TUGAS FARMAKOLOGI nindy

61
NINDY PUTRI ELISABETH AMTARAN TUGAS FARMAKOLOGI

description

farmakologi

Transcript of TUGAS FARMAKOLOGI nindy

TUGAS FARMAKOLOGI

NINDY PUTRI ELISABETH AMTARANTUGAS FARMAKOLOGIPSIKOTROPIKPsikotropik ialah obat yang bekerja pada atau mempengaruhi fungsi psikik, kelakuan atau pengalaman (WHO, 1966). GOLONGAN PSIKOTROPIK

1. ANTIPSIKOTIK2.ANTIANSIETAS3. ANTIDEPRESI4. PSIKOTOGENIK

1. ANTIPSIKOTIK

1.1. KLORPROMAZIN DAN DERIVAT FENOTIAZINCth :Klorpromazin, flufenzin, perfenazin, tioridazin, trifluperazinMEKANISME KERJA: Efek farmakologik klorpromazin dan antipsikosis lainnya meliputi efek pada sistem saraf pusat sistem otonom dan sistem endokrin. Efek ini terjadi karna antipsikosis menghambat berbagai reseptor diantaranya dopamin, reseptor -adrenergik, muskarinik, histamin H1 dan reseptor serotonin 5HT2 dengan afinitas yang berbeda. Klorpromazin misalnya selain memiliki afinitas terhadap dopamin, juga memiliki afinitas yang tinggi erhadap reseptor -adrenergik, sedangkan respiridon memiliki afinitas yang tinggi terhadap serotonin 5HT2.

INDIKASI:Skizofrenia dan psikosis lain, mania, tetapi tambahan jangka pendek pada ansietas berat, agitasi psikomotor, eksitasi dan perilaku kekerasan dan impuls yang berbahaya, antiemetik.EFEK SAMPING:Batas keamanan CPZ cukup lebar, sehingga obat ini cukup aman. Efek samping umumnya merupakan perluasan efek farmakodinamiknya. Gejala idiosinkrasi mungkin timbul berupa ikterus, dermatitis, dan leukopenia. Reaksi ini disertai eosinofilia dalam darah perifer. Pada dosis berlebihan, semua derivat Fenotiazin dapat menyebabkan gejala ekstrapiramidal serupa dengan yang terlihat pada parkinsonisme. 6 gejala sindrom neurologik yngNkarakteristik dari obat ini. Empat di antaranya biasa terjadi sewaktu obat diminum, yaitu distonia akut, akatisia, parkinsonisme dan sindrom neuroleptik malignant yang terakhir jarang terjadi. Dua sindiom yang lain terjadi setelah pengobatan berbulan-bulan sampai bertahun-tahun, berupa tremor perioral (jarang) dan diskinesia tardif.

SEDIAAN:Klorpromazin tersedia dalam bentuk tablet 25 mg dan larutan suntik 25 mg/ml. LarutanCPZ dapat berubah warna menjadi merah jambu oleh pengaruh cahaya.Perfenazin tersedia sebagai obat suntik dan tablet 2 dan 4mg.Tioridazin tersedia dalam bentuk tablet 25 mg.Flufenazin tersedia dalam bentuk tablet 1 mg, Masa kerja flufenazin cukup lama, sampai 24 jam.

DOSIS :KISARAN LAZIM DOSIS HARIAN (mg)KLORPROMAZIN : 100-1000TIORIDAZIN : 100-800TIFLUOPERAZIN : 5-60PERFENAZIN :8-64FLUFENAZIN : 2-60

1.2 ANTIPISIKOTIK TIPIKAL LAINYACth : Klorprotiksen, droperidol, haloperidol, loksapin, molindon, tioktiksen.a.HaloperodolMekanisme kerja: Haloperidol memperlhatkan antipsikosis yang kuat dan efektif untuk fase mania penyakit manik depresif dan skizofrenia. Kerjanya menghambat efek dopamin dan meningkatkan turn over ratenya. Di sistem saraf pusat haloperidol menghambat sistem dopamin dan hipotalamus, juga Menghambat muntah yang ditimbulkan apomorfin. Di sistem saraf otonom, menghambat aktivasi reseptor -adrenergik yang disebabkan oleh amin simptomimetik, tetapi hambatannya tidak sekuat CPZ.

Indikasi:Indiksi utama adalah psikosis. Selain itu obat pilihan untuk mengobati sindrom gilles de la taurette.Sediaan:Tablet 0,5mg dan 1,5mg. Sirup 5mg/100ml dan ampul 5mg/ml.Efek samping dan intoksikasi:Menimbulkan insiden ekstrapiramidal dengan insiden yang tinggi, terutama pada pasien muda. Dapat terjadi depresi akibat reversi keadaan mania. Leukopenia dan agranulositosis, frekuensi ikterus rendah. Sebaiknya tidak diberikan kepada wanita hamil.Dosis : Dosis terapeutik efek minimal : 2mg, kisaran lazim dosis harian : 2-60 mg

b. DibenzoksazepinMekanisme kerja:Memiliki efek antiemetik, sedatif, antikolenergik.Mekanisme kerja:Memiliki efek antiemetik, sedatif, antikolenergik.Sediaan:Tersedia dalam bentuk tablet dan injeksi. Dosis awal 20-50mg/hari dalam 2 dosis. Dosis pemeliharaan 20-100mg dalam 2 dosis

1.3 ANTIPSIKOSIS ATIPIKAL cth :Klozapin, olanzapin, risperidon, quetiapin, sulpirid, ziprasidon, aripripazol, zotepin, amilsulpirid.a. KlozapinMekanisme kerja: Menimbulkan efek dopaminergik lemah, tetapi dapat mempengaruhi saraf dopamin pada sistem mesolimbik-mesokortikal otak, yang berhubungan dengan fungsiu emosional dan mental yang tinggi. Klozapin efektif untuk mengontrol gejala-gejala psikosis dan skizofrenia baik yang positif maupun yang negatif.

Sediaan:Tablet 25mg dan 100mg.Efek samping dan intoksikasi:Efek samping utama ialah agranulositosis. Efek yang lain: hipertermia, takikardi, sedasi, sakit kepala, dan hipersalivasi.b. Risperidon Mekanisme kerja:Resperidon yang merupakan derivat dari bezisokazol mempunyai afinitas yang tinggi terhadap reseptor serotonin (5HT2), dan aktivitas menengah terhadap reseptor dopamin, alfa 1 dan alfa 2 adrenergik dan reseptor histamin. Aktivitas antipsikosis diperkirakan melalui hambatan terhadap reseptor serotonin dan dopamin.

Indikasi:Untuk terapi skizofrenia positif maupun negatif. Selain itu untuk gangguan bipolar, ddepresi dengan ciri psikosis dan tourette sydrome.Sediaan: Tablet 1mg, 2mg, dan 3 mg. Sirup dan injeksi (long kasting injection) 50mg/ml.Efek samping: Insomnia, agitasi, ansietas, somnolen, laktinemia, dan reaksi ekstrapiramidal terutama tardiv diskinesia.

c. OlanzapinMekanisme kerja:Olanzapin memiliki afinitas terhadap reseptor dopamin (D2-D5), reseptor serotonin (5HT2), muskarinik, histamin H1, dan reseptor alfa 1.Indikasi:Indikasi utama adalah mengatasi gejala negatif maupun positif skizofrenia dan sebagai antimania. Dapat jga untuk depresi dengan gejala psikotik.Sediaan:Tablet 5mg, 10mg. Vial 10mg.Efek samping:Peningkatan berat badan dan gangguan metabolik yaitu intolernasi glukosa, hiperglikemia, dan hiperlipidemia.

d.QeutiapinMekanisme kerja:Obat ini memiliki afinitas terhadap reseptor dopamin (D2), serotonin, dan bersifat agonis parsial terhadap reseptor serotonin 5HT1A yang diperkirakan mendasari efektifitas obat ini untuk gejala positif dan negatif skizofrenia.Indikasi:Skizofrenia positif maupun negatif, untuk ganuan depresi dan mania.Efek samping:Sakit kepala, somnolen, dizziness. Meningkatkan berat badan, gangguan metabolik, dan hiperprolaktinemia.

e. Ziprasidon Mekanisme kerja:Obat ini memperlihatkan afinitas terhadap reseptor serotonin (5HT2A) dan dopamin (D2).Indikasi :Untuk mengatasi keadaan akut dari skizofrenia dan gangguan skizoafektif, terapi pemeliharaan pada skizofrenia skizoafektif kronik, serta gangguan bipolar.Sediaan:Tablet 20 mg, ampul 10mg.Efek samping:Efek samping sama dengan antipsikosis atipikal lainnya. Yang perlu diperhatikan gangguan kardiovaskular yakni perpanjangan interval QT.

INTERAKSI OBAT UNTUK GOLONGAN ANTIPSIKOSISITERAKSI OBAT:Antipsikosik + antipsikotik lain = potensi efek samping obat dan tidak ada bukti lebih efektif (tidak ada efek sinergis antar 2 obat anti-psikosis)Misalnya:CPZ + reserpine = potensiasi efek hipotensifAntipsikosik + antidepresan trisiklik = efek samping anti kolin ergik meningkat (hati-hati padsa pasien dengan hipertrofi prostat,glaucoma,ileus,penyakit jantung)Antipsikosik + anti-anxietas = efek sedasi meningkat,bermanfaat untuk kasus dengan gejala agitasi dan gaduh gelisa yang sangat hebat (acute adjunctive theraphy)Antipsikosik + ECT = dianjurkan tidak memberikan obat pada pagi hari sebelum dilakukan ECT (electro convulsive theraphy) olaaaeaha karena angka mortalitas yang tinggi. kemungkinanAntipsikosik + antikonvulsan = ambang konvulsi menurun serangan menigkat -> dosis anti konvulsan harus .. (dose-related).yang paling minimal menurunkan ambang kejang adalah obat anti-psikosis haloperidolAntipsikosik + antasida = efektivitas anti-psikosis menurun disebabkan gangguan absorpsi.

2.ANTIANSIETAS

2.1Golongan benzodiazepinBenzodiazepin yang dianjurkan sebagai antiasetas adalah klordiazepoksid, diazepam, oksazepam, klorazepat, lorazepam, prazepam, alprazolam dan halozepam. Sedangkan klorazepam dianjurkan untuk pengobatan panic disorder. MEKNISME KERJA:Mekanisme kerja benzodiazepin merupakan potensiasi inhibisi neuron dengan GABA sebagai mediatornya. Indikasi: Digunakan untuk menimbulkan sedasi, menghilangkan rasa cemas, dan keadaan psikosomtik yang ada hubungannya dengan rasa cemas. Selain sebagai ansietas juga sebagai hipnotik, antikonvulsi, pelemas otot dan induksi anestesi.

Sediaan:Klordiazepoksid tablet 5mg dan 10mg. Diazepam tablet 2mg dan 5mg.Efek samping:Bertambah berat badan, rash, mual, vertigo, gangguan fungsi seksual, agranulositosis dan ketidakteraturan menstruasi.Dosis :Dosis anjuran diazepam oral 2,5- 40mg/hari, injeksi 5-10 mg (iv/im). Maksimum 30mg/hari

2.2 GOLONGAN LAINa. BuspironMekanisme kerja:Sebagai antaginis selektif resptor serotonin (5-HTIA); potensi antagonis dopaminergiknya rendah, sehingga menimbulkan efek samping ektrapiramidal pada dosis pengobatan ansietas kecil.Indikasi:Ansietas (penggunaan jangka pendek)

Sediaan :Tran-Q (guardian pharmatama), Xiety (Lapi) tab 10 mgDosis :Dosos ajuran Buspirone10-60mg/hari Efek samping:Mual, perasaan berputar, sakit kepala, gelisah, takikardi, palpitasi, mengantuk, kejang, kelelahan, berkeringat, kebingungan.

INTERAKSI OBAT ANTI ANSIETAS:Obat anti insomnia + CNS depressant (alkohol dll) = potensial efek supresi SSP yang dapat menyebabkan oversedation dan respiratory failureObat gol benzodiasepin tidak menginduce hepatic mikrosomal enzymnes atau produce protein binding displacement sehingga jarang menimbulkan interaksi obat yang digunakan untuk kondisi medik tertentuOverdosis jarang menimbulkan kematian, tetapi bila disertai alkohol atau CNS depressant lain resiko kematian menjadi meningkat.3. ANTIDEPRESI

a.Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) cth :Fluokseti, Sitalopram, Esitalopram, Parokseti ,sertalinMEKANISME KERJA :Blokade yang sangat selektif terhadap pengangkutan serotonin (SERT - Efek minimal pada pengangkutan norepinerfin)EFEK : Peningkatan akut sinaps serotogenik perubahan yang lebih lambat pada beberapa jalur sinyal dan aktivitas neurotrofikPENGGUNAAN KLINIS : Depresi mayor, gangguan cemas -gangguan panik -gangguan obsesi kompulsi -gangguan stres pasca traumatik - gejala vasomotor- perimenopause bulimiaFARMAKOKINETIKA, TOKSISITAS, INTERAKSI : Waktu paruh dari 15-17 jam. Aktivitas oral. Toksisitas : ditoleransi baik, tetapi menyebabkan disfungsi seksual. Resiko sindrom serotonin dengan MAOI. Interaksi :ada yang menghambat CYP (fluoksetin 2D6 ; fluvoksamin 1A2; Paroksetin 2D6) b.Serotonin norepinerphin reuptake inhibitors (SNRIs) cth :Duloksetin,Venlafaksin mekanisme kerja :Blokade selektif moderat terhadap NET dan SERTEfek :Peningkatan akut aktivits sinaps serotonergik- lainnya seperti SSRI penggunaan klinis :Depresi mayor, nyeri kronik fibromialgia gejalah perimenopausToksisitas : antikolinergik, sedsi, hipertensi (venlafaksin) interaksi : sebagian menghambat CYP (duloksetin, desfanlavaksi)

c.Antagonis 5-HT2Cth :Nefazodon,trazodonMekanisme kerja : Menghambat reseptor 5-HT2A . nefazodon juga menghambat SERT secara lemah efek :Trazodon membentuk suatu metabolit (m-cpp) yang menghambat reseptor 5-HT2A,2CPenggunaan klinis :Depresi mayor . sedasi dan hipnosis (trazodon)Waktu paruh relatif singkat. Metabolit aktif . toksisitas : blokade ringan reseptor dan H1 (Trazodon) . interaksi : nefazodon menghambat CYP3A4

d.Tetrasiklik, Unisiklik cth :Bupropion,Maprotilin, mirtazapin Amoksapin mekanisme kerja :Mengaktifkan norepinefin dan dopamin (buproprion) . inhibisi NET> SERT (Amoksapin Maprotilin) . meningkatkan pelepasan norepinefrin, 5-HT (mirtazapin) efek :Pelepasan katekolamin prasinaps, tetapi tidak berefek pada 5-HT (Bupropion) . amoksapin dan maprotilin mirip TCAPenggunaan klinis :Depresi mayor . berhenti merokok (bupropion) . sedasi (mirtazapin) . amoksapin dan maprotilin jarang digunakanMetabolisme ekstensif dihati . toksisitas : menurunkan ambang kejang (amoksapin, bupropion); sedasi dan penambah berat (mirtazapin) . iteraksi : inhibitor CYP 2D6 (bupropion)

e.Inhibitor monoamin oksidase (MAOI) cth :Fenelzin, Tranilsipromin, selegilin mekanisme kerja :Blokade MAO-A dan MAO-B (fenelzin, non selektif) . inhibisi MAO-B selektif ireversibel (selegilin dosis rendah)Efek :Penyerapan transdermis, selegilin mencapai kadar yang dapat menghambat MAO-APenggunaan klinis :Depresi mayor ang tidak responsif terhadap obat lain Eliminasi sangat lambat . toksisitas : hipotensi insomnia . interaksi : krisis hipersensitif dengan tiramin, simpatomimetika tak langsung lainnya. Sindrom serotonin dengan obat serotonergik, meperidin

INTERAKSI OBAT ANTIDEPRESI Interaksi antara obat golongan trisiklik dan haloperidol/phenothiazine dapatmengurangi kecepatan ekskresi dari trisiklik (kadar dalam plasma meningkat).Terjadi potensial efek antikolinergik (ileus paralitik, disuria, gangguan absorpsi). Interaksi obat SSRI/TCA dengan MAOI menimbulkan Serotonin MalignantSyndrome dengan gejala-gejala gastrointestinal distress (mual, muntah, diare),agitasi, gelisah. Interaksi golongan MAOI dan obat simpatomimetik menimbulkan efek potensiasiyang dapat mengarah ke krisis hipertensi, dimana ada resiko terjadinya seranganstroke. Interaksi MAOI dan senyawa mengandung tyramine mengakibatkan terjadinyakrisis hipertensi dengan adanya resiko serangan stroke pada pasien usia lanjut. Interaksi obat anti depresi dengan depresi SSP menimbulkan sedasi dan penekananterhadap pusat napas, resiko timbulnya gagal napas.

4. PSIKOTOGENIK

4.1. MESKALINMeskalin, (3,4,5 trimetoksifeniletilamin), ialah suatu alkaloid yang berasal dari tumbuhan kaktus diAmerika Utara dan Mexico dengan rumus menyerupai rumus epinefrin. Meskalin d igunakan oleh orang lndian dalam ritus keagamaan untuk mendatangkan trance. Dosis meskalin 5 mg pada orang normal menimbulkan rasa takut, halusinasi visual, tremor, hiperrelleksia dan peningkatan aktivitas simpatik. Meskalin hanya digunakan dalam penelitian untuk menyelidiki keadaan yang menyerupai psikosis, tidak untuk terapi atau diagnostik.

4.2. DIETILAMID ASAM LISERGATDietilamid asam lisergat (N,N-dietil lisergamida atau LSD-25) mempunyai rumus yang menyerupaiergonovin. Dosis 20-100 mikrogram yang diberikan pada orang normal menimbulkan gejala mirip efek pemberian meskalin, ditambah dengan euforia atau disforia, depersonalisasi, perasaan curiga dan silatagresif. LSD-25 mungkin menyebabkan perangsangan simpatis di daerah hipotalamus. Bagaimana terjadinya halusinasi dan gejala lain belum dapat diterangkan, demikian juga hubungannya dengan perubahan biokimia dan larmakologik yang ditimbulkan oleh LSD-25. Seperti meskalin, LSD-25 tidakdigunakan dalam terapi dan diagnostik. Zat ini hanya digunakan dalam penelitian untuk menimbulkan keadaan mirip psikosis.

PARKINSONPenyakit Parkinson adalah suatu penyakit neurodegenerative, yang disebabkan terganggunya keseimbangan neurohormon di system ekstrapiramidal otak.

Berdasarkan konsep keseimbangan dopanergik-kolinergi dan pengurangan pembentukan zat radikal bebasl. Obat Dopaminergik SentralA. LevodopaB. BromokriptinC. Perangsang SSP : dekstroamfetamin, metamfetamin dan metilfenidatll. Obat antikolinergik sentralA. Senyawa parasimpatolitik : triheksifenidil, biperiden, sikrimin, prosiklidin, benztropin mesilat, dan karamifenB. Senyawa antihistamin : dilenhidramin, klorrenoksamin,orfenadrin, dan lenindaminC. Derivat Fenotiazin : etopropazin, prometazin,dan dietazinlll. Obat Dopamino-antikolinergikA. AmantadinB. Antidepresan trisiklik : imipramin dan amitriptilinlV.Penghambat MAO-B

PERANGSANG SSPSistem saraf pusat adalah bagian dari sistem saraf yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang1. AMFETAMINIndikasi : untuk narkolepsi, gangguan penurunan perhatianEfek samping : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor, iritabilitas dan beberapa masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi, aritmia, dll)Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada urin asam daripada urin basaReaksi yang merugikan : menimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem saraf pusat, kardiovaskuler, gastroinstestinal, dan endokrin.Dosis : Dewasa : 5-20 mgAnak > 6 th : 2,5-5 mg/hari

2. METILFENIDATIndikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan SSP, syndrom hiperkinetik pada anak.Efek samping : insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala, Tachicardia.Kontraindikasi : hipertiroidisme, penyakit ginjal.Farmakokinetik : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan diekskresikan melalui urin, dan waktu paruh plasma antara 1-2 jam.Farmakodinamik : mula- mula :0,5 1 jam P : 1 3 jam, L : 4-8 jam.Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas.Dosis pemberian :Anak : 0.25 mg/kgBB/hrDewasa : 10 mg 3x/hr

3. KAFEINIndikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang cepat, perangsang pusat pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang pernafasan pada apnea bayi prematur.Efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepat.Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren, sering gelisah (anxious ).Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan cepat setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin.Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi SSP dan jantung.Dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat depresan : 0.5-1gr kafein Na-Benzoat (Intramuskuler)

4. NIKETAMIDIndikasi : merangsang pusat pernafasan.Efek samping : pada dosis berlebihan menimbulkan kejang.Farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari IV.Dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan

5. DOKSAPRAMIndikasi : perangsang pernafasan.Efek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah.Farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SSP.Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IVKELAINAN DEGENERATIF SSPPENYAKIT ALZHEIMERAD menyebabkan Gangguan kemampuan kognitif yang onsetnya bertahap, tetapi persisten pada perkembangannya.PENGOBATAN :Empat inhibitor AChE saat ini yang disetujui oleh FDA untuk pengobatan AD : takrin (l ,2,3,4-tetrahidro9-aminoakridin (COGNEX), donepezil (ARICEPT), rivastigmin (EXCELON), dan galantamin (RAZADYNE).

1. Takrin Takrin oral, dalam kombinasi dengan lesitin, menghasilkan efek yang sedang pada performa ingatan. Dugaan adanya defisiensi sistem kolinergik sentral pada penyakit Alzheimer telah mendorong dikembangkannya zat kolinergik sentral. Takrin ialah hasil pengembangan yang saat ini sedang diuji pakai. Takrin merupakan suatu senyawa antikolinesterase sentral. Dalam penelitian terbatas dibandingkan dengan plasebo disimpulkan bahwa takrin dapat menghambat progresivitas penyakit Alzheimer. Ukuran perbaikan dalam penelitian tersebut ialah nilai abbreviated mental test dan minimental state examination.

Efek samping: Penggunaan Takrin sering signifikan dan membatasi dosis; kram abdomen, anoreksia, mual, muntah, dan diare teramati hingga sepertiga pasien yang menerima dosis terapeutik, dan peningkatan transaminase serum teramati pada 50% pasien yang diobati. Obat ini meningkatkan enzim aminotransferase dan dikhawatirkan bersifat hepatotoksik. Karena itu dianjurkan melakukan uji fungsi hati setiap 2 minggu dalam 3 bulan pertama dan setiap bulan setelahnya. Karena efek samping yang signifikan, takrin tidak banyak digunakan secara klinis.

Dosis: Dosis yang diberikan tiga kali sehari 25-50 mg diawali dengan 50 mg/hari dan ditingkatkan sampai 150 mg/hari dalam 4 minggu.

2.Donepezil, Rivastigmin dan Galantamin Donepezil merupakan inhibitor AChE selektif pada SSP dengan sedikit efek pada AChE perifer. Obat ini menghasilkan peningkatan yang sedang pada skor kognitif pada pasien AD dan mempunyai t yang panjang, memungkinkan obat ini diberikan hanya sekali sehari.Rivastigmin dan galantamin diberikan dua kali sehari dan menghasilkan tingkat perbaikan kognitif yang sama.

Efek samping :Efek merugikan yang berkaitan dengan donepezil, rivastigmin, dan galantamin memiliki ciri-ciri yang mirip dengan yang teramati pada takrin, tetapi lebih jarang dan tidik terlalu parah: mual, diare, muntah, dan insomnia. Donepezil, rivastigmin, dan galantamin tidak berkaitan dengan hepatotoksisitas yang membatasi penggunaan takrin.

Dosis :Donepezil : sediaan tablet 5mg, 10mg, 23mgRingan- sedang : dosis awal 5mg PO qhs(sebelum tidur), dapat ditingkatkan menjadi 10mg/ hari setelah 4-6 minggu jika dibutuhkan.Sedang- berat : dosis awal 5mg PO qhs, dapat ditingkatkan menjadi 10mg/ hari setelah 4-6 minggu jika dibutuhkan; dapat ditingkatkan menjadi 23 mg/hari setelah 3 bulan jika keadaan belum membaik.

Rivastigmin : sediaan kapsul 1.5 mg, 3 mg, 4.5 mg, 6 mg ; transdermal patch 4.6 mg/24jam, 9.5mg/24jam, 13.3 mg/24jamAlzheimer Ringan- Sedang : effective dosage range = 9.5-13.3 mg/24jamAlzheimer Sedang- berat : effective dosage range = 13.3 mg/24jamGalantamin : sediaan tablet 4mg, 8mg, 12mg ; tablet extended-release 8mg, 16mg, 24mg ; oral solution 4mg/mL Dosis awal :Conventional : 4mg PO/ 12 jamER : 8 mg PO qAM (sebelum tengah hari)Dosis maintenance :Conventional : titrasi hingga 8- 12 minggu PO/ 12 jam ditingkatkan 4mg/12 jam dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.ER : 16-24 mg PO qAM ; ditingkatkan 8mg/hari dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.

3. MemantinSuatu strategi alternatif untuk pengobatan AD adalah penggunaan antagonis reseptor-glutamat NMDA, yakni memantin (NAMENDA). Memantin menghasilkan blokade reseptor NMDA yang bergantung pada penggunaan. Pada pasien dengan AD sedang-hingga-parah, penggunaan memantin berkaitan dengan Penurunan kecepatan kemunduran klinis. Walaupun hal ini akibat efek pemodifikasi-penyakit, mungkin penurunan eksitotokiisitas, atau merupakan efek simtomatik obat yang tidak jelas.

Efek samping : Efek merugikan pada memantin biasanya ringan dan reversibel, dan dapat meliputi sakit kepala atau pening.Dosis : sediaan tablet 5mg, 10mg ; sediaan capsul, extended-realese 7 mg, 14 mg, 21 mg, 28 mg ; oral solution 2mg/ mLTreatment untuk alzheimer tipe sedang-berat Tablet : 5mg PO 1kali sehari ; ditingkatkan dengan tambahan 5mg/ hari setiap minggunya.Extended- realese capsule : 7 mg PO/ hari untuk dosis awal ; ditingkatkan dengan tambahan 7mg/hari tiap minggunyaSKLEROSIS LATERAL AMIOTROFIK (SLA)Penyakit neuron motorik juga dikenal sebagai sklerosis amiotropik lateral.merupakan gangguan degenerative progresif dari korteks,batang otak, dan neuron motorik spinalis. (Lionel, 2007)

Adapun obat-obat yang dapat dikonsumsi oleh klien dengan SLA antara lain:1. Neuroprotektor riluzole (Rilutek) bisa menyembuhkan gejala, memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup penderita.2. Baclofen (Kemstro) atau diazepam (Valium) bisa diberikan untuk mengontrol spastisitas yang mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari.3. Terapi Quinin dipertimbangkan untuk kram otot yang sangat nyeri.

1.Rilutek/Riluzole:Pemberian oral: tablet 50mg, diberikan 2x sehari sebelum makan/ saat perut kosong.Efek obat mengurangi spasme, melalui inhibisi transmisi glutaminergik di system saraf pusat.Waktu paruh 12 jamMekanisme kerja: menginhibisi pelepasan glutamate, inaktifasi voltage-dependent Natrium channels, serta menghambat efek dari rangsangan neurotransmitter.Kontraindikasi: hipersensitifitas, hindari pada saat menyusui, berhati-hati jika diberikan pada pasien dengan kelemahan hati dan gangguan paru.Efek samping: asthenia, nausea, menurunkan fungsi jantung.

2. BaklofenBaklofen(p-klorofenil GABA) dibuat sebagai obat GABA mimetic yang aktif peroral.Baklofen memperlihatkan aktivitas spasmolitik pada resptor GABA. Aktivasi resetor ini oleh baklofen akan menimbulkan hiperpolarisasi, mungkin karena peningkatan konduktansi K+. Hiperppolarisasi dikatakan menyebabkan inhibisi prasinaptik melalui penurunan influks kalsium dan menurunkan elepasan neurotransmitter eksitasi baik dalam otak maupu dalam medulla spinalis. Baklofen setidaknya seefektif diazepam dalam mengurangi spastisitas dan memiiki efek sedasi yang kurang. Selain itu baklofen tidak mengurangi kekuatan otot keseluruhan sebanyak dantrolen. Cara pemberian dan dosis: Obat ini diabsorbsi cepat dan sempurna pasca pemberian eroral dan memiliki waktu paruh plasma 3-4 jam . dosis mulai dari 15mg diberikan 2 kali sehari dinaikan hingga batas toleransi 100mg sehari.Efek samping: mengantuk, toleransi timbul pada pasien yang menggunakan obat ini secara berkepanjangan, peningkatan kejang juga pernah dilaporkan pada pasien epilepsi. Jadi, pemutusan obat harus dilakukan perlahan.

3.DiazepamBenzodiazepine memfasilitasi kerja -aminobutyric acid (GABA) dalam system saraf usat. Diazepam bekerja pada sinaps GABA, dan sebagian kerjanya dalam mengurangi spastisitas setidaknya diperantarai di medulla spinalis karena obat ini sangat efektif pada pasien yang mengalami transeksi medulla spinalis. Walaupun diazepam dapat digunakan pada pasien yang menderita spasme otot hamper untuk sebab apapun (termasuk spasme otot setempat, diazepam menghasilkan sedasi pada dosis yang diperlukan untuk menurunkan tonus otot. Benzodiazepine lain telah digunakan sebagai spasmolitik (eg, midazolan), tapi pengalam obat ini masih terbatas.Dosis: dosis awalnya adalah 4mg/ari, dan ditingkatkan bertahapp sampai maksimum 60mg/hari.Efek samping: ataxia, euphoria, somnolence,diarhea, rash HUNTINGTON

Penyakit Huntington: kelainan herediter autosom dominan yang disebabkan kelainan pada kromosom 4. Penyakit ini ditandai oleh korea dan demensia progresif

PENGUNAAN OBAT Obat untuk meredakan korea :1. Reserpin Mekanisme : menghabiskan dopamin otak dengan menghambat simpanan interneuronal.Dosis: Diawali dengan dosis rendah (misalnya 0,25 mg/hari). Dosis harian ditingkatkan perlahan-lahan (misalnya sebesar 0,25 mg/minggu) sampai terlihat khasiat atau efek symptom yang menggangguEfek samping: dosis harian sebesar 2 5 mg, sering efektif menekan pergerakan abnormal tapi efek sampingnya dapat meliput hipotensi, depresi, sedasi, diare dan kongesti nasal

2. Tetrabenazin Mekanisme : menyerupai reserpin dalam menghabiskan dopamin otak.Dosis: 12,5 mg PO per hari untuk dosis awal. Setelah seminggu dosis ditingkatkan hingga 12,5 mg/12 jam.Efek samping :Sedasi/ somnolen, kelelahan, insomnia, depresi, akathsia, kecemasan, mual, iritabilitas, muntah, disuria, luka memar, reaksi obsessive, bradikinesia,dizziness, disarthria.

Penanganan paranoia dan psikosis1.Karbamazepin :Mekanisme : Pada individu dengan HD yang pada dasarnya sukar ditangani karbamazepin dapat lebih efektif untuk penanganan paranoia dan psikosis.Dosis :Dosis awal 200 mg PO/ 12 jam. Ditingkatkan dengan menambahkan hingga 200mg/ hari namun tidak melampaui 1600mg/ hari.Efek samping :Ataksia, dizziness,mengantuk, mual, muntah, mulut kering.Pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan Steven- Johnson syndrome, Hepatic failure, punctate cortical lens opacities, dan syndrome of inappropriate antideuretic hormone secretion (SIADH).

REFRENSIFarmakologi dasar & klinik Bertram G. Katzung edisi 12 vol 2Goodman & Gilman Manual Farmakologi dan TerapiMedscape.comFarmakologi dan terapi edisi.4 bagian farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaSCRIBDAminoff MJ. Pharmacologic management of Parninsonisme and other movement disorder. In : Katung BG, ed. Basic & Clinical Pharmacology. 10th ed. Singapore: McGraw-Hill; 2007. P.442-56Parkinson Study Group. Entacapone improves motor fluctuantions in levodopa-treated Parkinsons diseases. Ann Neurol 1997; 42:747-55Farmakologi dan terapi Edisi 5 FK UI 2007