikabulkan oleh hakim Pengadilan Niaga Negeri.Namun, PT.AHM tidak menerima keputusan dari hakim pengadilan, bahkan mengajukan keberatan melalui kasasi ke Mahkamah Agung. PT.AHM menuturkan bahwa sebelumnya Gunawan Chandra merupakan pihak ketiga atas merek tersebut. Bahkan, beliau menjiplak nama Krisma dari PT.AHM (Karisma) untuk sepeda motornya. Setelah mendapat teguran, beliau membuat surat pernyataan yang berisikan permintaan maaf dan pencabutan merek Krisma untuk tidak digunakan kembali, namun kenyataannya sampai saat ini beliau menggunakan merek tersebut.Hasil dari persidangan tersebut, pihak PT.Tossa Sakti (Gunawan Chandra) memenangkan kasus ini, sedangkan pihak PT.AHM merasa kecewa karena pihak pengadilan tidak mempertimbangkan atas tuturan yang disampaikan. Ternyata dibalik kasus ini terdapat ketidakadilan bagi PT.AHM, yaitu masalah desain huruf pada Honda Karisma bahwa pencipta dari desain dan seni lukis huruf tersebut tidak dilindungi hukum.Dari kasus tersebut, PT.AHM dikenakan pasal 61 dan 63 Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang merek sebagai sarana penyelundupan hukum. Sengketa terhadap merek ini terjadi dari tahun 2005 dan berakhir pada tahun 2011, hal ini menyebabkan penurunan penjualan Honda Karisma dan pengaruh psikologis terhadap konsumen. Kini, PT.AHM telah mencabut merek Karisma tersebut dan menggantikan dengan desain baru yaitu Honda Supra X dengan bentuk hampir serupa dengan Honda Karisma.

Analisis Saya :Menangapi kasus di atas terlihat dimana kurangnya rasa toleransi terhadap sesama produsen. Dari PT .AHM yang jelas nama atau merk yang sudah sangat dikenal di kalangan masyarakat (konsumen) seharusnya tidak mempedulikan pesaing lain yang hanya menjiplak merk tersebut yang tidak sangat berpengaruh terhadap penjualan produk honda karisma. Memang merk honda sudah tembus ke seluruh masyarakat indonesia, walaupun banyak pesaing dari salah satunya PT .Tossa Sakti memakai merk Karisma pada produknya tidak menyurutkan penjualan karisma, malah dengan menuntut ihak PT. Tossa Sakti yang menjadi penyebab penurunan penjualan Honda Karisma.Saya kurang setuju atas tindakan dari PT .AHM yang menyerang PT .Tossa Sakti yang menjadi bumerang bagi perusahaan PT .AHM.

b. Kasus KeduaOskadon merupakan salah satu obat sakit kepala yang sudah cukup lama beredar di Indonesia. Masyarakat Indonesia pun sudah tidak asing lagi jika mendengar merek obat sakit kepala yang satu ini. Slogan Oskadon Memang Oye! ternyata bukan hanya suatu slogan kosong belaka. Hal ini terbukti saat Oskadon mengajukan gugatan ke pengadilan. Merek obat sakit kepala ini ternyata tidak terkalahkan melawan obat sejenis dengan merek Oskangin. Oskadon telah menggugat merek Oskangin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus). Hasilnya hakim mengabulkan permohonan tersebut serta memerintahkan Oskangin mencabut nama tersebut.Ketua majelis hakim Marsudin Nainggolan dalam sidang di PN Jakpus mengabulkan permohonan penggugat dan membatalkan merek Oskangin. Menurut majelis hakim, berdasarkan bukti merek Oskadon telah dipromosikan secara besar-besaran sudah sejak lama. Sedangkan Oskangin baru terdaftar sejak 1 Juli 2010. Majelis juga beralasan membatalkan merek Oskangin karena merek tersebut mengandung unsur kata Oska yang mendominasi unsur kata Oskadon. Menurut ketua majelis hakim Marsudin Nainggolan, Oskangin telah mendaftarkan merek Oskangin dengan berniat membonceng ketenaran merek Oskadon. Selain itu, kata Oska telah digunakan sebagai merek Oskadon terlebih dahulu dibanding Oskangin. Hakim juga melihat secara visual antara kedua merek tersebut memiliki persamaan pada pokoknya. Menurut ketua majelis hakim Marsudin Nainggolan, tergugat terbukti memiliki itikad tidak baik karena mempunyai persamaan pada pokoknya.Menanggapi putusan ini, kuasa hukum Oskadon Nur Hatimah mengaku senang. Sebab putusan hakim seperti yang diharapkan oleh kliennya. Sementara kuasa hukum Oskangin, Irawan Adnan mengaku kecewa dan akan mengajukan kasasi.

Analisis Saya :Berdasarkan kasus tersebut, diketahui bahwa jenis produk dari kedua merek yang memiliki sengketa sama-sama merupakan obat sakit kepala. Penggunaan kata Oska pada merek obat sakit kepala Oskangin memang sangat mirip dengan merek Oskadon. Kesamaan-kesamaan seperti ini memang mengindikasikan adanya itikad tidak baik dari pihak Oskangin karena cenderung menjiplak atau meniru merek Oskadon yang sudah terlebih dahulu dikenal oleh masyarakat luas.Pembatalan merek Oskangin oleh majelis hakim memang sudah merupakan keputusan yang tepat. Hal ini dilakukan dengan dasar sebab yang jelas baik dari aspek perizinan dan tampilan visualnya. Merek Oskadon telah terlebih dahulu terdaftar sebagai merek dagang yang sah dan dilindungi Undang-Undang, dalam hal ini Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001. Sedangkan Oskangin baru terdaftar pada tahun 2010. Oskangin diduga memiliki maksud tidak baik dengan memakai unsur kata Oska, yaitu memanfaatkan popularitas dari merek Oskadon demi memudahkan promosi agar lebih cepat mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia. Namun, masyarakat yang cerdas tentu dapat menilai originalitas dari kedua merek tersebut. Merek manakah yang meniru (plagiat) dan merek manakah yang ditiru.

4. Desain Indsutria. Kasus PertamaSamsung dan Apple sama-sama merupakan perusahaan raksasa elektronik dan produsen perangkat lunak komputer terbesar. Keduanya memiliki reputasi yang baik di dunia. Samsung merupakan produsen asal Korea Selatan, sedangkan Apple merupakan produsen asal Amerika Serikat. Seiiring perkembangan teknologi, keduanya terlibat dalam suatu lingkaran persaingan global.Samsung Galaxy Tab 10.1N merupakan versi baru dari original GTab 10.1 yang dirilis Samsung untuk wilayah Jerman. Alasan rilis Android tablet versi baru itu tak lain karena pengadilan Jerman telah melarang peredaran original GTab 10.1 di seluruh wilayah Jerman, dengan membuang sedikit bagian yang disebut sebagai paten milik Apple maka jadilah Samsung Galaxy Tab 10.1N.Apple tak berhenti memburu Samsung. Setelah sukses meyakinkan pengadilan Jerman untuk memblokir pemasaran original Tab 10.1, para pengacara Apple juga telah mengajukan gugatan terhadap GTab 10.1N. Dalam review kasus tersebut, Hakim Johanna Brueckner-Hofmann mengatakan bahwa perubahan yang dibuat Samsung dalam GTab 10.1N dianggap telah mematuhi perintah pengadilan untuk melarang penjualan original GTab 10.1. Ucapan hakim itu memang belum merupakan keputusan akhir dari proses peradilan tapi cukup menjadi bukti bahwa tidak ada masalah dengan GTab 10.1N karena dianggap telah sesuai perintah pengadilan.Dalam kasus pelanggaran hal intelektual, hakim pengadilan di Duesseldorf, Jerman, memutuskan memblokir samsung Galaxy Tab 10.1. Untuk konsumen, mereka akan tetap melihat impresi yang sangat mirip secara keseluruhan antara 2 device tersebut, demikian salah satu isi alasan keputusan pengadilan Duesseldorf. Hakim Ketua Johanna Brueckner-Hofmann mengatakan, isu krusial adalah tampilan Galaxu Tab mirip dengan gambar yang didaftarkan Apple ke grup properti intelektual Uni Eropa.Keputusan itu membuat permanen apa yang telah diputuskan 9 Agustus lalu. Artinya, Samsung harus memberhentikan dan menarik penjualan Galaxy Tab 10.1. Keputusan pengadilan Duesseldorf tak mempengaruhi penjualan di negara Unie Eropa lainnya. Samsung bakal mengajukan banding dengan alasan keputusan itu membatasi pilihan konsumen dan mengekang inovasi desain plus perkembangan industri, seperti dilansir Bloomberg. Pengadilan Jerman belum memutuskan apakah device Samsung melanggar hak paten Apple. Belum jelas akibat apa yang akan terjadi menyusul usaha Apple yang melakukan usaha blokir Samsung Galaxy Tab 10.1 di Australis dan Jepang. Tuntutan di Negeri Kanguru akan diputuskan bulan ini, sementara komplain Apple sedang berjalan di pengadilan Tokyo.Fakta seperti apa yang telah diutarakan sebelumnya menyatakakan bahwa pihak Apple secara resmi dan permanen mengalahkan Samsung atas segala tudingannya kepada Samsung (http://gopego.com/2011/09/apple-permanen-singkirkan-samsung-dari-jerman).

Analisis Saya :Analis mencoba menganalisa dibalik kemenangan dari pihak Apple apabila dilihat dari sudut pandang perundangan hak cipta di Indonesia.Dalam Undang-undang No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta diatur tentang perlindungan secara kualitatif. Oleh sebab itu, apabila ada suatu desain baru yang mengambil suatu bagian penting yang menjadi ciri khas dari suatu desain yang terdaftar lainnya meskipun itu kurang dari 10%, dapat dikatakan sebagai pelanggaran hak cipta. Berdasar pasal 9 UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri, Pemegang Hak Desain Industri memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Hak Desain Industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau mengedarkan barang yang diberi Hak Desain Industri.Berdasarkan Undang-undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri, hak atas desain industri diberikan negara kepada pendesain dalam jangka waktu tertentu. Pendesain mempunyai hak untuk menggunakan desain industri tersebut untuk dirinya sendiri atau kepada pihak lain berdasarkan persetujuannya untuk periode waktu yang telah ditentukan. Pemegang Hak Desain Industri atau penerima Lisensi dapat menggugat siapa pun ke Pengadilan Niaga yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, berupa gugatan ganti rugi dan penghentian semua perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 (pasal 46 UU No. 31 tahun 2000).Perlindungan hukum atas desain industri diberikan untuk mencegah orang lain menggunakan desain yang sama dengan milik orang yang lainnya. Perlindungan hukum tersebut bersifat ekslusif, dimana desain tersebut hanya dapat diaplikasikan atas ijin pemilik hak desain tersebut. Untuk memperoleh perlindungan hukum, pendesain terlebih dahulu harus mengajukan permohonan dan pendaftaran (sistem konstitutif). Pendaftaran adalah syarat mutlak untuk terjadinya hak desain industri. Perlindungan akan diberikan apabila desain tersebut telah terdaftar. Oleh karena itu dalam desain industri selain dilakukan pemeriksaan administrative dan pemeriksaan substantive. Tujuannya untuk mencegah terjadinya kerugian kepada penerima lisensi desain industri dari pemegang hak desain industri. Asas hukum yang mendasari hak ini adalah :1.Asas publisitas2.Asas kemanunggalan (kesatuan)3.Asas kebaruan (Novelty)Similiaritas dipandang dari esensi produksi yang hampir sama, dimana salah satu pihak meniru seluruhnya atau sebagian besar unsur desain tersebut. Kemiripan atau similiaritas belum diatur dalam Undang-undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri. Kemiripan atau similaritas merupakan sesuatu yang mungkin terjadi walaupun dalam desain industri, desain harus memiliki asas kebaruan (novelty). Tidak ada ukuran yang jelas mengenai seberapa banyak persentase kesamaan antara kedua jenis produk sehingga dapat dikatakan melanggar hak desain industri orang lain. Dalam dunia modern seperti saat ini, sangat sulit untuk menciptakan produk yang beda dari yang lain. Pasti terdapat unsur kesamaan walaupun hanya sedikit. Menurut jenisnya bentuk-bentuk kemiripan tersebut oleh dikategorikan terdiri dari :1.Barang identik, kreasi mirip.2.Barang identik, kreasi berbeda.3.Barang mirip, kreasi mirip.4.Barang mirip, kreasi identik;5.Barang berbeda, kreasi mirip.Pemegang Hak Desain Industri harus mendapat perlindungan hukum atas desain atau kreativitas yang diciptakannya. Produk yang memiliki desain yang menarik akan menimbulkan daya saing dan bernilai tinggi. Hal ini akan memacu manusia untuk menciptakan desain-desain baru yang unik dan berdaya saing.Samsung didaulat telah mencontek desain dari Apple dengan membuang sedikit bagian yang disebut sebagai paten milik Apple, dan jadilah Samsung Galaxy Tab 10.1N. Tidak dipungkiri bahwa kemiripan produk antar produsen pasti akan ada. Kemiripan atau similaritas adalh sesuatu yang mungkin terjadi walaupun dalam desain industri, desain harus memiliki asas kebaruan. Asas kebarauan inilah yang sebenarnya harus ditekankan oleh pihak Samsung.

b. Kasus KeduaSalah satu contoh kasus yang terjadi, yaitu desain kanal pintu besi lipat dan daun pintu besi lipat dikalangan distributor besi ataupun pengusaha bengkel folding gate. Dimana Jusman Husein selaku tergugat pada tingkat Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mendaftarkan desain industri berupa kanal pintu besi lipat dan daun pintu besi lipat sebagai hasil desainnya dan mendapatkan hak eksklusif melalui permohonan pendaftaran hak desain industrinya, yaitu sertifikat desain industri kanal pintu besi lipat terdaftar dengan No. ID 010 726-D dan No. ID 0 010746-D serta daun pintu besi lipat terdaftar dengan No. ID 0 10 735-D dan No.ID 0 010 723-D. Tody selaku penggugat mendalilkan bahwa bahan terpenting untuk pembuatan folding gate adalah secara umum telah dikenal dan menjadi milik umum (Public Domain) dan memiliki kesamaan dengan desain industri yang diperdagangkan oleh penggugat maupun pihak lain baik dari segi konfigurasi maupun bentuknya. Dalam hal ini Tody berkeyakinan bahwa Jusman Husein dengan itikad tidak baik (Bad Faith) sengaja mendaftarkan seluruh objek sengketa desain industri tersebut.Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutuskan membatalkan desain industri milik Jusman Husein. Pertimbangan Hakim Pengadilan Niaga dalam memutuskan perkara adalah tidak adanya unsur kebaruan sesuai ketentuan dalam pasal 2 Undang Undang Desain Industri Nomor 31 Tahun 2000. Desain industri milik Jusman Husein tidak memiliki perbedaan dalam bentuk dan konfigurasi secara signifikan dengan desain industri yang telah ada sebelumnya. Maka dalam Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengabulkan gugatan penggugat dalam hal ini Tody seluruhnya. Menyatakan batal atau membatalkan sertifikat desain industri kanal pintu besi lipat terdaftar dengan No. ID 010 726-D dan No. ID 0 010 746-D serta daun pintu besi lipat terdaftar dengan No. ID 0 10 725-D dan No. ID 0 010 723-D atas nama Jusman Husein (tergugat) adalah dilandasi itikad tidak baik (Bad Faith) karena tergugat mendaftarkan desain industrinya secara melawan hukum secara tidak layak serta tidak jujur. Pengadilan Niaga memutuskan membatalkan pendaftaran desain industri kanal pintu besi lipat terdaftar dengan sertifikat No. ID 010 726-D tanggal 11 Juli 2007, serta desain industri serta daun pintu besi lipat terdaftar dengan No. ID 0 010 725-D tanggal 27 Juni 2007 dan sertifikat dan No. ID 0 010 723-D tanggal 27 Juni 2007 atas nama Jusman Husen (tergugat) dari Daftar Umum Desain Industri, Direktorat Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Memerintahkan kepada Direktorat Desain Industri, Direktorat Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia selaku turut tergugat untuk menaati putusan ini dengan mencoret pendaftaran desain industri kanal pintu besi lipat terdaftar dengan sertifikat No. ID 010 726-D tanggal 11 Juli 2007. Sertifikat No. ID 0 010 746-D tanggal 11 Juli 2007, serta desain industri serta daun pintu besi lipat terdaftar dengan No. ID 0 010 725-D tanggal 27 Juni 2007 dan sertifikat dan No. ID 0 010 723-D tanggal 27 Juni 2007 atas nama Jusman Husen (tergugat) dari Daftar Umum Desain Industri dengan segala akibat hukumnya. Kemudian dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 533K/Pdt.Sus/2008 Tanggal 25 September 2008 Jo. Putusan Pengadilan Niaga Nomor 05/Desain Industri/2008/PN.Niaga.Jkt.Pst Tanggal 19 Juni 2008 menyatakan bahwa Pengadilan Niaga telah benar dan tepat dalam memutuskan bahwa dalam perkara desain kanal pintu besi lipat dan daun pintu besi lipat, yang mana Jusman Husein sebagai pemohon kasasi sedangkan Tody sebagai termohon kasasi. Maka permohonan kasasi yang diajukan oleh pemohon kasasi Jusman Husein tersebut haruslah ditolak.

Analisis Saya :Kasus pelanggaran desain industri yang terjadi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh sikap dan pandangan masyarakat serta budaya hukum terutama para pelaku ekonomi. Pelaku ekonomi berbeda budaya hukumnya. Pelaku ekonomi yang mempunyai sikap dan pandangan yang maju dan mempunyai budaya hokum (kesadaran hukumnya baik), sehingga tidak akan melakukan pelanggaran hukum. Di lain pihak bagi pelaku ekonomi yang budaya hukumnya kurang baik akan melakukan pelanggaran hukum. Pelanggaran terhadap desain industri selain dipengaruhi oleh pemahaman yang keliru juga dipengaruhi oleh budaya hukum masyarakat. Masyarakat tidak mempunyai budaya hukum sendiri. Dalam masyarakat hukum yang baru terkadang tidak diterima atau ditolak. Penolakan atau tidak menerima hukum berarti hokum tidak dilaksanakan, sehingga fungsi hukum tidak efektif, yang pada akhirnya kesadaran hukum masyarakat rendah, sehingga terjadi pelanggaran hukum.

5. Tata Sirkuit Terpadua. Kasus PertamaDesain usb 3.0 keluaran intel jadi kontroversi, karena awalnya intel belum mau menjelaskan spesifikasi usb 3.0 itu, sehingga dianggap oleh para pesaingnya (AMD dan NVIDIA) akan melakukan monopoli. Dalam kasus ini AMD dan NVIDIA beserta SIS dan VIA sebagai salah satu brand dalam tidang Chipset akan mengalami kesulitan dan keterpurukan pada suatu saat ketika banyak orang menggunakan motherboard intel yang sudah support dengan USB 3.0, yang dimana serie dari USB ini, akan memberikan kepuasan lebih baik dari USB sebelumnya dalam men-service suatu periferal. Oleh karena itu mereka,(VIA AMD NVIDIA dan SIS) akan merasa dimonopoli oleh intel lantaran teknologi terbaru dari USB telah di "pegang" oleh intel. Hal ini dapat dihapuskan jika saja intel hendak memberikan spesifikasi khusus untuk mereka, agar komponen-komponen yang mendukung USB 3.0 dapat bekerja pada Chipset- chipset mereka. Tapi mereka juga mengancam bahwa mereka akan menciptakan port yang tidak kalah hebat dari 3.0 jika intel masih tetap tidak memberikan spesifikasi yang dimaksud..Didalam wikipedia, seperti yang dituliskan, bahwa USB 3.0 itu kecepatannya 10 kali dari kecepatan USB 2.0, USB 1.0 kecepatannya 12 mbit/s USB 2.0 kecepatannya 480 mbit/s (40x dari USB 1.0) berarti USB 3.0 kecepatannya bisa mencapai 4.8gbit/sDalam hal ini, pihak VIA AMD NVIDIA dan SIS keliru jika menuntut bahwa pihak intel telah melakukan monopoli, karena pada sebenarnya tidak ada kesalahan dari pihak intel.

Analisis Saya :Berdasarkan UU No 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata letak Sirkuit Terpadu yang selanjutnya disingkat DTLST Pasal 1 poin 6 hak DTLST adalah hak eksklusif yang diberikan negara RI kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebutDalam hal ini Hak DTLST itu dimiliki oleh Intel atas usb 3,0, jadi pihak intel memiliki hak eksklusif yang dapat melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya membuat memakai, menjual, mengimpor, mengekspor dan / atau mengedarkan barang yang didalamnya terdapat seluruh atau sebagian Desain yang telah diberi Hak DTLST, namun dikecualikan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pemegang DTLST.Mengenai pempublikasian DTLST diatur pula dalam pasal 4 UU No 32 Tahun 2000,Perlindungan Terhadap Hak DTLST diberikan kepada pemegang hak sejak pertama kali desain tersebut dieksploitasi secara komersial di manapun, atau sejak tanggal penerimaan Pasal 4 ayat 1Dalam hal ini, pihak intel jelas, sebagai pemegang hak memiliki hak eksklusif atas usb 3,0 nya yang dirilis november 2008Dalam hal desain Tata letak Sirkuit Terpadu telah di eksploitasi secara komersial, permohonan harus diajukan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak pertama kali dieksploitasi Pasal 4 ayat 2Berkaitan dengan hal ini, jangka waktu pendaftaran desain USB 3,0 ini adalah sampai november 2010, sedangkan komplaint terhadap pihak intel terjadi tahun 2009, jadi pada dasarnya pihak intel tidak bersalah dan tidak perlu mengklarifikasi apapun, karena setiap hasil karya DTLST jangka waktunya selama 2 tahun dan pihak intel tidak melanggar Undang Undang itu. Perlindungan sebagimana dimaksud dalam ayat 1 diberikan selama 10 tahun pasal 4 ayat 3Berbeda dengan halnya bila telah lewat batas waktu pendaftaran, maka pihak intel tidak akan mendapatkan perlindungan terhadap hasil cipta USB 3,0 nya, tetapi hal ini juga tidak mungkin terjadi karena intel sebagai brand ternama pastilah telah memperhitungkan konsekuensi bila tidak didaftarkannya USB 3,0 miliknya

Tanggal mulai berlakunya jangka waktu perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dicatat dalam Daftar Umum DTLST dan diumumkan dalam Berita resmi DTLST. Pasal 4 ayat 4Berdasarkan pasal ini, complaint yang diajukan oleh VIA, AMD, NVDIA dan SIS itu adalah salah alamat bila mengajukan ke pihak Intel karena selain intel belum lewat batas waktu pendaftaran, pempublikasian itu akan diumumkan oleh Direktorat Jenderal HKI yang merupakan sebuah unsur pelaksana Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang Hak Kekayaan Intelektual. Termasuk DTLST yang diumumkan dalam Berita resmi DTLST.

b. Kasus Kedua6. Rahasia Daganga. Kasus PertamaTiga eksekutif HTC yang selama ini bekerja untuk urusan desain produk, ditangkap karena dicurigai membocorkan rahasia dagang. HTC mulai melaporkan kasus ini pada Agustus 2013.Seorang jaksa dari Taipei, Taiwan, mengonfirmasi bahwa tiga eksekutif itu ditangkap pada Jumat (30/8/2013). Mereka adalah wakil presiden desain produk Thomas Chien, direktur penelitian dan pengembangan Wu Chien-Hung, dan manajer senior urusan desain dan inovasi Justin Huang.Media setempat melaporkan, teknologi yang dicuri merupakan desain tampilan antarmuka Sense 6.0 untuk ponsel pintar Android. Teknologi itu dibocorkan kepada sebuah perusahaan pembuat ponsel baru yang berbasis di China.Menurut juru bicara kantor kejaksaan setempat, Mou Hsin Huang, saat ini Chien dan Chien-Hung masih berada di tahanan. Sementara Huang telah dibebaskan dengan jaminan.Para eksekutif juga dituduh membuat biaya komisi palsu sebesar 10 miliar dollar Taiwan atau sekitar 334.200 dollar AS.

Pihak HTC enggan mengomentari masalah ini. HTC meyakinkan, penyelidikan tidak akan berdampak pada operasional perusahaan. Para eksekutif yang ditangkap juga tidak segera mengeluarkan komentar resmi.HTC belakangan ini terus diterpa masalah internal dan harus menerima kenyataan bahwa pangsa pasarnya telah menurun dalam industri ponsel pintar global. Tidak sedikit pula eksekutif yang memilih hengkang dari perusahaan tersebut.

Analisis Saya :Menurut Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (UURD), khususnya pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/ atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang. Sedangkan yang dimaksud dengan hak Rahasia Dagang adalah hak atas Rahasia Dagang yang timbul berdasarkan Undang-Undang Rahasia Dagang[1].Berdasarkan pengertian di atas, maka kita bisa melihat bahwa Rahasia Dagang adalah sebuah informasi yang sangat berharga untuk perusahaan, karenannya harus dijaga kerahasiaannya.Para eksekutif HTC bisa dikatakan bersalah dan merugikan perusahaan dengan membocorkan rahasia dagangnya. Hal ini sebaiknya segera ditindaklanjuti agar perusahaan tidak mengalami kejadian serupa lagi dan bisa menjadi pembelajaran bagi para eksekutif lainnya.

b. Kasus KeduaSetelah diguncang dengan berita hengkangnya beberapa orang petinggi di level managemennya, Zinga kini kembali membuat berita dengan mengajukan gugatan hukum kepada mantan karyawannya atas tuduhan membocorkan data-data berharga perusahaan yang menyangkut laporan keseluruhan penjualan yang bersifat sensitif. Dalam gugatan yang dimasukkan kepada pengadilan tinggi San Fransisco tersebut, Zinga menuduh mantan karyawannya tersebut atas kasus pembocoran rahasia dagang serta pelanggaran terhadap kontrak tertulis yang telah disepakati.

Gugatan ini muncul berkaitan dengan hengkangnya general manager CityVille, salah satu lini game buatan Zinga, bernama Patmore yang memutuskan berpindah ke perusahaan game pesaing Kixeye. Dalam rincian gugatan yang dimasukkan ke pengadilan, Zinga menuduh Patmore mengumpulkan 760 dokumen rahasia dari komputer kerja miliknya serta mem-backup-nya secara online pada hari terakhir sebelum ia pergi dari perusahaan.Zinga lebih lanjut mengatakan bahwa dokumen yang diambil Patmore memegang peranan sangat penting dalam memberikan informasi yang sangat berharga kepada pesaing mengenai mekanisme inti game, teknik monetisasi, penerapan beserta pijakan pasar yang sangat berguna untuk memenangkan persaingan dengan Zinga.Sementara itu, jurubicara Kixeye mengomentari langkah yang diambil oleh Zinga tersebut dengan menyatakan:Kixeye tidak terlibat dengan gugatan yang diajukan oleh Zinga. Sayang sekali, gugatan tersebut nampaknya merupakan strategi Zinga untuk mempertahankan karyawannya: Menuntut mantan karyawannya untuk menakut-nakuti karyawan lain agar tidak berpindah. Zinga jelas-jelas telah kehilangan akal demi mempertahankan karyawannya supaya tetap tinggal. (Galing Kusumojati)

Analisis Saya :Tidak jauh berbeda dengan kasus sebelumnya, dalam kasus kedua ini perusahaan juga perlu menindaklanjuti kejadian ini agar perusahaan tidak dirugikan lebih banyak lagi. Perusahaan harus lebih tangguh lagi dalam mengahadapi hal-hal yang vital seperti ini. Era globalisasi, inilah yang bisa dibilang menjadi salah satu penyebab palanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Layaknya bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak dan efek ledakannya bisa mengenai seluruh yang ada disekitarnya. Kemajuan disegala sektor, khususnya bidang industri dan perdagangan menjadi salah satu korban dari globalisasi.