Tugas Giziind Functional Food Yesss!!!!

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Di masa lalu, makanan yang bernutrisi sangat penting bagi mereka yang berkegiatan dan bertubuh normal. Makanan yang bernutrisi dapat menjanjikan konsumen untuk membantu mengurangi risiko penyakit. Hari ini, ada konsesus menyatakan bahwa makanan dapat memperpanjang harapan hidup dan meningkatkan kualitas hidup. Ada sejumlah faktor yang bertanggung jawab untuk mengubah cara berpikir konsumen terhadap makanan dan membentuk kembali tren pasokan makanan. Mengikuti pada permintaan konsumen, industri makanan memperkenalkan kategori baru dari produk bernama functional food yaitu makanan yang membawa ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dalam kehidupan sehari-hari dengan menjanjikan manfaat kesehatan tertentu. Hal ini telah didorong oleh meningkatnya perhatian media dan peningkatan jumlah konsumen yang bertekad untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar untuk kesehatan mereka sendiri.

description

Gizi Industri

Transcript of Tugas Giziind Functional Food Yesss!!!!

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Di masa lalu, makanan yang bernutrisi sangat penting bagi mereka yang

berkegiatan dan bertubuh normal. Makanan yang bernutrisi dapat menjanjikan

konsumen untuk membantu mengurangi risiko penyakit. Hari ini, ada konsesus

menyatakan bahwa makanan dapat memperpanjang harapan hidup dan meningkatkan

kualitas hidup. Ada sejumlah faktor yang bertanggung jawab untuk mengubah cara

berpikir konsumen terhadap makanan dan membentuk kembali tren pasokan

makanan.

Mengikuti pada permintaan konsumen, industri makanan memperkenalkan

kategori baru dari produk bernama functional food yaitu makanan yang membawa

ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dalam kehidupan sehari-hari dengan

menjanjikan manfaat kesehatan tertentu. Hal ini telah didorong oleh meningkatnya

perhatian media dan peningkatan jumlah konsumen yang bertekad untuk mengambil

tanggung jawab yang lebih besar untuk kesehatan mereka sendiri.

Definisi dari functional food bervariasi di seluruh Negara dan pasar global.

Untuk keberhasilan makanan fungsional memasuki pasar internasional dapat

dilakukan penelitian atau analisis. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan

pandangan kepada produsen makanan dan pemasar dalam wilayah makanan

kesehatan.

Jenis-jenis functional food sangat bermacam-macam. Mulai dari produk bahan

nabati maupun hewani. Functional food merupakan makanan yang bermanfaat bagi

kesehatan tubuh manusia. Dalam beberapa tahun terakhir produk olahan buah

mengkudu berkembang sangat pesat karena adanya fakta empiris serta bukti

penelitian ilmiah mengenai manfaat mengkudu bagi kesehatan, yaitu untuk

mengobati penyakit degeneratif seperti kanker, tumor dan diabetes. Prospek

pengembangan produk olahan mengkudu sebagai minuman fungsional cukup baik,

selain karena manfaatnya yang besar, permintaannya pun diperkirakan terus

meningkat.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Penjelasan Functional Food

Pertama kali Negara yang mendefinisikan istilah “functional food” adalah di

Jepang. Functional food merupakan produk yang diguanakn untuk produk makanan

yang diperkaya dengan khusus yang dapat memberikan manfaat fisiologis.

Kemudian, konsep functional food diterima di Negara-negara seperti Amerika

Serikat, Kanada, Eropa serta bagian lain di dunia. Ada banyak definisi untuk

functional food dengan istilah-istilah tetapi tidak ada konsensus global maknanya. Hal

ini disebabkan karena sebagian orang merasakan manfaat kesehatan oleh banyak

makanan konvensional. Misalnya, anti-oksidan terjadi secara alami dalam makanan

seperti blueberry, memberikan manfaat kesehatan tanpa modifikasi tambahan. Satu

bahkan mungkin berpendapat bahwa setiap makanan adalah fungsional pada tingkat

tertentu.

Istilah “functional food” bervariasi diseluruh Negara. Nasional, akademisi dan

industry makanan mengatakan bahwa umumnya functional food mengandung

komponen bioaktif atau diperkaya dengan nutrisi untuk memberi manfaat kesehatan

di luar nutrisi dasar, sehingga mirip dalam penampilan dengan makanan konvensional

dan dimaksudkan untuk dikonsumsi sebagai bagian dari makanan sehari-hari.

Definisi pangan fungsional telah disusun sesuai dengan negara dan otoritas

nasional dan ditampilkan pada sebagian besar negara yang menggambarkan bahawa

functional food mengandung komponen bioaktif dan bahan-bahan yang memberikan

tambahan manfaat kesehatan dan mampu mengurangi penyakit. Munculnya

functional food mungkin dalam bentuk alami atau makanan konvensional dan

dikonsumsi sebagai bagian dari diet sehari-hari. Menurut Siro’ et al (2008),

functional food dianggap sebagai konsep oleh undang-undang Eropa merupakan

bukan kategori makanan tertentu. Sedangkan Australia dan Selandia Baru

mengkategorikan functional food sebagai makanan baru.

Functional food adalah makanan yang dapat memberikan manfaat kesehatan

bagi gizi dasar. Definisi sederhana ini juga sesuai dengan proposisi penjualan utama

untuk functional food, dimana functional food memungkinkan konsumen untuk

menjalani hidup sehat tanpa mengubah kebiasaan makan.

Jepang adalah negara pertama yang mendefinisikan functional food, yaitu

makanan olahan bergizi yang juga mengandung bahan atau unsur yang berperan

untuk membantu fungsi tubuh tertentu. Dewan informasi makanan internasional (The

International Food Information Council) dan ILSI (The International Life Sciences

Institute) mendefinisikan functional food sebagai makanan yang menguntungkan bagi

kesehatan, selain fungsinya sebagai zat gizi dasar. Asosiasi Ahli Gizi Amerika (The

American Dietetic Association) mendefinisikan functional food sebagai serangkaian

makanan, meliputi produk segar dan utuh maupun produk olahan, yang diperkaya dan

ditingkatkan mutunya sehingga menguntungkan bagi kesehatan dan mengurangi

risiko penyakit pada konsumen.

Selain itu functional food juga dapat didefinisikan sebagai berikut:

Kekuatan pendorong di balik konsep functional food adalah untuk

memasarkan produk yang memberi efek fisiologis yang diinginkan di luar

yang biasanya dikaitkan dengan nutrisi dasar. Sebagai definisi umum,

makanan dapat dikatakan fungsional jika mengandung komponen makanan

yang mempengaruhi satu atau sejumlah fungsi tertentu di dalam tubuh dengan

cara yang ditargetkan sehingga memiliki efek positif. Efek positif ini merujuk

untuk harus relevan dengan kesejahteraan dan kesehatan atau pengurangan

risiko penyakit.

Menurut Health Canada, functional food adalah makanan yang mirip dalam

tampilannya, atau mungkin makanan konvensional yang dikonsumsi sebagai

bagian dari diet biasa, dengan manfaat fisiologis menunjukkan atau

mengurangi risiko penyakit kronis melampaui fungsi nutrisi dasar.

Functional food juga telah didefinisikan sebagai produk yang telah

dimodifikasi atau diperkaya dengan zat alami dengan fisiologis pencegahan

dan meningkatkan efek kesehatan.

Berdasarkan berbagai definisi, makanan fungsional dapat diklasifikasikan ke

dalam kategori berikut:

Tabel 1. Kategori Functional food

Types of

Functional

Food

Definition Example

Non-altered

products

Makanan alami yang mengandung

konten peningkatan nutrisi atau

komponen

Makanan alami

Fortified

products

Dapat meningkatkan nutrisi yang ada Jus buah yang diperkaya

dengan vitamin C

Enriched

products

Menambahkan nutrisi atau komponen

baru yang tidak biasanya ditemukan

dalam makanan tertentu

Margarin dengan sterol

tanaman ester, probiotik, dan

prebiotik

Altered products Mengganti komponen yang ada dengan

komponen yang menguntungkan

Serat sebagai lemak releasers

dalam daging atau produk es

krim

Enhanced

products

Sebuah makanan yang salah satu

komponennya telah secara alami

ditingkatkan melalui kondisi tumbuh

yang khusus, komposisi baru, dan

rekayasa genetik atau sebaliknya.

Telur dengan peningkatan

konten omega-3 yang dicapai

diubah oleh pakan ayam

Secara umum, jenis-jenis makanan fungsional dibagi berdasarkan dua hal, yaitu

berdasarkan sumber makanan dan cara pengolahan.

a. Berdasarkan sumbernya, makanan fungsional digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Makanan fungsional nabati, yang bersumber dari bahan tumbuhan.

Contohnya kedelai, beras merah, tomat, bawang putih, brokoli, jeruk,

anggur, teh dan lain-lain.

2. Makanan fungsional hewani, yang bersumber dari bahan hewan.

Contohnya ikan, daging, sapi, serta susu dan produk-produk olahannya.

b. Berdasarkan cara pengolahannya, makanan fungsional digolongkan menjadi

tiga kelompok, yaitu:

1. Makanan fungsional alami, merupakan makanan fungsional yang sudah

tersedia di alam tanpa perlu pengolahan sama sekali. Contohnya buah-

buahan dan sayuran segar yang bisa langsung dimakan.

2. Makanan fungsional tradisional merupakan makanan fungsional yang

diolah secara tradisional mengikuti cara pengolahan yang diturunkan dari

satu generasi ke generasi berikutnya. Contohnya tempe, dadih, yoghurt,

beras merah, susu dan teh.

3. Makanan fungsional modern, yaitu makanan fungsional yang dibuat

khusus menggunakan resep-resep baru. Contohnya produk-produk

makanan yang ditujukan khusus untuk diabetes seperti Diabetasol dan

Diabetamil.

Ada banyak komponen dalam makanan yang dipercaya memiliki manfaat

kesehatan. Beberapa kelompok utama fungsional bahan termasuk karotenoid,

lypopene, serat makanan, flavonoid, dan probiotik. Beberapa contoh yang tercantum

dalam Tabel 2:

Table 2. Potential Benefits of Food Components

Komponen Produk Manfaat

Lycopene Tomat Mengurangi risiko kanker prostat

Beta glucan Oats, Barley Mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, LDL

rendah dan jumlah kolesterol

Omega-3 asam

lemak rantai panjang

asam-DHA/EPA

Minyak ikan Mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan

meningkatkan fungsi mental

Katekin Teh Menetralisir radikal bebas dan mengurangi risiko

kanker

Isoflavon Produk berbasis

kedelai

Mengurangi risiko penyakir kardiovaskular dan LDL

rendah dan jumlah kolesterol

Flavon Biji rami Menetralisir radikal bebas dan mengurangi risiko

kanker

Lactobacillus Yogurt Meningktakan kualitas mikroflora usus

Sejak pertengahan tahun 1980-an, Jepang telah menetapkan konsep functional

food yang mempunyai tiga fungsi, yakni (1) sebagai sumber zat gizi, (2) sebagai

pemberi cita rasa dan aroma, dan (3) fungsi yang berkaitan dengan spek fisiologis

seperti meredam zat berbahaya, regulator fungsi badan dan kondisi fisik, mencegah

penyakit, meningkatkan kesehatan, serta mempercepat pemulihan.

Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM), pangan fungsional

adalah pangan yang secara alami maupun melalui proses mengandung satu atau lebih

senyawa yang berdasarkan hasil kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi- fungsi

fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Pangan fungsional dikonsumsi

layaknya makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa

penampakan, warna, tekstur dan cita rasa yang dapat diterima oleh konsumen, serta

tidak memberikan kontraindikasi dan tidak memberikan efek samping terhadap meta-

bolisme zat gizi lainnya jika digunakan pada jumlah penggunaan yang dianjurkan.

Meskipun mengandung senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan, pangan fungsional

tidak berbentuk kapsul, tablet atau bubuk yang berasal dari senyawa alami Produk

minuman fung- sional yang beredar di pasaran tersedia dalam berbagai bentuk,

seperti jus (sari buah), serbuk minuman cepat larut (serbuk instan), serta dalam

bentuk teh herbal (teh celup) mengkudu.

2.2. Penjelasan Buah Mengkudu

Mengkudu merupakan tumbuhan liar yang memiliki daun berwarna hijau

mengkilap dengan panjang 25-30 cm dan lebar 10-12 cm, bunganya berwarna putih,

memanjang, dan berbentuk menyerupai piala. Buahnya berukuran sebesar telur ayam

berwarna hijau kekuningan yang terdiri dari buah buni dan kelopak yang menjadi

daging. Jika hampir masak, buah akan berbau tidak sedap seperti keju busuk. Jika

dibelah, di dalamnya terdapat biji berwarna hitam. Tanaman ini memiliki nama latin

Morinda citrifolia L. atau Bancudus latifolia Rumph. Dan termasuk famili

Rubiaceae. Mengkudu mempunyai banyak spesies, di antaranya yang sudah

dimanfaatkan di Indonesia adalah M. citrifolia dan M. bracteata. M. citrifolia dikenal

sebagai mengkudu Bogor dan banyak dimanfaatkan sebagai obat. Dibeberapa daerah

dikenal dengan nama eodu, bengkudu, cangkudu, kewudu, kodhuk, pace, kemudu,

manakudu, dan wangkudu. Nama asing yang sering dikenakan adalah mulberi.

Mengkudu atau sering disebut noni memiliki sejarah panjang sebagai tanaman

obat dan penggunaannya sebagai suplemen diet. Hal tersebut mendorong para peneliti

untuk meneliti kandungan konstituen fitokimia dan aktivitas biologis di dalam buah

mengkudu. Tanaman ini memiliki kandungan yang berperan dalam antibakteri,

antivirus, antijamur, antitumor, antihelminthic, analgesic, hipotensi, meningkatkan

anti-inflamasi dan kekebalan tubuh. Tanaman ini juga populer sebagai sumber

pewarna merah, kuning, dan ungu.

2.3. Buah Mengkudu sebagai Functional Food

Selama beberapa dekade terakhir konsep makanan di negara maju telah

berubah dan lebih mengutamakan pada kelangsungan hidup manusia, pencegah

kelaparan yang memiliki kandungan gizi cukup, membuat tubuh menjadi lebih sehat,

dan untuk pencegahan penyakitit kronis, seperti penyakit jantung, kanker, dan

obesitas. Salah satu contoh adalah buah mengkudu ini, yaitu sebagai Healthy Eating

Concept yang merupakan Functional Foods. Functional Foods dapat didefinisikan

sebagai makanan yang memberikan banyak keuntungan dalam memengaruhi satu

atau lebih fungsi di dalam tubuh, selain efek gizi yang diberikan, Functional Foods

dapat memberikan efek kesehatan yang lebih baik dan pengurangan penyakit.

Gelombang pertama Functional Foods dari buah mengkudu yang dikomersilkan di

Amerika Serikat pada tahun 1990-an dan semakin berkembang diseluruh dunia.

Dalam beberapa tahun terakhir produk olahan buah mengkudu (Morinda

citrifolia L.) berkembang sangat pesat karena adanya fakta empiris serta bukti

penelitian ilmiah mengenai manfaat mengkudu bagi kesehatan, yaitu untuk

mengobati penyakit degeneratif seperti kanker, tumor, dan diabetes. Buah mengkudu

mengandung berbagai komponen yang bermanfaat bagi kesehatan, baik komponen

gizi seperti vitamin, mineral, dan protein maupun komponen fitokimia yang

mempunyai fungsi fisiologis bagi kesehatan, seperti xeronin, skopoletin, akubin, dan

alizarin. Berbagai penelitian membuktikan adanya aktivitas antibakteri, antioksidan,

antikanker, dan peningkatan kekebalan tubuh karena sifat analgesik dan sedatif dari

buah mengkudu. Prospek pengembangan produk olahan mengkudu sebagai minuman

fungsional cukup baik, selain karena manfaatnya yang besar, permintaannya pun

diperkirakan terus meningkat dan secara ekonomi industri pengolahan sari buah

mengkudu sangat menguntungkan. Namun demikian terdapat beberapa masalah dan

kendala yang perlu dipecahkan, baik dalam penyediaan bahan baku, proses

pengolahan, penyimpanan maupun tingkat keamanan produk.

Produk yang dijual dari buah maupun daun dari mengkudu berwujud kapsul ,

teh, dan jus. Dari berbagai produk tersebut, jus buah mengkudu sedang dipromosikan

sebagai nutraceutical dan terapi. Baru-baru ini sifat terapi dari jus buah mengkudu

menjadi objek klaim. Salah satu klaim yang populer, yaitu dilakukan oleh Heinicke

(2005), yang mengklaim bahwa buah noni memiliki alkaloid aktif dan xeronine yang

dikatakan berasal dari perxeronine precursor. Jus buah mengkudu ini memiliki

potensi dalam penyembuhan tekanan darah tinggi, kram menstruasi, ulkus lambung,

keseleo, cedera, depresi mental, aterosklerosis, masalah pembuluh darah, kecanduan

narkoba, menghilangkan rasa sakit, dll.

Hasil penelitian membuktikan bahwa buah mengkudu mengandung senyawa

metabolit sekunder yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, selain kandungan

nutrisinya yang juga beragam seperti vitamin A, C, niasin, tiamin dan riboflavin, serta

mineral seperti zat besi, kalsium, natrium, dan kalium. Beberapa jenis senyawa

fitokimia dalam buah mengkudu adalah terpen, acubin, lasperuloside, alizarin, zat-zat

antrakuinon, asam askorbat, asam kaproat, asam kaprilat, zat-zat skopoletin,

damnakantal, dan alkaloid. Senyawa turunan antrakuinon dalam mengkudu antara

lain adalah morindin, morindon dan alizarin, sedangkan alkaloidnya antara lain

xeronin dan proxeronin (prekursor xeronin). Xeronin merupakan alkaloid yang

dibutuhkan tubuh manusia untuk mengaktifkan enzim serta mengatur dan membentuk

struktur protein.

Dikarenakan manfaat dari buah mengkudu sangat banyak, saat ini konsumsi

buah ini sangat tinggi, tidak hanya di Amerika Serikat tapi juga di Jepang, Eropa, dan

India. Meskipun angka penjualan masih belum terlalu tinggi, tetapi sudah mencapai

US $1.3 miliar per tahun. Beberapa perusahaan membuat inovasi dengan

mencampurkan jus buah lainnya ke dalam jus buah mengkudu untuk rasa jus buah

mengkudu lebih enak dan lezat serta dapat diterima di pasar. Senyawa rasa juga

diekstrasi dari buah mengkudu.

Menanggapi permintaan buah mengkudu yang semakin meningkat, beberapa

termasuk India telah meningkatkan budidaya tanaman mengkudul. Baru-baru ini

tanaman mengkudu menjadi menjadi sumber penghidupan dari petani di Kepulauan

Andaman dan Nikobar setelah Health India Laboratories (HIL) menandatangani

perjanjian kotrak pertanian dengan mereka.

Tanaman mengkudu mudah tumbuh pada berbagai tipe lahan dan iklim

dengan daerah penyebaran dari dataran rendah hingga 1.500 m dpl. Pengembangan

tanaman mengkudu relatif tidak memerlukan biaya besar, namun tanaman ini

memerlukan banyak air, tempat yang lembab atau tanah yang berdrainase baik. Di

Indonesia, Jawa Barat merupakan daerah yang potensial bagi pengem- bangan

mengkudu karena memiliki keunggulan lahan yang subur. Menurut data Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura, pada tahun 2004 luas panen tanaman

mengkudu mencapai 72,581 ha dengan produksi 3.509,087 ton atau produktivitas

tanaman 4,83 kg/m2.

Produk olahan buah mengkudu tidak hanya berbentuk jus atau sari buah saja,

tetapi juga berupa serbuk buah tanpa biji, serbuk atau kopi biji dan dikemas dalam

kapsul yang banyak dijual di pasar tradisional di Jawa Tengah. Untuk sari buah,

proses pengolahan yang banyak dilakukan meliputi penyimpanan buah mengkudu

dikombinasikan dengan pengepresan atau hanya pengepresan saja. Bahan baku yang

disimpan terlebih dahulu menghasilkan produk olahan yang lebih disukai karena

memberikan aroma yang khas dan biasanya tanpa ada perlakuan panas dalam

pengawetannya. Selama penyimpanan akan terjadi proses fermentasi yang akan

menguraikan komponen asam penyebab aroma yang tidak menyenangkan. Semakin

lama buah difermentasi maka kadar alkohol, pH, dan viskositas sari buah meningkat,

tetapi kadar vitamin C, total asam, dan total padatan terlarut menurun.

Pembuatan jus mengkudu banyak dilakukan oleh pabrik pengolah kelas

menengah dan industri rumah tangga. Buah yang masih mengkal (kulit buah

berwarna putih transparan dan daging buah masih keras) dicuci bersih lalu

dimasukkan ke dalam air mendidih selama 2 menit dan ditiriskan. Setelah dingin,

buah difermentasi dengan cara dimasukkan ke dalam wadah berupa tong dari

stainless steel atau wadah dari bahan lain yang tidak mudah berkarat lalu ditutup

rapat. Pada 1/3–1/4 bagian bawah tong dibuat saringan penyangga serta keran

pembuka di bagian bawahnya. Setelah 2 minggu cairan sari buah mengkudu akan

menetes ke dasar tong, dan dengan membuka keran, jus hasil fermentasi dimasukkan

ke dalam botol kemasan yang higienis dan ditutup rapat.

Cara lain pembuatan sari buah mengkudu adalah dengan pengepresan

menggunakan pres hidrolik. Dilihat dari komposisi kimianya, buah mengkudu

mengandung komponen serat makan (dietary fiber) yang cukup tinggi, yaitu 3%/100

g buah yang dapat dimakan, sehingga berpotensi untuk diproses menjadi produk

olahan berserat tinggi. Buah mengkudu yang digunakan dalam pembuatan produk

minuman berserat tinggi adalah buah yang berwarna hijau terang, kuning terang atau

bening.

Jus buah noni mengandung 90% air dan komponen utama dari bahan kering

yang tampak seperti padatan terlarut, serat makanan, dan protein. Kandungan protein

dari buah mengkudu sangat tinggi, yaitu 11.3% dari bahan kering jus, dan asam

amino utama adalah asam aspartate, asam glutamate dan isoleusin. Mineral account

untuk 8.4% dari bahan kering, dan terutama potassium, belerang, kalsium, fosfor,

selenium, dan polisakarida.

Mengkudu mempunyai potensi yang besar sebagai bahan minuman fungsional

seiring dengan makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga

kesehatan. Cerahnya prospek pangan fungsional tidak hanya dari sisi masyarakat atau

konsumen, tetapi juga bagi pemerintah maupun industri pangan. Dari sisi konsumen,

pangan fungsional dapat mencegah timbulnya penyakit, meningkatkan imunitas,

memperlambat proses penuaan, serta meningkatkan penampilan fisik, sedangkan bagi

industri pangan akan memberikan kesempatan yang tidak terbatas untuk secara

inovatif memformulasikan produk yang mempunyai nilai tambah bagi masyarakat.

Selanjutnya bagi pemerintah, adanya pangan fungsional akan menurunkan biaya

pemeliharaan kesehatan masyarakat. Ada tiga alasan yang mendukung meningkatnya

minat terhadap pangan fungsional, yaitu tingginya biaya pemeliharaan kesehatan

serta adanya peraturan yang mendukung penemuan ilmiah.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Produk olahan dari buah mengkudu mempunyai potensi yang sangat besar

sebagai pangan fungsional karena mempunyai berbagai aktivitas fungsional yang

berpengaruh positif bagi kesehatan. Pengembangan lebih lanjut menjadi produk

pangan fungsional yang diproduksi secara komersial perlu ditunjang dengan berbagai

penelitian mengenai komponen bioaktif, khasiat, keamanan, serta uji farmakologi dan

uji klinis untuk membuktikan klaim manfaatnya. Dengan adanya fakta empiris serta

bukti ilmiah mengenai khasiat mengkudu untuk mengobati berbagai penyakit,

diharapkan pengembangan pengolahan buah mengkudu dapat meningkatkan lapangan

pekerjaan di sektor pertanian, industri, dan perdagangan. Dengan luasnya potensi

lahan untuk budi daya dan manfaatnya yang besar bagi kesehatan, diharapkan di masa

mendatang Indonesia dapat menjadi produsen utama produk olahan mengkudu.

DAFTAR PUSTAKA

Agriculture and Agri-Food Canada. 2009. Consumer Trends: Functional Foods. Her

Majesty the Queen in Right of Canada. Canada

Ali, Iskandar. 2006. Mengatasi Gangguan pada Telinga dengan Tanaman Obat.

Jakarta : AgroMedia Pustaka.

Lau, Teck-Chai dkk. 2013. Functional Food: A Growing Trend among the Health

Conscious. Dalam Journal of Asian Social Science: Vol 9, No. 1: 2013

Singh, D. R. 2012. Morinda citrifolia L. (Noni) : A Review of The Scientific

Validation for its Nutritional and Therapeutic Properties. Dalam Journal of

Diabetes and Endocrinology Vol. 3, No. 6, PP 77-91.

Silalahi, Jansen. 2006. Makanan Fungsional. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Subroto, Muhammad ahkam. 2007. Real Food True Health : Makanan Sehat Untuk

Hidup Lebih Sehat. Jakarta : Agromedia

Winarti, Christiana. 2005. Peluang Pengembangan Minuman Fungsional dari

Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Dalam Jurnal Litbang Pertanian

Vol. 24, No. 4 : 149-155