tugas geografi litosfer

34
Letusan Tipe Hawaii Tipe Hawaii terjadi karena lava yang sangat cair dan bentuknya seperti perisau atau tameng dan mengalir ke segala arah. Skala letusannya relatif kecil namun memiliki intensitas yang cukup tinggi. Beberapa gunung yang memiliki Letusan Tipe Hawaii adalah Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii. Letusan Tipe Stromboi Letusan yang memiliki interval waktu yang hampir sama. Gunung api Stromboli di Kepulauan Lipan jarak waktu letusannya lebih kurang 12 menit. Jadi setiap kurang lebih 12 menit lava mendidih, kemudian terjadi letusan. Bom, lipari dan abu dilontarkan keluar. Gunung-gunung yang mengalami letusan seperti Tromboli adalah Vesivius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa). Letusan Tipe Vulkano Tipe letusannya mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta bahan-bahan padat dan cair atau lava. Tipe letusan ini dikelompokkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magmanya. Dapur magma yang bervariasi dari dangkal sampai dalam, sehingga memiliki tekanan yang sedang sampai tinggi. Daya rusak yang dihasilkan cukup besar. Beberapa gunung yang memiliki Letusan Tipe Vulkano adalah Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Semeru di Jawa Timur. Letusan Tipe Merapi Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat sehingga sumbatan terangkat pecah-pecah. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas yang akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas atau gloedwolk atau sering disebut wedhus gembel. Tipe letusan merapi sangant berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.

description

geografi smp

Transcript of tugas geografi litosfer

Letusan Tipe HawaiiTipe Hawaii terjadi karena lava yang sangat cair dan bentuknya seperti perisau atau tameng dan mengalir ke segala arah. Skala letusannya relatif kecil namun memiliki intensitas yang cukup tinggi. Beberapa gunung yang memilikiLetusan Tipe Hawaii adalah Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii. Letusan Tipe StromboiLetusan yang memiliki interval waktu yang hampir sama. Gunung api Stromboli di Kepulauan Lipan jarak waktu letusannya lebih kurang 12 menit. Jadi setiap kurang lebih 12 menit lava mendidih, kemudian terjadi letusan. Bom, lipari dan abu dilontarkan keluar. Gunung-gunung yang mengalami letusan seperti Tromboli adalah Vesivius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa). Letusan Tipe VulkanoTipe letusannya mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta bahan-bahan padat dan cair atau lava.Tipe letusan ini dikelompokkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magmanya. Dapur magma yang bervariasi dari dangkal sampai dalam, sehingga memiliki tekanan yang sedang sampai tinggi. Daya rusak yang dihasilkan cukup besar. Beberapa gunung yang memilikiLetusan Tipe Vulkano adalahGunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Semeru di Jawa Timur. Letusan Tipe MerapiLetusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat sehingga sumbatan terangkat pecah-pecah. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas yang akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas atau gloedwolk atau sering disebut wedhus gembel. Tipe letusan merapi sangant berbahaya bagi penduduk di sekitarnya. Letusan Tipe Perret atau PlinianTipe letusan ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan karena ledakannya yang sangat dahsyat. Pada tipe ini, material yang dilemparkan mencapai ketinggian sekitar 80 km. Memiliki ciri sepertiletusan tiangan, gas yang sangat tinggi, dan dihiasi oleh awan menyerupai bunga kol di ujungnya. Letusan tipe ini dapat membobol puncak vulkan hingga dinding kawah melorot atau melemparkan kepundan, misalnya letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 dan St. Helens pada tanggal 18 Mei 1980. Letusan Tipe PeleeLetusan tipe ini biasanya terjadi jika di puncak gunung api terdapat sumbatan kawah yang bentuknya seperti jarum sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila sumbatan kawah tidak kuat, maka gunung tersebut meletus. Letusan Tipe Sint VincentTipe letusan ini terjadi pada gunung api yang mempunyai danau kawah. Selanjutnya, jika gunung apu tersebut meletus, air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya, misalnya letusan Gunung Kelud pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent pada tahun 1902.

1. Letusan Tipe Hawaii

Ciri-ciri letusan tipe Hawai antara lain: (1) lava yang dikeluarkan dari lubang kepundan bersifat cair (2) lava mengalir ke segala arah (3) Bentuk gunung yang dihasilkan tipe hawaai menyerupai perisai atau tameng. (4) skala letusannya relative lebih kecil namun intensitasnya cukup tinggi. Contoh gunung berapi dengan tipe letusan Hawaii antara lain: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.

2. Letusan Tipe Stromboli

Letusan tipe Stromboli memiliki ciri-ciri: (1) seringnya terjadi letusan-letusan kecil yang tidak begitu kuat, namun terus- menerus, dan banyak mengeluarkan efflata. Contoh, Gunung Vesuvius di Italia, Gunung Raung di Jawa, dan Gunung Batur di Bali. (1) Letusannya memiliki interval waktu hampir sama. Gunung api Stromboli di Kepulauan Lipari tenggang waktu letusannya 12 menit, artinya setiap 12 menit kawah melontarkan material padat berupa pasir, batu, dan abu. (2) material yang dimuntahkan berupa material padat, gas, dan batu Contoh tipe letusan Stromboli yaitu Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).

3. Letusan Tipe Vulkano

Tipe vulkano mempunyai ciri-ciri, yaitu (1) cairan magma yang kental dan dapur magma yang bervariasi dari dangkal sampai dalam, sehingga memiliki tekanan yang sedang sampai tinggi. Tipe ini merupakan tipe letusan gunung api pada umumnya. Contoh, Gunung Semeru di Jawa Timur, (2) besar kecilnya letusan didasarkan atas kekuatan tekanan dan kedalaman dapur magmanya.(3) daya rusak cukup besar. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung Semeru di Jawa Timur.

4. Letusan Tipe Merapi

Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.

5. Letusan Tipe Perret atau Plinian

Tipe perret termasuk tipe yang sangat merusak karena ledakannya sangat dahsyat. Ciri utama tipe ini ialah letusan tiangan, gas yang sangat tinggi, dan dihiasi oleh awan menyerupai bunga kol di ujungnya. Contoh, letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 dan St. Helens yang meletus pada tanggal 18 Mei 1980 merupakan tipe perret yang letusannya paling kuat dengan fase gas setinggi 50 km. Karena letusannya sangat hebat, menyebabkan puncak gunung menjadi tenggelam dan merosotnya dinding kawah, kemudian membentuk sebuah kaldera.

6. Letusan Tipe Pelee

Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus.

7. Letusan Tipe Sint Vincent

Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902.

Material Padat (Efflata)Material padat (efflata) terdiri atas:a. Bom (batu-batu besar).b. Terak (batu-batu yang tidak beraturan dan lebih kecil dari bom).c. Lapili, berupa kerikil.d. Pasire. Debuf. Batu apungMenurut asalnya, efflata dibedakan menjadi dua, yaitu:a. Efflata allogen, berasal dari batu-batu di sekitar kawah yang terlempar ketika terjadi letusan.b. Efflata autogen (Pyroclastica), berasal dari magma itu sendiri.

2. Material CairBahan cair dari dapur magma akan mengalir keluar dari gunung api jika magma cair dari dalam Bumi meleleh keluar dari lubang kawah tanpa terhambat oleh sumbatan dan tidak terdapat sumbatan di puncaknya. Material cair yang keluar ini terdiri atas:a. Lava, yaitu magma yang meleleh di luar pada lereng gunung api.b. Lahar panas, yaitu campuran magma dan air, sehingga merupakan lumpur panas yang mengalir.c. Lahar dingin, terbentuk dari efflata porus atau bahan padat di puncak gunung menjadi lumpur ketika turun hujan lebat dan mengalir pada lereng serta lembah. Contohnya, akibat letusan Gunung Merapi tahun 2006 yang lalu telah menghasilkan sekitar 6 juta meter kubik timbunan material yang akan membentuk aliran lahar dingin saat turun hujan.

3. Material Gas atau EkshalasiMaterial gas atau ekshalasi terdiri atas:a. Solfatar, berbentuk gas belerang (H2S).b. Fumarol, berbentuk uap air (H2O).c. Mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Gas ini berbahaya bagi kehidupan karena bersifat racun. Selain itu, sifatnya yang lebih berat dari oksigen menyebabkan gas ini lebih dekat dengan permukaan tanah sehingga mudah dihirup oleh makhluk hidup. Contohnya, gas CO2 yang keluar dari Gunung Dieng pada tahun 1979 telah membunuh 149 penduduk.

a. Material CairMagma yang terkandung di dalam dapur magma akan keluar ke permukaan bumi dalam keadaan cair bila saat keluarnya magma tersebut tidak ada hambatan atau tidak tersumbat. Nah, material cair tersebut antara lain.1) Lava adalah magma yang meleleh keluar dari gunung api.2) Lahar panas merupakan campuran magma dan air yang kemudian mengalir seperti lumpur panas.3) Lahar dingin merupakan campuran material padat (Efflata) dan air hujan yang kemudian menjadi lumpur yang mengalir menuruni lereng gunung.b. Material Padat (Efflata)Material padat yang dikeluarkan oleh gunung api saat meletus atau terjadinya erosi antara lain bom (batu besar), terak (batu yang ukurannya tidak beraturan & lebih kecil dari bom), lapili (kerikil), debu, batu apung dan pasir.Nah, material padat itu sendiri berasal dari dua kemungkinan.1) Efflata allogen, yakni material padat yang berasal dari batu-batuan di sekitar kawah yang ikut terlempar ketika terjadi letusan gunung api.2) Efflata autogen (Pyroclastica), yaitu material yang terbentuk dari magma yang membeku akibat pendinginan.c. Material Gas (Ekshalasi)Material gas yang dikeluarkan oleh gunung api saat terjadi letusan antara lain:1) Fumarol, berbentuk uap air (H2O).2) Solfatar, berbentuk gas belerang (H2S).3) Mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Mofet merupakan gas beracun. Massa jenis yang lebih berat daripada massa oksigen membuat mofet bisa beredar tak jauh dari permukaan bumi akibatnya memiliki peluang yang besar akan terhirup oleh makhluk hidup

Post vulkanisme adalah peristiwa setelah gunung api meletus atau gunung api yang sudah mati. Termasuk peristiwa post vulkanisme adalah:1. makdani, adalah air panas yang mengandung mineral2. geyser, adalah mata air panas yang memancar ke atas3. terdapatnya sumber gas fumarol.Tanda-tanda gunung api akan meletus1. terdengarnya suara gemuruh dari dalam tanah2. suhu udara semakin panas3. hewan-hewan berlarian menjauh dari gunung4. sumber air atau mata air semakin mengering5. tumbuhan di sekitar gunung menjadi layu6. terjadi gempa kecil7. peristiwa ekshalasi atau semburan gas semakin kuat.

1. Sumber gasGas yang dikeluarkan bisa berupa sumber gas belerang (solfatar), sumber gas uap air atau zat lemas, dan sumber gas asam arang atau disebut mofet. Gas belerang banyak ditemukan di kepundan gunung api. Sumber uap air (fumarol) yang keluar dengan tekanan tinggi dikenal sebagai tenaga geotermal. Sumber uap air ini bisa digunakan untuk pembangkit tenaga listrik, misalnya di Kamojang Jawa Barat, Dieng Jawa Tengah, dan lain-lain.Sedangkan gas asam arang sangat berbahaya karena dapat mematikan mahluk hidup. Sumber gas asam arang dapat muncul sembarang waktu di kepundan gunung api manapun. Oleh karena itu biasanya petugas Dinas Pengawasan Gunung Api dari posnya di sekitar gunung, bisa memantau secara terus menerus kegiatan gunung api tersebut, sehingga dapat memperingatkan penduduk setempat ketika gunung mengeluarkan gas beracun tersebut. Namun ada kalanya gas racun ini keluar secara tiba-tiba , seperti yang terjadi tahun 1979 di kawah Timbangan dan Nila Dieng Jawa Tengah yang menewaskan sekitar 149 jiwa.2. Sumber air panas

Air tanah berasal dari hujan yang meresap ke dalam tanah. Begitu pula di gunung api, air hujan meresap ke dalam bergerak ke bagian yang lebih dalam dan mendekati batuan yang masih panas (sisa kegiatan vulkanis). Akibatnya air menjadi panas, bahkan sampai mendidih. Melalui celah-celah batuan di bagian bawah air itu keluar sebagai mata air panas.Misalnya, sumber air panas di Garut dan Cianjur Jawa Barat, Baturaden Jawa Tengah, Tretes Jawa Timur, dan di tempat lainnya.3. Sumber air mineralSeperti halnya sumber air panas, sumber air mineral terjadi karena pemanasan air oleh sisa kegiatan vulkanik. Namun dalam sumber air ini terlarut zat kimia produk gunung api, sehingga air itu mengandung belerang atau zat kimia lain. Sumber air mineral ini banyak ditemukan di daerah sekitar gunung api yang aktif atau yang sudah istirahat, misalnya di Maribaya dan Ciater sekitar gunung Tangkuban Perahu Jawa Barat.4. Geyser

Geyser adalah sumber mata air panas yang memancar secara berkala. Geyser terjadi karena gas panas yang asalnya dari batuan magma memanaskan bagian bawah air yang terdapat dalam celah di dalam bumi. Uap air yang terjadi tidak dapat mengadakan sirkulasi sampai ke permukaan bumi sehingga terjadilah akumulasi uap air setempat. Ketika ada jalan keluar ke permukaan bumi terjadilah pancaran air dengan suhu yang cukup tinggi. Contoh geyser yang sangat terkenal terdapat di Yellow Stone National Park California Amerika Serikat.

b. Gejala-Gejala Post VulkanisDi sekitar gunung api yang sudah tidak aktif atau sedangberistirahat banyak dijumpai gejala-gejala alami yang disebutgejala-gejala post vulkanis. Gejala-gejala itu antara lain sebagaiberikut.1) Ekshalasi, yaitu keluarnya sumber-sumber gas yang terdiri atas sumber gas belerang (H2S) disebut solfatar,sumber gas gas asam arang (CO2) disebut mofet, dansumber uap air (H2O) disebut fumarol.2) Mata air makdani, yaitu sumber air panas yangmengandung mineral-mineral tertentu seperti belerangatau sulfur. Contohnya di Baturaden Jawa Tengah, sertaCiater dan Maribaya di Jawa Barat.3) Geiser, yaitu sumber air panas yang memancar secaraperiodik karena adanya tekanan gas magma yangmendorong air di atasnya. Contohnya geiser yangterdapat di Taman Nasional Yellowstone Amerika Serikat.

TENAGA EKSOGENTenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi yang bersifat merusak bentuk bentuk relief muka bumi yang sudah ada melalui proses pelapukan, erosi, dan pengendapan (sedimentasi). Tenaga eksogen dapat berupa angin, air yang mengalir dan gletser.1. Pelapukan adalah peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara fisika, kimia maupun secara biologis.Factor yang mempengaruhi pelapukan :- keadaan struktur batuan,- keadaan iklim,- keadaan topografi, dan- keadaan vegetasimenurut prosesnya, pelapukan dikelomokkan menjadi :- Pelapukan mekanik (fisik), yaitu peristiwa hancur dan lepasnya material batuan tanpa mengubah struktur kimiawi batuan tersebut. Pelapukan kimiawi merupakan penghancuran bongkahan batuan menjadi bagian bagian lebih kecil. Pelapukan ini sering pula dinamakan disintegrasi- Pelapukan kimiawi, yaitu proses pelapukan massa batuan yang disertai perubahan struktur kimiawi batuan yang lapuk tersebut. Proses yang terjadi dalam pelapukan ini disebut dekomposisi.- Pelapukan biologis (organic), yaitu peristiwa hancur dan lepasnya material batuan yang disebabkan oleh proses organisme baik tumbuhan, hewan maupun manusia1. Erosi (pengikisan) adalah peristiwa terlepasnya atau terbawanya runtuhan batuan oleh suatu tenaga di permukaan bumi, misalnya terbawa oleh air, angina, dan gletser,Ada 4 macam erosi yang dilihat dari zat pelarutnya yaitu :- Ablasi, adalah erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir- Abrasi, adalah erosi yang disebabkan oleh air laut di sebut juga erosi marin- Eksarasi, dalah erosi hasil pengerjaan es- Deflasi, adalah erosi yang disebabkan oleh tenaga angina1. Pengendapan (sedimentasi), adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh air, angina dan gletser.Jensi sedimentasi- sedimentasi fluvial, yaitu proses pengendapan material yang diangkut oleh air sepanjang aliran sungai- sedimentasi eolis, yaitu proses pengendapan material yang di bawa oleh angin- sedimentasi marine, yaitu apabila material hasil abrasi diangkut dan diendapkan sepanjang pantai.Sebagai akibat tenaga endogen dan eksogen akan mempengaruhi bentuk muka bumi baik di darat maupaun di laut yang di kenal dengan sebutan relief.1. Bentuk muka bumi di darat / relief daratan:- Gunung, yaitu daerah yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya, dan ditandai dengan adanya puncak, lereng, dan kaki gunung- Lembah, yaitu daerah ledokan / lebih rendah dari tempat sekitarnya- Pegunungan, yaitu rangkaian dari beberapa gunung, bentuknya memanjang- Bukit, daerah yang tingginya antara 500 1000 m di atas permukaan laut- Dataran rendah, daerah yang datar yang berada pada ketinggian kurang dari 200 m di permukaan laut- Dataran tinggi/plato, daerah datar yang berada pada ketinggian lebih dari 200 m di atas permukaan laut- Ngarai/canyon, lembah yang curam, dalam dan dasarnya mengalir sungai1. Bentuk relief dasar laut:- Palung laut, yaitu ledokan atau celah yang sangat dalam, berada di dasar laut- Ambang laut, dasar laut yang mencuat memisahkan satu perairan dengan perairan yang lain- Gunung laut, gunung yang muncul dari dasar laut- Basin (lubuk laut atau ledok laut), dasar laut yang bentuknya cekung seperti huruf U- Laut dangkal, laut yang kedalamannya tidak lebih dari 200 m- Laut dalam, laut yang kedalamannya lebih dari 200 m

. Tenaga Eksogen Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu: Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin. Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya. Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.

Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin

1. Pelapukan.Pelpukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa: Sinar matahari Air Gletser Reaksi kimiawi Kegiatan makhluk hidup (organisme) Peroses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu :o Pelapukan MekanikPelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celha batuo Pelapukan KimiawiPelapukan adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan kimiaai batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiridari dua macam, yaitu proses oksidasi dan proses hidrolisis.o Pelapukan OrganikPelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas haewn (cacing tanah dan serangga).2. Erosigambat erosi oleh angin

erosi oleh air

erosi oleh air

gua dalam tanah akibat erosi

Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi angin (deflasi), Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi gletser (glasial)' Tahapan dalam Erosi AirProses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebbagai berikut. 1. Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi. 2. Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh : 1. coklat,warna air yang terkikis menjadi lebih pucat, kesuburan tanah berkurang 3. Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air 4. 'Erosi 'parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini tanah sudah rusak. Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan : 1. tebing sungai semakin dalam 2. lembah semakin curam 3. pembentukan gua 4. memperbesar badan sungai Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang terbentuk antara lain : 1. Batu jamur 2. Ngarai Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk : 1. Dinding pantai yang curam 2. relung ( lekukan pada dinding tebing) 3. gua pantai 4. batu layar

Tenaga EksogenTenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar permukaan bumi yang bersifat merusak. Tenaga eksogen dapat berupa pelapukan, erosi, sedimentasi, dan masswasting.a.) PelapukanYaitu hancurnya batuan yang disebabkan oleh tenaga eksogen, seperti sinar matahari, hujan, perubahan suhu, dll. Pelapukan mekanik atau fisis, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh tenaga eksogen, seperti air, angin, hujan, dan sebgainya yang berlangsung berulang ulang dalam kurun waktu tertentu.Contoh: Pelapukan tanah pasir. Pelapukan Kimiawai/chemis, yaitu pelapukan yang terjadi akibat proses kimia.Contoh: Pelapukan batuan kapur oleh Karbondioksida. Pelapukan organik/biologi, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh oraganisme.Contoh: Hancurnya batuan akibat akar tumbuhan.b.) ErosiErosi adalah pengikisan tanah oleh angin, air, atau es.Jika ditinjau dari tenaganya, erosi dapat dibagi empat, yaitu: Ablasi, yaitu erosi yang disebabkan oleh air mengalir. Abrasi, yaitu erosi yang diakibatan oleh pengerjaan gelombang air laut. Eksarasi, yaitu erosi ynag diakibatkan oleh pengerjaan es yang mencair / gletser. Deflasi, yaitu erosi yang etrjadi karena adanya tenaga angin.c.) SedimentasiAdalah proses pengendapan material hasil dari erosi air, angin, gelombang laut, dan gletser. Bentukan bentukan akibat adanya proses sedimentasi tenaga air antara lain: Delta, yaitu endapan tenah yang terdapat di muara sungai. Bentuk bentuknya antara lain delta cembung, kaki burung, runcing, dan pengisi estuaria. Dataran banjir, yaitu dataran yang terdapat di kanan kiri sungai yang berfungsi menampung uapan air sungai ketika banjir. Tombolo, yaitu endapan pasir yang menghubungkan daratan dengan pulau yang dekat dengan pantai. Nehrung, yaitu endapan pasir yang melintang berbentuk seperti lidah.

d.) Pencucian Tanah (Masswating)Pencucian tanah merupakan berpindahnya massa bantuan ke bawah lereng sebuah gunung/bukit/pada tanah miring yang dipengaruhi secara langsung oleh gravitasi bumi.

Gunung Kelud

Kediri - Letusan Gunung Kelud yang terjadi pada Kamis, 13 Februari 2014 terus dikaji Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Mereka meyakini letusan ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah letusan Gunung Kelud.

Ketua Tim Pemantau Aktivitas Gunung Kelud dari PVMBG Bandung Umar Rosyadi mengatakan letusan tahun ini sangat luar biasa. Ketinggian lontaran material ke angkasa hingga radius 17 kilometer menjadi bukti besarnya daya ledak magma Gunung Kelud. "Ini letusan terbesar sepanjang sejarah Gunung Kelud," kata Umar, di pos pemantauan Gunung Kelud Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Rabu, 26 Februari 2014.

Tak hanya daya ledak ke angkasa yang fenomenal, lontaran pasir dan debu vulkanik yang menyebar hingga ke kawasan Jawa Barat menjadi ukuran kedahsyatan letusan ini. Bahkan, akibat tingginya intensitas debu, sejumlah bandara di Pulau Jawa terpaksa berhenti beroperasi.

Menurut Umar, daya ledak dan dampak letusan ini bahkan jauh melebihi Gunung Merapi dan Sinabung. Ini menunjukkan aktivitas dapur magma Gunung Kelud jauh melebihi dapur magma gunung api lainnya. "Karena kekuatan letusan sangat dipengaruhi aktivitas dapur magma," kata Umar.

Tingginya energi dari perut bumi ini juga terukur dari jumlah kegempaan yang ada saat letusan atau erupsi. Jika pada erupsi 2007 silam tercatat 500 kali gempa, letusan tahun ini mencapai 1.000 kali. Menurut Umar, besarnya gempa ini cukup menjadi parameter bagi tim vulkanologi untuk memperkirakan erupsi yang terjadi akan bersifat eksplosif (meledak).

Jika letusan seperti ini tak bisa dibaca oleh sistem mitigasi yang ada, bisa dipastikan jumlah korban yang ditimbulkan akan sangat besar. Hal ini pernah terjadi pada letusan 1919 ketika terjadi lepasan volume vulkanik sebesar 40 juta meter kubik ke angkasa hingga menewaskan 5.110 jiwa. Kala itu pergerakan awan panas mencapai 37,5 kilometer dari pusat letusan.

Besarnya letusan ini juga diakui sejumlah orang tua di lereng Kelud. Suprihatin, 51 tahun, warga Desa Sugihwaras mengatakan letusan yang dia alami pada 1990 dan 2007 tak sehebat saat ini. Meski hujan pasir juga terjadi pada letusan tahun 1990, namun segera hilang setelah diguyur hujan dua hari paska letusan. Sementara letusan 2007 justru tak dirasakan sama sekali karena bersifat efusif atau lelehan. "Ini letusannya besar sekali," katanya.

Tim riset gabungan lintas disiplin dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengerjakan riset untuk mendeteksi potensi abu hasil letusan Gunung Kelud yang mengguyur kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta. Riset itu berlangsung sejak 17 Maret 2013.

Wakil Rektor Bidang Akademik UMY, Gunawan Budiyanto, mengatakan riset ini bisa berlangsung cepat karena memakai perbandingan hasil penelitian lain tentang abu letusan Merapi. Dalam sepekan, dia melanjutkan, ada dua kesimpulan final mengenai manfaat abu Gunung Kelud. "Bisa menyuburkan tanah tandus dan meningkatkan kualitas pupuk kompos," kata Gunawan, Selasa, 25 Februari 2014.

Dia menjelaskan abu Gunung Kelud yang mengguyur DIY memiliki efektivitas lebih baik untuk menyuburkan tanah ketimbang material serupa dari Gunung Merapi. Material abu gunung kelud jauh lebih lembut, dengan diameter 0,002 milimeter. Sedangkan abu letusan Merapi agak kasar karena banyak bercampur pasir.

Gunawan menyimpulkan karakter kelembutan abu letusan Gunung Kelud di DIY menyebabkan kemampuannya lebih kuat dalam mengikat air. Gaya adhesi atau pengikatan pada air dalam skala tinggi dimiliki oleh abu kelud yang berukuran halus. "Bukan hanya memiliki nutrisi yang bagus untuk tanah saja," katanya.

Menurut dia, pemanfaatan abu ini bisa digunakan untuk mengubah karakter sejumlah tanah tandus di DIY agar memiliki daya ikat ke air lebih kuat. Namun abu ini tetap tidak boleh hanya berada di permukaan tanah karena malah bisa mengeras dan menghalangi air meresap ke tanah. "Tetap harus dicampur dengan lapisan bawah permukaan tanah," katanya.

Tim riset gabungan di Laboratorium Ilmu Tanah dan Nutrisi Tanaman UMY menjajal efektivitas abu Kelud ke tanah merah dari Gunungkidul, tanah pasir dari pesisir Bantul, dan tanah berpasir dari kawasan sekitar pantai di Kulonprogo. Tanah-tanah itu selama ini dimanfaatkan oleh petani untuk menanam melon, semangka, dan cabai. "Tapi waktu tanam agak lama karena tanah gampang kering," katanya.

Hasil uji coba: setelah disiram air, ketika dalam kondisi biasa, contoh tanah-tanah ituhanya bisa bertahan basah selama setengah hari. Apabila adonan tanahnya dicampuri abu Gunung Kelud, daya ikat terhadap air jauh lebih lama. "Bisa dua hari dua malam," kata Gunawan.

Karena memiliki daya ikat yang baik pada zat cair, abu Kelud yang lembut juga baik untuk memaksimalkan fungsi pupuk kompos. Pencampuran abu dengan kotoran hewan atau bahan organik yang melapuk bisa menghasilkan pupuk kompos berkualitas lebih baik. "Makanya, abu Kelud di DIY lebih baik digunakan untuk memulihkan kesuburan tanah di sejumlah kawasan tandus," katanya.

Tim lain, yang bekerja di Laboratorium Mekanika Tanah UMY, juga sedang mempelajari kemungkinan abu Kelud bisa dicampur dengan semen. Namun ada dugaan abu Kelud memiliki daya susut kembang yang berbeda dengan semen.

Pencampuran secara asal-asalan bisa memudahkan bangunan konstruksi retak sebab responskeduanya pada peningkatan dan pengurangan suhu berbeda. Gunawan mengatakan riset itu masih dalam tahap menguji daya susut kembang abu Kelud. "Kalau hasilnya memang beda jauh, kami cari cara untuk menyeimbangkannya," katanya.

Dia menambahkan, sejumlah mahasiswa dari program teknik mesin pun ikut terlibat dalam tim kajian abu Kelud. Mereka tertarik dengan kemungkinan efek pengaruh abu halus ini ke kinerja mesin otomotif. "Mereka anggap ini pengetahuan baru," katanya.

Adaoun pakar pengkajian tanah dari Fakultas Pertanian UGM, Azwar Maaz, menyebut material halus abu vulkanis di DIY sebagai bahan cepat saji untuk pembentukan tanah yang subur. Namun, menurut dia, proses penyatuannya dengan tanah butuh waktu lama apabila tanpa campuran lain. "Bisa cepat melapuk kalau dicampur tanah lama, kompos, dan pupuk organik," katanya.

Dia mengatakan material abu vulkanis dari Gunung Kelud mengandung pH 5,5-6. Daya hantar listrik atau kandungan garamnya tinggi, yakni 1-2 mili siemens (mS) per sentimeter.

Meski kondisi pH abu vulkanis itu aman, keasamannya yang tinggi bisa mengganggu pertumbuhan tanaman. Terutama, apabila abu menempel pada tanaman. "Idealnya, ada siraman air yang intens agar daya hantar listrik (keasaman) abu ini menurun," katanya.Gunung Kelud (sering disalahtuliskan menjadi Kelut yang berarti "sapu" dalam bahasa Jawa; dalam bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete) adalah sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang tergolong aktif. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang , kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri.Sebagaimana Gunung Merapi, Gunung Kelud merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia.[1] Sejak tahun 1000 M, Kelud telah meletus lebih dari 30 kali, dengan letusan terbesar berkekuatan 5 Volcanic Explosivity Index (VEI).[2] Letusan terakhir Gunung Kelud terjadi pada tahun 2014[3].Daftar isi 1 Morfologi 2 Catatan aktivitas Gunung Kelud 2.1 Letusan 1919 2.2 Letusan 1990 2.3 Letusan 2007 2.4 Letusan 2014 3 Obyek wisata Gunung Kelud 4 Lihat pula 5 Rujukan 6 Pranala luarMorfologiGunung api ini termasuk dalam tipe stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosif. Seperti banyak gunung api lainnya di Pulau Jawa, Gunung Kelud terbentuk akibat proses subduksi lempeng benua Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia. Sejak tahun 1300 Masehi, gunung ini tercatat aktif meletus dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek (9-25 tahun), menjadikannya sebagai gunung api yang berbahaya bagi manusia.Kekhasan gunung api ini adalah adanya danau kawah, yang dalam kondisi letusan dapat menghasilkan aliran lahar letusan dalam jumlah besar, dan membahayakan penduduk sekitarnya. Letusan freatik tahun 2007 memunculkan sumbat lava ke permukaan danau, sehingga danau kawah nyaris sirna, menyisakan genangan kecil seperti kubangan air. Sumbat lava ini hancur pada letusan besar di awal tahun 2014.Puncak-puncak yang ada sekarang merupakan sisa dari letusan besar masa lalu yang meruntuhkan bagian puncak purba. Dinding di sisi barat daya runtuh terbuka sehingga kompleks kawah membuka ke arah itu. Puncak Kelud adalah yang tertinggi, berposisi agak di timur laut kawah. Puncak-puncak lainnya adalah Puncak Gajahmungkur di sisi barat dan Puncak Sumbing di sisi selatan.Catatan aktivitas Gunung Kelud

Gunung Kelud 1901

Gunung Kelud 1919Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.[4] Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei[5]), 1951, 1966, dan 1990 (10 Februari). Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini. Memasuki abad ke-21, gunung ini erupsi pada tahun 2007, 2010, dan 2014. Perubahan frekuensi ini terjadi akibat terbentuknya sumbat lava di mulut kawah gunung.Letusan 1919Letusan Gunung Kelud tahun 1919 tercatat dalam laporan Carl Wilhelm Wormser (1876-1946), pejabat Pengadilan Landraad di Tulung Agung (masa kolonial Belanda), yang menjadi saksi mata bencana alam tersebut.Disebutkan, pada 20 Mei 1919 siang, tiba-tiba langit gelap. Hilangnya matahari membuat semua yang hidup menjadi takut dan gentar. Hujan abu dan batu yang turun. Para penduduk desa di lereng gunung berusaha menyelamatkan apapun yang dapat diselamatkan: harta dan jiwa dan hewan peliharaan. Semuanya berlarian menghindari kekerasan alam. Lari! Lari kemanakah dirimu? Bernafas semakin sulit. Udara semakin mencekik semua yang bernafas. Bunyi desiran semakin dekat dan kuat. Aliran lahar menghancurkan semuanya dan mengganggu jalan keluar untuk manusia. Bangunan dan pepohonan besar patah menjadi kecil-kecil bak korek api. Kawah memuntahkan lahar dan abu dan disertai awan gas beracun. Hutan, tanah dan sawah ditutup kain kafan berwarna abu-abu. Belasan desa raib dari peta bumi. Ribuan korban jiwa dikubur hidup-hidup[6].Letusan ini termasuk diantara yang paling mematikan karena menelan korban 5.160 jiwa , merusak sampai 15.000 ha lahan produktif karena aliran lahar mencapai 38 km, meskipun di Kali Badak telah dibangun bendung penahan lahar pada tahun 1905[7]. Selain itu Hugo Cool pada tahun 1907 juga ditugaskan melakukan penggalian saluran melalui pematang atau dinding kawah bagian barat. Usaha itu berhasil mengeluarkan air 4,3 juta meter kubik[8].Karena letusan inilah kemudian dibangun sistem saluran terowongan pembuangan air danau kawah, dan selesai pada tahun 1926. Secara keseluruhan dibangun tujuh terowongan. Pada masa setelah kemerdekaan dibangun terowongan baru setelah letusan tahun 1966, 45 meter di bawah terowongan lama. Terowongan yang selesai tahun 1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi mempertahankan volume danau kawah agar stabil pada angka 2,5 juta meter kubik[7].Letusan 1990Letusan 1990 berlangsung selama 45 hari, yaitu 10 Februari 1990 hingga 13 Maret 1990. Pada letusan ini, Gunung Kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik material vulkanik. Lahar dingin menjalar sampai 24 kilometer dari danau kawah melalui 11 sungai yang berhulu di gunung itu.Letusan ini sempat menutup terowongan Ampera dengan material vulkanik. Proses normalisasi baru selesai pada tahun 1994.Letusan 2007Aktivitas gunung ini meningkat pada akhir September 2007 dan masih terus berlanjut hingga November tahun yang sama, ditandai dengan meningkatnya suhu air danau kawah, peningkatan kegempaan tremor, serta perubahan warna danau kawah dari kehijauan menjadi putih keruh. Status "awas" (tertinggi) dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sejak 16 Oktober 2007 yang berimplikasi penduduk dalam radius 10 km dari gunung (lebih kurang 135.000 jiwa) yang tinggal di lereng gunung tersebut harus mengungsi. Namun letusan tidak terjadi.Setelah sempat agak mereda, aktivitas Gunung Kelud kembali meningkat sejak 30 Oktober 2007 dengan peningkatan pesat suhu air danau kawah dan kegempaan vulkanik dangkal. Pada tanggal 3 November 2007 sekitar pukul 16.00 suhu air danau melebihi 74 derajat Celsius, jauh di atas normal gejala letusan sebesar 40 derajat Celsius, sehingga menyebabkan alat pengukur suhu rusak. Getaran gempa tremor dengan amplitudo besar (lebih dari 35mm) menyebabkan petugas pengawas harus mengungsi, namun kembali tidak terjadi letusan.Akibat aktivitas tinggi tersebut terjadi gejala unik dalam sejarah Kelud dengan munculnya asap tebal putih dari tengah danau kawah diikuti dengan kubah lava dari tengah-tengah danau kawah sejak tanggal 5 November 2007 dan terus "tumbuh" hingga berukuran selebar 100 m. Para ahli menganggap kubah lava inilah yang menyumbat saluran magma sehingga letusan tidak segera terjadi. Energi untuk letusan dipakai untuk mendorong kubah lava sisa letusan tahun 1990.Sejak peristiwa tersebut aktivitas pelepasan energi semakin berkurang dan pada tanggal 8 November 2007 status Gunung Kelud diturunkan menjadi "siaga" (tingkat 3).Danau kawah Gunung Kelud praktis "hilang" karena kemunculan kubah lava yang besar. Yang tersisa hanyalah kolam kecil berisi air keruh berwarna kecoklatan di sisi selatan kubah lava.Letusan 2014

Abu vulkanik dari letusan tahun 2014 yang menjangkau Yogyakarta.Letusan Kelud 2014 dianggap lebih dahsyat daripada tahun 1990.[9] meskipun hanya memakan 4 korban jiwa akibat peristiwa ikutan, bukan akibat langsung letusan[10].Peningkatan aktivitas sudah dideteksi di akhir tahun 2013 [11]. Namun demikian, situasi kembali tenang. Baru kemudian diumumkan peningkatan status dari Normal menjadi Waspada sejak tanggal 2 Februari 2014[12]. Pada 10 Februari 2014, Gunung Kelud dinaikkan statusnya menjadi Siaga dan kemudian pada tanggal 13 Februari pukul 21.15 diumumkan status bahaya tertinggi, Awas (Level IV)[13], sehingga radius 10 km dari puncak harus dikosongkan dari manusia. Hanya dalam waktu kurang dari dua jam, pada pukul 22.50 telah terjadi letusan pertama tipe ledakan (eksplosif). Erupsi tipe eksplosif seperti pada tahun 1990 ini (pada tahun 2007 tipenya efusif, yaitu berupa aliran magma) menyebabkan hujan kerikil yang cukup lebat dirasakan warga di wilayah Kecamatan Ngancar, Kediri, Jawa Timur, lokasi tempat gunung berapi yang terkenal aktif ini berada, bahkan hingga kota Pare, Kediri[14]. Wilayah Kecamatan Wates dijadikan tempat tujuan pengungsian warga yang tinggal dalam radius sampai 10 kilometer dari kubah lava, sesuai rekomendasi dari Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG).[15] Suara ledakan dilaporkan terdengar hingga kota Solo dan Yogyakarta ( berjarak 200 km dari pusat letusan)[16], bahkan Purbalingga (lebih kurang 300 km), Jawa Tengah[17].

Keadaan di wilayah Bantul, DIY, saat hujan abu vulkanik Gunung Kelud melanda wilayah ini pada pagi hari tanggal 14 Februari 2014Dampak berupa abu vulkanik pada tanggal 14 Februari 2014 dini hari dilaporkan warga telah mencapai Kabupaten Ponorogo. Di Yogyakarta, teramati hampir seluruh wilayah tertutup abu vulkanik yang cukup pekat, melebihi abu vulkanik dari Merapi pada tahun 2010. Ketebalan abu vulkanik di kawasan Yogyakarta dan Sleman bahkan diperkirakan lebih dari 2 centimeter.[18] Dampak abu vulkanik juga mengarah ke arah Barat Jawa, dan dilaporkan sudah mencapai Kabupaten Ciamis, Bandung dan beberapa daerah lain di Jawa Barat.[19][20] Di daerah Madiun dan Magetan jarak pandang untuk pengendara kendaraan bermotor atau mobil hanya sekitar 3-5 meter karena turunnya abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud tersebut sehingga banyak kendaraan bermotor yang berjalan sangat pelan.Menyusul adanya letusan, Kementerian Perhubungan Indonesia menutup sementara bandar-bandar udara di Pulau Jawa, seperti Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya, Bandar Udara Abdul Rachman Saleh Malang, Bandar Udara Achmad Yani Semarang, Bandar Udara Adi Sutjipto Yogyakarta, Bandar Udara Adi Sumarmo Surakarta, Bandar Udara Tunggul Wulung Cilacap, dan Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung[21]. Selain itu, Bandar Udara Nusawiru di Pangandaran[22] dan Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun, juga ditutup[23].Kondisi gunung setelah letusan satu malam tersebut berangsur tenang dan pada tanggal 20 Februari 2014 status aktivitas diturunkan dari Awas menjadi Siaga (level III) oleh PVMBG[24].Obyek wisata Gunung Kelud

Gunung Kelud 2012. Kubah lava 2007 tampak di tengah, dengan latar belakang Puncak Kelud. Di sebelah kiri adalah bagian dari Puncak Gajahmungkur.Menuju kawasan puncak Gunung Kelud sejak tahun 2004 hubungan jalan darat telah diperbaiki untuk mempermudah para wisatawan serta penduduk. Gunung Kelud telah menjadi obyek wisata Kabupaten Kediri dengan atraksi utama adalah kubah lava. Di puncak Gajahmungkur dibangun gardu pandang dengan tangga terbuat dari semen. Pada malam akhir pekan, kubah lava diberi penerangan lampu berwarna-warni[25]. Selain itu, telah disediakan pula jalur panjat tebing di puncak Sumbing, pemandian air panas, serta flying fox.Tindakan Kabupaten Kediri membangun kawasan wisata ini mendapat protes dari Kabupaten Blitar, yang menganggap wilayah puncak Kelud merupakan wilayahnya[26]. Sengketa wilayah ini terutama meruncing setelah turunnya Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/113/KPTS/013/2012 yang menyatakan bahwa kawasan puncak Kelud merupakan wilayah Kabupaten Kediri.LEGENDA GUNUNG KELUD DAN DEWI KILISUCI12 Oktober 2011 pukul 15:55

GUNUNG Kelud menurut legendanya bukan berasal dari gundukan tanah meninggi secara alami. Seperti Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat,Gunung Kelud terbentuk dari sebuahpengkhianatan cinta seorang putri bernama Dewi Kilisuci terhadap dua raja sakti mahesa Suro dan Lembu Suro. Kala itu, Dewi Kilisuci anak putri Jenggolo Manik yang terkenal akankecantikannya dilamar dua orang raja. Namun yang melamar bukan dari bangsa manusia, karena yang satu berkepala lembu bernama Raja Lembu Suro dan satunya lagu berkepala kerbau bernama Mahesa Suro.Untuk menolak lamaran tersebut,Dewi Kilisuci membuat sayembara yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia biasa, yaitu membuat dua sumur di atas puncak gunung Kelud, yang satu harus berbau amis dan yang satunya harus berbau wangi dan harus selesai dalam satu malam atau sampai ayam berkokok.Akhirnya dengan kesaktian Mahesa Suro dan Lembu Suro, sayembara tersebut disanggupi. Setelah berkerjasemalaman, kedua-duanya menang dalam sayembara. Tetapi Dewi Kilisuci masih belum mau diperistri. Kemudian Dewi Kilisuci mengajukan satu permintaan lagi. Yakni kedua raja tersebut harus membuktikan dahulubahwa kedua sumur tersebut benar benar berbau wangi dan amis dengan cara mereka berdua harus masuk kedalam sumur. Terpedaya oleh rayuan tersebut, keduanyapun masuk ke dalam sumur yang sangat dalam tersebut. Begitu mereka sudah berada di dalam sumur, lalu Dewi Kilisuci memerintahkan prajurit Jenggala untuk menimbun keduanya dengan batu. Maka matilah Mahesa Suro dan Lembu Suro. Tetapi sebelum mati Lembu Suro sempat bersumpah dengan mengatakan. Yoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung.(Ya, orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitarakan jadi daratan dan Tulungagung menjadi danau. Dari legenda ini akhirnya masyarakat lereng Gunungkelud melakukan sesaji sebagai tolak balak supah itu yang disebut Larung Sesaji.Acara ini digelar setahun sekali pada tanggal 23 bulan surau oleh masyakat Sugih Waras. Tapi khusus pelaksanaan tahun 2006 sengaja digebyarkan oleh Bupati Kediri untuk meningkatkanpamor wisata daerahnya. Pelaksanaan acara ritual ini juga menjadi wahana promosi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan untuk datang ke Kediri. Bagaimanapun aktivitas Gunung Kelud dengan segala pernak perniknya menjadi salah satu obyek wisata unggulan di Kabupaten Kediri.Masuk Terowongan Lokasi Larung Sesaji ini sebenarnya tidak jauh, hanya sekitar 500 meter. Namun karena medannya naik turun,maka bisa membuat kaki kepenatan. Apalagi iring-iringan peserta upacara harus memasuki sebuah terowongan Gresco 2 yang diameternya sekitar 4 meter. Menariknya, kondisi terowonganyang gelap gulita itu hanya dihiasi lampu petromaks dan lilin pada saat pelaksanaan larung sesaji. Terowongan yang membelah lereng Gunung Kelud ini panjangnya sekitar 200 meter. Kondisinya sangat mirip Tunnel Migbay Los Angeles yang cukup popular karena pernah menjadi ikon event pembuatan film King Kong produksi Hollywood. Begitu keluar dari terowongan ini, maka terlihatlah pemandangan indah kawah Gunung Kelud yang berwarna kehijau-hijauan. Air kawah seluas 12 Ha posisinya diapit 3 Gunung yakni Gunung Kelud, Gajah mungkur dan Sumbing begitu indah dan memesona. Pintu keluar terowongan menggunakan jalan setapak di atas tanah keras bebatuan, dengan menuruni tangga trapping beton kira kira 100 meter. Yang menarik, ketika kita memasuki bibir kawah Gunung Kelud peserta Larung Sesaji tidak boleh menggunakan alas kaki.Maksud Larung Sesaji ini sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat Lereng Gunung Kelud tepatnya berbagai sumber)Kawasan Gunung Kelud terletak kurang lebih 35 Km dari kota Kediri atau 120 Km dari ibukota Provinsi Jawa Timur Surabaya. Termasuk gunung api aktif dengan ketinggian 1.730 meter di atas permukaan laut (mdpl). Panorama pegunungan indah yang alami dan udara sejuk membuat wisatawan kerasan berlama-lama dikawasan ini.Obyek Wisata Kelud sangat cocok bagi mereka yang berjiwa petualangan (adventure). Di antara panjat tebing, lintas alam, camping ground. Bahkan baru-baru ini dijadikan check point rally mobil nasional 2006. Jalan menuju Gunung Kelud sudah hotmiks dan dapat dilalui segala jenis kendaraan. Akan tetapi sebaiknya jangan menggunakan mobil sedan, karena 3 km menjelang masuk pintu gerbang terdapat tanjakan yang cukup terjal,yakni kemiringan 40 derajat yang panjangnya sekitar 100 meter. Gunung Kelud hingga kini telah mengalami 28 kali letusan yang tercatat mulai tahun 1000 sampai 1990.