TUGAS FARMAKOTERAPI 1

download TUGAS FARMAKOTERAPI 1

of 40

description

farmakoterapi

Transcript of TUGAS FARMAKOTERAPI 1

FARMAKOTERAPI 1 Farmakoterapi Untuk Penyakit Asma

FARMAKOTERAPI 1Farmakoterapi Untuk Penyakit Asma KELOMPOK XIDewi AnisahDwi Kartika SariHarry MuchtadiSepti WulandariDosen : Husnawati, M.Farm, AptSEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAUASMA

HAL YANG AKAN DIBAHASDEFINISI ASMAIstilah asma berasal dari kata Yunani yang artinya terengah-engah dan berarti serangan nafas pendek.

ASMA Penyakit radang kronik pada paru yang dikarakterisasi oleh adanya :Penyumbatan saluran nafas yang bersifat reversiblePeradangan pada jalan nafasPeningkatan respon jalan nafas terhadap berbagai rangsangan

EPIDEMIOLOGI ASMAAsma dapat timbul pada segala umur, dimana 30% penderita bergejala pada umur 1 tahun, sedangkan 80-90% anak yang menderita asma gejala pertamanya muncul sebelum umur 4-5 tahun.Di Australia prevalensi asma usia 8-11 tahun pada tahun 1982 sebesar 12,9% meningkat menjadi29,7% pada tahun 1997. Penelitian di Indonesia memberikan hasil yang bervariasi antara 3%-8%.GEJALA ASMA

Gejala asma bersifat episodik, seringkali reversibel dengan/atau tanpa pengobatan. Gejala awal berupa :batuk terutama pada malam atau dini harisesak napasnapas berbunyi (mengi) yang terdengar jika pasien menghembuskan napasnyarasa berat di dadadahak sulit keluar.

ETIOLOGI ASMAAsma merupakan gangguan kompleks yang melibatkan:faktor autonomImunologisInfeksiendokrin dan psikologis dalam berbagai tingkat pada berbagai individuFAKTOR RESIKORisiko berkembangnya asma merupakan interaksi antara faktor pejamu (host) dan faktor lingkungan.

FAKTOR RESIKO

PATOGENESIS ASMAReaksi imunologik yang timbul akibat paparan dnegan paparan awalnya menimbulkan fase sensitasi IgE spesifik oleh sel plasma IgE melekat pada fc reseptor dan membrane sel mast dan basofil. degranulasi sel mast dilepaskan mediator-mediator : histamine, leukotriene C4 (LTC4), prostaglandin D2 (PGD2), tromboksan A2, triptase. Mediator-mediator tsb spasme otot bronkus, hipersekresi kelenjar, edema, peningkatan permeabilitas kapiler, disusul dengan akumulasi sel eosinofil serangan asma akut. Keadaan ini akan segera pulih kembali (serangan asma hilang) dengan pengobatan.

PATOFISIOLOGI ASMA

KLASIFIKASI ASMAbentuk asma paling umum yang disebabkan karena reaksi alergi penderita terhadap allergen adalah asma yang tidak responsif terhadap pemicu yang berasal dari allergen.KLASIFIKASI ASMAMerupakan 75% populasi pada anak ditandai dengan adanya episode ,1x setiap 4-6 minggu. Terapi profilaksis tidak dibutuhkan.

Merupakan 20% populasi pada anak . Gejala kurang kurang dari satu satu kali/minggu dan fungsi paru diantara serangan hampir normal. Terapi profilaksis biasanya lebih dibutuhkan.

Terjadi sekitar 5% dari populasi.\ Gejala timbul lebih dari 3x/minggu. Terapi profilaksis sangat dibutuhkan.

Menurut Global Initiative for Asthma (GINA) penggolongan asma berdasarkan beratnya penyakit dibagi 4 (empat) yaituDerajat asmaGejalaFungsi ParuI. IntermitenSiang hari < 2 kali per mingguMalam hari < 2 kali per bulanSerangan singkat Tidak ada gejala antar seranganIntensitas serangan bervariasiVariabilitas APE < 20% VEP1 > 80% nilai prediksi APE > 80% nilai terbaikII. Persisten RinganSiang hari > 2 kali per minggu, tetapi < 1 kali per hariMalam hari > 2 kali per bulanSerangan dapat mempengaruhi aktifitasVariabilitas APE 20 - 30% VEP1 > 80% nilai prediksi APE > 80% nilai terbaikIII. Persisten SedangSiang hari ada gejalaMalam hari > 1 kali per minggu Serangan mempengaruhi aktifitasSerangan > 2 kali per mingguSerangan berlangsung berhari-hariSehari-hari menggunakan inhalasi 2-agonis short actingVariabilitas APE > 30% VEP1 60-80% nilai prediksi APE 60-80% nilai terbaikIV. Persisten BeratSiang hari terus menerus ada gejalaSetiap malam hari seringtimbul gejalaAktifitas fisik terbatasSering timbul seranganVariabilitas APE > 30% VEP1 < 60% nilai prediksi APE < 60% nilai terbaikDIAGNOSIS ASMAUntuk dapat mendiagnosis asma, diperlukan pengkajian kondisi klinis serta pemeriksaan penunjang. AnamnesisPemeriksaan klinisPemeriksaan penunjangSpirometer.Peak Flow Meter/PFMX-ray dada/thoraxPemeriksaan IgE.Uji Hipereaktivitas Bronkus/HRBPetanda inflamasi

STRATEGI TERAPI PENGOBATANPengobatan Asma Menurut GINA (Global Initiative for Asthma), Ada enam komponen dalam pengobatan asma, yaitu :Penyuluhan Kepada Pasien Penilaian Derajat Beratnya AsmaPencegahan dan Pengendalian Faktor Pencetus Serangan Perencanaan Obat-Obat Jangka PanjangObat-obat antiasma5. Merencanakan Pengobatan Asma Akut (Serangan Akut)6.Pengobatan secara teratur.

STRATEGI TERAPI PENGOBATANStrategi non farmakologi :Penyuluhan Kepada Pasien (edukasi pasien, penggunaan peak flow meter, Pemberian oksigen, Banyak minum untuk menghindari dehidrasi terutama pada anak-anak, Kontrol secara teratur, Pola hidup sehat).Penilaian Derajat Beratnya AsmaPencegahan dan Pengendalian Faktor Pencetus Serangan

OBAT ANTI ASMABerdasarkan mekanisme kerjanya, obat asma dapat dibagi kedalam beberapa kelompok, yaitu :Anti-alergika (Natrium cromolyn, Intal, nedocromil)Bronchodilator Agonis beta-adrenergik (salbutamol,terbutalin, fenoterol) Antikolinergika (ipratropium, tiotropium dan deptropinDerivate Xantin (teofilin,aminofilin)3.Kortikosteroid (hidrokortison, prednisone, deksametason)4.Mukolitika dan ekspektoransia (asetil karbosistein, mesna, bromheksin )5.Antihistaminika (ketotifen, oksatomida)6.Zat-zat anti leukotrien ( accolate, singulair)OBAT ANTI ASMAPada dasarnya obat-obat anti-asma dipakai untuk menecegah dan mengendalikan gejala asma. Fungsi penggunaan obat anti-asma antara lain Terapi pemeliharaan/ jangka panjang atau Pencegah (controller) Terapi serangan akut atau Penghilang Gejala (reliever). OBAT ANTI ASMA1.Pencegah (controller), yaitu obat-obat yang dipakai setiap hari, dengan tujuan agar gejala asma persisten tetap terkendali. Termasuk golongan obat pencegah adalah:-kortikosteroid hirup-kortikosteroid sistemik-natrium kromolin dan natrium nedokromil-teofilin lepas lambat (TLL)-agonis beta 2 kerja panjang hirup (salmaterol dan formoterol) dan oral,-dan obat-obat anti alergi.

OBAT ANTI ASMAKORTIKOSTEROIDKortikosteroid berkhasiat meniadakan efek mediator berdasarkan blockade enzim fosfolipase-A2, sehingga pembentukan mediator peradangan prostaglandin dan leukotrien dari asam arachidonat tidak terjadi.

A.KORTIKOSTEROID INHALASI

medikasi jangka panjang merupakan obat yang paling efektif untuk mengontrol asma. Steroid inhalasi adalah pilihan bagi pengobatan asma persiten (ringan sampai berat). Steroid inhalasi ditoleransi dengan baik aman pada dosis yang direkomendasikan. Contoh: (beklometason, flutikason dan budesonida)

OBAT ANTI ASMAB.KORTIKOSTEROID SITEMIKObat corticosteroid sistemik diberikan peroral pada asma parah yang tidak dapat dikendalikan dengan obat asma lainnya.pemberiannya memerlukan monitoring ketat terhadap gejala klinis yang ada dan kemungkinan kejadian efek samping obat yang akan lebih mudah muncul untuk pemakaian jangka panjang. Pada serangan hebat dan status asmaticus, obat ini tidak dapat digunakan.Contoh : (hidrokortison, prednisone, deksametason)

OBAT ANTI ASMANatrium KromolinKromolin merupakan obat antiinflamasi.Sebagai obat pencegah serangan asma yang bersifat alergis akibat bahan makanan.Obat-obat ini menghambat pelepasan mediator, histamin dan SRS-A (Slow Reacting Substance Anaphylaxis, leukotrien) dari sel mast.Kromolin bekerja lokal pada paru-paru tempat obat diberikan.kromolin tidak diresepkan untuk asma akut terutama status asmatikus, merupakan obat profilaksis yang tidak efektif untuk keadaaan akut.

OBAT ANTI ASMANatrium NedokromilNedokromil merupakan anti-inflamasi inhalasi untuk pencegahan asma.Nedokromil menghambat perkembangan respon bronko konstriksi baik awal dan maupun lanjut terhadap antigen terinhalasi.Digunakan sebagai terapi pemeliharaan untuk pasien dewasa dan anak usia 6 tahun atau lebih pada asma ringan sampai sedang.Nedokromil bukan bronkodilator, dan tidak digunakan untuk bronkospasma akut, khususnya status asmatikus.25OBAT ANTI ASMATEOFILIN LEPAS LAMBATMekanisme kerjanya yaitu berdasarkan blockade reseptor adenosine serta mencegah meningkatknya hiperreaktivitas. Efek bronkodilatasinya tidak berkorelasi baik dengan dosis, tetapi memperlihatkan hubungan yg jelas dngn kadar darah.Luas terapeutiknua sempit. Theophylline atau aminophylline lepas lambat dapat juga digunakan sebagai obat pengontrol, meskipun potensinya tidak dapat menyamai corticosteroid.

OBAT ANTI ASMA AGONIS BETA 2 KERJA PANJANG HIRUPlama kerja obat mencapai 18 jam yang juga mempunyai sifat anti inflamasi, sehingga pemberian obat cukup 2 kali sehari. Karena durasi efek obat yang lama ini, maka LABA lebih sesuai berperan sebagai obat pelega pada pengobatan pemeliharaan (maintenance therapy). Pemberian inhalasi kombinasi LABA dengan corticosteroid, memberikan hasil yang lebih baik daripada terapi corticosteroid tunggal, meskipun dosisnya ditingkatkan.Terapi inhalasi kombinasi yang tetap antara salmeterol dengan fluticasone serta formoterol dengan budesonide, merupakan bentuk terapi yang menjanjikan dalam pengobatan asma.

OBAT ANTI ASMAPenghilang Gejala (reliever). Obat penghilang gejala, yaitu obat-obat yang dapat merelaksasi bronkokonstriksi dan gejala-gejala akut yang menyertainya dengan segera.Termasuk dalam golongan ini, yaitu :-agonis beta 2 hirup kerja pendek (short-acting), -kortikosteroid sitemik-antikolinergik hirup, -agonis beta 2 oral kerja pendek.

OBAT ANTI ASMAAGONIS BETA 2 HIRUP DAN ORAL KERJA PENDEK (SHORT-ACTING)

Bekerja pada reseptor adrenergik 2 di otot polos saluran pernafasan bronkorelaksasiMengaktifkan adenilat siklase Meningkatkan kadar cAMP mengaktifkan Protein Kinase A (PKA) relaksasi otot polosPemberian inhalasi memberikan mula kerja obat yang lebih cepat dengan efek samping minimal/tidak ada. Bentuk aerosol atau inhalasi memberikan efek bronkodilatasi yang sama atau bahkan lebih baik dari bentuk oral. Obat golongan agonis 2 kerja singkat juga merupakan pilihan pada serangan asma akut dan sangat bermanfaat sebagai praterapi pada Exercise Induced Asthma.

OBAT ANTI ASMAKORTIKOSTEROID SITEMIKPenggunaan kortikosteroid sistemik pada serangan akut dapat mempercepat perbaikan obstruksi saluran nafas dan mengurangi kekambuhanDigunakan hanya pada saat serangan akut (3-10 hari)Efek sampingnya tergantung dosis dan durasi penggunaan

OBAT ANTI ASMAANTIKOLINERGIK HIRUPMerupakan second line terapi setelah SABA bermanfaat klinis terutama pada serangan akut asma yang beratBekerja memblok reseptor muskarinik M3 di saluran pernafasanTersedia dalam sediaan tunggal atau kombinasi dengan beta agonisAntikolinergik hirup atau Ipatropium bromida selain dipakai sebagai tambahan terapi agonis beta 2 hirup pada asma akut, juga dipakai sebagai obat alternatif pada pasien yang tidak dapat mentoleransi efek samping agonis beta 2.

Merencanakan Pengobatan Asma Akut (Serangan Akut)

serangan asma akut merupakan rencana pengobatan jangka panjang telah gagal atau pasien sedang terpajan faktor pencetus.Tujuan pengobatan serangan asma yaitu :Menghilangkan obstruksi saluran napas dengan segeraMengatasi hipoksemiaMengembalikan fungsi paru kearah normal secepat mungkinMencegah terjadinya serangan berikutnya Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarganya mengenai cara-cara mengatasi dan mencegah serangan asma.Pengobatan secara teratur.Untuk memperoleh tujuan pengobatan yang diinginkan pasien asma pada umumnya memerlukan pengawasan yang teratur dari tenaga kesehatan. Kunjungan yang teratur ini diperlukan untuk menilai hasil pengobatan, cara pemakaian obat, cara menghindari faktor pencetus serta penggunaan alat peak flow meter. Makin baik hasil pengobatan, kunjungan ini akan semakin jarang.

Tahapan Penatalaksanaan Asmastepdown therapy pemberian terapi maksimum pada awal setelah asma terkontrol, dosis diturunkan secara bertahap sampai seminimal mungkin dengan tetap mempertahankan kondisi asma terkontrol.

2. step-up therapy meningkatkan terapi secara bertahap jika dibutuhkan, untuk mencapai asma terkontrol. PENATALAKSANAAN ASMA

Tujuan penatalaksanaan asma :1.Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma2.Mencegah eksaserbasi akut3.Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkinMengupayakan aktiviti normal termasuk exerciseMenghindari efek samping obatMencegah terjadinya keterbatasan aliran udara (airflow limitation) ireversibelMencegah kematian karena asma

PENATALAKSANAAN ASMA

Penatalaksanaan asma berguna untuk mengontrol penyakit. Asma dikatakan terkontrol bila :1. Gejala minimal (sebaiknya tidak ada), termasuk gejala malam2. Tidak ada keterbatasan aktivitas termasuk exercise3.Kebutuhan bronkodilator (agonis 2 kerja singkat) minimal (idealnya tidak diperlukan)4. Variasi harian APE kurang dari 20 %5.Nilai APE normal atau mendekati normal6.Efek samping obat minimal (tidak ada)7.Tidak ada kunjungan ke unit darurat gawat

PENATALAKSANAAN PENGOBATAN PADA ANAK-ANAKPemberian kortikosteroid inhalasi dalam waktu lama (jangka panjang) dengan dosis dan cara yang tepat tidak menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak.Pemberian kortikosteroid secara inhalasi dgn dosis yang diberikan < 400 g dan dengan cara yang benar.pemberian kortikosteroid dosis rendah hasilnya belum memuaskan, dapat dikombinasi dengan long acting beta-2 agonist (LABA) atau dengan theophylline slow release (TSR), atau dengan antileukotrien, atau meningkatkan dosis kortikosteroid menjadi dosis medium PENATALAKSANAAN PENGOBATAN PADA WANITA HAMILBeklometason dianjurkan sebagai pilihan kortikosteroid inhalasi selama kehamilanJika membutuhkan kortikosteroid sistemik, dianjurkan pemberian prednison atau metilprednisolon karena preparat ini dimetabolisme di plasenta dan hanya 10% obat aktif yang dapat mencapai janinTidak terbukti adanya resiko teratogenik pada penggunaan secara sering inhalasi 2 agonis. Meta-proteronol, terbutalin dan albuterol dilaporkan obat-obat yang paling sering digunakan.teofilin dapat menimbulkan nausea pada awal kehamilan dan gastroesofageal refluks pada akhir kehamilan.PENATALAKSANAAN PENGOBATAN PADA GERIATRIPenggunaan agonis adrenergik tunggal sebaiknya dihindari tremor dan takikardiKombinasi dengan antikolinergik lebih disarankanPenggunaan teofilin perlu pengawasan khusus klirens teofilin turunKortikosteroid oral berpotensi mengganggu metabolisme tulang risiko osteoporosis

SEKIAN