TUGAS EVALUASI PRODUK BUSANA

download TUGAS EVALUASI PRODUK BUSANA

of 22

description

Makalah ini merupakan contoh evaluasi produk garmen dengan mengambil 2 sampel rok.

Transcript of TUGAS EVALUASI PRODUK BUSANA

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDewasa ini tuntutan kosumen semakin meningkat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi yang mengakibatkan cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk. Makin kompleks kebutuhan konsumen terhadap suatu produk, maka semakin banyak jenis produk yang diperlukan untuk memenuhi segmentasi pasar sehingga tingkat persaingan terus meningkat. Itu artinya diperlukan produk yang berkualitas untuk bisa eksis di dunia industri sekarang ini. Sebuah produk busana dikatakan berkualitas jika memenuhi standar yang ditentukan atau mampu memenuhi persyaratan yang diajukan oleh konsumen. Hasil yang berkualitas diperoleh dengan cara mengutamakan pengawasan dan pengendalian mutu busana sesuai standar yang ditetapkan mencakup model/style busana, kualitas bahan, kerapian jahitan maupun ketepatan ukuran. Dengan demikian untuk menghasilkan produk yang bermutu maka pengerjaan proses produksi harus senantiasa tersandar dan terkendali. Pengendalian mutu busana dilakukan dengan menerapkan quality control yakni suatu proses sistematis yang bertujuan untuk memastikan atau menjamin tingkat kualitas dari suatu produk sesuai dengan standar tertentu untuk mewujudkan kepuasan konsumen. Quality control berfungsi untuk menghindari produk yang tidak sesuai standar mutu (second quality) secara terus menerus dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga konsumen nantinya merasa puas dan perusahaan tidak menjadi rugi.Sebelum kegiatan memproduksi busana dilakukan, terlebih dahulu ditentukan spesifikasi prooduk sebagai acuan standar mutu produksi. Spesifikasi ini dapat ditentukan sendiri oleh produsen berdasarkan permintaan kosumen atau negosiasi diantara keduanya. Standar produksi busana sebagai acuan pelaksanaan produksi meliputi spesifikasi bahan busana (bahan utama, bahan pelengkap, dan bahan pelapis, warna, dimensi, serta standar kualitas yang ditetapkan sesuai contoh), model busana, standar ukuran dan toleransinya, standar jahitan dan ketentuan lain. Berdasarkan semua standar ini maka dalam memproduksi busana perlu dilakukan pengendalian mutu busana. Pengendalian kualitas ini amat dibutuhkan dalam menjaga kestabilan mutu hasil produksi dan sebagai salah satu usaha untuk menemukan faktor-faktor penyebab kurang lancarnya fungsi dalam suatu proses produksi.Demikian pula pada akhir proses produksi diperlukan suatu tindakan evaluasi produk sebagai final audit quality control yang diarahkan untuk melihat hasil produksi yang telah dicapai, sebagai dasar dalam menentukan keputusan akhir, apakah produk perlu diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan produksinya.Produk garmen yang akan dibahas standar kualitasnya pada kesempatan ini adalah salah satu pakaian favorit wanita yaitu rok. Rok begitu identik dengan wanita yang berfungsi sebagai penutup tubuh bagian bawah. Berbagai jenis dan variasi rok saat ini berevolusi oleh kreatifitas manusia khususnya para desainer yang menyebabkan dunia fashion selalu menakjubkan, penuh imajinasi dengan keindahan-keindahan yang ditampilkan.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:1. Apa definisi dan sejarah dari rok?2. Apa saja bentuk-bentuk rok?3. Bagaimana evaluasi kualitas untuk rok? 4. Apa saja standar penilaian evaluasi produk yang digunakan?

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Rok dan SejarahnyaRok merupakan salah satu gaya tertua dari pakaian yang dikenal manusia. Rok adalah pakaian yang dikenakan pada tubuh bagian bawah yang dimulai dari ban pinggang dengan menggunakan satu lubang. Suatu jenis pakaian berbentuk pipa atau kerucut yang cara pemakaiannya dimulai dari pinggang dan menutupi sebagian atau seluruh bagian kaki (sumber: wikipedia). Rok merupakan pakaian, baju lepasan, atau bagian dari pakaian yang menggantung dari pinggang ke bawah (sumber: Kamus Mode Indonesia), sedangkan istilah rok sendiri berasal dari bahasa Belanda rok. Berbeda dengan celana, rok tidak dibagi menjadi bagian kaki kiri dan bagian kaki kanan tetapi langsung menjadi satu bagian yang menutupi sebagian atau seluruh kaki. Dalam dunia kuno baik pria maupun wanita selalu mengenakan rok dalam aktivitas sehari-hari namun seiring waktu berlalu rok lebih identik dengan feminitas perempuan sehingga para pemakainya saat ini hanyalah wanita, meskipun di beberapa budaya tertentu masih terdapat kaum pria yang tetap menggunakan rok/kilt untuk acara-acara tradisional seperti di Skotlandia. Menurut sejarahnya, rok bawah berasal dari abad pertengahan, yaitu pakaian yang menjangkau leher sampai ke lutut yang terdiri dari satu bagian atau satu bahan yang disebut drape. Pada zaman Gothic, wanita yang sedang menyusui atau disebut suckeny umumnya memakai pakaian bagian atasan yang disebut bodice atau bawahan yang disebut skirt. Dari istilah inilah asal mula kata skirt yang kemudian kita gunakan. Perubahan-perubahan pada panjang, lebar serta bentuk roh bawah mempunyai efek yang sangat menentukan bagi bentuk garis mode (siluet). Perubahan panjang rok meskipun hanya beberapa sentimeter akan mempengaruhi imbangan keseluruhan penampilan busana.

B. Macam-macam Bentuk Rok1. Bentuk DasarTerdapat 4 bentuk dasar rok bawah yang ditentukan oleh perbandingan lebar pinggang dan kelimnya yaitu:a. Lurus (straight)Rok yang mempunyai jahitan samping lurus yang dibentuk ke dalam dengan kerutan, lipatan/ploi, atau kup(darts) untuk menyesuaikan (fit) ukuran pinggang.b. Mengembang (flared)Rok bawah mengembang adalah rok yang berbentuk pasak (wedge), yaitu rok yang menambah kepenuhan dari pinggul sampai kelim bawah. Untuk menambah isi (kepenuhan) pada rok, dijahitkan panel. Panel ini disebut pias (gore)c. Menyempit ke bawah (pegged)Berbentuk gasing (peg). Rok ini bentuk kebalikan dari rok bawah mengembang atau membentuk pasak terbalik. Pada garis pinggang lebih lebar kemudian menyempit pada kelim bawahnya. Kelebihan pada pinggang dikurangi dengan kerutan (gathers), lipatan (tucks) atau dijatuhkan(draped).d. Lingkaran (circular)Rok bawah sirkel bentuknya sangat lebar, ramping pada pinggang. Rok bawah ini bisa di potong setengah lingkaran, lingkaran penuh atau beberapa lingkaran yang dijadikan satu.

Gambar 2.1 4 Bentuk Dasar Rok2. Klasifikasi Rok Berdasarkan Panjangnya.a. MicroPanjang rok sampai pada batas pangkal paha/hanya menutupi panggul. Panjangnya sekitar 35 cm.b. MiniPanjangnya sampai pertengahan paha. Panjangnya sekitar 7,5-10 cm diatas lutut.c. KiniPanjang rok sampai lututd. MidiRok yang panjangnya dibawah lutut sampai pertengahan betise. MaxiRok yang panjangnya di atas mata kakif. Rok AnkleRok yang panjangnya semata kakig. Floor/Full LengthRok yang panjangnya sampai menyentuh lantai

a b c d e f g

gambar 2.2 Bentuk Rok Berdasarkan Panjangnya3. Klasifikasi Rok Berdasarkan Silueta. Slim/straightRok yang berpotongan lurus dari pinggul ke bawah, umumnya diberi belahan untuk kenyamanan saat berjalan, ada pula pencil skirt atau rok span ketat yang bentuknya meruncing/menyempit ke bawah.b. A-lineRok yang menyerupai huruf A, dibagian pinggang kecil, makin ke bawah semakin lebar.c. Peg topRok yang menggembung pada bagian panggul dan menyempit pada bagian kelim bawah.d. FlaredBentuknya melebar di bagian bawah sedangkan bagian atasnya lurus.e. TrumpetSiluetnya menyerupai terompet, ketat dibagian atas dan mengembang/mekar di bagian hemline.f. BellRok yang menggembung seperti lonceng.g. Gathered/DrindlRok yang terdapat detail kerut pada garis pinggang.h. Circle/RoundRok yang digunting membentuk lingakaran, bentuknya melebar pada bagian bawah hingga panjang rok yang diinginkan.i. EmpirePotongan pinggang dinaikkan diatas garis pinggang/dibawah garis dada.

Slim Straight Slim Pencil Peg Top A-Line Trumpet

Bell Flared Gathered Circle Empire

gambar 2.3 Bentuk Rok Berdasarkan Siluetnya

4. Klasifikasi Rok Berdasarkan Bentuk Pola/Konstruksia. Rok lurusRok yang bersiluet lurus, tidak mengembang dibagian bawah.Contoh: Straight skirt, tight skirt, semi-tight skirt, pencil skirt/span, high waist skirt, hooble skirt, reg revealing-skirt, tunic skirt, petal skirt, wrapped skirt, paper skirt, empire high waist.b. Rok LingkarRok yang memiliki siluet pas pinggang dan melebar hingga panjang rok yang diinginkanContoh: Semi flare skirt, flare skirt, circular skirt, bell-shape skirt, crinoline skirt.c. Rok KerutRok yang memiliki kerut pada pinggang dan variasinya.Contoh: Gathered skirt, ruffle skirt, over skirt, tiered skirt, baloon/bubble skirt, harem skirt.d. Rok LipitRok yang memiliki lipatan-lipatan pada pinggang dan variasinya.Contoh: Accordion pleated skirt, umbrella pleated skirt, side pleated skirt, knife pleated skirt, one way pleated skirt, box pleated skirt.e. Rok PiasRok yang mempunyai siluet mengecil pada pinggang dan melebar pada bagian bawah rok dan terdiri dari beberapa helai potonganContoh: 4/6/8 gored skirt (with or without godet), High waist skirt, mermaid skirt, jupe a culles skirt, inverted front pleated.f. Rok DraperiRok Draperi adalah rok yang memiliki siluet besar pada bagian pinggang dan mengecil pada bagian bawah rokContoh: Draped skirt, peg top, sarong tie skirt, dutch bo skirt, pareu skirt, scarf skirt.

Straight Circle Ruffle Accordion Gored Drapery

gambar 2.4 Bentuk Rok Berdasarkan PolanyaC. Evaluasi Kualitas ProdukUntuk menghasilkan produk yang berkualitas, setiap produsen harus memahami konsep mutu. Produk busana yang dibuat harus memenuhi standar sesuai spesifikasi standar busana yang telah ditetapkan. Namun demikian hal ini tidak semata-mata berupa spesifikasi produk tetapi juga menyangkut kepuasan konsumen. Untuk dapat memuaskan konsumen maka harus dipenuhi pula unsur-unsur kualitas produk busana diantaranya: (1) karakteristik produk, (2) harga, (3) pelayanan, (4) waktu, dan (5) Branding. Evaluasi produk fashion yaitu skirt atau rok kali ini dilakukan pada 2 sampel produk garment Indonesia dengan brand Executive dan Fame sebagai pembanding. Brand The Executive terkenal dengan kualitas produk mereka yang sangat baik yang ditunjukkan melalui penerimaan penghargaan ICSA (Indonesian Custumor Satisfaction Award) pada tahun 2005 khusus kategori kemeja pria. Ini merupakan penghargaan tertinggi untuk prestasi pemenuhan kepuasan konsumen. Perusahaan ini telah lama merambah pasar Internasional seperti Amerika, Eropa dan Jepang dengan menggunakan nama brand Executive 99 kemudian sekitar tahun 2000 mereka menggunakan brand the Executive. Produk-produk The Executive sendiri diproduksi oleh PT. Delami Garment Industries yang berada di jl. Soekarno-Hatta Bandung. Merk busana Fame adalah produk dari CV. Sumber Pelangi yang berada di daerah Kemayoran Jakarta Pusat. Berbeda dengan brand the Executive yang telah eksis sejak tahun 1984, usaha garmen ini baru berjalan sekitar tahun 1999 dengan fokus pada ladies wear atau pakaian wanita. CV. Sumber Pelangi juga telah melayani permintaan pasar luar negeri seperti Australia, Singapura dan Malaysia. Meskipun senantiasa terlibat dalam persaingan dengan kompetitor yang lain, perusahaan ini selalu mengedepankan harga, kualitas dan service. Selanjutnya adalah daftar standar penilaiam yang berisi butir-butir komponen analisis mutu busana berdasarkan berbagai aspek seperti: tampilan busana, detil, ukuran, konstruksi, dll.

Standar Evalusi Penilaian Rok

1. Tampilan rok secara visual a. Rok harus nampak rapi, licin dan bersih tanpa kerut atau lipatan yang tidak diinginkan.b. Rok bebas cacat, lobang, sobek, noda atau kotoran.c. Tidak terdapat tanda-tanda terpelintir/terlilit.d. Jahitan harus benar-benar nampak rapi.e. Kain bermotif (kotak, garis, dll) harus saling bertemu/cocok pada sisi-sisinya. f. Arah serat kain harus sama di tiap bagian atau sesuai dengan konstruksi desainnya.g. Tidak terdapat warna belang.h. Model rok, pemilihan warna, tekstur kain, berat/konstruksi kain harus sesuai dengan rancangan produk untuk jenis pakaian dan segmentasi pasar.Hasil Evaluasi ProdukThe Executive Tampilan rok mulus, licin, bersih tanpa noda dan lipatan, arah serat kain telah sesuai. Model, tekstur dan warna serta konstruksi kain telah memenuhi syarat sebagai busana kerja wanita. Arah serat kain ada masing-masing bagian rok telah sesuai. Terdapat bayangan kampuh pada belahan rok. Terdapat sisa-sisa benang pada waistband.Fame Tampilan rok cukup rapi, licin, tanpa cacat, kerut, noda atau sobekan. Kesesuaian pada bentuk badan sangat baik. Model, warna, tekstur, konstruksi kain telah memenuhi syarat sebagai busana kerja wanita. Terdapat bayangan saku pada bagian depan rok. Terdapat serat kain yang terurai pada bagian sisi. Terdapat perpaduan motif vertikal dan horizontal tapi motif horizontal pada bagian sisi kanan tidak bertemu.2. Ukuran (Fit of Size)a. Ukuran rok sesuai dengan spesifikasi ukuran standar yang ditentukan.b. Memiliki kelonggaran yang sesuai dengan gerakan badan. c. Garis jahitan, lekukan dilokasi tertentu sesuai dengan smooth of fit.Hasil Evaluasi ProdukThe Executive Ukuran rok yang ditunjukkan pada label adalah small sedangkan pada hasil pengukuran didapati lingkar pinggang 75, lingkar panggul 92 dan panjang rok 49 masuk kategori ukuran medium. Garis pinggang tidak lagi pada tempatnya.Fame Hasil pengukuran badan didapati lingkar pinggang 69, lingkar panggul 86 dan panjang rok 56 masuk dalam kategori small sesuai dengan yang tercantum pada label. Kelonggaran yang tercipta cukup memudahkan gerakan badan. Garis jahitan serta lekukan pada panggul memenuhi aspek smooth of fit karena nampak membalut tubuh dengan sempurna.

3. Jahitana. Hasil jahitan harus lurus tanpa ada setikan yang meloncat. b. Jumlah setikan minimal sesuai standar SPI (Stitch per inch) berdasarkan jenis kain.c. Tegangan benang harus baik sesuai spesifikasi bahan.d. Jahitan tangan (diperlukan sesuai kebutuhan) harus kuat, rapi, sama jaraknya dan tidak terlihat dari luar.e. Kup dan lipit dijahit dengan halus/licin dengan jarak yang benar.f. Kerut didistribusikan secara merata.g. Setiap jahitan penutup harus dikunci/diperkuat agar awet dan tidak mudah terbuka.h. Jenis benang sesuai dengan jenis kain dan warna benang disesuaikan dengan warna dasar kain.i. Tidak terdapat sisa-sisa benang.Hasil Evaluasi ProdukThe Executive Hasil jahitan cukup baik tidak ada setikan yang terlewatkan, panjang setikan serta tegangan benang sudah sesuai standar namun dibeberapa tempat tidak rapi/tidak lurus, lebar jahitan tidak sama, contohnya pada bagian dalam waistband seharusnya setikan hanya berada di area ban pinggang tapi melenceng dibagian furing. Jumlah setikan sesuai standar SPI. Setiap akhir jahitan terkunci rapi dan kuat. Warna dan jenis benang sudah sesuai dengan warna dasar kain. Di beberapa tempat terdapat sisa-sisa benang.Fame Hasil jahitan cukup baik tidak terdapat setikan yang meloncat, jumlah setikan minimal sudah sesuai standar. Posisi lipit dibagian didepan sudah tepat. Warna dan jenis benang sangat sesuai dengan bahan kain. Jumlah setikan sesuai standar SPI. Jahitan pada pinggiran yang mendekati sambungan pada bagian kain yang melebar, tidak lurus di beberapa bagian. Jahitan pada kelim furing agak tegang sehingga menimbulkan kerutan-kerutan kecil. Jahitan pada kup belakang tidak disetik bolak-balik atau diikat sehingga benang mudah terlepas.

4. Lidah tempat kancing/penutup ritsleting (Placket)a. Kancing dan lubang kancing letaknya harus sama supaya lapisannya tetap dalam keadaan rata/datar.b. Bagian-bagian lapisan ini harus dengan panjang yang sama.c. Lapisan harus tertutup dengan aman/kuat/kencang pada bagian bawahnya.Hasil Evaluasi Produk Rok the excutive dan Fame tidak memiliki bukaan kancing seperti blus atau pun ban pinggang dengan kancing hak sehingga tidak terdapat placket.5. Saku (pocket)a. Desain saku harus memperhatikan kesesuaian dengan model rok untuk memenuhi aspek dekoratif maupun aspek fungsionalnya.b. Ukuran saku harus harus sesuai dan mencukupi.c. Bentuk saku simetris artinya keduanya harus memiliki ukuran yang betul-betul sama dan penempatan yang sejajar sisi kiri dan kanannya.d. Jika terdapat klep, bagian sudutnya harus dijahit dengan baik.Hasil Evaluasi ProdukThe Executive Sebenarnya pada rok ini terdapat saku tapi ditutup sehingga bibir saku terlihat seperti garis hias yang melintang, hanya saja jahitannya terbuka dan tidak rapi.Fame Terdapat 2 buah saku di bagian samping dengan panjang masing-masing 12 cm dalam posisi simetris namun kedalaman kantong tidak menjamin keamanan benda yang diletakkan didalamnya.

6. Kelim (Hems)a. Hasil keliman halus dan rata tanpa ada belitan/pelintiran dan juga pada bagian dalamnya.b. Blind Stitch harus benar-benar tidak nampak dari luar.c. Jenis kelim yang digunakan sesuai dengan model serta jenis bagian busana yang akan dikelim.d. Lebar jahitan kelim harus sama.e. Jahitan pada kelim harus kuat supaya awet.Hasil Evaluasi ProdukThe Executive Hasil keliman pada bahan utama dan furing amat baik, rata, kuat dan halus, tidak terdapat pelintiran atau kerutan. Blind stitch betul-betul tidak nampak dari luar. Lipatan kelim pada bahan utama dan furing masing-masing 3,5 cm dan 0,5 cm sesuai standar. Lebar jahitan kelim sama dan lurus secara konsisten. Fame Hasil kelim tindas pada bahan utama kurang rapi dibandingkan produk the executive yang menggunakan blind stitch. Hasil keliman pada bagian furing berkerut karena jahitan agak tegang. Lebar kelim nampak sama tapi setikan dibeberapa bagian tidak lurus/melengkung. Jahitan pada kelim cukup kuat dan awet.

7. Konstruksi Kampuh (Seam Construction)a. Ukuran minimal untuk kampuh tertutup adalah 0.7 cm dan 1.0 cm untuk kampuh terbuka.b. Kepadatan/kerapatan setikan sesuai standar SPI (Stitch per inch).

Konstruksi/Jenis kainContoh GarmentJahitan per 2,5 cm (minimum)

Kain tenun, misalnya, krep, voile, fugiette, twill, bor, motif kotak, gabardine, jacquard, madras dan kain flanelKemeja, blus, gaun, celana, rok, celana pendek10-12

DenimJeans, celana, \rok, celana pendek, overall, jaket, kemeja8-10

KanvasJeans, celana, rok, celana pendek, overall, jaket, kemejaDua baris 8-10

Kain rajutan, misalnya, jersey, tulang rusuk, interlock, terry, wafel dan buluT-shirt, legging, celana pendek, olahraga dan peralatan olahraga, gaun, piyama, rompers14-16

Kain dengan elastomerSwimwear, olahraga dan peralatan olahraga, legging16-18

Kain Tactel, misalnya, cahaya parasut beratCelana Track, baju olahraga, celana pendek, jaket14-15

Tabel 2.1 Jumlah setikan minimal yang dibutuhkan berdasarkan konstruksi kain dan jenis pakaian.

c. Jahitan kampuh harus cukup kuat untuk menahan tarikan atau gesekan yang wajar agar tidak mudah koyak.d. Daya regang jahitan harus sesuai dengan bahan kain tanpa merusak setikan.e. Kampuh harus bebas kerutan.f. Tidak diijinkan menggunakan benang monofilament. g. Penyelesaian pinggiran kampuh untuk mencegah kain terurai atau melengkung harus rapi. h. Jahitan harus bebas dari tanda kerusakan jarum.i. Kup harus cukup panjang dan dijahit pada titik yang benar.j. Kup harus melancip dengan mulus sampai pada titik akhir dan dikunci.Hasil Evaluasi ProdukThe Executive Lebar kampuh pada bahan utama dan furing masing-masing 1 cm dan 0,7 cm. Kepadatan setikan sudah sesuai standar (10/1inc). Jahitan kampuh cukup kuat untuk menahan tarikan atau gesekan. Hasil jahitan kampuh sangat rapi, tidak ada kerutan. Kampuh terbuka disetrika dengan baik. Penyelesaian kampuh (close and press open) dengan kelim obras sangat rapi meskipun terdapat sisa benang dibeberapa bagian.Fame Lebar kampuh pada bahan utama adalah 1,5 cm. Kepadatan setikan sudah sesuai standar. Jahitan kampuh sudah cukup kuat untuk menahan tarikan atau gesekan. Hasil jahitan cukup rapi dan tidak ada kerutan. Kampuh terbuka pada bahan utama tidak disetrika sehingga terdapat penebalan disatu sisi. Kup berada pada titik yang benar namun penyelesaiannya kurang baik.

8. Bahan Pengencang/Pengancing (Fastening)a. Kancing harus terpasang dengan kuat pada tempatnya agar tidak mudah lepas atau terbuka.b. Lubang kancing harus diselesaikan dengan rapi.c. Baik ukuran maupun posisi kancing harus sesuai dengan lubangnya.d. Kancing pengencang/gesper harus tahan karat dan tepinya tidak tajam.e. Panjang ban pinggang/waistband harus cocok dengan ukuran pakaian/ lingkar pinggang.f. Beltloops/lidah pengencang pada ban pinggang harus dijahit dengan kuat dan diselesaikan dengan rapi.g. Lebar ban pinggang harus sama dan sejajar serta jarak setikannya harus sama.Hasil Evaluasi ProdukThe Executive Lebar ban pinggan sudah sesuai tetapi ukurannya tidak sama secara konsisten, mulai dari 3,5 sampai 4 cm. Pada ban pinggang terdapat sisa-sisa benang apalagi pada bagian dalam jahitannya tidak lurus. Agar nampak rapi sebaiknya jahitan berada pada bagian sambungan ban pinggang dan bahan utama. Salah satu beltloops tidak dijahit dengan kuat. Bila diteliti lebih dekat pada bagian tengah muka, letak ban pinggang dalam keadaan miring.Fame Kancing yang dipasang pada bagian depan bukan bersifat fungsional tetapi sebagai hiasan, sayangnya motif pada kancing bungkus tersebut tidak beraturan. Hasil jahitan benang pada kancing tidak rapi. Hasil jahitan pada garis pinggang dibagian dalam tidak lurus. Tidak terdapat ban pinggang tetapi potongan seperti yoke yang membentuk garis panel horizontal, jahitannya cukup rapi.

9. Retsleting (Zippers)a. Hanya retsleting yang berkualitas baik yang digunakan. b. Retsleting dijahit secara mendatar, benar-benar lurus dan kuat. c. Retsleting yang digunakan adalah bentuk close end yang bagian bawahnya terkunci oleh kawat.d. Untuk jahitan invisible retsleting tidak boleh terlihat dari luar.e. Tampilan di area retsleting rapi/halus tanpa celah, kerutan atau sobekan.Hasil Evaluasi ProdukThe Executive Retsleting yang digunakan adalah merk YKK. Jahitan pada retsleting cukup halus, lurus, kuat dan rapi tetapi pada bagian sambungan ban pinggang retsleting sedikit terlihat. Jahitan pada retsleting tidak terdapat kerutan, celah atau sobekan.Fame Retsleting yang digunakan adalah merk BEE (Hongkong) kualitasnya dibawah YKK. Retsleting agak kelihatan dari luar. Jahitan pada retsleting cukup baik lurus, halus, kuat, tidak berkerut ataupun sobek tetapi di bagian dalam tidak dijahit dengan rapi.

10. Pinggang (Waist)a. Karet pinggang harus memiliki kerenggangan yang cukup dan kembali pada bentuknya yang semula.b. Lipit/kerutan harus diatur secara merata.Hasil Evaluasi Produk Baik produk the Executive dan Fame tidak memiliki karet pinggang, tapi pada produk Fame terdapat lipit yang arahnya saling bertolak belakang pada bagian depan dengan jarak yang sesuai.

11. Bahan Pelapis (Underlying)a. Underlining, interfacing dan lining/furing diseleksi baik berat, tekstur, warna, jenis konstruksi dan finishing disesuaikan dengan bahan kain utama.b. Jumlah kebutuhan disesuaikan pada area yang membutuhkan. c. Kain pelapis (furing) harus lebih pendek 2 cm dari bahan utama.d. Lining tidak boleh terpelintir/terpuntir.e. Ukuran lining harus sesuai dengan dimensi bahan utamanya untuk memastikan kenyamanan dan kesesuaian dengan bentuk pakaiannya.f. Interfacing harus membentuk dan mengokohkan bentuk pakaian. g. Interfacing harus melekat dengan sempurna pada kain tidak mengkerut/menggelembung.h. Berat dan derajat kekakuan interfacing disesuaikan dengan jenis kain dan model pakaian.i. Semua bahan pelapis harus dipastikan tidak terlihat dari luar.Hasil Evaluasi ProdukThe Executive Letak penggunaan interfacing telah sesuai hanya pada beberapa area tertentu seperti ban pinggang dan belahan rok. Bahan interfacing (vliselin) yang digunakan untuk belahan rok sudah tepat tetapi untuk ban pinggang seharusnya menggunakan trubinais. Hasil fusing terlihat rapi, melekat secara merata dan tidak mengkerut. Jahitan pada belahan rok sangat rapi. Warna dan jenis furing sudah tepat dan panjang furing terpaut 3 cm dari bahan utama. Jarak lipatan pengganti kup di bagian depan berbeda 10 cm dan 11 cm. Ukuran lining sesuai dengan bahan utamanya sehingga rok cukup nyaman dikenakan. Sambungan furing dengan ban pinggang tidak mulus dan tidak rapi. Tidak terdapat satu pun bahan pelapis yang terlihat dari luar.Fame Letak dan penggunaan bahan interfacing sudah sesuai. Hasil pengepresan melekat dengan merata dan tidak mengkerut. Bahan dan warna furing cukup sesuai. Ukuran furing memiliki kelonggaran yang cukup tetapi tidak rapi, pada akhir jahitan bagian tengah belakang panjangnya tidak sama. Sambungan furing dan bagian ban pinggang pada tengah belakang tidak bertemu. Tampilan furing sangat tidak rapi, panjangnya hanya sekitar setengah dari panjang bahan utama. Penyelesaian belahan rok tidak rapi sangat berbeda dengan hasil jahitan the Executive.12. Penyelesaian (Finishing)a. Semua tepi bahan kain yang masih kelihatan harus diperkuat jahitannya.b. Ujung-ujung benang dihilangkan dan jahitan dirapikan.c. Pakaian harus dipress/disetrika dengan hati-hati dan rapi tanpa ada kilauan/berbekas, noda, regangan atau kekusutan.Hasil Evaluasi ProdukThe Executive Seluruh jahitan nampak kuat kecuali di area saku, beltloops dan keliman pada bahan utama (sisi kiri). Di beberapa bagian terlihat sisa benang yang tidak dirapikan. Tanda kampuh akibat disetrika nampak disepanjang area retsleting.Fame Seluruh jahitan cukup kuat dan sedikit sekali terlihat sisa benang pada bagian baik rok kecuali sisa serat kain yang terurai pada bagian sisi dan ujung benang pada belahan rok yang tidak sempat digunting. Penyelesaian kelim furing tidak rapi dan terdapat sisa-sisa benang.

13. Aplikasi/Hiasan (Appliques)1) Hiasan/bahan pelengkap sesuai/seimbang dengan warna, style, dan pilihan bahan yang digunakan sehingga benar-benar memberikan nilai tambah pada pakaian.2) Aplikasi/hiasan harus nampak rapi dan teratur.3) Aplikasi/Hiasan harus dilekatkan dengan kuat sehingga menempel sempurna.4) Kancing dan aksesoris sesuai dengan ukuran pakaian dan volume pakaian secara keseluruhan.Hasil Evaluasi Produk

The Executive Pada rok ini tidak terdapat aplikasi/hiasan.Fame Pada bagian tengah muka terdapat 4 buah kancing bungkus yang bahannya sama dengan bahan utama. Keempatnya dibuat sejajar terletak pada garis kup dengan posisi lubang kancing vertikal namun motifnya tidak beraturan. Meskipun dijahit dengan kuat tetapi penyelesaiannya tidak rapi.

14. Tampilan (Styling)a. Seluruh detail model harus sesuai pesanan/permintaan.Hasil Evaluasi Produk Kedua produk ini tentunya dibuat sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan kebutuhan segmentasi pasar.

15. Ukuran dan Label (Sizing and labels)a. Ukuran pakaian harus sesuai dengan daftar ukuran yang tepat.b. Petunjuk perawatan harus mengikuti aturan.c. Petunjuk pelebelan harus sesuai aturan.d. Posisi pita gantungan jaraknya harus tepat/sesuai panjang hanger.Hasil Evaluasi ProdukThe Executive Ukuran rok tidak sesuai dengan ukuran standar kategori small. Petunjuk pemeliharan pakaian dijahit bersama kampuh pada furing. Label produk serta jenis ukuran dijahit pada tengah belakang sebelah kanan. Tidak terdapat pita gantungan.Fame Ukuran rok sesuai ukuran standar kategori small. Tidak terdapat petunjuk pemeliharaan pakaian. Label produk dan jenis ukuran dijahit pada tengah belakang sebelah kanan. Tersedia pita gantungan pada kedua sisi rok bagian dalam.

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULANKualitas atau mutu produk busana merupakan kesesuaian antara produk busana berdasarkan standar maupun kemampuannya dalam memuaskan konsumen. Produk yang berkualitas adalah produk yang mampu memenuhi standar yang telah ditentukan dari berbagai aspek termasuk diantaranya persyaratan yang diajukan oleh konsumen. Bagaimana hasil yang berkualitas dapat diperoleh? Dengan cara mengutamakan pengawasan dan pengendalian mutu busana sesuai standar yang ditetapkan. Proses produk yang bermutu ditandai dengan pelaksanaan produksi yang senantiasa terstandar dan terkendali. Pengendalian kualitas ini amat dibutuhkan dalam menjaga kestabilan mutu hasil produksi juga bermanfaat sebagai salah satu usaha untuk menemukan faktor-faktor penyebab kurang lancarnya fungsi dalam suatu tahapan produksi.Demikian pula pada akhir proses produksi diperlukan suatu tindakan evaluasi produk sebagai final audit quality control yang diarahkan untuk melihat hasil produksi yang telah dicapai dalam hal ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, apakah produk perlu diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan produksinya.

DAFTAR RUJUKAN

Fitrihana, N. 2012. Pengendalian Mutu Busana. Sleman: PT. Intan Sejati Klaten

Hardisura, I., Pambudy, N., dan Yusuf, H. 2010. Kamus Mode Indonesia. Jakarta: Gramedia.

http://www.textileschool.com/articles/528/standard-apparel-construction-guidelines diakses Senin, 24 Maret 2014

http://www.extension.iastate.edu/4hfiles/statefair/EEHandbook/EvaluationT&C.pdf, diakses Senin 24 Maret 2014

http://garmenstudionline.blogspot.com/2013/01/prosedur-pengendalian-mutu-di-industri.html, diakses Senin 24 Maret 2014

Saldias, A. Quality Management System For Indonesian Garment Factory.

Soekarno, 2002. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta: Gramedia.

4