tugas faal(1)
Transcript of tugas faal(1)
-
8/10/2019 tugas faal(1)
1/28
1
Laporan Praktikum Faal
Disusun Oleh
Tulis nama masing masing
Jgan lupa ya dikirim balek
Muach..hehehehehe
Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara
2010
-
8/10/2019 tugas faal(1)
2/28
2
LATIHAN 1
OTOT RANGKA I
Tujuan :
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Membuat sediaan katak sesuai dengan petunjuk umum praktikum.
2. Menggunakan alat stimulator induksi sehingga dapat merangsang sediaan
otot dengan berbagai macam kekuatan : arus tunggal buka dan arus tunggal
tutup serta mencatat saat pemberian rangsang dengan menggunakan sinyal
maknit.
3.
Membuat pencatatan kontraksi otot (mekanomiogram) pada kimograf dan
menfiksasikannya.
4. Merangsang otot katak dengan beberapa macam kekuatan rangsang yakni
rangsang :
a. Bawah-ambang (subthreshold)
b. Ambang (threshold)
c. Submaksimal
d.
Maksimal
e. Supramaksimal
Masing- masing untuk rangsang buka dan tutup.
5. Menarik kesimpulan dari hasil latihan ini tentang pengaruh kekuatan
rangsang terhadap kekuatan kontraksi otot.
Alat dan binatang yang diperlukan :
1. Kimograf + kertas + perekat
2. Statif + klem-klem
3. Pencatat otot + klem femur + batang kuningan
4. Dua buah signal maknit : 1 untuk mencatat waktu
1 untuk mencatat tanda rangsang
5. Stimulator induksi + elektroda perangsang
6.
Skakelar + kawat-kawat listrik7. Papan fiksasi + jarum pentul + penusuk katak
-
8/10/2019 tugas faal(1)
3/28
3
8. Katak
9. Benang + kapas + gelas arloji
10.Botol plastic berisi cairan Ringer + pipet
11.
Waskom kecil
Tata kerja
Hubungan antara kekuatan rangsang dan tinggi mekanomiogram akibat kerutan
otot.
1. Pasanglah semua alat sesuai dengan gambar.
2.
Buatlah sediaan otot menurut petunjuk umum praktikum.
Sebelum digunakan, bungkuslah sediaan otot tersebut dengan kapas yang
dibasahi dengan larutan Ringer dan letakkan di gelas arloji.
3. Pasanglah sediaan otot sesuai dengan gambar.
4. Dengan tromol tetap diam, otot dirangsang sehingga terdapat suatu kerutan.
Cara memperbesar kerutan otot bila hasil pencatatan kontraksi otot sangat
kecil adalah :
a. Ujung pencatat otot terlalu menekan kertas kimograf.
b. Panjang pencatat otot (jarak antara sumbu dan ujung pencatat)
terlalu pendek.
c. Jarak antara sumbu dan tempat mengikat sediaan otot terlalu
panjang.
Untuk b dan c ingatlah Hukum Tuas dalam Ilmu Gaya/Pesawat.
d. Benang antara sediaan otot dan pencatat otot kurang tegang.
e. Sediaan otot kering/rusak.
Yang menyebabkan hanya sebagian kontraksi yang tercatat adalah :
a. Kertas kimograf bergelombang.
b. Ujung pencatat tidak terletak pada bidang singgung tromol.
c. Sediaan otot, benang dan titik simpul benang di pencatat tidak
terletak pada satu garis vertikal.
5.
Pencatatan selalu dilakukan pada tromol yang diam.
-
8/10/2019 tugas faal(1)
4/28
4
Berilah waktu istirahat selama 15 detik sesudah tiap perangsangan. Putarlah
tromol sepanjang 2 cm pada tiap kali sesudah pemberian rangsang tutup dan
2 cm pada tiap kali rangsang buka.
6.
Rangsanglah sediaan otot dengan rangsang tutup dan rangsang buka
berturut-turut dengan kekuatan rangsang yang setiap kali diperbesar 0,5 Volt,
sehingga didapatkan mekanomiogram sebagai hasil perangsangan bawah-
ambang, ambang, submaksimal, maksimal dan supramaksimal.
Dasar Teori :
Hukum All or None
Satu otot jika dirangsang dengan rangsangan ambang atau rangsangan yang
lebih besar dari rangsang ambang, maka otot tersebut akan memberikan jawaban
maksimal. Sedangkan bila serabut otot dirangsang di bawah rangsang ambang, maka
otot tersebut tidak akan memberi jawaban.
Hasil percobaan :
Grafik hubungan antara besarnya kekuatan rangsang dengan panjang miogram
-
8/10/2019 tugas faal(1)
5/28
5
Untuk rangsang buka :
1. Yang memberi kerutan minimal : 0,3 V
2. Yang memberi kerutan maksimal : 0,7 V
Untuk rangsang tutup :
1. Yang memberi kerutan minimal : 0,4 V
2. Yang memberi kerutan maksimal : 0,7 V
Kesimpulan :
1. Jawaban rangsang tutup akan terjadi setelah jawaban rangsang buka cukup
kuat.
2.
Rangsang dibawah ambang tidak akan memberikan jawaban, rangsang
ambang dan di atas ambang akan memberikan jawaban potensial aksi yang
sama.
Pertanyaan :
1. Apa yang disebut rangsang bawah-ambang (subthreshold) ?
2. Mengapa efek fisiologis arus buka lebih besar daripada arus tutup walaupun
Voltase sama?
3. Bagaimana kita dapat membedakan rangsang maksimal dengan
supramaksimal?
Jawaban :
1. Rangsang bawah ambang adalah rangsang dimana otot belum memberi
jawaban.
2. Efek fisiologis arus buka lebih besar daripada arus tutup walaupun Voltase
sama karena otot mengalami kelelahan setelah berkontraksi pada rangsang
terbuka.
3. Rangsang maksimal dengan rangsang supramaksimal tidak dapat dibedakan
karena di atas rangsang maksimal otot tetap akan memberikan jawaban
maksimal.
-
8/10/2019 tugas faal(1)
6/28
6
LATIHAN 2
OTOT RANGKA II
Tujuan :
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Merangsang sediaan otot katak dengan arus faradic dengan pelbagai
kekuatan rangsang.
2. Membebani sedian otot katak dengan cara pembebanan langsung dan tidak
langsung.
3.
Mendemonstrasikan hubungan antara panjang awal otot dengan kekuatan
kontraksi.
4. Menghitung kerja sediaan otot katak.
5. Mendemonstrasikan hubungan antara pembebanan dengan kerja otot.
6. Mengukur kekuatan kontraksi otot ekstensor dan otot fleksor manusia dalam
pelbagai sikap tubuh.
Alat dan binatang percobaan yang diperlukan :
1. Kimograf + kertas + perekat
2. Statif + klem-klem
3. Pencatat otot + klem femur
4. Stimulator induksi + elektroda perangsang
5. Papan fiksasi + jarum-jarum pentul + penusuk katak
6. Katak
7. Beban-beban dengan penggantungnya
8. Benang + kapas + gelas arloji
9. Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet
10.Waskom + gelas beker
11.Dinamometer
-
8/10/2019 tugas faal(1)
7/28
7
Tata kerja :
I.
Pengaruh panjang awal (initial length) otot katak terhadap kekuatan
kerutan
1. Pasanglah semua alat sesuai gambar.
2. Buatlah sediaan otot menurut petunjuk umum praktikum.
Sebelum digunakan, bungkuslah sediaan otot tersebut dengan kapas yang
dibasahi dengan larutan ringer dan letakkanlah di gelas arloji.
3.
Pasanglah sediaan otot sesuai gambar.
4. Bebanilah otot dengan beban seberat 20 gram.
Kendorkan sekrup penumpu sehingga terjadi pembebanan langsung. Dengan
memutar tromol, buatlah garis sepanjang + 10 cm dan tulislah : garis dasar
20 pada ujung akhir garis tersebut.
Pembebanan langsung ialah pembebanan yang sudah membebani otot
sebelum otot tersebut berkontraksi dengan demikian otot akan bertambah
panjang.
5. Angkatlah seluruh pembebanan sehingga otot kembali ke panjang semula.
Buatlah sekali lagi garis sepanjang + 10 cm tepat di atas garis yang pertama
dan tulislah : garis dasar 0 pada ujung akhir garis tersebut.
6. Gantungkanlah lagi beban 20 gram dan dengan sekrup penumpu
kembalikanlah ujung pencatat otot ke garis dasar 0, sehingga terjadi
pembebanan tak langsung.
7. Dengan melakukan pencatatan pada awal garis dasar 0 carilah kekuatan
rangsang faradic maksimal. Rangsang diberikan paling lama 1 detik. Berilah
waktu istirahat selama 30 detik sesudah setiap rangsang.
8. Gunakanlah selalu kekuatan rangsang faradic maksimal di atas untuk
perangsangan selanjutnya.
-
8/10/2019 tugas faal(1)
8/28
8
9. Putarlah tromol sejauh 1 cm setiap kali sesudah perangsangan. Carilah besar
pembebanan yang pada perangsangan menghasilkan mekanomiogram
setinggi + 1 cm.
Untuk percobaan selanjutnya tetap digunakan beban ini.
10.Putarlah tromol sejauh 2 cm dan catatlah sekali lagi mekanomiogram yang
terakhir.
11.Putarlah tromol sejauh 1 cm dan kemudian turunkanlah ujung pencatat otot
sehingga terletak tepat di tengah-tengah antara garis dasar 20 dan garis dasar
0 (gunakanlah sekrup penumpu). Putarlah lagi tromol sejauh 1 cm dan
ulangilah perangsangan dan pencatatan.
Diharapkan terjadi penambahan besar amplitude sebagai akibat tindakan ini.
12.Putarlah tromol sejauh 1 cm dan turunkanlah ujung pencatat otot sampai
garis dasar 20, putar tromol lagi sejauh 1 cm dan ulangilah sekali lagi
perangsangan dan pencatatan.
Hasil percobaan (Perhatikan Gambar) :
-
8/10/2019 tugas faal(1)
9/28
9
II.
Pengaruh beban terhadap kerja otot
1.
Buatlah garis dasar 0 yang baru sepanjang mungkin.
2. Dengan menggunakan kekuatan rangsang sebesar ad.1.7 buatlah
mekanomiogram pada tromol yang diam. Pencatatan selalu dimulai pada
garis dasar 0 dengan mengatur sekrup penumpu.
3. Ulangi perangsangan dan pencatatan, dimulai dengan pembebanan 10 gram,
sehingga dicapai beban maksimum.
Setiap kali setelah pencatatan, putarlah tromol sepanjang 1 cm dan berilah
otot istirahat selama 30 detik.
4. Hitunglah kerja sediaan otot pada setiap pembebanan yang Saudara berikan.
5. Simpulkan pengaruh beban terhadap kerja otot.
Hasil (perhatikan gambar) :
-
8/10/2019 tugas faal(1)
10/28
10
PQ = AC/AB . PB
AB = 10 cm
PB = 2 cm
Untuk usaha otot :
F = m . g
W = F . h
W = m . g . h
Grafik hubungan antara berat dengan panjang miogram dengan berbagai garis dasar
AC = panjang miogram
Beban = 0 gram AC = 3,3 cm pada garis dasar 0
h = 3,3/10 . 2 = 0,66 cm
W = F . h = 0 . 0,66 = 0 Joule
Beban = 10 gram = 10x10-3
kg AC = 2,6 cm pada garis dasar 0
h = 2,6/10 . 2 = 0,52 cm
W = F . h = 1x10-3
. 10 . 0,52x10-2
= 52 . 10-5
Joule
Beban = 20 gram = 20x10-3
kg AC = 2,1 cm pada garis dasar 0
h = 2,1/10 . 2 = 0,42 cm
W = F . h = 20x10-3
. 10 . 0,42x10-2
= 84 . 10-5
Joule
Beban = 30 gram = 30x10-3
kg AC = 1,7 cm pada garis dasar 0
h = 1,7/10 . 2 = 0,34 cm
Q
A B
C
P
-
8/10/2019 tugas faal(1)
11/28
11
W = F . h = 3x10-3
. 10 . 0,34x10-2
= 102 . 10-5
Joule
Beban = 40 gram = 40x10-3
kg AC = 1,4 cm pada garis dasar 0
h = 1,4/10 . 2 = 0,28 cm
W = F . h = 40x10
-3
. 10 . 0,28x10
-2
= 112 . 10
-5
Joule
Beban = 50 gram = 50x10-3
kg AC = 1,2 cm pada garis dasar 0
h = 1,2/10 . 2 = 0,24 cm
W = F . h = 50x10-3
. 10 . 0,24x10-2
= 120 . 10-5
Joule
Kesimpulan :
Jawaban rangsang tutup akan terjadi setelah jawaban rangsang buka
cukup kuat.
Beban berbanding terbalik dengan kerutan otot , semakin berat
beban yang diberikan semakin pendek kerutan otot yang dihasilkan.
Semakin panjang awal otot, semakin kuat kekuatan kontraksi otot.
Besar kerja tergantung pada berat benda dan seberapa jauh
dipindahkan.
Beban optimal = usaha maksimal
AC = panjang miogram Grafik hubungan antara berat dengan panjang miogram
Beban = 0 gram AC = 2,2 cm
PQ = 2,2/10 . 2 = 0,44 cm
W = F . PQ = 0 Joule
Beban = 10 gram AC = 1,8 cm
PQ = 1,8/10 . 2 = 0,36 cm
W = F . PQ = 10x10-3
. 10 . 0,36 . 10-2
= 36 . 10-5
Joule
Beban = 20 gram AC = 1,3 cm
PQ = 1,3/10 . 2 = 0,26 cm
W = F . PQ = 20x10-3
. 10 . 0,26 . 10-2
= 52 . 10-5
Joule
Beban = 30 gram AC = 0,9 cm
PQ = 0,9/10 . 2 = 0,18 cm
W = F . PQ = 30x10-3. 10 . 0,18 . 10-2 = 54 . 10-5 Joule
-
8/10/2019 tugas faal(1)
12/28
12
Beban = 40 gram AC =0,7 cm
PQ = 0,7/10 . 2 = 0,14 cm
W = F . PQ = 40x10-3
. 10 . 0,14 . 10-2
= 56 . 10-5
Joule
Beban = 50 gram AC =0,4 cm
PQ = 0,4/10 . 2 = 0,08 cm
W = F . PQ = 50x10-3
. 10 . 0,08 . 10-2
= 40 . 10-5
Joule
Beban = 60 gram AC =0,3 cm
PQ = 0,3/10 . 2 = 0,06 cm
W = F . PQ = 6x10-3
. 10 . 0,06 . 10-2
= 36 . 10-5
Joule
Beban = 70 gram AC = 0,2 cm
PQ = 0,2/10 . 2 = 0,04 cm
W = F . PQ = 70x10-3
. 10 . 0,04 . 10-2
= 28 . 10-5
Joule
Beban = 80 gram AC =0 cm
PQ = 0/10 . 2 = 0 cm
W = F . PQ = 80x10-3
. 10 . 0= 0
Joule
Kesimpulan :
Pada awal pemberian beban, semakin besar beban yang diberikan usaha yang
dihasilkan semakin besar. Tetapi sampai pada batas tertentu pemberian beban akan
menurunkan usaha sebab otot sudah mengalami kelelahan.
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan beban maksimum?
2.
Bagaimana Saudara menghitung besar kerja sediaan otot?
Jawaban :
A. Beban maksimum adalah beban dimana otot tidak mampu memberikan
jawaban lagi atau tidak mampu berkontraksi lagi.
B. Untuk menghitung besar kerja otot digunakan rumus usaha W = m . g . h,
dengan h adalah panjang otot saat berkontraksi.
-
8/10/2019 tugas faal(1)
13/28
13
LATIHAN 3
KETAHANAN HUBUNGAN OTOT-SARAF
TERHADAP KURARE
A. Pendahuluan
Kurare berasal dari beberapa tumbuhan yakni Strychnos dan
chondrodendron terutama C. Tomentosum. Bahan aktifnya terdiri dari
beberapa alkaloid antara lain d-tubokurarin(zat yang diisolasi dari kurare).
Tempat kerja kurare adalah pada sambungan saraf-otot (neuromuscular
junction) bukan pada serabut saraf dan bukan pula pada otot rangka sendiri.
Sifat relaksasi otot rangka, kurare mengakibatkan kelumpuhan dengan
urutan tertentu. Mula-mula, otot rangka yang kecil dan bergerak cepat
seperti otot ekstrinsik mata, jari kaki, dan badan. Selanjutnya otot intercostal
dan terakhir kelumpuhan diafragma. Kematian akibat depresi pernafasan.
Masa kerja tubukurarin 1/2 jam. Penyembuhan terjadi dengan urutan
terbalik, dengan diafragma yang pertama kali sembuh dan otot-otot kecil
yang terakhir.
Atropin ditemukan pada Atropa belladonna berfungsi sebagai prototype
anti muskarinik. Hambatan oleh atropine bersifat reversibel dan dapat diatasi
dengan pemberian asetilkolin dalam jumlah berlebih / pemberian
antikolinesterase. Atropin memblok asetilkolin endogen maupun eksogen
tepi hambatan jauh lebih kuat terhadap eksogen.
Prostigmin adalah antikolinesterase reversibel yang menghambat kerja
kolinesterase (dengan mengikat kolinesterase) dan mengakibatkan
perangsangan saraf kolinergik terus menerus karena Ach tidak terhidrolisis.
Tidak terhidrolisisnya Ach biasanya berlangsung sangat cepat karena enzim
yang diperlukan untuk diikat dan dihambat oleh antikolinesterase. Hambatan
ini berlangsung beberapa jam untuk antikolinesterase. Hambatan ini
berlangsung beberapa jam untuk antikolinesterase yang reversibel, untukkembalinya transmisi normal Prostigmin memperlihatkan efek langsung
-
8/10/2019 tugas faal(1)
14/28
14
terhadap reseptor nikotinik disambungan saraf-otot. Asetilkolin yang
tertimbun pada saraf-otot meyebabkan otot rangka dalam keadaan
terangsang terus-menerus dan memperlihatkan efek peranngsangan otot
rangka. Prostigmin berfungsi sebagai antagonis kurare.
Ach yang dilepaskan dari ujung saraf motorik akan berinteraksi dengan
reseptor nikotinik otot di endplate pada membran sel ototrangka akan
menyebabkan depolarisasi lokal (endplate potensial ~ EPP) yang bila
melewati ambang rangsang akan menghasilkan potensial aksi otot (muscle
action potensial ~ MAP). Lalu potensial aksi otot ini akan menimbulkan
kontraksi.
D-tubokurarin menduduki reseptor nikotinik otot sehingga menghalangi
interaksi dengan Ach. Akibatnya EPP menurun dan EPP yang menurun sampai
kurang dari 70% tidak mencapai potensial aksi otot dan kontraksi otot tidak
terjadi. Tetapi stimulasi listrik langsung pada otot dapat menimbulkan
kontraksi. Impuls dalam akson tidak terganggu.
Tubokurarin
EPP Dibawah ambang rangsang
Efek awal pada otot Tidak
+ antikolinesterase Antagonis
Stimulasi listrik pada lempeng akhir saraf Antagonis
Et = ambang rangsang
Em = potensial istirahat
mV Normal +d -Tc
EPP
EPP
MAP+350
Et -50
Et -50
-
8/10/2019 tugas faal(1)
15/28
15
B. Tujuan Praktikum
Maksud percobaan ini adalah mengetahui letak gangguan penyaluran
rangsang yang terjadi bila ada kelumpuhan motorik perifer, sebagai akibat
suatu zat racun yang mempunyai efek yang serupa dengan efek perifer
kelelahan. Tujuan percobaan ini adalah:
Memahami sikap dan gerakan-gerakan reaksi seekor katak sebelum
dan sesudah diberi suntikan kurare.
Memahami pengaruh kurare terhadap suatubagian lengkung refleks.
Tempat kerja kurare pada sediaan otot-saraf.
C.
Alat-alat yang diperlukan
Pelat kerja, papan fiksasi, beberap jarum pentul.
Baskom besar berisi air.
Ekor katak + penusuk katak.
Kertas saring + benang
Stimulator induksi+elektroda perangsang
2 gelas arloji
Supit dari 1 cc + jarumnya
Larutan Ringer
Larutan tubo curarin (dicairkan 1: 1 dalam ringer)
Larutan atropin (0,01% dalam Ringer)
Larutan prostigmin (dicairkan 1:1 dalam Ringer)
Larutan tube curarin 1% (dari ampul)
-
8/10/2019 tugas faal(1)
16/28
16
D.
Cara kerja
Pengamatan sikap dan gerakan dan waktu reaksi seekor katak
terhadap berbagai rangsang sebelum dan sesudah diberi suntikan
kurare:
A. Ambillah seekor katak dan letakkan di plat kaca. Perhatikan
kegiatan binatang tersebut aktif atau pasif. Hitunglah frekuensi
pernafasannya per menit.
B. Cobalah menelentangkan katak tersebut beberapa kali dan
perhatikan reaksi (kembali atau tidak kembali ke posisi semula.
C. Memasukkan katak ke dalam baskom yang berisi air dan
perhatikan reaksi nya (dapat beerenang atau tidak)
D. Keluarkan katak dari air dan selidikilah refleks-refleks nosiseptif
dengan cara sebagai berikut.
a) Katak dipegang sedemikian rupa sehingga kedua kaki
belakangnya tergantung bebas
b) Rangsanglah dengan menjepit salah satu telapak
kakinya dengan pinset.
c) Tetapkan waktu reaksinya
E. Menyuntikkan 0,5 cc larutan tubocurarin 1:1 ke kantong limfe
illiaca (disebelah os coccygis di bawah kulit) Dalam waktu 15-20
menit, setelah penyuntikan kemudian mengulang percobaan
diatas dan perhatikan sikap dan reaksinya.
F. Sebelum pernafasan berhenti sama sekali suntikkanlah ke dalam
kantong limfe illiakal berturut-turut:
a) 0,5cc Larutan atrofin 0,01%
b) 1 cc Larutan Prostigmin 1:1
Setelah pemulihan lakukan sekali lagi percobaan 1-4 di atas. Oleh
karena pemulihan dapat memakan waktu 2-3 jam lanjutkan
dahulu dengan latihan bagian 2 dan 3.
-
8/10/2019 tugas faal(1)
17/28
17
E.
Hasil (Percobaan I)
1. Katak yang diletakkan di pelat kaca kegiatan aktif frekuensi
pernafasan 140 permenit.
2.
Ketika katak pada posisi telentang, reaksinya kembali ke posisi
semula.
3. Katak yang dimasukkan ke baskom berisi air dapat berenang.
4. Pada katak yang dijepit salah satu telapak kakinya dengan pinset
terjadi fleksio kaki katak dalam waktu reaksi 1-2 detik.
5. Ketika disuntikkan 0,5 cc larutan tubocurarin 1:1 ke dalam kantong
limfe illiaca, 15-20 detik kemudian katak menjadi tidak aktif lagi.
Frekuensi pernafasan turun menjadi 103 permenit.
6. Katak yang diletakkan di pelat kaca kegiatan tidak aktif .Ketika
ditelentangkan beberap kali reaksinya tidak kembali ke posisi
semula.
7. Katak yang dimasukkan dalam baskom berisi air tidak dapat
berenang.
8. Pada katak yang dijepit salah satu telapak kakinya dengan pinset
tidak terjadi fleksio kaki katak dalam waktu reaksi 1-2 detik.
9. Disuntik 0,5 larutan atropin (0,01%) dan 1 cc larutan prostigmin
1:1.
10.Satu jam kemudian katak menjadi aktif kembali.
F. Kesimpulan (Percobaan I)
Atropinantiparasimpatis / antikolinergikmelindungi jantung
Prostigmin parasimpatis / kolinergik punya efek samping
menghentikan jantung ( Cardiac arrest) dan merangsang asetilkolin
(Ach)
Sebelum diberi prostigmin, diberi atropin dahulu untuk melindungi
jantung, karena dalam pemberian curare menghambat terbentuknya
asetilkolin di motor end plate, sehingga otot menjadi lumpuh. Maka
antidote yang seharusnya diberikan adalah prostigmin, tetapi
-
8/10/2019 tugas faal(1)
18/28
18
prostigmin memiliki efek samping menghentikan jantung, maka dari
itu sebelum pemberian prostigmin harus diberi atropin untuk
melindungi jantung.
Percobaan II
Pengaruh kurare terhadap suatu bagian lengkung refleks:
A. Ambillah katak lain, rusaklah otaknya saja. Tetapi jangan merusak
medula spinalisnya.
B. Bebaskan N. ischiadicus paha kanan.
C. Ikatlah seluruh paha kanan kecuali N. Ischiadicus nya.
D.
Suntikkanlah 0,5 cc larutan tubocurarin 1:1 ke dalam kantong
limfe depan dengan membuka mulut katak cukup lebar, da
menusukkan jarum suntik ke dasar mulut ke arah lateral.
Periksalah pada kaki yang tidak diikat setiap 5 menit berkurangnya
refleks nosiseptif dan timbulnya kelumpuhan umum. Bila peristiwa
tersebut di atas belum terjuadi ulangi suntikan setiap 20 menit.
E. Rangsanglah ujung jari kaki yang diikat dengan rangsang faradic
yang cukup kuat sehingga terjadi withdrawal refleks.
F. Bebaskan n. Ischiadicus kaki kiri dan buanglah sedikit kulit yang
menutupi m. Gastrocnemius kanan kiri.
G. Tentukan ambang rangsang buka untuk masing-masing n.
Ischiadicus.
H. Tentukan ambang-rangsang-buka untuk masing-masing m.
Gastrocnemius yang dirangsang secara langsung.
G. Hasil (Percobaan II)
1. Setelah disuntikkan 0,5 cc larutan tubokurarin 1:1 pada kantong
limfe depan, kaki kanan yang diikat erat tanpa N. Ischiadicus tidak
mengalami kelumpuhan (refleks nosiseptif tidak berkurang)
sedangkan pada kaki kiri yang tidak diikat mengalami kelumpuhan
(refleks nosiseptif berkurang).
-
8/10/2019 tugas faal(1)
19/28
19
2. Dengan rangsang faradik, pada ujung jari kanan menghasilkan
kontraksi otot (withdrawal reflex) pada kekuatan rangsang.
3. Dengan rangsang faradik, pada ujung jari kiri menghasilkan
kontraksi otot (withdrawal reflex) pada kekuatan rangsang.
4. Ketika rangsangan listrik diberikan pada kaki yang sudah diikat
sebelum diberi tubo kurare, muncul respon dari katak berupa
gerakan jari-jari kaki tetapi lebih kuat daripada respon yang tidak
diikat.
H.
Kesimpulan (Percobaan II)
Kaki kanan yang diikat menjadi lebih peka rangsang.
Setelah disuntikkan curare, kaki kanan yang diikat memberi
respon pada perangsangan arus 1 V, sedang kaki kiri yang tidak
diikat memberi rangsang pada arus 10V.
Hal ini diakibatkan oleh karena curare bersifat melumpuhkan otot
tidak dapat masuk ke kaki kanan melalui sirkulasi darah, sehingga
ketika dirangsang, otot pada kaki kanan yang tidak lumpuh
bereaksi lebih baik daripada otot kaki kiri yang lumpuh.
Percobaan III
Tempat kerja kurare pada sediaan otot-saraf:
A.
Ambillah katak lain
B. Buatlah 2 buah sediaan otot-saraf (lihat gambar)
C. Masukkanlah dari sediaan A ototnya saja dan dari sediaan B
sarafnya saja ke dalam larutan tubo curare 1%. Lakukan sebaliknya
dengan larutan Ringer.
-
8/10/2019 tugas faal(1)
20/28
20
D. Kerjakan :
a) Rangsang saraf A dengan arus induksi buka
b) Rangsang saraf B dengan arus induksi buka
c) Rangsang otot A dengan arus induksi buka
d)
Rangsang otot B dengan arus induksi buka
I.
Hasil (Percobaan III)
Keadaan A (otot terendam curare, saraf terendam ringer)
1. Jika dirangsang langsung pada otot, maka otot berkontraksi.
Hal ini disebabkan karena rangsangan langsung dihantarkan
pada sel ototnya dan tidak melalui motor end plate yang
terendam curare (kerja curare di motor end plate yang dapat
menghambat kontraksi otot)
2. Jika dirangsang pada N. Ischiadicus, maka otot tidak dapat
berkontraksi. Hal ini disebabkan karena rangsangan yang
dihantarkan dari saraf menuju ke otot terhambat oleh curare
A+
B+
_D
+C
CURARE RINGER
-
8/10/2019 tugas faal(1)
21/28
21
di motor end plate. Sehingga rangsang tidak dapat mencapai
sel otot (otot tidak dapat berkontraksi).
Keadaan B (otot terendam Ringer, saraf terendam curare)
1.
Jika dirangsang langsung pada sel otot, maka otot
berkontraksi. Hal ini desebabkan oleh:
Motor end plate tidak terendam curare
Rangsangan langsung dihantarkan ke sel otot.
2. Jika dirangsang pada N. Ischiadicus, maka otot dapat
berkontraksi. Hal itu disebabkan karena motor end plate tidak
terendam curare (melainkan direndam Ringer) sehingga
impuls dapat mencapai sel otot yang mengakibatkan
terjadinya kontraksi otot.
J.
Kesimpulan (Percobaan III)
Curare bekerja pada bagian motor end plate pada saraf motoring
yang bersifat menghambat.
Pada rangsang saraf B, tidak diteruskan ke otot A karena sudah
dihambat oleh Curare (terjadi neuromyeljunction).
K.
Pertanyaan
1. Kenapa penyuntikan Atropin dilakukan sebelum penyuntikan
prostigmin pada percobaan I?
2. Dimana kerja dari Kurare?
L.
Jawaban
1. Atropin diberikan sebelum penyuntikan prostigmin untuk
mencegah efek penghambatan prostigmin yang tidak
diinginkan terhadap jantung.
2.
Curare bekerja Neuromuscular Junction
-
8/10/2019 tugas faal(1)
22/28
22
LATIHAN 4
KELELAHAN OTOT SARAF PADA ORANG
Tujuan :
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Mengatur berat badan ergografjari.
2. Mencatat ergogaramjari dengan kecepatan putar tromol yang tepat.
3. Membedakan ergogramjari yang memperlihatkan kerja steady state
dan kerja dengan kelelahan.
4.
Mendemonstrasikan pengaruh factor :
a.) gangguan peredaran darah
b.) istirahat
c.) massage
pada kerja jari.
5. Menetapkan perubahan warna, suhu kulit dan berbagai sensasi terasa
pada iskemia lengan bawah.
Alat yang diperlukan :
1. Kimograf, kertas, perekat, dan sayap kimograf deng berbagai ukuran.
2. Manset sfigmomanometer
3. Ergograf
4. Metronom ( frekuensi 1 detik )
-
8/10/2019 tugas faal(1)
23/28
23
Langkah kerja :
I. Kerja Steady state
1. Memasang semua alat sesuai dengan gambar.
2.
Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 4 detik menurut irama alat yang
diperdengarkan di ruang praktikum sampai putaran tromol. Setiap kali
melakukan tarikan, lepaskan segera jari saudara dari pelatuk sehingga
pelatuk kembali ke tempat semula.
Kesimpulan:
Bila otot mengalami relaksasi sempurna maka kontraksi otot bisa menjadi
lebih optimal. Terbukti pada gambaran kimograf dapat terlihat interval dan
panjang garis yang teratur.
-
8/10/2019 tugas faal(1)
24/28
24
II. Pengaruh Gangguan Peredaran Darah
1. Memasang manset Sfigmomanometer pada lengan atas kanan orang yang
melakukan percobaan yang sama ( sub. I )
2.
Sebagai latihan, lakukan beberapa kali oklusi pembuluh darah lengan atas
dengan jalan memompa manset dengan cepat sampai denyut nadi arteri
radialis tidak teraba lagi.
3. Dengan manset tetap terpasang, tetapi tanpa oklusi lakukan 12 kali tarikan
dengan frekuensi satu tarikan tiap 4 detik sambil dicatat pada kimograf.
4. Tanpa menghentikan tromol pada tarikan 13, mulailah memompa manset
dengan cepat denyut nadi arteri radialis tidak teraba lagi. Selama
pemompaan orang percobaan tetap melakukan tarikan.
5. Berilah tanda pada kurve pada saat denyut nadi arteri radialis tidak teraba
lagi.
6. Setelah terjadi kelelahan total, turunkan tekanan di dalam manset sehingga
peredaran darah pulih kembali.
7. Dengan frekuensi yang sama, teruskan tarikan dan pencatatan sehingga
pengaruh faktor oklusi tidak terlihat lagi.
-
8/10/2019 tugas faal(1)
25/28
25
Kesimpulan
Otot yang mengalami stress lebih cepat mengalami kelelahan karena
hambatan pasokan oksigen. Hal ini terbukti dari menurunnya stabilitas
interval dan pemendekan garis setelah manset yang terpasang pada lengan
mulai dipompa dan ditahan pada 20mm/Hg di atas tekanan palpasi.
III. Pengaruh Istirahat dan Massage
1. Latihan ini dilakukan oleh orang percobaan lain.
2. Besarkan beban ergograf sampai hampir maksimal.
3. Sambil dicatat, lakukanlah satu tarikan tiap 1 detik sampai terjadi kelelahan
total, kemudian hentikan tromol.
4. Berilah istirahat selama 2 menit. Selama istirahat, lengan tetap dibiarkan di
atas meja.
5. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang 2 cm, jalankan kimograf
dan lakukan kembali tarikan dengan frekwensi dan beban yang sama sampai
terjadi kelelahan total, kemudian hentikan tromol.
6. Berilah istirahat selama 2 menit lagi. selama masa istirahat ini lakukanlah
massage pada lengan orang percobaan.
7. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang 2, jalankan kimograf dan
lakukan lagi tarikan seperti contoh nomor 5.
8. Bandingkan ketiga ergogram yang sudah saudara peroleh dan berusahalah
menganalisisnya.
-
8/10/2019 tugas faal(1)
26/28
26
Kesimpulan
Otot yang mengalami kelelahan, dapat kembali berkontraksi lebih baik bila
sudah mengalami relaksasi/ istirahat, dan kontraksinya akan menjadi lebih
baik lagi bila otot yang mengalami stress di-massage. Hal ini terbukti dengan
interval dan garis yang terjadi pada kimograf menjadi tidak teratur.
IV. Rasa nyeri, Perubahan warna, dan suhu Kulit Akibat Iskemia
1. Latihan ini dilakukan pada orang percobaan lain dan tanpa pencatatan.
2.
Pasanglah manset pada lengan atas kanan orang percobaan dan berikan
pembebanan yang cukup berat sehingga penarikan hanya akan
memperlihatkan penyimpangan ujung pencatat yang kecil saja.
3. Perhatikanlah suhu dan warna kulit lengan bawah kanan orang percobaan!
4. Lakukan satu tarikan tiap satu detik sambil diadakan oklusi sehingga terjadi
kelelahan total atau sampai terjadi rasa sakit yang tak tertahan.
-
8/10/2019 tugas faal(1)
27/28
27
5. Hentikan tindakan oklusi segera setelah orang percobaan merasa nyeri yang
hebat sekali. Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan orang
percobaan.
Kesimpulan
1. Pada saat lengan atas dibendung, terjadi ischemi (aliran darah terhenti).
2. Suhu lengan bagian atas jauh lebih jauh lebih panas dari pada lengan bawah,
karena pada bagian tersebut banyak otot yang bekerja.
3. Warna kulit lengan bagian atas lebih putih dari pada lengan bagian bawah
beberapa saat dibendung (oklusi). Kemudian menjadi kemerah-merahan. Ini
disebabkan oleh vasokontriksi pembuluh darah yang disebab oleh oklusi,
sehingga darah menekan keluar akibatnya kulit menjadi merah.
4. Pada lengan yang dibendung / oklusi tadi terjadi rasa nyeri yang cukup hebat.
Ini disebabkan karena adanya tekanan yang tinggi yang menyebabkan otot
sebelah distal dari manset kekurangan oksigen dan energi. Rasa nyeri yang
muncul karena adanya reseptor nyeri pada daerah itu.
5. Setalah dimassage aliran darah kembali lancar dan lengan sudah kembali ke
dalam keadaan normal.
6. Pada permulaan, pencatatan yang dicapai masih tinggi.
7. Setelah dibendung, pencatatan semakin rendah sampai tidak mampu menarik
lagi. Setelah manset dilepaskan kontraksi otot kembali pulih dengan
pencatatan yang meninggi kembali hampir seperti sebelum dibendung.
8. Setelah dimassage dan istiraharat, pencatatan kembali seperti semula
melakukan penarikan.
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud kerja steady-state ?
2. Mengapa terjadi kelelahan ?
3. Apa tujuan massage ? bagaimana cara melakukannya ? bagian mana dari
lengan yg dimassage ?
-
8/10/2019 tugas faal(1)
28/28
Jawaban :
1. Kerja steady state adalah kerja otot konstan yang teratur karena otot
mengalami relaksasi sempurna sebelum mengalami kontraksi berikutnya,
ditunjukkan dengan gambaran interval dan garis yang stabil pada kimograf.
2. Kelelahan otot terjadi karena:
a. Jumlah ATP yang tidak cukup. Hal ini terbukti dengan interval yang
tidak beraturan serta garis yang terjadi pada kimograf memendek
setelah terjadi kelelahan
b. Terjadi penimbunan dari CO2 dan as. laktat sebagai hasil dari
pemecahan asam piruvat (rx glikolisis)
c.
Terjadi hambatan sirkulasi ke otot sebagaimana dibuktikan dalam
percobaan dengan melakukan pembendungan menggunakan manset
pada tangan, gambaran interval yang mulai tidak beraturan dan garis
pada kimograf mengalami pemendekan garis setelah lengan
dibendung.
3. Massage bertujuan untuk mempercepat relaksasi otot yang berkontraksi.
Caranya dengan memijit lengan yang usai berkontraksi selama 1 menit. Hal ini
terbukti dengan gambaran interval dan garis pada kimograf lengan yang di-
massage menghasilkan garis yang lebih stabil dan panjang dibandingkan
dengan lengan yang melakukan kontraksi berulang tanpa massage.